"Plakk..."
Suara tamparan terdengar keras. Seorang gadis cantik terduduk dilantai memegangi pipinya.
"Dasar anak kurang ajar tidak tahu sopan santun." ucap laki-laki paruh baya yang terlihat emosi.
"Papa ini tidak seperti yang kalian lihat. Aku tidak menyakiti adik" jelas gadis itu.
Cila terkejut saat Papa Reza menampar pipi Cila dan memarahinya dihadapan keluarga besarnya.
"Jangan memarahi kakak lagi Pa. Ini memang kesalahan Vely karena tidak sengaja menumpahkan minuman ke baju kakak." ucap seorang gadis lain dengan nada memelas
"Tidak usah membelaku Vely. Kau melakukan itu seolah-olah aku yang bersalah. Kau memang sengaja menumpahkan Jus itu ke bajuku kan?" ucap Cila kepada Vely
" Tidak kak, Aku benar-benar tidak sengaja menumpahkan Jus itu. Kakak jangan marah kepada ku" jawab Vely sambil menggelengkan kepala
"Sudahlah Vely tidak perlu membela Cila. Dia memang suka mencari masalah denganmu Sayang. Aku menyesal telah melahirkan Putri seperti nya yang tidak memiliki etika dan selalu menindas adiknya sendiri. Lihatlah Cila akibat ulahmu keluarga Andara menanggung malu. Kau menghancurkan acara pertunangan mu sendiri." ucap Mama Rena yang marah sambil memeluk Vely yang sedang menangis
"Cila aku tidak menyangka ternyata kamu perempuan yang kasar dan tega menyakiti Vely adikmu sendiri." ucap Dika kekasih Cila
"Tante juga tidak menyangka karena hal sepele kamu suka menindas adikmu sendiri Cila. Gara-gara kamu acara pertunangan ini kacau." ucap Mama Dika
"Aku tidak mau bertunangan dengan perempuan kasar seperti kamu. Mamamu sendiri menyesal telah melahirkan mu Cila. Pertunangan kita aku batalkan. Lebih baik aku bertunangan dengan Vely yang lemah lembut." ucap Dika
"Tidak Dika. Mengapa kamu tega membatalkan pertunangan kita? Kita sudah lama menjalin hubungan ini." ucap Cila sambil memegang tangan Dika
"Cukup Cila. Menurut Papa ucapan Dika benar. Lebih baik Dika bertunangan dengan Vely daripada dengan mu. Papa juga kecewa kepadamu. Kamu sudah sering menindas adikmu dan sekarang membuat keluarga malu dihadapkan keluarga Dika. Dan mulai sekarang kamu bukan bagian dari keluarga Andara. Silahkan pergi dari rumah ini tanpa membawa apapun dari rumah ini." seru Papa Cila sambil menarik tangan Cila dari rumah keluarga Andara
"Kalian tega mengusirku dari rumah hanya karena kesalahpahaman. Coba dengarkan dulu penjelasan ku." kata Cila
"Tidak ada yang perlu dijelaskan. Silahkan pergi dari rumah ini tanpa membawa barang berharga apapun." ucap Papa Cila
"Baiklah jika Papa mengusirku dan Mama menyesal telah melahirkan ku. Mulai hari ini Aku Fricilla Andini Windari tidak akan pernah menggunakan nama Andara lagi. Dan ingat aku akan kembali kesini untu membalaskan rasa sakit hati ku kepada kalian semua termasuk kau Dika."
Setelah kejadian itu Cila langsung pergi dari halaman rumah keluarga Andara dengan berderai air mata.
Rasa Kecewa berubah menjadi dendam yang amat mendalam. Papa nya yang mengusirnya, Mama nya menyesal telah melahirkannya, adik tiri yang memfitnahnya serta kekasih yang membatalkan pertunangan mereka.
Sedangkan dirumah keluarga Andara, Vely menggantikan Cila bertunangan dengan Dika. Sebenarnya Dika menyukai Vely yang selalu berpakaian modis dan seksi.
Tidak seperti Cila yang berbeda jauh penampilan nya dengan Vely. Padahal jika Cila berdandan sedikit saja bisa dipastikan lebih cantik dari pada Vely.
Cila berjalan tidak memiliki tujuan. Diusir tanpa membawa HP, ATM dan pakaian.
Uang sepeserpun juga tidak. Hanya pakain yang melekat di badannya serta sepatu hak yang sudah dia lepas.
Karena merasa lelah berjalan tanpa arah, Cila duduk dibawah pohon sambil meratapi nasibnya saat ini.
Dia bingung mau kemana. Apa dia harus menjadi gelandangan.
Saat Cila sedang duduk dia dikagetkan suara benturan yang ternyata kecelakaan mobil. Posisi keadaan sedang sepi dengan berlari Cila mendekati mobil yang menabrak pembatas jalan tersebut.
Cila mengetuk kaca mobil tapi tidak ada respon sama sekali. Lalu Cila berteriak minta tolong kepada pengendara mobil yang melintas.
Pengendara mobil yang melihat Cila meminta tolong memberhentikan kendaraan nya lalu turun dan membantu Cila mengeluarkan korban lalu membawa ke rumah sakit.
Sampai dirumah sakit korban di bawa ke IGD. Tidak lupa Cila mengucapkan terimakasih kepada orang yang telah ikut membantu nya menolong korban kecelakaan.
Cila menunggu dokter yang sedang memeriksa korban tersebut. Tidak lama kemudian Dokter keluar dan menemui Cila.
"Anda keluar korban?" tanya Dokter
"Bukan Dok. Saya cuma menolongnya. Bagaimana kondisinya Dok?" jawab Cila
"Tenang saja kondisi korban tidak terlalu parah. Hanya luka ringan saja. Sebentar lagi juga sadar" kata Dokter tersebut menjelaskan
"Syukur lah. Apakah saya boleh menjenguk korban?" tanya Cila
"Tentu boleh. Silahkan masuk. Kalau begitu saya permisi dulu." balas Dokter tersebut
"Terimakasih Dok." ucap Cila
"Sama-sama."
Cila mulai membuka pintu dan melihat kondisi korban.
"Untung dia tidak ada luka serius. Aku ingin menghubungi keluarga nya tapi aku tidak tahu kontaknya."ucap Cila
Tidak lama kemudian...
"Eee ahhh aku dimana? Kok bisa disini?" kata laki-laki tersebut.
"Kamu sudah sadar. Sebentar aku panggil dokter." kata Cila
Dokter tadi pun datang dan memeriksa kembali keadaan laki-laki tersebut.
"Kondisi pasien tidak papa. Bisa langsung dibawa pulang." ucap Dokter.
"Syukur laa. Terimakasih dok" ucap laki-laki tersebut
"Iya sama-sama. Ucapkan terimakasih juga kepada perempuan ini karena dia yang menolongmu dan membawa mu kesini. Kalo begitu saya permisi." kata dokter lalu meinggalkan ruangan.
Dokter pun keluar ruangan dan tinggal Cila dan laki-laki tersebut.
"Terimakasih telah menolong ku. Namaku Alfi. Kalo boleh tahu siapa namamu?" kata Alfi
" Sama-sama. Namaku Cila. Kalo begitu aku permisi karena kamu sudah tidak apa-apa." jawab Cila
"Tunggu. Rumahmu dimana biar aku yang mengantar mu?" tanya Alfi
" Bagaimana bisa kamu mengantar ku jika mobilmu saja rusak" jawab Cila sambil tersenyum
"Sebentar aku menelpon seseorang dulu" ucap Alfi
Tutt tutt
"Hallo Anjar jemput aku di RS Harapan sekarang"...
"Sebaiknya kita menunggu ditaman depan RS saja ayoo" Ucap Alfi
Cila mengikuti ajakan Alfi. Mereka berjalan beriringan keluar ruangan. Melihat Alfi masih terlihat lemas Cila berinisiatif memegang pundak Aldy supaya tidak jatuh.
Sampai ditaman mereka mencari kursi kosong dan duduk bersama.
" Dimana rumahmu gadis cantik?"
Cila sebenarnya bingung menjawab apa. Jika dia bilang alamat rumah keluarga Andara tidak mungkin. Karena dia baru saja diusir keluarga nya dari rumah. Yang ada membuat malu saja pikirnya.
Tapi jika dia jawab jujur apakah orang ini percaya. Cila masih menggunakan gaun dan sepatu bagus. Jika dia berbicara diusir apa orang ini percaya dan ini menyangkut hal. pribadi.
Lama tidak ada jawaban Alfy yang tdi memperhatikan Cila menepuk pundak Cila dan bertanya.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Alfi
"Sebenarnya Aku tidak memiliki rumah karena baru diusir oleh keluarga ku." ucap Cila lirih
Dia tidak perduli orang didepannya percaya atau tidak yang terpenting dia susah jujur.
"Dimana rumahmu gadis cantik?"
"Aku tidak memiliki rumah karena diusir oleh keluarga ku."
Alfi terkejut saat Cila menjawab pertanyaannya.
"Mengapa kamu bisa diusir oleh keluarga mu? Apa kamu membuat kesalahan besar hemm?" tanya Alfi penasaran.
Jika dilihat dari penampilan bisa dipastikan gadis ini berasal dari keluarga berada.
Cila yang awalnya berpikir orang didepannya tidak akan percaya ternyata malah bertanya seolah perduli dengannya. Mungkin karena sudah menolong tadi pikir Cila.
"Entah lah. Menurut ku aku tidak melakukan kesalahan seperti yang mereka tuduhan." jawab Cila dengan berusaha manahan air matanya agar tidak jatuh.
Alfi menyadari bahwa gadis disamping nya ini memiliki beban hidup yang berat menurutnya.
"Bisakah kamu ceritakan kepada ku. Siapa tahu aku bisa membantumu?" kata Alfi menyentuh pundak Cila.
Entah mengapa Alfi tidak tega melihat gadis didepannya terlihat sedih seperti itu.
Cila tidak menjawab pertanyaan Alfy. Dia hanya diam dan tiba-tiba dia menangis.
"Jika kamu belum bisa menceritakan kepada ku tidak papa. Bagaimana kalau kamu tinggal denganku?" tawar Alfi.
Cila tampak berpikir apakah dia menerima saja tawaran dari Alfi. Kelihatan nya juga Alfi orang baik. Jika dia menolak dia tidak tahu harus tinggal dimana.
"Jika tidak merepotkan akun mau menerima tawaranmu." jawab Cila
"Tentu tidak. Kamu telah menolongku jadi aku juga ingin menolongmu." kata Alfi sambil tersenyum
Jujur Alfi merasa nyaman bersama Cila.
Saat Alfy dan Cila sedang mengobrol mereka dikejutkan oleh seseorang.
"Eh ini anak, Alfi lo dari mana aja sih? Nomor handphone tadi ngak aktif sekali aktif nelpon ngomong cuma satu kalimat. Gue cariin juga ternyata disini lagi pacaran. Pacaran tuh ditaman hiburan kek jgn taman Rumah Sakit." ucap laki-laki tersebut dengan sewot.
"Bisa enggak sih kalo dateng pake Assalamu'alaikum dulu. Nyerocos terus kyak petasan" jawab Alfi kepada Anjar.
"Hehee maaf bro" jawab Anjar sambil cengar cengir.
"Gue disini juga bukan pacaran tapi abis kecelakaan" kata Alfi menatap Anjar sinis.
"Hah kok bisa kecelakaan. Mobilnya gimana parah ngak? " tanya Anjar.
"Ehh somplak. Seharusnya tanya keadaan gue dulu bukan malah lebih perhatian sama mobil" jawab Alfi.
"Aduh lo mah udah keliatan baik-baik aja udah pasti kagak kenapa-napa iya kan. Buktinya bisa ngobrol bareng sama cewek cantik. Iya ngak neng." kata Anjar sambil tertawa melirik Cila.
"Astaghfirullah ini cwek yang nolongin gue kali. Udah ah bercanda terus mending kita pulang ngobrol dirumah." Kata Alfi sambil menggandeng tangan Cila ke arah mobil.
"Eh kok gue ditinggal sih. Tungguin kan gue yang bawa mobil kesini masa ditinggal," gerutu Anjar.
Didalam mobil Anjar mulai berceloteh kepada Alfi.
"Eh ngak ngenalin itu cewek siapa Fi? " ucap Anjar.
"Ahh ogah. Kasiaan ini cwek jadi korban buaya darat " jawab Alfi sambil tertawa.
"Gue ngak buaya. Cuma lagi seleksi nyari pendamping hidup. Ahh serasa jadi supir duduk didepan sendiri." jawab Anjar.
"Ngak papa sekali-kali ya kan berbuat kebaikan" jawab Alfi.
"Zay kemana sih biasanya juga dia yang ngikutin kemana lo pergi?" tanya Anjar.
"Zay lagi tugas ke luar kota ngurus proyek. Udah ngak usah protes nyupir yang bener. Entar kalo udh sampe rumah baru ceritain semuanya" jawab Alfi.
"Oke deh"
Kurang lebih 45 menit mereka sudah sampai dirumah yang memiliki gerbang tinggi. Sampai dihalaman rumah Alfi, Cila terkagum memandang rumah yang besarnya tiga kali dari rumahnya.
"Heii ayo masuk Cila." ajak Alfi menarik lengan Cila.
"Eh iyaa maaf aku melamun. Rumahmu besar dan indah." kata Cila tersenyum.
Sampai didalam rumah Cila terkagum lagi melihat arsitekturnya.
"Sepertinya Alfi bukan orang biasa," ucap Cila didalam hati
Mereka duduk diruang tamu rumah Alfi. Asisten rumah tangga Alfi langsung membawa minuman dan cemilan keruang tamu.
"Anjar perkenalkan ini Cila orang yang telah menolongku dan Cila ini Anjar saudara sepupuku sekaligus sahabatku." ucap Alfi mengawali pembicaraan.
"Hai Cila, kamu cantik sekali. Terimakasih sudah menolong sahabatku ini" kata Anjar mengulurkan tangan.
"Hai juga Anjar. Sama-sama" jawab Cila membalas uluran tangan Anjar.
"Cila bukannya aku memaksa tapi aku juga ingin tahu kenapa kamu bisa diusir dari rumahmu? Tolong ceritakan saja kepada kami." kata Alfi.
"Hah kamu diusir dari rumah Cila? Kok bisa? Rumah kamu memang dimana?" tanya Anjar terkejut.
" Aku tidak tahu harus bercerita dari mana." ucap Cila menunduk.
"Ceritakan saja semua tidak perlu khawatir kami ini orang baik-baik." kata Anjar meyakinkan.
Cila menatap Alfi dan Anjar lalu...
Flashback On
Hari ini aku Fricilla Andini Windari Andara akan bertunangan dengan Andika Johan Pratama. Kami berpacaran sudah 4 tahun dari kami masih kuliah bersama. Namun saat acara belum dimulai ada kejadian yang menyebabkan aku terusir.
Saat aku akan mengambil Jus, aku bertemu adik tiriku. Dia bernama Vely Naraya Andara.
Aku dan dia satu tahun terakhir memang tidak akur. Entah mengapa dia begitu membenci ku setelah aku menggantikan papa menjadi pimpinan perusahaan Andara.
Saat aku mengambil jus tiba-tiba dia menyiram gaunku. Aku marah, ini bukan pertama kalinya dia membuat ku emosi.
Dia mengatakan aku tidak pantas menjadi penerus keluarga Andara dan bertunangan dengan Dika yang merupakan anak bungsu dari keluarga Pratama.
Secara tidak sadar aku menampar Vely dan tiba-tiba dia menangis histeris dan berkata..
"Kak aku tidak sengaja menumpahkan jus itu ke gaun kakak. Mengapa kakak menamparku dan mencaci ku. Aku tahu aku hanya adik tiri mu tapi tolong jangan perlakuan aku seperti ini." Kata Vely
Belum sempat aku menjawab Papa ku datang bersama keluarga ku yang lain dan keluarga Dika lalu menamparku.
Setelah itu terjadilah pengusiran dan pembatalan pertunangan ku.
Flashback Off
Setelah Cila menceritakan apa ya g terjadi hari ini Anjar langsung bertanya...
"Jadi kamu diusir dari rumah karena adik tiri kamu itu lalu kekasihmu juga membatalkan pertunangan kalian dan memilih bertunangan dengan adik tiri kamu?"
Alfi juga ikut bertanya kepada Cila.
"Kenapa orang tua kamu lebih memilih membela adik tiri kamu dari pada kamu? Apakah sebelumnya kamu pernah bertengkar dengan orangtua kamu?" tanya Alfi.
"Sebelum kejadian hari ini orangtuaku akhir-akhir ini selalu membandingkan aku dengan Vely akibat ada beberapa investor yang menarik sahamnya dari perusahaan Andara. Lalu tiba-tiba orangtuaku menggantikan aku dengan Vely yang sekarang menjadi pimpinan perusahaan Andara. Beberapa hari kemudian investor yang menarik sahamnya kembali lagi ke perusahaan" kata Cila menjelasakan.
"Apakah hanya karena hal itu orangtua mu bersikap seperti itu?" tanya Alfi menyelidik.
"Iya sepertinya hanya itu" jawab Cila yakin.
"Seperti tidak masuk akal sama sekali" timpal Anjar.
"Entahlah aku juga tidak tahu. Jujur aku kecewa dengan mereka. Mereka tidak mau mendengarkan penjelasanku. Lalu kekasihku juga tiba-tiba membatalkan pertunangan kami. Padahal seharusnya dia lebih mengetahui diriku daripada orang lain." kata Cila bersedih
Terlihat dari mata Alfi jika Cila mengalami kekecewaan yang mendalam.
"Dasar orangtua kejam dan itu tunanganmu laki-laki brengsek. Ingin sekali aku menghajar mereka" ucap Anjar yang emosi.
"Apakah kamu mau membalas rasa sakit hatimu kepada mereka?" tanya Alfi tiba-tiba.
"Tentu saja aku ingin membalas mereka tapi aku tidak yakin bisa." jawab Cila lirih.
"Aku bisa membantu mu membalaskan dendamu." ucap Alfi.
"Benarkah ?" Cila melihat Alfi.
"Iyaa tapi dengan satu syarat." ucap Alfi tersenyum.
"Apa syaratnya?" tanya Cila penasaran.
"Kamu harus menjadi istriku." jawab Alfi.
"Apa?" kata Cila dan Anjar bersamaan.
"Kamu harus menjadi istriku." jawab Alfi
"Apa?" kata Cila dan Anjar bersamaan.
"Kamu serius." tanya Cila yang masih terkejut.
"Iya aku serius. Kamu pikiran terlebih dahulu tidak usah terburu-buru. Aku kasih waktu 3 hari untuk menjawabnya. Sekarang kamu istirahat dulu." jawab Alfi.
Alfi meminta salah satu asisten rumah tangga untuk mengantar Cila ke kamar tamu.
Sedangkan Alfi dan Anjar masih membahas perkataan Alfi.
"Lo serius mau nikahin Cila Fi?" tanya Anjar dengan mata memicing.
"Ya serius lah. Lo pikir gue main - main. Jujur gue suka sama Cila dari awal ketemu dia." jawab Alfi lirih.
"Lo yakin bener suka sama Cila? Jangan mainin perasaan anak orang Fi." kata Anjar yang masih tidak percaya.
"Gue yakin Jar. Gue berharap semoga Cila bisa nerima. Terserah lo mau percaya apa ngak tapi aku bener nyaman sama dia." jawab Alfi.
"Ya semoga keputusan lo ngajak dia nikah ngak salah ya. Gue sebagai saudara dan sahabat cuma bisa berdoa terbaik buat kalian" ucap Anjar.
"Makasih ya Jar udah mau dukung keputusan gue. " kata Alfi.
"Iya sama-sama" jawab Anjar
"Ohh ya Jar, gue minta tolong sama lo selidikin tentang Cila. Jangan sampe ada informasi terlewatkan." kata Alfi ke Anjar
"Okee secepet nya gue kabarin kalo udah dapet informasi" jawab Anjar
Sedangkan dikamar yang ditempati Cila.
Cila baru selesai membersihkan diri dan memakai kemeja Alfi yang diambilkan bibi tadi yang mengantar dia ke kamar. Cila baru menyadari jika kamar yang ia tempati sangat luas.
"Ini bener kamar nya? Ini mah tiga kali luas kamar aku dirumah. Ihh kok jadi sedih sih nginget rumah. Aku benci merekaa hikss hiksss..."
"Apa aku terima aja tawaran Alfi yaa. Tapi pernikahan tanpa cinta apa bisa berjalan dengan baik..." ucap Cila dalam hati.
Karena lelah Cila tertidur sampai malam hari.
Malam hari nya Alfi menghampiri Cila untuk mengajak makan malam bersama dan memberikan pakaian yang sopan. Alfi mengetuk pintu kamar yang di tempat oleh Cila.
Tok tok tok...
"Cila bangun makan malam bareng yok dibawah.." kata Alfi.
Cila yang mendengar suara ketukan pintu terbangun.
Euhhh...
"Udah jam berapa ya ini" kata Cila sambil melihat jam dinding
Ternyata sudah jam 7 malam.
Sedangkan Alfi yang belum mendapat sautan dari Cila mengetul lagi pintu kamar itu.
Tok.. tok.. tok..
"Cila bangun yok udah malem.. Makan dulu nanti sakit"
Cila yang tadi belum terlalu sadar mendengar suara ketukan dari Alfi langsung duduk dan menjawab,
"Iyaa bentar lagi aku turun Fii..." kata Cila.
"Oke ditunggu dibawah ya bareng Anjar juga. Oh iya ini ada pakaian ganti buat kamu. Aku tarok didepan pintu yaa" kata Alfi.
"Iya siap" jawab Cila.
Setelah mendapat jawaban dari Cila, Alfi turun kebawah terlebih dahulu.
"Cila mana Fi?" tanya Anjar.
"Baru bangun. Masih cuci muka paling." jawab Alfi.
Sedangkan Cila baru saja membasuh mukanya supaya tidak mengantuk lagi dan berganti baju. Setelah itu dia langsung turun kebawah.
Dimeja makan ada Alfi dan Anjar yang sedang menunggu Cila sambil mengobrol.
"Maaf lama... "kata Cila
"Ehh iya ngk papa Cil santai aja. Yok makan..." jawab Anjar
"Dihh kok Lo sih yang nawarin Cila. Kan disini gue tuan rumah nyaa..." saut Alfi protes
"Hehe sakali-kali ngk papa kali Fii... "jawab Anjar sambil terkikik
"Ya udah ayo makan..." ucap Cila
Mereka makan bersama tanpa berbicara. Selesai makan Cila izin untuk kembali ke atas melanjutkan tidurnya. Sedangkan Alfi dan Anjar pergi ke ruang kerja Anjar.
"Eh Fi Lo udah bilang ke Mami kalo lo mau nikah sama Cila?" tanya Anjar
"Tenang aja kalo emang Cila setuju nikah sama gue pasti gue ngabarin mami. Bisa dimasukin kebun binatang kalo sampe ngak ngasih tau bu bos gue mau nikah."jawab Alfi terkekeh.
"Ya semoga Cila mau nerima lo yang cakepnya dibawah gue dan mami ngerestuin lo sama Cila." ucap Anjar
"Cakepan juga gue kali dari pada lo. Mami juga pasti setuju asal calon menantunya perempuan baik-baik." saut Alfi dengan santainya.
_ _ _
Pagi harinya Alfi, Anjar dan Cila sudah berkumpul di meja makan dan memulai sarapan mereka. Anjar semalam sengaja menginap di rumah Alfi.
Dirumah Alfi, Anjar memilih kamar pribadi sendiri jadi saat dia menginap gampang karena sudah ada pakaian dikamar nya.
Selesai sarapan Alfi dan Cila pergi ke ruang kerja Alfi sedangkan Anjar pergi ke ruang olahraga.
"Gimana Cila nyanyak ngak semalem tidurnya?" tanya Alfi sambil mengecek kerjaannya.
"Nyenyak kok Fi. Oh iya makasih udah beliin baju buat aku." jawab Cila tersenyum.
Alfi hanya tersenyum mengangguk saja.
"Oh iya Fi soal syarat kamu kemarin. Kalo boleh tau kenapa kamu mau nikahin aku? Padahal kamu tau sendiri aku sekarang ngk punya apa-apa dan ngk punya siapa-siapa. " tanya Cila
Alfi bingung harus menjawab seperti apa. Tapi dia yakin lebih baik berkata jujur saja. Untuk apa berbohong dalam mengawali sebuah hubungan.
"Jujur aku suka kamu Cila. Mungkin ini keliatan ngak masuk akal tapi aku bener suka sama kamu. Aku nyaman deket sama kamu walaupun kita kenal cuma sebentar." jawab Alfi
Sebenarnya Cila terkejut mendengar jawaban dari Alfi.
"Aku bingung mau jawab apa. Aku takut ngak bisa jadi istri yang baik buat kamu. Kamu tau sendiri kalo aku baru batal tunangan kan. Aku takut gagal aja." saut Cila lirih.
"Iya aku paham kok. Tapi bukannya kita bisa belajar saling mencintai setelah kita menikah. Bukannya cinta juga bisa tumbuh seiring berjalannya waktu." jawab Alfi dengan yakin.
Jujur untuk melupakan Dika memang tidak bisa langsung karena hubungan mereka sudah sangat lama.
Tapi dia juga sangat kecewa dengan keputusan Dika yang membatalkan pertunangan begitu saja.
"Aku belum bisa jawab sekarang. Mungkin besok aku baru bisa ngasih tau jawaban aku apa" kata Cila.
"Iya aku ngerti kok. Santai aja" jawab Alfi.
Hari ini Cila menghabiskan waktu dengan menjelajahi isi rumah Alfi ditemani bibi asisten rumah rumah Alfi.
Sedangkan Alfi hanya menyelesaikan pekerjaan kantornya diruang kerja. Anjar sendiri selesai berolahraga dia menghabiskan waktu bermain game.
Keesokan harinya setelah sarapan Alfi dan Cila duduk ditaman belakang rumah. Sedangkan Anjar bermain game lagi.
"Baiklah mari kita mulai dari awal. Ajari aku mencintaimu dan bantu aku bangkit dari rasa kecewa ini. Aku setuju nikah sama kamu." kata Cila mengawali pembicaraan.
"Jadi kamu nerima aku Cil ?" tanya Alfi.
"Iyaa Fii... " jawab Cila.
Mendengar jawaban Cila, Alfi reflek memeluk Cila. Cila terkejut tapi dia membiarkan Alfi memeluknya.
"Makasih. Aku janji bakal berusaha ngebahagiain kamu" kata Alfi tersenyum senang.
"Iya sama-sama aku juga makasih sama kamu. Kamu udah nerima aku apa adanya dan mau bantuin aku. Padahal kita baru kenal kemaren." kata Cila.
"Mungkin karena aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Oh iya gimana kalo kita nikah secepatnya. Biar aku bisa ngelindungin kamu." tanya Alfi ke Cila sambil melepaskan pelukan.
"Aku ngak masalah. Aku ngikut kamu aja Fi " jawab Cila.
"Ya udah 2 hari lagi kita nikah. Lebih cepat lebih baik bukan." kata Alfi.
Cila mengangguk setuju.
"Oke biar Anjar nanti ngurus berkas di KUA." kata Alfi.
"Tapi kita nikah sederhana aja ya Fi. Aku belum mau kalo pernikahan kita terekspos keluar." kata Cila lirih.
"Iya aku paham kok..." jawab Alfi.
Setelah itu mereka pergi ke butik untuk memilih kebaya yang akan digunakan ijab qobul.
Walaupun hanya ijab qobul saja, Alfi tetap ingin memberikan yang terbaik untuk Cila.
Mereka pergi berdua tanpa Anjar. Karena Anjar pergi mengurus berkas.
Alfi sangat bahagia karena Cila mau menikah dengannya. Walaupun belum ada rasa cinta tapi Alfi yakin cinta bisa tumbuh karena sering bersama dan saling mengasihi satu sama lain.
_ _ _
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!