NovelToon NovelToon

I FELLIN LOVE WITH A CRIMINAL

01

Pagi hari yang cerah seperti biasa, terik matahari ditemani kicauan burung-burung, Glamora sedang membaca salah satu koran yang baru saja ia beli saat ingin berangkat ke tempat ia bekerja, Glamora bekerja sebagai kasir disebuah toko kue manis dan minuman, dimana ia sudah bekerja di sana selama 7 tahun lebih, sedari ia berumur 18 tahun, saat baru lulus dari sekolah nya, dan kini ia sudah beranjak 24 tahun, dan sedang menjalani masa kuliah nya sambil bekerja.

Ia cukup kaget saat membaca salah satu berita yang ada didalam koran, di sana tertulis bahwa ada buronan yang masih dicari-cari 6 tahun yang lalu, hingga sekarang belum tertangkap, kasus nya tadi malam ia baru saja mengambil uang yang berada dalam brankas bank, dan sekarang ia sedang melarikan diri, hati-hati jika bertemu buronan ini.

Memang, buronan ini sudah berkali-kali membuat ulah, bukan hanya mencuri, tetapi ada salah satu kasus, yang mengatakan bahwa buronan ini pernah membunuh satu keluarga besar ternama dikota ini.

Sudah tidak heran, warga atau penduduk disini dengan buronan itu, mereka sudah memakluminya, mereka menyebut buronan ini dengan sebutan AHK. Karena terdapat tanda bertulis AHK di setiap buronan itu berulah, entah itu ditembok tempat kasus terjadi, entah di mayat yang ia bunuh. Bukan hanya itu, dengar-dengar AHK ini adalah keturunan salah satu mafia yang berkuasa di kota ini, tapi entah dari kalangan mafia yang mana, yang mereka tahu hanya itu. Namun sebagai warga dan penduduk disini, sudah kewajiban kita untuk menegakkan kemakmuran.

Glamora bosan saat membaca berita itu, karena setiap hari membeli koran, hanya ada berita buronan sialan itu, dengan bosan ia melamun saja, karena juga tidak ada satu pelanggan pun yang datang, tapi lamunan nya tergoyah saat melihat seseorang yang menggunakan baju serba hitam hingga celana, dan topeng yang menutupi semua wajah nya, kecuali mata dan bibirnya yang tersisa, berlari kencang masuk ke dalam toko, orang itu masuk dan mengambil banyak minuman dengan tas hitam yang mungkin memang muat untuk barang banyak, sontak dengan sigap Glamora menahan orang itu.

Ia mencengkram orang itu dengan tangan nya, sebaliknya orang itu berusaha menjauhkan diri nya, karena ingin kabur, diantara meja kasir yang berat terbuat dari besi itu, memang agak susah bagi Glamora menahan nya, dengan jarak yang semakin intim karena tenaga dari mereka masing-masing, hingga tak sengaja orang itu mencium bibir Glamora, entah mengapa orang itu menurunkan tangan nya dari bahu Glamora, yang sedari tadi ia sedang berusaha menahan Glamora agar ia bisa kabur.

Mata Glamora terbelalak, saat merasakan bahwa orang ini malah mencium nya dengan perasaan dan sensasi, Glamora yang saat itu juga terkejut, menyadarkan diri nya, melepas cengkraman tangan nya dari baju orang itu, lalu menjauh kan diri, lalu tanpa berfikir lagi, orang itu langsung lari dari toko ini.

"HEI! SIALAN KAU!, dasar bajingan!" Dengan kesal Glamora mengusap bibir nya kasar karena merasa jijik telah berciuman dengan pria yang tak ia kenali, dan karena itu ciuman pertama nya. Huh!

...

Esoknya, Glamora pergi ke kampus seperti biasa, hari ini ia memakai baju pendek berwarna coklat susu untuk dalaman nya, dan celana coklat panjang berwarna coklat juga yang agak ketat, yang melihatkan sedikit bentuk badan nya yang sexy, blazer hitam untuk luaran, juga sepatu hak tinggi berwarna hitam. Memang Glamora terkenal cantik dan mempesona seperti nama nya Glamora.

Ia berjalan menyusuri taman bersama teman nya yang bernama Liam abizar. Ya Liam ini teman Glamora sejak kecil, bisa dibilang mereka sudah seperti Saudara.

"Aku sedang kesal, kau tahu?" Ujar Glamora memperlihatkan wajah masam nya.

"Kenapa? Tidak biasa nya kau seperti ini" Liam bertanya dengan nada penasaran.

"Eughh, kemarin aku tak sengaja berciuman dengan buronan!" Kesal nya.

"WHAT?, kau? Kau? Ahh.. Yang benar saja" Ucap Liam yang menolak untuk percaya.

"Kau tidak percaya? Kau sahabatku bukan? Hah? Kalau ingin bermusuhan denganku minggir sana" Sahut Glamora sedikit mengancam.

"Iyaa iyaa, aku percaya dengan sahabatku ini". Mau tak mau Liam Meng-iya kan Ucapan sahabatnya itu, kalau tidak mungkin bisa saja Glamora menjauhi nya selama 7 hari.

"Heii kau! Tunggu" Teriak Glamora pada seseorang, ia langsung mengejar orang yang baru saja ia teriaki, Liam dengan bingung mengikuti langkah Glamora.

...

Glamora menahan tangan seorang pria, mungkin yang ia teriaki tadi. "Kau.. Sepertinya aku kenal". Glamora menyipitkan mata nya, ia mencoba mengingat ingat.

Selang beberapa detik, ia tidak menemukan jawaban. "Mengenaliku? Tidak salah dengar? Aku saja baru pertama kali masuk ke kampus ini" Ujar pria itu dengan wajah datar.

"Ah.. Mungkin aku salah lihat, tapi bibirmu.. Badanmu.." Glamora berpikir lagi, ia merasa familiar dengan pria ini.

"Baru pertama lihat saja sudah mesum, dasar wanita nakal" Ucap pria tadi, yang langsung melangkah kan kaki nya dengan cepat.

"HEII! APA KAU BILANG?, ENAK SAJA, AKU INI WANITA BAIK-BAIK, SIALAN!"

Siswa/siswi yang sedang lalu lalang dikoridor kampus dengan kompak melihat ke arah suara yang berteriak, ya. Glamora, dengan cepat ia lari menuju kelas yang akan ia datangi, sambil mengumpat dalam hati tentang kejadian tadi.

Cihhh.

02

Glamora mengendap endap agar dosen yang mengawas kelas nya tidak mengetahui bahwa Glamora telat, dengan cepat ia berlari dan asal duduk dimana saja, mau itu tempat orang lain, ia tak peduli.

"Hei, wanita mesum, kita bertemu lagi" Suara pria yang menjulurkan tangan. Terlihat sekali bahwa pria itu cukup berotot dari lengan nya yang dimana urat dan jemari nya mungkin lebih besar dari tangan mungil Glamora, walaupun tangan Glamora juga sedikiy berurat.

"Apa kau bilang?!" Glamora menatap wajah itu dengan intens, pria itu tersenyum tipis, tapi terlihat jelas wajah pria itu memang tampan, rahang yang terbentuk dengan sempurna, rambut yang pendek namun ikal sedikit, bibir dan alis yang tebal, serta hidung yang lancip itu, membuat pria itu benar-benar sempurna.

Glamora mengerjap mata nya, sedang memikirkan apa ia tadi? Lalu dengan cepat wajah Glamora berubah menjadi tidak senang, dan mengabaikan uluran tangan itu untuk menyalaminya.

"Wanita mesum" Jawab pria itu. "Salam kenal, namaku Agler" Tambah nya tersenyum jail, sembari melihat wajah cantik, sexy, manis, badas sekaligus, pada wajah Glamora.

Dengan cuek, Glamora tidak menghiraukan omongan orang itu, ia lanjut fokus pada pandangan didepan nya, yang ada sang dosen sedang menerangkan sesuatu.

"Kalau kau tidak menyebut namamu, aku kan memanggilmu dengan sebutan wanita mesu-" Ucapan nya terhenti.

"Glamora" Sahut nya cuek.

...

Glamora tidak fokus dengan pembelajaran hari ini, karena ia begitu kesal memikirkan kejadian kemarin, ia mengambil sketch book nya, yang berisi gambar cantik, yang ia buat, saat ia me-ngebet halaman selanjutnya, disana terdapat foto buronan yang ia gunting dari koran, Glamora menyumpahi buronan itu dengan kasar.

Bajingan gila, sialan, iblis, setan.

UHUKK UHUKK

Agler tersedak saat melihat Glamora yang sedang mengumpat dalam bisiknya, yang terdengar oleh Agler.

"Kau gila?" Tanya Agler meledek dengan menatap Glamora aneh.

"Berisik, kau ingin aku mencabik-cabik wajah mu?" Mata Glamora sedikit melotot.

Namun yang dilihat oleh Agler hanya wajah konyol dan lucu. "Coba saja kalau kau bisa" Ucap nya menantangi.

"Kata siapa aku tidak bisa? Huh?!" Glamora meloncat kan tangan nya yang hendak mencengkram wajah tampan Agler. Namun..

"HEII KALIAN!" Seru sang dosen. Sontak mereka mereka berdua menengok. "Keluar dari kelas ini, dasar anak nakal" Usir sang dosen pada Agler dan Glamora.

Wajah Glamora sedikit mengisyaratkan kalau ia menuduh bahwa ini terjadi karena Agler.

Karena kau! Pria sialan!. Umpat nya dalam hati.

Mereka bergegas keluar dari kelas tersebut, huh.. Melelahkan, masih pagi pun hari Glamora sudah sial.

Agler beranjak pergi dari samping Glamora, namun ditahan oleh nya. "Kau benar tidak pernah bertemu denganku?" Tanya Glamora masih penasaran.

"Mungkin kalau memang bertemu, itu di hotel, saat aku melakukan sesuatu dengan banyak wanita"

Ughh.

Glamora merasa jijik mendengar hal itu, pria murahan dasar.

"Apa kau pernah melakukan nya denganku?" Tanya Agler yang sengaja menunduk kan kepala nya agar sejajar dengan tinggi Glamora. Jarak mereka sekarang hanya beberapa cm.

Glamora menoleh ke samping, membuang muka dari hadapan pria yang ada didepan nya sekarang. "Tidak! Kau pikir aku wanita apaan, hingga melakukan nya dengan pria murahan seperti mu!". Agler tersenyum menggoda.

"Tapi, jika kau ingin merasakan nya, bisa saat ini juga denganku" Agler tak serius, ayolah.. Ia hanya bercanda.

"Cihh" Glamora pergi dari situ, melangkah kan kaki nya dengan gagah. Agaknya pria itu sudah kehilangan akal sehat nya.

.

.

.

"Heii, kenapa wajah mu begitu masam" Goda Liam menyentuh dagu Glamora dengan jari telunjuknya. Glamora mendongak. "Semenjak aku berciuman dengan buronan itu, hariku jadi sial Liam!" Kesal nya.

"Sudahlah, kau bisa mengganti nya dengan bibirku" Ujar Liam sedikit menggoda.

"Ewhh, denganmu? Rasa bibirmu itu mungkin seperti Kecap asin" Sahut Glamora meledek.

"Mulutmu itu ya.." Beo Liam mengusap rambut sahabat nya itu dengan gemas.

"Liam! Pokoknya kau harus membantuku mencari buronan itu. " Teriak Glamora sembari menggebrak meja, kamu tahu lah, itu refleks.

"Wanita gila, itu bahaya Gla." Ucap Liam mewanti-wanti.

"Oh, kau tidak mau membantu sahabatmu ini? Ya sudah kalau tidak mau aku akan memusu-

"Ya ya ya, aku bantu" Liam menyela ucapan sahabatnya itu, ia sudah hafal dengan Glamora yang akan bilang 'aku akan memusuhimu jika kau tidak menuruti permintaanku'. Dasar.

Wajah Glamora kembali ceria saat Liam mengiyakan nya, baguslah sekarang waktunya ia mencari buronan itu sampai dapat, dan ada satu orang yang ia curigai.

.

.

.

Glamora menyiapkan print-an wajah sang buronan, yang hanya terlihat mata dan bibir nya.

Ia menyusuri satu gedung kampus, sembari menghentikan orang-orang yang menurutnya mirip dengan buronan itu, namun sudah 143 orang yang ia cek satu persatu, tidak ada yang mirip satu pun. Dan pikiran nya tertuju pada seseorang yang ia curigai. Ia mulai bermondar mandir lagi, untuk mencari pria tersebut.

Agler sedang duduk santai di taman kampus yang luas, yang ditengah nya berada kolam yang lumayan besar, namun tidak dalam, dan ada patung pancoran di sana.

Ia ditarik oleh seseorang ke pinggir kolam. "Apa apaan ini" Marah Agler yang sedang tenang nya mendengarkan musik, sekarang terganggu oleh wanita ini.

"Sebentar aku hanya mengecek". Glamora mendekatkan diri nya pada wajah tampan Agler, ia menatap lekat mata itu, bergantian dengan bibir, dan disama-samakan dengan gambar yang ia pegang ditangan nya. Memang benar ada tahi lalat didekat bibir Agler, dan juga digambar yang ia pegang.

"Wanita mesum" Celetuk Agler. Ia tersenyum, Glamora akui memang wajah nya sangat tampan dan sempurna, tak akan ada satu wanita pun yang bisa menolak nya.

Agler menarik pinggang ramping milik Glamora dengan satu tangan nya, Glamora dengan cekat menahan tubuh nya dan tubuh Agler, agar tidak terlalu dekat.

"Dasar pria murahan, lepas". Glamora berusaha mendorong pria itu, awal nya memang susah, namun saat Glamora mengeluarkan tenaga nya..

03

Glamora mendorong Agler hingga terjatuh ke dalam kolam. Aghh teriak pelan dari Agler

"Hei wanita mesum, kau tidak lihat aku jatuh?"

"Biar, aku tidak peduli denganmu". Glamora menyelet.

"Sialan kau" Wajah Agler memelas, seakan memang meminta pertolongan pada wanita didepan nya. Agler menjulurkan tangan nya. "Tarik aku" Suruh nya.

Dengan malas namun kasihan, Glamora menerima uluran tangan itu, dan menggenggam nya kuat-kuat, tapi yang terjadi selanjutnya adalah, Glamora ditarik oleh tangan besar, yang meminta tolong pada nya tadi, Ia terjatuh masuk ke dalam kolam itu, dengan posisi diatas Agler. Tetapi tangan nya memberi jarak pada tubuh Agler.

"Hai, wanita mesum" Agler tersenyum geli. Dengan jarak dekat seperti ini, ia sedikit terpana oleh wajah cantik wanita didepan nya.

Tanpa menyahut, Glamora mendorong tubuh kekar itu, dan langsung berdiri, naik kembali ke darat. Kini baju mereka basah, baju dalaman yang dikenakan Glamora menerawang bra hitam yang dipakai nya. Memaluka.

Agler mau tak mau menatap lurus pada buah dada milik Glamora. Agler tertegun tatapan nya tak bisa beralih ke hal lain. Gimana pun ia laki-laki waras yang akan tergoda dengan hal seperti itu. Ia mengerjap lalu pergi ke bangku yang ia duduki tadi. Agler mengambil jaket nya yang masih kering karena tak terbawa saat ia jatuh ke dalam kolam tadi.

Berjalan menuju Glamora yang berdiri tegak. "Pakai" Ujar Agler menyodorkan jaket yang ia ambil tadi.

"Aku tidak butuh". Acuh Glamora

"Memang namun badanmu butuh" Ucap Agler yang melirik lagi ke arah buah dada milik Glamora, dengan peka Glamora sigap menutup dada nya dengan tangan. "Kau yang mesum tahu!" Pipi nya memerah.

Glamora menerima jaket itu, membuka blazer nya yang diganti oleh jaket putih milik Agler. Parfum milik pria itu sangat menempel pada jaket ini. Glamora tersenyum geli.

Tanpa satu kata pun, Glamora menghilang dari hadapan Agler.

.

.

.

.

"Mom.. Gla kembali"

Tidak ada sahutan dari dalam rumah, ia sangat rindu dengan ibu nya, sudah 4 tahun tidak bertemu, karena ibu dan ayah nya sudah bercerai, dan mempunyai keluarga masing-masing sekarang.

Huftt. Glamora mengehal nafas berat. Berusaha memejamkan mata nya untuk tidur, namun tidak bisa. Ia bangun dari ranjang mpuk nya, dan ke dapur untuk menyeduh kopi.

Sruupp

Bagian terakhir dari kopi, memang tidak ada dua nya, sangat nikmat.

Glamora bosan, memang karena kehidupan nya tidak ada yang menarik selama ia hidup, dari kecil sudah melihat orang tua nya bertengkar, hubungan percintaan yang kandas karena mantan kekasih nya berselingkuh, tidak mempunyai teman selain Liam, yang selalu setia berada disamping nya, hingga sekarang mereka beranjak dewasa.

Glamora mengambil sepatu hak tinggi nya yang bermodel tertutup hingga betis, memakai nya, dan keluar dari rumah nya. "Hidup membosankan sekali" Lirih nya, tatapan nya hanya tertuju pada jalan yang ia pijak.

BRUKK

"aghh". Ringis nya kesakitan, saat ada seseorang yang menabraknya, belum sempat ia membuka suara, karena menahan emosi nya, Glamora langsung ditarik oleh orang yang menabrak nya tadi, ke belakang bangunan kokoh besar.

Saat Glamora menatap orang tersebut, betapa terkejut nya ia, kalau itu buronan yang sedang ia cari-cari dan incar. "KAUU.."

Tangan pria itu menyergap mulut Glamora, menahan Glamora didalam badan nya yang besar, Glamora mendongak, menatap pria itu tajam. Berusaha melepas tangan besar yang masih saja menyergap mulutnya.

"Hmph, aku tidak bisa bernafas sialan, kau ingin membuatku mati!". Geram Glamora melototkan matanya.

Pria itu sedikit tertawa. "Lagi pula, sedang apa wanita cantik berkeliaran tengah malam begini".

"Peduli apa kau?, terserah ini hidup ku, bukan urusanmu!"

"Memang tapi-

DORR! DORR!

Glamora tersentak kaget, saat mendengar ricuhan suara tembakan, yang tidak jauh dari keberadaan nya sekarang.

"Ahaha ketemu kau!". Seorang pria menyodorkan pistol ke arah Buronan itu. Namun Glamora takut peluru itu akan mengenai nya. Ia memejam kan mata nya dan menutup telinga.

DORR!

Buronan itu lebih dahulu menembak nya. "Kau takut?" Tanya nya.

Glamora membuka mata nya perlahan, apakah dia sudah mati, yang dihadapan nya ini apakah malaikat?. Pria itu menggoyangkan bahu Glamora. Glamora tersadar dari halusinasi nya.

"hah? Apa? Dosaku berapa banyak?"

"Konyol, kau tidak mati". Pria itu menatap Glamora gemas.

"AH KAU! Kau yang menciumku saat aku bekerja lusa kemarin"

Mengernyitkan dahi nya, buronan itu mengingat-ingat, meski tertutup topeng, namun kerutan nya terlihat tipis.

"kau.. Aku tidak ingat"

"Ughh.. Dasar bajingan". Glamora menginjak kaki buronan itu hingga ia meringis kesakitan.

"Berhenti, wanita gila" Umpat nya.

"Kembalikan ciuman pertamakuu!!" Seru nya histeris, habis nya Glamora tak rela ciuman pertama nya diambil buronan sialan ini.

"Baik, kalau itu mau mu". Buronan itu mendekat kan langkah nya perlahan ke wanita yang ada dihadapan nya, sehingga Glamora terpojok dan tidak bisa kabur lagi, buronan itu mendekat kan wajah nya pada Glamora. Apa ini haruskah Glamora merasa terancam karena takut dilecehkan.

Cupp

Glamora melebarkan mata nya kaget, apa yang berusan terjadi, buronan itu tersenyum geli. Ia mengambil dagu Glamora dan menahan nya, lalu melumat bibir Glamora yang sedikit tebal. Glamora mendorong tubuh kekar buronan itu.

"Sialan kau!"

PLAKK

Glamora menampar nya, buronan itu tak merasa sakit malah mengucap. "Bibirmu manis". Tersenyum lalu pergi dari situ.

Hidup apa ini.. Sialan sekali. Niat ingin membalas dendam malah ia yang terkena sial.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!