Story Of A Tomboy Girl
Anak baru
Anna berjalan menuruni tangga
Anna
Pagi kak. (wajah datar)
Bagas
Datar amat adeknya abang
Bagio
Kan emang gitu anaknya gimana sih lu
Bagas
Gua kagak ngomong sama lu (melirik sinis Bagio)
Belum habis makanannya, Anna berdiri dari tempat duduknya
Anna
Siapa yang mau antar?
Anna
Ayo. (berjalan keluar rumah)
Bagio
ALAMAK (berlari keluar)
Bagas
hati-hati di jalan~~
Bagio
Belajar yg bener ya dek
Anna
Ya. (Salim pada abangnya)
Abangnya Anna pergi dengan mobilnya
San
ANNA! (berlari mendekat pada Anna)
San
masuk kelas bareng yuk
San selalu terlihat bersama dengan Anna ditambah mereka sekelas dan San harus sebangku dengan Anna karena undian tempat duduk atas usulan wali kelas mereka.
San
Udah kerjain pr belum na?
San
Nih (menyodorkan buku)
15 menit kemudian bel masuk berbunyi
San
Santai, pelajaran pertama sejarah, kan biasanya ibunya telat
Namun tiba-tiba wali kelas masuk
Anna
(menutup buku buru-buru dan memasukkannya ke laci)
San
Tiba-tiba banget, untung Lo gercep na
Wali kelas
Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru
Sesosok lelaki masuk ke kelas, ia bertubuh tinggi, berkulit putih mulus serta wajah yang tampan, ia memakai seragam yang sama dengan anak-anak di sekolah ini
Wali kelas
Silahkan perkenalkan dirimu
Dion
Hallo, nama saya Dion Dharma
Wali kelas
Baiklah, kamu duduk dibelakang San Anna, ya (menunjuk bangku kosong di belakang San dan Anna)
Wali kelas
Ya sudah, ibu keluar dulu, jangan ribut ya!
Saat wali kelas keluar anak-anak berkumpul di sekitar Dion
Chandra
Lo hobi basket kagak?
Gio
kalo hobi ikut ekskul basket bareng kita ya
Putri
Dion makanan kesukaannya apa???
Dion
Iya hallo, oh, nanti gue daftar ekskulnya kalo gitu
Chandra
Sip! (pergi bersama Gio)
Kania
Dih, apaan sih si Anna
Putri
Mengganggu pemandangan juga gak sih?
San
Eh, kalian emang berisik, ya
Putri
Pacarnya belain guys, pergi yuk!
Dion
Hallo, salam kenal. Nama kalian siapa?
San
Gue Eashan Nathaniel, dipanggil San
Dion
Oke ... San sama Anna
Guru sejarah yang terlambat terlihat ngos-ngosan
Guru sejarah
Maaf anak-anak, tadi macet di jalan
Guru sejarah
Kita mulai ya pelajarannya
Alasan
Anna
(berjalan menuju kelas)
Anna
(berhenti dan terdiam)
San
(ngos-ngosan) haish, capek banget
Anna
Kenapa Lo selalu ngikutin gue?
Anna
Anak sekelas selalu bilang Lo pacar gue.
Anna
Lo gak risih emangnya?
San
Gue peduli, gue selalu ngerasa Lo gak nyaman sama anak cewek dan cowok di kelas
Anna
? (sedikit memiringkan kepalanya)
San
Gue merasa berhutang Budi ke lo
San
Karena waktu itu udah selametin gue
di depan belokan jalan sempit
San
(berjalan dengan hati-hati)
3 orang preman tiba-tiba muncul dari gang lain
preman 2
haish bibir gue! Sampai gue ketemu tu bocah, gue habisin dia!
preman 3
Bisa-bisanya Lo di hajar bocah HAHAHAHA!
preman 1
Eh eh liat (menunjuk kedepan)
San
(tidak bisa bergerak karena terlalu panik)
preman 3
Sasaran empuk nih
San
'kumohon bergeraklah kakiku!'
Anna
Lo mau diem aja disitu!
San
(melihat ke atas, disana ada seorang gadis sedang duduk di atas tembok)
Karena kata-katanya, Kaki San bisa bergerak cepat menjauh dari preman-preman di depannya tadi
Anna
(melompat dari atas tembok)
Para preman kaget ketika sang gadis melompat dari atas
preman 1
Lompat dari atas coy!
preman 2
BODO AMAT MAU DARI GENTENG KEK DARI ATAS TEMBOK KEK HAJAR!
kedua preman berlari ke arah sang gadis, namun gadis tersebut melempar pasir yang ada di sekitar jalan ke arah preman-preman tersebut hingga masuk ke mata mereka
Anna
(melihat botol kaca dan mengambilnya)
preman 2
WOY! (mengejar gadis tersebut)
Anna
(berlari dekat tembok, tangannya yang memegang botol kaca berada di belakang)
Serpihan dari botol kaca yang pecah mengenai mata dan tubuh preman yang mengejar sang gadis
preman 1
(berlari mencoba menerjang sang gadis) KURANG AJ*R!
Anna
(menghindar dari preman tersebut dan melempar botol kaca yang pecah)
Botol tersebut mengenai tepat di kepala preman
preman 3
(panik melihat keadaan ke dua temannya)
preman 3
Hah! (melihat takut sang gadis)
Anna
(wajah tanpa ekspresi, matanya menatap tajam)
preman 3
AAAAA!!! (berlari)
Anna
(melihat ke arah San berlari)
San selamat berkat sang gadis, ia terus mengingat wajah sang gadis. Ia sangat berhutang Budi padanya.
San
Kejadiannya udah lama banget
San
gue merasa beruntung karena kita sekelas di SMA
San
Sejak kejadian itu gue jadi belajar bela diri, siapa tau berguna buat nyelametin orang, kaya Lo yang nyelametin gue
San
Jadi gue gak peduli sama omongan anak-anak, atau kita pacaran beneran aja?
Anna
(berjalan meninggalkan San)
San
Eh!? Tungguin gue! (berlari mengejar Anna)
Angin
Guru olahraga
Hari ini kita bermain bulu tangkis ya anak-anak, sudah bawa raket dan koknya kan?
Serempak anak-anak menjawab, "Ya!"
Guru olahraga
Oke, 15 menit latihan setelah itu ambil nilai ya anak-anak! Bapak pantau dari jauh ya! (berjalan menjauh dari lapangan)
San
na, yok (melihat mata Anna)
Anna
Ya. (berjalan mengambil posisi)
San
(mengambil posisi di sisi jauh depan Anna)
Anna dan San mulai berlatih
Dion
(melihat Anna dan San)
Anna merasa seperti sedang di perhatikan
Anna
(melihat ke arah Dion berada)
Kok melayang ke arah Anna dan terjatuh begitu saja
San
(melihat tempat yang Anna lihat tadi)
Anna
(berjalan ke pinggir lapangan)
Guru olahraga
(berdiri di pinggir lapangan) Oke! Anak-anak kita ambil nilai, ya!
Guru olahraga
Yang maju sesuai urutan absen, yok langsung absen 1 dan 2 maju!
Anna dan seorang anak perempuan maju
Guru olahraga
Oke! Mulai!
Rambut pendek Anna bergerak melambai karna Angin yang datang di sekitarnya.
Wajahnya yang serius, dan sorot matanya yang tajam, serta gerakan yang lincah memukul kok, tak bisa mata San abaikan. Begitu mengagumkan baginya
Angin yang datang menambah keindahan seorang Anna di mata San dan Dion
Dion
(Jantung berdebar kencang)
Dion
'kenapa gue berdebar liat Anna?'(wajah bingung)
San
(terus memperhatikan Anna tanpa sadar Dion juga memperhatikan Anna dengan serius)
waktu ambil nilai Anna dan pasangannya telah selesai
Anna
(Berjalan menghampiri San dan Dion di pinggir lapangan)
San
(menyodorkan botol minum yang Anna bawa) nih
Anna
Thanks. (menerimanya)
Dion
Wah ... Lo hebat banget tadi mainnya
San
Dia mah emang jago main bulu tangkis
Anna
(tersenyum kecil) Thanks. (kembali meneguk minumannya)
Dion
(jantung kembali berdebar kencang)
Anna hampir tak pernah terlihat tersenyum. Sejauh ini Dion belum pernah melihat senyumnya, sampai akhirnya sekarang ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, begitu manis walaupun hanya senyum kecil yang Anna tampilan.
Kharisma Anna begitu kuat, bukan hanya Dion dan San yang mengagumi Anna, diam-diam beberapa anak lelaki dari kelas mereka juga mengaguminya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!