"Saya menyukai Kamu, jadi mari kita menjadi sepasang kekasih ! ".
Ganes Lika hanya bisa melongo, mendengar pernyataan sekaligus ajakan dari Lelaki Dewasa di hadapannya.
"Bapak tidak sedang mengigau? ".
Alis Ganes bertaut. Guru yang terkenal menyebalkan itu, kini berdiri di hadapannya. Menyatakan bahwa Dia menyukai dirinya. Padahal Lelaki itu tahu, jika Ganes Lika adalah pemimpin haters Sanjaya Wisnu, dirinya sendiri.
"Jadilah kekasih Saya, dan nilai - nilai mu akan bagus ! ". Ucap Sanjaya sekali lagi.
"Tawaran yang menarik bukan? ". Guru itu kembali membuka suara. Sementara Ganes Lika tampak berpikir. Tawaran itu memang cukup menarik.
Sanjaya Wisnu, walaupun Guru itu sangat menyebalkan, namun dari rupa, Dia sangat rupawan. Wajahnya tegas, hidungnya mancung, bibir nya se*xy, dan jangan tanya bagaimana bentuk tubuh nya. Tinggi, dan sangat atletis, sepertinya nyaman jika dipeluk - peluk. Ganes menilai Guru di depannya dari atas ke bawah, dan kembali lagi dari bawah ke atas.
Sebuah senyuman terbit di bibir Gadis remaja itu.
"Bapak yakin, nilai - nilai saya akan bagus? ". Tanya Ganes meyakinkan lagi, sebelum memutuskan, menerima tawaran Sanjaya atau tidak.
"Tentu saja ! "
"Baiklah, Kita sepasang kekasih mulai sekarang ! Deal ! ". Ucap Ganes pada akhirnya. Tidak terlalu buruk juga, menjadi kekasih sang Guru, sepertinya. Batin gadis itu.
Tidak seperti proses jadian pasangan pada umumnya, hari itu mereka sepakat menjadi sepasang kekasih, ditandai dengan saling menjabat tangan. Dari sudut pandang orang lain, mereka tampak seperti dua orang yang sedang membuat persetujuan akan suatu hal. Benar - benar tidak lazim.
***
"Ku dengar Pak Wis punya kekasih sekarang ! ". Ucap salah satu dari beberapa gerombolan Ganes Lika. Mereka saat ini sedang duduk di kantin sekolah, menikmati waktu istirahat siang.
Pak Wis, merujuk pada Sanjaya Wisnu. Salah satu Guru Kimia di SMA tempat mereka bersekolah. Mereka yang menjadi haters nya, memanggil Guru itu dengan nama Pak Wis.
"Oh ya? Orang seperti apa yang mau menjadi kekasih nya ya? ". Tanya satu orang yang lain. Pertanyaan itu hampir semua ada di kepala gerombolan Ganes.
Sementara itu, Ganes Lika, si pemimpin gerombolan haters Sanjaya, sekaligus orang yang sedang mereka bicarakan, diam saja. Gadis itu sedang menikmati Jus alpukat yang dipesan nya.
"Ganes, menurutmu orang seperti apa yang menjadi kekasih Pak Wis? ". Lala bertanya, karena sejak tadi pemimpin mereka hanya diam saja.
"Aku tidak terlalu peduli sekarang ! ". Ucap Ganes akhirnya, setelah jus alpukat di hadapannya kandas tak bersisa.
"Tumben ! ". Sahut yang lain berbarengan.
Ganes hanya mengendikkan bahu. Tidak peduli dengan respon teman - temannya.
Orang yang mereka bicarakan, berjalan memasuki area kantin. Sanjaya Wisnu. Si Guru Tampan. Pendidik Mata Pelajaran Kimia. Si Guru Galak yang sering menghukum murid - muridnya.
Ganes Lika menelan ludahnya, saat matanya dan mata Sanjaya saling menatap. Gadis remaja itu memutus kontak mata mereka, setelah sepuluh detik bertaut.
'Huh.. Lihat kekasihnya kok kayak lihat musuh ! '. Batin Ganes kesal.
Sudah hampir sebulan mereka menjadi sepasang kekasih, tetapi Guru itu tidak pernah memperlakukannya dengan romantis saat di sekolah. Harapan Ganes, Guru galak itu bisa sedikit mengeluarkan senyuman saat bersitatap dengannya. Itu saja. Tidak harus disapa dan diumumkan ke dunia, kalau dirinya adalah kekasih Lelaki itu.
"Yok kita kembali ke kelas ! ". Ajak Ganes pada teman - temannya.
Adanya Sanjaya Wisnu di area kantin, membuat gerombolan itu tidak nyaman. Yah, sebagian besar obrolan mereka kan membahas Dia. Hehehe..
"Ganes Lika.. Bisa kita berdiskusi sebentar? ".
Sanjaya berhenti berjalan, saat Ganes memutuskan untuk pergi dari kantin. Dia pun menatap muridnya itu.
"Kalian bisa kembali ke kelas, Saya akan berdiskusi dengan Ganes ! ". Perintah Sanjaya, pada teman - teman Kekasih nya.
Ganes hanya bisa mengiyakan perintah si Guru.
Setelah Sanjaya memesan makanan, Dia duduk di hadapan Ganes yang menampakkan wajah jengah yang begitu kentara. Lelaki itu tersenyum sekilas, sebelum memulai pembicaraan. Matanya sekilas melirik ke arah dimana tadi teman - teman Ganes keluar dari kantin. Dia sempat melihat mereka masih mengintip di sana.
'Dasar anak - anak itu ! '
"Saya sudah meminta Izin ke Ayah untuk membawamu jalan - jalan seusai sekolah ". Ucap Sanjaya pelan. Gerakan bibirnya sengaja ditahan, agar tidak ada pembaca bibir yang mengetahui kalimatnya.
"Sudah satu bulan, tetapi mata bapak bahkan seperti menatap musuh, jika ke saya ! ". Keluh Ganes, tidak menanggapi perkataan Sanjaya sebelumnya. Suara remaja itu pelan juga.
Sebenarnya, Ganes bingung dengan hubungan yang dia jalani bersama sang Guru. Ini rasanya aneh. Namun diperlakukan tidak lazim, membuat dia harus protes sedikit.
"Jadi mau mu, Aku harus bagaimana? ". Tanya Sanjaya. Panggilan nya sudah berganti menjadi Aku - Kamu.
"Ya bagaimana seharusnya sih ! Pasti bapak lebih paham ". Kesal Ganes, tidak bisa menutupi ekspresi kesalnya. Walaupun suaranya masih pelan.
"Kamu masih memanggilku Bapak, jika Kamu sadar.. Harusnya kamu memanggilku Mas jika ingin kita berbeda saat di sekolah ".
"Mas???". Ganes membeo.
.
.
.
Haloo dengan Ganes Lika - Sanjaya Wisnu, disini 😍😍
'Mas ?'
'Mas??'
Ganes masih memikirkan panggilan yang tadi disebutkan oleh Sanjaya.
'Aneh nggak sih? Biasa panggil Bapak terus ganti jadi Mas ? '
"Masa bodo lah ! Dia yang minta Aku jadi pacarnya, tapi kok jadi kayak Aku yang ngebet banget? Hihh nggak banget deh ! "
Ganes menggerutu pelan. Takut jika ada yang mendengar. Bagaimana orang akan menilainya nanti? Seorang leader haters malah menjadi kekasih yang di-haters - in nya. Sungguh tak dapat Ganes bayangkan. Pertanyaan kawan - kawan nya saja membuatnya merinding.
'Siapa kekasih Pak Sanjaya Wisnu?'. Hiiiii....
Lala yang satu kelas dengan Ganes, memperhatikan Sahabatnya. Berjalan masuk kelas sambil menggerutu. Entah apa. Wajahnya juga menunjukkan ekspresi yang berganti - ganti setiap detik. Jijik atau aneh?. Entahlah.
Lala penasaran diskusi apa antara Leader mereka dan si yang di haters in. Sempat tadi dia dan teman - temannya mengintip, namun sepertinya Guru Kimia mereka sadar. Jadi suaranya sangat pelan sekali. Ditambah gerakan bibirnya tidak terbaca.
"Kenapa sih? Ngomong apa si Guru Galak ke Kamu? "
Lala menyambut Ganes di tempat duduknya, yang bersebelahan. Mereka berbagi meja yang sama.
"Biasa lah ! Suruh belajar yang rajin ! ". Jawab Ganes asal - asal an.
Ngomong - ngomong soal belajar, selama sebulan menjadi kekasih Guru itu, Ganes hanya mendapatkan chat perintah untuk belajar. Lucu nya. Tanpa menjadi kekasih pun, Sanjaya sudah sering mengatakan ke murid - muridnya untuk belajar, belajar, dan belajar.
'Eh tadi Pak Wis mau ngajak Aku jalan? Eh iya ya.. Kok malah Aku nggak tanya mau jalan kemana? '. Ganes teringat sesuatu lagi.
Yaa, tadi Sanjaya mengajak jalan, namun malah Mereka membahas masalah panggilan.
"Tumben ngajak jalan..". Celetuk Ganes tanpa sadar.
"Heh?! Ngomong apa barusan Nes?". Lala yang sempat mendengar, mencoba memastikan.
"Hah? Emang Aku barusan ngomong sesuatu?". Ganes menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal.
"Hishh !! ". Lala menabok lengan Ganes gemas. Ngomong sendiri, tapi nggak sadar. Begitulah omelan Lala dalam hati nya.
Pelajaran di jam setelah istirahat berlangsung. Seperti kebiasaan gadis itu, setiap jam pelajaran pasti bawaan nya ngantuk. Entah setan apa yang merasuki Ganes Lika, sehingga membuat semua mata pelajaran begitu membosankan, bawaannya mengantuk. Baik gurunya enerjik, maupun Gurunya yang lemah lembut. Sama saja.
Di kelas Kimia saja, yang Gurunya galak, alias Gurunya Sanjaya Wisnu, Ganes bisa mengantuk. Maka dari itu, tidak heran jika setiap pelajaran kimia, pasti Ganes akan mendapatkan amukan dari Sanjaya. Dan dari sana lah awal mula, Ganes Lika menjadi Leader Haters nya Sanjaya Wisnu.
"Ganes Lika? ". Suara Guru Bahasa Indonesia menyadarkan Ganes dari ngantuk nya.
"Ehm Iya Bu?". Sahut Ganes sambil tersenyum. Manis. Walaupun masih dengan menahan mata nya agak tidak memejam lagi.
Bukan rahasia lagi, dan Guru Bahasa Indonesia juga paham dengan kebiasaan muridnya yang satu itu. Ingin sekali Dia marah - marah, namun setelah itu? Energi nya akan habis. Jadi daripada kehabisan energi dengan sia - sia, akhirnya Guru Bahasa Indonesia itu memilih sabar saja, dan membiarkannya. Sambil sesekali menguji Murid yang spesial itu.
"Apakah kamu pernah membaca sebuah Cerpen? ". Tanya Guru Bahasa Indonesia. Dia mendekat ke arah barisan meja dimana Ganes berada.
"Pernah Bu, Saya suka sekali membaca cerpen ! ". Jawab Ganes, seadanya.
"Cerpen seperti apa yang pernah kamu baca? ". Tanya Bu Guru lagi. Dia tidak heran jika Gadis itu suka membaca. Beberapa kali sempat Mereka bertemu saat sedang membeli buku - buku di toko buku terkenal kota mereka. Namun Guru itu bertanya - tanya, kapan muridnya itu membaca? Sedangkan saat di kelas, Gadis itu malah tertidur? Hmm..
"Kisah cinta Guru dan Murid ! ". Jawab Ganes langsung.
Huuuu... Jawaban Ganes sontak membuat semua kawan - kawannya bersorak.
Ganes tidak peduli. Jawabannya sesuai dengan apa yang pernah Dia baca. Salahnya dimana? Yaa ada banyak cerita pendek yang pernah Dia baca sih.
Pikirannya itu malah membuatnya bertanya.
'Lah kenapa Aku nyebutin cerpen yang itu? '. Tanya nya dalam hati. Heran sendiri.
"Lalu cerpen tentang apa lagi? ". Tanya Bu Guru setelah murid - murid nya tenang. Jawaban Ganes Lika barusan tidak salah. Memang benar ada banyak cerita pendek yang ditulis mengisahkan tentang hubungan antara Guru dan Murid. Kisah yang bagi Si Guru Bahasa Indonesia itu, mustahil ada di dunia nyata.
"Em.. Tentang seorang Ibu yang membesarkan anak nya hingga sukses, walaupun tanpa adanya seorang Ayah...". Jawab Ganes. Entah mengapa, Ganes mengingat cerpen yang menyedihkan itu.
Setelah jawaban Ganes, Bu Guru Bahasa Indonesia kembali ke depan dan menjelaskan contoh lain, selain yang disebutkan oleh Ganes. Guru itu juga mengarang sebuah cerita pendek, dan meminta murid - muridnya untuk mengambil nilai yang bisa diambil dari cerita pendek itu.
Kegiatan sekolah telah selesai. Ganes bersiap untuk pulang. Begitupun dengan teman - temannya yang lain.
Ganes, Lala, Kila, Tami, dan Sasi, nampak Mereka berlima keluar dari gerbang sekolah bersama. Seperti pandawa lima, namun versi cewek. Berjalan dengan wajah terangkat, dan senyum tidak ikhlas yang ditunjukkan jika bertemu dengan teman selain gerombolan mereka. Bagi yang tidak mengenal mereka, Mereka terlihat seperti gadis - gadis songong. Namun bagi yang mengenal, Mereka biasa saja, malah terlihat lucu, karena bertingkah seolah Mereka preman. Padahal tidak pernah membuat keributan, kecuali membuat keributan dengan Pak Sanjaya Wisnu.
"Nes, duluan yaa..! ". Ganes menjadi yang paling terakhir mendapatkan jemputan, setelah baru saja Tami naik ke motor Kakak nya. Ganes melambaikan tangan, membalas lambaian tangan Tami.
Ganes tidak yakin, apakah sopir keluarganya akan menjemput. Sebab Jika Pak Wis nya mengajak jalan, itu berarti tidak perlu jemputan dari si sopir lagi bukan?
Sebuah mobil berhenti di depan Ganes. Mobil yang tidak dirinya kenali. Karena baru pertama Dia melihatnya. Tapi Dia ingat, tadi sekilas sepertinya mobil ini parkir di tempat parkir Guru. Jadi ini Guru nya?
Kaca jendela mobil terbuka, dan dari situ Ganes langsung tahu, mobil siap itu.
Gadis itu langsung masuk ke dalam, tanpa banyak kata. Sebelumnya Dia tengok kanan kirinya, takut ada yang melihat. Ada beberapa teman yang sedang menunggu jemputan, namun sepertinya tidak memperhatikan Ganes.
Syukurlaah . Ujar Ganes.
"Jadi Kita mau kemana, Pak Wis? ". Tanya Ganes setelah masuk ke mobil, dan matanya langsung menatap si Guru, yang juga sedang melihat ke arahnya.
"Pakai sabuk pengaman mu ! ". Perintah Sanjaya. Ganes menirukan cara bicara sang Guru Galak. Dengan ekspresi yang dia lebih - lebihkan tentu saja. Namun Gadis itu menuruti juga. Dipakainya sabuk pengaman, untuk melindungi dirinya dari goncangan.
"Papa dan Mama ingin bertemu dengan kamu ! Mereka penasaran dengan kekasih anaknya ! ". Di keheningan, Sanjaya berkata demikian.
"Hah.. Gimana... Gimana Pak? ". Tanya Ganes dengan gugup. Gadis itu langsung mengubah posisi duduknya, badannya dia arahkan ke arah Sanjaya. Dia takut salah dengar. Tapi tidak mungkin juga salah dengan. Dia normal kuping nya.
"Saya yakin Kamu mendengar.. ". Respon Sanjaya, menjawab pertanyaan Ganes.
.
.
.
Ikuti terus kisah Ganes - Pak Wis yaaaa 😁
"Bapak itu bener - bener suka ke saya nggak sih? Kok Saya ngerasa aneh ya. Bapak cuek banget ke saya selama sebulan ini. Saya jadi bertanya - tanya. Ini beneran kita pacaran atau gimana sih Pak? Aneh nggak sih? ". Tanya Ganes ke Sanjaya, yang tengah fokus mengemudi.
"Jadi menurutmu Saya iseng jadiin Kamu pacar? Terus untungnya buat saya apa? ". Sanjaya, yang jago berdebat itu, langsung membalikkan pertanyaan ke Ganes.
"Iya juga sih, nggak ada untungnya. Tapi kan Bapak tau, kalo Saya ini leader nya haters Bapak. Biar saya sama yang lainnya nggak benci ke Bapak kan? Kalo Bapak nggak galak, kami juga nggak gitu kok ! ". Ungkap Ganes. Menyatakan argumennya.
"Saya punya haters, yang ternyata murid - murid sendiri, tidak masalah menurut Saya. Kenapa juga kalian pake bikin genk - genk begitu buat menjadi pembenci? Bukankah selama ini Saya memarahi kalian, karena kesalahan kalian sendiri? Coba kamu sebutkan ke Saya, pernahkan Saya marah saat kalian jadi murid yang tenang, dan rajin? ".
Kalimat panjang kali lebar yang diucapkan oleh Sanjaya, membungkam mulut Ganes. Gadis itu tidak mengatakan apapun untuk menjawab argumen Sanjaya, yang sialnya benar adanya.
"Nggak bisa jawab? ". Sanjaya tersenyum. Penuh kemenangan. Mereka tidak pernah berdebat setidak formal ini. Biasanya Dia akan memarahi Ganes dan atau teman - temannya, dan Mereka tidak merespon apapun. Hanya mengangguk, dan seolah setuju. Padahal di kemudian hari tetap saja diulangi kesalahan itu terus menerus.
Perihal pertanyaan Ganes sebelumnya, apakah dirinya benar menyukai Gadis itu, tentu saja benar adanya. Gadis belia itu, menarik perhatiannya beberapa bulan ke belakang. Tingkahnya yang aneh, entah mengapa malah membuatnya tertarik.
Dia tahu, kalau Ganes dan empat orang kawan dekatnya, menjadi haters nya. Dan Ganes lah yang memimpin. Lucu juga. Dirinya yang bukan artis, tapi mempunyai haters. Kegelisahan hatinya, yang akhirnya membuat dirinya memutuskan untuk menem*bak gadis itu, menjadikannya sebagai kekasih. Proses yang tidak manis sama sekali menurutnya, namun Ganes, gadis itu malah setuju.
"Tidak harus saya tunjukkan ke dunia kalo saya menyukai kamu. Di umur saya yang sudah tua, tidak lagi bisa berlaku manis..".
Melihat Ganes yang memberengut sejak tadi, membuat Sanjaya gemas. Lelaki itu mengacak rambut Ganes, yang bergelombang, yang otomatis membuat si empunya rambut mendelik ke arah Sanjaya.
"Harusnya Bapak jadikan saja Bu Nilam kekasih, kalian seumuran, jadi pasti pikiran kalian sama ". Protes Ganes dengan suara pelan. Bu Nilam adalah salah satu Guru di sekolahnya. Walaupun tidak pernah mengajar di kelas Ganes. Karena Beliau mengampu di kelas IPS.
"Tapi Saya suka nya ke Kamu ! ".
Sontak kalimat itu langsung membuat Ganes tersipu. Pipi Gadis itu merona merah. Sanjaya yang melihat Ganes tersipu, akhirnya tersenyum geli. Lucu sekali.
"Bapak kalau lihat saya jangan kayak mau menerkam, saya takut tau ! ". Celetuk Ganes. Permintaan yang sebenarnya sangat sederhana.
"Saya akan berusaha ! ".
Perjalanan hampir setengah jam itu berakhir. Sanjaya berhenti di halaman rumah kedua orang tuanya yang sangat luas. Lelaki itu sempat melirik ke Ganes yang terlihat gugup. Gadis itu, biasanya cerewet sekali, kenapa malah jadi pendiam dan gugup begitu. Batin Sanjaya.
Sanjaya menggandeng tangan Ganes.
Sementara, Gadis yang digandeng oleh Sanjaya itu memutuskan untuk menjadi penurut. Dia berjalan di samping Sanjaya dalam diam. Ini pertama kalinya ada seorang Laki - Laki membawanya bertemu orang tua, untuk dikenalkan. Sungguh pengalaman yang membuat hati deg - deg an.
'Iyalah.. Pak Wis kan pacar pertama mu, Nes.. Nes.. ! '. Ucap Ganes pada dirinya sendiri.
"Selamat siang Tuan Muda ! ".
Sambutan ala - ala Tuan muda itu, diterima oleh Sanjaya dan Ganes.
Sejak mobil Sanjaya memasuki gerbang masuk perumahan, Ganes sudah menebak, kalau Kekasih nya ini pasti dari keluarga kaya. Penampilan sederhana Gurunya itu, patut diacungi jempol. Sederhana padahal kaya raya.
"Apakah orang tua Pak Wis, galak? ". Bisik Ganes saat kakinya mulai masuk ke dalam rumah. Gadis itu berbisik di telinga Sanjaya, setelah menarik lelaki itu agar menyamakan dengan tinggi badannya.
"Tidak, Mereka sangat baik..".
"Halo Sayang.. ".
Sesaat kemudian muncul seorang Wanita paru baya dari arah dalam. Ganes langsung menoleh ke arah sumber suara.
Wanita tua yang diyakini oleh Ganes sebagai Mama Pak Wis itu, mendekat. Dirinya langsung menerima pelukan, dan ciuman di pipi kanan dan kiri. Ganes hanya terbengong menerima itu.
Hal itu membuat Sanjaya tersenyum.
"Jadi sudah nggak penasaran lagi kan Ma? Sudah San bawa Dia ke rumah ! ". Ucap Sanjaya, ditujukan untuk Mama nya.
"Ayo Sayang Masuk.. Mama sudah menyiapkan makanan untuk Kamu. Mama tau, kamu suka sekali ke udang kan? Mama sudah membuatkan kamu aneka olahan udang. Ayok ! ".
Mama membimbing Ganes masuk ke dalam. Dia bahkan tidak mempedulikan anaknya sendiri. Sanjaya mengikuti mereka dari belakang.
"Papa dimana, Ma?". Tanya Sanjaya, karena tidak melihat sang Papa, yang katanya juga penasaran dengan Ganes.
"Sebentar lagi turun ! ". Jawab Mama nya, yang masih fokus ke Ganes.
Jantung Ganes semakin berdetak tidak karuan kala Papa nya Sanjaya muncul diantara mereka. Lelaki Tua itu vibes nya sama seperti Sanjaya. Galak
"Siapa nama mu, Nak? ". Tanya Papa. Basa basi.
"Apakah Papa sudah lupa nama anak sahabat sendiri? ". Sahut Mama.
"Basa basi aja Ma.. Gimana sih. Kalo Papa nggak ngomong, pasti Ganes takut. Wajah Papa yang ganteng ini kan serem. Iya kan Nes? ". Tanya Lelaki tua itu, sambil terkekeh. Ganes tersenyum canggung. Karena itulah yang tadi terlintas di benak nya.
Tapi ngomong - ngomong, Mereka sahabat Ayah? Apakah Aku pernah bertemu mereka? Wajah mereka terlihat familiar memang. Gumam gadis itu dalam hati.
"Ayo kita makan dulu, baru setelah itu Kita mengobrol ". Ajak Papa.
Sanjaya melihat Ganes mengambil sedikit sekali makanan. Lelaki itu berinisiatif mengambilkan lagi. Sementara Ganes mendelik ke Arah Sanjaya, kala melihat beberapa makanan menumpuk di piring nya.
"Makanlah yang banyak, tidak usah malu - malu, Sayang... ".
"Heh? ". Ganes mematung mendengar panggilan dari Sanjaya. Apa katanya barusan? Sayang? Hahh???.
"Iya Nak, makanlah yang banyak.. ". Ucap Mama.
Ganes mengangguk, dan mulai memakan makanan yang sekarang tampak seperti gunung mini diletakkan di atas piring.
Setelah selesai menikmati makan, Mereka berkumpul di ruang keluarga. Ganes merasa menjadi anak perempuan di keluarga itu.
"Jadi kenapa kamu mau sama Sanjaya, Nak? Apakah dia memaksamu? Kami kaget loh pas Dia bilang baru saja mengatakan cinta ke kamu dan kamu menerima ! ". Tanya Mama Sanjaya. Penasaran.
Ganes melirik ke arah Sanjaya yang terlihat tidak terpengaruh dengan pertanyaan sang Mama.
"Pak Wis menjanjikan nilai saya akan bagus, jika menerima ". Jawab Ganes dengan polos nya. Tak ayal hal itu membuat Sanjaya melongo.
Astagaa ! Ganes Likaaaa ! Sanjaya menepuk keningnya sendiri. Tidak habis pikir dengan jawaban super jujur Ganes.
Papa dan Mama melirik ke arah anak mereka, setelah mendengar jawaban Ganes. Senyum canggung tentu saja langsung ditunjukkan oleh Sanjaya.
Lelaki itu bercerita ke kedua orang tuanya bahwa Ganes juga menyukainya, maka dari itu mau menerima pernyataan cintanya. Malu sekali Lelaki dewasa itu.
"Harusnya kamu meminta jaminan lulus sekolah tanpa ikut Ujian, Nak ! Sayang sekali jika hanya mendapatkan nilai bagus ! ".
Papa malah mengompori Ganes. Sekalian saja mengerjai anak satu - satunya itu, karena sudah membohongi orang tuanya.
"Apakah bisa begitu Pak? ". Tanya Ganes ke Sanjaya. Gadis itu tertarik dengan ide Papa nya Sanjaya. Menarik jika dirinya lulus, tapa harus ikut ujian.
"Tidak bisa begituu ". Jawab Sanjaya sedikit ngegas.
Papa dan Mama tidak bisa menahan tawa melihat interaksi dua sejoli itu. Satu nya polos, dan satunya tidak bisa mengimbangi kepolosan itu.
Sore itu, Papa dan Mama Sanjaya dibuat banyak tertawa oleh Ganes. Gadis yang di sekolah biasa membuat keributan dengan sang anak itu, ternyata benar - benar polos. Mereka jadi paham, mengapa anak mereka yang sudah tua itu, malah menyukai si gadis belia.
.
.
.
Stay dengan kisah Ganes Lika - Sanjaya Wisnu yaaa...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!