NovelToon NovelToon

HUTAN LARANGAN

Bab 1: Awal Mula Fitnah

Malam itu hujan rintik rintik membasahi jalan didesa singosari, Galuh bersama ibunya sedang menikmati makan malam bersama, tiba tiba dikejauhan galuh dan ibunya mendengar teriakan warga yang memanggil nama galuh dengan keras.

"Galuh, Galuh keluar kau" Teriak warga sembari memanggil galuh.

Galuh yang sedang makan bersama ibunya terkejut mendengar keributan diluar.

"Ibu tunggu disini, Galuh akan keluar untuk menemui warga." Ucap galuh kepada ibunya.

"Tapi nak...." Galuh segera memotong ucapan ibunya dan segera berjalan keluar.

*Ceklek* Bunyi suara pintu yang dibuka dari dalam, Galuh kaget banyaknya warga yang berkumpul dihalaman rumah mereka dengan wajah merah padam.

"Ada apa ini, bapak² malam malam seperti ini kerumah saya?." Tanya galuh kepada mereka semua.

"Kau galuh telah mencuri sapi pak sapto" Ucap bapak² itu dengan suara lantang.

Galuh yang mendengar, jelas kaget karena dia tidak pernah mencuri seperti yang mereka tuduhkan.

"Saya tidak pernah mencuri yang bapak bapak tuduhkan."Jawab galuh.

"Alah tidak usah menggelak kamu Galuh, ada yang melihat kalo kamu sedang mencuri. Ucap bapak bapak itu dengan berteriak.

"Bapak bapak salah paham saya tidak pern...." Sebelum galuh melanjutkan ucapannya dia sudah ditarik dan dipukuli oleh mereka.

Bu Siti yang melihat anaknya dipukuli segera keluar dan berteriak, berusaha melerai mereka yang memukuli anaknya tanpa ampun.

"Berhentiii, jangan lakukan itu, ku mohonn bapak bapak hanya salah paham." Teriak ibu galuh yang tidak didengarkan warga. Dan terus memukuli galuh sampai babak belur.

*ARGHH*

Teriak galuh seraya mencoba melawan, tetapi tenaganya kalah jauh dari bapak bapak yang sebagian membawa kayu tersebut.

"Galuhh anakkuu, berhenti jangan pukuli galuhh lagi" Teriak bu siti seraya menangis pilu.

Galuh sudah tidak sadarkan diri dengan luka diseluruh badannya akibat dipukuli habis habisan oleh mereka.

"Galuh sudah tidak sadarkan diri sebaiknya kita buang saja dia ke hutan larangan itu." Ucap pak yanto dengan kebencian.

"Tapi hutan itu hutan larangan kang. Kami tidak berani untuk kesana." ucap pak yadi yang langsung di iyakan warga lainnya.

"Kalian ini bagaiman sih kalo tidak dibuang kehutan itu galuh akan mencuri lagi, bapak bapak mau kalo ternak kalian dicuri lagi oleh galuh?." tanya pak yanto.

"Ya gak mau lah pak, Begini saja galuh kita letakan di pinggir hutan itu aja pasti dia akan dimakan binatang buas dan penghuni hutan itu." Jawab pak yadi lagi dan langsung disetujui oleh warga lain.

"Mereka segera menyeret galuh yang sudah tidak sadarkan diri itu untuk ke pinggir hutan."

Bu siti yang melihat anaknya diseret segera berlari dan meminta untuk tidak membuang anaknya kehutan itu.

"Lepaskan anak saya bapak bapak, Kasihani dia, saya sudah tidak punya siapa siapa didunia ini selain galuh." Teriak bu siti dengan suara parau, tetapi tidak diperdulikan oleh mereka.

Mereka terus menyeret tubuh galuh dengan penuh luka tersebut tanpa belas kasihan sama sekali. Dari kejauhan mereka sudah melihat hutan yang diyakini warga banyak bintang buas dan penunggunya.

"Itu hutan nya kang tidak jauh lagi dari sini." Tunjuk Ucup sembari memandangi hutan yang gelap itu.

"Ayo kita kesana, seret tubuh galuh." Ucap pak yanto

Mereka semua segera menyeret dan mendekati hutan itu.

"Gelap sekali disini pak. Auranya pun terasa berbeda." Ucap Ucup seraya bergidik ngeri.

Bab 2: Pinggir hutan

Mereka semua memandangi hutan yang gelap tersebut sembari sesekali bergidik ngeri.

"Tinggalkan disini saja tubuh galuh supaya dimakan binatang buas." Perintah pak yanto

"Baik, kita tinggalkan disini saja." Mereka tanpa belas kasihan meninggalkan tubuh galuh yang sudah tidak sadarkan diri.

Tanpa mereka ketahui jika perbuatan mereka disaksikan seorang wanita, perlahan wanita tersebut mendekat.

"Kasihan sekali, aku akan membawa pria ini kegubuk dan mengobatinya." Ucap wanita misterius itu seraya mengangkat tubuh galuh. Wanita tersebut segera meleset kedalam hutan dan tak lama ia telah sampai di depan sebuah gubuk yang berdindingkan ayaman bambu.

Wanita itu segera masuk dan membaringkan tubuh galuh disebuah ranjang lapuk didalam kamar tersebut. Dia segera keluar untuk mencari obat-obatan yang tumbuh diperkarangan gubuk itu.

Perlahan tapi pasti wanita itu mengobati pria itu yang ternyata adalah galuh. Setelah selesai wanita itu segera keluar dan memasuki sebuah kamar disamping kamar galuh.

**

Pagi harinya.....

Kicauan burung membangunkan galuh dari pingsannya, ia mendapati tubuhnya terbaring disebuah kamar dengan keadaan badan yang dipenuhi obat-obatan herbal.

"Aku dimana ini?." Bisik galuh pada dirinya sendiri. Lantaran dia merasa asing dengan tempat tersebut.

Ceklek. Seorang wanita memasuki kamar itu dengan membawa nampan berisi makanan dan obat-obatan herbal.

"Kau sudah bangun rupanya!." Ucap wanita itu dengan meletakkan nampan diatas meja.

Galuh hanya diam dan memandangi wanita tersebut dengan tatapan yang sulit diartikan. Dan berkata "Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya, siapa kamu sebenarnya? Dan aku ada dimana sekarang."

"Kau sekarang ada digubukku, dihutan larangan, kita emang nggak pernah bertemu tapi aku hanya menolong mu." Ujar wanita itu seraya berdiri dan ingin keluar.

"Tunggu dulu, aku belum tau siapa nama mu?." Tanya galuh dengan suara pelan.

"Mereka memanggilku, nyai saras kau cukup memanggilku saras saja." Ternyata wanita itu bernama saras. Ia segera keluar dari kamar tersebut dan meninggalkan galuh sendiri.

Galuh terdiam cukup lama, ia memikirkan nasib ibunya yang sedang dirumah. Pria itu melihat kearah jendela yang mana matahari sudah bersinar terik dan ia baru menyadari jika ia sekarang berada dihutan larangan, hutan yang sering dibicarakan warga kampung.

"Disini udaranya adem sekali, tak seperti dikampung." Galuh berbicara pada dirinya sendiri sembari sesekali memandangi hutan itu.

"Lebih baik aku makan dulu dan mengobati luka ku ini." Galuh segera mengambil makan itu dan menghabiskannya ia juga mengobati luka tersebut.

"Lebih baik aku tidur saja, mudah mudahan ibu tidak apa-apa." Ucap galuh yang langsung memejamkan mata dan segera tertidur.

Siang berganti menjadi malam, galuh seketika tersadar dari tidurnya karena merasakan gelap. Ia mencoba berdiri dengan berpegangan kepada dinding, dan melihat keluar kamar itu ternyata sangat gelap tanpa ada penerangan sedikit pun.

"Kemana saras, kenapa rumah ini gelap sekali." Ucap galuh sembari berjalan untuk menyalakan api yang ada di obor.

Saat galuh akan menyalakan api tiba-tiba dari luar terdengar suara pintu terbuka, rupanya itu ada saras yang baru pulang entah darimana.

"Kamu ngapain disitu? Aku menyuruh mu istirahat bukan berkeliaran seperti ini." Bentak saras dengan keras.

Galuh terkejut mendengar suara saras yang keras. "Aaku hanya ingin menyalakan obar ini, karena rumah kamu gelap gulita." Ucap galuh dengan suara terbata bata.

Saras, wanita itu segera mengambil korek dan menyalakan obor, obor telah menyala semua, saras segera membawa galuh ke kamar dan menyuruhnya istirahat.

"Kau istirahat aja disini, jangan kemana-mana, paham?." Ucap saras dengan tegas tanpa terbantahkan

Galuh diam dan tidak menjawab, saras segera keluar dari kamar tersebut dan menemui sosok yang sudah menunggunya didepan.

"Kunti ada apa kau kesini.?" Saras bertanya dengan kening yang menyerit bingung.

"Aku hanya ingin mendatangimu saja saras, aku mencium bau manusia disini." Kunti itu berbicara dengan bibir yang menyeringai.

Bab 3: Kunti

Saras yang mendengar kunti tersebut berbicara seperti itu langsung melebarkan matanya.

Hihihihi

Ketawa si kunti yang melengking didalam hutan membuat burung-burung yang bertengger diatas ranting pohon berterbangan tak tentu arah.

"Biasanya matamu itu saras, jangan melotot begitu, seram!." Celetuk si kunti yang membuat saras ingin menonjok kunti itu.

"Bahkan kau lebih seram dari aku, rambutmy gimbal, berbaju lusuh dan ketawa melengking!." Sahut saras dengan pedas membuat si kunti terdiam.

Si kunti terlihat sedih dan duduk dibangku yang ada didepan gubuk saras.

"Kau kenapa putih?." Tanya saras yang melihat sikunti memasang wajah sedih. Ternyata kunti tersebut bernama putih karena dia memakai baju putih.

"Hihihihi, kamu kok bilang begitu sih." Ucap kunti dengan ketus dan melayang masuk kedalam rumah.Ternyata kunti tersebut memasuki kamar galuh, galuh yang sedang tidur lantas tersadar karna mencium aroma yang tidak sedap.

"Bau apa ini? Kenapa busuk sekali." Ucap galuh seraya menutup hidungnya.

Putih yang mendengar ucapan galuh bukannya marah malah ketawa melengking, hal itu sontak saja mengejutkan galuh.

"Hihihihi" Ketawa putih yang langsung menunjukan wujudnya dihadapan galuh yang membuat pria itu ketakutan setengah mati, ia yang baru pertama melihat sosok yang tak kasat mata langsung tak sadarkan diri.

"Yah pingsan, padahal aku mau ngajak kenalan" Ucap putih dengan sedih, seraya melayang keluar dengan menembus tembok.

Saras yang melihat putih keluar dengan wajah yang sedih membuat saras bertanya-tanya, ia hanya mendengar suara si kunti yang tertawa dengan melengking.

"Putih, ada apa denganmu? Kenapa sedih begitu?." Tanya saras dengan raut wajah yang penasaran.

"Manusia itu pingsan saras, padahal aku cuma mau kenalan" Jawab putih dengan sedih.

Saras yang mendengar jawaban dari putih sontak tertawa terbahak-bahak.

"Hahahaha putih, putih gimana galuh ga pingsan kalo melihat rupamu begitu, hahaha." Ketawa saras dengan keras. Hal itu membuat putih terdiam dan membenarkan ucapan saras.

"Saras, kamu benar seharusnya aku nggak nampakin wujud dengan seram begini." Ucap putih dengan mengubah penampilannya menjadi wanita cantik.

Sedangkan galuh yang pingsan kini sudah sadarkan diri, ia memegang kepalanya yang sakit akibat terbentuk ujung ranjang lapuk tersebut.

"Aduh sosok apa tadi? Kenapa seram sekali" Ucap galuh seraya bergidik ngeri membayang wujud sosok yang mendatanginya tadi.

Ia pelan-pelan bangun dari kasur tersebut dan berjalan keluar untuk menemui saras, saat sudah sampai diluar kamar galuh tidak mendapati saras. Tiba-tiba ia mendengar seperti suara orang mengobrol yang berasal dari luar rumah, galuh berjalan pelan dan melihat saras sedang berbicara dengan seorang wanita, saat galuh akan mendekat tetapi saras sudah mengetahuinya.

"Kemarilah galuh, jangan berdiri dipintu seperti itu, tidak baik." Ucap saras tanpa menoleh kebelakang, tempat dimana galuh saat ini berdiri.

Galuh yang mendengar ucapan saras segera mendekat, ia melihat seorang wanita cantik yang sedang duduk dengan saras.

"Hai ganteng." Sapa wanita itu dengan centil.

Galuh hanya diam dan tidak menjawab ucapan wanita itu, ia merasa jika wanita yang ada didepannya ini bukan manusia. Saras yang menyadari tatapan galuh cepat-cepat ia menyuruh galuh untuk duduk.

"Galuh, duduklah." Ucap saras yang menyuruh galuh duduk.

Pria itu segera duduk, tetapi pandangannya tak pernah lepas dari wajah cantik wanita itu. Ia merasa tak asing dengan wajah itu, saat ia mengingatnya tiba-tiba saja sosok yang menyeramkan tadi melintas begitu saja diingatannya. Galuh yang menyadari jika didepannya ini adalah mahluk yang tadi.

"Kau, kau sosok hantu yang tadii." Ucap galuh dengan terbata-bata, ia sampai jatuh dari tempat duduknya tadi.

Wanita itu ternyata adalah putih ia merubah dirinya hanya untuk berkenalan dengan galuh.

"Hihihi, kamu gak usah takut, aku cuma mau kenalan aja kok." Ucap putih yang ternyata sudah berubah kewujud aslinya dengan tawa khas kuntilanak.

Galuh hanya duduk mematung, ia merasa mimpi bisa bertatap muka dengan makhluk yang sangat menyeramkan itu.

"Hih, kok kamu diam aja sih?." Tanya putih dengan kesal, karena galuh hanya diam dan tidak bergeming. Karena kesal putih segera menampar pipi galuh dengan sangat keras.

Plakk

"Arghhhh" Galuh seketika tersadar, ia menatap putih dengan kesal karna sudah menampar pipinya sampai merah. Putih yang ditatap seperti itu hanya nyengir sampai darah dan belatung dari mulutnya berjatuhan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!