NovelToon NovelToon

MY CRAZY RICH CEO

HARI KELULUSAN

Marsha Shen  berlari senang sambil membawa selembar kertas di tangannya. Marsha telah lulus dengan nilai bagus dan mendapatkan beasiswa belajar design perhiasan di Milan. Meski Marsha mengalami kebisuan selektif namun Marsha adalah murid yang pandai dari sisi akademik. 

Memiliki gangguan kebisuan selektif membuat Marsha hidup dalam sebuah kotak. Kotak itu tembus pandang, seakan-akan Marsha  bisa melihat keluar dan mendengar orang lain, namun Marsha tidak bisa keluar walaupun sudah mencoba sekeras mungkin. 

Menghabiskan waktu dengan mendesign perhiasan adalah hal yang bisa Marsha lakukan untuk menekan semua rasa samar sendu di hatinya. 

Ketika masih kecil Marsha menyaksikan sendiri kematian orang tuanya dalam kecalakan mobil yang meledakan mobil mereka dan mengambil nyawa orang tuanya. Ketika itu mobil mereka kehilangan kendali lalu menabrak pembatas jalan. 

Ibu Marsha langsung melempar Marsha keluar dari mobilnya sebelum mobil mereka jatuh ke jurang dan meledak. Sejak saat itu Marsha mengalami kebisuan selektif. 

Senyuman Marsha terhenti ketika melihat Kakek Liu di ruangan Nyonya Su. Marsha tetap berlaku santun seraya membungkuk memberi hormat kepada kakek Liu. 

"Gadis baik," ucap Kakek Liu. 

Kakek Liu melihat kearah Nyonya Su. "Berilah pengertian kepadanya," ucap Kakek Liu. 

"Baik Tuan Liu," ucap Nonya Su.

Kakek Liu pun pergi meninggalkan mereka berdua. Nyonya Su duduk mendekati Marsha Shen. 

"Marsha, Kakek Liu adalah orang yang berjasa besar terhadap kehidupanmu," ucap Nyonya Su.

Ketika terjadi kecelakaan waktu itu, bersamaan dengan kecelakaan yang terjadi pada Luis Liu, Cucu sekaligus ahli waris utama keluarga Liu.Pada saat itu Luis membutuhkan Transfusi darah ketika mereka kebingungan karena stock kantong darah habis, datanglah Marsha sebagai penyelamat Luis, belakangan di ketahui bahwa Marsha memiliki tulang sumsum yang cocok dengan Luis. 

Semenjak itu semua kebutuhan dan kehidupan Marsha di tanggung oleh keluarga Liu. Besekolah di sekolah terbaik. Di sekolah Marsha tak banyak bicara, hanya berbicara pada orang-orang terntu saja. Kadatangan kakek Liu kali ini ingin meminta kesediaan Marsha menikah dengan Luis Liu. 

Dihantui oleh kutukan kanker darah yang selalu merenggut ahli waris keluarga Liu, karena itu Kakek Liu menjadikan Marsha sebagai penjamin kelangsungan hidup Luis Liu. 

"Jadi Marsha kau tidak bisa menolak ini," ucap Nyonya Su. 

Marsha menggenggam erat kertas yang ada di tangannya dan menundukan kepalanya. Di dunia ini dia tidak memiliki sandaran lagi, Kertas di tangan Marsha pun bentuknya sudah tak beraturan karena remasan tangannya. Marsha mengangkat kepalanya dan mengangguk menyetujui permintaan kakek Liu. 

"Bagus, kau memang gadis pintar yang penurut," ucap Nyonya Su. 

Nyonya Su segera memberitahu kepada Kakek Liu bahwa Marsha telah setuju untuk menikah dengan Luis  Liu.  Marsha memasuki kamarnya lalu merebahkan tubuhnya di ranjang kecilnya dan mulai menangis tersedu. 

Demi membalas budi Marsha memutuskan menyetujui permintaan Kakek Liu. Paman dan Bibi Marsha justru membuang Marsha ketika orang tuanya telah tiada. Kakek Liu berbaik hati membiayai hidup Marsha selama ini. 

Marsha tinggal di rumah Nyonya Su, dan sedikit membantu Nyonya Su mengurus panti asuhan yang di kelola oleh Nyonya Su. Setelah makan malam, Kakek Liu memanggil Luis ke ruang perpustakaan. Luis  sangat marah ketika Kakek Liu mengatakan pengaturannya. 

"Aku menolaknya," ucap Luis. 

"Keputusanku tidak bisa kau gugat. Demi kelangsungan Keluarga Liu kau harus menikah dengan Marsha Shen," ucap Kakek Liu tegas

"Bagaimana mungkin Kakek memintakku menikah dengan seorang bisu," ucap Luis. 

"Dia tidak bisu, hanya sulit berkomunikasi," ucap Kakek Liu. 

"Aku tidak akan pernah menikahinya," teriak Luis seraya berlalu pergi sambil membanting pintu. 

BUKU SKETSA

Marsha mengambil buku sketsa dan mulai menggerakan tangannya untuk menggambar perhiasan. Setiap kali hatinya merasa tertekan Marsha selalu melampiaskannya dalam bentuk gambar.

Bahkan Marsha memiliki akun media sosial di college of art. Di media sosial ini semua designer-designer bergabung menunjukan hasil-hasil karya mereka. Marsha mendapatkan beasiswa ke institute art of Milan karena design-design perhiasannya yang menarik dan lolos kualifikasi.

Marsha melihat kembali kertas yang sudah tak berbentuk dia remas tadi. Marsha mengambil kembali kertas tersebut dan melurus-luruskan dengan tangannya sambil menahan air matanya.

Menjadi seorang designer perhiasan adalah impiannya, ketika kecil dulu dia dan ibunya suka membuat kerajinan tangan perhiasan. Jadi ini juga seperti mewujudkan impian ibunya Marsha. Namun dia harus mengubur impian itu dalam-dalam demi membalas budi pada Kakek Liu.

"Marsha," panggil Nyonya Su.

Mendengar Nyonya Shu memanggil, Marsha segera menasukan buku sektsa dan lembar beasiswa tersebut ke dalam laci meja belajarnya.

"Marsha, apa kau baik-baik saja?" tanya Nyonya Su.

"Marsha, aku tahu ini mungkin terasa berat, kau masih terlalu muda. Namun kita tidak memiliki pilihan," ucap Nyonya Su.

"Selain Kakek Liu berjasa besar terhadapmu, Kakek Liu juga sangat berjasa kepada panti asuhan ini," ucap Nyonya Su lagi.

Marsha memahami jika sebagian besar dana operasional panti asuhan yang di kelola Nyonya Su berasal dari sumbangan Kakek Liu. Karena itu dia tidak menyalahkan Nyonya Su.

"Nyonya, aku mengerti. Maafkan aku jika aku menangis karena hal ini," ucap Marsha kepada Nyonya Su.

Nyonya Su tersenyum mendengar suara lembut Marsha, Nyonya Su memeluk Marsha. "Kau akan selalu menjadi kesayanganku,"ucap Nyonya su.

Sementara itu Luis Liu semakin mantap menolak pernikahannya dengan Marsha. Luis Liu memilih menghabiskan banyak waktunya dikantor untuk menghindari bertemu dengan kakeknya itu.

Dzzrt , ponsel Luis Liu berdering. "Sayang, apa kau masih di kantor?" tanya Tania Xiao.

"Ya aku ada hal yang harus aku lemburkan," jawab Luis Liu.

Tania Xiao adalah seorang model papan atas, karena pekerjaan sebagai model Tania sering berpergian keluar Negri. karena itu terkadang Luis dan Tania jarang bertemu. Kakek Liu tidak menyukai Tania, karena sering melihat Tania di peluk oleh pria yang berganti-ganti meski itu hanya tuntutan sebuah pekerjaan.

"Baiklah kau bersibuklah, aku masih harus menghadiri perjamuan makan malam dengan klien-klien kami," ucap Tania Xiao.

Luis Liu menatap ponselnya yang meredup, dalam hubungnanya dengan Tania pekerjaan adalah prioritas Tania. Luis Liu melihat jam tangannya dan menunjuka sudah jam 10 malam.

Luis Liu memutuskan kembali pulang ke rumah. Luis berfikir kakeknya sudah tertidur, namun belum. Kakek Liu menunggu Luis pulang.

"Kakek, mengapa belum tidur?" tanya Luis.

"Duduklah" jawab Kakek Liu.

Asissten Kakek Liu memberikan sebuah File kepada Luis. "Bukalah " ucap Kakek Liu.

Luis membcanya dengan seksama. "Kakek apa ini maksud kakek! mengalihkan seluruh saham yang kakek miliki untuk wanita bisu itu!" ucap Luis tak percaya dengan nada marah.

"Jika kau tidak menikahinya maka saham ini akan segera kualihkan untuk Marsha. Dan jika dia menikah dengan pria lain maka saham ini otomatis juga menjadi milik pria itu," ucap Kakek Liu mengintimidasi Luis.

Saham yag Kakek Liu miliki senilai 30%, ini senilai keuntungan ratusan triliun dari Liu Corporation. "Apakah kakek-ku sudah mulai pikun," Pikir Luis.

"Pikirkanlah baik-baik," Ucap Kakek Liu seraya beranjak pergi meninggalkan Luis.

MENEMUI SI BISU

Luis masih memandangi berkas-berkas file pengalihan saham tersebut. Sebagai ahli waris utama Luis memahami betul tanggung jawabnya untuk menjaga Liu Corporation. Luis menyenderkan kepalanya di sofa dan memijit-mijit dahinya.

"Menikahi wanita bisu," pikir Luis sambil tertawa.

Sementara itu, Marsha melewati hari-hari setelah kelulusannya dengan damai, membantu Nyonya Su menjalankan dan menjaga panti asuhan. Mengajari anak-anak panti itu untuk mewarnai gambar.

Hati Marsha nampak terlihat tidak memiliki beban tentang pernikahan yang telah diaturkan untuk dirinya. Marsha telah melepas mimpinya dan memilih untuk mengabdi kepada Kakek Liu.

"Marsha, panggil," Nyonya Su.

Marsha segera menghampiri Nyonya Su. "Ada apa Nyonya," jawab Nyonya Su.

"Ayo kemari, kau harus segera bersiap menyambut kedatangan Kakek Liu dan Luis." Ucap Nyonya Su.

Nyonya Su membantu Marsha merapihkan diri. Sambil menyisir rambut Marsha dan mengepangnya tanpa disadari Nyonya Su menitikan air matanya.

"Apakah gadis ini bisa bertahan di lingkungan keluarga Liu," pikir Nyonya Su.

Marsha melihat Nyonya Su menangis. "Nyonya." Panggil Marsha seraya menghapus air mata Nyonya Su dan memeluknya.

"Hei, bagaimana ini mengapa jadi kau yang menghiburku," cap Nyonya Su kepada Marsha.

"Aku baik-baik saja," ucap Marsha menghibur.

"Ya, ya kau memang gadis pintar," ucap Nyonya Su.

"Apakah aku sudah cantik?" tanya Marsha.

"Cantik, sangat cantik," jawab Nyonya Su.

"Ayo, kita tunggu kedatangan mereka di luar," ajak Nyonya Su.

Tak berapa lama terlihat mobil Aston martin berwarna hitam memasuki pelataran panti asuhan. Terlihat Tuan liu dan Luis turun dari mobil tersebut. Terlihat juga beberpa pelayan membawa beberapa kotak hadiah.

Nyonya Su dan Marsha membungkuk memberi hormat kepada keduanya. "Selamat datang," ucap Nyonya Su.

Luis memandang sinis kepada Marsha. "Kepang dua, yang benar saja gadis ini. Apakah dia sedang tinggal di desa," ucap Luis dalam hati.

Wajah Marsha memerah karena dipandang oleh Luis. Marsha duduk bersebelahan dengan Luis. Marsha menahan rasa gemetar di seluruh tubuhnya. Semenjak di panti asuhan ini Marsha sering melihat Luis datang menemani kakek Liu namun tak mampu berbicara kepadanya. Sampai sebesar ini pun Marsha masih tak mampu berbicara kepadanya.

sepanjang pertemua mereka, Marsha hanya bisa terdiam. Marsha sudah menyukai Luis semenjak kecil, namun tak pernah berfikir bahwa dia bisa menjadi mempelai pengantin dari Luis Liu.

"Baik, jika begitu pernikahan akan segera kita laksanakan dalam waktu dekat," ucap Kakek Liu.

Sebelum menyetujui permintaan Kakek Liu, ada sebuah pengajuan Syarat yang Luis ajukan kepada Kakek Liu. Luis setuju menikah dengan Marsha namun tidak ada pesta ataupun pengumuman di media.

Kakek Liu menyetujuinya karena baginya yang penting Luis menerima pernikahan ini demi menjaga kelangsungan generasi Liu selanjutnya.

Jika itu wanita lain mungkin akan merasa senang, nambun bagi Marsha itu adalah sebuah ketakutan tersendiri memikirkan bagaimana jika nanti dia tidak bisa menyebutkan satu kata pun di depan Luis. Marsha takut Luis akan membencinya.

Selama ini jika berbicara dengan orang lain Marsha menuliskannnya di buku notes kecil yang selalu dia bawa kemana dia pergi atau di notepad ponselnya. Tak banyak orang yang bisa membuat Marsha bisa dan mau untuk berbicara.

Di sekolah pun Marsha tidak memiliki banyak teman. Mereka menghormati Marsha karena Marsha pintar dari sisi Akademik meski terkadang ada yang membully Marsha.

Mersha merasa lega metika mekihat mobil hitam itu pergi meninggalkan panti asuhan mereka. Selama duduk dengan Luis tadi udara terasa menipis, leher Marsha terasa tercekik.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!