NovelToon NovelToon

PUTRI MAHKOTA SHUWAN LIAN SANG JENIUS

Bab 1 Kematian dan kelahiran

Di sebuah kekaisaran Dawei, Hari ini terjadi hujan badai. Hujan yang sangat deras hingga membuat semua orang ketakutan, hujan yang di sertai angin dan juga badai petir.

Bukan hanya di kekaisaran Dawei tapi di seluruh kekaisaran dan kerajaan lain, semua mengalami hal yang sama.

Semua orang masuk kedalam rumah mereka masing masing, tidak ada yang berani untuk keluar rumah.

Petir saling bersautan dimana mana, angin berputar, tapi anehnya tidak ada rumah atau tempat yang rusak akibat hujan badai itu,

Angin seakan hanya numpang lewat saja tanpa menyentuh apapun.

Sedangkan di istana, permaisuri yang sedang hamil merasakan sakit di perutnya. Kehamilannya yang sudah memasuki usia kelahiran membuat permaisuri sudah merasakan akan kelahiran buah hatinya.

"Yang mulia.... Berjanjilah padaku, jika terjadi sesuatu padaku tolong jagalah anak kita. Jangan pernah sekalipun yang mulia menyalahkan dirinya, karena aku pergi bukan karenanya, tapi karena penyakin yang aku derita daei aku masih muda. Tolong jagalah dia karena itu adalah permintaan ku yang terakhir, berikan lah kasih sayang yang berlimpah padanya, tolong hargai pengorbananku" ujar permaisuri sembari menangis tergugu

Kaisar pun tidak dapat menahan kesedihannya, ia ikut menangis, permaisuri Jian adalah permaisuri terbaik, wanita yang sangat di cintai kaisar.

Kaisar tidak pernah mau mengambil selir apapun yang terjadi karena itu adalah janji hidupnya saat menikahi permaisuri Jian.

"Istriku jangan bicara seperti itu, kau pasti baik baik saja, kita akan membesarkan anak anak kita bersama" jawab kaisar dengan tangis nya

Permaisuri Jian menggelengkan kepalanya pelan, " Tidak yang mulia, aku sudah tidak bisa menemani yang mulia lagi. Aku merasa sebentar lagi aku akan pergi, jadi berjanjilah padaku suamiku, jagalah dan berikan kasih sayang dan cinta untuk anak kita kelak. Jangan biarkan siapapun menyalahkan dirinya atas kepergian ku. Aku mohon hiks.... Hiks... Hiks...." jelas permaisuri dengan permohonan

Dengan berat Kaisar pun mengangguk, bukan terpaksa menepati janji tapi ia terpaksa merelakan wanita yang saat di cintainya untuk pergi selamanya.

Permaisuri tersenyum dan mengucapkan terima kasih, ia pun mulai merasakan sakit dan tabib istana pun datang untuk membantu persalinan itu.

Kaisar yang biasanya dingin dan tegas hari ini sangat terpuruk dan rapuh, ia sangat terpukul dengan keadaan ini.

Ia menangis tergugu di sebelah sang Kasim, sembari menunggu kelahiran sang anak.

Tidak lama terdengar tangisan bayi disana, kaisar langsung berdiri menunggu tabib yang membantu permaisuri keluar.

Bersamaan tangisan bayi itu terdengar, di luar hujan yang tadinya lebat dan angin yang kencang disertai petir tiba tiba berhenti seketika.

Langit yang tadinya gelap tiba tiba menjadi terang dan bulan bersinar terang.

Semua penduduk sangat heran dengan fenomena ini, semua orang menyaksikan. Dan tidak lama terdengar pemberi tahuan jika permaisuri telah melahirkan.

Sedangkan di istana, tabib akhirnya keluar dengan mata sembab dan juga berlinang air mata.

Melihat itu kaisar mengerti Lalu masuk kesana, disana kaisar dapat melihat wajah pucat permaisuri yang masih bisa memberikan senyuman yang cantik untuk kaisar.

"Yang mulia.... Anak kita seorang putri yang sangat cantik, tolong Jaga dia dan sayangi dia, aku sangat menyayangi putri kita, kelak dia akan menjadi seseorang yang luar biasa yang dapat membuatmu bangga" ujar permaisuri pelan.

"Yang mulia terima kasih atas kesetiaan dan cinta yang engkau berikan. Maafkan aku tidak bisa mendampingi yang mulia lagi hiks hiks hiks..... Aku adalah wanita paling bahagia mendapatkan suami seperti Nyang mulia, terima kasih dan maafkan aku yang harus meninggalkan yang mulia dan tidak bisa menemani yang mulia kedepanya kedepanya. atapi suamiku tenang saja karena putri kita yang akan selalu ada di samping anda yang mulia. Tolong beri nama dia Shuwan Lian" ujar permaisuri Jian lalu perlahan ia pergi dengan senyum di wajahnya.

Kaisar menangis disana, ia memeluk permaisuri erat. Semua yang ada disana menangis memberikan penghormatan terakhir pada permaisuri Jian, Tapi tiba tiba terdengar jeritan dayang dari dayang pribadi permaisuri yang dari tadi menggendong putri.

"Yang mulia.... Putri.... Putri tu Idak bernafas...." Seru dayang Ye sembari menangis.

Kaisar yang mendengar itu meletakkan tubuh permaisuri secara perlahan lalu menggendong putrinya.

"Putri... Bangun nak, kau baru saja melihat dunia, jangan menyerah, jangan buat pengorbanan ibundamu sia sia sayang. Ayo bangun putri ayah yakin kau adalah putri yang sangat kuat" seru kaisar menciumi sang putri dengan air mata yang tidak dapat ia cegah.

Semua orang berlutut dengan sedih, mereka tidak sangat terpukul dengan semua yang terjadi.

Sementara di belahan dunia lain, baru saja terjadi kecelakaan tunggal, seorang gadis yang baru saja pulang dari rumah sakit mengalami kecelakaan yang di karena kan rem blong.

Mobil Gadis itu seguling di jalan yang membuat tubuh gadis di dalamnya terlempar keluar melalui jendela depan.

Tubuh gadis itu merasakan sakit dan matanya juga kabur, tapi samar iya bisa melihat sahabatnya berdiri disana dengan tersenyum miring.

"Selamat tinggal sahabatku Lina, semoga kau masuk neraka. Aku membencimu" ujar sahabat dari gadis yang bernama Lina itu.

Tiba tiba tubuh Lina merasakan seperti tersedot sangat kencang, cahaya putih mengelilingi tubuhnya dan hilang kesadaran itu.

Semua orang datang untuk menolongnya, Lina akhirnya di nyatakan meninggal dunia di tempat.

Kembali ke dunia lain tepatnya di kekaisaran Dawei.

Kaisar Shuo yang dari tadi mencoba membangunkan sang putri sudah hampir putus asa, tabib sudah memeriksa keadaan sang putri tapi sang putri benar benar sudah tiada.

Kaisar mengambilnya kembali lalu menggendong dan memeluknya dengan kasih sayang.

"Nak bangunlah, jangan sia siakan perjuangan ibumu dan jangan tinggalkan ayah. Ayah membutuhkanmu, Ayah berjanji akan selalu menyayangimu dan membesarkan mu dengan baik" tangis kaisar.

Dan tiba tiba terdengar suara tangisan bayi begitu kuat......

"Engeeehh.... Ooekkkk..... Ooekkkk....." Tangisan bayi terdengar

Semua yang ada disana pun terkejut, begitu juga Kaisar,

" Putriku..... Kamu bangun.... Sayang terima kasih, terima kasih sudah bangun. Ayah berjanji akan merawatmu dan menyayangi mu sayang" ujar kaisar sembari menangis.

Sedangkan bayi tersebut tiba tiba diam,

"Eh..... Itu suaraku, coba lagi mungkin aku salah" ujar hati bayi itu

"Ooeeekkk..... " Tangis sang bayi sebentar.

"Sayang jangan menangis, ada ayah.... Ayah akan menjagamu" ujar kaisar lalu menciumi sang putri

Setelah itu kaisar membuat perintah, "kasim Yu, umumkan pada semua atas wafatnya permaisuri dan lakukan upacaranya. Makamkan permaisuri di tanah istana tidak jauh dari kediamanku" titah kaisar

"Baik yang mulia, kami laksanakan" seru Kasim Yu sembari menghapus air matanya, Kasim Yu adalah saksi pertemuan dan kisah cinta kaisar dan permaisuri. Jadi bukan hanya kaisar yang merasa kehilangan sosok permaisuri yang luar biasa itu.

Semua masyarakat yang mengetahui wafatnya permaisuri pun ikut berduka.

Bersambung

Bab 2 Komunikasi pertama

Sedangkan sang bayi masih dalam keadaan shock.

"Ini sebenarnya apa.... Aku kenapa jadi bayi, dan ni negara mana aku ini. Tapi tunggu...... apa aku.....aku bertransmigrasi, tapi bagaimana bisa lalu kenapa ke bayi, aku takut bagaimana jika aku di susui nanti ya ampun tolong jangan ada satupun yang menyusuiku aku tidak mau"

"Aduh.... Kenapa aku mengantuk sekali, tunggu dulu jangan tidur , ini belum selesai aku belum dapat jawaban " keluh sang bayi tapi akhirnya ia tertidur.

Dalam tidurnya sang bayi yang bernama Shuwan Lian, bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik dengan menggendong seorang bayi di tangannya.

"Terima kasih sudah datang.... Tolong tetaplah di sisi suamiku, anggap dia sebagai ayahmu. Aku tau kau bukan dari dunia ini tapi tolong bantu aku. Aku pikir disaat aku pergi ada putriku yang menemani suamiku tapi ternyata dia juga tidak bisa bertahan. Kau memang di takdirkan untuk datang dan menjalani hidup Disini, Lina jadilah putriku dampingi ayah mu, tumbuhlah besar jadilah wanita yang kuat dan bijak sana. Sekali lagi terima kasih sayang " ujar wanita itu yang ternyata permaisuri Jian.

Setelah berbicara ia pun pergi bersama sang putri, sedangkan Shuwan Lian atau Lina saat ini termenung.

Karena belum sempat ia bertanya apapun wanita yang menjadi ibunya sudah pergi.

Entah kenapa tiba tiba ia merasakan kesedihan yang mendalam. Di dunianya yang dulu ia hidup dari panti asuhan dan sekarang ia harus kehilangan ibu saat baru di lahirkan.

"hiks.... hiks.... hiks....., kenapa.... Kenapa aku tidak pernah bisa mendapatkan kasih sayang seorang ibu, di kehidupan sebelumnya pun tidak bisa, Hiks..... hiks.... hiks....." Ujar Lina sembari menangis pilu.

Setelah puas menangis Lina pun menenangkan hatinya,

"Baiklah.... Aku akan memenuhi permintaan mu Bu, aku akan menjaga ayah dan merawatnya jika aku sudah besar lagi. Semoga di dunia ajaib ini aku cepat besar. Malu sekali jadi bayi disaat aku sudah berusia 23 tahun. Aku takut di susui mana di jaman ini belum ada sufor lagi.... Ya ampun" keluh lina

"Yang lebih parah aku gak bisa bicara, coba saja aku bisa bicara melalui fikiran ayah gitu kan lumayan. Sudahlah aku kembali tidur lagi besok adalah hal terberat untuk memulai kehidupan ini" ujar Lina lalu ia benar benar tertidur.

Dan tanpa di ketahui Lina ada cahaya pelangi yang mendekati nya dan masuk ketubuhnya melalu dahi.

Tubuhnya bersinar sangat terang, dan bulan di langit pun tiba tiba sangat terang dan bintang pun bertaburan.

Semua orang melihat itu sangat kagum, kejadian itu menarik perhatian seorang pria tua di sebuah menara tertinggi. " Dia sudah datang, lambang kemakmuran telah kembali. Semoga perjalanan hidupnya akan luar biasa dan kita akan bertemu suatu saat nanti" ujar pria tua itu memandang bulan di langit dengan senyum kecilnya.

...----------------...

Keesokan harinya, semua orang sibuk mengurus pemakaman permaisuri, banyak yang datang untuk berbela sungkawa.

Keluarga permaisuri pun datang, ibu dan ayah dari permaisuri sangat terpukul dengan kepergian sang putri begitu juga adik laki laki dari sang permaisuri tapi tidak bagi sang kakak perempuan permaisuri Jian.

Wanita itu bernama Han Jiang, Han Jiang adalah Jie jie dari permaisuri tapi ia dari kecil selalu iri pada sang adik yang cantik dan sangat disayang pada semua orang. Jiang berstatus janda suaminya meninggal dunia karena sakit...Ia memiliki putri dari suaminya terdahulu. Saat ini Ia tersenyum miring saat melihat sang adik di makamkan,

"Akhirnya datang juga, ini adalah waktunya aku menarik perhatian kaisar. Dari awal akulah yang seharusnya menjadi permaisuri bukan kau dan aku menyesal mengambil pria bodoh yang jadi suamiku itu dan untungnya dia mati. Aku yakin kaisar tidak akan menolak dengan kecantikan ku, aku akan menawarkan diri sebagai pengasuh anak dari adikku yang bodoh itu" ujarnya dengan banyak sekali rencana jahatnya.

Setelah semua upacara selesai semua tamu pulang yang tersisa hanya keluarga permaisuri yang masih ingin melihat anak dari permaisuri.

Saat di aula keluarga terlihat bayi mungil yang sedang di gendong oleh pelayan setia dari permaisuri.

"Apa ini cucuku bibi Yin tanya ibu dari permaisuri Jiang

"Benar nyonya besar ini putri Shuwan Lian, putri dari permaisuri dan kaisar" jawab bibi Yin

"Ya ampun dia sangat cantik, kasihan sekali ibunya tiada, sayang ini adalah nenek mu, kau adalah cucu kesayangan nenek" ujar ibu dari permaisuri dan itu membuat bibi Jiang menatapnya benci.

Tidak lama kaisar datang, dan ia mengambil sang putri lalu menciumnya dengan sayang.

Saat semua akan memberi hormat di larang kaisar karena walau bagaimanapun mereka keluarga sang istri dan belum lagi ayah mertuanya adalah orang yang sangat di percaya di kekaisaran ini.

Bibi Jiang yang melihat kaisar saat ini mulai mengambil kesempatan karena ia melihat gurat kesedihan terlihat jelas di wajah kaisar matanya pun masih merah,

"Yang mulia hamba sangat sedih dengan kepergian permaisuri, kasihan sekali melihat putri tumbuh Tampa ibu apa lagi disini tidak ada selir, maaf yang mulia jika berkenan saya ingin membantu mengurusi putri, dia juga seperti putri hamba sendiri" ujar bibi Jiang dengan wajah yang penuh kesedihan

Mendengar itu semua orang menoleh kearah Jiang dengan perasaan heran, "Jie jie.... Apa jie jie sadar dengan apa yang jie jie katakan?" Tanya Han Juan adik dari permaisuri Jian dan bibi Jiang

"Memangnya apa yang salah... Aku hanya menawarkan bantuan" jawab bibi Jiang tanpa rasa bersalah.

Mendengar itu kaisar akan menjawab tapi baru saja kaisar akan membuka mulutnya terdengar suara kecil memanggilnya.

(sumber Gambar pinterest)

"Ayah.... Jangan" ujar suara itu

Kaisar lalu menoleh kesana kemari mencari asal suara itu tapi tidak ada.

"Ayah... Ini Suwan yang bicara, ayah cukup dengar. Jangan percaya ucapan bibi jahat itu karena dia tidak tulus. Suwan tidak mau di urus nenek sihir itu biar bibi Yin saja yang mengurus suwan dan Suwan hanya mau di dekat ayah. itu juga perintah ibunda" ujar suara itu yang ternyata suara hati suan yang berbicara melalui pikiran.

Kaisar sangat shock dan tercengang mengetahui itu, ia memandang putrinya dengan binar yang tidak bisa di jelaskan. Lalu mengangguk pasti lalu di jawab senyuman yang sangat manis dari putri nya dan itu membuat kaisar sangat bahagia.

"Maaf nona Jiang saya tidak membutuhkan bantuan itu, istana ini tidak kekurangan orang dan sangat banyak orang serta pelayan kepercayaan permaisuri pun masih disini, jadi biar kami yang mengurus putri, akupun sangat sanggup untuk mengurusnya terima kasih" ujar kaisar dengan tegas

Mendengar itu Jiang sangat marah tapi di tutupinya dengan senyum anggun.

Bersambung

Bab 3 Bantuan

"Maaf nona Jiang saya tidak membutuhkan bantuan itu, istana ini tidak kekurangan orang dan sangat banyak orang serta pelayan kepercayaan permaisuri pun masih disini, jadi biar kami yang mengurus putri, akupun sangat sanggup untuk mengurusnya terima kasih" ujar kaisar dengan tegas

Mendengar itu Jiang sangat marah tapi di tutupinya dengan senyum anggun.

Entah sadar atau tidak kedua orang tua permaisuri merasa lega dengan jawaban kaisar. Begitu juga paman kecil Juan.

"Ayah jadikan paman kecil penjaga ku, aku ingin dia bersamaku" ujar putri lagi pada kaisar.

Kaisar pun mengerti dengan maksud sang putri.

"Juan bisakah kau tinggal disini, bisakah kau menjadi jendral kecil yang mendampingi putriku?" Tanya kaisar tegas

Juan yang mendengar itu sangat kaget tapi iya sangat senang dan dengan segera ia berlutut di depan kaisar.

"Saya Han Juan menerima perintah dan berjanji setia dan menjaga putri dengan baik" Jawa Juan dengan tegas

Kaisar pun puas begitu juga sang ayah yang seorang jendral besar ia adalah jendral Han.

Setelah itu mereka semua pulang dan hanya tinggal Juan yang. berada disana.

"Dayang Yin suruh pelayan lain siapkan kamar untuk jendral muda Juan, tempatkan ia tidak jauh dari putri dan Juan ikutlah bersama dayang Yin untuk melihat tempat tinggal mu" ujar kaisar

"Baik yang mulia terima kasih, kami permisi" ujar Juan dan bibi Yin

Setelah itu mereka pun pergi setelah mendapatkan izin dari kaisar, tinggalah kaisar dan putri.

"Putriku.... Apa benar tadi kau yang bicara, tapi bagaimana bisa?" Tanya kaisar dengan sangat penasaran.

"Ayah putri juga tidak tau kenapa bisa, mungkin aku anak ajaib, tapi yang jelas bibi tadi jahat, ibu berpesan agar aku menjaga ayah" jawab Suwan

"Baiklah putriku, kau memang ajaib dan ayah bangga padamu, ayo waktunya putri menyusu" ujar kaisar

Mendengar itu putri pun menolak keras, " Tidak ayah itu memalukan, aku mau minum dengan gelas atau sendok saja" seru putri dan itu membuat kaisar bingung.

"Kenapa begitu, kau masih bayi, dan bagaimana bisa" jawab kaisar heran

"Ayah itu memalukan, bagaimana bisa aku menyusu pada wanita, aku juga wanita" ujar Shuwan putus asa

"Hahahaha kau ini ada ada saja putriku, kau memang masih bayi, lagian tidak mungkin kau menyusu pada pria, atau langsung pada sapi saja" goda kaisar pada sang putri

"Ayah.... Kau sangat tega, kenapa tidak sekalian menyusu pada kuda saja" kesal Shuwan

"Kaisar tertawa terbahak.... Berbicara pada sang putri sangat menyenangkan dan membuat ia terhibur.

Benar ucapan sang istri putrinya akan menjadi penyemangat hidupnya yang baru.

Ia langsung memeluk putrinya dengan sayang.

...----------------...

Semenjak tau keistimewaan sang putri, kaisar tidak mau jauh dari sang putri, bukan karena sang putri memiliki keajaiban kaisar jadi sayang.

Pada dasarnya kaisar sangat menyayangi sang putri karena bagaimana pun putrinya adalah harta berharga satu satunya dari sang istri.

Tapi dengan ada keajaiban dari sang putri itu adalah bonus dan berkah, kaisar merasa tidak sendirian putrinya itu suka bicara banyak hal jika sudah bangun dari tidurnya.

Kaisar sampai membuatkan tempat tidurnya di ruang kerjanya, agar kaisar dapat selalu bersama sang putri.

Bahkan kaisar pun membawa putrinya ke dalam rapat negara sekalipun.

Itu juga bukan hanya keinginan kaisar tapi keinginan Shuwan sendiri, ia ingin tau bagaimana kehidupan istana.

Shuwan ingin banyak tau dan belajar dari kecil agar saat ia dewasa tidak buta arah.

Pada dasarnya Lina atau sekarang yang menjadi Shuwan ia adalah gadis jenius yang sangat suka dan ingin tau banyak hal dari semua yang ia lihat dan dengar.

Ia murid jenius kesayangan para guru dan teman lainya, hanya satu yang iri padanya hingga membuatnya celaka.

Saat kaisar memasuki aula tianzhau para pejabat istana awalnya terkejut karena melihat seorang bayi di antara mereka, apa lagi saat ini mereka akan membahas hal penting. Tapi tidak ada yang berani protes atau bertanya, apa lagi bayi itu adalah calon putri mahkota kekaisaran ini walau pengangkatan belum di resmikan.

Saat ini di aula tianzhau akan ada rapat penting yang membahas tentang masalah banjir yang melanda sebuah desa, mereka sudah menangani semua selama 3 tahun tapi tidak ada perubahan.

Didaerah itu curah hujan sangat besar dan sering. Mengakibatkan banjir tidak terelakkan, namun, tak satupun dari para mentri bisa memberikan solusi yang benar benar menjanjikan.

Rapat semacam ini bukan hanya sekali dua kali sampai membuat kaisar bosan,

Tidak lama rapat pun di mulai, "Rapat di buka" ujar Kasim Yu yang ada di sebelah kiri kaisar sedangkan sebelah kanan kaisar ada penasehat Muyan

“Paduka…” Menteri Pertanian mencoba angkat bicara, “Kami telah mencoba memperkuat tanggul di selatan, namun—”

“Gagal lagi, bukan?” potong Kaisar. “Tiap tahun kalian bicara tentang tanggul. Tapi air tak pernah surut. Sudah berapa desa yang tenggelam pekan ini?”

“Enam desa, Paduka,” jawab Jenderal Lang dengan nada getir. “Dan satu kota kecil, Qianzhou, kini nyaris seluruhnya berada di bawah air.”

Hening menyelimuti aula.

Kaisar menatap langit-langit tinggi yang dilukis dengan gambaran naga dan awan. Matanya lelah, namun dalam pelukannya, Shuwan bergeming, matanya menatap seolah memahami semua yang sedang terjadi.

Kaisar menunduk dan membelai kepala putrinya dengan lembut. “Apa yang harus Ayah lakukan, Nak? Mereka tak bisa memberiku jawaban.”

Dan saat itulah, terdengar suara dari Shuwan kecil.

Sebuah suara muncul di dalam benak kaisar. Bukan suara keras atau bergema, melainkan bisikan halus… seolah berasal dari pusat jiwanya sendiri.

“Tanggul di utara bukan kuat, melainkan rapuh dari bawah. Akar banjir bukan di selatan, tapi di tanah tinggi yang rusak salurannya. Danau Kuno—tempat air bermuara sejak zaman leluhur—telah ditutup oleh istana masa lalu. Biarkan air kembali ke jalurnya.” ujar suan pada sang ayah.

Mendengar itu kaisar langsung memandang sang putri yang sedang menatapnya juga sembari tersenyum kecil.

"Putriku.... Apa itu benar, tapi bagaimana bisa? Kau baru lahir beberapa bulan ini" ujar kaisar melalui batinnya

"Ayah.... Apa ayah lupa jika putrimu ini adalah putri ajaib, hehehe, jadi lakukan seperti yang putrimu ini katakan. Percayalah itu adalah jalan yang ayah tunggu selama ini" jawab Shuwan Lian

"Terima kasih putriku, ayah tentu percaya padamu, ayah menyayangi mu" ujar kaisar bahagia lalu berdiri dan memberi perintah.

“Penasehat Muyan” panggilnya tiba-tiba, membuat lelaki tua itu terlonjak.

“Siapkan laporan kondisi Tanggul Utara. Kirim penyelidik ke Danau Kuno. Aku ingin tahu mengapa tempat itu ditutup dan siapa yang memerintahkan.” perintah kaisar

Penasihat Muyan ragu. “Paduka... bukankah permasalahan utama ada di selatan?”

“Aku bilang utara!” seru Kaisar, nadanya tak bisa dibantah.

Para pejabat saling pandang. Mereka tidak berani melawan. Maka perintah pun dijalankan.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!