Alice adalah seorang gadis berumur 27 tahun. Dia baru saja mendapat musibah, ayah dan ibunya meninggal karena kecelakaan. Karena ia tidak mempunyai siapa-siapa, dan rumahnya di sita oleh bank karena hutang ayahnya, ia sekarang tinggal bersama sahabatnya, Anna.
Alice selama ini belum pernah bekerja, karena orang tuanya dulu tidak mengizinkannya bekerja. Padahal dulu waktu kuliah ia termasuk siswa berprestasi, jadi kalau ia melamar pekerjaan pasti akan mendapat pekerjaan yang bagus.
Alice berpikir kalau ia tidak bisa diam saa dirumah Anna, ia ingin bekerja dan tidak mau bergantung kepada Anna terus.
Alice sedang berada di dalam mobil. Ia berniat mencari pekerjaan.
Tiba-tiba mobilnya menabrak mobil di depannya. Ia memotret kerusakannya dan meminta maaf pada pemilik mobil dan menawarkan untuk menyelesaikannya secara kekeluargaan.
Alice mengetuk-ngetuk kaca mobil orang itu.
"Maaf, bisakah kita selesaikan secara pribadi?"
Orang itu membuka sedikit kaca mobilnya dan memberikan sebuah kartu nama.
"Kau tanggung semuanya, hubungi asistenku."kata pemilik mobil itu.
Belum juga Alice ngomong sesuatu orang itu sudah pergi duluan.
"Orang ini mau memerasku?."
***
Sampai rumah, Alice menunjukkan kerusakan mobil itu pada temannya, Anna. Anna melihat kalo itu mobil sangat mahal.
"Hmm mobil ini harganya sekitar 4M."
Huuufft
Alice menarik nafas panjang.
"Tidak apa-apa, kan ada asuransi."
"Asuransiku baru kadaluarsa."
"Kalau bangkrut karna rugi, aku akan membiayaimu."
Anna menenangkan. Ia akan membantunya.
Tapi justru itu yang membuat Alice merasa tidak nyaman.
"Kau baik sekali. Tau gitu aku menikah denganmu saja."
Anna tersenyum ke arah Alice.
"Baiklah kalau begitu aku kekamar dulu. Aku ingin menenangkan diri."
Alice bangkit dan beralih ke kamarnya.
Anna lalu mengirimkan resume Alice ke beberapa temannya tapi tidak ada yang mau menerima Alice yang belum pernah bekerja selama 7 tahun.
***
Paginya Alice meminta tumpangan pada Anna.
"Anna, tunggu sebentar. Aku numpang ya."
Melihat penampilan Alice membuat Anna berpikir kalo dia akan melakukan wawancara.
"Apa ada interview?"
"Hmm, aku sudah mengirim 200 CV. Tapi satu panggilan pun tak ada."
"Tapi kenapa pakaianmu formal sekali?."
"Aku harus bersiaga tiap saat. Mana tau ada panggilan langsung meluncur kesana."
"Semangat yang tinggi! Jadi sebenarnya kamu mau kemana?"
"Bahas ganti rugi😌."
Tapi kemudian Anna merasa sedih melihat Alice yang bahkan bajunya tidak disetrika.
"Bajumu terlalu kusut, kenapa tidak disetrika?"
"Kemarin sudah kemalaman, aku tidak menemukan setrika. Aku tidak enak membangunkanmu. Jadi..."
Belum selesai bicara, Anna langsung memotong ucapan Alice.
"Sok sungkan. Yasudah ayo kita berangkat."
"Terimakasih."
Akhirnya Anna bersedia memberinya tumpangan.
****
Alice sampai di kantor yang tertulis dalam kartu nama dan mencari asisten Mark.
"Halo, Apakah penerima tamu ada orang?" Tanya Alice pada salah satu karyawan yg ternyata penerima tamu disana.
"Apa aku bukan orang? Cari siapa?" jawab karyawan itu sambil memberikan kartu identitasnya.
"Oh ternyata anda penerima tamunya. Aku mencari asisten Mark."
"Kau Alice Nelson?" tanya salah satu pegawai lainnya yg tak lain adalah asisten Mark.
Alice mengangguk menandakan kalau ia adalah Alice Nelson.
"Tunggu sebentar ya. Aku sedang menemani bos interview."
"Baik, tidak masalah."
Ternyata di sana juga sedang ada wawancara.
***
Anehnya semua orang nampak keberatan setelah keluar dari wawancara.
"Haha gaji tinggi? Kerja 24 jam?" ucap salah satu pelamar kesal.
"Aku lulusan S2, malah menyuruh jadi pembantu." ucap pelamar lainnya tidak terima.
Alice sangat heran melihat tingkah semua orang. Dan kemudian Alice pergi ke toilet dan mencari tahu tentang wawancara itu.
Disana ia bertemu dengan salah satu pelamar wanita yang baru saja melakukan wawancara.
"Permisi. Kalau boleh tau, perusahaan ini sedang mencari posisi apa ya? Kenapa seperti kontes kecantikan?"
"Bos ingin mencari asisten yang siaga 24 jam. Bisa mengurus rumah dan pekerjaan kantor." jawab wanita itu dengan raut wajah yg masih kesal.
"Bukankah itu cukup baik? Kenapa semua menangis lari keluar?"
"Kau tidak punya kehidupan pribadi? Kau tidak punya pacar? 24 jam didedikasikan untuk dia seorang saja."
Ternyata bos sedang mencari asisten pribadi yang bisa bekerja 24 jam dalam 7 hari. Semua pelamar menolak karena kalo mereka menerima artinya mereka nggak akan punya kehidupan pribadi.
"Tapi bukankah kau tadi sangat menginginkan pekerjaan itu?"
"Harapanku bukan jadi asisten. Coba kau pikir, bos sangat ganteng dan kaya. Jika bisa mendapatkannya, bukankah sangat menguntungkan?"
Setelah bicara seperti itu, wanita itu langsung pergi meninggalkan Alice.
Bos hanya mencari seorang pembantu, tapi dia malah ingin menjadi nyonya bos. Huh ternyata orang yang aku tabrak kemaren adalah bos di perusahaan ini.
Gumam Alice.
***
*Di ruangan bos*
"Hari ini masih ada yang wawancara?" tanya Darwin pada asistennya.
Belum sempat asistennya menjawab, tiba-tiba suara Alice terdengar dari balik pintu.
"Ada satu lagi!"
Karena semua pelamar sudah tidak ada lagi. Alice akhirnya Ikut mengajukan lamarannya.
Darwin terkejut melihat Alice. Dia heran kenapa ada dia di kantornya. Asisten Mark kemudian memberitahu kalo Alice adalah orang yang akan bernegoisasi mengenai mobil.
"Maaf bos, aku mengundangnya kesini untuk membahas ganti rugi. Aku akan membawanya keluar bos."
"Tolong beri aku kesempatan."
Asisten Mark kemudian hendak menariknya keluar tapi Darwin melarang.
Alice memberikan resumenya pada Darwin.
Dan mereka langsung memulai interview.
"Siapa namamu?"
"Namaku Alice Nelson."
"27 tahun. Tidak pernah bekerja. Kenapa melamar jadi asisten?"
"Asisten pribadi itu khusus melayani bos. Selain pekerjaan sekretaris, juga mendedikasikan diri untuk anda. Pengalaman berkeluarga membuatku berdedikasi juga sangat teliti dan sabar."
"Ingatan yang bagus. Kamu bisa menghadapi interview dadakan ini dengan mencari panduan asisten di internet, isinya satu katapun tak kurang." puji Darwin sambil melihat artikel panduan asisten di handphonenya.
"Aku hargai kehebatanmu, tapi asisten yang aku mau bukan hanya bisa hafal buku panduan. Terimakasih Nona Alice."
Darwin memutuskan tidak bisa menerima Alice. Apalagi alasannya kalo bukan karena Alice belum pernah bekerja sebelumnya. Dan menjadi asisten pribadinya tidak semudah itu.
Darwin bangkit dan hendak pergi.
Alice ikut bangkit. Ia masih mau bicara tapi malah ditabrak sama Darwin sampai terjatuh.
Bruukk
Alice terjatuh dan merasakan sakit.
Darwin kemudian mendekat ke Alice.
"Ada apa? Aku sudah menabrakmu." kata Darwin sambil tersenyum sangat manis.
Dan kemudian melanjutkan perkataannya.
"Hmm kepalamu yang keras atau dadaku yang keras?"
"Kepalaku."
"Seharusnya kau bilang apa?"
"Maaf."
"Keluarlah."
Darwin menyuruhnya untuk pergi. Ia lalu jalan mau keluar.
"Direktur Hall."
Alice ikut bangkit. Dan kemudian ia menyinggung tentang kerusakan mobil Darwin.
"Direktur. Aku menabrak mobil anda. Dan setelah sampai rumah aku baru sadar kalau asuransiku sudah kadaluarsa. Aku sudah bertanya. ahlinya. Mereka bilang biaya perbaikan mobilnya 1M. Aku tidak mempunyai apa-apa. Aku tidak mempunyai uang sebanyak itu untuk ganti rugi. Jadi, aku ingin anda menerimaku bekerja disini. Aku akan berusaha menjadi asisten yang kompeten. Karena aku sangat butuh pekerjaan ini, aku pasti akan berusaha keras. Lagi pula aku bisa bekerja sambil membayar hutang. Ini situasi yang saling menguntungkan."
Tetapi mendengar itu, Darwin tidak sependapat dengan perkataan Alice.
"Saling menguntungkan? Itu dari sudut pandangmu. Bagiku, ini namanya beramal. Maaf, ceritamu kurang menyedihkan sama sekali tidak menyentuh hati. Sekarang kau mau menjadi asisten, sungguh tidak pantas. Dan saranku, jika ingin melamar, gunakanlah pakaian yang rapi."
Darwin kemudian beranjak pergi meninggalkan Alice.
Alice terdiam. Ia merasa sangat sedih dengan perkataan Darwin tadi.
***
Alice tidak menyerah. Ia setiap selalu datang ke perusahaab sampai hal itu membuat Darwin merasa nggak nyaman.
"Selamat pagi direktur."
Darwin tidak menghiraukan Alice.
"Kenapa dia ada disini?" Darwin bertanya pada resepsionis.
Resepsionis itu hanya mengangkat bahunya pertanda tidak tahu.
***
Sampai akhirnya Darwin mengeluhkannya pada asisten Mark.
"Dia mau apa? Dia masih tidak pergi juga?"
"Satpam sudah menahannya tapi dia tetap ada cara untuk masuk. Dia juga tidak mengganggu, diam didepan pintu saja."
"Suruh dia masuk."
"Direktur Hall."
Belum juga asisten Mark memanggil, Alice sudah keburu masuk duluan.
"Anda memanggilku?"
"Nona Alice Nelson. Aku kagum dengan kegigihanmu, tapi kau tidak cocok jadi asisten. Kau tidak taruh CV di tempat lain, kenapa harus disini terus?"
"Setelah sekian lama aku melamar di tempat lain, ini satu-satunya kesempatanku wawancara."
Darwin merasa kasihan pada Alice.
"Soal kejadian mewawancaraimu kemarin, aku minta maaf. Aku seharusnya tidak memberimu harapan."
"Aku tahu anda risih. Tapi ini satu-satunya kesempatanku. Lagi pula, aku disini sudah beberapa hari. Aku lihat hasil wawancara anda juga tidak baik. Bagaimana jika mencoba aku saja. Jika tidak cocok, tidak apa-apa."
Darwin beranjak dan berdiri tepat di depan Alice.
"Aku may asisten pribadi, lulusan S2, inggris profesional level 8, bisa masak dan beres-beres, pernah mendapatkan pelatihan profesional, siap siaga 24 jam, tidak ada waktu pribadi, kebutuhan pribadi, aku punya banyak kebiasaan yang khusus. Bukan karena akhirnya memakai jas yang rapi, jadi kompeten. Kau juga melihatnya. Aku sudah mewawancarai ratusan orang, semua orang lebih baik darimu."
"Tapi ratusan orang ini juga tidak memberimu kesempatan uji coba gratis. Tapi aku bisa. Direktur, silahkan beri aku tugas."
Alice menawarkan untuk melakukan uji coba gratis.
Sontak itu membuat Darwin kesal.
"Kau bersihkan seluruh ruangan, kamar mandi juga."
Alice tidak keberatan dengan itu.
"Baik. Akan aku kerjakan sekarang."
Alice langsung bergegas membersihkan semua ruangan.
Tapi dimanapun Darwin berada selalu saja ada Alice. Bahkan di toilet pria pun dia bertemu dengan Alice.
Dan itu membuat Darwin sangat kesal.
***
Ibu dari Darwin bersama pasukannya datang ke kantor.
"Presdir Sara."
Semua pegawai menyapa dengan menundukan kepalanya.
***
Darwin kembali ke ruangannya dan mendapati Alice sedang membersihkan kaca.
"Kenapa kau lagi? Selalu disekitarku."
"Direktur, aku tahu anda tidak ingin melihatku. Aku tidak sengaja. Aku pikir setelah anda pulang, baru bersih-bersih."
"Nona Alice, aku tidak tahu apa yang akan kau lakukan lagi nanti. Aku mau kau bersihkan semua, karena ingin kau mundur. Aku tidak mau berhubungan denganmu."
Darwin tidak menyangka kalo ternyata Alice sangat keras kepala.
Alice terdiam. Ia lalu mengungkit tentang biaya ganti rugi mobil
"Bagaimana tidak berhubungan? Kita ada hubungan uang, 4 M. Ini hubungannya."
Lalu, tiba-tiba ibunya Darwin masuk.
"Kenapa jam pulang kerja malah disini? Kenapa kau terus tidak mengangkat telepon?."
"Aku tidak dengar."
"Kenapa tidak menelpon balik?"
"Ponselnya habis baterai"
"Apa yang kamu pegang itu mainan? Bukan ponsel?"
Darwin terdiam.
Alice lalu mendekat dan memberitahu Darwin kalo dia ada acara jamuan saat ini dan memintanya untuk segera pergi.
"Direktur, anda masih ada makan malam bisnis. Jangan lupa, sudah mau terlambat." ujarnya.
Darwin mengiyakan.
Ibunya Darwin malah jadi memarahi Alice.
"Kita ibu dan anak sedang bicara apa ada giliranmu berbicara?"
"Maaf, Presdir Sara. Sebagai asisten direktur Darwin, aku menjalankan tugasku."
Sara hanya tersenyum. Ia tahu kalo Darwin menolak mempekerjakannya.
"Asisten? Asisten yang berhubungan dengan uang. Nona, aku tadi mendengar kalau dia tidak mau berhubungan denganmu dan juga tidak berencana mempekerjakanmu. Jadi kau asisten bagian apa?"
Alice membantahnya.
"Presdir Sara. Tadi itu tes yang di beri direktur Darwin."
Darwin kemudian membenarkan.
"Benar, dari 1/2 menit yang lalu aku memutuskan untuk memperkerjakannya. Tadi itu hanya sebuah tes. Aku sangat puas."
Ibunya tidak percaya dengan apa yang Darwin katakan.
"Kau bisa marah dengan cara lain. Jangan jadikan pekerjaan jadi mainan. Kau yakin mau dia jadi asistenmu?"
"Iya. Aku sudah wawancara dengan ratusan orang, aku memutuskan dia resmi jadi asistenku. Seharusnya adalah asisten pribadi yang sangat pribadi, yang sangat intim."
Sara sangat marah mendengar itu.
"Sembarangan!"
"Kami mau mengejar makan malam, kami pergi dulu."
Darwin mengaku sedang buru-buru. Ia lalu ngajak Alice untuk segera keluar.
***
Di luar, Alice menanyakan apa Darwin benar-benar akan mempekerjakannya.
"Direktur Hall. Aku.. Beneran jadi asistenmu? Direktur Hall."
Darwin sangat kesal pada Alice karena ia terus berbicara.
"Kau menyebalkan. Antar aku pulang."
Darwin melempar kunci mobilnya dan minta diantar pulang.
Alice sangat senang akhirnya ia mendapat pekerjaan juga.
***
Saat sampai dirumah, Alice menceritakan semuanya pada Anna. Namun Anna tidak setuju dengan pekerjaan yang Alice ambil.
"Aku tidak setuju. Penerima tamu saja aku tidak rela, kau malah... Mau menjadi pembantu orang kaya."
"Bukan pembantu, ini namanya asisten pribadi. Bisa dibilang asisten khusus, yang tiap hari jadi topik panas seperti sinetron-sinetron di televisi itu."
Alice menekankan kalo dia bukan jadi lembantu tapi asisten pribadi.
"Aku ingatkan padamu apa saja yang akan menjadi tugasmu yang nggak cuman berada di kantor tapi juga di rumah. Memasak dan mencuci untuknya nggak beda dengan jadi pelayan. Sampai harus tinggal bersama. Aku khawatir kamu akan jatuh dalam perangkap bosmu yang kabarnya dekat dengan banyak wanita."
"Tunggu."
Alice bangkit dan menunjukkan kartu nama Darwin Hall.
"Lihat ini." Alice mengulurkan kartu nama itu.
Anna mengambil kartu nama itu dan membacanya.
"Pfffftt. Baru kali ini aku lihat jabatan di kartu nama penerima tamu. Hahaha."
"Lihat baik-baik."
"Hmm Boleh juga. Sekali tabrak, mendapatkan berlian. Jika tidak salah tebak Darwin Hall ini anak dari Presdir Sara yang baru pulang dua tahun lalu."
"Benar. Umurnya 23 tahun, parasnya mirip aktor. Disisinya banyak wanita cantik dan pria tampan. Abaikan dulu dia seorang pria. Kau pikir dia bisa menyukaiku?"
"Ck lihatlah dirimu. Di hatiku... Kau wanita paling cantik."
Alice tersipu malu.
"Tapi mungkin benar, bosmu ini tidak memandangmu, bunga kecil. Tapi kurasa, dia cukup rendah hati. Tidak jadi putra mahkota yang baik, malah ke perusahaan kecil jadi direktur umum."
Alice duduk mendekat pada dan memberitahu alasannya menerima pekerjaan itu.
"Anna. Kita jangan gosipin bos lagi. Aku tahu kau mengkhawatirkanku, bunga kecil ini. Tapi aku tidak mungkin mengandalkanmu seumur hidup. Gaji yang dia berikan cukup besar. Aku sekarang ingin mandiri, dengan begini... Aku pasti akan cepat melupakan Harry."
"Baiklah. Tapi kita sudah sepakat, kalau merasa dirugikan, jangan dipaksakan."
Alice mengangguk setuju.
Paginya Alice datang ke rumah Darwin bersama asisten Mark dan diberitahu apa saja yang harus ia lakukan tiap harinya.
"Wah luas sekali rumahnya. Tidak seperti tempat tinggal manusia." Anna merasa sangat kagum.
"Direktur suka kebersihan. Kamarnya dibersihkan sekali sehari dia tidak tahan bau disinfektan. Jadi setelah itu harus pakai pewangi mawar, menetralkan baunya. Di atas meja tidak boleh ada barang. Disini, selain kalian berdua tak boleh ada benda hidup." Jelas asisten Mark.
"Bunga rumput termasuk benda hidup?"
"Termasuk. Dan sarapan tidak ada permintaan khusus, tapi susu harus susu skim dari peternakan South Otago, Selandia Baru." timpal Mark.
"Ah baik baik."
"Tiap hari jam 10 tiba di kantor. Kau jam 7 bangun, jam 8 siapkan sarapan, jam 9 berangkat. Pesanku semua sudah di catat?"
"Iya sudah."
"Jas harus cuci kering. Baju di cuci dengan mesin cuci dan di sterilisasi. Merek sabun cuci dan pelembut jangan sampai salah, harus beli merek yang sama. Dia tidak suka wangi yang keras."
Kemudian asisten Mark juga memberikan sebuah ponsel.
"Dirumah ini sebaiknya kau tidak terlihat. Jika ada perlu, dia akan memanggilmu. Ingatlah, jangan jalan didepannya."
"Baik."
"Terakhir yang paling penting, malam hari, lampu di semua area tidak boleh mati. Baterai cadangan harus sering diperiksa, jaga-jaga bila mati lampu."
"Wah orang kaya tak takut boros, lampu tak dimatikan."
***
Alice yang sedang membersihkan lantai segera bersembunyi saat Darwin pulang.
Dan ia lalu membersihkan tempat lain.
****
Darwin tiba-tiba keluar dengan pakai handuk doang tepat di depan mata Alice.
Alice sontak terkejut.
Berisik sekali." keluh Darwin.
Alice meminta maaf dan memejamkan matanya.
Darwin kemudian langsung masuk kembali ke kamarnya.
***
Paginya Alice menyiapkan sarapan Darwin. Ia melihat kalo Darwin menikmati makanannya.
*mudah ditipu. Semua beres dengan pesanan.
Gumam Alice dengan ekspresi wajah licik.
Makanan itu bukan Alice sendiri yang memasaknya. Ia membelinya.
Habis sarapan mereka lalu berangkat ke kantor.
Saat di mobil, Alice tidak bisa mengontrol rasa groginya. Hingga saat menyetir jadi tidak terkendali, dan membuat Darwin terbentur bangku depan sampai beberapa kali.
"Ma... Maaf." ujar Alice.
Darwin hanya terdiam menahan sakit.
***
Darwin sampai harus mengompres dahinya sesampainya di kantor. Ia menatap kesal pada Alice.
Alice datang membawakan kopi untuk Darwin. Tapi tiba-tiba asisten Mark datang terburu-buru dan meminta maaf mengenai kopinya...
"Maaf Direktur. Aku belum memberitahu Alice tentang kebiasaanmu minum kopi. Aku tukar..."
Tapi Darwin keburu meminumnya dan tidak ada masalah pada kopinya. Ia lalu menyuruh keduanya untuk keluar.
Darwin kembali mencium aroma kopinya. Ia menyukainya dan meminumnya lagi.
"Aneh, kenapa dia bisa tahu."
***
Saat di luar, asisten Mark dan seorang karyawan wanita merasa heran karena Alice bisa tahu selera bos mereka.
"Kak Alice, Asisten mark yang memberimu tips?" Tanya seorang karyawan wanita.
Lalu tiba-tiba Mark menyahut.
"Loh bukannya kamu yang memberikan tipsnya?" tanya Mark pada karyawan wanita itu.
"Hah aku? aku tidak sebaik itu." Jawabnya.
"Tips apa?" tanya Alice kebingungan.
"Pembunuh kopi." jawab karyawan wanita.
"Kau orang baru pertama yang buat kopi, tanpa dimarahi bos." ungkap Mark.
"Benarkah?"
Alice tersenyum lega dan langsung beranjak dari tempat duduknya.
"Berhasil." gumamnya.
***
Hari ini Darwin benar-benar membuat Alice sibuk. Ia terus memanggilnya dan mengharuskannya untuk sampai dalam waktu 5 detik.
"Masuk." perintah Darwin.
Alice berlari menuju ruangan Darwin.
"Ada apa bos?" Tanya Alice dengan nafas yang terengah-engah.
"Tolong fotokopi ini tiga lembar, bolak balik. Satu kirim ke perusahaan utama. Selain itu, nota ini reimburse ke perusahaan, siapkan juga hadiah pernikahan bos Roy Marteen. Terakhir, bawa pulang jasku yang sudah di cuci." perintah Darwin sambil mengulurkan berkas yang akan di fotokopi.
Ia memberinya banyak tugas dan Alice bisa menyelesaikan semuanya dengan sangat baik.
Alice bersantai sejenak karena tugasnya sudah selesai.
Tapi tiba-tiba Darwin datang.
"Kerjaan sudah selesai? Sudah mulai bermalasan." tegur Darwin.
Alice sontak kaget dan langsung berdiri.
"Direktur, semua yang diperintahkan sudah selesai. Anda boleh meminta asisten Mark untuk mengecek." ujar Alice.
***
*Diruangan Darwin*
Darwin dan Mark membicarakan Alice.
"Kau yakin dia tidak berpengalaman?" tanya Darwin.
"Di CV tertulis seperti itu, dia sama sekali tidak punya pengalaman." jawab Mark yakin.
"Aku tidak ada alasan untuk pecat dia." ungkap Darwin.
Darwin sebenarnya sedang mencari cara untuk memecat Alice, tetapi dia tidak mempunyai alasan.
"Bos, yang kau cari itu asisten. Jika dia berhasil, bukannya bagus?"
"Aku tak suka dia. Dia jelek." jelasnya.
"Rachel cantik. Mau Rachel saja yang jadi asisten?" Saran Mark.
Rachel adalah salah satu karyawan cantik di perusahaannya.
"Tidak mau."
***
Setelah melihat hasil kerja Alice yang cukup memuaskan, Darwin pun akhirnya memutuskan untuk mempekerjakan Alice.
Darwin kemudian menyuruh Mark menyiapkan kontrak untuk Alice.
Setelah itu, Mark menemui Alice untuk tanda tangan kontrak.
"Pekerjaan ini butuh siaga 7x24 jam. Kau tidak punya kekasihkan?"
"Kenapa ada perjanjian aneh begini?"
"Karena jabatan asisten ini khusus."
"Apa harus tanda tangan?"
Mark mengangguk mengiyakan.
"Kau pertimbangkan lagi." saran Mark dab kemudian pergi meninggalkan Alice.
Alice sebenarnya ragu menandatangani kontrak itu. Dia masih belum bisa melupakan mantan kekasihnya dan berharap kembali kepadanya. Tetapi apakah mungkin dia bisa kembali bersamanya kalau tidak ada waktu untuk menemuinya?.
Alice menatap foto mantan kekasihnya di ponselnya. Ia meminta maaf dan lalu menghapus wallpapernya.
***
Alice mengajak Anna untuk makan siang bersama. Mereka bertemu di sebuah cafe.
"Aku tak habis pikir siang ini bisa makan denganmu. Memangnya asisten seperti kau tak perlu temani dia makan siang?" tanya Anna penasaran.
"Tiap siang harus dua jam tanpa diganggu." jawab Alice.
Anna tertawa mendengarnya.
"Semuda itu sudah ada kebiasaan tidur siang."
Dan saat makanannya datang, Alice mendapat pesan dari Mark.
*malam ini bos mengadakan pesta. Kau cepat persiapkan dulu.
Alice mendadak harus pergi. Alice harus segera pulang untuk mempersiapkan pesta Darwin nanti malam.
"Anna, aku pergi dulu."
"Kenapa pergi?"
"Bos tiba-tiba mau mengadakan pesta di rumah, aku harus menyiapkannya. Aku pergi dulu ya. Daaa"
Alice terlihat terburu-buru sekali.
***
*malamnya harinya*
Mark memberitahu nama setiap orang yang datang.
"Itu siapa namanya?" tanya Alice.
"Itu Direktur R&D, Michael. Di bidang siaran langsung fashion cukup terkenal." jawab Mark.
"Apakah dia pria?" tanya Alice.
Michael terlihat gemulai sekali seperti layaknya seorang wanita. Dah itu membuat Alice penasaran apakah dia benar-benar pria atau bukan.
Michael duduk satu meja dengan Darwin. Kemudian Alice datang dan menuangkan minuman untuk Michael.
"Kenapa tidak ada pelayan cantik dan tampan? Dimana yang waktu itu hanya pakai pakaian dalam?" Michael bertanya pada Darwin.
Saat melihat Alice, Michael tidak suka dengan penampilannya dan langsung mengkritik.
"Apa hari ini sedang bermain cosplay wanita. Nona ini pasti sedang cosplay menjadi wanita desa. Hmm aku lebih suka cosplay wanita yang kemarin" ujarnya sambil tertawa.
Alice menatap Michael sambil menghela nafas. Tetapi Michael malah tersinggung.
"Kenapa melihatku? Michael tidak senang." ungkapnya.
Ia merasa kalau Alice sedang melototinya.
"Maafkan saya, pak!"
Michael langsung bangkit dan marah karena dipanggil pak. Dia mengadukannya ke Darwin.
"Kau panggil aku apa?!!" Michael berteriak tidak terima.
Sontak semua mata langsung tertuju pada mereka.
"Kau panggil aku, Bapak?! No! Aku Michael. Aku Michael."
Darwin sontak tertawa mendengarnya.
"Darwin. Pelayanmu sangat tidak sopan."
Darwin berdiri dan menjelaskan siapa Alice.
"Dia bukan pelayan, dia asistenku." ungkap Darwin.
Michael tercengang tidak percaya.
"Oh, jadi ini asisten pribadimu? Yang lengket 24 jam itu?"
"Benar."
Michael mendekat pada Darwin dan berbisik.
"Aku sangat iri padamu. Bukankah sebagai asisten sangat nurut padamu?"
Darwin geli mendengarnya.
"Punya gagasan buruk apa?"
Michael melirik Mark. Dan Mark langsung paham apa yang di inginkan Michael.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!