BRAK!!!
Bunyi yang cukup keras menyita perhatian beberapa orang di daerah cafe yang cukup terkenal itu.
Tampak gadis berambut sebahu dengan aksen sedikit ikal sedang memunguti buku-bukunya yang jatuh. Suasana yang cukup dramatis, dibawah rintik hujan, dengan angin berhembus pelan hingga mengayunkan rambut si gadis lembut.
Tangannya yang putih serta jemari lentiknya dengan teratur menyusun buku-buku itu dan membawanya dalam dekapan. Gerakan mulutnya seakan menghembuskan nafasnya pelan, lalu ia tarik sedikit ujung kemejanya dan menegakkan diri dan melangkah masuk kedalam cafe dengan langkah indahnya.
Itu lah yang terlihat dimata Daniel Rhys Muller, pria tampan dengan tampilan yang memikat memiliki tinggi 190 cm dan bola mata biru. Tatapan sejak beberapa detik lalu seakan tersihir dengan sosok gadis yang seakan baru saja keluar dari buku novel.
Daniel yang berdiri di balik meja bar untuk barista bisa melihat jelas sosok gadis itu dari pintu kaca cafe yang memang selebar dinding itu.
Wajah yang imut, bola mata besar berwarna coklat terang, rambut yang berayun lembut membuat nya tak bisa memalingkan tatapannya. Hingga ia tersadar, saat gadis yang mencuri perhatian nya sejak tadi sudah ada hadapannya.
" One Iced Latte, please! " seru gadis itu sambil mengotak atik ponselnya.
" Okay, anything else ? maybe you want dessert ms? " sapa Daniel ramah.
Gadis itu mendongakkan wajahnya, dan tatapan mereka bertemu beberapa saat. Dan gadis itu menoleh kesamping ia melihat etalase dengan berbagai macam cake.
" I want cake, one vanilla, one Biscofe, one tiramisu, and one chocolate please ! Saya makan disini saja" dan lagi gadis itu kembali menatap ponselnya.
" Baik ms, mohon tunggu sebentar " Daniel dengan sigap membuat pesanan gadis itu.
Beberapa saat menunggu, iced latte pun selesai dibuat.
" Excuse me Ms?! " suara Daniel sedikit mengagetkan gadis itu. Gadis itu tampak bingung saat melihat pesanannya yang harus dia bawa.
Gadis itu melihat kedua tangannya sudah penuh, dia membawa tas, buku yang lumayan dan ponselnya.
Daniel tersenyum tipis melihat gadis didepan nya kebingungan.
" Saya bantu, tunjukkan dimana anda ingin duduk ms " Daniel keluar dari tempat nya dan membawa pesanan itu mengekori kemana gadis itu akan duduk. Aroma parfum yang segar menyapa indra penciuman Daniel, dengan senang hati Daniel menyamakan langkah mereka.Ternyata gadis itu memilih meja paling sudut dengan meja kecil untuk dua orang dengan pemandangan taman yang dibatasi dinding kaca.
Daniel meletakkan semua pesanan gadis itu diatas meja, gadis itu menunggu dengan sabar.
" Silahkan dinikmati " ujar Daniel sopan.
" Terimakasih banyak atas bantuannya " gadis itu tersenyum tipis sekali, tapi mata Daniel bisa menangkapnya.
" Cantik " ucap Daniel dalam benaknya.
Dan melihat itu Daniel merasa hatinya merasa penuh dan senyum manisnya terukir begitu saja. "Sama-sama" Daniel pun berlalu dari sana.
Namun matanya tak lepas dari gadis itu. Pergerakan nya terlihat luwes saat mengeluarkan laptop dari tasnya dan jari lentiknya menari lincah diatas keyboard.
" Ck , kak D cosplay jadi waiters? " Daniel menoleh gadis berambut pirang yang menegur nya. Gadis itu melihat kemana arah pandang Daniel.
" Jangan coba ditaksir belum ada yang bisa duduk satu meja sama dia selama disini " jelas gadis berambut pirang itu.
" Maksudnya gimana Jes? " dahi Daniel berkerut karena bingung.
Jessica menarik Daniel agak menjauh dari sana, karena ia takut para pelanggan cafe nya terganggu dengan suara mereka. Kini mereka berada tak jauh dari sudut pintu masuk pantry.
" Gadis yang kakak pandangin dari tadi itu introvert parah. Namanya Skylar, Jessy tau waktu dia minta tulis pesanannya. Banyak yang ngajak dia ngobrol tapi tak ada satu pun yang bertahan dari 1 menit" jelas Jessica.
" Oh ya? " Daniel masih tak percaya.
" Ck, iya kak" Jessica merasa geram dengan ekspresi Daniel.
" Sudah pulang sana, ngapain pengusaha muda cosplay disini, ganggu banget. Kak Xavier kayaknya juga gak mampir kesini kayaknya " Jessica pergi begitu saja meninggalkan Daniel yang diam ditempat nya.
Daniel mengambil satu minuman botol dan menempati meja yang cukup jauh namun saling berhadapan dari gadis yang ia tahu bernama Skylar itu. Sehingga dia bisa melihat dengan jelas, semua kegiatan gadis itu.Tatapan mata yang fokus tapi dengan ekspresi yang datar ke arah laptopnya. Sesekali ia menyesap iced latte milik nya dan memakan sesuap demi sesuap cake pesanannya.
Daniel yang melihat itu tersenyum, bahkan kadang tertawa kecil. Hampir satu jam ia memandangi gadis itu, kini rambut gadis itu sudah diikat dengan sedikit asal-asalan, mungkin lebih dikenal messy bun. Tangannya masih sama lincahnya, dan iced latte nya tinggal setengah. Bahkan Daniel cukup terkesan melihat gadis bertubuh mungil itu telah menghabiskan dua cake dari empat cake yang tersisa.
Entah apa yang difikirkan oleh Daniel hingga betah menghabiskan waktu disore hari hanya untuk memandang seorang gadis yang sedang sibuk sendiri itu. Hingga matahari mulai terbenam gadis itu masih betah disana.
Beberapa saat kemudian gadis itu merenggang kan tangan dan tubuh nya, lalu ia lirik jam yang melingkar ditangannya. Dengan lincah gadis itu mengemas barang nya. Iced latte dan cake pesanannya telah habis masuk keperutnya. Daniel yang masih setia disana, sempat berfikir kemana empat cake itu pergi. Tubuh itu terlihat kecil dimatanya, tidak ada juga kesan buncit karena habis makan.
Dengan langkah pasti gadis itu melangkah meniggalkan cafe dan Daniel disana. Hingga bayangan gadis itu menghilang barulah Daniel bangkit dari duduknya.
" Sudah selesai jadi pengamat? " celetuk Jessica ditemani laki-laki tampan, tinggi bermata hazel berdiri di sisi nya.
" Dia kesini setiap hari Jess? " Jessica memutar bola matanya malas. Dan laki-laki disamping nya menatap mereka bergantian dengan ekspresi bingung melihat obrolan Daniel dan Jessica.
" Yups, setiap hari dengan jam yang sama. Kenapa? Jangan jadi stalker ya kak, jangan buat nama baik cafe Jessy jelek" ancam gadis itu. Dengan santainya Daniel mendorong Jessica tepat diwajahnya dengan telapak tangannya yang besar. Jessica sudah memajukan mulutnya, ia kesal dengan Daniel. Mana kini beberapa karyawan nya mencuri pandang ke arah nya. Dengan menghentakkan kakinya ia berbalik ingin kembali naik ke lantai atas cafe dimana office nya berada.
" Kai, ayo pulang sekarang!" seru Daniel setelah melihat Jessica akan pergi dari sana.
" Urus sana bosnya sana " usir Jessica pada Kai.
Kai mau tak mau mengikuti Daniel yang sudah sampai diparkiran. Mereka memasuki mobil mewah itu dan melesat cepat.
" Sky " gumam Daniel dengan senyum diwajahnya, membuat Kai sang asisten menjadi bingung. Daniel bukan manusia datar, hanya saja dia tidak pernah senyum-senyum sendiri seperti ini.
" are you okay D? D pelafalan huruf D pada bahasa Inggris adalah panggilan seorang Daniel.
" Kai, apakah menurut mu karakter fiksi bisa muncul didunia nyata? " kening Kai mengkerut mendengar pertanyaan itu.
" Karakter fiksi? " tanya Kai memastikan.
" Iya!" seru Daniel tak sabar.
" Ya tidak D, karakter fiksi ya dibuku atau film saja" jawab Kai ala kadarnya, sesuai pengetahuannya.
" Ck, kau tak melihat nya. Sky, benar-benar seperti jatuh dari langit " Kai jadi geleng-geleng kepala mendengar ucapan Daniel, mana sekarang senyum nya berubah menjadi tawa kecil.
🌹
🌹
🐻 Selamat menikmati karya terbaru bear ya teman-teman.....
Semoga teman-teman suka 🤗
Mohon dukungannya ya, biar bear semangat menulis dan mengembangkan novel ini ya 🤗🤗🤍🤍
Avery Skylar Moreau gadis cantik bermata coklat ini adalah seorang fotografer. Ia gadis introvert yang tidak bisa menetap disatu tempat aja, ia melakukan perjalanan ke beberapa negara jika ia bosan.
Ia adalah putri dari Noah Moreau dan Aubrey Moreau. Seorang pengusaha ternama keturunan Prancis dengan perusahaan yang cukup besar Moreau Group.
Sky nama panggilan gadis ini, gadis introvert yang hari-harinya hanya diisi dengan memotret model atau alam, sisanya ia habiskan menyendiri untuk mengedit foto atau sekedar membaca koleksi novelnya.
Sky baru saja sampai di apartement miliknya, ia letakkan semua barang milik nya di meja depan. Apartment yang tak terlalu besar, cuma dua kamar tidur,satu ruang tamu dan dapur. Namun design simple sangat menggambarkan seorang Sky.Ia langkahkan kaki kekamar dan masuk ke kamar mandi untuk melakukan ritual nya.
Beberapa saat Sky keluar dengan piyama motif kelinci yang imut. Ia masuk ke dapur dan memanaskan mushroom soup dan ayam panggang yang ia simpan semalam.
Sky membawa makanan yang sudah hangat ke sofa ruang tamu sambil menonton acara di TV. Tapi tak lama ponsel miliknya berdering, dengan cepat Ia gapai dan disana tertera nama ' My Mom'
" Halo sayang " sapa Aubrey disebrang sana.
" I'm good mom" Sky me-loudspeaker ponselnya.
" Sudah makan? " tanya Aubrey lembut.
" I'm eating now " simple sekali jawabannya.
" Sayang kak Ethan bilang besok ia chat kamu tapi belum dibalas. Dia berencana ketempat kamu lusa setelah pulang dari Norwegia " jelas Aubrey dan Sky masih makan dengan santai.
" Kamu dengar kan sayang? " Aubrey harus sabar menghadapi putri semata wayangnya ini.
" Ya mom" Lagi-lagi jawaban pendek yang ia beri.
" Okay jangan lupa makan, istirahat yang teratur. Bukan depan nanti mommy dan daddy sudah pulang" Sky mengangguk walaupun Aubrey tidak melihat.
" Okay, good night sayang"
" Night mommy " panggilan terputus begitu saja dan Sky tetap melanjutkan makannya. Bahkan TV yang menyala sama sekali tak ia hiraukan.
Setelah makan, ia mencuci semua bekas makannya. Lalu ia kembali ke sofa diruang tamu dan membuka novelnya dan membacanya sambil ia merebahkan diri disofa. Lama kelamaan gadis itu tertidur karena lelah membaca, ia tertidur dengan lampu menyala dan TV juga menyala.
🌹
🌹
Daniel berbaring diranjang besarnya dengan tatapan menatap langit-langit kamarnya. Daniel masih terbayang - bayang wajah cantik Sky. Walau gadis itu tidak tersenyum tapi Daniel tetap terpesona.
Daniel sudah berencana akan kembali ke cafe milik Jessica. Ia akan menunggu kedatangan gadis itu esok. Membayangkan nya saja Ia sudah tersenyum tak jelas.
Tak sabar menunggu hari esok Daniel memposisikan diri diatas tempat tidur dengan nyaman dan mematikan semua lampu kamar. Ia pun dengan cepat terlelap dan bermimpi indah.
Daniel Rhys Muller seorang pewaris dan pengusaha muda. Keluarga nya memiliki perusahaan bernama The Muller Group. David Muller dan Isabella Riley Muller adalah kedua orang tuanya.
Wajah Daniel memang jarang terlihat di majalah bisnis atau televisi. Ia sedikit sulit diambil gambar nya, sehingga semua orang sekali berlomba untuk mendapatkan wajah terbaru penerus Muller Group.
Esok paginya, di musim semi yang indah Daniel juga sudah siap dengan senyum indahnya juga. Bahkan ini termasuk rekor bangun paginya tanpa alasan meeting dan keperluan mendesak.
Ia melangkah menuruni tangga mansion Muller. Dengan mood yang baik Ia bahkan menyapa para pekerja dirumah nya.
Saat sampai diruang makan, terlihat Isabella - sang mommy sedang menata meja makan. Bella terkejut melihat sang putra sudah siap dengan stelan kerja nya. bahkan sang suami yang biasa akan lebih dulu ke ruang makan kini belum kelihatan batang hidungnya.
" Morning mom" Daniel mencium kedua pipi sang mommy.
" Pagi sekali sudah siap. Ada meeting? " tanya Bella penasaran.
" No, Daniel lagi semangat saja mom" tapi dengan senyum lebarnya. Membuat Bella bertanya-tanya apa yang membuat sang putra begitu sumringah pagi ini.
Daniel menikmati sandwich dan segelas coffee miliknya. Tak lama Ia menghabiskan sarapan nya dan berpamitan berangkat kepada sang mommy.
" D berangkat mom, salam buat daddy " Daniel mencium pipi sang mommy.
" Hati-hati" Isabella hanya tersenyum melihat anaknya begitu semangat.
Ia mengendarai sendiri mobil mewah miliknya menuju kantor. Sepanjang jalan Ia sudah merencanakan bagaimana Ia bisa keluar kantor lebih cepat.
Sesampainya dikantor Daniel langsung mengerjakan semua berkas sendiri, karena Kai belum sampai juga. Maklum saja waktu baru menunjukkan pukul tujuh pagi. Sedangkan masuk kantor jam 8 pagi.
Ia begitu tak sabar menunggu jam berputar menuju jam makan siang.
🌹
🌹
Berbeda dengan Daniel yang begitu semangat, Sky sedang gelisah dalam tidurnya. Keringat membasahi tubuhnya, bahkan keringat sebesar biji jagung menghiasi wajah putih gadis itu.
Sky terbangun dengan nafas terengah-engah, Ia usap kasar wajahnya. Ia tarik nafas dalam dan memejamkan matanya mencari ketenangan. Ia lihat matahari sudah mulai meninggi, Ia beranjak dari sofa dan langsung menuju kamar mandi dikamar nya.
Setelah selesai dengan ritual mandinya, ia sudah rapi dengan kemeja abu-abu lengan panjang yang digulung hingga siku. Hot pants putih menampilkan kaki jenjang miliknya, sepatu kets berwarna senada ia pakai untuk mempermudah langkah nya. Hari ini ia memutuskan untuk memakai tas ransel yang tak terlalu besar. Ransel itu ia isi dengan laptop dan beberapa buku dan alat tulis.
Kamera DSLR, ia gantung dileher nya menunjukkan identitasnya sebagai fotografer. Ia keluar dari apartment nya dengan menghembuskan nafasnya pelan.
" Kamu bisa Sky " gumamnya.
Sky mengendarai mobil sport berwarna putih. Kuda besi itu melesat dengan cepat membelah jalanan yang terlihat mulai sibuk pagi ini.
Tak membutuhkan waktu yang lama Ia sampai di agensi model bernama Spark Lumina. Agensi yang cukup bergengsi, menaungi para model papan atas.
Langkah kakinya memasuki loby perusahaan itu menarik atensi beberapa orang. Dan datanglah James menyamai langkah nya dengan Sky. Sky adalah fotografer yang mereka gunakan hari ini. Jujur saja pihak Spark sendiri ingin mengontrak Sky, tapi gadis itu menolak. Ia hanya akan menggantikan fotografer yang kosong atau bermasalah kehadirannya.
Semua orang yang bekerja dengannya tau, bahwa gadis itu irit bicara dan cukup kaku tapi hasilnya sangat memuaskan.
" Sky kita langsung ke studio, kru dan model sudah siap semua" ujar James sebagai penanggung jawab. James menjaga jarak yang cukup, karena Sku sendiri sudah memperingati agar semua kru yang bekerja dengannya harus menjaga jarak dengannya.
" I want one Iced Latte " ucap Sky tanpa melihat James. James yang sudah paham langsung memesankan pesanan Sky.
Didalam Studio semua orang langsung menuju posisi masing-masing saat mendengar langkah kaki Sky.
Sky mengambil posisi dan mempersiapkan peralatannya. Model pun sudah siap dengan segala printilan nya. Pemotretan pun berlangsung dengan padatnya.
Cekrek , Cekrek!
Bunyi tombol shutter pada kamera terus bersahutan, sepasang model didepan sana berpose sesuai tema dan arahan.
Sky mengacungkan jempolnya dan ia berjalan menuju monitor untuk melihat hasil jepretan nya. Ia scroll beberapa gambar, dan wajahnya terlihat sangat luas dengan hasilnya.
" Good job! " ujar Sky dan semua kru bertepuk tangan saat itu juga. Mata seni seorang Sky tidak bisa terbantahkan, bahkan sekelas penata gaya untuk model mereka lebih menyerahkan keputusan pada Sky.
" Kita tinggal editing sedikit saja " ujar Sky pada editor disamping nya.
" Okay dicopy bos " tanpa basa basi Sky menggapai tasnya serta mengalungkan kamera pribadinya, ia meninggalkan studio begitu saja. Tak ada yang melakukan protes dengan tingkah lakunya.
Mobil sport putih itu membelah jalan yang lumayan padat saat jam pulang kerja semakin dekat. Sky memikirkan mobilnya di parkiran Lumina Cafe, dan dengan santai memasuki cafe langganan nya itu.
Disisi lain, Daniel yang sudah stand by sejak makan siang tadi, langsung menggeser barista yang sedang berdiri disana saat melihat Sky memasuki area cafe.
" Minggir Vin! " bisik Daniel pada barista yang bernama Calvin.
" What are you doing bos? " Calvin terheran-heran melihat tingkah kenalan dari atasannya itu.
" Sssst, just one minute " Calvin geleng-geleng kepala melihat nya.
Sky seperti biasa ia sibuk dengan ponselnya, dan hanya menyebutkan pesanan miliknya.
" Iced latte please " ujar gadis itu lembut.
" Anything else? dessert maybe? " tawar Daniel.
Sky mendongak menatap Daniel sesaat, lalu ia lihat display dessert disana.
" One tiramisu, two donuts chocolate " Sky dengan cepat memasukan ponselnya kekantong celananya.
Daniel dengan ahli meracik iced latte pesanan gadis itu. Daniel juga cukup heran kenapa Sky harus memesan didepan padahal gadis itu akan makan ditempat.
Disana tersedia waiters yang siap melayani pesanan pelanggan, tapi gadis berambut pendek ini malah memilih membawa makanannya sendiri.
Pesanan Sky sudah selesai dan Daniel menatanya di nampan yang cukup untuk iced coffee dan dessert pesanan gadis itu.
" Silahkan dinikmati " Sky langsung mengambilnya tanpa menatap Daniel yang tersenyum lebar.
Entah keberuntungan atau memang sudah khusus untuknya, meja disebut yang sama dengan view yang sama masih kosong dan ditempati oleh Sky. Hari ini Sky mengeluarkan satu buku tebal dan ia menggunakan kacamata bacanya. Kacamata yang ia pakai begitu mendukung kesan dingin diwajahnya.
Sky begitu asik dengan dunia nya begitu juga dengan Daniel yang begitu asik memperhatikan nya. Hingga tepukan di bahu laki-laki itu membuat nya kaget.
" What are you doing bro? " Daniel melirik Xavier sekilas lalu kembali menumpukan perhatian pada Sky.
Xavier mengikuti arah pandang Daniel, dan matanya melotot siapa yang sedang sahabatnya perhatikan.
" You know, who is she? " tanya Xavier dan mengambil tempat duduk disamping Daniel.
" Sky namanya kata Jessy" ujar Daniel santai.
" She is princess ice, you remember? My Elsa frozen" kekeh Xavier. Daniel mengerutkan keningnya mendengar ucapan Xavier.
" What?! " Daniel terpekik tertahan. Bagaimana tidak, julukan Elsa frozennya Xavier adalah fotografer kebanggaan Spark Lumina milik sahabatnya ini.
" Seriously? " Daniel sering mendengar julukan itu tapi tak terlalu tertarik saat Xavier membanggakan nya.
" Yeah dude! Dan sekarang aku tanya ngapain liatin anak orang sampai sebegitunya? " Xavier bertanya penasaran karena si adik- Jessica sibuk menghubungi dirinya sejak tadi karena Daniel cosplay jadi barista.
" Bukankah dia cantik? " Daniel malah balik bertanya.
" Ck, jangan main-main D. Masih banyak yang cantik, jangan dia kalau cuma iseng " Daniel melirik Xavier dengan tatapan sinis. Tanpa berkata apapun Daniel meninggalkan Xavier sendiri yang keheranan.
🌹
🌹
Seperti biasa Sky menghabiskan banyak waktu disana. Hingga malam menjelang dan hujan turun cukup lebat. Sky menghela nafanya melihat begitu derasnya hujan malam ini, musim semi di New York kali ini seperti nya akan banyak turun hujan.
Gadis itu terlihat menimbang-nimbang untuk mengendarai mobil untuk pulang. Ia tak begitu percaya diri mengendarai mobil dalam keadaan hujan seperti ini tapi Ia juga harus pulang karena Ia sudah cukup lelah.
Sky melangkah keluar dari cafe ke area cafe, Ia berdiri cukup lama sambil menoleh ke kiri dan ke kanan. entah apa yang ia tunggu, tapi tingkah nya cukup menggemaskan.
" Semua baik-baik saja Ms? " Sky sedikit kaget mendengar suara seseorang dibelakangnya. Sky menoleh dan ia bisa melihat laki-laki bermata biru itu sedang menatapnya.
" Barista" gumam Sky tapi masih bisa didengar oleh Daniel, dan Daniel terkekeh mendengar itu.
" Ada yang bisa dibantu? " tanya Daniel lagi.
Sky mengerjapkan matanya beberapa kali dan itu sangat menggemaskan dimata Daniel. " Hujan" ujar Sky singkat. Daniel mengerutkan keningnya, Ia bisa melihat hujan memang sedang deras-derasnya. Lalu masalah nya dimana, fikirkan.
" Saya tidak yakin bisa mengendarai mobil saat ini " ujar Sky pelan. Daniel tersenyum, kini Ia mengerti kebingungan gadis ini sejak tadi.
Daniel menoleh kedalam cafe dimana Xavier dan Jessica dari tadi sedang mengawasinya. Daniel tersenyum dan memberikan kedipan matanya pada dua orang itu.
" You need help? " Sky tampak menimbang hingga Ia memutuskan mengangguk.
" Bisakah? Apartment ku tidak terlalu jauh dari sini" jela Sky.
" Sure, mari saya antar" Daniel menadahkan tangannya, Sky pula mendongak untuk menatap Daniel dengan bingung.
" Kunci mobil Ms " Sky dengan sedikit tergesa menggapai kunci mobil nya didalam tas. Daniel menerima dengan senang hati hukuman dari Sky.
Sky dengan cepat berlari kecil mereda hujan menuju kursi penumpang didepan, begitu juga dengan Daniel yang memasuki kursi kemudi.
Mereka membelah jalanan yang tidak terlalu ramai namun cukup beresiko karena hujan.
" Hmm, Daniel" Daniel membuka obrolan pada gadis disamping nya yang terlihat sangat menjaga jarak dari nya. Lihat saja gadis itu duduk hingga menempel pada jendela disamping nya.
" Sky, Skylar" ujar Sky singkat.
Daniel tersenyum puas, karena awal yang bagus untuknya.
Saat mereka sampai di area gedung apartment Daniel memikirkan mobil Sky di parkiran basement.
Mereka berdua turun dari mobil, dan Daniel menyerahkan kunci mobil kembali pada Sky.
" Terimakasih, sudah membantu " Sky tersenyum tipis sebagai rasa terimakasih.
" Sama-sama "
Daniel mengikuti langkah Sky yang akan memasuki lift menuju lantai unit apartment nya. Tatapan penuh tanya terlempar begitu saja dari Sky pada Daniel.
" Anda tidak pulang? " tanya Sky.
" Pulang, tapi bisakah saya menunggu di unit mu. Sepertinya temanku akan sedikit lambat" Sky menghela nafasnya, sedikit menimbang akhirnya memperbolehkan.
" Baiklah" dengan pasrah Sky membawa orang asing ke unitnya.
Sampai di unitnya Sky langsung masuk ke kamar meninggalkan Daniel seorang diri diruang tamunya.
Daniel sendiri menatap sekelilingnya, benar-benar sesimpel itu ruangan yang ia pijak saat ini. Seperti Sky yang terlihat simple tapi sayang sedikit dingin. Cukup lama menilai, langkah kaki sedikit mengagetkan Daniel.
" Chocolate or Coffee? " tawar Sky yang sedang menuju dapurnya. Gadis itu terlihat lebih segar dengan wajah bersih tanpa makeup, rambut yang diikat satu dan piyama Winnie the pooh berlengan panjang.
" Coffee please " jawab Daniel. Tak lama Sky keluar dari dapur dengan dua buah gelas dan melangkah menuju ruang tamunya. Daniel hanya mengekor sejak tadi, dan ikut duduk disofa dengan posisi saling berhadapan.
Sky menghulurkan gelas berisi coffee pada Daniel. Cukup lama sama-sama diam, hanya ada suara televisi yang menemani.
Daniel bukan seorang pendiam tapi bersama gadis ini ia jadi ikutan diam. Seakan tak ingin mengganggu ketenangan gadis ini.
" Apa temanmu masih lama? " Daniel mengerjapkan matanya mendengar pertanyaan Sky. Teman dari mana, dia saja tidak mengabari siapapun dia ada disini.
" Mungkin " jawab Daniel sekenanya, dan respon Sky hanya mengangguk. Mereka terdiam lagi, hingga tak sadar Sky sudah terlelap dengan posisi bersandar disofa. Daniel yang melihat nya hanya tersenyum.
" Bagaimana kamu bisa tidur dengan posisi seperti ini? " gumam Daniel. Lalu ia angkat tubuh mungil Sky dan membaringkan gadis itu di sofa panjang. Ia tak mau lancang memasuki kamar gadis itu, karena ia tahu batas privasi orang.
Sky mencari posisi nyaman dalam tidur nya. Daniel mematikan televisi dan lampu ruangan itu, hingga hanya ada sinar temaram dari cahaya lampu kota diluar.
Daniel ikut menyandarkan tubuhnya disofa menggantikan posisi Sky tadi.
Mereka berdua terlelap menuju alam mimpi.
Entah kapan pastinya Daniel dikejutkan dengan isak tangis dan igauan dari Sky.
" No.. please.. stop " nafas gadis itu terdengar putus-putus.
" No.. tolong Ave.. tolong" Daniel langsung menghampiri Sky dan menepuk pelan pipi gadis itu, menyadarkannya dari mimpinya.
" Sky, wake up. Sky " Daniel terus berusaha hingga Sky membuka matanya. Tapi bukannya mereda gadis itu malah berteriak.
" Arrrghh! " Daniel kebingungan apalagi Sky mendorong nya sedikit kasar dan menjambak rambutnya sendiri.
" Arrrrghh, lampu... please " Daniel yang mendengar itu langsung dengan sigap berlari dan menghidupkan lampu ruangan itu hingga terang benderang.
Baru teriakan gadis itu mereda, hanya terdengar sisa isak tangisnya.
" Are you okay? " Sky mengangguk kan kepalanya. Daniel beranjak ke dapur mengambil segelas air putih. Ia berikan air itu pada Sky dan gadis itu meminumnya dengan cepat.
" Better? " Lagi-lagi Sky mengangguk.
Daniel usap wajah Sky yang basah dengan tissue, lalu Ia baringkan gadis itu kembali. Sky dengan mudahnya menurut.
Daniel gapai selimut yang terlampir disandarkan sofa yang memang udah ada disana hampir setiap hari. Ia selimuti tubuh mungil itu.
" Televisi nya " ucap Sky lirih. Daniel menatap gadis itu dan televisi bergantian. Dan setelah beberapa saat ia nyalakan televisi itu, dan gadis itu kembali memejamkan matanya.
Daniel bisa bernafas lega setelah mendengar nafas teratur Sky, menandakan gadis itu terlelap. Walau ia sendiri tak bisa tidur dalam keadaan terang dan berisik, tapi tetap ia lakukan malam itu.
" Good night Sky" gumam Daniel.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!