NovelToon NovelToon

Close The World Of Madness

Ledakan perpisahan

7 tahun berlalu sebelum ledakan mobil terjadi....

Abella dan Dadvar merupakan sepasang suami istri yang baru melaksanakan pernikahan dari hasil perjodohan, akan tetapi nyatanya mereka telah mengenal satu sama lain di masa kecil yang sudah berpisah bertahun-tahun lamanya. Pertemuan mereka yang tidak di duga membuat mereka saling terikat untuk melangsungkan pernikahannya. Di bulan madunya mereka akan pergi di sebuah tempat yang memiliki pemandangan penghijauan menenangkan dan menyejukkan mata, menikmati kedamaian keluarga baru untuk masa depannya. Tetapi takdir berkata lain sebuah harapan sepasang kasih itu menjadi harapan yang kosong yang terbawa angin badai yang menghilang sebagaimana awal ujian bagi mereka yang sangat menyakitkan.

“Tidurlah, mata lelahmu itu butuh Istirahat! Ucap Dadvar sambil memperbaiki kacamata yang sedang mengendarai mobil dengan melirik ke istrinya yang terlihat letih selama perjalanan jauh menemani suaminya yang belum tidur.

“Itu baik-baik saja? Aku tak yakin kau bisa mengendarainya dengan mahir secepat itu! Seru Abella menemani Dadvar yang telah bisa menggunakan mobil selama 3 bulan latihan.

“Kau meragukan ku? tidurlah aku tak tahan melihat mata pandamu... Ujar Dadvar meyakinkan Abella sambil meliriknya.

“Baiklah, bangunkan aku jika terjadi sesuatu. Ucap Abella dengan mempercayakannya dan berusaha menghilangkan kekhawatiran akan firasat buruknya.

Di sebuah tempat pegunungan melewati alas hutan beberapa kendaraan melaju dengan tenang, suasana sore hari yang menjadi sunyi itu semakin mencekam merubah sinarnya menjadi hilang tak di ketahui. Asap kabut mulai menutupi jalan, sedangkan Dadvar terus mengendarai mobilnya, melaju dengan kecepatan kencang seketika sebuah ular yang panjang sedang melewati jalan raya sontak membuat Dadvar kaget dan antusias berusaha menghentikan mobil sebelum menabrak ular itu, tetapi alangkah lebih kejutnya lagi dengan panik tiba-tiba mobil yang di kendarainya kehilangan kendali dan tidak bisa di hentikannya. rem mendadak tidak berfungsi sebagaimana mestinya, dengan keadaan yang menegangkan Dadvar langsung membangunkan istrinya yang baru tertidur karena perjalanan jauhnya.

“Abella, Abella, sayang bangun, cepat... mobil kehilangan kendali” ujar Dadvar yang tegang dan khawatir sambil membangunkan istrinya.

Sebuah truk fuso yang akan berbelok ke arah mobil Dadvar membuat Dadvar semakin panik, Dadvar yang sedang berusaha memberikan sinyal kepada supir truk itu, nyatanya supir itu fokus dengan pembelokan jalan di dalam jalan yang kecil. Suasana yang semakin tegang Dadvar dengan supir truk itu, membuat Dadvar kehilangan arah mobil, sedangkan Abella yang sedang larut dalam tidurnya tidak menyadari suasana yang mencekam itu. seketika Abella bangun, dirinya sedang berada di pelukan suaminya yang ada di dalam mobil. Tanpa ia menyadari, karena Abella merasa tubuhnya mengalami kesakitan karena perjalanan, ia berusaha untuk melepaskan dekapan suaminya itu, tak di sangka dengan terkejut, ketika melihat mobilnya dan kembali melihat keadaan suaminya ternyata dirinya sedang di lumuri darah Dadvar, abella dengan antusias langsung mengecek pernafasannya dan membuat abella bersyukur Dadvar masih hidup. Ia berusaha membangunkan Dadvar dan membalutkan luka Dadvar dengan hijab panjangnya dengan keadaan yang sangat genting.

“Dadvar! Bangun, ayolah bangun Dadvar. Apa yang terjadi? Mengapa seperti? Ucap Abella yang mulai berkaca-kaca memeluk Dadvar sambil membangunkannya.

Abella berusaha mencari bantuan, dengan melihat di sekitar. Ketika Abella menjumpai truk fuso di depannya ia berusaha keluar dari mobilnya dan mencari seseorang untuk meminta bantuannya.

“Tunggulah sebentar, aku akan mencari bantuan untuk menyelamatkanmu. Bertahanlah sampai aku kembali!” bisik pelan Abella

“Jagalah suamiku Tuhan! Aku titip suamiku kepadamu.” Ucapnya sambil membaringkan Dadvar dengan pelan-pelan sambil membalut luka sebagai pertolongan pertama untuk tetap bernafas.

Abella yang tiba-tiba kakinya merasakan sakit ketika memijakkan kakinya ke tanah, ia berusaha tetap berjalan mencari bantuan dengan kaki yang pincang, sampailah di truk fuso , tak ada seorang pun di temuinya di sana, ini membuat abella merasa khawatir dengan keadaan Dadvar, ia berusaha terus mencari orang yang mengendarai truk fuso ini, dengan mengecek keadaan sekitar yang hasilnya tetaplah sama tiada tanda yang dapat ia temui. Ia kembali ke tempat mobil memastikan keadaan Dadvar yang masih bernafas dan membutuhkan pertolongan segera, ia berusaha menghubungi ambulan tetapi sinyal jaringan yang tidak ada, membuat ia frustasi dan harus mencari bantuan di sekitar tempat itu.

“Bertahanlah Dadvar,.. Ujar Abella dengan Suasana yang mencekam di tempat yang sunyi itu, Abella memberanikan diri berjalan masuk ke dalam hutan berharap ada seseorang yang dapat ia jumpai.

Langkah demi langkah, mengamati keadaan sekitar, ia terus berpikir untuk menemukan seseorang, setelah 20 menit lamanya akhirnya Abella melihat dua pemuda laki-laki yang sedang membawa senter, menyenterkan di sebuah pohon besar yang sedang mencari sesuatu di atas. Betapa senangnya abella melihat sebuah harapan hingga ia berjalan cepat menghampiri dua pemuda itu. alangkah terkejutnya abella ketika ingin menghampiri kedua pemuda itu, abella di kagetkan dengan sebuah ledakan yang membuat abella kembali berlari ke tempat Dadvar berada. Melihat hal itu, membuat abella shock hingga tubuhnya merasa lemas dan berteriak keras apa yang telah terjadi di depan matanya.

“Apa yang terjadi? Ucap salah satu pemuda yang mendengar suara ledakan itu dan bergegas lari melihat perempuan yang di depannya berlari sambil mengikutinya.

“Dadvar! Teriak Abella yang lari ke mobil yang terbakarnya, kemudian ia berdiri lemas dengan diam membisu melihat keadaan mobil yang terbakar dengan api yang membara besar.

“Kau cepatlah cari bantuan, aku akan menjaganya di sini! Perintah Kenzi untuk bergegas pada temannya yang baru sampai ke tempat lokasi ledakan itu, dan melihat perempuan yang duduk bersimpuh memandang mobil terbakar dengan diam membisu.

Abella yang terus menatap mobil terbakar itu dengan perasaan yang tak menentu, mengendalikan perasaannya. ia hanya bisa terdiam menatap apa yang di depan matanya, suara gemuruh langit seperti memberikan kabar duka, ikut menangis atas kejadian itu. Kenzi yang berdiri di belakang Abella hanya dapat melihat dengan penuh kebingungan apa yang harus ia lakukan, ia berusaha memberanikan dirinya untuk mendekatinya.

“Heyy? Lirih Kenzi dengan ragu-ragu dan di abaikannya

“Hey gadis kecil, lebih baik kita pergi dari sini, teman saya sedang bergegas untuk meminta bantuan, tak baik berdiam lama di tempat seperti ini, malam akan segera tiba dan hujan akan segera turun.” Jelas Kenzi tetapi Abella tidak memperdulikannya, ia hanya terus menatap mobil terbakarnya dengan membisu.

“Hey sadarlah... Ucap Kenzi yang semakin kesal dengan Abella yang tak memberikan respon apapun terhadapnya.

Kenzi dengan kesal hingga hujan pun ikut meneteskan ke kepala Kenzi. Rintik-rintik air mulai deras hingga terjadilah hujan lebat seketika itu membasahi tubuh Abella dan Kenzi di malam yang suram. Kenzi yang terus berdiri melihat Abella yang duduk bersimpuh membuat dia pasrah dan menjauh untuk meninggalkannya atas ke sia-sia dalam usaha meninggalkan lokasinya dan Linyi yang di tunggu-tunggu juga tidak segera kembali datang membawa bantuan.

“Ok! Aku tak akan mengganggumu lagi, tatapilah mobilmu yang telah hangus itu sampai kau lelah dan sakit sendiri! Aku akan pergi! Ucap Kenzi di tengah-tengah hujan yang sangat deras tetapi Abella tetap saja tak bergerak sedikit pun hanya diam membisu di tempat.

pengejaran dan tembakan misterius

Suasana hati yang hancur, terdiam membisu menatap mobilnya menunggu kepulan api hilang, dengan air mata bersama hujan sebagai saksi kesedihan yang mendalam, Abella terus menatap mobilnya menunggu api padam untuk menemukan jasad suaminya. Kenzi yang setia menunggu di belakang, berbagai cara untuk merayu Abella pergi dari jalan sepi itu dengan rasa heran dan bertanya-tanya mengapa tidak ada kendaraan lain yang melewati jalan ini? kemana kepergian temannya yang tak kunjung kembali untuk memanggil bantuan?!

Tiba-tiba datanglah suara tembakan mengenai kaki Kenzi, dia dengan sigap langsung mengambil senapan yang di punggungnya dan langsung menembaki dari arah peluru yang datang, Abella mendengar suara tembakan itu langsung bergegas berlari ke arah Kenzi dengan merebut senapannya. Kenzi dengan terkejut melihat perempuan itu yang menatap tajam merebut senapan di tangannya dengan ekspresi wajah Abella yang seram, Kenzi langsung memberikan senapan itu karena suara tembakan terus melucuti nya. Kenzi di buat kagum melihat setiap peluru yang di tembakkan Abella seperti langsung mengenai sasaran musuhnya. Abella langsung menarik tangannya Kenzi untuk berlari memasuki hutan yang gelap, meninggalkan lokasi karena sekelompok tak dikenal berdatangan dengan bergilir, sehingga Abella memilih mundur karena dia kehabisan peluru.

“Berhenti! kemana kita akan pergi? Ucap Kenzi sambil menatap Abella.

Abella yang terus diam membisu menatap Kenzi dengan kebingungan, membuat Kenzi berprasangka bahwa gadis yang di temuinya ini tidak dapat berbicara, Kenzi akhirnya berinisiatif menunjukkan jalan aman untuk menghindari para sekelompok orang yang bersenjata itu.

“Ayo, ikuti aku! Aku tahu tempat aman ini. Ucap Kenzi sambil menarik jari Abella sontak membuat Abella mengingat masa lalu ketika berada di pembunuhan kedua orangnya, kakaknya menarik tangan Abella untuk melarikan diri melewati jalur rahasia menebus hutan hingga ke perkebunan dengan genggaman yang kuat.

“Ealin, kakak pernah bercerita tentang tanaman anastatica, kau masih ingat? Tanya Ezio dengan berjongkok memegang bahu Ealin .

Ealinpun hanya mengangguk-anggukan kepalanya sambil menatap kakaknya.

“Kakak berharap, Ealin bisa belajar dari tanaman anastatica, belajar tidak bergantung dengan orang lain, dan harus mengandalkan diri sendiri. Mengerti maksud kakak Ealin?” Ucap Ezio membelai rambut Ealin dengan lembut.

Abella yang tiba-tiba mencerna kata-kata nasihat kakaknya itu, membuat ia paham apa yang harus di lakukannya, ia langsung menghentikan langkah lari dan melepaskan jarinya yang tarik Kenzi.

“Ayo! kenapa berhenti? kau lelah? Ucap Kenzi melihat Abella yang kelihatan letih dengan kaki pincangnya. Kenzi yang berinisiatif untuk menggendong Abella, membuat Abella mengabaikannya.

“Cepet naiklah! Ucap Kenzi menawarkan diri untuk menggendongnya sambil menarik tangan Abella.

Abella yang tak menghiraukan tawaran Kenzi, ia hanya berfokus mencari solusi melihat keadaan di sekitar yang gelap, mendengar suara telapak kaki musuh yang masih berlarian dari jarak jauh. Abella mengamati dengan memutarkan badannya memperhatikan situasi sekitarnya seperti kakaknya dahulu. Ia melihat semak-semak kering dan terdapat keanehan di tempat ia lewati.

“Apakah ini wilayah perburuan? Mengapa Seperti ada berbagai jebakan di sini? Dalam pikirannya dan terus memutarkan otaknya mencari solusi dengan cepat.

Abella mengambil senter yang terdapat di Kenzi, ia menyenterkan di sesuatu tempat yang menjanggal, Kenzi yang terus memperhatikan sikap Abella yang aneh dan ingin melihat apa yang akan dilakukan gadis kecil itu.

Abella melangkah dengan pelan-pelan terus memperhatikannya, tiba-tiba Kenzi menarik Abella dengan terkejut.

“Apa yang ingin kau lakukan? Ucap Kenzi menatap Abella

“Kau gila yah? Selangkah lagi kau jatuh ke lubang itu! ucap Kenzi dengan kesal, Abella menatap tajam ke tempat lubang itu tanpa memperhatikan ocehan Kenzi

“Hah! Kau terus saja mengabaikan perkataanku! Kau ingin mati karena frustasi akibat ledakan itu? aku tak akan biarkan dirimu bunuh diri di depanku!

“Tempat ini banyaklah jebakan! Apakah kau tahu tempat apa ini? Ujar Kenzi yang terus mengoceh di depan Abella

“Tempat ini adalah tempat untuk perburuan, sekali kau berlari tanpa aku, kau pasti sudah masuk ke jebakan perburuan itu! Ujar ocehan Kenzi tanpa Abella peduli

Abella yang terus mencari sesuatu dan menyenterkan di sekitar dedaunan, sambil melihat keadaan untuk mencari celah melabuhi para sekelompok berandalan itu, untuk menghasilkan rencana penyelamatan diri. mendengarkan gerakan musuh yang mulai mendekati ia berusaha keras untuk sigap, Abella akhirnya menemukan sebuah kayu besar, ia mendekatinya sambil mengecek batang pohon itu untuk menyeretnya ke tempat lubang besar yang di buat pemburu.

“Berhenti! Ucap Kenzi melihat Abella yang akan berjalan kemudian Abella ikut berhenti dan melirik tajam ke Kenzi untuk diam.

“Baiklah! Baiklah teruslah berjalan sampai kau masuk ke perangkap pemburu dan aku tak akan membantumu lagi! Biarlah ia menangkapmu dengan cepat! Ucap Kenzi

“Apakah mereka musuhku? Siapa mereka sebenarnya? Mengapa mengejar kami? apa data privasiku bocor? Ucap Abella dalam batinnya terus berpikir penasaran.

“Sudahlah! Fokus selamatkan diri. Seru batinnya berusaha menyadarkan diri.

Abella terus menyeret kayu itu, bergegas menyeretnya sambil mendengar telapak kaki musuh itu yang semakin jelas, ia terus berusaha sekuat tenaga dengan keadaan yang licin dan tanah yang berair dan berlumpur, hujan yang tiada henti-hentinya walaupun tertutup dengan daun-daun pepohonan yang besar membuat Abella terlindungi dengan derasnya hujan yang akan mengaliri tubuh yang basah kuyup. Abella melirik ke Kenzi melihat ia sedang mengobati lukanya tanpa memedulikan Abella yang berjuang sendirian. Abella dengan kaki pincangnya dapat menjatuhkan kayu besar itu ke perangkap lubang besar, dan menyeret dan mendorong kayu besar lagi untuk menghalangi atasnya, Abella yang terengah-engah, melihat pemuda depannya yang asyik mengelap senapan setelah mengobati luka dirinya sendiri sambil duduk di bawah pohon besar. Suara jejak musuh semakin terlihat jelas, Kenzi yang mendengar itu sontak langsung berdiri dan menghampiri Abella untuk berlari meninggalkan lokasi.

“Sial! Ayo kita pergi! Mereka akan tiba! Ucap Kenzi melihat Abella yang cepat-cepat mengumpulkan semak-semak liar untuk menutupi atasnya.

“Cepat! Kita harus segera pergi dari sini! Ucap Kenzi sambil menghentikan pergerakan Abella dengan memegang pergelangan tangannya.

Abella yang merasa terganggu dan terhalangi dengan ocehan Kenzi membuat Abella memutarkan tangannya yang di pegang Kenzi kemudian menariknya kembali dan mendorongnya masuk ke lubang hingga terjatuh. Kenzi dengan rasa sakit langsung marah-marah terhadap Abella dengan cemoohan .

“Dasar gadis bisu liar! Tiada terima kasih! Malah menjebak ku di sini! Teriak Kenzi yang terjatuh kesakitan sambil berusaha bangun menatap ke atas.

Ketika ia melihat ke atas sontak membuat Kenzi tertegun apa yang di lakukan gadis liar di atas sana yang sedang berusaha menutupi lubang. hal itu membuat Kenzi menyadari hal cerdiknya dia dalam merencanakan semua itu tanpa berkata, sedangkan Abella yang bergegas menutupi lubang itu, menghilangkan jejak darah Kenzi akibat tembakan peluru dan berusaha memanipulasi jejak untuk mengelabuhi mereka.

“Hebat! Walaupun kau bisu tapi otakmu sangat luar biasa! Ceplos Kenzi dengan merasa kagum dengan gadis di depannya yang perlahan-lahan sedang turun.

“Sungguh tangan besi! Lengan kecilmu ini bisa mengangkat beban yang besar juga! Sungguh menakjubkan. Puji Kenzi ke Abella setelah Abella dengan canggungnya berdiri di sampingnya.

Abella langsung mengistirahatkan tubuhnya di sudut tanah sembari duduk meringkuk akan baju yang basah dan kotor oleh Lumpur. Abella kembali duduk melamun membayangkan hal yang terjadi dalam hidupnya. Di suasana yang gelap dan dingin, ia hanya berusaha bertahan untuk mencari siapa orang-orang yang mengejarnya dan apa motif mereka di balik kejadian ini. Kenzi yang melihat luka tertembak di kakinya hanya berusaha menahan rasa sakit di depan gadis kecil itu, merasa kuat hingga pada akhirnya tubuhnya tidak bisa membohonginya.

“Awww! Spontan Kenzi yang sedang mengobati lukanya sendiri.

Abella mendengar hal itu, langsung melirik melihat luka Kenzi yang tiba-tiba darahnya mengalir, Abella pun memberanikan diri mendekatinya mengecek kaki pemuda itu, melihat pendarahan yang masih mengalir. Abella memberikan pertolongan pertama dengan mengangkat kaki yang terluka untuk terjulur ke depan menghentikan darah yang keluar, Abella menyobek lengan bajunya menggunakan giginya untuk memberikan tekanan, menahan darah yang keluar. Kenzi yang terus menahan sakitnya sambil menatap gadis itu membuat dirinya merasa takjub dengan gadis yang baru ia temuinya.

“Untungnya ukuran dan kecepatan proyektil ini tidak memberikan risiko yang cukup serius.” Ujar Abella dalam batinnya sambil mengobati Kenzi

Suasana yang sangat melelahkan dan menyesakkan, Waktu yang mencekik, rasa yang beradu tak menentu, Abella dan Kenzi saling duduk kedinginan di lubang yang gelap dan hujan yang masih mengalir di bawah kilatan, sekelompok bersenjata yang masih berkeliaran mencari mereka. Abella yang di selimuti bayangan Dadvar sedangkan Kenzi di selimuti bayangan Abella saat menembaki mereka, membuat Kenzi terus menoleh dan menatap Abella yang sedang duduk melamun di sudut tepian memberi jarak diantara keduanya.

Ketika Kenzi sedang tertidur pulas, kesempatan Abella mengecek sinyal dan menghubungi keadaan daruratnya kepada tim khusus Abella.

“Ah! mengapa tiada sinyal sama sekali! Ucap Abella dengan kesal dan menatap kakinya yang pincang hingga ia baru tersadar terdapat gelang kaki yang dilengkapi sistem keamanan darurat penghubung earguard untuk penyampaian informasi mendesak

“11 9 18 9 13 11 1 14-20 9 13-11 5-12 15 11 1 19 9.” Pesan rahasia darurat menggunakan abjad number Abella melalui gelang kaki penghubung Earguard yang disembunyikannya yang memiliki arti (Kirimkan-Pasukan-ke-lokasi)

Waktu demi waktu Abella hanya menunggu tim penyelamat datang segera, berharap sinar pagi memberikan berita baik untuknya, menghilangkan semua rasa, dan musuh telah hilang di telannya. Abella yang terus di hantui bayangan Dadvar membuat dirinya ingin menangis, ketika dirinya menoleh ke Kenzi membuat ia dapat menahan rasa tangisan itu. Hujan yang telah berhenti, Abella melihat di ranting-ranting kecil atas tepat di semak yang menutupi lubang itu, datanglah seekor ular yang cantik dengan pola kulit yang belang berwarna merah dan hitam, ukurannya yang kecil, dengan bentuk kepala yang datar serta ekornya yang berwarna kuning ke orange sangat imut di lihat, membuat Abella ingin memegang ular ini sayangnya ia memiliki racun. Ular ini yang terus menjalar ke ranting-ranting menuju ke bawah dan menjalar ke tubuh Kenzi yang sedang pulas, membuat Abella khawatir dan waspada akan gigitan ular itu mengenai Kenzi. Keadaan ular itu membuat suasana tegang Abella kembali hati-hati, kini ular itu akan menjalar ke tempat Abella duduki, ia berusaha tenang untuk tidak ada pergerakan, alangkah terkejutnya Abella, melihat Kenzi yang akan mengubah posisi tidurnya kerena refleks tidur pada tubuhnya sampai menyentuh ekor ular tersebut hingga tangan Abella mengenai gigitan ular yang menyerang.

“Ahh! Tidak... Ucap sakit Abella dan mengambil senapan yang di peluk Kenzi untuk mengusir ular tersebut untuk pergi, Kenzi yang kaget dari tidurnya akibat Abella mengambil senapan dengan kasar, melihat hal itu Kenzi langsung membantu membunuh ular itu dengan batu besar di sampingnya.

Abella langsung kembali duduk, menekan-nekan tangan kirinya yang telah digigit untuk membuang racunnya. Melihat Abella terkena gigitan racun, Kenzi langsung menghisap tangannya. Abella dengan sontak langsung mendorong Kenzi dengan kaki kanannya dengan keras. Atas perilaku itu Kenzi langsung diam beberapa saat, menatap Abella dengan menahan marah serta kembali duduk ke tempatnya tanpa memedulikannya kembali.

 Sinar cahaya memasuki celah lubang itu, membuka hari misteri, memasuki kehidupan untuk siap di jalani melewati ke lika-liku perjalanan. Ada yang mengatakan kemarin adalah sejarah, hari ini adalah hadiah, besok adalah misteri maka berharap cahaya yang memasuki ini adalah hadiah kebaikan untuk nyawa kami yang masih bertahan, waktu yang masih terus berjalan. Dalam keadaan kritis ini, sepasang yang senasib mengalami luka tembak dan gigitan ular beracun membuat mereka mengalami daya tahan tubuhnya melemah, mereka yang tak memiliki daya untuk memanjat ke atas, rasa lemas dan pucat karena kedinginan, membuat mereka saling duduk kedinginan dengan menggigil di sudut tanpa pergerakan kepedulian di antara mereka. Abella yang merasa pernafasannya sesak dan ingin mual, saling beradu menyerang di dalam tubuhnya, membuat Abella merasa tak nyaman dan tak berkutik, hanya menahan untuk bertahan menunggu balasan dari tim khususnya hingga pada akhirnya Abella tak bisa menahan rasa sakit di dalam tubuhnya itu yang terus menyerang hingga ia tak sadarkan diri.

“Ealin... Ealin, Ealin sadarlah... “ suara Xmey-mey memanggil Abella dengan di kerumuni oleh tim khususnya menggunakan pakaian jaket kulit, dan jaket parka katun.

Abella mendengar suara panggilan yang tak asing baginya, membuat dirinya tersadar. Abella melihat Xmey-mey dengan penglihatan yang buram langsung menyampaikan sesuatu penting untuk Xmey-mey sebelum ia tak sadarkan diri kembali.

“Ingatlah, jangan ungkap identitas...” Ucap Abella dengan suara yang sangat pelan dan terbata hingga ia kembali tak sadarkan diri.

Mereka akhirnya di bawa ke rumah sakit oleh tim khususnya Abella, Disana Kenzi mencari temannya Linyi dengan melihat di sekitarnya tetapi ia tidak menemukan.

"Dimana Temanku? kalian datang atas bantuan temanku kan? dimana dia sekarang! Jelas Kenzi yang di papah berjalan setelah di bawa ke atas.

Petugas yang tidak menanggapinya dan akhirnya Kenzi menengok ke belakang memandangi Abella yang di bawa oleh tim penyelamat dan Kenzi yang di bawa secara terpisah untuk mendapatkan perawatan dan di interogasi dalam tahap penyelidikan atas kejadian tersebut.

siapa di balik kecelakaan dan penembakan itu?

Dua minggu berlalu, Abella sudah sadar dari keadaan kritisnya dan mulai melakukan tahap pemulihan dirinya. Xmey-mey asisten laki-laki pribadinya yang terus merawat dan mengurusi segala kebutuhan Abella selalu mendampinginya dan di jaga Dua rekan tim khususnya yang berbadan tinggi dan berisi. Abella yang terus di hantui kejadian Dadvar itu membuat dirinya tenggelam dari kesedihan, Abella merasakan sesuatu yang menjanggal dalam kejadian itu, membuat dirinya penasaran dan ingin mengetahui atas penyelidikan yang di lakukan Xmey-mey, asisten pribadinya dengan menganggap sebagai kakaknya.

“Bagaimana hasil penyelidikannya? Ucap Abella

“Hujan itu menghilangkan jejak musuh yang mengejar mu, belum bisa di pastikan kembali apa tujuan mereka. Mereka juga sepertinya ahli dalam melakukan siasat manipulasi untuk mengelabuhi kami.

“Apakah kau sudah cek peluru yang mereka tembakan, atau ada sesuatu yang tertinggal dalam pengejaran itu? bagaimana bisa terjadi sebuah kebetulan akan Ledakan dan pengejaran di saat hal yang sama? Ucap Abella

“Mungkin musuh mengira bahwa kamu dan Dadvar akan mati bersama dalam Ledakan mobil itu. melihat hal itu mereka langsung melakukan penembakan untuk membunuhmu? jelas Xmey-mey

“Mengapa mereka langsung menembak pemuda itu? apakah musuh itu adalah musuh pemuda itu? kau sudah dapat informasi, siapa pemuda itu Tanzow? Seru Abella dengan penasarannya melirik ke Tanzow sebagai sahabat dan orang kepercayaannya

“Pemuda itu bernama Kenzi, seorang mahasiswa di universitas Choralzii, universitas tinggi yang terkenal di kota Alben ini, bahwa temannya yang bernama Yanli itu juga ikut terbunuh saat meminta bantuan dan di temukannya mayat Yanli di lubang perburuan yang tertumpuk dengan ranting-ranting dan daun-daunan, Ia di temukan adanya sayatan di leher dan tembakan yang mengenai perut.

“Apakah tak ada media yang memberitakan kecelakaan itu? bagaimana dengan supir truk itu. Seru Abella dengan mengerutkan wajahnya

“Tak ada! karena daerah itu terpencil dan sulit menerima koneksi jaringan dan informasi yang sulit untuk di ungkapkan, jadi tak ada media yang mau menariknya. Untuk supir truk itu sendiri karena ketakutan dan tak mau menjadi sanksi, ia melarikan diri .

“Kau sudah menemukan supir itu? Ujar Abella dengan penuh harapan

“Untuk saat ini masih tahap pencarian, dan mencari informasi mengenai supir tersebut. seru Tanzow

“Baiklah, kau sudah dapat hasil dari penyebab ledakan itu. Tanya kembali Abella yang masih penuh harapan akan ada berita baik mengenai suaminya.

“Ledakan itu menghanguskan bukti, sulit bagi kami mengumpulkan beberapa bukti yang asli, masih banyak berbagai dugaan atas pertimbangan dengan menghubungkan tiga hal dalam pembunuhan, Kecelakaan dan pengejaran. Seru Tanzow dengan serius

“Kau menemukan mayat Dadvar dalam penyelidikan kebakaran itu? seru Abella dengan lemah lembut menundukkan wajahnya yang tiba-tiba air matanya keluar lalu segera menghapus nya.

“Tak ada! lirih Tanzow

“Ok! Kau cukupkan interogasinya dengan pemuda itu! dan berhenti siapa supir itu, cukup kau fokuskan siapa musuh di balik penembakan itu. Ucap lirih Abella

“Mengapa harus di berhentikan pencariannya? Bukankah saling terkait? Ucap Xmey-mey dengan terkejut

“Masih banyak hal penting yang harus kita selesaikan, badai yang menyerang secara bersamaan ini, butuh perjuangan untuk mengorbankan salah satu demi melangsungkan ke depannya bukan? Ucap tegas Abella

“Saya kira kejadian ini, membuat dirimu tenggelam! Ucap Xmey-mey sambil tersenyum

“Tunggu, jika dalam pengejaran itu adalah musuhku, berati dataku bocor? Ucap Abella menatap tajam ke Xmey-mey dan kedua rekan khususnya.

Xmey-mey dan dua rekan khususnya juga saling pandang memandang dalam keraguan dan ketidakpastian akan kebocoran data Abella, mereka akhirnya saling diam menatap dan berpikir-pikir sejenak untuk mencari kebenarannya.

“hmmtt, sepertinya ada sesuatu yang aku lupakan mengenai pemuda yang bersamamu, Ucap Liyin tiba-tiba sambil berpikir keras untuk mengingatnya.

“Apakah ada sesuatu penting? tanya Tanzow

“Ketika kami menahan pemuda itu saat penginterogasian, ada salah satu pemuda yang mencurigakan menyelinap ketahuan dan langsung lari, tapi saat itu kami tak menghiraukannya mungkin itu adalah salah satu rekannya, saat kami tanya pemuda itu, ia tak melihat pemuda yang menyelinap. Bisa jadi dalam pengejaran itu, musuh itu mengincar pemuda yang bersamamu?

“Mengincar Kenzi? Apa daya tarik untuk membunuhnya? Apakah Kenzi mengetahuinya? seru Abella dengan tanda tanya

“Sepertinya pemuda itu tak mengerti apa-apa, Cethus Liyin

“Baiklah kalian berdua aku tugaskan untuk mempercepat kasus ini, dan serahkan ke Xmey-mey semua hasil laporan yang terkait. Perintah Abella

“Okay! kami akan mengkonfirmasi lagi kepadanya. Ucap Liyin

"Okay kami pergi dulu, jaga kesehatanmu dan pikirkan dirimu sendiri jangan hanyut dalam kesedihan ini. ingat baik-baik sebelum menikah perjanjian mu. Ucap Tanzow menasihatinya sambil meninggalkan Abella bersama Liyin.

"Perjanjian apa itu? Tanya Xmey-mey dengan terkejut

"Hanya perjanjian diri sendiri, tak begitu penting. Seru Abella

“Bagaimana dengan keluarga Dadvar? tanya Abella mengalihkan rasa penasaran Xmey-mey

“Mereka menangis histeris, sangat terpukul. lirih Xmey-mey

“Apa yang mereka ketahui tentangku? Apakah kau memberitahu keberadaan ku? tanya lirih Abella dengan mata berkaca-kaca

“Tenang saja, aku tak mendekatinya hanya memantau dari jauh keadaan keluarga Dadvar. Mereka mengira kau juga ikut hangus terbakar bersama Dadvar dalam kejadian itu.

“Kau sudah urus dengan polisi-polisi itu dalam penyelidikannya? tanya lagi Abella menghela nafas panjang menghilangkan rasa kesedihan itu.

“Tim kita sudah mengurusnya, bersyukurlah kau punya tim yang hebat! Seru salut Xmey-mey mencoba menghiburnya

“Hebat setimpal dengan bayaran! Cethus Abella melirik ke Xmey-mey.

Xmey-mey pun tersenyum lebar mendengar hal itu sambil spontan menyentil dahi abella.

“Awwwwww... Spontan Abella menatap tajam Xmey-mey sambil memegang dahi yang di sentilnya.

Abella yang masih dalam tahap pemulihan, harus menghadapi pekerjaan-pekerjaan perusahaan yang banyak bermasalah atas muallafnya, pemindahan keyakinan Abella memasuki agama islam dan menikah dengan Dadvar banyaknya pemutusan kerja sama serta timbul konspirasi-konspirasi permainan kekuasaan untuk meraih keuntungan. Kebencian dan kefanatikan dalam kehidupan agama, membuat sontak Abella terkejut akan mempengaruhi dengan dunia bisnisnya, hubungan yang baik menjadi terpecah belah kan. Xmey-mey sebagai asisten Abella merasa kewalahan karena masalah yang serius dari berbagai perusahan yang harus di pegang, dan otak yang harus berjalan hingga tidurnya masih berpikir bekerja untuk menyelesaikan berbagai masalah di setiap perusahaan Abella miliki, membuat Xmey-mey stress tidak dapat tidur dari berbagai tekanan.

“Apa rencana kita selanjutnya? Ucap Xmey-mey

“Rencana kita? Ucap Abella pura-pura berpikir sambil tersenyum

“Tidur! Ceplos Abella sambil tersenyum

“Tidur? Ucap Xmey-mey dengan keanehan

“Iyaa tidur.. sudah saatnya kau mengistirahatkannya sejenak sebelum kita berperang! apa yang di katakan Tanzow benar! Aku akan memulihkan fikiran dan tubuhku terlebih dahulu, dan tinggalkan pekerjaanmu untuk tidak menerima panggilan dari setiap perusahaan ku, batalkan setiap pertemuannya walaupun itu sangat penting, untuk memulihkan tubuhmu! Aku mengerti banyaknya beban dan tekanan yang mengidap di wajah dan pundakmu....serta otakmu itu! betapa kurusnya tubuhmu dan mata hitammu itu. Ucap Abella sambil tersenyum palsu

“Aku tak menyangka kau masih memiliki rasa peduli padaku! Aku kira kau akan lebih kejam lagi! Ucap Xmey-mey sambil tersenyum lebar

“Makanya gunakan kesempatan peluang itu, sebelum aku mencabut kembali. Ucap Abella sambil tersenyum lebar

“Aku akan kembali secepatnya ke Riglas mengurus perusahaan lambros, cutilah seminggu aku nanti yang akan menanganinya.”

“Kau akan mengungkapkan identitas aslimu?” Tanya Xmey-mey penasaran

“Tak! Tapi Aku akan menggunakan identitas lain tanpa sepengetahuan mu juga. Jelas Abella

“Jika kau berusaha mencari tahu identitas apa yang akan aku gunakan, jangan salahkan aku jika aku akan mencurigai mu untuk mengkhianati ku. Tegas Abella

“Huhhhh! Akhirnya aku dapat kebebasan hidup tanpa memikirkan mu! seru Xmey-mey dengan menggeliatkan kedua tangannya ke atas.

“Aku? Aku bebanmu menghalangi kebebasanmu! seru sinis Abella

“Bukankah bagian rahasiamu ada di tanganku? Bagaimana aku bisa tenang sedangkan aku seorang yang telah kau percayai, banyak ancaman dan tekanan yang harus ku pertaruhkan untukmu.! Jelas Xmey-mey

“Haha seharusnya aku tak mempertanyakan itu! ucap Abella yang merasa malu sambil tersenyum menggenggam tangan Xmey-mey yang kesal sebagai permohonan maaf.

“Hahaha tertipu!” Cethus tiba-tiba Xmey-mey dengan tertawa

“Sialan! Kau ini! Cethus Abella sambil melempar tangannya yang di genggam dengan senyum tipis

“Hahaha akhirnya kamu masih dapat tersenyum! tanya

“Kau senang melihatku tersenyum? tanya Abella

“Ada yang mengatakan dengan tersenyum maka akan menyalurkan rasa senang untuk penerima.” Jelas Xmey-mey

“Hahaha tertawa gila menghilangkan rasa stress dan kesedihan bukan? ujar Abella berpura-pura tertawa dengan meledeknya

“Haha betul! Tertawa menipu lebih baik, maka teruslah berpura-pura tertawa untuk yang lain terlihat senang. seru Xmey-mey dengan senyuman lebar

“Bukankah itu cukup melelahkan? lirih Abella

“Maka tempatkanlah. seru Xmey-mey

“Kau memang! Tak salah pilih kau anggap sebagai kakak bayaran. Cethus Abella

“Hahahah mau jadi kekasih bayaran juga tak masalah” Ujar Xmey-mey

“Sialan! Jaga batasan. Ujar Abella

“Hanya bercanda. seru Xmey-mey dengan senyum lebar

“Xmey-mey, terima kasih untuk mulut fasihmu yang telah menghiburku. lirih Abella

“Apakah mulutku hanya menghiburmu? Wajah tampanku juga ikut serta mengekspresikan untuk memberi cahaya di wajahmu. seru Xmey-mey dengan godaannya

“Jijik aku mendengarnya, jadi merinding., Ucapnya Mendengar jawaban itu, Abella menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tersenyum sambil mengelus-elus tangannya yang merinding.

"Baiklah, aku akan pergi dulu kemudian datang lagi. Seru Xmey-mey sambil membelai kepala Abella, Abella yang sudah terdiam menganggukkan kepalanya sambil melihat Xmey-mey dengan perasaan yang menjanggal.

"Aku berharap kamu bukan serigala bermata putih walaupun begitu, aku ingin melihat permainanmu bagaimana kamu mempermainkan hidupku. Seru kata batin Abella yang berprasangka buruk dengan menatap kepergian Xmey-mey yang menjauh.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!