NovelToon NovelToon

Mask Of Evil

Episode 1

Cerita ini hanya fiktif belaka.

Jika terdapat kesamaan nama tokoh, tempat dan alur cerita, itu hanya kebetulan semata, tidak ada unsur sengaja dan jika terdapat kesalahan tempat, bahasa, alur cerita mohon dimaafkan.

Thank you...

AUTHOR.

Mikayla Larasati, gadis berusia 21 tahun. Dia adalah salah satu mahasiswa berprestasi di sebuah universitas di Negara C. Dia adalah anak kandung Agung Prabowo, CEO Prata Jaya Corporation.

Ayahnya adalah Agung Prabowo, seorang CEO yang sangat tegas dan memegang teguh nilai kejujuran. Dia sangat menyayangi dan memanjakan Mikayla. Namun semua itu berubah setelah 1 tahun ayahnya menikah dengan seorang janda beranak satu, ayahnya selalu membela ibu tiri dan saudara tirinya. Hingga puncaknya Mikayla di fitnah oleh saudara tirinya dan diusir oleh ayahnya.

Karina adalah seorang istri dari Bima Sanjaya, CEO Anoda Corporation. Bima Sanjaya adalah orang yang sangat berambisi dan gila kerja. Dia adalah lawan bisnis Agung Prabowo, namun suatu hari saat bisnis yang dijalankannyabangkrut, dia kecelakaan dan berakhir meninggal setelah koma 3 bulan. Setelah Bima Sanjaya meninggal, Karina hidup bersama putrinya bernama Adelia Sanjaya. Karina dan Adelia Sanjaya yang terbiasa hidup mewah akhirnya merayu Agung Prabowo agar mau menikah dengannya.

Adelia Sanjaya adalah gadis berusia 22 tahun, saudara tiri Mikayla. Dia seorang gadis yang sangat manja dan sombong. Dia sangat iri dengan apa yang dimiliki oleh Mikayla, dia selalu memperlakukan Mikayla dengan sangat buruk jika ayahnya sedang tidak di rumah. Hingga pada suatu saat dia dan ibunya mempunyai rencana agar ayahnya mengusir Mikayla dari rumahnya.

ADELIA PROV.

Di kamar mamanya.

"Maa...." ucap Adelia sambil memegang tangan mamanya.

"Iya sayang, kenapa nak?" tanya Karina pada putri kesayangannya.

"Kapan gadis sok cantik dan baik hati itu pergi dari rumah ini?" tanya Adelia pada mamanya.

"Bersabarlah nak" ucap Karina pada Adelia.

"Sabar sabar.., mama selalu aja bilang seperti itu padaku, aku tu udah bosan lihat dia, ma" ucap Adelia pada mamanya.

"Kamu aja bosan apalagi mama.., mama itu sudah bosan harus pura-pura sayang sama dia di depan ayah tirimu" ucap Karina pada Adelia.

"Lalu sampai kapan ma? Apa mama udah tak sayang lagi padaku?" tanya Adelia pada mamanya.

"Kenapa kamu bisa berpikir mama udah tak sayang lagi padamu. Dengerin mama, Adelia itu anak kesayangannya mama. Jadi sampai kapanpun mama itu tetap sayang sama kamu, nak" ucap Karina pada Adelia.

"Kalo mama sayang Adelia, mama harus mendukungku untuk mengusir anak itu" permintaan Adelia pada mamanya.

"Mama pasti mendukungmu nak. Tapi apa kamu punya rencana?" tanya Karina pada putri kesayangannya.

"Sini ma... Adelia kasih tahu ma" ucap Adelia pada mamanya.

Karina lalu mendekatkan telinganya dan mendengar rencana yang Adelia bisikkan ditelinganya.

Setelah mendengar rencana itu Karina tersenyum licik.

"Rencanaku bagus kan ma?" tanya Adelia pada mamanya.

Karina mengangguk dan berkata "Kamu pintar sekali nak".

"Pasti donk ma.. Adelia kan anaknya mama" ucap sombong Adelia pada mamanya.

"Lalu kapan rencananya nak?" tanya Karina pada Adelia.

"Nanti malam ma, mama harus memberitahuku saat ayah pulang dari kantor. Biar ayah tahu dan bisa mengusirnya dari rumah ini" ucap Adelia pada mamanya.

Di malam harinya, saat sang kepala keluarga pulang dari kantor.

"Ayah pulang...." ucap Agung Prabowo saat memasuki rumah.

Karina mendekat dan berkata "Pasti ayah lelah kan? Ayo duduk dulu yah! Mama akan ambilkan air minum buat ayah".

Karina pun pergi mengambilkan segelas air minum buat sang suami dan saat di tengah jalan, dia menulis sebuah pesan singkat untuk memberitahu Adelia mengenai ayah tirinya yang telah pulang.

Lalu dia kembali berjalan untuk mengambilkan air minum untuk sang suami kemudian kembali lagi ke tempat sang suami berada.

"Ini di minum dulu yah" ucap Karina sambil menyerahkan segelas air minum pada Agung Prabowo.

"Makasih ya ma.." ucap Agung Prabowo sambil menerima segelas air minum yang diberikan oleh sang istri.

Agung Prabowo kemudian meminumnya dan meletakan gelasnya di meja.

"Anak-anak mana ma?" tanya Agung Prabowo pada sang istri.

"Anak-anak pada di kamarnya yah" ucap Karina pada sang suami.

Agung Prabowo hanya menanggapi perkataan Karina dengan menganggukan kepalanya.

Tiba-tiba Adelia berteriak "Mamaaaa....."

Agung Prabowo dan sang istri terkejut saat mendengar teriakan Adelia.

"Adelia kenapa ma?" tanya Agung Prabowo pada sang istri.

"Mama juga tidak tahu yah, lebih baik kita ke kamarnya untuk melihat apa yang terjadi" ajak Karina pada sang suami.

"Ayo ma!" ucap Agung Prabowo pada sang istri dan mereka berjalan menuju kamar Adelia.

Agung Prabowo dan sang istri masuk ke kamar Adelia yang sudah ada Mikayla di sana.

"Kamu kenapa del?" tanya Agung Prabowo pada Adelia.

Adelia yang melihat kedua orang tuanya datang ke kamarnya langsung saja memeluk mamanya sambil menangis.

"Kakakmu kenapa Mika?" tanya Agung Prabowo pada Mikayla.

"Mika tidak tahu ayah, tiba-tiba kak Adel berteriak lalu Mika langsung ke kamarnya kak Adel dan melihat kak Adel udah menangis yah" ucap Mikayla pada sang ayah.

"Kamu kenapa nak? Ayo cerita sama mama!" ucap Karina pada Adelia yang masih menangis.

"Perhiasan yang ayah kasih buat Adelia tiba-tiba hilang ma" ucap Adelia yang masih menangis pada mamanya.

"Hilang?!" ucap Agung Prabowo terkejut karena mendengar penjelasan Adelia.

Adelia hanya mengangguk pertanda dia membenarkan apa yang telah dia ucapkan pada keluarganya.

"Kok bisa hilang sihh nak?" tanya Agung Prabowo pada Adelia.

"Adelia tidak tahu yah" ucap Adelia pada sang ayah.

"Mungkin Adelia lupa naruh perhiasanya dimana" ucap Karina pada Adelia.

"Adel selalu naruh perhiasan di laci dalam lemari, ma" ucap Adelia pada mamanya.

"Apa mungkin kak Adel lupa naruh di tempat lain?" tanya Mikayla pada Adelia.

Adelia menggelengkan kepalanya pertanda tidak.

"Adel sudah mencarinya tapi tidak ketemu, ma" ucap Adelia pada sang mama.

"Coba kamu cari di tempat lain mungkin di kamar Mikayla" saran sang ayah pada Adelia.

"Iya kak.. coba kita cari di kamar Mika" ucap Mikayla yang setuju dengan saran dari sang ayah.

Adelia pun akhirnya menyetujui saran sang ayah.

Mereka berempat pun berjalan keluar dari kamar Adelia lalu menuju kamar Mikayla.

Di kamar Mikayla.

Saat mereka sedang mencari perhiasan milik Adelia, tiba-tiba Adelia menemukan perhiasannya di laci samping meja rias Mikayla.

"Ayah, mama..." panggil Adelia pada kedua orang tuanya.

Agung Prabowo dan Karina menoleh pada Adelia.

Bersambung..

Maaf ya kalo alur ceritanya masih amburadul, maklum baru pertama kali bikin novel, karena aku suka berkhayal.

Terima kasih sudah membaca 😊

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara koment, like dan vote novelnya.

Episode 2

Di kamar Mikayla.

Saat mereka sedang mencari perhiasan milik Adelia, tiba-tiba Adelia menemukan perhiasannya di laci samping meja rias Mikayla.

"Ayah, mama..." panggil Adelia pada kedua orang tuanya.

Agung Prabowo dan Karina menoleh pada Adelia.

"ya nak?" ucap sang mama pada Adelia.

"Ini kan perhiasan Adelia yang ayah kasih" ucap Adelia mengejutkan pada kedua orang tuanya dan juga Mikayla.

"Coba bawa sini nak, mama mau melihatnya!" perintah sang mama pada Adelia.

Adelia pun mendekati dan memperlihatkan perhiasan yang di bawa untuk mamanya.

Setelah Karina melihat perhiasan yang di bawanya dia berkata "Iya ini benar perhiasan milikmu nak".

Perkataan sang mama membuat Mikayla terkejut dan mendapatkan tatapan marah dari sang ayah.

"Jelaskan pada ayah, Mikayla! Kenapa perhiasan milik Adelia ada di laci meja riasmu?" ucap Agung Prabowo pada Mikayla.

"Mika tidak tahu ayah" ucap Mikayla pada sang ayah.

"Kamu tidak ingin mengaku?" ucap Agung Prabowo pada Mikayla.

"Kenapa Mika harus mengaku jika Mika tidak tahu tentang itu yah. Mungkin ada orang yang sengaja menaruh di laci meja riasku, yah" ucap Mikayla membela.

"Kamu nuduh siapa Mika? Ayo bilang ke mama, nak" tanya Karina pada Mikayla.

"Dengar Mika, memang aku bukanlah saudara kandungmu, tapi kenapa kau tega melakukan hal ini padaku. Bukankah kau bisa memintannya dengan baik, aku pasti akan langsung memberikan perhiasanku padamu" ucap Adelia pada Mikayla.

"Kamu tahu kan Mika, ayah paling tidak bisa menerima kebohongan. Jadi jawab pertanyaan ayah dengan jujur, kenapa perhiasan Adelia ada di laci meja riasmu?" ucap Agung Prabowo dengan tegas pada Mikayla.

"Mika benar-benar tidak tahu ayah, Mika tidak pernah mengambil perhiasan milik kak Adel. Lagi pula jika Mika ingin, Mika pasti bilang ke ayah" ucap Mikayla pada sang ayah.

"Baiklah kalo kamu tidak mau mengaku, malam ini kamu keluar dari rumah ini dan jangan pernah kembali lagi" ucap tegas Agung Prabowo dengan emosi pada Mikayla.

"Apa!? Ayah mengusir Mika?" tanya Mikayla untuk memastikan apa yang telah dia dengar.

"Iya ayah mengusirmu karena kamu tidak mau jujur pada ayah dan jelas-jelas buktinya menunjuk kepadamu. Cepat bereskan barang-barangmu dan pergi dari sini! ucap tegas Agung Prabowo pada Mikayla.

Lalu Agung Prabowo, Karina dan Adelia meninggalkan kamar Mikayla

Di ruang keluarga.

Karina menemani Agung Prabowo yang masih sedikit emosi dengan apa yang sudah terjadi.

"Sudah yah..Ayah yang tenang, jangan marah-marah ya" ucap Karina mencoba menenangkan sang suami.

"Bagaimana ayah tidak kecewa, ma. Anak kandungku yang telah aku besarkan dengan penuh kasih sayang ternyata berani melakukan hal itu" ucap Agung Prabowo yang masih sedikit emosi.

Karina mengambil segelas air putih.

"Sudah yah.. Ayah harus tenang, ini minum dulu yah" ucap Karina sambil menyodorkan segelas air putih untuk suaminya.

Lalu Agung Prabowo menerimanya dan meminumnya.

Kemudian Agung Prabowo menyerahkan kembali gelas itu pada sang istri dan berkata "Terima kasih ma".

Karina menerima gelas itu dari tangan Agung Prabowo lalu dia mengangguk.

MIKAYLA PROV.

Di sisi lain, setelah sang ayah pergi meninggalkan kamarnya.

Mikayla lalu mulai mengemasi barang-barangnya sambil meneteskan air matanya.

Setelah berkemas Mikayla turun dari tangga dengan membawa sebuah koper besar dan tas punggung yang dia pakai, dia menuju ke ruang keluarga untuk pamit yang terakhir kali pada ayahnya.

"Ayah.. aku akan pergi sekarang" ucap Mikayla pada sang ayah.

"Hmm.." ucap Agung Prabowo yang masih marah karena kecewa pada Mikayla.

"Ma, tolong jaga ayah" ucap Mikayla pada Karina.

Karina hanya mengangguk.

Lalu Mikayla berjalan keluar rumah dan pergi meninggalkan rumah yang telah dia tinggali selama ini.

SKIP

Di kamar Adelia.

Tokk tokk tokk...

Pintu itu terbuka dari luar.

Adelia menoleh ke arah pintu kamarnya dan melihat sang mama yang muncul dari balik pintu.

Karina masuk ke dalam kamar Adelia dan tidak lupa menutupnya kembali.

"Bagaimana ma? Apakah Mikayla sudah pergi dari rumah ini?" tanya Adelia pada sang mama.

"Rencana dan aktingmu sangat bagus tadi nak. Dan Mikayla telah pergi dari rumah ini" ucap pujian Karina pada Adelia.

"Tentu saja ma, siapa dulu... Adelia gitu. Aku senang banget ma" ucap Adelia dengan sombong.

"Iya nak... Mama juga senang banget" ucap senang Adelia pada mamanya.

AUTHOR.

Sejak malam itu Mikayla menyewa sebuah apartemen kecil yang sederhana dan memenuhi kebutuhannya sementara dengan menjual cincin pemberian ayahnya. 2 minggu sejak Mikayla diusir, dia telah mendapat pekerjaan part time di sebuah cafe yang tidak jauh dari apartemennya. Dia bekerja mulai jam 07.00 malam sampai tengah malam.

Gadis itu hanya tidur 5 jam setiap harinya, entah seperti apa rasa lelah yang tubuhnya rasakan. Namun, semua itu tetap harus dia lakukan untuk menunjang kehidupannya. Dengan upah yang tidak banyak, tapi dia tetap berusaha menyisihkannya untuk sebagian dia tabung dan sebagian dia sumbangkan di salah satu panti asuhan.

Di suatu malam saat dia bekerja, ada seorang pelanggan laki-laki yang dengan sengaja melecehkannya. Laki-laki itu dengan sengaja memegang tangannya dan menyuruhnya menemaninya menghabiskan minuman yang telah dia pesan kepada Mikayla. Namun Mikayla menolaknya dan itu membuat para pengunjung yang berada di sekitar mereka memperhatikannya.

MIKAYLA PROV.

Saat ada seorang pengunjung datang dan kemudian memangginya untuk memesan minuman. Mikayla pun mendatangi tempat duduk pelanggan tersebut dan menyerahkan daftar menu di caffe ittu dan berkata dengan sopan "Silakan memesan, tuan".

Pelanggan itu menerima daftar menu yang diberikan Mikayla padanya. Dia melihat-lihat daftar menu dan beberapa saat kemudian dia memesannya. "Aku ingin Coffee Late, nona" ucap pelanggan itu pada Mikayla.

"Baik tuan, mohon di tunggu pesanannya tuan" ucap sopan Mikayla pada pelanggan itu.

Beberapa saat kemudian Mikayla kembali mendekati tempat duduk pelanggan laki-laki itu dan menaruh pesanan pelanggan tersebut.

"Silakan menikmati tuan" ucap sopan Mikayla pada pelanggan.

"Terima kasih" ucap pelanggan pada Mikayla.

Saat Mikayla baru beberapa langkah menjauh, pelanggan itu kembali berkata "tunggu...."

Mikayla kembali mendekat dan berkata "Iya tuan, ada yang bisa saya bantu?".

"Bisa kau menemaniku di sini?" ucap pelanggan pada Mikayla.

"Maaf tuan, saya masih ada pekerjaan" tolak Mikayla dengan sopan.

"Kenapa kau menolaknya nona, bukankah itu pekerjaanmu nona" ucap pelanggan sedikit emosi sambil memegang tangan Mikayla.

"Maaf tuan, saya tidak bisa. Saya masih ada pekerjaan" ucap Mikayla sambil melepaskan tangan pelanggan yan memegang tangannya.

"Kau pikir kau siapa bisa menolak permintaanku" ucap marah pelanggan pada Mikayla sehingga menjadi perhatian pelanggan yang ada di sekitar mereka.

Bersambung...

Episode 3

Beberapa saat kemudian Mikayla kembali mendekati tempat duduk pelanggan laki-laki itu dan menaruh pesanan pelanggan tersebut.

"Silakan menikmati tuan" ucap sopan Mikayla pada pelanggan.

"Terima kasih" ucap pelanggan pada Mikayla.

Saat Mikayla baru beberapa langkah menjauh, pelanggan itu kembali berkata "tunggu...."

Mikayla kembali mendekat dan berkata "Iya tuan, ada yang bisa saya bantu?".

"Bisa kau menemaniku di sini?" ucap pelanggan pada Mikayla.

"Maaf tuan, saya masih ada pekerjaan" tolak Mikayla dengan sopan.

"Kenapa kau menolaknya nona, bukankah itu pekerjaanmu nona" ucap pelanggan sedikit emosi sambil memegang tangan Mikayla.

"Maaf tuan, saya tidak bisa. Saya masih ada pekerjaan" ucap Mikayla sambil melepaskan tangan pelanggan yan memegang tangannya.

"Kau pikir kau siapa bisa menolak permintaanku" ucap marah pelanggan pada Mikayla sehingga menjadi perhatian pelanggan yang ada di sekitar mereka.

"Saya memang hanya seorang pelayan di cafe ini dan saya juga tidak mengenal anda. Saya sudah melayani anda dengan benar, tapi anda dengan sengaja melakukan pelecehan kepada saya" ucap Mikayla pada pelanggan.

"Aku tahu kau itu wanita murahan, jadi cepat layani aku di sini!!" perintah pelanggan pada Mikayla.

"Dengar tuan, saya bukan wanita seperti yang telah anda sebutkan. Dasar laki-laki cabul" ucap Mikayla yang emosi.

"Apa kau bilang?!" ucap marah pelanggan pada Mikayla.

"Apa yang telah tuan dengar itulah yang saya ucapkan. Saya tahu selama ini anda selalu melakukan hal seperti itu pada pelayan yang bekerja di sini" ucap Mikayla sambil melirik ke pelanggan yang berada di sekitarnya.

"Kauu!!!" ucap pelanggan penuh emosi pada Mikayla.

"Lebih baik anda segera meninggalkan cafe ini sebelum anda merasa lebih malu" ucap tegas Mikayla pada pelanggan.

Pelanggan itu melirik pelanggan yang ada di sekitarnya dan menyadari bahwa dirinya telah menjadi pusat perhatian.

"Baiklah aku akan pergi dari sini, dan tunggu pembalasanku nona" ucap pelanggan pada Mikayla dan kemudian beranjak pergi dari cafe.

Di sisi lain dari cafe itu ada seorang laki-laki bernama Hans Christiano Adinata yang sedang menikmati Coffe Late bersama sahabatnya Johan Kristian Anderson. Di tengah perbincangan mereka, tiba-tiba dia melihat seorang pelayan yang sedang memarahi seorang pelanggan laki-laki yang telah melakukan pelecehan. Sejak saat itu dia merasa terpesona pada pelayan tersebut dan tidak bisa fokus dengan apa yang mereka bicarakan sehingga membuat sahabatnya memanggilnya dengan agak kencang yang membuatnya terkejut.

"Hans...!" ucap sebal Johan mengejutkan Hans.

Hans terkejut dan kembali menoleh pada sahabatnya lalu dia berkata "Hn.. apa?".

"Dasar kau ini, aku sedari tadi berbicara padamu tapi kau malah mengacuh karena mereka" ucap Johan pada Hans.

"Apa kau kenal pelanggan laki-laki itu?" tanya Hans pada sahabatnya sambil menunjuk pelanggan tersebut.

Johan kemudian melihat siapa pelanggan yang Hans maksud lalu dia berkata "Dia Gerry Candra Winata putra dari Aditia Candra Winata, CEO W' Corporation" ucap Johan pada Hans.

"Apa kita punya saham di W' Corporation?" tanya Hans pada sahabatnya.

Johan kemudian melihat di sebuah tablet miliknya untuk mencari dokumen yang berkaitan dengan saham yang telah ditanamkan oleh Dn Corporation.

"Kita punya 38% saham di W' Corporation" ucap Johan setelah melihat dokumen tersebut.

"Tarik semua saham kita di W' Corporation!" perintah Hans pada sahabatnya.

"Kenapa?" ucap Johan pada Hans.

"Lakukan saja Jo" ucap Hans pada sahabatnya.

"Baiklah.." ucap Johan pada Hans.

"Dan cari identitas pelayan itu, serahkan padaku dokumen identitasnya besok pagi!" perintah Hans pada Johan.

"Kenapa kau tiba-tiba ingin aku mencarikan identitas seorang gadis?" tanya Johan pada Hans.

"Sudahlah kau kerjakan saja" ucap Hans pada sahabatnya.

Johan menghembuskan nafasnya saat mendengar perintah sahabatnya, dia berkata "Hftt.... Baiklah".

Hans kemudian menghabiskan minumannya lalu berkata "Aku akan pulang" kemudian pergi meninggalkan sahabatnya di cafe tersebut.

Mereka pun berpisah.

AUTHOR

Keesokan paginya..

Aditia Candra Winata berada di Dn Corporation, dia ingin bertemu dengan Hans Christiano Adinata untuk menayakan tentang penarikan saham Dn Corporation dari W' Corporation. Namun dia malah mendapatkan rasa malu atas perlakuan putranya.

ADITIA PROV.

Aditia menuju meja resepsionis dan berkata "Apakah saya bisa bertemu dengan tuan Adinata?".

"Sebentar tuan, akan saya tanyakan terlebih dahulu" ucap resepsionis itu pada Aditia Candra Winata.

Resepsionis itu lalu menghubungi presdirnya.

"Selamat pagi tuan, saya ingin memberitahukan bahwa di loby ada tuan Winata yang ingin bertemu dengan anda, tuan" ucap Resepsionis saat menghubungi presdirnya.

"........." ucap presdirnya.

"Baik tuan" ucap resepsionis saat menghubungi presdirnya dan kemudian resepsionis menutup telephonenya

"Tuan bisa menemui tuan Adinata di ruangannya sekarang" ucap resepsionis pada Aditia Candra Winata.

"Terima kasih, nona" ucap Aditia Candra Winata pada resepsionis tersebut, lalu dia menuju ruangan Hans Christiano Adinata.

Di ruang Hans.

Tokk tokk to**kk..

"Masuk!" ucap Hans.

Johan masuk dan memberikan dokumen identitas pelayan cafe yang dia kunjungi bersama Johan kemarin.

"Ini dokumen identitasnya, tuan" ucap Johan pada Hans.

Hans menerima dokumen tersebut dengan berkata "Sudah aku bilang, jika kita hanya berdua dimanapun tempatnya kau tidak perlu berbicara formal denganku" ucap Hans pada Johan.

"Tapi tuan, rasanya saya tidak menghormati anda" ucap Johan pada Hans.

"Aku ini sahabatmu, Johan" ucap Hans yang tidak ingin ditolak.

"Baiklah" ucap Johan pada Hans.

Kemudian Hans membaca sekilas dokumen identitas yang telah diberikan oleh Johan.

"Apa jadwalku hari ini?" tanya Hans pada Johan.

"Kau hanya akan meneliti dan menandatangani berkas-berkas yang akan aku berikan nanti" jelas Johan pada Hans.

"Hm.." ucap Hans pada Johan.

Kriiinggg....

Hans mengangkat telepon dan berkata "Ya?".

"........." ucap si penelpon.

"Iya, suruh ke ruanganku sekarang" perintah Hans pada si penelpon kemudian dia menutup telephonenya.

"Ada apa Hans?" tanya Johan saat melihat Hans tersenyum menyeringai.

"Tuan Winata, dia ingin bertemu denganku" ucap Hans pada Johan.

"Aku akan kembali ke ruanganku" ucap Johan pada Hans.

"Hm" ucap Hans dengan melanjutkan membaca dokumen identitas yang diberikan oleh Johan.

Johan pun meninggalkan ruangan Hans.

Beberapa menit kemudian

To**kk tokk tokk...

"Masuk!" ucap Hans.

Aditia Candra Winata masuk ke ruangan Hans.

"Silakan duduk tuan, ada hal apa yang membuat tuan Winata menemui saya?" tanya Hans pada Aditia.

"Maaf mengganggu waktunya tuan, saya ingin bertanya tuan. Kenapa tadi malam tuan tiba-tiba menarik semua saham tuan di W' Corporation?" ucap Aditia yang langsung ke inti karena dia tahu tuan Adinata bukanlah orang yang suka basa-basi.

"Saya tidak mau menanam saham di perusahaan yang memiliki pemimpin atau calon pemimpin yaang yang suka melecehkan orang lain" ucap Hans pada Aditia.

"Maksud tuan Adinata bagaimana? Saya tidak mengerti tuan" tanya Aditia pada Hans.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!