Mikayla Azzahra
Senyum Manis
Mikayla Azzahra
*lari dengan tergopoh-gopoh
Kereta berhenti, keluar seorang pria dari balik pintu dengan jubah putih miliknya
Mikayla Azzahra
“ALLL!!!!”
Mikayla Azzahra
*melambaikan tangan dengan riang
Teriakan wanita itu membuatnya sedikit menunduk malu
Raka Al-Azhari
‘Dasar bocill’ batinnya, tersenyum kecut .
Raka Al-Azhari
“Iya, Ra… ga perlu teriak gitu, aku denger kok”
Mikayla Azzahra
“Mwehehee…”
Mikayla Azzahra
“Habisnya kamu lama bener”
Raka Al-Azhari
“Iya sorry, ini aja hafalan nya aku tunda demi pulang lebih awal dari yang lain”
Dona Cantika
“Al, Zahra, ayo…”
Dona Cantika
“Papa udah nungguin tuh”
Keduanya berlari kecil mendekati Mama Dona
Raka Al-Azhari
“Ma, apa kabar?”
Raka Al-Azhari
*mencium punggung tangan Dona
Dona Cantika
“Mama baik, sayang…”
Dona Cantika
*mengelus kepala Al perlahan
Malik Al-Azhari
“Wahh… ini dia jagoan Papa”
Keduanya berpelukan lalu melanjutkan perjalanan
Dona Cantika
“Zahra sayang, tolong bantu Al angkat barang belanjaan kita tadi ya”
Mikayla Azzahra
“Siap, madam!”
Raka Al-Azhari
“Denger-denger kamu lagi dekat ya sama ketos?”
Mikayla Azzahra
“Dih, suka banget ngurusin romansa orang”
Malik Al-Azhari
“Biar ajalah Al, lagian Zahra juga udah besar dan emang lagi masa-masa pubernya, ‘kan?”
Malik Al-Azhari
*mengedipkan mata
Mikayla Azzahra
“Tuh, Papa aja ngertiin”
Mikayla Azzahra
*menjulurkan lidah sembari mengangkat barang belanjaan
Mikayla Azzahra
“Ma, aku ganti baju dulu”
Dona Cantika
“Iya sayangg…”
Raka Al-Azhari
*masuk ke dapur
Raka Al-Azhari
“Kenapa Mama belanja banyak buah?”
Dona Cantika
“Dua hari lagi peringatan ke 10 tahun Ayah dan Ibu nya Zahra, sayang”
Dona Cantika
“Kamu lupa?”
Raka Al-Azhari
“Tidak, maksudnya kenapa ini-“
Mikayla Azzahra
“Zahra mau ikut kesana”
Mikayla Azzahra
*tiba-tiba berdiri di belakang Al
Malik Al-Azhari
*mengangguk melihat Al
Raka Al-Azhari
“Bukannya kamu-?”
Mikayla Azzahra
“Tenang aja, aku udah besar. Aku juga pengen liat tempat istirahat mereka”
Mikayla Azzahra mengalami kecelakaan mobil di hari ultah nya yang ke 3th. Tahun itu mereka berencana merayakan keluar rumah namun siapa sangka mobil terbawa arus jalanan yang licin hingga membentur keras dinding pembatas jalan yang mengakibatkan kedua orang tuanya meninggal dunia.
Mikayla Azzahra
‘Terkadang trauma memang harus dihadapi demi menguatkan diri sendiri’
Raka Al-Azhari
*tersenyum teduh melihat senyum di bibir Zahra yang amat manis
Raka Al-Azhari
‘Ternyata dia sudah sedikit dewasa’
Welcome to my first Chat Storyy!!!!
Maaf kalau masih banyak kurang nya ya, selamat membaca🩵
Tuan Putri
Malik Al-Azhari
“Al, tolong ambilkan beberapa potong buah di dalam kulkas untuk Zahra, ya…”
Malik Al-Azhari
“Papa masih mengerjakan sesuatu”
Malik Al-Azhari
*tak melepaskan pandangan dari laptop
Raka Al-Azhari
*membuka pintu kulkas dan terkejut mengatup mulut
Raka Al-Azhari
“Ra! Ini seriusan?”
Al memekik memanggil Zahra yang tengah asyik mengobrol dengan Mamanya
Dona Cantika
“Jangan heran Al, kaya gak tau aja ini anak emang sedikit random”
Dona Cantika
*memeluk badan Zahra di pangkuannya
Raka Al-Azhari
‘Random sih random tapi ini… masih ku pikirkan di mana aku menemukan buah disini?’
Malik Al-Azhari
“Yang itu khusus untuk cemilan nya,”
Malik Al-Azhari
“Kamu bisa ambil di kulkas satu lagi, Al”
Raka Al-Azhari
“Sungguh diluar nalar, ih”
Mikayla Azzahra
“Al, aku mau itu juga dong”
Mikayla Azzahra
*menunjuk isi kulkas yang dipenuhi coklat
Raka Al-Azhari
“Pantas saja gigi kamu jelek”
Mikayla Azzahra
“Ma, liat diaa!”
Mikayla Azzahra
*rengek nya
Raka Al-Azhari
“Chk, apa kau benar-benar remaja 13 tahun, yang mulia?…”
Dona Cantika
“Alll… Kamu ini ya, suka banget godain Zahra”
Malik Al-Azhari
“Berhenti bermain, Al. Setelah itu laporkan hasil hafalan kamu beberapa bulan ini”
Raka Al-Azhari
“Heuh… selalu begini. Apa aku benar-benar anak kalian?”
Mikayla Azzahra
*tertawa puas menerima piring yang penuh dengan potongan buah
Mikayla Azzahra
“Didikan militer!!”
Mikayla Azzahra
“Semangat ketua!”
Raka Al-Azhari
*bombastis eyes
Mikayla Azzahra
*cekikikan menutup mulut nya
Al berusia 3th lebih tua dari Zahra. Namun mereka terbiasa memanggil nama dan sudah seperti adik kakak dirumah ini.
Mikayla Azzahra
“Ini tempat nya?”
Malik Al-Azhari
“Iyaa, yuk turun. Biar Papa dan Al yang membawa barang-barang nya”
Mereka masuk dan berhenti di salah satu Bong Pay tak luas tak juga sempit yang bersebelahan.
Dona Cantika
“Hai Nik, aku datang. Maaf baru bisa membawa Mikayla setelah 10 tahun terakhir”
Dona Cantika
*menurunkan sepiring buah
Dona Cantika
“Sapa dan berbicara lah sesuka hati, dia Ayah dan juga Ibu mu,” tersenyum kembali berdiri sedikit menjauh.
Raka Al-Azhari
*menghampiri
Raka Al-Azhari
“Kalau tidak bisa di ungkapkan. ucapkan saja disini,” menunjuk hati Zahra.
Mikayla Azzahra
*mengangguk
Mikayla Azzahra
‘Maaf Zahra baru bisa datang sekarang. Tapi kalian tidak salah pilih punya sahabat, mereka baik bahkan sangat baik. Aku tumbuh dengan ribuan kasih sayang dari mereka, Zahra harap kalian ikut bahagia melihat ku’
Mikayla Azzahra
‘Oh iya, Mama bilang nama asli Zahra hanya Mikayla. Mereka menambahkan akhiran Azzahra. Yah, Bu, Zahra senang bisa memiliki nama pemberian dari kalian semua. Itu cukup membuktikan kasih sayang kalian yang teramat besar untuk ku, semoga kita bisa berkumpul lagi nanti nya yaa…’
Raka Al-Azhari
*menyeka air mata Zahra
Raka Al-Azhari
“Ra, apapun itu mari kita pergi kesini lebih sering”
Mikayla Azzahra
*mengangguk
Malik Al-Azhari
“Sudah selesai?”
Dona Cantika
“Jika sudah, bisakah kita pergi merayakan hari kelahiran kamu sekarang?”
Kedua anak itu menoleh bersamaan
Malik Al-Azhari
“Tidak apa, mulai sekarang mari buat hari ini jadi hari yang bahagia”
Malik Al-Azhari
“Papa tidak ingin Tuan Putri kita bersedih pada momen berharga seperti ini”
Dona Cantika
*mengedikkan bahu, tersenyum
Mobil akhirnya berderu melaju meninggalkan Bong Cino (tempat pemakaman Tionghoa)
Question
Raka Al-Azhari
“Masih lama?” memeriksa jam tangan.
Mikayla Azzahra
“Bentar, masih di toilet”
Raka Al-Azhari
“Niat bener ke toilet bawa ponsel sambil teleponan gini”
Mikayla Azzahra
“Cuci tangan doang”
Mikayla Azzahra
“Kena tinta spidol tadi”
Raka Al-Azhari
“Nungguin Zahra, Jan”
Gea
“Loh, bukannya udah keluar ya?”
Jani
*menarik pelan tangan Gea
Jani
“Eh, kak kami duluan ya”
Mereka berbisik tapi masih terdengar oleh Al.
Jani
“Kamu ih, privasi dikit bisa gak? mungkin si Zahra lagi bareng kak Ridwan”
Gea
“Loh, aku kira kak Raka tau”
Jani
*menepuk jidat Jani dengan sapu tangan nya
Raka Al-Azhari
‘Ridwan?, mungkinkah…’
Mikayla Azzahra
*berlari kecil
Mikayla Azzahra
“Al-Az!?…”
Raka Al-Azhari
*menangkap badan Zahra yang hampir jatuh
Raka Al-Azhari
“Pelan-pelan, Ra…”
Ridwan
“Ra, jangan lupa besok bawa daftar nama anggota baru nya, ya..”
Mikayla Azzahra
“Kak Ridwan, besok bakal ada pelantikan anggota OSIS yang baru”
Mikayla Azzahra
“Kebetulan kemaren aku yg pegang daftar anggota nya”
Mikayla Azzahra
*masuk mobil
Raka Al-Azhari
‘Tsk, jadi dia’
Dona Cantika
“Ra, pacar kamu nelpon tu,” panggil sedikit keras
Raka Al-Azhari
*bergegas melihat ponsel Zahra yang bergetar di atas meja dekat televisi
Raka Al-Azhari
‘Ridwan lagi!’
Mikayla Azzahra
“Ya, kak….”
Mikayla Azzahra
“Pa, Al kemana?”
Malik Al-Azhari
“Dia ngambek tuh”
Mikayla Azzahra
“Lah, kenapa?”
Dona Cantika
“Kaya nya karena kamu punya pacar deh”
Mikayla Azzahra
“Ih, bukan pacar! Cuma temen”
Mikayla Azzahra
“Mama sihh pake teriak pacar Zahra, segala”
Malik Al-Azhari
“Udahh… buruan liat sana”
Mikayla Azzahra
“Haishh…”
Dengan langkah berat ia menggedor pintu kamar Al.
Mikayla Azzahra
“Raka Al-Azhari, tolong bukain pintu donggg”
Mikayla Azzahra
“Mau Question dikit”
Mikayla Azzahra
*duduk, menggaruk kecil kepala
Mikayla Azzahra
“Mm… dia cuma temen Al, aku ga pacaran kok”
Raka Al-Azhari
“Kamu lupa aku bilang apa?”
Mikayla Azzahra
“Tapi kami bener-bener temen doang..”
Mikayla Azzahra
“Kenapa Islam dilarang pacaran?”
Raka Al-Azhari
“Islam gak melarang pacaran selama dengan yang halal (suami istri)“
Mikayla Azzahra
“Kenapa harus yang ngerti agama?”
Raka Al-Azhari
“Karena laki-laki pemimpin”
Mikayla Azzahra
“Kenapa harus berhijab?”
Raka Al-Azhari
“Untuk menjaga kemuliaan wanita”
Mikayla Azzahra
“Benarkah, lalu mereka?”
Raka Al-Azhari
*mengendus halus
Raka Al-Azhari
“Mereka biar urusan mereka dengan Tuhan nya”
Raka Al-Azhari
“Kalau anda urusan saya, Tuan putriii”
Mikayla Azzahra
*menyerengit
Mikayla Azzahra
“Kenapa?”
Raka Al-Azhari
“Sebagai yang tertua dari kamu dan anggap saja nasihat kakak untuk adik nya”
Mikayla Azzahra
“Chk, iya kakak Rakaa”
Raka Al-Azhari
“Kok Raka?”
Mikayla Azzahra
“Bukannya kamu senang para gadis memanggil mu dengan sebutan itu”
Mikayla Azzahra
*raut mengejek
Raka Al-Azhari
“Aku suka, karena cuma keluarga yang memanggil nama Al-Azh untuk ku”
Mikayla Azzahra
“Dihh… siapa juga yang mau saudara sama kamu”
Mikayla Azzahra
*keluar kamar
Raka Al-Azhari
*menggeleng
Sudah biasa mereka seperti itu, jadi tidak heran jika Al kembali, rumah ini terasa seperti pasar ikan.
Chandra
“Baik, cukup untuk hari ini”
Chandra
“Mulai Hari Senin kita akan melaksanakan ujian, jangan lupa belajar terutama kalian bertiga”
Chandra
*melirik 3 wanita di barisan paling akhir
Mikayla Azzahra
“Iya pak”
Gea
“Rese banget, pake nunjuk segala”
Jani
“Biarin aja, dia tu baru disini”
Mikayla Azzahra
“Terima kenyataan aja”
Mikayla Azzahra
“Toh emang cuma kita yang paling malas belajar disini”
Gea
“Bukan malas Ra. Kita tuh bidang nya lain”
Jani
“Bener tu, aku suka musik”
Gea
“Aku suka nyanyi dan kamu sendiri suka nya olahraga”
Jani
“Otak kita emang ga di takdirkan untuk berpikir”
Keduanya memanggut manggut
Raka Al-Azhari
“Eh, kak Chandra?”
Chandra
“Nunggu siapa Rak?”
Raka Al-Azhari
*melihat penampilan Chandra
Raka Al-Azhari
“Kakak ngajar disini”
Chandra
“Eh, iya nih. Kebetulan ada lowongan kemaren”
Mikayla Azzahra
“Al-Azh!”
Mikayla Azzahra
“Eum, Bapak wali kelas”
Mikayla Azzahra
*menyapa dengan lengkap
Raka Al-Azhari
“Wahh… kebetulan macam apa ini”
Keduanya menjawab bersamaan
Mikayla Azzahra
“ADIK!!!”
Mikayla Azzahra
“Sejak kapan!”
Raka Al-Azhari
“Kalau begitu, kami duluan ya kak”
Raka Al-Azhari
*Mendorong Zahra masuk kedalam mobil
Chandra
“Iya Rak, hati-hati ya”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!