NovelToon NovelToon

Pernikahan Status

Bab 1

Aku kira menikah dengan seorang pria tampan, gagah dan mapan adalah jaminan kebahagiaan. Ternyata aku salah, aku memang mendambakan pria tampan dan mapan dalam segi materi karena prinsip aku " Hidup tidak hanya butuh cinta tapi juga butuh uang , karena orang tidak akan mati karena tidak punya cinta tapi akan mati jika tidak punya uang."

Itulah prinsip Aku dulu, dulu ...

Inilah kisah ku...

Nama ku Anya Emerin Handoko lahir dari keluarga keturunan ningrat. Aku menikah dengan lelaki yang selama ini menjadi kriteria lelaki impian ku. Tampan, mapan dan kaya raya sehingga perjodohan yang diatur oleh orang tua ku sedikitpun tidak aku tolak. Siapa yang tidak mau menikah dengan pria tampan yang memiliki dada bidang dengan roti sobek di perutnya. Kaya dan terkenal sebagai seorang pengusaha yang bernama Adipati Prawira Sudrajat.

Pernikahan kami digelar dengan sangat mewah dan megah. Tamu yang hadir juga dari kalangan atas dan mulai dari pejabat hingga pengusaha. Semua mengatakan bahwa pernikahan yang kami gelar adalah pesta pernikahan termewah selama tahun dua ribu dua puluh lima ini.

Sahabat ku juga sangat terpukau dengan pesta pernikahan kami dan begitu juga dengan tamu yang hadir. Apalagi melihat sosok laki - laki yang mendampingi aku selama di pelaminan.

Mas Adipati sangat tampan dan semua wanita yang melihat Aku berdampingan dengan mas Adipati merasa iri. Aku tidak perduli yang jelas aku bisa menjadi pendamping hidup dari seorang laki-laki yang merupakan pewaris tunggal dari sebuah perusahaan ternama di Indonesia yaitu Sudrajat Grup.

Perusahaan Sudrajat Grup bergerak dibidang logistik dan juga properti dan mempunyai cabang di seluruh Indonesia. Selain itu Sudrajat grup juga mempunyai cabang perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan. Kekayaan yang dimiliki oleh keluarga mas Adipati tidak terkira dan itu akan dia miliki setelah dia menikah dengan ki. Itu berarti hari ini dia akan menggantikan posisi sang ayah mertua ku yang bernama Pak Sudrajat dan aku akan menjadi wanita paling bahagia didunia. Karena punya suami tampan kaya raya dan semua yang aku mau pasti terpenuhi.

Siapa yang tidak mau menjadi nyonya besar, hanya duduk diam dan menunggu suaminya pulang. Yang bisa bepergian kemana dan membeli apa pun yang dia mau tanpa harus pusing memikirkan uang.

****

Malam pengantin disebuah kamar presiden suite hotel bintang lima, Aku duduk sambil tersenyum penuh kebahagiaan. Aku sengaja duduk di tepi ranjang untuk menunggu titah dari mas Adipati. Tapi ternyata mas Adipati hanya tersenyum dan berkata " Kamu bersihkan diri kamu dan setelah itu istirahat."

Aku hanya terdiam tanpa berontak dan menurut apa yang dia perintahkan " Baik mas." Aku pun pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri ku.

Aku berpikir mungkin mas Adipati tidak suka dengan aku yang bau keringat karena seharian menerima tamu di kursi pelaminan.

Aku membersihkan diri ku dengan alat - alat mandi yang begitu mewah, walaupun aku juga terlahir dari keluarga yang berada tapi kekayaan orang tua ku belum ada apa - apanya dari keluarga mas Adipati.

Aku juga sering menginap di hotel bersama keluarga aku di hotel berbintang seperti yang kami gunakan sekarang. Tapi, kekayaan keluarga aku masih jauh dari keluarga suamiku.

Selesai mandi aku kembali kedalam kamar dan aku mendapati mas Adipati sudah tertidur pulas. Aku berpikir mungkin dia kelelahan dan malam pengantin kami bisa dilakukan besok atau pun lusa.

Ketika aku bangun ternyata mas Adipati tidak ada di ranjang dimana kami tidur semalam, ternyata dia sedang berada di balkon kamar hotel dan dia sedang menerima telepon. Dari nadanya sepertinya mas Adipati sedang berbicara dengan partner bisnis nya.

Saat dia berbicara aku melihat senyum mas Adipati , dan dia terlihat semakin tampan dengan senyuman nya. Aku membawakan segelas jus jeruk kepadanya.

" Mas diminum." Kata ku tersenyum penuh kehangatan pada laki - laki yang sejak semalam sudah menjadi suami ku.

Mas Adipati hanya tersenyum dan dia segera menutup panggilan telepon nya, aku sangat senang , itu berarti dia sangat menghargai aku sebagai istrinya.

" Terimakasih jusnya. Ohh ya, hari ini kita pulang kerumah aku. Maksud aku kerumah kita." Kata mas Adipati pada ku dengan nada rendah.

" Baik mas , aku beresin barang - barang kita ya?" Kata ku tersenyum.

" Tidak usah kamu beresin barang - barang kamu saja. Aku akan beresin barang - barang aku, kamu pasti masih capek." Ujarnya tersenyum penuh kehangatan.

" Baik mas." Jawab ku dan aku sangat senang ternyata mas Adipati selain tampan juga pengertian itu membuat aku semakin berpikir aku tidak salah menerima perjodohan ini. Aku juga berpikir bahwa orang tua tidak pernah salah memilih seseorang untuk mencari pasangan yang tepat untuk anaknya.

***

Kami pun sampai dirumah mas Adipati dan benar saja , rumah mas Adipati sangat mewah dan elegan. Paduan warna coklat dengan aksen emas mewarnai cat rumah mas Adipati.

" Anya itu kamar kamu dan itu kamar aku. Kita sementara ini tidurnya terpisah. Jujur aku sebenarnya belum bisa berbagi kasur dengan kamu."

Bagai disambar petir di siang hari aku mendengar kalimat mas Adipati. Aku tentu saja protes " Bukannya kita sudah menjadi suami istri mas? Jadi , sebaiknya kita tidur bersama."

" Aku tahu tapi, seperti yang aku katakan tadi aku belum siap, aku minta maaf jika aku mengecewakan kamu." Jawab mas Adipati datar dan langsung masuk ke kamar nya.

Sekitar jam dua malam dini hari aku haus , karena aku lupa menyediakan air dikamar ku aku pergi ke dapur. Tidak sengaja aku mendengar sayup sayup suara mas Adipati, seperti orang sedang ngobrol dengan seseorang " Dengan siapa mas Pati ngobrol tengah malam seperti ini." Batin ku lalu diam - diam aku menguping pembicaraan mas Pati begitu bahagia dan sangat hangat.

" Apa dia sedang ngobrol dengan pacarnya?" Pikir ku lagi karena tidak mungkin dia membicarakan tentang bisnis tengah malam seperti ini.

Aku akhirnya pergi dan tidak mau berpikiran negatif, siapa tahu itu rekan bisnis mas Patih dari luar negeri karena kalau di Indonesia malam sudah pasti disana masih siang. Aku tetap berpikir positif karena aku bisa menerima kenyataan bahwa saat ini mas Patih belum bisa menerima aku karena pernikahan kami terjadi dengan proses perjodohan.

***

Keesokan harinya aku Bagun pagi menyiapkan sarapan untuk suami yang sudah menikahi ku dua hari ini. Sebagai seorang istri dari konglomerat aku tentu dibantu oleh salah satu jurusan masak yang biasa membuat atau menyiapkan makanan untuk suami ku.

Aku langsung mandi setelah aku selesai menyiapkan sarapan pagi kami, aku membangunkan mas Pati panggilan kesayangan aku untuk nya.

Aku mengetuk pintu kamar mas Patih "Mas, sarapan sudah siap. Ayo kita makan mas." Ucapku dari luar kamar mas Patih.

Pintu terbuka melihat mas Patih mengenakan pakaian celana pendek dan kaos oblong dan dia terlihat sangat tampan. Aku terpaku " Kamu jangan terlalu kagum dan terpesona begitu melihat aku. Aku memang tampan."

Aku terkaget dan tersipu malu dan aku menjawab " Terpesona dan kagum pada ketampanan suami sendiri itu wajar kali mas."

" Ya , sudah ayo kita sarapan , katanya sarapannya sudah siap?" Ujar mas Pati datar.

" Ya , ayo mas." Aku mengikuti langkah mas Patih dari belakang karena mas Patih sudah berjalan lebih dulu ke ruang makan.

Mas Pati sangat menikmati sarapan yang aku sediakan, kali ini memang makanan ini adalah buatan aku sendiri. Meski pun aku masih harus meminta bantuan juru masak mas Patih, untuk memastikan makanan apa yang bisa dinikmati oleh mas Patih.

" Joy, sarapan hari ini sangat nikmat dan berbeda dari biasanya." Puji mas Pati.

" Maaf tuan , ini semua adalah masakan nona." Jawab Joy jujur.

Aku tersenyum penuh kehangatan menatap wajah suamiku.

" Hanya menu sederhana mas, nasi goreng kampung menu yang sangat aku kuasai." Ucapku sambil tersenyum.

" Aku suka , nanti kalau aku mau makan ini lagi boleh?" Pinta mas Patih.

" Boleh dong mas, masa tidak boleh aku akan dengan senang memasak nya untuk kamu mas." Jawab aku dengan semangat.

" Oh ya kamu siap - siap ya? Karena aku mau ajak kamu jalan - jalan." Ucap mas Pati sambil menyuapkan makanan terakhir nya.

" Baik mas." Kata ku sambil tersenyum penuh kehangatan.

Bab 2

Siang ini pertama kali aku jalan dengan seorang yang kini sudah menjadi suami ku. Adipati yang kini aku panggil dengan sebutan mas Pati.

Aku berjalan disampingnya, aku bangga sekali bisa berjalan disamping nya. Siapa coba yang tidak bangga bisa berada disamping seorang Adipati Sudrajat. Tampan mapan dan selalu menjadi dambaan setiap wanita.

Ternyata aku di ajak oleh mas Pati ke sebuah toko berlian, wanita mana yang tidak suka jika dibawa ke toko perhiasan?

Aku sangat bahagia senyumku belum juga hilang dari wajah ku , mas Pati sudah buka suara " Pilih perhiasan apa yang kamu mau."

" Untuk apa mas? Perhiasan aku masih cukup." Tolak ku agar dia tidak berpikir kalau aku wanita matre.

" Anggap ini sebagai hadiah pertama ku karena kini kamu sudah menjadi istri aku." Kata mas Pati dengan suara bariton nya.

" Tidak perlu mas." Tolak aku lagi.

" Sudah , kamu ambil saja. Kamu sekarang istri seorang Adipati Sudrajat pewaris tunggal Sudrajat grup. Kamu perlu perhiasan untuk membuat kamu tambah cantik kalau kamu menghadiri pesta atau acara kantor." Kata mas Pati lembut.

Aduh hati siapa yang tidak meleleh, mendengar kalimat itu? Tapi aku tetap tidak mau hingga akhirnya ... Mas Pati meminta seorang penjaga toko untuk mengambil beberapa set perhiasan yang harganya fantastis.

" Ini untuk kamu." Sambil memberikan satu set perhiasan ke tangan Aku.

Lalu dia mengeluarkan satu kartu berwarna hitam dari dompet dengan brand ternama yang harganya juga selangit.

Aku hanya tersenyum dan berucap "Terimakasih."

Mas Pati tersenyum penuh kehangatan saat melihat aku mau menerima satu set perhiasan itu.

" Sudah seharusnya aku membuat kamu bahagia, karena saat ini kamu adalah istri ku. Bukankah kebahagian istri untuk memperlancar rezeki suaminya?" Lagi dan lagi mas Pati tersenyum.

Aduh Aku hampir pingsan melihat senyum suamiku itu. Aku makin merasa bahagia dengan perlakuan mas Pati suami ku.

" Apakah kamu masih mau shopping lagi?"

" Shopping???" Kata Ku terkejut dengan tawaran itu.

" Iya shopping, bukankah wanita suka shopping ?" Ujar mas Pati tersenyum.

" Tapi , mas sudah habisin banyak uang untuk membeli perhiasan ini untuk aku?" Kata Ku kali ini bukan berpura-pura karena Aku memang bukan wanita yang suka menghamburkan uang.

" Iya kamu bisa shopping baju misalnya!" Kata mas Pati menawarkan.

" Ahh tidak usah Mas, aku masih banyak baju."

" Kamu harus punya gaun malam , sepatu bermerk untuk pesta. Ingat kamu itu adalah istri Adipati Sudrajat."

" Iya , Adipati Sudrajat pewaris tunggal Sudrajat grup. Itukan yang mau mas bilang? Aku tahu mas tidak perlu lagi diperjelas." Ucapku cemberut dan ternyata diluar dugaan mas Pati menarik hidung ku pelan.

" Ternyata kamu lucu juga, tapi sayang..." Kalimat mas Pati terhenti.

" Tapi, apa mas?" Tanya Ku penasaran.

" Ah ... Bukan apa - apa." Jawab mas Pati " Sudah ayok kita pergi dari sini kita ke butik yang ada di mall ini!" Sambil merangkul pinggangku dengan mesra.

Sampai di butik yang menyediakan berbagai brand ternama aku memilih beberapa gaun malam dan sepatu untuk digunakan pesta seperti yang diinginkan oleh mas Pati. Mas Pati lagi - lagi mengeluarkan kartu hitam yang biasa digunakan oleh orang kaya untuk alat membayar apapun belanjaan nya.

Selesai belanja kami juga lanjut makan ke sebuah restoran yang sekali makan bisa menghabiskan puluhan juta rupiah. Didalam restoran itu , bukan orang sembarangan yang masuk.

Salah satu pria tampan datang menyapa kami dan ternyata itu adalah teman mas Pati.

" Wah, ternyata disini ada pewaris tunggal Sudrajat grup ni." Kata pria itu tersenyum menatap wajah suamiku. Namun ketika dia menatap wajah ku , wajahnya berubah menjadi masam.

" Eh kamu Bram? Duduk Bram." Mas Pati bersalaman dan mereka saling berpelukan layaknya seorang pria dengan teman prianya ya yang lain, tidak ada yang aneh.

Bram berbisik sesuatu ditelinga mas Pati dan air muka mas Pati berubah tidak seperti tadi.

" Maaf Ti, aku tidak mau mengganggu pengantin baru." Setelah mengucapkan itu Bram pergi dari meja kami dan meninggalkan kami.

Wajah mas Pati berubah panik, seperti orang yang sedang ditinggalkan kekasih nya.

" Mas, kamu kenapa? Kok sampai segitu sedih nya karena Pak Bram pergi? Kalian tidak ada hubungan spesial kan?" Kata ku tersenyum bercanda.

" Maksudnya? Hubungan spesial apa?" Nada mas Pati berubah menjadi sedikit takut.

" Aku bercanda mas, masa ia orang sesempurna kalian itu punya kelainan?" Canda Ku lagi pada mas Pati.

" Aku tidak suka dengan candaan kamu barusan, aku tidak mau dengar kamu bercanda sekali lagi seperti itu." Mas Pati marah pada ku dan itu pertama kalinya aku merasa sedih karena dimarah oleh mas Pati.

Aku terdiam sejenak mencerna omongan mas Pati dan berusaha untuk tenang dan menahan air mata yang hampir jatuh ke pipi Aku.

" Maaf , aku tidak bermaksud untuk membuat kamu sedih tapi aku hanya ... aku tidak suka dengan candaan kamu barusan." Kata mas Pati mencoba untuk membuat aku tenang.

" Aku tahu mas, aku memang keterlaluan mas." Ucapku lagi agar tidak lagi terjadi kesalahpahaman.

***

Disebuah apartemen mewah Bram sedang duduk sambil memegang sebuah foto dan meremas nya " Tega kamu meninggalkan aku untuk sebuah status palsu. Aku tidak menyangka hubungan kita tidak berarti apa - apa selama ini."

Bram menangis dan tiba tiba gawean Bram berdering dan ada nama Adipati dilayar. Bram enggan untuk mengangkat dia karena dia masih kesal pada Adipati.

Ponsel Bram terus berdering hingga akhirnya Bram mengangkat panggilan Adipati itu.

" Buka pintunya aku mau masuk." Kata Adipati dari seberang sana.

Dengan berat hati Bram berjalan menuju pintu dan membukanya, benar saja Adipati sudah berada di ambang pintu apartemennya.

Adipati masuk dan memeluk tubuh kekar Bram " Maaf karena aku harus menikah dengan Anya. Aku hanya tidak ingin menyakiti hati orang tua ku Bram." Kata Adipati dengan tetap memeluk tubuh kekar Bram.

" Terus aku bagaimana Ti? Apa aku harus bahagia dengan penghianatan kamu ini?" Ujar Bram sambil berjalan menuju sofa yang ada diruang tamu apartemen Bram yang merupakan hadiah dari Adipati.

Ya Bram dan Adipati adalah pasangan sesama jenis, terkadang kesempurnaan bukan jaminan membuat kita bahagia. Itulah sebabnya Adipati tidak mau menyentuh Anya dimalam pernikahan karena dia penyuka sesama. Dia bukan lelaki normal seperti yang orang pikir selama ini.

Adipati memang tidak akan pernah jatuh cinta pada seorang wanita, bagaimana perasaan Anya kalau sampai dia tahu kalau dirinya tidak akan pernah bisa dicintai oleh seorang Adipati yang sekarang sudah menjadi suami Anya?

" Kamu akan terus menjadi kekasih aku Bram, aku janji setelah satu tahun aku akan mengajukan perceraian pada Anya atau Anya sendiri yang akan menggugat cerai karena tidak mendapatkan nafkah batin dari ku sampai kapan pun." Ucap Adipati dengan sungguh sungguh.

" Aku akan pegang janjimu, tapi jika kau mengingkari janji mu. Lihat saja aku akan nekad melakukan hal yang tidak pernah kamu pikirkan." Ancam Bram pada Adipati.

" Iya , aku janji tidak akan pernah mengkhianati kamu ." Kata Adipati dengan mengangkat jari telunjuk dan jari tengah ke udara.

Mereka pun kembali berpelukan dan saling bermesraan layaknya sepasang suami istri.

***

Mas Pati pulang larut malam Aku tidak keluar dari kamar Aku hanya mendengar pintu kamar nya yang terbuka, kamar kami memang tidak sama tapi letak nya bersebelahan jadi bisa sangat jelas terdengar jika ada aktivitas di kamar ku maupun mas Pati.

Mas Pati masuk kedalam setelah itu terdengar suara gemericik air, Mungken mas Pati sedang mandi. Setelah itu dia duduk di balkon kamar dan aku memperhatikan dari dalam kamar terlihat sangat jelas mas Pati duduk sambil mengisap rokok. Pikiran nya seperti jauh melayang entah apa yang dia pikirkan.

Aku mencoba mendekatinya kebetulan balkon kamar kami hanya dipisah dengan tembok yang tidak tinggi, sehingga kami bisa berkomunikasi dan tidak juga susah untuk melewati tembok pembatas antara balkon kamar tidur Aku dengan mas Pati. Entahlah sepertinya kamar itu sengaja dibuat seperti itu.

" Mas, baru pulang?" Tanya Ku pada mas Pati.

Mas Pati terkejut mendengar suara ku " Kamu belum tidur Anya? Inikan sudah malam?" Tanya mas Pati dengan suara datar.

" Aku nungguin kamu mas, Aku kuatir karena kamu selarut ini baru pulang padahal tadi siang kita sudah seharian jalan - jalan apa kamu tidak capek mas?" Aku balik bertanya.

" Oh iya tadi aku ada urusan penting dan harus segera diselesaikan." Jawab mas Pati.

Aku tahu mas Pati sedang berbohong pada ku dari sorot matanya, tapi sebagai orang yang baru masuk di kehidupan mas Pati tentu Aku tidak bisa menggali lebih dalam keingin tahuan ku. Aku harus lebih banyak bersabar menunggu sampai nanti mas Pati sendiri yang mau bercerita.

Sebenarnya Aku ingin sekali bertanya tentang laki laki yang bernama Bram yang tadi siang menghampiri kami. Karena aku merasa Bram membentuk aku.

" Ya sudah mas, sekarang kita tidur yok!" Ajak ku pada mas Pati.

" Kamu tidur lebih dulu saja, tanggung rokok ku masih belum habis." Kata mas Pati.

" Baiklah kalau begitu mas, lagi pula aku sudah tenang melihat mas Pati sudah ada di rumah. Selamat malam mas." Ucapku sambil kembali menuju ke kamar tidur ku.

" Selamat malam Anya." Jawabannya singkat dan bermakna.

Bab 3

Saat ini Aku berada di taman belakang rumah mewah yang kini tempat Aku tinggal bersama dengan mas Pati. Aku sengaja meremajakan lagi , tanaman yang ada di sana.

Aku juga menambah koleksi tanaman yang merupakan tanaman kesukaan Aku disana.

Disela-sela Aku sibuk dengan tanaman terdengar suara memanggil nama Aku.

" Anya, sayang kamu dimana!" Panggil wanita paruh baya yang berpenampilan sangat berkelas itu.

" Mami... Maaf Mami, Anya kotor." Jawabku pada sosok perempuan yang berpenampilan elegan itu.

" Tidak apa-apa sayang, tapi Mami hanya pesan sama kamu jangan terlalu capek. Lagi pula kamu bisa panggil tukang kebun sayang." Kata Mami mertua Aku lembut.

" Aku tidak akan capek Mi , kalau hanya sekedar menanam tanaman seperti ini Mami." Kata ku tersenyum penuh kehangatan pada wanita yang dengan bangga memilih Aku untuk menjadi menantu.

" Sayang , pokok nya Mami tidak suka kamu capek - capek. Mami maunya kamu segera hamil kasih Mami cucu sayang." Pinta Mami mertua dengan nada lembut.

" Mami Aku tidak akan menunda punya anak kok. Kapan Tuhan mau memberi Aku siap Mami." Jawabku sambil tersenyum pada mami mertua ku yang sangat menyayangi Aku. Mertua Aku ini sangat menyayangi Aku dan menganggap Aku seperti putri nya sendiri bukan seperti menantu. Itulah makanya Aku sangat senang menjadi anggota keluarga Sudrajat.

" Pokonya Mami mau kamu cepat hamil dan beri Mami cucu sayang. Biar Mami punya kegiatan jaga cucu." Rengek mertuaku pada ku.

Dalam batin Aku berucap, bagaimana Aku bisa hamil sementara sampai saat ini pun Aku masih suci.

Tiba-tiba terdengar suara mas Pati " Mami, baru sampai Mi?"

" Mami sudah lama sampai disini , karena Mami mau bertemu dengan menantu Mami. Ti, kapan sih kamu kasih Mami cucu?"

" Ya sabar dong Mi, namanya belum dikasih." Ujar mas Pati pada sang Mama.

" Pokoknya Mami tidak mau tahu dalam waktu enam bulan , Mami harus sudah mendengar kabar bahwa istri kamu Anya harus hamil. Mami tidak mau lagi dengar lagu kamu dibilang jeruk makan jeruk." Kata Mami mertua ku dengan tegas.

" Jeruk makan jeruk Mami? Maksudnya apa Mami?" Tanya ku penasaran dengan istilah jeruk makan jeruk.

" Iya sayang, dulu sebelum kamu menikah dengan Adipati. Adipati pernah digosipkan dia suka dengan sesama." Kata Mami mertua ku menjelaskan.

" Penyuka sesama? Maksud Mami?" Aku menjadi tambah penasaran.

" Iya sayang tapi itu dulu, sekarang tentu kamu tahu kalau dia tidak seperti itu kan? Kalian pasti sudah melakukan nya kan sayang?" Kata Mami mertua ku sambil mengelus bahu ku dengan penuh rasa kasih sayang.

Sementara mas Pati wajahnya berubah menjadi pucat Pasih dan dia memandang wajah Aku penuh dengan rasa ketakutan.

Apa sebenarnya yang disembunyikan oleh suami Aku, ya Tuhan siapa sebenarnya yang Aku nikahi? Apa pikiran Aku selama ini benar atau memang itu hanya berita bohong?

Mami mertua ku yang melihat Aku jauh melamun langsung berkata pada Aku " Sayang kamu kenapa, kok kamu jadi melamun begitu?"

" Aku tidak apa-apa kok Ma, Aku hanya kelelahan mungkin." Tentu saja Aku berdusta karena karena Aku masih mencerna semuanya.

Sementara mas Pati semakin tidak bergeming saat Aku kembali melihat wajah nya.

" Mami , Mami bicara apa sih. Tuh Anya jadi mikir kalau aku itu gay." Kata mas Pati tersenyum sambil merangkul sang Mami.

" Iya , ngapain sih Anya harus percaya kalau kamu saja sudah memberikan nafkah batin untuk Anya. Iya kan Anya?" Mami mertua tersenyum penuh percaya diri kalau sang anak sudah melakukan kewajibannya sebagai seorang suami.

" Ii ... Ii ... Iya Mi..! Jawab ku gugup.

" Kenapa kamu seperti ragu seperti itu Anya. Apa kamu belum melakukan nya dengan Adipati?" Cerca sang mertua pada Aku sang menantu.

" Hemmm... Pasti sudahlah Mi. Iya kan sayang?" Serta mas Pati sambil mengisyaratkan agar Aku mau mengiyakan pertanyaan Mami mertua.

" Iya Mi. Mas Pati sudah melaksanakan kewajibannya sebagai seorang suami kok Mi." Jawab ku bingung.

" Syukur lah Mami lega. Ternyata semua berita hoax itu musna karena jawaban mu sayang. Jadi, Mami berharap kamu harus hamil. Paling lama enam bulan dari sekarang. Jika tidak maka kalian harus ikut program bayi tabung." Pesan Mami.

" Iya Mami doakan ya Mi. Kalau dalam enam bulan ini Aku tidak hamil juga, maka Aku dan mas Pati akan melakukan program bayi tabung." Ucap ku pada Mami.

" Kamu memang menantu Mami yang baik sayang, sudah cantik, pinter dan sangat bijaksana. Mami memang tidak salah pilih menantu. Kalau sampai Adipati menyia-nyiakan kamu , Adipati adalah lelaki paling bodoh didunia ini." Kata Mami mertua sambil melihat kearah mas Pati seolah menegaskan kalau sampai Aku meninggalkan mas Pati itu semua karena kebodohannya mas Pati sendiri.

" Ya , sudah Mami pulang dulu sayang. Kasihan Papi kalau nanti pulang kantor Mami tidak dirumah." Kata Mami pada ku.

Aku mengambil tangan Mami dan mencium punggung tangan Mami seraya berkata "Hati - hati Mami dan salam untuk Papi."

" Iya sayang kamu juga hati - hati dan cepat hamil ya! Kalian sering - sering tengoklah Mami dan Papi dirumah." Kata Mami mertua ku seraya dia masuk ke dalam mobil mewah dengan merek ternama.

" Iya Mi pasti. Dag Mami." Kata ku sambil melambaikan tangan pada Mami yang mobilnya sudah mulai melaju.

Mami , membalas lambaian tangan Aku dan ketika Mami sudah melewati pagar rumah kami Aku melihat mas Pati masuk tanpa berkata apa-apa lagi.

Aku mulai mengejar mas Pati karena Aku butuh penjelasan " Mas tunggu." Ucapku.

Mas Pati mengehentikan langkah nya " Ada apa?" Jawab mas Pati dingin.

" Apa yang Mami bilang itu adalah kenyataan? Kamu adalah penyuka sesama?" Tuding ku tanpa basa-basi.

" Itu hanya berita bohong." Jawaban mas Pati singkat.

" Tapi Aku merasa itu tidak berita bohong mas." Tandas ku lagi.

" Maksud kamu?" Mas Pati dengan tatapan matanya yang tajam seperti mengindentifikasi.

" Aku mau tanya tentang Bram." Kata ku tegas.

" Bram itu teman bisnis sekaligus sahabat Aku." Jawabnya dengan nada datar.

" Ok dia sahabat kamu. Sekarang mengenai nafkah batin kenapa sampai saat ini kamu belum memberikan nya pada ku mas? Itu bukan karena kamu tidak suka wanita kan?" Pertanyaan ku kali ini seperti membuat mas Pati gugup, tapi dia bisa lolos lagi karena dia menjawab.

" Aku sudah bilang itu karena aku belum mencintai mu dan aku belum bisa melakukannya hanya karena nafsu. Aku ingin melakukannya karena cinta."

Setelah mengatakan itu mas Pati pergi meninggalkanku dengan perasaan yang sulit Aku terima, karena antara jawaban dan kenyataan sangat bertolak belakang. Waktu Aku melihat dia menatap wajah Bram dengan rasa ketakutan dan Bram yang menatap Aku dengan penuh cemburu dan sampai saat ini Aku masih suci. Apa benar kata orang yang terlihat sempurna itu belum tentu sempurna.

" Tuhan bantu Aku untuk membuktikan semua, berikan petunjuk Mu." Saat ini Aku hanya bisa pasrah pada takdir Tuhan.

***

Disebuah apartemen Bram sedang menikmati minuman beralkohol dengan senyum manis sambil membayangkan wajah Adipati sang kekasih " Aku tidak akan melepaskan kamu sayang." Gumam Bram pada dirinya sendiri.

Apartemen yang sekarang ditempati oleh Bram adalah tempat untuk Adipati dan Bram melepas rindu dan memadu kasih. Bram dan Adipati adalah pasangan sejenis.

Bram adalah seorang pengusaha muda yang sukses. Dia sama seperti Adipati, bedanya kelainan Bram ini sudah diketahui oleh orang tua nya dan dia di usir dari rumah tanpa mendapatkan apa - apa.

Namun Bram bisa membuktikan kalau dia bisa bangkit dan berhasil tanpa bantuan orang tuanya.

Dia bertemu dengan Adipati yang ternyata juga punya kesamaan dengan dirinya dan itu dia manfaatkan untuk menjadikan Adipati kekasih sekaligus orang yang bisa membawa dia keluar dari keterpurukan.

Adipati dan Bram memang pasangan yang sangat pintar menyembunyikan hubungan mereka dengan rapih.

Karena mereka tidak pernah bersama saat ditempat umum dan jika mereka ingin bertemu mereka hanya berkomunikasi dengan gawian.

Adipati menikah dengan Anya pun itu karena Bram sudah memberikan restu.

Bram memang yang paling mengerti apa yang diinginkan oleh Adipati. Selain pasangan kekasih mereka juga adalah partner bisnis yang sangat solit.

Mereka memang sangat melengkapi jika mereka pasangan normal , mereka adalah best couple dan pasti membuat semua orang sangat iri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!