Ketika Salju Jatuh Di Kota Rintis
Pemberitahuan/Informasi!!!
Yuè
Ini akan jadi fanfic pertama author, mohon dimaklumi kalo ada salah kata, pengetikan, atau lain-lainnya.
Yuè
Di sini author cuma kasih tau yang mau baca, baca, yang gak mau bisa pindah ke cerita lain.
Yuè
Di sini tidak ada unsur paksaan! karena author ga mau maksa orang buat baca cerita, karena genre bacaan kesukaan orang beda-beda
Yuè
Ingat!!! di sini tidak akan menerima hujatan, kalau pun ada, author ga peduli kalian mau bilang apa, soalnya yang nulis cerita author bukan kalian dan–
Yuè
Kalau pun masih ada yang hujat, setelah pemberitahuan/info ini berarti kalian orangnya irian, dengkian, dan tentu bisa jadi egois, tapi ga sadar diri!
Yuè
Mohon saran dan kritikan semuanya! author terima semua apapun itu tapi masih dalam konteks positif ya~
Yuè
Kalian bisa panggil author *yuè atau senyaman kalian aja
Yuè
Mungkin segini aja dulu buat infonya, kalau ada info berikutnya akan author beritahu.
Yuè
Selamat membaca untuk semuanya!semoga kalian suka fanfic pertama buatan yuè~
Kematian dan Kehidupan
Puncak Gunung Xue— malam terakhir sebelum tragedi kehancuran Sekte Xue.
Langit merah membara, salju mencair oleh hawa iblis yang membakar udara. Puncak Gunung Bai yang dikepung oleh klan iblis dan para pengkhianat dari aliansi yang dulunya bersumpah setia pada Sekte Xue.
Kilatan petir membelah langit merah membara.
Tanah yang dulunya putih bersih dan terlihat suci, kini telah bercampur dengan darah dari berbagai mayat-mayat yang bertebaran. Salju turun dengan deras, tetapi tidak mampu menutupi aroma darah
Li Xue berdiri di ujung tebing, jubah putih kebiruannya robek,dan rambut panjang berwarna biru dulunya indah, kini terurai ditiup angin. Dengan berbagai luka di seluruh tubuhnya.
Luka di pundak yang begitu dalam, meneteskan darah ke tanah yang membeku.
Di belakangnya, terdapat para murid yang tersisa berusaha bertahan mati-matian dengan tubuh mereka yang gemetar—antara ketakutan dan kelelahan akibat serangan.
Murid 1
“Shizun… kita harus segera pergi… kita tidak akan bisa menang… Shizun."
Li Xue
"Itu benar Shizun... kita harus segera pergi... jika tidak kita semua tidak selamat...."
Li Xue tidak menjawab. Matanya tertuju pada sosok berjubah hitam yang perlahan mendaki ke arah mereka. Raja Iblis. Musuh lama yang kini telah melampaui batas dunia manusia.
Suara Raja Iblis terdengar dari balik kabut.
Raja Iblis
“Serahkan Inti Es Surgawimu, Li Xue. Aku akan biarkan murid-muridmu hidup.”
Li Xue
“Kau tahu aku tak percaya kata-kata iblis.” jawabnya dingin.
Napasnya putih membeku di udara.
Tangannya terangkat, dan dari ujung jari-jari yang gemetar, ribuan kepingan es tajam terbentuk. Tapi dia tahu, kekuatannya mulai melemah. Inti spiritualnya terkoyak saat melindungi murid-muridnya sebelumnya.
Li Xue
“Jika malam ini aku harus mati… maka aku akan mati sebagai pelindung."
Ia tersenyum tipis.
Bukan senyum kemenangan. Tapi ketenangan.
Dalam sekejap, ia mengangkat kedua tangannya tinggi ke langit. Inti spiritualnya—Inti Es Surgawi yang hanya satu di dunia—mulai bersinar biru terang. Salju berhenti turun. Waktu seakan membeku
Li Xue
“Teknik Terlarang – Es Abadi Menyegel Langit.”
Suara teriakan murid-muridnya menggema saat cahaya biru membungkus seluruh gunung. Kepingan es meledak ke segala arah, menyegel musuh, tanah, dan dirinya sendiri
Ledakan qi mengguncang langit untuk terakhir kalinya. Dunia kultivasi menelan satu lagi pejuangnya.
Li Xue—penerus sekte Salju Abadi, pewaris teknik Salju Seribu Musim, dan salah satu kultivator termuda yang mencapai tahap Soul Transformation—tersenyum pahit saat menatap langit.
Li Xue
“Maafkan aku... jaga hidup kalian. Lanjutkan jalan kebaikan…”
Bisiknya, sebelum tubuhnya runtuh di atas salju.
Seolah-olah turut berduka, salju turun perlahan di atas puncak Gunung Baiyun, tempat berdirinya Sekte Salju Abadi.
Pikirannya melayang kembali pada murid-muridnya. Pada tawa mereka. Pada latihan pagi yang tak pernah mereka lewatkan, meski dia selalu memasang wajah dingin.
Itulah yang berada dalam pikiran Li Xue. Ia pergi tanpa membawa penyesalan.
Saat ini, Li Xue sedang melayang di ruang hitam tak berujung dengan bingung.
Li Xue
"Ini—sebenarnya di mana?..." lirihnya bingung.
Dia berputar-putar namun hanya kegelapan yang di temukan.
Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, dia merasakan bahwa sudah ribuan tahun ia berada di sana.
Kemudian, sekilas cahaya hadir dari kejauhan, yang awal mulanya hanya sebuah titik kecil.
Cahaya tersebut mulai mendekat ke arah Li Xue
Li Xue yang melihat cahaya tersebut dari jauh mencoba untuk mendekat.
Saat hampir mendekat, terdengar sebuah suara.
Suara itu… tak bergema, namun jelas, terdengar langsung di dalam pikirannya. Suara lembut, agung, dan tanpa bentuk. Seperti roh dunia itu sendiri.
???
“Kau telah memberikan hidupmu tanpa menuntut balasan. Maka, satu kesempatan akan kuberikan.”
???
"Ya, sebuah kesempatan kedua. Hiduplah dengan bahagia."
Li Xue
"Yang kau maksud kehidupan kedua?"
Suara tersebut tidak menjawab pertanyaannya.
Namun, cahaya tersebut melesat kearahnya dan menyentuh dahi dengan cepat.
Li Xue yang belum bersiap pun terkejut, dan dalam sekejap, seluruh tubuhnya dibanjiri cahaya hangat yang belum pernah ia rasakan—berbeda dari qi dingin yang biasa ia miliki. Ia ingin menolak, tapi tubuhnya mulai memudar. Eksistensinya larut dalam cahaya, perlahan menutup matanya.
Dan seperti kelopak salju terakhir yang jatuh di awal musim semi—Li Xue pun jatuh, perlahan, menuju cahaya yang lebih hangat dari apa pun yang pernah ia kenal.
Udara terasa lembap, hangat… dan juga asing. Cahaya lembut menyinari wajahnya. Aroma tanah basah dan bunga liar merayap masuk ke dalam hidungnya.
Dia membuka matanya perlahan. Melihat ke arah kiri dan kanan, namun tetap saja ia hanya melihat pepohonan seperti hutan dan terdengar suara—ombak?, mungkin itu laut pikirnya.
Li Xue
“...Di mana ini?” lirihnya
Ia bangun pelan-lahan. Tubuhnya terasa berat, tapi tidak ada luka di tubuhnya, tidak ada luka qi, dan tidak ada juga energi spiritual di sekitarnya.
Dia benar-benar merasa bingung saat ini.
Li Xue
"Apa yang sebenarnya terjadi, mengapa aku berada di si—"
Seketika tersadar ada sesuatu yang berbeda.
Li Xue
"Bagaimana mungkin suara serta bahasa ku berubah–!?"
Ia bingung, bagaimana mungkin dia bisa memahami bahasa yang jelas-jelas berbeda, ia bahkan berbicara dengan bahasa tersebut.
Benar-benar tidak masuk akal.
???
"Hai–apa kau tidak papa?"
Suara itu membuatnya berhenti berpikir. Membuat menoleh ke arah suara tersebut.
Ia melihat seorang remaja laki-laki dengan usia sekitar 15/16 tahun. Di belakang remaja tersebut terdapat beberapa remaja lainnya.
Li Xue
'Siapa mereka? mengapa aku merasakan energi aneh dari tubuh mereka? padahal tidak ada Qi di sekitar sini?' batinnya
Li Xue
'Dan juga mengapa pakaian mereka aneh-aneh?' herannya
Li Xue merasakan energi asing tapi kuat, dari sekelompok anak remaja yang berada di sekitarnya ini.
Dia juga sadar bahwa pakaian mereka juga berbeda dan asing dengan warna-warna yang mencolok.
Semua rasa penasaran dan rasa bingung itu terlukis di wajahnya.
Ia baru menyadari, salah satu remaja dengan sebuah topi dan pakaian yang berwarna oranye, juga orang yang menyapa dirinya memegang sebuah petir??
Li Xue tidak tahu siapa dia, tapi insting kultivasinya tahu satu hal_anak itu kuat. Bukan karena qi, tapi sesuatu yang berbeda.
Li Xue
“Di mana... aku? dan siapa kalian_?"
Remaja laki-laki itu menjawab nya
Boboiboy
"Mereka teman-temanku, ini–
Fang
"Fang" sambil mengangguk pelan.
Boboiboy
"Saat ini kita berada di Kota Rintis jadi_"
Boboiboy
"Bolehkah aku bertanya?"
Boboiboy
"Siapa Kamu_? dan mengapa kamu berada di sini_?"
Li Xue
"Aku tidak tau mengapa aku berada di sini_"
Pengenalan tokoh Li Xue
Yuè
Hai 👋 kembali lagi. Sorry, Yue ga up ya. Soal nya kemarin Yue ada acara dan Yue juga capek, makanya ga up.
Yuè
Jadi, Yue bakal up episode besok
Yuè
Juga, Yue di sini mau bilang. Yue bakal seminggu satu,dua atau tiga kali upload.
Yuè
oh iya, kalian mau cerita fanfic ini sesuai alur atau ga? komen ya.
Yuè
Soalnya Yue mau tau pendapat kalian, ya walaupun nanti Yue sendiri yang tentuin.
Yuè
Ya, mungkin segini dulu untuk infonya.
Yuè
Kalau ada info baru bakal Yue upload.
Yuè
Mari langsung ke perkenalan karakter Li Xue
Tinggi : 175
Hobi : Latihan, bermain senjata, memainkan lagu dengan Guqin dan Seluring
Senjata fav : Pedang, guqin, seluring, kipas, dan busur
Status : Murid Inti, Shizun, dan pewaris Sekte Salju Abadi
kultivasi : Soul Transformation tahap menegah awal
Umur : 20 (200) atau 220 tahun
Minuman kesukaan : Teh hijau
Meninggal : Degan cara membekukan seluruh musuh dan juga dirinya,demi melindungi Sekte dari serangan Raja Iblis yang menginginkan inti es surgawi, tanpa membawa rasa penyesalan. Sekaligus, agar para murid yang tersisa bisa membangun atau membangkitkan kembali Sekte mereka.
ini senjata kesukaan Li Xue
*note : abaikan kucingnya
Tinggi : 165
Hobi : Masih sama
Senjata fav : Masih sama
Status : Penjelajah dari dunia asing
Kekuatan Elemen : Es abadi
Kultivasi : tidak ada, tetapi tersisa sedikit energi spritual. Qi tersebut juga mulai beradaptasi dengan kekuatan elemen.
Umur : 14 tahun
Minuman : Teh hijau, dan Es cokelat Tok Aba
Meninggal : -
Li Xue (李雪)
Makna: "Salju yang murni"
Kesan: Lembut, tenang, misterius –
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!