"Aaaaaaaaaaaaaa................."
"Sonev..... Apa yang kamu lakukan hah..!
Maria menyibak selimut yang menutupi tubuh Sonev yang sedang tidur bersama seorang pria muda dalam keadaan saling membelakangi.
"Apa yang ibu lakukan, aku lagi sakit bu."
"Kamu bertanya apa yang ibu lakukan, lihat dirimu sedang tidur dengan seorang laki.laki. Apa kamu mau mencoreng wajahku?"
"Apa?" mata Sonev terbelalak.
Sonev melihat seorang pria yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya dengan bertelanjang dada.Sonev mengingat lagi kejadian kemarin sore, mulutnya menganga seakan tidak percaya kalau laki laki yang kemarin tergelincir bersama dirinya bisa tidur di sebelahnya. Karena setelah kemarin makan bubur dan makan obat yang di berikan Sonia, dirinya langsung tidur.
"Sonia mana?" Sonev tidak mempedulikan tatapan ibunya yang tajam.
"Tidak ada siapa siapa di rumah ini kecuali kalian berdua." Jawab bu Maria dengan ketus.
Sonev termenung mendengar jawaban bu Maria. Dirinya tersentak saat bu Maria berteriak pada yang ada di sebelahnya yang sedang membangunkan pria yang sedang tidur pulas di atas tempat tidur miliknya.
"Eeuuuiggghhh........." terdengar lenguhan dari pria tersebut,.
"Jangan teriak teriak, aku tidak budek, sudahlah mah jangan ganggu aku, kepala ku pusing." masih dengan mata yang terpejam.
Hal.itu tentu semakin membuat bu Maria semakin marah. "Bangun atau aku akan menyiram kamu dengan seember air." Bu Maria berkacak pinggang
"Iya aku bangun." Saat matanya terbuka, dirinya terkejut ternyata yang sedari tadi berteriak bukanlah mamahnya tetapi.seorang wanita yang sedang berkacak pinggang.
"Kamu siapa?" Dengan tatapan bingung.
"Justru aku yang bertanya sama kamu, kenapa tidur di ranjang putriku?"
Pertanyaan itu membuat bingung pria tersebut. "Tidur di ranjang putri ibu?"
Sambil bertanya matanya melirik ke arah Sonev yang juga sedang melihat ke arah dirinya.
"Apa......? Revano atau biasa di panggil Vano oleh teman temannya.
Terkejut kemudian memorynya kembali ke beberapa waktu yang lalu saat dirinya kelaparan dan mencari makanan di dalam kulkas ternyata yang di dapatnya minuman beralkohol kemudian di minumnya sampai habis. Seketika itu juga dirinya bangkit dari duduk dan bersiap siap untuk lari, namun bu Maria melihat gelagat yang di tunjukkan oleh Vano, sehingga saat Vano bangkit dan berlari, bu Maria menarik celana nya sebatas pinggang, dan akhirnya Vano terjatuh sebelum mencapai pintu keluar.
"Mau lari ke mana kamu?" bu Maria dengan sigap mengambil sapu dan menghalangi pintu keluar.
Vano hanya bisa diam terpaku melihat bu Maria berdiri di hadapanya, Vano hanya bisa menelan salivanya saat tatapan tajam bu Maria mengarah pada Vano.
"Sekarang kamu duduk di kursi itu kemudian telpon kedua orang tua kamu, minta mereka datang ke sini untuk membicarakan pernikahan kalian?"
"Apa menikah?" Serempak Vano.dan Sonev bertanya.
"Iya kalian harus menikah, karena ibu tidak ingin menanggung aib ini. Karena kalian berdua sudah tidur bersama."
"Tapi bu kami tidak melakukan apa apa." jawab Sonev.
"Apa.kamu yakin tidak melakukan apa apa?"
Sonev hanya bisa terdiam, walaupun membela diri sendiri di depan ibunya pasti tidak akan pernah menang.
"Sekarang telpon.kedua orang tua kamu suruh datang kemari."
"Tapi bu....." Sonev dengan mata yang berkaca kaca memohon pada bu Maria
"Tidak ada tapi tapian, saya mau kamu bertanggung jawab terhadap anak saya karena kalian sudah tidur bersama."
"Ibu tidak bisa seperti itu dong, ibu harus dengarkan dulu penjelasan Sonev."
"Halah kalian sama saja."
"Sonev akan telpon Sonia sama David, karena mereka berdua tahu apa yang terjadi."
Bu Maria hanya diam, kepalanya terasa sangat berdenyut, niat hati sepulang kerja ingin makan enak dan beristirahat, namun ternyata di sediakan hal yang membuat kepalanya pusing dan berdenyut.
Sonev segera menelpon.kedua sahabatnya agar secepatnya datang ke rumah serta menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya saat ini, Vano pun demikian, dirinya menelpon kedua orang tuanya serta menjelaskan apa.
yang sedang terjadi dengan nya, dan hal ini membuat kedua orang tuanya terkejut, karena saat Vano pamit hanya akan pergi sebentar.
Setelah beberapa saat menunggu, kini.akhirnya kedua orang tua Vano, Sonia serta David sudah berada di ruang tamu bu Maria. Pak Gunawan serta bu Kania sangat shock karena harus bertanggung jawab menikahkan Vano putranya dengan Sonev.
"Sebentar bu, saya sangat terkejut saat mendengar kalau Vano akan menikah, bisakah ibu menjelaskan apa.yang sebenarnya telah terjadi?"
Pak Gunawan yang seorang perwira polisi berbicara dengan bijak, karena dirinya tidak ingin gegabah tiba tiba saja.harus menikahkan putra nya. Sedangkan bu Kania terlihat sangat tidak bersahabat menatap Sonev dan juga bu Maria, karena bu Kania menganggap kalau Vano.sudah di jebak oleh Sonev.
"Pah, seharusnya papah sudah tahu kalau mereka berdua ingin menjebak Vano, karena papah tahu sendiri kita belum ada satu.minggu di kita ini, maka sangat tidak.mungkin kalau Vano sudah punya teman wanita."
"Sudah mah, kita dengarkan dulu penjelasan anak anak, apa sebenarnya yang sudah terjadi. Papah juga tidak ingin sembarangan menikahkan mereka tanpa mendengarkan penjelasan mereka berempat."
Bu Maria sangat kesal mendengar pembicaraan kedua orang yang saat ini sedang berada di hadapannya.
"Saya tidak sembarangan menikahkan mereka berdua, kalau mata saya tidak melihat anak anda berdua sedang berada di tempat tidur putri saya, seharusnya saya yang marah karena yang merasa di rugikan adalah putri saya, kalau kejadiannya sudah seperti ini, mana ada laki laki yang mau menikah dengan putri saya, karena mereka memandang putri saya sudah kotor karena sudah tidur bersama seorang laki laki." Bu Maria penuh fengan amarah.
"Heh bu, saya yang merasa kalian.tipu, anak.saya itu anak yang baik, tidak pernah macam macam. Dan sekarang ibu tuduh sudah menodai anak ibu." Bu Kania tetap tidak terima.
"Sudah sudah, jangan berdebat terus, lebih baik.sekarang kita dengarkan saja dulu penjelasan mereka. Baru kita bisa memutuskan apa yanh harus kita lakukan terhadap mereka berdua." Pak Gunawan menengahi perselisihan antara istrinya dan bu Maria.
"Sekarang kalian berdua jelaskan.pada kami, sebenarnya apa yang sudah terjadi sehingga.kalian bisa tidur dalam satu tempat tidur?"
Pak.Gunawan memandang Sonev dan Vano yang sedari tadi hanya menuduk saja, sedangkan Sonia dan David tidak.lepas dari pandangan Pak Gunawan yang terlihat sangat menyeramkan di mata mereka berdua. Mungkin karena pak Gunawan masih menggunakan seragam polisi sehingga terlihat aura yang sangat menakutkan di mata Sonia dan juga David.
"Ayo siapa yang akan berbicara terlebih dahulu.?" pak Gunawan memandang Sonev dan Vano bergantian.
...****************...
Hai Reader, semoga kalian suka dengan karya pertama ku ini. Selamat membaca
"Sekarang siapa yang mau menjelaskan, awal mulanya?" Pak Gunawan melihat ke empat anak muda yang ada di sana. Mereka berempat saling memandang, dan akhirnya Sonev yang mulai berbicara.
"Awalnya.begini om....."
Sonev menjeda kalimatnya, lalu menelan salivanya kemudian melanjutkan ucapannya.
"Semuanya berawal ketika saya sedang bersih bersih taman, karena saya.bekerja di sebuah taman kota setiap pulang sekolah untuk keperluan hidup saya, karena ibu hanya seorang buruh pabrik yang gajinya hanya cukup untuk makan saja."
Di saat saya membersihkan bagian kolam.saya tidak melihat kalau putra bapak ada di sana, saya terpeleset saat berjalan, karena kaget saya memegang apa saja yang ada di sana. Ternyata baju putra bapak yang saya pegang dan akhirnya kami berdua tercebur ke dalam kolam tersebut. Kami basah kuyup."
Setelah kami masuk ke.kolam, kedua sahabat saya datang kemudian membawa.kami.untuk.segera pulang, karena sahabat saya tahu kalau saya akan sakir kalau badan saya basah."
"Iya om, kami membawa Sonev pulang ke rumah dan.juga membawa putra om ke sini. Setelah memberikan obat dan bubur, Sonev tidur. Kami.memutuskan untuk pulang setelah melihat Vano..juga tidur mungkin. Dab kami.tidak tahu lagi apa yang terjadi selanjutnya."
"Mungkin anak.om.yang lebih tahu apa yanh sudah terjadi saat kami.sudah pulang. Om bisa tanya pada putra om. Karena dia yang tidur di ruang tamu."
Pak Gunawan tampak mengangguk angguk, kemudian bertanya kembali pada Sonia dan David. "Kenapa kalian meninggalkan Vano di ruang tamu sendirian?"
"Karena Kami mendapatkan telpon dari orang tua untuk segera pulang, karena memang hari sudah malam." David yang menjawab pertanyaan dari pak Gunawan.
"Seharusnya kalian membangunkan Vano sebelum.kalian berdua pulang, sehingga hal seperti ini tidak akan pernah terjadi."
"Kami sudah mencoba untuk membangunkan Vano, mungkin karena pengaruh obat yang di minumnya sebelum tidur, Vano sangat sulit untuk di bangunkan."
"Jangankan minum obat, tidak minum.obat saja Vano memang sulit untuk bangun." Celetuk bu Kania keceplosan.
"Nah itu tante tahu kalau anaknya sudah di bangunkan." Serang Sonia.yang tidak mau di salahkan sepenuhnya.
Sedangkan bu Kania hanya bisa terdiam saja saat pak Gunawan menatapnua dengan tajam.
Ehhheeemmmm
Pak Gunawan berdehem kemudian melanjutkan bicaranya. "Lalu bagaimana dengan kamu Vano, mengapa kamu bisa sampai berada di dalam kamar Sonev di dan tidur di ranjangnya?" Pak Gunawan menatap kesal ke arah Vano.
Vano yang di tanya oleh pak Gunawan secara tiba tiba gelapan karena saat itu Vano sedang mengupil dan hal itu membuat semua orang yang di sana menjadi kesal karena ulah Vano.
Vano tidak langsung menjawab pertanyaan papahnya karena semua orang memandang dirinya dengan jijik karena ketahuan sedang mengupil di saat situasi sedang tidak kondusif.
"Vano ayo cepat jawab, jangan malah bengong.!"
"Jangan marah marah pah, kasian Vano, sepertinya sedang tertekan." Kania membela anaknya.
Pak Gunawan hanya diam saja, tidak mendengarkan apa yang di ucapkan oleh istrinya.
"Iya pah, Vano akan menjelaskan kenapa Vano bisa ada di kamarnya Sonev."
Semua orang memandang Vano.untuk mendengarkan Vano bicara. "Saat itu Vano bangun dari tidur, melihat sekeliling rumah nggak ada siapa siapa. Perut Vano lapar dan juga haus. Niatnya ingin mencari makanan, tapi setelah di cari tapi tidak ada makanan, di kulkas hanya ada minuman, Vano tidak tahu kalau.Ternyata minuman yang Vano.minum mengandung alkohol. Kepala Vano pusing, kemudian masuk ke dalam kamar untuk tidur biar nggak pusing, Vano.tidak tahu kalau kamat itu ada Sonev, sampai akhirnya bu Maria membangunkan Vano sambil teriak teriak."
Vano mengakhiri ceritanya kemudian memandang kedua orang tuanya dan juga bu Maria.
"Pah, Vano masih sekolah dan belum mau menikah, masa depan Vano bagaimana pah?"
"Yah kamu harus tetap bertanggung jawab terhadap anak saya, karena kamu sudah tidur.satu ranjang." Bukan pak Gunawan yang menjawab tapi bu Maria yang bicara dengan nada tinggi.
"Bu Maria, bisa nggak jangan membentak anak saya, bagaimana pun Vano itu putra saya satu satunya, yanh selama ini saya tidak pernah membentaknya, tiba tiba sekarang anda berbicara dengan keras terhadap anak saya."
"Hei ibu Kania, seandainya posisi anda di posisi saya saat ini, mungkin saja bu Kania akan bersikap seperti saya, karena saya tidak ingin anak saya tidak bisa mendapatkan suami karena anak.saya sudah pernah tidur dengan laki laki lain sebelum menikah." Bu Maria berkaca kaca.
"Sudah bu Maria, kita selesaikan masalah ini dengam kepala jernih, dan akan saya pastikan kalau putra saya akan bertanggung jawab dengan perbuatannya." Pak Gunawan yang tahu bagaimana kesedihan bu Maria.
"Tapi pah, tidak bisa begitu dong, bagaimana dengan nasib Vano, masih kecil harus menikah." Bu Kania tidak terima dengan ucapan suaminya.
"Vano sudah dewasa mah, kita tidak bisa membiarkan Vano lari dari tanggung jawab."
"Tapi pah....."
Bu Kania tidak melanjutkan bicaranya, tatapan tajam dari suaminya membuat Bu Kania terdiam.
"Sonev, bagaimana menurut kamu?" Pak Gunawan menatap Sonev.
"Bagaimana apanya om?" Sonev terlihat ragu dan juga bingung dengan pertanyaan yang di ajukan pak Gunawan terhadap dirinya.
"Maksud om, dengan tanggung jawab Vano terhadap kamu, walaupun om percaya kalau kalian tidak melakukan hal yang lain selain kalian tidur bersama dalam satu ranjang karena pengaruh obat karena sakit dan juga alkohol, tapi tetap saja hal itu adalah sebuah aib yang harus di tutupi dengan jalan menikahkan kalian berdua."
"Pah......" Bu Kania dan juga Vano serempak.
Tatapan tajam pak Gunawan terhadap keduanya membuat mereka hanya menelan saliva merema saja, karena Pak.Gunawan orang yang sangat jarang marah, namun jika marah tidak ada yang bisa menahan nya.
Akhirnya diputuskan kalau Sonev dan Vano akan menikah malam itu juga dengan pernikahan siri, setelah keduanya lulua sekolah menengah, makan pernikahan mereka akan di urus ke KUA, Karena saat ini.keduanya masih berstatus pelajar sekolah menengah atas kelas dua belas semester ganjil.
Dengan melalui koneksinya, pak Gunawan memanggil penghulu untuk menikahkan Sonev dan Vano, dengan mengundang pak Rt sebagai pejabat yang berwenang di wilayah tempat tinggal Sonev dan bu Maria tinggal.
Di bantu Sonia dan juga bu Maria, Sonev di rias dengan polesan yang sederhana, namun tidak menghilangkan aura kecantikan dari wajah Sonev yang cantik dengan kulit yang putih dan bersih. Menggunakan wali hakim, karena ayah Sonev yang sudah lama meninggal dunia, dan tidak memiliki saudara yang lainnya.
Sedangkan bu Kania terlihat uring uringan karena putra kesayangannya harus menikah dengan cara yang seperti ini.
Selesai di rias, Sonev kemudian di bawa ke.depan, di mana Vano sudah duduk di depan penghulu dan juga pak Rt yang menjadi saksi dan juga beberapa warga yang mengenal keluarga bu Maria.
...****************...
Hai Reader jangan lupa baca terus karya aku ya, happy reading
Akhirnya diputuskan kalau Sonev dan Vano akan menikah malam itu juga dengan pernikahan siri, setelah keduanya lulua sekolah menengah, makan pernikahan mereka akan di urus ke KUA, Karena saat ini.keduanya masih berstatus pelajar sekolah menengah atas kelas dua belas semester ganjil.
Dengan melalui koneksinya, pak Gunawan memanggil penghulu untuk menikahkan Sonev dan Vano, dengan mengundang pak Rt sebagai pejabat yang berwenang di wilayah tempat tinggal Sonev dan bu Maria tinggal.
Di bantu Sonia dan juga bu Maria, Sonev di rias dengan polesan yang sederhana, namun tidak menghilangkan aura kecantikan dari wajah Sonev yang cantik dengan kulit yang putih dan bersih. Menggunakan wali hakim, karena ayah Sonev yang sudah lama meninggal dunia, dan tidak memiliki saudara yang lainnya.
Sedangkan bu Kania terlihat uring uringan karena putra kesayangannya harus menikah dengan cara yang seperti ini.
Selesai di rias, Sonev kemudian di bawa ke.depan, di mana Vano sudah duduk di depan penghulu dan juga pak Rt yang menjadi saksi dan juga beberapa warga yang mengenal keluarga bu Maria.
Pernikahan sangat sederhana tersebut akhirnya selesai juga, dan malam itu juga Sonev di bawa pulang ke rumah Vano, selama acara berlangsung, bu Kania tidak ada senyum sama sekali. Wajahnya terus cemberut karena kesal dengan suaminya yang mengijinkan Vano untuk nenikahi Sonev, sedangkan Vano sejak keputusan untuk menikahi Sonev hanya bisa tertunduk lesu, dirinya sangat tidak menduga di saat usianya yang masih terbilang muda sudah harus menyandang status sebagai seorang suami. Sonev lebih terpukul dengan kejadian ini, sang ibu yang terus mendesak pak Gunawan agar Vano menikahi dirinya.
Sonia dan David sahabat baiknya hanya bisa menghibur Sonev serta meminta maaf karena sudah meninggalkan Vano sendirian di ruang tamu.
"Kalian jangan merasa bersalah, mungkin ini sudah menjadi takdir hidupku menikah muda."
Sonev dan Sonia berpelukan dengan sangat erat. "Kalian berdua jangan lebay, besok juga kalian bertemu lagi di kelas."
"David........" David mendapatkan tatapan tajam daro Sonia dan Sonev.
"Ha ha ha...."
David bukannya takut mendapatkan tatapan.horor dari kedua sahabatnya, tetapi tertawa cukup keras sehingga mendapatkan teguran.dari.para orang tua yang masih ada di sana.
"Aku minta sama kalian berdua untuk merahasiakan.pernikahan ku ini. Kalian harus janji."
Keduanya mengangguk tanda mengerti apa yang sudah di ucapkan oleh Sonev
Dirasa semuanya sudah selesai, semua orang membubarkan diri, dan malam itu juga Sonev ikut pulang ke rumah Vano, karena desakan dari bu Maria agar Sonev ikut dengan suami nya walaupun sebenarnya Sonev sendiri tidak ingin.ikut dengan keluarga Vano karena melihat tatapan bu Kania yang sangat tidak ramah terhadap dirinya karena dianggap sudah menghancurkan masa depan Vano.putra kesayangannya.
SElama perjalanan tidak ada percakapan.di antara mereka, hanya sibuk dengan pikiran mereka masing masing. Hingga akhirnya suara pak Gunawan menghilangkan kesunyian di antara mereka.
"Kamu sekolah di mana?"
"Di SMA negeri 1, om."
"SMA Negeri 1?"
Pak Gunawan mengulang kembali jawaban Sonev.
"Iya om..."
"Sama dong dengan tempat mamahnya Vano mengajar, dan.kebetulan Vano juga nanti sekolah di sana."
"Tante baru pindah om?"
"Iya kami baru pindah ke kota ini karena om di pindah tugaskan ke kota ini."
"Tante mengajar mapel apa?" Sonev basa.basi.dengan.bu Kania.untuk.mencairkan.suasana. Namun pak Gunawan yang menjawabnya. Karena.bu Kania.terlihat hanya diam.saja
"Mapel.matematika."
"Oh mapel Matematika."'bibir Sonev mengerucut karena.sudah terbayang olehnya, matematika.adalah pelajaran yang paling di bencinya, karena.Sonev sangat lemah dalam pelajaran hitung hitungan.
Mertuanya yang akan.mengajar matematika, sedangkan dirinya tidak menyukai pelajaran terdebut.
"Mati aku...." gerutu Sonev dalam hatinya.
Tidak terasa, mobil yang di kendarai pak Gunawan sudah sampai.di.garasi rumah tingkat dua, dengan cat putih dan.halaman yang luas di tumbuhi dengan aneka macam bunga.
Sonev keluar dari.mobil.kemudian mengambil kopernya sendiri tanpa.di bantu.oleh siapa pun, bu Kania.dan Vano.keduanya tampak.diam, hanya pak.Gunawan saja yang masih menyapa Sonev.
"Kopernya berat, sini.papah bawa."
"Nggak berat kok pah, biar Sonev bawa sendiri kopernya." Sonev menolak.dengan halus.
"Huh, harusnya Vano yang membawa koper ku ini, secara dia kan suamiku sekarang." gerutu Sonev dalam hati.
"Kamar Vano ada di lantai atas sebelah kiri, kamu.masuk.saja." pak.Gunawan mengarahkan.
"Terima kasih pah."
"Kamu bisa membawa koper itu ke atas?"
"Bisa pah." jawab Sonev.
Dengan susah payah Sonev membawa kopernya ke lantai atas. Ternyata undakan tangganya.sangat banyak pantas saja terasa sangat melelahkan.
Sonev berjalan ke arah kiri tempat kamar Vano berada sesuai arahan pak Gunawan
Dengan perlahan Sonev membuka pintu kamar Vano yang ternyata tidak di kunci. Sonev masuk ke dalam kamar, terlihat sangat luas dengan sentuhan warna maskulin khas laki laki, dengan tempat tidur dengan ukuran king size. Kamar yang terlihat sangat rapi.
Sonev tidak melihat Vano di dalam kamar, namun terdengar Suara gemericik air di kamar mandi. Mungkin Vano sedang mandi, begitu pikir Sonev.
Sonev hanya duduk saja di sofa karena tidak tahu harus apa, karena jika Sonev langsung berbaring khawatir yang punya kamar jadi marah.
Cklek...
Suara pintu kamar mandi di buka, lalu Vano keluar dari.kamar mandi menggunakan handuk sebatas pinggang dengan rambut yang masih basah terlihat sangat seksi.
Sonev sampai tidak bisa berkedip.melihat tubuh atletis Vano, walaupun masih anak SMA tapi Vano.sudah sangat menjaga tubuhnya agar tetap sehat dan bugar.
"Tutup itu mulut, nanti ada lalat masuk."
Sonev menjadi malu, karena.ternyata Vano melihat dirinya yang sedang memandang Vano.
"Mati gue, mau.gue.simpan.di mana ini muka. Kok.Bisa bisanya gue terpesona sama tubuhnya." Sonev menggerutu dalam hati serta merutuki.dirinya.sendiri karena terlena dengan bentuk tubuh seksi milik Vano.
"Kamu mau sampai kapan duduk di situ, apa kamu mau tidur dengan pakaian seperti itu?"
Sonev melihat tampilan dirinya yang masih memakai celana jeans dan juga kaos tangan serta jaket. Kemudian Sonev menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Vano.
"Maaf, gue Mau ganti baju sebentar." Sonev menundukkan kepalanya kemudian berjalan ke arah kopernya yang masih terletak di dekat pintu masuk.
"Lo bis simpan pakaian lo di dalam lemari yang sebelaj kanan, lemari itu kosong, bisa lobpakai untuk menyimpan semua pakaian lo."
Vano sudah mengganti pakaiannya dengan celana pendek dan kaos longgar.Dan bersiap untuk tidur.
...****************...
Bersambung.....
Hai reader jangan lupa like dan tinggalkan.komeny bermutu yang dapat othor gunakan sebagai bawah rujukan. Happy reading
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!