NovelToon NovelToon

Sistem Tak Terukur

Feng Jian

Pada usia tiga puluh lima tahun. Eido telah mengabaikan batas tubuh manusia. Ia begadang tujuh hari penuh, tenggelam dalam dunia kerja, kopi pahit, dan cahaya layar monitor yang tak pernah padam. Tubuhnya tumbang di malam ketujuh, sunyi dan tanpa peringatan, mati di depan laptop yang masih menyala, dikelilingi laporan dan pesan yang belum sempat dibalas.

Namun, kematian bukanlah akhir.

Ia terbangun, atau lebih tepatnya, tersadar dalam kegelapan aneh yang tak pernah ia kenal. Saat pandangannya jernih, ia melihat dirinya berada di dunia asing. Gunung-gunung menjulang, langit ungu menyala oleh aura spiritual, dan awan melayang perlahan seolah hidup. Dunia ini... bukan dunia yang ia kenal. Ini adalah dunia kultivasi, tempat legenda dilahirkan dan kekuatan ditentukan oleh seberapa dalam seseorang mampu memahami Dao.

Tapi harapannya sirna begitu cepat.

Alih-alih menjadi tuan muda kaya, pewaris sekte besar, atau bahkan murid berbakat, ia justru masuk ke tubuh seorang pemuda kurus dan terluka berusia delapan belas tahun. Tubuh ini lemah, kotor, dan penuh luka. Dan lebih parahnya lagi meridian pemuda ini hancur, mustahil untuk berkultivasi. Dalam ingatannya, ia melihat kilasan masa lalu pemuda itu, seorang tunangan cantik namun kejam yang merobek harapannya dan menghancurkan meridiannya demi pria lain.

"Apakah aku... hanya akan menjadi pecundang bahkan di dunia ini?" pikirnya getir.

Namun tepat saat keputusasaan mulai menyelimuti, suara mekanis nan tenang menggema di dalam benaknya.

[Sistem Tak Terukur Diaktifkan.]

[Selamat Datang, Tuan.]

[Mendeteksi Tubuh Rusak... Menjalankan Pemulihan Awal.]

Seketika itu juga, rasa panas menjalar dari dalam dirinya. Meridian yang remuk perlahan menyatu. Energi spiritual samar menyusup masuk, dan untuk pertama kalinya pemuda itu bisa merasakannya.

Di dunia yang menindas yang hanya mengenal kekuatan, pria dari Bumi yang telah mati itu kini memiliki kesempatan kedua. Bukan sebagai tuan muda. Bukan sebagai pewaris. Tapi sebagai pemilik Sistem Tak Terukur sebuah entitas misterius yang mungkin saja... bisa mengguncang dunia ini.

Nama pemuda itu adalah Feng Jian.

Ketika kesadaran Eido dari Bumi perlahan menyatu dengan tubuh baru itu, kejutan pertama menghantamnya bagaikan gelombang besar, ia tak lagi berada di ruang sempit apartemennya yang penuh tumpukan kertas dan aroma kopi basi. Dunia ini... berbeda. Awan yang bercahaya ungu di langit, aroma spiritual yang samar menguar dari tanah, dan tubuh yang kini ia huni semuanya terasa asing, namun nyata.

"Eido..." bisiknya sendiri, lalu menatap telapak tangannya yang kurus dan pucat. Namun suara di benaknya mengoreksi:

"Feng Jian..."

Dia terdiam, menyadari bahwa ini bukan lagi tentang bagaimana atau kenapa. Ia telah mati di dunia lamanya dengan tubuh lelah, jiwa kosong, dan hidup yang hancur oleh tekanan. Tak ada yang menunggunya di sana. Tak ada yang mencarinya.

"Aku... sudah mati." bisiknya lirih, seolah mengukuhkan kenyataan itu.

Maka, tidak ada gunanya menolak.

Tubuh ini, kehidupan ini entah bagaimana caranya sekarang adalah miliknya. Feng Jian, pemuda berusia delapan belas tahun yang telah dikhianati, meridannya dihancurkan, dan dibuang seperti sampah oleh dunia ini.

Dan meski Eido tak memahami sepenuhnya bagaimana ia bisa berada di sini melintasi dunia, waktu, dan tubuh ia tahu satu hal dengan pasti.

Takdir lamanya telah berakhir. Dan sebuah jalan baru, penuh misteri dan bahaya, telah terbuka di hadapannya.

Dengan mata yang perlahan membara oleh semangat baru dan bisikan sistem yang masih menggema di kepalanya, ia menatap langit dunia ini dunia yang tak mengenalnya, namun kini takkan bisa mengabaikannya.

“Jika aku harus hidup kembali… maka aku akan hidup dengan caraku sendiri.” tegas nya.

Tiba-tiba, tanpa peringatan seluruh tubuh Feng Jian terasa seperti dilempar ke dalam tungku pembakaran neraka. Sakitnya begitu nyata, begitu mengguncang, hingga napasnya tertahan di tenggorokan. Otot-ototnya menegang, giginya bergemeletuk, dan pandangannya berubah kabur.

Rasa nyeri itu bukan seperti luka biasa. Tidak. Ini seperti ada besi tua yang berkarat, panas membara, yang ditusukkan perlahan ke setiap pori-pori tubuhnya, menggali jalan melalui tulangnya, menyayat meridian yang telah hancur dan mencoba menyusunnya kembali urat demi urat, simpul demi simpul.

[Proses Pemulihan Dimulai.]

[Memulihkan 68% Struktur Meridian yang Rusak...]

[Memaksa Adaptasi Tubuh terhadap Energi Spiritual...]

Suara sistem itu terdengar datar dan tanpa emosi, namun bagi Feng Jian, itu adalah lonceng siksaan.

"Aaaarghh!!" jeritannya menggema ke dinding-dinding batu gua tempat ia terbaring. Tubuhnya menggeliat, keringat dingin membasahi dahinya, dan napasnya kini menjadi parau dan terputus-putus. Ia merasa seakan jantungnya akan meledak, darahnya mengalir mundur, dan kepalanya akan pecah karena tekanan energi yang tak mampu ditampung tubuh lemahnya.

"Ini... akan membunuhku... lagi..." pikirnya dengan gigi terkatup, dunia berputar di sekelilingnya.

Namun di tengah penderitaan itu, ada sesuatu yang lain sebuah bara kecil. Di bawah semua rasa sakit, ada percikan hangat. Seperti cahaya redup dalam kegelapan. Itu adalah kekuatan, kekuatan murni yang mencoba membentuk dirinya kembali.

Tubuh ini menjerit untuk menyerah. Namun jiwa Eido, atau kini Feng Jian, menolak untuk tunduk.

"Aku sudah mati sekali... dan kembali." desisnya di antara nafas terputus. "Kalau aku harus mati lagi, maka aku akan mati sambil berjuang."

Dengan tekad membatu dan rasa sakit yang hampir merobek kesadarannya, Feng Jian menggigit lidahnya untuk tetap sadar. Setiap detik terasa seperti satu kehidupan penuh penderitaan. Namun ia bertahan.

Dan dalam ketekunan itu perlahan tapi pasti rasa sakit mulai mereda, digantikan oleh sesuatu yang baru. Hangat. Stabil. Mengalir di tubuhnya seperti sungai kecil yang baru menemukan jalurnya kembali.

Meridian yang telah lama hancur... mulai pulih.

Feng Jian terbaring dengan napas tersengal-sengal, dadanya naik turun seolah baru saja selamat dari pertarungan hidup dan mati. Seluruh tubuhnya basah kuyup oleh keringat, membentuk genangan kecil di bebatuan dingin gua tempat ia terbaring. Pandangannya masih buram, tetapi kesadarannya perlahan kembali membawanya pada kenyataan baru yang menjijikkan.

Ia menunduk, dan baru menyadari bahwa seluruh tubuhnya dilumuri kotoran hitam legam lendir kental berbau menyengat, seperti gabungan racun, darah busuk, dan lumpur rawa yang telah membusuk selama bertahun-tahun. Zat itu menempel di kulitnya, keluar dari pori-pori, menyelimuti dirinya dari kepala hingga kaki.

“Apa ini…?” gumamnya pelan, nyaris tidak kuat berbicara. Tapi pikirannya segera memahami, ini adalah hasil dari pemurnian tubuh, proses pembersihan kotoran dan racun yang terpendam sejak lahir. Sistem telah mulai merombak tubuhnya dari dalam. Namun aromanya… menjijikkan.

Menahan mual dan keengganan, Feng Jian bangkit dengan tertatih, tubuhnya masih lemah, ototnya seolah terbakar setiap kali bergerak. Dengan penuh tekad, ia menyeret langkahnya menuju mulut gua, meninggalkan tempat pengasingan yang menjadi saksi kebangkitan barunya.

Udara luar menyambutnya dengan sejuk yang menggigit, namun menyegarkan. Cahaya matahari yang lembut menembus sela pepohonan, menyinari wajahnya yang kotor namun kini menyimpan cahaya kehidupan.

Ia menajamkan telinga, mencoba mendengarkan suara alam dan tak lama, ia mendengar gemericik air. Tanpa ragu, ia mengikuti suara itu, menyusuri jalan setapak yang dipenuhi lumut dan akar menjalar, hingga akhirnya matanya menangkap kilau permukaan air jernih di kejauhan.

Sungai kecil itu mengalir tenang di antara bebatuan dan pepohonan, seolah menunggu kedatangannya. Feng Jian segera menjatuhkan diri ke tepi air, dan tanpa pikir panjang, ia menyelamkan seluruh tubuhnya ke dalam aliran segar itu.

Air dingin menyapu kotoran hitam dari kulitnya, membawa serta segala sisa racun dan penderitaan masa lalu. Ia menggosok tubuhnya dengan kasar, menyaksikan warna air berubah kelam di sekelilingnya. Setiap tetes yang terlepas dari tubuhnya terasa seperti meluruhkan beban masa lalu, baik milik Eido dari Bumi maupun Feng Jian dari dunia ini.

Dan saat ia menatap permukaan air, ia melihat wajah baru bukan pria kantoran dari Bumi, bukan pemuda terbuang yang dihancurkan cinta palsu. Tapi seorang pembelajar ulang, seorang penyintas, dan calon kultivator yang akan mengukir namanya sendiri di dunia yang kejam ini.

Terlahir Kembali

Feng Jian menunduk, matanya menatap ke genangan air sungai yang kini jernih kembali setelah membawa seluruh kotoran hitam dari tubuhnya. Namun saat wajahnya tercermin di permukaan air, napasnya tertahan dan matanya membelalak lebar.

Dia nyaris tak mengenali dirinya sendiri.

Tubuh yang sebelumnya kurus, dipenuhi luka dan kotoran, kini tampak putih bersih, seolah dipahat dari giok murni. Tak ada satu pun noda, luka, atau cela yang tersisa. Kulitnya sehalus porselen, bercahaya samar di bawah sinar matahari pagi.

Wajah yang terlihat di permukaan air bukanlah wajah pria kantoran yang ia kenal dari kehidupannya di Bumi. Bukan pula wajah pemuda yang ditelantarkan dan dikhianati. Wajah ini... terlalu sempurna.

Alisnya tebal dan tajam seperti pedang, menggambarkan keteguhan dan kekuatan batin. Mata biru cerlangnya bagaikan safir yang menyala di antara awan, tajam dan dalam seolah bisa menembus jiwa siapa pun yang menatapnya. Hidungnya mancung, bibirnya tipis namun tegas dan keseluruhan wajahnya membentuk harmoni yang menakjubkan, tampan dalam cara yang tak manusiawi.

Rambut hitamnya yang panjang tergerai lembut di bahunya, berkilau basah diterpa sinar matahari, membuatnya tampak seperti abadi yang turun dari langit, bukan manusia biasa.

Feng Jian terdiam, terpaku menatap bayangan dirinya sendiri.

"Ini... aku?" gumamnya pelan, hampir tak percaya. Tangannya perlahan terangkat, menyentuh pipinya, meraba dagunya sendiri. Sentuhan itu nyata.

Tubuh ini... telah diperbarui. Tidak hanya pulih dari kehancuran, tapi juga dimurnikan, diperindah, diperkuat. Ia bukan lagi pemuda yang dibuang oleh cinta palsu dan dicampakkan oleh dunia.

Ia telah terlahir kembali.

Dan dunia ini... tak akan pernah lagi memandangnya dengan sebelah mata.

Feng Jian berdiri di tepi sungai, tubuhnya yang baru berkilau diterpa cahaya pagi. Angin lembut meniup rambut hitam panjangnya, membuatnya tampak seolah bagian dari lanskap surgawi dunia kultivasi ini. Untuk pertama kalinya sejak ia sadar di dunia asing ini, senyum kecil muncul di sudut bibirnya.

Ia menggenggam tinjunya perlahan, merasakan kekuatan baru yang mengalir dalam setiap otot, setiap serat tubuhnya. Tak lagi lemah, tak lagi hancur. Ia merasa ringan, seolah tubuhnya telah dibebaskan dari beban dunia, namun di saat yang sama, ada kekuatan yang menggelegak dari dalam liar, mendesak keluar.

Dengan dorongan semangat yang sulit dibendung, Feng Jian mengambil posisi kuda-kuda. Ia mengepalkan tangan kanannya kuat-kuat, lalu menghantam udara di depannya dengan sekuat tenaga.

Booom!

Suara dentuman keras terdengar.

Angin di sekitarnya bergetar hebat. Udara di depan tinjunya terdistorsi, membentuk gelombang tekanan yang menghantam pohon-pohon di kejauhan. Beberapa dedaunan rontok, berguguran bagaikan salju musim gugur, dan suara gemeretak ranting terdengar dari kejauhan.

Feng Jian membelalak. Matanya membulat, menatap kepalan tangannya seolah itu adalah benda asing.

"Aku… hanya meninju udara…" bisiknya tak percaya. Tapi efeknya jelas tak mungkin diabaikan. Itu bukan kekuatan manusia biasa. Itu adalah kekuatan yang lahir dari tubuh yang telah diperkuat, dari meridian yang telah dipulihkan dan dimurnikan oleh sistem.

"Aku bahkan belum mulai berkultivasi dengan teknik apapun… Tapi kekuatan ini…"

Jantungnya berdebar cepat, bukan karena takut, melainkan karena semangat membara. Ia mengepalkan tinjunya sekali lagi, matanya kini bersinar dengan tekad yang tak bisa dipadamkan.

Dunia ini mungkin telah menertawakan Feng Jian sebelumnya. Tapi sekarang, ia akan membuat dunia ini mengingat namanya. Dan itu... baru awal.

Saat Feng Jian melangkah keluar dari aliran sungai, air menetes dari rambut hitam panjangnya, menuruni garis rahangnya yang tegas, dan jatuh ke tanah berbatu. Udara pagi menyambutnya dengan dingin yang segar, menggoda kulit barunya yang putih bersih. Ia menggerakkan lengan dan pundaknya, masih terpesona oleh kekuatan yang kini mengalir deras di dalam dirinya.

Namun tiba-tiba.

Ding!

Suara notifikasi bergema jelas dalam benaknya, seperti denting logam halus yang menyentak kesadarannya.

[Sistem Tak Terukur: Status Host Tersinkronisasi.]

[Menampilkan Data Kekuatan Saat Ini…]

Seketika, seolah layar tak kasatmata terbuka di dalam pikirannya. Deretan informasi muncul jelas, terstruktur, seperti hologram yang hanya bisa dilihat oleh dirinya.

...----------------...

[Nama: Feng Jian]

[Usia: 18 tahun]

[Tingkat Kultivasi: Belum Masuk Jalur]

[Kondisi Meridian: 100% Pulih]

[Potensi Bakat Spiritual: Tidak Terukur

[Fisik: Tubuh Abadi Dasar]

[Teknik Kultivasi: Teknik Naga Menggulung Awan (Peringkat Biru)]

[Keterampilan: Tinju Naga Pemutus Langit (Peringkat Biru), Langkah Angin Bayangan (Peringkat Biru)]

...----------------...

Mata Feng Jian melebar. Bahkan tanpa kultivasi resmi, kekuatan mentahnya sudah setara dengan kultivator tahap awal Pembangunan Fondasi, tingkat yang seharusnya butuh bertahun-tahun pelatihan! Dan ‘Tubuh Abadi Dasar’? Apa lagi itu?

Belum sempat ia bertanya, suara sistem kembali bergema.

[Persyaratan Awal Tercapai.]

[Apakah Host ingin meningkatkan Sistem Tak Terukur ke Versi 2.0?]

[Fungsi Tambahan Akan Diaktifkan: Omni Living]

Feng Jian menahan napas. Ini... bukan sekadar sistem pendukung. Ini adalah senjata utama, pintu menuju kekuatan yang tak bisa diperkirakan.

"Sistem bisa ditingkatkan…?" gumamnya pelan, hampir tak percaya. Mata birunya berkilat, sorotnya dalam dan penuh antisipasi.

Dengan tubuh baru, kekuatan baru, dan sistem yang kini siap berevolusi, Feng Jian berdiri di bawah langit asing dunia ini bukan lagi sebagai korban, melainkan sebagai pemain utama dalam kisah besar yang segera dimulai.

Ia mengepalkan tinjunya dan mengangguk mantap.

"Naikkan versi-nya."

Sebelum Feng Jian mengucapkan persetujuan untuk meningkatkan versi sistem, suara dalam benaknya bergema sekali lagi, kali ini lebih dalam dan lambat, seolah ingin menekankan sesuatu yang penting.

[Peringatan: Tuan belum mengeksplorasi penuh kemampuan Versi 1.0.]

[Efek Utama Aktif: Domain Absolut.]

Seketika itu juga, ruang di benaknya bergetar. Sebuah diagram muncul, lingkaran samar dengan dirinya di pusatnya, dikelilingi oleh garis-garis yang terus berdenyut dengan cahaya emas.

[Domain Absolut adalah kemampuan inti yang hanya dimiliki oleh Tuan Sistem Tak Terukur.]

[Selama berada dalam radius Domain, Host tidak dapat dilukai, tidak dapat dipengaruhi teknik musuh, dan tidak dapat dikalahkan oleh kekuatan di bawah batas spiritual yang ditentukan oleh sistem.]

[Radius: 3 Meter.]

Feng Jian menelan ludah. Tak terkalahkan…? Dalam Domain ini, dirinya benar-benar tak tersentuh. Tak peduli berapa banyak musuh, selama mereka berada di dalam jangkauan itu merekalah yang akan runtuh.

Namun kegembiraannya hanya bertahan sebentar.

[Cara Memperoleh Poin Domain Absolut Ditemukan.]

[Metode: Meningkatkan Keharmonisan Jiwa melalui Kontrak Kehidupan, alias: Mengambil Istri.]

“…Hah?” Feng Jian membeku.

[Penjelasan: Dengan membentuk hubungan jiwa yang dalam dan tulus dengan pasangan hidup, Tuan akan memperkuat stabilitas spiritual dan memperluas Domain Absolut. Satu Istri \= +5 meter. Semakin tinggi tingkat Potensi Bakat Spiritual istri dan semakin besar Tuan meningkatkan Jangkauan Absolut Domain.]

Feng Jian menatap kosong ke udara, seolah sistem itu bisa melihat ekspresinya.

“Mengambil… istri?” gumamnya pelan, seperti baru mendengar istilah yang asing dari bahasa lain. Dulu di Bumi, ia tak punya waktu untuk cinta. Hidupnya hanya berkutat pada kerja, tekanan, dan akhirnya… kematian.

Sekarang, sistem menyuruhnya memperkuat kekuatan dengan… menikah?

“Aku bahkan belum tahu siapa yang bisa kuajak bicara di dunia ini.” katanya lirih, satu tangan menepuk kening.

Namun satu hal jelas jika ia ingin tumbuh, jika ia ingin menguasai dunia ini dan membalas semua penderitaan masa lalu, maka ia harus melangkah ke arah yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya, membangun ikatan, bukan hanya kekuatan.

"Yah… kurasa ini akan jadi perjalanan yang jauh lebih rumit dari yang kukira." desah Feng Jian, sebelum akhirnya tersenyum kecil.

Dan untuk pertama kalinya, ia merasa… tak hanya akan bertarung demi kekuatan. Tapi juga demi hati.

Gua Pemulihan, Tempat Kehidupan Baru

Suara sistem kembali menggema dalam benaknya, kali ini dengan nada datar dan penuh informasi.

[Catatan Tambahan: Meskipun Domain Absolut adalah fitur inti dari Sistem Versi 1.0, fitur ini belum diaktifkan.]

[Syarat Aktivasi: Tuan harus menciptakan titik pusat spiritual yang akan menjadi fondasi Domain.]

[Rekomendasi Lokasi: Tempat pertama Tuan terbangun di dunia ini, Gua Pemulihan.]

Feng Jian menyipitkan mata. Dalam pikirannya, bayangan gua itu muncul dengan jelas, dingin, sunyi, tempat di mana dirinya yang baru pertama kali membuka mata ke dunia ini. Gua itu bukan hanya tempat awal kebangkitannya, tapi juga saksi penderitaan dan pemurniannya. Tanah kelahirannya yang kedua.

Ia menghela napas dalam-dalam, lalu memandang ke arah hutan yang membentang di seberang sungai.

“Kalau begitu… kita mulai dari sana.” gumamnya pelan.

Langkah-langkahnya mantap saat ia kembali menyusuri jalur sempit di antara pepohonan. Kabut tipis menggantung di udara, dedaunan yang rontok mengiringi langkahnya seperti menyambut seorang tuan muda yang kembali ke istananya. Namun tidak ada kemewahan, tidak ada pelayan, hanya suara alam dan detak jantungnya yang tenang, sunyi namun penuh tekad.

Setelah berjalan beberapa saat, Feng Jian tiba kembali di depan gua itu. Tempat itu masih gelap dan sederhana, tak ada perubahan sedikit pun sejak ia tinggalkan. Tapi kali ini, ia menatapnya dengan pandangan berbeda bukan sebagai tempat pelarian, tapi fondasi awal kekuatannya.

Ia melangkah masuk perlahan. Udara dingin menyelimuti kulitnya, namun terasa akrab. Ia berjalan hingga mencapai bagian tengah gua, tempat ia pernah berteriak kesakitan, menggeliat, dan akhirnya… lahir kembali.

Lalu suara sistem bergema lagi.

[Apakah Host ingin menetapkan lokasi ini sebagai Titik Inti Domain Absolut?]

[Setelah penetapan, tempat ini akan menjadi pusat pertahanan dan perpanjangan jiwa Tuan. Efek Domain akan aktif penuh di lokasi ini dan dapat diperluas seiring perkembangan Tuan.]

Feng Jian menatap dinding batu yang dulu ia sandari saat kesakitan. Tempat ini bukan hanya awal perjalanannya… tapi simbol tekadnya untuk bangkit.

Dengan nada mantap, ia menjawab dalam hati, “Ya. Aktifkan di sini.”

[Perintah Diterima.]

[Mengaktifkan Domain Absolut.]

Tiba-tiba, tanah bergetar pelan. Aura tak terlihat menyelimuti gua. Udara menjadi berat, namun tenang seolah dunia itu sendiri tahu bahwa tempat ini kini berada di bawah perlindungan kekuatan tak terukur.

Dan di tengah gua itu, berdiri Feng Jian, sendirian… namun untuk pertama kalinya, ia merasa tak bisa digoyahkan.

Di sinilah segalanya dimulai.

Dan dunia akan segera mengetahui arti dari nama Feng Jian.

Suara sistem kembali bergema dalam benaknya, datar namun tegas, seperti suara dewa yang menyampaikan hukum langit.

[Domain Absolut telah berhasil diaktifkan.]

[Jangkauan saat ini: 3 meter dari pusat jiwa Host.]

[Kondisi: Efektif penuh. Dalam area ini, Host tidak dapat disakiti oleh teknik, senjata, maupun serangan mental dari pihak manapun di bawah ambang sistem.]

Aura hangat dan tak terlihat menyelimuti Feng Jian, membentuk batas tak kasatmata sejauh tiga meter dari tempat ia berdiri. Rasanya seperti berada di jantung dunia, seolah seluruh semesta melindungi setiap helai rambut dan hela napasnya.

Namun sebelum ia sempat merenungkan sepenuhnya, suara sistem kembali terdengar, kali ini dengan nada yang membuat kening Feng Jian berkerut.

[Peningkatan Jangkauan Domain Absolut hanya dapat dilakukan melalui Metode Kontrak Jiwa, yakni: Mengambil Istri.]

[Setiap kontrak jiwa yang terbentuk melalui ikatan tulus akan memperluas jangkauan Domain hingga +5 meter secara permanen.]

[Peringatan: Ikatan palsu atau tidak tulus tidak akan memberi efek apa pun.]

Feng Jian membatu.

“…Sistem, kau bercanda?” gumamnya dengan wajah kaku.

[Tidak.]

Ia memijit pelipisnya. “Tiga meter… itu hampir seperti satu lingkaran kecil. Bagaimana aku bisa bertahan jika melawan banyak musuh? Itu seperti… sangkar burung.”

[Karena itulah Host disarankan untuk segera memulai pencarian pasangan hidup. Sistem merekomendasikan pendekatan hati, bukan paksaan. Semakin besar perasaan cinta yang terbentuk dari pihak wanita, semakin kuat efek peningkatan Jangkauan Domain.]

Feng Jian menarik napas panjang, kemudian menghembuskannya perlahan.

“Jadi selain bertarung, aku harus… belajar mencintai?” gumamnya, setengah geli, setengah frustasi.

Namun dalam hati kecilnya, ia tahu dunia ini bukan seperti dunia sebelumnya. Di sini, kekuatan bukan hanya soal otot, teknik, dan kultivasi. Tapi juga… hubungan, kepercayaan, dan jiwa.

Ia menatap ke luar gua, mata birunya berkilat tajam.

“Baiklah… kalau itulah jalannya.” Ia tersenyum tipis, percaya diri mulai menyelimuti dirinya. “Kalau aku harus jadi kuat dengan cara yang berbeda… maka aku akan menjadi pria yang pantas dicintai oleh dunia.”

Perjalanan Feng Jian baru saja dimulai. Dan langkah selanjutnya… adalah menaklukkan hati.

Feng Jian berdiri diam di tengah gua, tatapannya tajam menatap langit-langit batu yang remang-remang. Meski Domain Absolut telah aktif, dan kekuatan mulai bangkit dalam dirinya, satu pertanyaan masih mengganggu pikirannya sebuah pertanyaan sederhana, tapi sangat manusiawi.

“…Bagaimana aku akan mengambil istri.” gumamnya lirih, “jika aku bahkan tidak punya uang untuk makan?”

Sebagai pria realistis, Feng Jian tahu betul bahwa cinta tidak tumbuh begitu saja di tanah kosong. Dunia ini adalah dunia kultivasi keras, kejam, dan penuh kepentingan. Di dunia seperti ini, tanpa status, tanpa sumber daya, bahkan sekadar dilirik pun adalah kemewahan.

Namun sebelum pikirannya semakin murung, suara sistem kembali bergema dalam benaknya, tenang, tegas, dan kali ini… mengandung sedikit kejutan.

[Kekhawatiran Host terdeteksi.]

[Membuka: Paket Hadiah Pemula.]

[Isi Hadiah:

– 100 Batu Roh Tingkat Tinggi

– 1 Jubah Putih Berpola Naga Emas

– 1 Ikat Rambut Berbentuk Kepala Naga Emas]

Di hadapan Feng Jian, cahaya keemasan berputar-putar sebelum perlahan membentuk tiga objek nyata di udara. Batu-batu roh yang memancarkan aura spiritual padat berpendar seperti bintang kecil. Di sampingnya, tergantung rapi sebuah jubah putih mengalun ringan, sulaman emas membentuk naga yang melilit dari bahu hingga ke lengan. Dan terakhir, sebuah ikat rambut indah berbentuk kepala naga, halus, elegan, namun menyimpan aura dominasi yang tak biasa.

Feng Jian menatapnya tak percaya. Batu roh tingkat tinggi… dalam jumlah seratus? Bahkan keluarga bangsawan biasa tak selalu punya simpanan sebesar itu!

Namun sebelum ia sempat menyentuhnya, sistem kembali berbicara, kali ini dengan peringatan dingin.

[Catatan: Jubah dan Ikat Rambut hanya memberikan perlindungan simbolik dan sedikit efek penguatan aura. Namun, kedua item ini akan hancur jika diserang oleh seseorang dengan tingkat kultivasi Penyatuan Tubuh atau lebih tinggi.]

[Rekomendasi: Gunakan dengan bijak. Jangan mengandalkan penampilan. Dunia ini bukan hanya menilai apa yang tampak.]

Feng Jian mengepalkan tinjunya, matanya menyipit.

“Jadi… aku diberi alat, tapi juga peringatan." gumamnya. “Seolah sistem ingin aku tak lupa… bahwa dunia ini tetap mematikan.”

Ia mengenakan jubah itu perlahan, merasakan kainnya yang ringan namun hangat menyelimuti tubuhnya. Ikat rambut emas pun ia pasangkan, menyatukan helaian rambut hitam panjangnya ke belakang. Dalam sekejap, penampilannya berubah dari seorang pengelana tanpa arah, menjadi seorang pemuda misterius yang memancarkan aura kemuliaan dan kekuatan tersembunyi.

Ia menatap bayangannya yang samar di dinding batu, lalu tersenyum tipis.

"Kalau dunia ini hanya menghargai mereka yang tampak mulia… maka biarlah aku gunakan topeng ini." katanya pelan. "Tapi yang akan mereka takuti bukan jubahku… melainkan kekuatanku."

Dan dengan itu, Feng Jian pun melangkah keluar dari Gua berbekal Batu Roh, pakaian kebesaran, dan tekad untuk mengukir jalannya sendiri… di dunia yang tak mengenal belas kasihan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!