Tamu Yang Tak Di Undang
Cp 1 : Proyek Salah Waktu
-- Tamu Yang Tak Di Undang --
Kantor editorial startup media digital “RAVÁ”, ruang kerja terbuka yang modern dan minimalis. Elara duduk di mejanya, membuka dokumen brief proyek baru. Ia mengernyit saat membaca nama narasumber utama.
Elara Nadhira
//Membaca dokumen.
Elara Nadhira
Apa - apa an ini?
Stranger
//Berjalan mendekat sambil membaca secangkir kopi.
Stranger
//Meletakkan kopi di meja Elara.
Elara Nadhira
Gue abis baca dokumen ini, sha.
Elara Nadhira
Lo tau tentang narasumber kita?
Sasha Bearly
Oh, jadi lo udah baca narasumber nya ya?
Sasha Bearly
Gimana? Ganteng kan?
Sasha Bearly
Gue pernah liat dia waktu prestasi di kampus, wajahnya itu beuh, kaya artis.
Elara Nadhira
//Menghela napas.
Elara Nadhira
Lumayan.... udah terkenal ya sekarang?
Sasha Bearly
//Mengangguk dan berjalan duduk di depan Elara.
Sasha Bearly
Dia baru balik dari Berlin, katanya idealis parah
Sasha Bearly
Cocok buat tuh artikel
Elara Nadhira
//Diam sejenak lalu tersenyum tipis.
Elara Nadhira
Ya.... wajah baru ya? lucu.
Elara Nadhira
Gue kenal dia dulu, sebelum semua itu.
Sasha Bearly
//Mengangkat alis.
Sasha Bearly
Serius? temen kampus?
Elara Nadhira
//Menatap layar leptop.
Elara Nadhira
Temen SMA, dulu dia.... punya tempat penting.
Elara Nadhira
Tapi sebelum itu kita juga satu SD.
Sasha Bearly
Oke, tapi sekarang lo tetep profesional kan?
Sasha Bearly
Karna proyek ini lumayan banget, sayang juga kalo ada masalah.
Elara Nadhira
//Tersenyum tipis.
Elara Nadhira
Gue akan selalu profesional.
Cp 2 : Pertemuan Pertama (Lagi)
-- Tamu Yang Tak Di Undang --
Elara Nadhira
//Berjalan menuruni tangga.
Elara Nadhira
//Memeriksa HP nya.
[Subject: Konfirmasi Meeting dengan Reyhan Alvaro – Jumat, 10.00 AM]
Lokasi: Rooftop Café, Blok M.
Catatan: Narasumber akan menunggu di meja luar. Katanya dia lebih suka bicara di tempat yang ada langit.
Elara Nadhira
//Tersenyum tipis.
-----------------------------
Rooftop Café, Jumat pagi. Jakarta mendung tipis. Elara menaiki tangga menuju lantai atas dengan ransel berisi alat rekam dan catatan. Napasnya sedikit tak teratur—antara gugup dan marah yang dipendam terlalu lama.
Elara Nadhira
(Tujuh tahun, tidak ada kabar, tidak ada satu pesan, tidak ada satu penjelasan.)
Elara Nadhira
//Menghela napas.
Elara Nadhira
(Sekarang dia duduk di meja paling pojok, menikmati kopi seolah semua baik - baik saja.)
Reyhan duduk dengan laptop terbuka. Ia mengenakan kemeja linen warna pasir, rambut sedikit acak. Begitu melihat Elara datang, ia berdiri dan tersenyum pelan—seolah mereka baru tak bertemu kemarin sore.
Reyhan Alvaro
Elara Nadhira, masih tepat waktu ya?
Reyhan Alvaro
//Tersenyum miring.
Elara Nadhira
//Datang tanpa tersenyum.
Professionalisme nggak ikut hilang kayak yang lain.
Reyhan Alvaro
//Tertawa kecil.
Reyhan Alvaro
Lo masih tajam, kurasa aku kangen yang itu
Elara Nadhira
//Duduk dan mengeluarkan alat perekam.
Elara Nadhira
Gue nggak di sini buat nostalgia, kita mulai aja
Reyhan menatapnya sejenak. Tatapan yang dulu terasa hangat, sekarang lebih tenang tapi menyimpan sesuatu.
Reyhan Alvaro
Kalau gue minta maaf lima menit sebelum kita kerja, kamu izinkan?
Reyhan Alvaro
Buat bilang.... maaf.
Elara terdiam. Kata itu tidak cukup. Tidak untuk tujuh tahun yang . Tapi anehnya, ia tidak marah seperti dulu. Ia hanya ingin tahu ---- kenapa.
Elara Nadhira
Kenapa lo pergi, Rey?
//Suara lirih.
Elara Nadhira
Kita teman, atau dulu gue pikir gitu.
//Gumam.
Reyhan Alvaro
Ayah gue bangkrut, malam sebelum kelulusan kita harus pergi ke Jerman.
Reyhan Alvaro
Gue cuman bawa satu koper dan satu janji ke diri sendiri "nggak akan narik lo ke dalam kekacauan keluarga gue"
Elara Nadhira
Lo nggak perlu narik, lo juga nggak perlu hiang, Rey.
Diam. Bunyi angin pelan menerpa kanopi Cafe.
Elara Nadhira
Dulu, iya.
//menatap lurus.
Elara Nadhira
Sekarang? gue cuman penasaran kenapa hidup selalu bercanda pakai orang yang sama.
//lirih.
Reyhan Alvaro
//Tersenyum kecil.
Reyhan Alvaro
Mungkin karna orang itu belum selesai di hidup lo.
Elara tak menjawab, ia menekan tombol alat rekam. Lampu merah menyala.
Elara Nadhira
Oke, sekarang kita kerja.
//Ucapnya tegas.
Elara Nadhira
Artikel ini tentang Jakarta dan lo, bukan tentang kita.
Elara Nadhira
(Tapi kata ‘kita’ tiba-tiba terasa aneh di lidahku. Seperti kata asing yang dulunya akrab—dan sekarang kembali untuk minta diterjemahkan.)
Cp 3 : Flashback yang Tak Selesai
-- Tamu Yang Tak Di Undang --
Malam hari, kamar Elara. Setelah pertemuan canggung tapi jujur dengan Reyhan, Elara duduk di ranjangnya, laptop terbuka, catatan wawancara belum disentuh. Matanya malah terpaku pada folder lama berisi foto dan jurnal SMA.
Elara Nadhira
(Orang bilang masa lalu nggak bisa diulang. Tapi kenangan? Mereka keras kepala. Mereka datang di saat yang paling nggak diundang. Seperti Reyhan. Seperti hari itu—saat kami pertama kali benar-benar saling tahu.)
Flashback – SMA, 10 tahun lalu. Taman belakang sekolah. Reyhan duduk di bangku kayu, membaca cerpen yang Elara tulis untuk majalah dinding.
Reyhan Alvaro
Lo nulis ini buat siapa?
//Tanpa mengangkat kepala.
Reyhan Alvaro
Karakter cowoknya suka senyap, nggak banyak bicara, tapi tiba - tiba tahu semua hal tentang ceweknya.
Elara Nadhira
Fiksi, Rey.
//Pura - pura cuek.
Elara Nadhira
Nggak semua tulisan itu personal.
//Menatap lurus.
Reyhan Alvaro
//Menutup kertas, lalu beralih menatap Elara.
Reyhan Alvaro
Tapi lo nulisnya pakai perasan
Elara terdiam. Reyhan terlalu tepat. Terlalu tahu, ia selalu begitu.
Reyhan Alvaro
Kalau suatu hari gue ngilang tiba - tiba, lo bakal nyari ga?
Elara Nadhira
Gue bukan penulis drama, tapi ya.... maybe.
Reyhan Alvaro
Bagus, karna kalo gue pergi, gue harap lo ngga pernah lupa kalo gue pernah ada di tulisan lo
Flashback selesai. Elara mengusap wajahnya, lalu membuka dokumen kosong. Ia mulai mengetik artikel tentang Reyhan. Tapi suatu paragraf berhenti di tengah kalimat.
Elara Nadhira
(Bagaimana caranya menulis seseorang yang pernah menjadi inspirasi dalam hidup mu.... dan sekarang muncul lagi sebagai kenangan hidup?)
Ponsel nya bergetar. Satu pesan masuk dari Reyhan :
"Besok kita lanjut sesi wawancara, ya. Kalau bisa di taman kota yang pernah kamu sebut waktu SMA. Aku ingat"
Elara Nadhira
Huh, orang ini memang sengaja ya?!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!