Highlander (Syndrome): Release
Welcome
Diana Rossa
Masih ingat denganku?
Michael Afandy
Bingung ya?
Florencia Rossa
Semua ini akan menjadi jelas.
Florencia Rossa
Karena itu, nantikan cerita ini mulai Juni 2025, di saat PENSI Vol. 22 tiba.
Cerita ini adalah sekuel dari cerita sebelumnya yang berjudul "Highlander (Syndrome)"
yang telah terbit cetak dan masih bisa dipesan kepada author.
Fajar Aditya
Apa yang kamu lakukan di sini?
Diana Rossa
Tentu saja bukan! 😆
Lukas Arfandi
Tempat yang paling aman bagi maling untuk bersembunyi justru adalah di kantor polisi.
Fajar Aditya
Tidak mungkin! Arbi! Ini pasti ruangan milik Arbi! Ya!
Bobi Sulistyo
Diana itu memang siswi yang cerdas sejak dulu. Kalau tidak karena kamu, Fajar, dia tidak akan pernah mau mengikuti kompetisi ini.
Peristiwa itu sudah lama sekali.
Apakah semua akan kembali terkuak, setelah sekian lama terkubur dan hanya hidup samar-samar di dalam kepala Fajar?
Setelah 27 tahun berlalu.
Dan semua kehidupan sudah berubah.
Kalian, para pembaca sekalian, akan menjadi saksi terungkapnya sebuah kebenaran.
Oh, ya... Setelah baca, jangan lupa tinggalkan jejak, ya... 🫶
Tinggalkan jejak di tempat cerita ini dimuat 👇
Chapter 1
Pada pagi hari di akhir pekan, sebuah 'Keluarga Cemara' sedang menghabiskan quality time mereka di halaman belakang mansion mereka.
Di tepian kolam renang tampak sepasang sejoli yang tak lagi muda sedang bermain-main, membuat kecipak air dan suara tawa di antara keduanya.
Maia Cornelia
Stop it, honey! That tickles!
Maia Cornelia
I'm gonna splash you!
Maia Cornelia
Here! Take that! Take that!
Fajar Aditya
Ampun, Ma... Ampun.
Fajar Aditya
Aduh. Airnya masuk ke hidung Papa, nih Ma... Uhuk uhuk
Maia Cornelia
See? That's what you get for messing with me!
Fajar Aditya
Sudah, Ma! Uhuk uhuk... Papa serius, ini... uhuk uhuk
Maia Cornelia
Oh, no, did you choke?
Maia Cornelia
Come get a hug...
Maia Cornelia
I'm sorry, okay?
Fajar Aditya
Kena! Hahaha...
Maia Cornelia
Wait... were you messing with me?!
Fajar Aditya
Sekarang yang cari gara-gara siapa, hayo?
Maia Cornelia
Mercy, hon... Hihihi
Maia Cornelia
That tickles! Okay, okay, stop!
Tanpa mereka sadari, putra mereka sudah ada di sisi lain tepi kolam.
Ia sedang meregangkan kedua tangannya.
Wajahnya begitu urakan, rambutnya berantakan, matanya begitu sipit dan terlihat malas.
Semua itu terlihat karena ia baru saja bangun tidur.
Maia Cornelia
Stop it, honey! Michael's watching!
Fajar Aditya
Eh, kamu sudah bangun, Nak?
Maia Cornelia
Did you have breakfast, sweetheart?
Michael Afandy
[garuk-garuk sambil memejamkan mata]
Maia Cornelia
I'm going inside for a bit.
Fajar Aditya
Bagaimana turnamenmu semalam?
Fajar Aditya
Sepertinya kamu terus saja begadang.
Fajar Aditya
Lihatlah wajahmu itu, sudah semakin mirip panda.
Michael Afandy
Oh ya? Apa ada bulatan hitam di sini?
Fajar Aditya
Ya, kedua matamu itu cekung sekali. Menghitam.
Michael Afandy
Beginilah resiko menjadi pahlawan bangsa.
Fajar Aditya
Hahaha... Apa katamu barusan?
Fajar Aditya
Pahlawan bangsa?
Michael Afandy
Saya ini membawa nama Indonesia di arena global, Pa.
Michael Afandy
Lalu apa namanya kalau bukan pahlawan bangsa?
Fajar Aditya
Ya, ya. Papa harap hasilnya akan sepadan dengan semua yang kamu korbankan itu.
Michael Afandy
Papa tidak perlu khawatir.
Michael Afandy
Saya ini sudah besar, Pa. Saya bisa bertanggung jawab dengan semua yang saya lakukan.
Darmi
Permisi, Tuan, Den Michael...
Darmi
Nyonya mengajak sarapan di dalam.
Michael Afandy
Hem... [mengangguk]
Fajar Aditya
Terima kasih ya, Mbok. Bilang saja sama Maia, sebentar lagi kami akan menyusul.
Michael Afandy
Ah, saya akan sedikit lama ke sananya. Soalnya saya mau cuci muka dulu.
Darmi
Baik, Den, Tuan. Kalau begitu saya permisi dulu.
Michael Afandy
Ah, Mamaa... Mamaa...
Michael Afandy
Bukannya baru saja masuk? Habis berenang, kan? Tapi, tiba-tiba saja sudah mengajak makan.
Fajar Aditya
Begitulah mamamu itu.
Fajar Aditya
Dia sangat perhatian kepada kita, agar kita tak kelaparan.
Fajar Aditya
Oh, ya, katanya kamu sudah besar... Kenapa Papa belum pernah dikenalkan dengan teman perempuanmu?
Michael Afandy
Maksud Papa, pacar?
Michael Afandy
Ada lah. Papa mau tahu saja.
Fajar Aditya
Tentu! Tentu Papa mau tahu!
Fajar Aditya
(っ ͡ ͡º - ͡ ͡º ς)
Fajar Aditya
Papa tidak mau kamu menjalin hubungan dengan perempuan sembarangan.
Michael Afandy
Tenang saja, Pa. Pacarku itu berasal dari keluarga yang setara dengan kita.
Michael Afandy
Kedua orang tuanya itu adalah pengusaha sukses.
Michael Afandy
Ya, itu kan yang Papa maksud?
Michael Afandy
Bukan perempuan sembarangan?
Fajar Aditya
Jadi, hanya kedudukan keluarganya saja yang kamu nilai?
Michael Afandy
Saya tidak paham apa yang Papa maksud.
Fajar Aditya
Kamu mengingatkan Papa pada masa muda dulu.
Fajar Aditya
Ngomong-ngomong, apa Papa pernah cerita soal seorang perempuan muda yang selalu menghantui ingatan Papa?
Michael Afandy
Seorang perempuan muda yang selalu menghantui ingatan Papa?
Michael Afandy
Sepertinya belum, Pa.
Michael Afandy
Siapa dia, Pa? Menghantui yang bagaimana yang Papa maksud?
Fajar Aditya
Dia adalah sosok perempuan ideal bagi Papa. Dia cantik, cerdas, dewasa, dan selalu mewarnai kehidupan SMA Papa.
Fajar Aditya
Tapi, sayangnya...
Michael Afandy
Sayangnya kenapa, Pa?
Fajar Aditya
Sayangnya Papa tidak tahu apakah sosok itu benar-benar nyata, pernah menjadi bagian dari hidup Papa ataukah hanya orang yang sering muncul di dalam alam mimpi saja.
Michael Afandy
Hadeh, Papa... Yang benar saja.
Michael Afandy
( ˵ •̀ □ •́ ˵ ) Eh, tunggu!
Michael Afandy
Dulu Papa kan pernah sakit. Waktu itu Papa terserang gangguan ingatan!
Fajar Aditya
Ya, karena itulah Papa jadi banyak kehilangan teman-teman Papa.
Fajar Aditya
Ditambah lagi ketika Papa sudah pindah ke New York, Papa benar-benar putus kontak dengan semua teman-teman lama Papa.
Fajar Aditya
Nenekmu benar-benar khawatir sehingga sangat protektif pada Papa.
Michael Afandy
Tapi, Pa... Saya jadi penasaran seperti apa perempuan yang selalu menghantui ingatan Papa itu.
Fajar Aditya
Kamu ingin tahu?
Michael Afandy
Ya, Pa. Ceritakan! Ϟ(๑⚈ ․̫ ⚈๑)⋆
Ingin tahu seperti apa sosok perempuan misterius itu?
Yuk, lanjut ke chapter berikutnya.
Jangan lupa beri dukunganmu berupa vote dan kasih jejak di kolom komentar, ya...
𓂃˖˳·˖ ִֶָ ⋆🌷͙⋆ ִֶָ˖·˳˖𓂃 ִֶָ
Chapter 2
Fajar Aditya
Papa tak tahu namanya.
Fajar Aditya
Yang jelas, dia adalah seorang siswi yang cerdas, terlihat dari matanya.
Fajar Aditya
Tajam dan bercahaya.
Michael Afandy
Apa dia cantik?
Fajar Aditya
Bukan seperti perempuan lainnya yang suka berdandan atau berpakaian mencolok.
Michael Afandy
Apa yang Papa suka dari dia?
Michael Afandy
Maksudnya, dari segi penampilannya.
Fajar Aditya
Tubuhnya yang mungil, rambutnya yang berponi dan suka dikuncir kuda.
Fajar Aditya
Cara bicaranya yang lembut.
Michael Afandy
Gadis yang manis.
Fajar Aditya
Ya, kamu benar.
Fajar Aditya
Dia adalah seorang kutu buku, suka bacaan-bacaan sastra.
Fajar Aditya
Papa masih terbayang-bayang saat kami membicarakan tentang bintang-bintang juga tentang cerita-cerita Yunani kuno.
Michael Afandy
Kutu buku. Membosankan sekali.
Fajar Aditya
Jangan salah! Begitu-begitu dia jago main basket, lho.
Michael Afandy
Hah? Bukannya barusan Papa bilang dia orangnya pendek?
Michael Afandy
Bagaimana bisa?
Fajar Aditya
Mungil, Mike! Bukan pendek!
Fajar Aditya
[menyentil dahi Michael]
Michael Afandy
I-iya, Pa... Iyaaa...
Fajar Aditya
Dia bukan perempuan cebol!
Fajar Aditya
Skill bermainnya mengalahkan kemungilan fisiknya itu.
Fajar Aditya
Selain itu, dia juga pandai bernyanyi.
Fajar Aditya
Dia bisa bernyanyi di atas panggung tanpa malu-malu dan mempersembahkan lagu itu buat Papa.
Fajar Aditya
Suaranya merdu sekali.
Michael Afandy
Biasanya kutu buku itu cenderung pemalu.
Michael Afandy
Tapi, dia manis sekali.
Fajar Aditya
Ya, dan sampai sekarang sosok manis itu selalu melekat di dalam kepala Papa.
Fajar Aditya
Entah kenapa.
Fajar Aditya
Kalau dia adalah sosok yang hanya ada di dalam mimpi, entah apa artinya, apakah ini sebuah isyarat gaib.
Michael Afandy
Ya, apapun itu. Tapi, soal pertanda mimpi seperti itu sudah tidak relevan di zaman sekarang, Pa.
Michael Afandy
Jadi, tak usah terlalu dipikirkan.
Fajar Aditya
Ya, hal-hal seperti itu sekarang ini hanya mitos belaka.
Fajar Aditya
Tapi, Papa hanya penasaran saja.
Michael Afandy
By the way,
Michael Afandy
Saya jadi ingat Uncle Jo.
Michael Afandy
Dia kan jago membuat ilustrasi.
Michael Afandy
Apa Papa tak berpikir untuk minta digambarkan Uncle Jo?
Fajar Aditya
Maksudmu menggambarkan wajah perempuan itu?
Michael Afandy
( ˊᵕˋ ) [mengangguk]
Fajar Aditya
Hahaha... Tidak, tidak...
Fajar Aditya
Jangan bilang kamu lupa soal mamamu yang cerewet itu.
Michael Afandy
Dasar suami takut istri [menggumam]
Fajar Aditya
[menyentil dahi Michael lagi]
Michael Afandy
Aduh... (ᗒᗣᗕ)
Michael Afandy
(ㅅ´ ˘ `) Hehe...
Fajar Aditya
(っ ͡ ͡º - ͡ ͡º ς)
Michael Afandy
Pa, soal perempuan ideal versi Papa itu...
Fajar Aditya
Ya? Ada masalah?
Michael Afandy
Begini, kan sosok impian Papa itu selalu ada di pikiran Papa.
Michael Afandy
Apa Papa tidak bermaksud mencari pendamping yang seperti itu?
Michael Afandy
Lalu, bagaimana bisa Papa menikah dengan mama?
Michael Afandy
Padahal, kita tahu banget kalau sifat mama berbeda dengan perempuan impian Papa itu.
Fajar Aditya
Kita bisa mencari siapapun dimanapun itu.
Fajar Aditya
Bahkan ketika langkah kita sudah mencapai Antartika sekalipun...
Fajar Aditya
Ketika seseorang itu tidak berjodoh dengan kita,
Fajar Aditya
Maka apa mau dikata?
Michael Afandy
Jadi, Papa sudah pernah mencari sosok yang mirip dengan dia?
Fajar Aditya
Papa tidak punya waktu untuk itu.
Michael Afandy
Waw, Papa effort sekali!
Michael Afandy
ദ്ദി(˵ •̀ ᴗ - ˵ ) ✧
Fajar Aditya
Jangan satir begitu sama Papa!
Michael Afandy
Tapi, kan benar...
Fajar Aditya
Kamu kan sudah tahu kalau selama bertahun-tahun Papa struggle dengan isi kepala Papa.
Michael Afandy
Oh, sorry Pa.
Michael Afandy
૮(◞ ˕ ◟||| )ა
Michael Afandy
Ya, Papa sakit waktu itu.
Michael Afandy
Benar-benar struggle.
Fajar Aditya
Dan mamamu adalah perempuan tulus yang rela menamani Papa saat itu.
Fajar Aditya
Di saat pada gadis New York lain bersenang-senang dengan cowok-cowok trendy...
Fajar Aditya
Mengajak pacar mereka ke hidden gems places
Fajar Aditya
Sementara Papa hanya berkeliling di sekitar sanatorium.
Michael Afandy
Ya, mama adalah malaikat pelindung Papa.
Michael Afandy
Anak dari dokter langganan Papa yang jatuh cinta kepada Papa.
Michael Afandy
Dan kisah cinta ajaib kalian yang sudah berulang kali saya dengar.
Maia Cornelia
You guys, got it all wrong!
Michael Afandy
Sejak kapan... mama di sini...?
Maia Cornelia
Back then, I was one of the luckiest New York girls alive.
Maia Cornelia
Because I found a hidden gem-- not a place, but in your dad's heart.
Maia Cornelia
That's what kept me up in those refreshing mountains for so long.
Maia Cornelia
I wasn't the angel in that story, he was!
Maia Cornelia
He was the one sent from heaven.
Maia Cornelia
[memeluk Fajar]
Fajar Aditya
Ngomong-ngomong mama kamu ini sampai datang pasti untuk menjemput kita.
Fajar Aditya
Jangan biarkan dia mengomel lagi!
Maia Cornelia
What took you guys so long?
Maia Cornelia
I've been waiting forever!
Maia Cornelia
You guys are slow as snails, seriously!
Michael Afandy
Ah, Papa benar!
Fajar Aditya
( • )( • )ԅ(‾⌣‾ԅ)
Fajar Aditya
[menoel-noel dada Maia]
Michael Afandy
Wuzz... ☁︎༄
Maia Cornelia
Now those snails got turbo engines strapped on-- they're speeding like crazy!
Ingin tahu kelanjutan cerita gokil keluarga cemara ini?
Yuk, lanjut ke chapter berikutnya.
Jangan lupa beri dukunganmu berupa vote dan kasih jejak di kolom komentar, ya...
𓂃˖˳·˖ ִֶָ ⋆🌷͙⋆ ִֶָ˖·˳˖𓂃 ִֶָ
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!