Daffa Wiryatama Nugroho (prolog)
Daffa Wiryatama Nugroho, adalah putra kedua dari 3 bersaudara, mempunyai satu orang kakak perempuan dan satu adik perempuan. Ayah mereka adalah pengusaha sukses asal Chinna yang menikah dengan wanita Indonesia. Di usianya yang menginjak 26 tahun, ia sudah menjadi direktur utama di perusahaan ayah nya dan melebarkan sayap ke bidang property, saat ini ia sudah menjadi CEO dari 3 hotel yang ada di Bali, Bandung, dan Jakarta.
Saat ini ia berada di Hotel mewah nya di Jakarta, ia sedang mempersiapkan pidato untuk meresmikan hotel baru nya itu.
"Silahakan naik ke podium pak" ucap sekretaris nya, yg hanya di balas anggukan oleh Daffa. Pidato nya sangat singkat namun sangat jelas.
"Anak mama emang yang terbaik" puji Retno, mama nya Daffa.
Roy, ayah nya mengangguk setuju. "Pidato kamu emang selalu bagus nak."
"Pidato ku emang selalu lebih bagus dari papah kan." Daffa terkekeh sehingga mata nya tenggelam, mungkin karna matanya sipit.
"Om, ayo kita ke mall! Om udh janji kan sama aku." ucap bocah kecil yg berada di gendongan Roy.
"Yaudah ayo, ngebet banget sih pengen ke mall."
"Eh, trus acaranya gmna Daf, mau di tinggal?" tanya Retno.
"Gapapa mah, sisa nya biar di handle sama mas banyu dan papah."
"Boleh kan pah?." Lanjut Daffa
Roy hanya mengangguk.
Daffa dan bocah kecil itu pun sampai ke mall dan langsung menuju restoran yang menjual sushi, karna bocah kecil ini sudah tidak sabar memakan sushi yang di janjikan oleh Om nya itu. Setelah hampir sampai ke restoran tersebut, bocah kecil itu berlari tidak sabar untuk segera smpai ke restoran tsb agar bisa segera menyantap sushi, tidak memperdulikan Om nya di belakang yang menyuruh nya untuk stop berlari.
"Cepetan om, lama banget deh.. Refan udah gak sabar ni, kayak kura-kura aja ni om jalannya." oceh Refan dengan lugu.
"Enak aja kayak kura2, kamu nya aja yang lari2 bukan om yg jalan nya lama. Lagian kamu pikir ini di hutan ya lari2 kayak gtu." ucap Daffa memarahi Keponakan nya itu.
Refan hanya mengerucutkan bibir nya saat di omelin oleh Daffa. Setelah itu Daffa dan Refan masuk ke restoran tersebut.
Sambil menunggu pesanan mereka sampai, Daffa dan Refan bersenda gurau, entah apa yang Refan bilang sampai-sampai membuat Om nya tertawa sambil mencubit pipi Refan yang gembul.
Tak lama kemudian, pesanan mereka telah sampai dan sudah tertata rapi di meja menunggu untuk di santap, Daffa dengan telaten menyuapi Reffan sushi tersebut, bukanya tidak bisa makan sendiri tapi Refan sedang sibuk dengan Tab yang di pegangnya, mungkin sedang melihat video di youtube.
Tanpa Daffa sadari, ada sesosok gadis sedang melihat nya dengan tatapan yang sulit di artikan, tatapan kagum plus terpesona oleh ketampanan nya dan sikap nya kepada bocah kecil itu.
Merasa seperti ada yang memperhatikan dirinya, Daffa pun yang sedari tadi menyuapi keponakan nya dan sesekali mengecek ponselnya padahal gak ada yang chat sama sekali, dia menoleh ke arah samping dan benar saja ada 2 orang gadis cantik dan salah satu dari gadis itu langsung mengalihkan pandangan nya saat Daffa menoleh ke arah nya.
**TBC ❤❤
*****Terima masih udah mau baca Novel ini, tolong vote dan like novel ini jika kakak2 semua suka sama ceritanya... :)
Jangan lupa kasih kritik dan saran untuk aku ya guys***... :)
Adinda Maheswari (PROLOG)
Seorang gadis cantik dengan tinggi badan 160cm dan berat badan 45kg itu sedang berdiri di depan sebuah restoran sushi menunggu seorang temanya, saat menunggu dia melihat seorang bocah kecil laki2 kira2 berusia 4 tahun berlari menuju ke arah nya, lebih tepat nya menuju restoran yang berada di belakang nya.
Di belakang nya ada pria tampan dengan tinggi 185cm dan mempunyai kulit putih dan bermata sipit yg berjalan cepat mengejar bocah kecil itu, bocah kecil itu mengejek nya dan malah berakhir di marahi oleh pria tampan itu. Mereka pun masuk ke restoran tsb meninggalkan Dinda yg sedari tadi memperhatikan mereka, lebih tepat nya merhatiin Om nya bocah kecil itu. Hehehhe.
"Woy, lihatin apa sih? Ampe gak nyadar kalo gue di samping lo." ucap Gea mengagetkan Dinda.
Dinda hanya cengengesan gak jelas.
"Ayok masuk, udh laper nih gue. Setengah jam lagi kita udh harus balik ke salon, ntr di cariin mbak Maya lagi." ucap Gea.
Dua sahabat itu pun langsung melenggang masuk ke dalam restoran tsb. Setelah memesan makanan, tak lama kemudian pesanan mereka pun sampai. Bukan nya melahap makanan yg ada di depan nya, fokus Dinda malah tertuju pada meja di depan nya. Di meja itu di tempati oleh pria dan bocah kecil yang di depan restoran tadi. Melihat Dinda yang tk kunjung memakan sushi pesanan nya, Gea pun sontak saja mencubit pipi Dinda yg chubby.
"Aduhhhh, sakit Ge!" Dinda meringis kesakitan dan melotot ke Gea.
"Abis nya, bukan nya makan malah bengong. Ada apa sih? Lo liatin apa?" Gea mencoba menoleh kebelakang meja mereka dan langsung di tahan oleh Dinda. Dia tidak mau Gea menertawakan dirinya nanti.
Satu suapan sushi masuk kemulut Dinda, walau dari tadi Dinda menahan diri untuk tidak melirik ke arah pria tampan itu lagi, tapi mustahil, pikiran dan hati nya tidak sinkron.
Akhirnya dia pun memperhatikan pria itu lagi, gadis itu sungguh terpesona pada pria tampan itu.
Lagi asyik-asyik nya memandang ciptaan tuhan paling seksi itu, tiba tiba saja pria tampan itu menoleh kearah nya, mungkin dia sadar kalau dari tadi ada yang memperhatikan nya.
Dinda langsung mengalihkan pandangan nya ke sushi yang dari tadi di anggurin, wajah nya merah padam karena malu. 'Pasti dia ngira gue cewek mesum' gumam Dinda.
"Hah? Lo ngomong apa din?" Tanya Gea.
"Enggak ngomong apa apa kok Ge."
"Cepetan makan deh, 15 menit lagi udh harus balik ke salon tau! Tadi aja ngeluh kelaperan, sekarang ada makanan malah di anggurin!." cerocos Gea kpd sahabat nya itu.
Dinda memutar bola mata nya malas, mendengar omelan sahabat nya itu, dan melanjutkan acara makan nya.
Belum habis makanan yang ada di meja, tiba tiba ponsel Dinda berdering. Drrrttt..Drrrtt.. Dinda pun segera menjawab panggilan itu yang ternyata dari senior nya di salon.
"Halo! bagus yaaa, udah jam berapa ini? kenapa kalian belum balik lagi ke salon?" tanya Maya dengan nada yang tidak santai.
"I..iyaa mbak, ini udah selesai makan kok, ini lagi di jalan mau balik ke salon." ucap Dinda dengan mulut yang penuh dengan sushi.
Tanpa menunggu Maya berbicara, Dinda segera memutuskan sambungan telpon mereka, Dinda dan Gea pun langsung buru2 membayar makanan mereka, Gea tau pasti yang telpon barusan adalah Maya.
TBC ❤❤
Jangan lupa kritik dan saran nya ya guys:)
~BAB 01~
Sinar matahari memaksa masuk ke kamar Dinda yang membuat gadis itu membuka mata nya, Dinda melihat jam di ponsel nya dan menunjukan sudah jam 8 pagi. Dinda pun bergegas untuk mandi, setelah 20 menit Dinda menyelesaikan acara mandi nya dan segera berpakaian, dia harus bersiap siap untuk menjalankan rutinitas nya sehari hari, yaitu bekerja di salah satu salon ternama di mall besar yg ada di Jakarta. Pelanggan nya dari berbagai kalangan, dari artis smpai pengusaha2 dan ibu2 sosialita.
Dinda pun segera turun ke bawah untuk sarapan, Kost2an yg di tempati Dinda cukup mewah, sebenarnya ini adalah sebuah rumah gedongan yang di jadikan kost2an khusus putri oleh pemiliknya. Pemilik kos tinggal di rumah kaca yg berada di halaman belakang kost bersama putra satu2nya, mereka hanya tinggal berdua karna suaminya sudah lama meninggal.
"Sarapan dulu mbak, hari ini menu sarapan nya nasi goreng." ucap bi Sari, pengurus kost.
"Engga usah bi, makasih. Aku minum susu nya aja." ucap Dinda dan menghabiskan segelas susu di tangan nya. Dinda pun pamit kpd bi Sari yg hanya di balas anggukan kecil oleh bi Sari.
Dinda menunggu ojek online di depan kost sambil memainkan ponsel nya, tiba2 Dinda di buat kaget oleh lelaki yang entah sejak kapan berdiri di samping nya.
"Kenapa lo? Kayak liat hantu aja." ucap Angga, anak pemilik kost, dengan alis yg terangkat satu.
"Kaget aku bang, sejak kapan abang datang? Gak kedengeran tuh langkah kaki nya."
Belum sempat menjawab pertanyaan Dinda, gadis itu lari ke luar gerbang karna ojek online yg tdi Dinda pesan sudah menunggu di luar.
"Aku duluan bang, byeee!!!" teriak Dinda sambil lari.
"Kirim salam sama Gea ya dek!" Angga balas teriak, entah Dinda dengar atau tidak.
"Dasar tu anak, untung sayang." gumam Angga.
Dinda dan Angga sangat dekat, sudah seperti kakak dan adik. Angga sudah menanggap Dinda seperti adiknya, begitupun sebaliknya. Karena Dinda sudah lama kost di rumah Angga.
Setengah jam menghabisakan waktu di jalan, Dinda pun sampai di salon tempatnya bekerja, terlihat Gea juga sudah tiba duluan.
"Selamat pagi Ge, dapet salam dari bang Angga." ucap Dinda, ternyata dia dengar teriakan Angga tadi.
"Pagi Din, salam balik yah." Gea tersenyum malu membuat muka nya merah padam.
"Ogah!"
Gea mendengus kesal kpd sahabat nya itu, Dinda tau kalo Gea dan Angga sama sama saling suka tapi tidak ada keberanian dari keduanya untuk memulai pendekatan. Dan hasilnya Dinda menjadi korban mereka berdua, maksud nya penyampai kode kode cinta di antara mereka.
Dinda sudah selesai mengganti pakaian casual nya ke seragam kerja, Dinda kembali kedepan untuk menunggu pelanggan datang. Karna masih jam 10 pagi salon masih sepi. Sambil menunggu pelanggan, Dinda memainkan permainan game di ponselnya.
Permainan game Dinda harus terhenti karena ada pelanggan yang datang.
Seorang wanita paruh baya yg masih terlihat cantik memasuki salon dan di sambut ramah oleh Dinda dan Gea yg di balas senyuman oleh wanita itu.
"Hai tante Retno, udah lama gak kesini. Dari mana aja?" tanya Dinda kpd Retno, dia adalah salah satu pelanggan high class.
"Halo sayang, tante sibuk banget akhir2 ini, sekarang tante mau memanjakan diri tante dulu, seperti biasa ya sayang." ucap Retno ramah kpd Dinda.
Di saat Dinda sedang mencuci rambut Retno sambil memijit nya, tiba2 Retno bertanya kpd Dinda.
"Gmna sayang? Kamu udah mikirin permintaan tante belom?"
Sontak saja Dinda terkejut mendengar pertanyaan tante Retno, lama Dinda terdiam dan akhirnya memberanikan diri mengatakan apa yang sudah ia pikirkan selama ini tentang permintaan tante Retno tempo hari. Ia mengambil napas panjang untuk mendapatkan keberanian untuk bicara.
"Maaf tante, bukan nya aku mau nolak tapi aku merasa gak pantes, aku bukan siapa2 mana pantes untuk anak tante."
Kenapa harus aku? Pikirnya saat pertama tante Retno mengatakan hal itu, di luaran sana masih banyak gadis cantik yang selevel dengan tante Retno.
"Semua sama aja menurut tante, gak ada yang kaya dan miskin yg ada hanya yg baik dan jahat. Hari ini anak tante yg nganterin ke sini, nanti klo udh selesai tante kenalin kamu sama dia. Oke? Tante gak terima penolakan."
Ya, beberapa minggu yg lalu tante Retno ingin menjodohkan aku dengan putra nya, dia menyuruh ku untuk memikirkan jawaban nya baik2. berapa lama pun Dinda memikirkannya, jawaban Dinda tetap sama. Yaitu 'TIDAK' Dinda merasa sangat tidak pantas untuk anak tante Retno.
Setelah selesai mem-Blow rambut Retno, Dinda pun di tarik sampai ke meja depan tmpt orang2 yg menunggu teman, pacar atau kerabat yg sedang mempercantik diri di salon itu.
"Ehem..." Retno berdehem.
"Sayang perkenalkan ini Daffa, putra tante satu2 nya."
"Daffa perkenalkan ini Dinda, putri ketiga mama." lanjut nya memperkenalkan muda mudi itu.
Daffa tersenyum kecil dan mengulurkan tangan nya untuk berjabat tangan, berbeda dengan Dinda, gadis itu malah tercengang dan terkejut melihat pria tampan yang ada di depan nya saat ini. 'Oh my god! Ini cowok yang di restoran kemarin.' teriak Dinda dalam hati.
"Dinda? Kok bengong sayang, ada apa?." ucap Retno menyadarkan lamunan Dinda.
"Hah? I..iyaa tante maaf, gak ada apa2 kok."
Dinda pun lngsung membalas uluran tangan Daffa. Dinda tersenyum kikuk, ini adalah kedua kalinya dia bertemu pria ini, pertama di restoran sushi dan kedua di sini, di salon ini, dan langsung di perkenalkan oleh mama dari si pria tampan ini.
"Daffa." ucapnya memperkenalkan diri, suara berat nya langsung terngiang di telinga Dinda.
"Dinda." balas ku memperkenalkan diri.
"Oke, sudah cukup perkenalan hari ini.. Maaf ya sayang, tante sama Daffa lagi buru2 mau ke Bandung nih, bye sayang." Retno pamit kpd Dinda. Dinda terus memperhatikan smpai Retno dan Daffa tidak terlihat lagi.
**********
"Gimana? Cantik kan anaknya, baik lagi." ucap Retno memulai percakapan setelah dri tdi hening.
"Hmm"
"Hmm? Cuma hm doang? Bikin kesel aja jawabannya." kesal Retno
"Iya cantik, ma. Cuma sayang."
"Sayang kenapa?" tanya Retno penasaran.
"Pendek bgt ma, ntar kalo ciuman bisa sakit ni leher aku." ucap Daffa frontal
Retno langsung menarik telinga putra nakal nya itu.
"Dasar mesum! Tinggi segitu udh standar untuk cewe, kamu nya aja yg ketinggian kayak tiang listrik kalo kata Refan."
Daffa tertawa lepas membuat matanya yg sipit tenggelam.
"Kalo ketawa matanya di buka dong, bahaya tau! Lagi nyetir juga" ucap Retno dengan muka datarnya.
"Apasih ma ngejek2 mata aku terus, gak lucu tau!" ucap Daffa kesal.
Retno tertawa dan membuat Daffa makin kesal.
"Dan apa tadi kata mama pas kenalin dia ke aku? Putri ketiga? Maksud nya apa coba." tanya Daffa yg masih kesal.
"Lebih tepatnya calon mantu sih." jawab Retno dengan nada yang santai
"Whaaaaaaatttttttt??." Daffa melotot tak percaya pada mama nya itu.
Mama nya hanya mengedikan kedua bahunya, tidak memperdulikan tatapan tajam dari anaknya yang menuntut penjelasan.
TBC❤❤
Jangan lupa kritik dan saran nya. :)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!