NovelToon NovelToon

Mencintai Sahabat Sendiri

MenSahSen Episode 1

Namaku Citra Naisyila Ilyas atau biasa dipanggil Cina oleh Arka dan Sahabatku bernama Arka Arbani Yugo atau biasa Ku panggil Arab. Kami adalah sahabat sejak kecil, saat ini kami sedang duduk di bangku SMA di kota Y, kota di mana aku dilahirkan dan dibesarkan.

Aku anak pertama dari papa dan mama, Papaku bernama Handi Ilyas dan mamaku Monic Sandra, aku memiliki adik laki-laki bernama Ernan Putra Ilyas yang saat ini duduk di bangku SMP. Keluargaku bisa dibilang keluarga yang berkecukupan karena papa dan Mama mempunyai restoran yang saat ini sudah memiliki beberapa cabang diluar kota.

Sedangkan Arka Arbani Yugo adalah anak tunggal dari pengusaha sukses di kota Y, ayahnya bernama om Handoko Yugo dan ibu tante Meira Ananda.

Aku dan keluarganya Arka memang sudah dekat sejak dulu, begitu pun dengan Arka, dia juga dekat bahkan terlalu dekat dengan Keluargaku. Aku suka di rumah Arka karena aku selalu diperlakukan bak Tuan Putri oleh tante Mei, alasannya sudah pasti karena tante Mei tidak mempunyai anak perempuan. Tante Mei selalu menganggap aku ini calon menantunya, entahlah ku pikir itu hanya gurauan saja karena aku dan Arka pun masih berumur belasan tahun.

Rumahku dan Arka satu komplek, jadi setiap hari kami berangkat ke sekolah berdua, lebih tepatnya setiap hari Arka menjemput aku, dan kami berangkat berdua.

"Udah kaya supir aja gue." ucap Arka setiap hari dan aku hanya tertawa mendengarkan ocehannya.

...........

Pagi hari...

"Citra ayo bangun sayang." ucap mama sambil menggoyang-goyangkan pipi ku, namun aku tidak merespon.

Setengah jam kemudian......

"Bangoooonnn wooyyy. Gila lu jam berapa ni masih molor aja!" teriaknya ke telingaku dan langsung membuat aku terbangun. Aku sangat tau dan hafal dengan suaranya, siapa lagi jika bukan orang tidak waras itu, si Arab.

"Gila lo ya, lo kira gue budek, dasar Arab!" ucapku kesal dan langsung pergi ke kamar mandi. Membuat Arka tertawa puas dengan kaki melangkah keluar dari kamar.

Beberapa belas menit kemudian aku sudah rapi memakai seragam sekolah, aku keluar dari dalam kamar menuju meja makan, kulihat di sana sudah ada Arka dan Ernan yang sedang menikmati sarapannya.

"Yuk berangkat," ajak Arka sambil berdiri.

"Berangkat aja sendiri!" jawabku dengan mulai menyuap makanan.

"Nunggu berjam-jam malah disuruh berangkat sendiri." ucapnya dengan santai dan kembali duduk.

"Lagian orang gue baru duduk udah diajak berangkat aja," protes ku.

Setelah beberapa menit aku pun selesai sarapan dan mendatangi mama yang sedang berada di dapur.

"Ma, Citra berangkat dulu ya." sambil mencium tangan mama dan di ikuti oleh Arka. Kami berangkat menggunakan motor menuju ke sekolah, jarak yang tidak jauh dari rumah hanya sekitar 10 menit.

Sesampainya di sekolah Arka memarkirkan motornya. "Eh mana buku PR gue, udah lo kerjain kan?" tanyaku.

"Yaelah Cina, lo itu ya padahal nggak ngerjain PR tapi begadang mulu kerjaan, ngapain aja sih lo?" ucap Arka sambil mentoel keningku.

"Aduh sakit tau. Mana ah udah cepetan bentar lagi masuk nih," omel ku dengan mengusap kening.

"Mau sampai kapan sih lo gini, tiap hari nyuruh gue ngerjain tugas-tugas lo. Gue nggak keberatan kok sebenernya buat ngajarin lo." Ucap Arka sambil menyodorkan buku.

"Udah nanti nanti aja belajarnya, bye Arab." ucapku dengan berjalan menjauh dari Arka.

Aku memang sering menyuruh Arka mengerjakan tugas-tugasku, alasannya adalah, selain karena aku malas, aku juga suka mengerjai temanku Arab itu.

Harus ku akui Arka memang lebih pintar dibanding aku, karena dia masuk ke dalam salah satu pelajar terbaik di sekolah.

Jam istirahat pun tiba, seperti biasa Arka mendatangi kelasku, kelas kami memang hanya bersebelahan.

"Ke kantin yuk." ajak Arka sambil pergi meninggalkan kelas dan aku pun mengikutinya di belakang.

Sejauh ini kami tidak punya sahabat lain karena terlalu sering kemana-mana hanya berdua, tapi itu tidak menjadi masalah bagiku. Sampai saat ini kami memang belum pernah memiliki pacar, padahal sudah sejak SMP Arka atau pun aku di kejar-kejar siswa dan siswi lain yang ingin menjadikan kami pacar, namun kami tidak berminat. Entahlah, persahabatan kami ini membuatku tidak berminat untuk membuka hati.

Di Kantin...

"Hay Arka boleh ikut duduk?"tanya seorang gadis. Dia adalah Cindy, teman satu kelasku.

Aku dan Arka menoleh kearah suara.

"Iya duduk aja." jawabku.

"Sebentar lagi kan kita ujian, kamu sudah mempersiapkan apa Arka?" tanya Cindy mencoba mendekati Arka.

"Tidak ada, aku hanya lebih sering di rumah untuk belajar." Jawab Arka.

"Di rumah gue maksud lo?" ucapku sambil tertawa.

MenSahSen Episode 2

"Oh ya Cit, gimana kalo kapan-kapan kita belajar bareng di rumah kamu?" Kata Cindy.

Sebenarnya aku tau itu hanya akal-akalan Cindy untuk mendekati Arka. Sudah tidak menjadi rahasia lagi kalau sejak kami baru masuk SMA Cindy menyukai Arka, namun Arka tidak merespon.

"Boleh, terserah kapan aja." Jawabku.

"Eh balik ke kelas yuk Ar," aku mengajak Arka dan dia menganggukkan kepala.

"Duluan ya Cin," ucapku sambil berdiri dan di ikuti Arka, kami pun kembali ke kelas masing-masing.

Setelah jam pulang Arka dan aku mengendarai motor menuju rumah.

"Eh mending kita ke mall dulu, beli buku sama makan." ajak ku.

"Halah kebiasaan paling juga cuma alasan, bilang mau beli buku nyatanya beli baju." ucap Arka dengan malas.

Aku mengerucutkan bibir dan aku tau Arka melihat dari balik kaca spion.

Akhirnya Arka menuruti keinginanku, Arka melajukan motornya menuju ke mall, sekitar 20 menit kemudian kami sampai di parkiran. Setelah masuk aku langsung menarik tangan Arka ketempat langganan kami untuk makan.

"Emang mau beli buku apa sih Cin?" tanya Arka.

"Buku apa aja deh yang bisa bikin gue pinter, biar pas ujian nanti nilai gue bisa lebih tinggi dari nilai lo." jawabku asal, sambil sibuk melihat layar ponsel.

"Elo mau beli buku satu toko juga nggak akan merubah apa-apa kalo elo nya masih males belajar." kata Arka sambil mentoel keningku.

Tak lama setelah itu makanan datang, kami makan dengan tenang tanpa ada yang bersuara, selesai makan kami pergi ke toko buku.

"Yaelah Cina ternyata cuma mau beli Novel, tau gitu gue ogah lu ajak ke sini." Protes Arka setelah melihat aku memegang beberapa Novel.

"Hustt jangan berisik!" kataku dan kembali melihat-lihat buku yang lain.

"yuk ke kasir," ajak ku setelah aku mendapat beberapa buah Novel, Arka mengikuti dibelakang dengan malas.

Setelah membayar semuanya kami memutuskan untuk pulang karena hari sudah sore. Sampainya di depan rumahku Arka langsung pergi menuju rumahnya.

Aku masuk rumah dan langsung ke kamar karena seperti biasa di jam-jam seperti sekarang ini rumah sedang sepi, papa dan mama pergi ke restoran, sedangkan Ernan pergi les. Aku langsung mandi dan membersihkan diri.

Beberapa saat kemudian saat aku sudah selesai mandi.

Kring kring (suara ponsel berdering)

Aku langsung mengambil ponsel yang berada di dalam tas. Setelah aku melihat siapa yang menelpon aku langsung mengangkatnya.

"Halo," ucapku.

"Halo Citra, minggu depan aku ke kota Y, aku pindah ke sana." Kata si penelpon.

"Oh ya, kenapa Ray?" tanyaku bingung.

"Papa pindah tugas ke sana." Jawabnya.

Si penelpon adalah sepupuku, Raya Fitria. Papa nya Raya adalah adik dari papaku, beliau adalah seorang polisi.

Saat malam tiba, keluargaku sedang makan malam.

"Pa, Papa tau nggak kalo om Iyan mau pindah ke sini?" tanyaku ke Papa pertengahan makan.

"Iya sudah tau, tadi siang om Iyan sudah menelpon papa," jawab Papa.

Selesai makan malam kami duduk diruang keluarga, kami mengobrol sampai terdengar ada suara ketukan pintu, saat aku berjalan ingin membuka pintu ternyata pintu sudah dibuka oleh mbok Lilis. Mbok Lilis adalah asisten rumah tangga di rumah ini, beliau sudah bekerja disini sejak aku masih bayi.

"Siapa mbok?" tanyaku.

"Gue!" jawab Arka sambil masuk rumah berjalan melewati aku.

"Ciihh tau gitu tadi nggak usah dibukain," omel ku

Aku berjalan mengekor dibelakang Arka, menuju ruang keluarga. Ya, begitulah Arka, dia sudah sangat akrab dengan keluargaku.

Setelah Arka duduk di kursi bersebelahan dengan Ernan, aku memutuskan pergi ke kamar, sedangkan Arka asik mengobrol dengan papa dan mama.

Saat Aku sedang asik membaca Novel, tanpa mengetuk pintu Arka langsung membuka pintu kamarku. Aku terkejut, sontak aku langsung memarahi Arka, tapi tidak dihiraukannya. Arka justru mendatangi dan mengambil Novel yang ku pegang.

"Apaan sih lo Ar?" protes ku sambil berdiri berusaha mengambil kembali Novel dari tangan Arka. Tapi karena badan Arka lebih tinggi dariku, jadi aku cukup kesulitan mengambilnya sampai akhirnya....

BRUKK...

Kami berdua terjatuh keatas tempat tidur dengan posisi aku berada dibawah Arka. Beberapa saat kami saling pandan.

Deg deg deg...

Suara jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Tanpa kusadari wajah Arka semakin mendekat ke wajahku, 5 cm 3 cm 1 cm dan akhirnya Arka mencium bibirku untuk pertama kali, tidak ada penolakan dan perlawanan dariku aku hanya terdiam karena aku terlalu syok dan tidak percaya hal ini akan terjadi. Arka semakin dalam mencium dan mel*mat bibirku.

Tok tok tok (suara pintu diketuk) mengagetkan kami, Arka dan aku terkejut lalu langsung berdiri.

"Iya masuk!" teriakku.

Masuklah mbok Lilis membawa nampan yang berisi dua gelas susu diatasnya dan beberapa camilan. Ini Non, Den, diminum dulu susunya ucap mbok Lilis sambil menaruh susu di atas meja. Dan setelah itu beliau permisi keluar dari kamar.

MenSahSen Episode 3

Suasana di dalam kamar menjadi sunyi, karena tidak ada yang membuka suara setelah kejadian tadi. Sampai akhirnya beberapa menit kemudian, Arka membuka suara.

"Maaf untuk kejadian tadi." ucapnya sambil melihat kearah ku yang duduk tepat di sampingnya.

"Iya." jawabku sambil tertunduk karena malu.

Hah ada apa ini, sebelumnya aku tidak pernah merasa seperti ini jika sedang bersama dia. Ucapku dalam hati.

Yang awalnya Arka ke rumahku untuk belajar bersama, atau yang lebih tepatnya akan mengajariku, justru niatnya gagal karena setelah kejadian dia mencium ku keadaan menjadi canggung. Sampai pada akhirnya Arka berpamitan pulang, karena waktu sudah menunjukkan pukul 22.00.

Setelah Arka keluar dari kamar.

Jangan gila kamu Citra, mana mungkin kamu memiliki rasa lebih kepadanya! Aku berbicara pada diri sendiri.

Pagi harinya tidak seperti biasanya Arka tidak menjemput ku, bahkan tidak juga mengirimi pesan jika memang dia tidak bisa menjemput. Hampir satu jam aku menunggu di depan rumah dengan bosan, sampai pada akhirnya aku memutuskan berangkat sendiri menggunakan mobil.

Ada apa dengan dia, apa setelah kejadian semalam dia ingin menjauh. Batinku di tengah perjalanan.

Sesampainya di sekolah, aku memarkirkan mobil, lalu aku berjalan menuju kelas, tapi belum sempat aku masuk kedalam kelas, aku melihat Arka sedang berkumpul dengan beberapa teman sekelasnya. Tanpa sengaja tatapan kami bertemu dan saling pandang dalam beberapa saat, lalu Arka melengos membuang muka dan kembali mengobrol dengan teman-temannya.

Aneh banget itu orang. Ucapku sambil masuk kedalam kelas. Saat aku duduk di kursi, tiba-tiba ponselku berbunyi. Dengan segera aku membuka pesan itu.

💬Aku mau bicara nanti setelah jam pulang.

Pesan itu dari Arka.

Sikap anehnya keluar lagi, karena biasanya dia tidak pernah seperti ini. Jika ingin berbicara, dia langsung datang ke kelasku.

Jam pelajaran pun dimulai, namun aku merasa jam sangat lambat berputar, aku benar-benar penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh Arka.

Setelah menunggu lama, akhirnya pelajaran jam terakhir selesai. Aku segera membereskan buku-buku dan beranjak meninggalkan kelas menuju parkiran.

Sesampainya aku di parkiran, ternyata Arka sudah menunggu di samping mobilku.

"Ngomongnya di dalam saja," ucapku sambil membuka pintu mobil. Setelah kami berdua berada didalam....

"Jadi mau ngomong apa Ar?" tanyaku tak sabaran.

"Emm gue..gue..mau minta maaf untuk kejadian semalem, gue nggak ada maksud untuk......"

Oh shit, ternyata Arab cuma mau ngomong itu. Batinku.

"Hah jadi lo cuma mau ngomong itu Ar?" aku memotong ucapan Arka.

"Bukannya lo malam tadi udah minta maaf, udahlah jangan dibahas lagi anggap nggak pernah kejadian. " lanjut ku lagi.

"Lo nggak marah sama gue Cin?" tanya Arka.

"Udahlah nggak udah dibahas lagi!" ucapku sambil tersenyum.

"Tunggu tunggu, jadi jelasin sekarang kenapa pagi tadi lo nggak jemput gue hah, udah bosen lo?" tanyaku marah.

"Hehehe maaf tadi pagi gue bingung mau jemput elo atau enggak, gue takut lo marah. Maaf juga gue nggak ngabarin," ucapnya sambil menggaruk kepalanya.

"Oke gue maafin tapi lo harus traktir gue makan mie ayam di tempat mang Amin." ucapku dengan tetap menggunakan nada marah.

"Heleh makan mulu lo kerjaannya, oke deh ayo tapi gue yang nyetir." ucap Arka sambil mentoel keningku.

Tidak tau kenapa tapi Arka sangat suka mentoel keningku, tapi aku menganggap itu sebagai bentuk kasih sayangnya padaku.

"Tapi motor lo gimana?" tanyaku.

"Gue nggak bawa motor tadi, udah lo turun, lo pindah kesini." ucap Arka lalu turun dari mobil.

Aku dan Arka menuju warung mang Amin penjual mie ayam, warung langganan kami berdua, jaraknya tidak jauh dari sekolah.

Setelah sampai,

"Eh rame banget nih tumben," ucapku setelah melihat banyak orang sedang berada di warung itu.

Lalu Arka berinisiatif memesan mie ayam untuk kami berdua, tapi memakannya didalam mobil saja. Setelah Arka keluar aku melihat dia mengantre untuk memesan, aku tersenyum melihat dia rela berpanas-panasan demi memenuhi keinginanku.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!