NovelToon NovelToon

Love And Friends

part 1. bos rasa ayah

"Saskia...Saskia"suara bos dari balik pintu ruang kerjanya.

"ya pak..ada yang bisa dibantu"jawabku seraya menghampiri ruang kerja bos.

Terlihat laki-laki setengah tua yang hampir seumuran dengan ayahku,duduk dimeja yang penuh dengan berkas-berkas yang tertata rapi.

Namanya pak Hastono Anggoro salah satu pemilik perusahaan Anggoro Group,yang sudah setahun ini menjadi atasanku.

"tolong kamu bikin surat serah terima jabatan"kata si bos

"baik pak..maaf serah terima jabatan dari siapa ke siapa pak,boleh minta berkasnya "tanyaku sambil mendekati beja kerja bos.

"oh ..kamu belum tahu ya kalau aku akan segera pindah keluar kota"ucap bos ku membuat ku terkejut.

"belum pak ...bapak belum pernah cerita ke saya"jawabku tegas.

"begini... seperti yang kamu tahu perusahaan ini kan milik keluarga Anggoro,aku akan pindah keluar kota untuk mengawasi pembangunan perusahaan yang baru, sementara keponakan ku akan menggantikan posisiku di kantor ini mulai bulan depan,ini berkasnya nanti kamu bikin suratnya"jelas bosku sambil menyerahkan berkas kepadaku.

Aku masih terdiam mendengar penjelasan bosku seolah tak percaya aku akan segera berpisah dengan pak Hasto yang baik banget kepadaku.

Pak Hasto orangnya memang terkenal tegas dan sangat di takuti di kantor ini,dia tidak segan-segan memarahi staf kantor yang bekerja tidak sesuai dengan SOP yang berlaku di perusahaan,bahkan kesalahan sekecil apapun akan menjadi besar kalau sudah ketahuan pak Hasto,intinya pak Hasto sangat ditakuti di kantor ini,bahkan ada salah satu staf sang kalau akan menghadap pak Hasto tidak berani sendirian.

Tapi tidak denganku,dia bersikap lembut kepadaku,dulu awalnya aku sempat terheran-heran dengan sikap pak Hasto kepadaku kenapa beda sikap dengan rekan-rekan staf kantor lainya.

Sampai suatu saat dia bercerita kepadaku kalau dia mempunyai anak perempuan yang meninggal dunia karena kecelakaan waktu masih SMA,dan menurut nya anaknya itu mirip denganku,bahkan pak Hasto pernah mempertemukan aku dengan istrinya karena istrinya itu rindu dengan anaknya yang sudah meninggal dunia.

Sejak saat itu aku makin akrab dengan pak Harto dan istrinya bahkan sang istri sering memberiku oleh-oleh kalau habis bepergian,pak Hasto pun tak jarang memberiku hadiah meskipun tidak ada moment apapun.

Maka dari itu aku sangat merasa kehilangan kalau sampai pak Hasto pindah keluar kota.

"maaf pak, bapak benar-benar akan meninggalkan kantor ini?" tanyaku seolah tak rela pak Hasto akan pindah .

"iya..kenapa.."tanya nya

"kamu tenang aja kita masih bisa bertemu,masih bisa telponan dan sesekali aku masih akan mengunjungi kantor ini"jelas pak Hasto

"baik pak..,saya permisi dulu ke meja saya mau membuat surat ini"kataku.

sampai di mejaku aku tidak langsung mengerjakan surat itu,aku masih termangu dengan pikiran dan beberapa pertanyaan di kepalaku.

"kalau pak Hasto pindah,nanti penggantinya gimana ya,serem ga sih"tanyaku dalam hati

Tiba-tiba aku penasaran dengan sosok pengganti pak Hasto yang katanya keponakan nya itu.

"doorr..."suara Vina mengagetkan ku yang tiba-tiba muncul di depan meja kerjaku.

"kenapa sih sas...melamun aja,awas kesambet lho"tanya Vina sambil bergurau.

"kamu Vin ngagetin aja"jawabku

"eh..tumben kamu ceria hari ini,ada angin apa Vin"tanyaku pada Vina

"kami tau nga...Raka sudah minta maaf ke aku,dan dia ngasih ini ke aku"kata Vina sambil nunjukin tas baru pemberian Raka.

Bersambung....

part 2.huru hara vina

Sambil cengengesan Vina pamer tas pemberian Raka..iya Raka temen kuliah aku dulu dan kebetulan sekarang kami satu kantor.

Raka sudah memiliki seorang calon istri yang di jodohkan oleh orang tuanya,Raka menerima perjodohan itu karena sang calon istri adalah pacar SMA Raka dan kedua orang tua mereka berteman,tapi ironisnya Vina walaupun dia tau kalau Raka sudah punya calon istri tapi masih mau menjalin cinta dengan Raka.

"Vin ...beneran kamu nga jadi putus sama Raka"tanyaku pada Vina.

"enggak sas...aku masih cinta banget sama Raka"jawab vina sambil memandangi tas pemberian Raka.

"kamu sadar nga sih kalau Raka itu nga tulus sama kamu, buktinya dia masih bertunangan sama calon istrinya"tanyaku sembari meraih tangan Vina untuk duduk di kursi sebelahku.

" dia udah janji bakal memperjuangkan cinta kita"jawab vina yakin.

"6 bulan yang lalu dia sudah bilang itu Vin,tapi apa hasilnya,2 bulan lagi dia mau nikah"ujarku

Vina masih terdiam seolah meresapi apa yang ku katakan.

"entahlah sas ..gimanapun caranya aku dan Raka akan perjuangkan cinta ini".jawab vina

"sebagai teman aku hanya memperingatkan ya Vin,kamu dan Raka sama-sama teman aku,aku nga mau nantinya kalian saling terluka"aku menasehati Vina

Kemudian Vina berdiri dari samping ku,sambil beranjak pergi.

"kalau begitu kamu bantu aku dong sas"sambil berlalu dengan entengnya dia berbicara begitu.

"hhuuhh.. benar-benar ya kamu"ujarku menggerutu

aku melanjutkan pekerjaan ku membuka berkas-berkas yang ada di mejaku,lalu ada sebuah berkas yang harus ku konfirmasikan dengan Raka ,kebetulan aku bisa mengobrol sebentar dengan Raka.

Aku bergegas pergi untuk menemui Raka,melewati koridor sambil menyusuri beberapa meja staf,suasana kantor saat itu tidak begitu sibuk karena beberapa staf sedang makan siang.

Tepat di ujung ruangan di sebelah partisi disitulah ruang kerja Raka,tapi tidak terlihat Raka dimeja kerjanya,ku tanya Rudi teman kerja di sebelah Raka mengatakan kalau Raka baru saja keluar untuk makan.

Aku telfon Raka,lama panggilan ku tidak di jawab lalu ku coba lagi dan akhirnya dia menjawab ku.

"Ada apa Bu Aspri"jawab Raka sambil mengejek ku.

Memang Raka dan beberapa teman kantor sering memanggilku Bu Aspri,itu hanya julukan karena pekerjaanku memang sebagai sekertaris bos dan karena kedekatan hubungan antara aku dan bos bahkan diluar pekerjaan.

"dimana kamu"tanyaku

"lagi makan siang ...mau minta traktir..sini aja"jawab Raka memang suka bercanda.

"aku serius ka..nga usah becanda kamu"jawabku kesal.

"ye siapa yang bercanda, kalau kangen ke sini aja di tempat makan biasanya,kamu juga belum makan kan"jawab Raka.

"ok"jawabku mengakhiri telfon dengan Raka.

Aku menggambil tas memasukkan hp dan membenahi beberapa berkas di mejaku lalu bergegas ke tempat makan yang biasanya di situ banyak teman kantor yang makan ditempat itu.

Kucari Raka ternyata dia duduk di pojokan dekat jendela ,terlihat ada sepiring nasi dan segelas minuman di depan Raka, sepertinya dia belum selesai memakannya.

Aku langsung duduk di kursi di depan meja makan Raka,dan tanpa basa-basi aku langsung menanyakan soal hubungannya dengan Vina.

"kamu beneran balik lagi sama Vina"tanyaku

kemudian Raka meneguk segelas minuman dan baru menjawab pertanyaan ku.

"iya bener..kenapa"jawab Raka

"kenapa...kamu bilang kenapa,kamu sadar ga sih 2 bulan lagi kamu akan menikah dan sekarang kamu masih berhubungan sama Vina,ibu kamu tadi malam telfon aku tanya hubungan kamu sama Vina sudah putus belum lalu ku jawab sudah,ternyata kemaren kami bohongin aku,kamu nga kasihan apa kalau ibumu tahu dan penyakit jantung nya kambuh lagi"aku sedikit emosi

Raka masih dengan entengnya menghabiskan nasi yang ada di piringnya,seolah dia manusia kelaparan,barulah menjawab pertanyaan.

"denger ya sas aku memang mencintai Vina tapi aku tidak berniat menikahinya,kalau hubungan kami bisa berjalan seperti ini meskipun aku nantinya sudah nikah ya kenapa enggak,yang penting ibuku tidak tahu calon istriku tidak tahu,lagian nanti kalau aku udah nikah istriku nga tinggal sama aku dia punya pekerjaan sendiri di kotanya,tenang aja semua aman"jelas Raka.

"terus soal pernikahan kamu..gimana"tanyaku

"ya ..aku akan tetap menikah sama Hana(calon istri Raka),tapi aku nga bisa putus sama Vina"jawab Raka membuatku makin emosi.

"denger ya ka ,baik Vina atau kamu selalu minta pendapat ku soal hubungan kalian tapi kalian nga pernah mau dengerin saranku,aku nga tanggung jawab kalau sampai ibu mu tau kalau kalian masih berhubungan,Vina juga berharap bisa menikah sama kamu karena kamu janji akan perjuangkan cintanya,kalau kamu bukan teman ku dari dulu,males aku dengerin curhatan kalian"jawabku sambil berdiri

"udah kamu tenang aja ,semua aman"kata Raka

"kamu memang gila ya"ucapku sambil meninggalkan Raka .

Tak lama setelah itu datanglah Naila temanku sekantor dan juga teman Vina.

Dia mengajakku ngobrol di sebuah cafe sambil menikmati makan siang kami,dia cerita kalau sebenarnya Vina hamil anak Raka,makanya Vina tidak jadi putus sama raka setelah Raka mengetahui kalau Vina sedang mengandung anaknya,Vina sempat mengancam Raka kalau dia akan memberi tahu calon istri dan ibunya Raka kalau sampai dia meninggalkan Vina.dia juga mengatakan akan membuat huru hara dipernikahan Raka dan istrinya.

Naila mengetahui semua ini dari kekasihnya Devan yang bekerja satu divisi dengan Raka.

Nampaknya hal inilah yang membuat Raka mengurungkan niatnya untuk putus dengan Vina.

Sebenarnya antara Raka dan Vina memang sama-sama suka bermain api jadi tidak heran kalau mereka cocok jadi pasangan.

Dulu awalnya vina jatuh cinta dengan Devan sebelum Naila masuk ke kantor kami,tapi Devan tidak menanggapi nya sampai akhirnya Devan bertemu dengan Naila sebagai karyawan baru di perusahaan Anggoro Group.

Naila termasuk salah satu staf kantor tercantik dan sempat menjadi incaran banyak laki-laki di kantor sampai akhirnya Naila dan devan berpacaran.itu pun sampai sekarang masih ada saja teman sekantor yang mencoba mendekatinya tapi Naila tidak menanggapi nya,lain halnya dengan Vina.

Vina memang termasuk wanita yang suka berpetualang cinta dan mudah sekali untuk jatuh cinta terbukti dia sudah beberapa kali jatuh cinta dengan teman sekantor sampai akhirnya dia melabuhkan hatinya pada Raka ,tapi sepertinya dengan Raka dia benar-benar cinta mati meskipun sudah tau Raka akan menikah tapi masih saja mencintai Raka.

aku Vina dan Naila tinggal di satu apartemen sederhana yang cukup nyaman,maklum kami semua perantau yang jauh dari orangtua.

Kami berteman belum lama tapi karena kami bekerja pada satu perusahaan kami jadi makin akrab,kami saling berbagi tidak hanya makanan bahkan soal kehidupan kami pun saling berbagi,saling curhat dan saling membantu melewati segala persoalan kami baik itu masalah pribadi maupun masalah dalam pekerjaan kami.

Vina seorang gadis manis yang merantau demi melupakan masalah di kampung halamannya dengan harapan dapat menemukan kebahagiaan dan kesuksesan.kakak vina juga berada di kota ini dan sudah menjadi orang sukses,awalnya vina bekerja pada perusahaan yang sama dengan kakaknya tapi kemudian memutuskan untuk berhenti dan bekerja pada perusahaan Anggoro Group.

Naila seorang broken home yang tidak di cintai ibu kandungnya setelah ibu kandungnya menikah lagi,sang ayah kandung juga telah menikah lagi meskipun ayah kandungnya sangat mencintai Naila tapi ibu tirinya tidak bisa menerima kehadiran Naila di tengah-tengah keluarga mereka, akhirnya Naila tinggal bersama neneknya sebelum memutuskan untuk merantau dan bekerja pada perusahaan Anggoro Group.

Sementara aku..aku seorang..

Bersambung

part 3. Tangis dibalik pernikahan

..Sementara aku..aku hanya seorang gadis yang mencoba lari dari kenyataan,ada banyak luka yang mendalam tapi aku coba menyembuhkannya sendiri,ada banyak teman di sampingku yang selalu ada untukku.

ada Raka yang walaupun play boy cap kadal tapi baik banget sama aku,ada Vina yang walaupun suka centil dan tebar pesona kesana kemari tapi orangnya peduli,ada Naila gadis yang sedikit tomboy dan penuh luka tapi selalu mendengar ceritaku dan perhatian banget,ada juga Devan kekasih Naila yang sok jaim sok cool tapi ngerti banget kalau aku sedang ada masalah,ada juga Vanya gadis cantik di kantor kami dengan body nya yang tinggi semampai,royal sama teman tapi kalau yang sama belum kenal dia jutek banget.

Pagi ini Raka tiba-tiba mendatangi mejaku dengan wajah agak khawatir.

"sas..gawat.. kami bisa bantuin aku ga"tanya Raka seraya duduk di kursi depan meja kerjaku.

"kenapa..,kamu masih butuh sama aku"dengan entengnya aku menjawab sambil sedikit bergurau.

aku masih terus memeriksa beberapa berkas seolah cuek dengan kehadiran Raka.

"pernikahan aku dimajukan 2 Minggu lagi karena calon mertuaku tiba-tiba kena gejala strok "ujar Raka panik.

"terus..aku mesti ngapain"tanyaku jutek

"kamu bantu aku buat njelasin ke Vina kalau aku harus menjalani pernikahan ini dengan terpaksa,karena kondisi orangtua Vina dan juga orangtuaku,tapi aku janji sama Vina ga bakal ninggalin dia sas,dengan begitu dia akan ngerti "ujar Raka menjelaskan.

"kamu tau nga sih kalau Vina lagi hamil anak kamu, sekarang kamu mau nikah... terus nasib bayi dalam kandungannya Vina gimana,kamu pernah pikir nga sih"tanyaku kesal.

"justru itu sas..aku tetap mau tanggung jawab,tapi aku kan ga bisa nolak permintaan orang tuaku,jadi aku akan tetep nikah tapi setelah nikah aku akan balik lagi ke kota ini dan aku sama Vina tetep akan bersama, asalkan Vina nga mengacaukan pernikahan ku ,makanya kamu bantu aku jelasin ke Vina biar dia percaya sama kata-kata ku,aku yakin dia bakal percaya sama kamu "ujar Raka.

Aku terdiam sejenak memikirkan perkataan Raka,di satu sisi aku nga mau Raka ninggalin Vina karena sedang hamil,di sisi lain aku juga nga mau terjadi apa-apa sama orang tua Raka kalau sampai Raka gagal nikah sama tunangan nya.

"hheemm...sebenernya perbuatan kamu ini nga baik ka..tapi aku akan coba bicara sama Vina nanti,tapi aku nga tau dia bakal dengerin aku apa nga ".jawabku

akhirnya jam kantor sudah usai,aku coba datang ke ruang kerja Vina tapi sepertinya dia sudah pulang bersama Naila,kebetulan jarak antara kantor Anggoro Group dan apartemen kami tidak terlalu jauh hanya berjarak 10 menit saja.

Aku berkemas dan merapikan meja kerjaku lalu bergegas pulang.

Aku mendapati vina lagi santai duduk di depan tv bersama Naila sambil makan camilan yang ada di meja,sementara Naila masih asyik dengan hp nya.

"eh..baru pulang sas"tanya Vina

"sori tadi kita pulang duluan soalnya tadi kamu masih di ruang kerja bos"Naila menyahut.

"nga papa"jawabku sambil duduk di sebelah Naila sambil meletakan tas dari pundak ku.

"Vin ada yang mau aku bicarakan sama kamu"ucapku seraya mendekati Vina.

lali Naila meletakan hpnya dan duduk mendekati Vina,seolah penasaran dengan perkataan ku.

Vina meletakan Snack yang sedang dinikmati nya lali menatap ke arahku penuh tanya.

Aku memulai pertanyaan seputar kehamilannya dan mengenai pernikahan Raka yang terpaksa di majukan,lalu Ku ceritakan semua perkataan Raka dan kondisi orangtua Raka,Vina dan Naila pun mendengarkan dengan seksama,bahkan ketika aku pegang tangan Vina kemudian Naila pun memegang tangan kami berdua seolah apapun yang terjadi kita bertiga akan selalu ada dan akan saling mendukung.

"intinya Vin.. kamu dipernikahan Raka nga boleh berbuat macam-macam,nga boleh mengacaukan keadaan ,kami harus sabar ini semua resiko dari perbuatan kamu,kalau kamu mau datang nga masalah,tapi ingat kata Raka dia akan tetap bertanggung jawab asal kamu tidak mengacaukan pernikahanya,aku sama Naila akan tetap ada buat kamu Vin"ucapku menjelaskan.

"iya Vin kamu sabar aja,nanti kalau sampai Raka ngga tanggung jawab sama bayi kamu,aku sama Siska yang akan maju mendesak Raka,pokoknya kamu tenang aja kita akan bantu kamu Vin,ucap Naila menenangkan Vina.

Dengan berlinang air mata Vina menatapku lalu menatap Naila,seolah kali ini hatinya benar-benar hancur.

"aku sebenarnya takut banget sas.. kalau Raka ninggalin aku dan nga balik lagi ke kota ini,bagaimana nasib bayiku,makanya aku mengancam Raka kalau sampai dia menikah aku akan mengacaukan nya,itu sebenarnya karena aku sudah nga ada jalan lain lagi sas.."ucap Vina sambil nangis tersedu dan sesekali menyeka airmata nya.

Setelah melalui percakapan yang panjang dan penuh airmata akhirnya Vina mau menuruti perkataanku dan juga Naila, meskipun sebenarnya aku juga tidak tega melihat tangis Naila tapi aku coba kuatkan dia,lali kami bertiga saling berpelukan saling menggiatkan.

Hari Minggu ini adalah pernikahan Raka,dan Vina memutuskan untuk tidak datang,dia memintaku dan juga Naila untuk tetap datang ke pernikahan Raka.

pagi ini Vina tidak tampak di depan tv seperti hari libur lainya jika tidak pergi pasti pagi-pagi dia sudah nongkrong di depan tv sambil ngemil,aku lihat Naila masih bersiap-siap untuk pergi ke pernikahan Raka,sementara Vina masih terbaring malas di kasurnya,aku coba mendekati dan membangun Vina tapi sepertinya dia malas banget untuk bangun.

"Vin... kamu nga bangun?,aku sudah bikin sarapan kamu makan sana"tanyaku sambil duduk di sebelah kasur Vina.

"nanti aja sas..aku masih ngantuk"jawabnya dengan nada malas.

lalu Naila mendekati kami dan meletakkan tangannya di atas jidat Vina sambil bertanya,

"kamu nga papa Vin...kayaknya kamu demam deh",tanya Naila

"nga papa...kalian pergi aja..aku nga papa" jawab Vina sambil membetulkan selimut nya.

Setelah melihat kondisi Vina dan dia terus meyakinkan agar aku dan Naila tetap hadir di pernikahan Raka, akhirnya kami berdua pun pergi bersama teman-teman sekantor yang lainya.

Sebenarnya aku agak khawatir dengan kondisi Vina,aku pergi juga tidak tenang takut terjadi sesuatu sama Vina.

setelah sampai di tempat pernikahan Raka,aku lihat Raka dan istrinya juga keluarga besarnya berdiri berderet di depan pelaminan sambil menyambut para tamu yang hadir, mereka tampak bahagia meskipun Ku lihat Raka agak sedikit gugup ketika aku dan teman-teman memberi ucapan selamat dan bersalaman kepadanya.

lalu kami menikmati hidangan yang ada di pesta ini sambil ngobrol santai,aku sesekali melihat hp ku siapa tahu vina menelponku.

Belum sempat kami berpamitan lalu terdengar lah bunyi telpon dari hp ku,bergegas ku angkat karena ternyata Vina yang menelpon.

Dari ujung telpon terdengar suara Vina dengan suara lirih dan lemas.

"sas...kalian cepet pulang"ucap Vina sambil menangis.

"kenapa ...ada apa Vin"tanyaku dengan nada panik

"aku di rumah sakit sekarang...kamu cepet kesini..."

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!