NovelToon NovelToon

Di Jodohkan Dengan Polisi

Perkenalan tokoh dan visual

Perhatian!! Cerita ini hanyalah fiktif belaka, mohon ma'af jika ada kesamaan nama tokoh dan cerita. Itu hanya kebetulan saja tanpa di sengaja.

Happy reading..

(Devanya Putri Erlangga)

(Niko Pradana)

(Aditya)

Devanya Putri Erlangga adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Bisnis di salah satu Kampus ternama di Jakarta. Anya begitu sapaannya termasuk mahasiswi paling cantik di kampusnya. Tak heran jika banyak mahasiswa yang mengejarnya, bahkan ada salah satu Dosen yang secara terang-terangan menyatakan cinta pada nya. Namun Anya memilih melabuhkan hatinya pada sosok cowok tampan yang sangat populer di Kampus itu, namun sangat dingin dan juga cuek yaitu Niko Pradana, putra tunggal pak Heri Pradana sang pemilik Kampus.

Niko dan Anya sama-sama mahasiswa jurusan Ilmu bisnis semester enam, bahkan mereka juga satu kelas. Tetapi Niko sangat jarang sekali masuk kelas, di saat jam pelajaran biasanya dia akan berdiam di basecamp nya bersama teman-temannya. Kalau pun dia masuk kelas, maka dia tidak akan fokus mendengar ucapan Dosen, karena selalu ada earphone yang menempel di telinganya. Walaupun begitu tak ada satu orang pun Dosen yang berani menegurnya, karena dirinya anak pemilik Kampus.

Pagi ini di saat bu Berta si dosen killer sedang sibuk menerangkan materi pelajaran di depan kelas, tiba-tiba matanya tertuju pada sosok Anya yang sedang tertidur pulas di meja sambil menutup kepalanya dengan buku.

"Devanyaaa..!! "teriak bu Berta dengan suara kerasnya, namun tidak ada reaksi apapun dari gadis itu. Semua mata kini tertuju pada sosok Anya yang berada di bangku paling belakang itu.

"Nyak bangun,, lo di panggil bu Berta.." bisik Meysa yang duduk di bangku depannya.

Namun Vanya tetap tidak bangun juga, hingga bu Berta kembali meneriaki namanya.

"Devanyaaaa...!!"

Kini bu Berta sudah berdiri di samping meja Anya, lalu bu Berta mengambil buku yang menutupi wajah Anya dan melemparnya ke dinding dengan keras.

Plaaaaaaaakkk...

Seketika Vanya pun terbangun dan mengangkat kepalanya.

"Sudah berapa kali saya bilang, anda kalau mengantuk tidak usah masuk di kelas saya. Di sini saya mengajar, bukan mendongeng.." tegas bu Berta.

"Hahahaha....." sontak para mahasiswa di kelas itu tertawa riuh mendengar ucapan bu Berta.

"Ma''af buk.." jawab Anya singkat.

"Ma'af..., ma'af..., bosan saya mendengar permintaan ma'af anda, karena anda selalu mengulanginya. Sekarang juga anda keluar!!! " ucap bu Berta sambil menunjuk pintu keluar.

Tanpa merasa bersalah Anya langsung meraih tasnya yang ada di meja lalu bergegas menuju keluar. Bukan kali ini aja dia di usir dari kelas, namun sudah berkali-kali.

Dulunya Anya merupakan mahasiswi paling rajin dan pintar di kelasnya, namun semua berubah semenjak ibunya meninggal satu tahun lalu. Anya menjadi anak yang susah di atur, jarang masuk kelas dan suka keluyuran nggak jelas. Itu semua karena dia kecewa dengan papinya yang sudah jarang pulang ke rumah dan lebih memilih tinggal di Bandung alasannya karena mengurus Perusahaan di sana. Apalagi Anya mendengar bahwa papinya juga sudah punya istri di sana.

Anya berjalan gontai menuju basecamp tempat di mana biasanya pujaan hatinya berada, namun dia tidak menemukan siapa-siapa di sana. Kemudian dia teringat jika tadi malam mereka pulang jam tiga subuh dari Club malam, jadi mungkin Niko masih tidur di rumahnya. Apalagi Niko bilang kalau papa mamanya sedang berada di luar Negeri, jadi dia bebas sesuka hatinya.

Anya meraih ponselnya dan menekan nomor Niko, namun ponsel Niko tidak bisa di hubungi. Akhirnya Anya pun memilih untuk pulang ke rumah. Lagian dia juga masih ngantuk di tambah lagi Niko juga tidak berada di kampus.

Sesampainya di rumah Anya langsung menuju dapur untuk mengambil minum. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti karena mendengar percakapan bik Sumi dengan seseorang. Anya langsung mengintip dari balik dinding untuk melihat siapa yang sedang bersama bik Sumi.

"Bu.., sekarang aku sudah kembali ke Jakarta, jadi aku mohon ibu juga pulang ke rumah ya bersamaku. Aku tidak ingin ibu terus-terusan bekerja di rumah ini sementara aku sudah cukup mampu untuk membiayai hidup ibu.." lirih Adit.

Bu Sumi kemudian menatap mata putranya, "Nak..., ibu bukannya tidak mau ikut kamu pulang ke rumah, tapi ibu masih ingin tinggal di sini bersama non Anya. Ibu kasian sama non Anya yang hanya tinggal sendiri di rumah ini. Nggak ada yang masakin, nggak ada yang jagain, non Anya itu kesepian nak. Apalagi pak Danu jarang pulang..."

"Mereka kan orang kaya bu, mereka bisa memperkerjakan berapapun yang mereka butuhkan di sini.."

"Nak..., kamu nggak boleh ngomong gitu, pak Danu itu sudah baik sama kita. Kamu ingat kan saat kita susah dulu? siapa yang nolong kita kalau bukan pak Danu dan ibu Aini. Jika saja waktu itu pak Danu tidak menolong kita, mungkin sekarang kamu tidak bisa menjadi polisi seperti ini.." ucap bik Sumi sambil memegang bahu anaknya itu.

"Tapi mau sampai kapan bu??"

"Sampai non Anya tidak membutuhkan ibu lagi, atau ketika non Anya sudah menikah.."

Braaaaakkkk..! Tiba-tiba terdengar suara guci yang pecah karena tersenggol tas nya Anya.

Bik Sumi dan Aditya pun langsung menoleh ke arah suara itu "non Anya???" ucap bik Sumi terkejut.

"Iya bik..." ucap Anya tanpa merasa bersalah.

"Non Anya kok sudah pulang??"

"Lagi nggak enak badan bik.. Ya udah kalau gitu aku ke atas dulu bik.." ucap Anya sambil berlalu meninggalkan Bik Sumi dan Anaknya.

'Nggak sopan banget tu orang, berani-beraninya dia menguping pembicaraan orang lain'

"Tuh kan bu, nggak ada sopan-sopannya tu orang. Maksudnya apa menguping pembicaraan kita..?"

"Nak...non Anya itu tidak menguping pembicaraan kita, mungkin dia cuma kebetulan lewat.." ujar bik Sumi sambil membersihkan pecahan guci yang berserakan di lantai.

"Ya udah bu, kalau gitu aku pamit dulu.." ujar Adit dengan muka kesal. Dia tidak habis pikir kenapa ibunya masih membela gadis itu.

Sementara di kamar Anya langsung membaringkan tubuhnya di kasur sambil mengingat kejadian di bawah tadi.

"Ooohh.., jadi itu anaknya bik Sumi?? tampan sih.." gumamnya.

Sebelumnya Anya memang belum pernah bertemu anak bik Sumi secara langsung. Karna dia tidak pernah melihat laki-laki itu datang ke rumahnya. Bik Sumi dulu pernah cerita jika anaknya sudah menjadi polisi dan bertugas di daerah lain. Dan anaknya itu hanya sekali-sekali pulang ke Jakarta untuk mengurus bisnisnya, dan itu pun hanya sebentar. Bahkan bik Sumi pun sangat jarang bertemu anaknya tersebut.

Namanya adalah Aditya, dari kecil dia sudah hidup mandiri dan pekerja keras. Dia tidak pernah malu melakukan pekerjaan apa saja yang penting halal, demi membantu ibunya. Sepulang sekolah dia bekerja paruh waktu di sebuah restoran. Dari situlah dia bertekad ingin menjadi orang sukses dan bisa membuka restoran sendiri.

Setelah tamat SMA, Adit langsung ikut tes polisi dan di terima. Dari situlah dia mulai membuka restoran kecil-kecilan yang di kelola oleh tantenya. Kemudian dia juga memanfa'atkan tanah pekarangan rumahnya yang lumayan luas untuk di jadikan kontrakan. Lama kelamaan bisnis Adit pun semakin sukses, dan dia sudah cukup mapan sekarang. Karna itulah dia meminta ibunya berhenti menjadi pembantu.

******

Hai Guys, karya terbaru author sudah terbit ya. Judulnya "Lelaki pilihan papa" jangan lupa mampir ya, dan mohon dukungannya😊🙏🙏

Iya, aku sayang kamu

Happy reading gaes...

Hooaamm.. Anya menguap berkali-kali.

'Ngantuk banget gua, tidur lagi ah'

Baru juga tidur beberapa menit, tiba-tiba Anya sudah kembali terbangun karna bunyi ponselnya yang begitu berisik. Perlahan dia membuka satu matanya, dan melihat nama pemanggil di layar ponselnya tersebut. Ternyata Niko lah yang menelponnya.

"Hallo sayang..." ucap Anya dengan suara serak kas bangun tidur.

"Kamu tidur ya Nyak??"

"Emmm.., soalnya ngantuk banget. hoaaaammmm.. " Anya kembali menguap.

"Emang lagi nggak ada dosen ya? kok bisa tidur sih..?"

"Aku udah di rumah sayang, tadi kuliahnya cuma bentar doang. Habisnya di suruh keluar sih sama buk Berta.."

"Hahaha.. pasti tadi kamu ketiduran kan di kelas, makanya di usir.." ledek Niko di ujung sana.

"Ya gitu deh.. hee. Kamu ke sini dong.. Bete nih.."

..."Oke... aku mandi dulu. Kamu juga siap-siap gih.."...

"Emangnya kita mau kemana..?"

"Kemana aja, yang penting kamu senang.."

"Oke deh.., kalau gitu aku mau nonton.."

"Siap tuan putri.." ucap Niko sambil menutup telponnya.

30 menit kemudian mobil Niko sudah mendarat di depan rumah Anya. Kemudian mereka langsung menuju ke sebuah Mall terbesar di kota itu. Sesampainya di Mall Anya dan Niko terlebih dahulu makan siang, karena memang sudah waktunya makan siang.

Mereka langsung menuju food court makanan Jepang langganan mereka. Terlihat pengunjung begitu ramai di sana, sehingga Anya dan Niko hampir tidak mendapatkan tempat duduk, untung saja masih ada satu meja yang masih kosong di bagian pojok, dan mereka pun langsung duduk di sana dan memesan makanan kesukaan mereka.

Ternyata Adit juga sedang makan siang bersama pacarnya di tempat itu, bahkan Anya dan Niko duduk di meja yang bersebelahan dengannya.

Seketika pandangan Adit langsung tertuju pada dua sejoli itu.

"Tadi katanya lagi nggak enak badan, ternyata cuma akal-akalan dia aja buat bolos kuliah. Nyatanya sekarang malah asyik-asyikan pacaran.." gumam Adit dalam hati sambil terus memandangi Anya dengan tatapan tak suka.

Walaupun Anya tidak mengenal Adit, tapi Adit sangat mengenal wajah Anya. Adit tau banyak tentang gadis itu dari ibunya dan bahkan di rumahnya terpampang foto Anya, mulai dari Anya kecil sampai sudah besar. Karena ibunya begitu menyayangi anak majikannya itu. Apalagi ibunya sudah mengurus gadis itu dari kecil.

Sembari menunggu makanannya datang, Anya dan Niko tak henti-hentinya menunjukkan kemesraan mereka. Seolah hanya mereka berdua saja yang ada di sana.

"Sayangku, kok makin hari makin cantik sih? jadi takut..." ujar Niko sambil menatap wajah cantik kekasihnya itu.

"Takut kenapa..?" tanya Anya bingung.

"Takut kamu nya di ambil orang.."

"Hahaha.. kamu lucu deh. Emangnya siapa juga yang mau sama aku, kan selalu ada kamu di samping aku. Lagian aku cintanya cuma sama kamu doang, yang lain nggak suka.." ujar Anya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Gemes deh.." Niko mencubit pipi Anya gemes.

Tak lama kemudian, seorang pelayan pun datang mengantar pesanan untuk mereka. Anya dan Niko langsung menyantap makan siangnya. Tampak Niko sesekali mengelap bibir Anya yang belepotan, kadang juga menyuapinya.

Sementara Ayu yang dari tadi merasa di cuekin oleh Adit, dia pun merasa sangat kesal. "Sayang, kamu tu kenapa sih dari tadi aku ngomong kamunya diam aja. Kamu tu lagi liatin apa sih??" kesal Ayu.

"Emang tadi kamu ngomong apa??" sahut Adit sambil menyeruput minumannya.

"Tuh kan.., kita tu udah tiga bulan nggak ketemu, bahkan setelah kamu pindah ke Jakarta pun kamu juga nggak nemuin aku. Sebenarnya kamu tu sayang nggak sih sama aku??" ucap Ayu dengan suara bergetar karena menahan tangis.

Anya yang tadinya tidak peduli dengan orang di sampingnya, tiba-tiba menoleh ke arah suara itu, lalu pandangannya tertuju pada laki-laki yang ada di depan wanita itu.

"Cowok ini kan yang tadi datang ke rumah, anaknya bik Sumi" batin Anya.

Di saat Anya lagi menatap Adit, tiba-tiba Adit juga menatapnya, dan pandangan mereka pun beradu. Lama mereka bersitatap dengan pikiran masing-masing.

"Sayang..." panggil Ayu menyadarkan Adit.

"Aku sibuk sayang, makanya aku belum bisa bertemu kamu.." jawab Adit sambil mengalihkan pandangannya dari Anya.

"Aku tu nanya, kamu tu sayang nggak sih sama aku??".

"Iyaaa, aku sayang sama kamu..." bukannya melihat ke arah Ayu, Adit malah kembali mengalihkan pandangannya ke arah Anya. Entah kenapa akhir-akhir ini rasa cintanya terhadap Ayu sudah tidak seperti dulu lagi. Bahkan rasanya berat mengucapkan kata sayang pada kekasih yang sudah lama di pacarinya itu.

"Ya udah, kalau gitu kapan kamu melamar aku..??" tanya Ayu lagi.

"Ayo Nyak kita pergi, ntar filmnya keburu mulai lagi.." ucap Niko sambil menarik tangan Anya.

Mereka pun langsung pergi meninggalkan tempat itu. Tentunya setelah menghabiskan makanan mereka.

"Sayang, beri aku waktu.. Nanti kalau aku udah siap, aku bakal melamar kamu. Sekarang aku baru pindah, masih banyak yang aku urusin. Jadi sabar ya.."

"Ya udah.. Aku nggak mau lama-lama, pokoknya secepatnya kamu harus lamar aku.." ucap Ayu sambil tersenyum senang.

"Iya sayang... Ya udah, kalau gitu aku antar kamu pulang ya. Soalnya aku mau kembali ke kantor.."

"Iya sayang.."

Anya yang tadinya pengen banget nonton, tiba-tiba saja berubah pikiran. Entah kenapa Anya langsung tidak mood dan ingin segera pulang. Akhirnya Anya pun mengajak Niko pulang.

"Anya... Nyaaakkk..." panggil seseorang.

Anya langsung membalikkan badannya, mencari arah suara yang memanggilnya. Ternyata dua sahabatnya dengan pasangan mereka masing-masing. "Meysa, Adel..??" kalian ke sini juga??" tanya Anya senang.

"Iya dong Anya sayang, kita kan sahabatan jadi dimana ada lo di situ ada kami.." ucap Meysa cengengesan sambil mengatur nafasnya. "Oh ya, kalian mau kemana..?"

"Pulang.." ketus Niko.

"Yeee kok pulang sih? kan kita baru datang. Main dulu kek.."

"Iya nih, nggak asyik lo Nik.." Seru Rendy.

"Boleh tuh, gimana kalau kita main ice skating??" Anya kembali bersemangat.

"Boleh..., boleh..." jawab Meysa dan Adel serentak.

Mereka akhirnya menuju lantai atas untuk bermain ice skating.

"Kok kalian tau sih kita di sini?" tanya Niko.

"Ya tau dong Nik, emangnya kalian kemana lagi kalau bukan ke sini. Nggak mungkin juga datang ke tempat clubbing siang-siang gini. Lagian juga yang punya Club masih di sini.." ujar Vano sambil melirik Rendi.

Rendi memang punya sebuah Club yang cukup terkenal di Kota itu. Rendi juga seorang DJ handal, makanya dia membuka Club sendiri.

"Ntar malam kita party lagi ya.." ajak Rendi.

"Nggak janji ya, soalnya bokap sama nyokap gua mendarat subuh dari Jerman. Jadi gua harus jemput mereka di Bandara.."

"Ya elah Nik, kan ada mang Jiman. Biar mang Jiman aja yang jemput.." sahut Vano.

"Lu kayak nggak tau aja bokap gua gimana. Ntar kalau gua nggak nurut, bisa-bisa nama gua bakalan hilang dari KK. Terus Anya mau gua kasih makan apa? gua kan masih kuliah dan belum punya penghasilan.."

"Tuh Nyak, denger nggak Niko bilang apa??" tanya Vano

Anya pun menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang "emangnya Niko bilang apa??"

"Niko bilang dia mau nikahin lo secepatnya.." sahut Rendi sambil tertawa ngeledek.

"Apa iya sayang??" Anya menatap Niko senang.

"Iya dong sayang..." Niko mengacak rambut Anya sambil tersenyum tipis.

"Anya beruntung banget sih punya pacar kayak Niko, nggak kayak kita, ya kan Mey??" ucap Adel sewot.

"Kita juga bakal nikah kok beb, tapi setelah sukses.." ucap Vano sambil merangkul Adel.

Kini mereka pun berjalan berpasangan menuju wahana Salju di lantai 6 Mall itu.

****

Kena Razia

Cukup lama Anya, Niko dan kawan-kawannya berada di Mall itu. Ya begitulah mereka, jika sudah ngumpul suka lupa waktu. Kini jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, itu artinya Rendi akan segera ke Clubnya karena sudah di tunggu oleh para pelanggannya.

"Yuk kita langsung ke Club.." ajak Rendi.

"Kan gua udah bilang, gua nggak bisa. Malam ini gua mau tidur cepat, takut kesiangan gua.." sahut Niko.

"Yaahh Niko, nggak asyik lu. Bentar aja Nik, sampai jam 12.." sahut Vano seolah memaksa.

"Ya udah, cuma sampai jam 12 ya.."

"Nah..., gitu dong.." ucap Rendi dan Vano secara serentak.

Mereka langsung menuju Clubnya Rendi yang tidak jauh dari Mall itu. Hanya menempuh perjalanan sekitar 15 menit, akhirnya mereka sampai juga. Di dalam Club itu para pengunjung sudah mulai berdatangan, karena masih jam 9 malam, maka hanya terdengar music live dari penyanyi yang biasa tampil di Club itu.

Anya dan Niko langsung menuju tempat duduk yang biasa mereka tempati. Di ikuti oleh Adel, Meysa dan Vano. Sementara Rendi sedang sibuk mengecek para pelayannya sebelum nanti dia tampil untuk nge DJ. Seperti biasa Anya memesan minuman non alkohol dan juga beberapa cemilan. Walaupun Anya suka pergi ke Club, tapi tak sekalipun dia mencoba untuk minum minuman beralkohol. Karena Niko tidak pernah mengizinkannya untuk menyentuh minuman itu. Bahkan Niko pun tidak mengizinkan Anya untuk memakai pakaian terbuka saat berada di Club, karena Niko tak ingin ada laki-laki lain yang ikut menikmati lekuk tubuh pacarnya itu.

Lain halnya dengan Adel dan Meysa, mereka tidak segan-segan untuk memakai pakaian seksi yang memperlihatkan belahan dadanya, serta celana jeans sepaha. Karena Meysa dan Adel selalu membawa baju ganti di mobilnya.

Malam semakin larut, kini alunan music Dj sudah menggema di Club itu. Meysa, Adel dan Vano sudah mulai joged-joged meliukkan tubuhnya seiring irama DJ, dan juga berteriak karna keasyikan. Sementara Anya hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu. Tiba-tiba Anya melihat ponselnya yang terletak di meja menyala, Anya melihat nama pemanggil di hp itu, ternyata papinya yang menelpon.

"Ngapain sih papi nelpon malam-malam gini? nggak penting amat..! "gumam Anya

Anya mengabaikan panggilan dari papinya itu.

"Siapa sayang??" tanya Niko sambil menaikkan alisnya keatas.

"Papi.." jawab Anya singkat.

"Kok nggak di angkat, mana tau penting.."

"Malas ahh.., palingan juga di omelin..."

Niko hanya menggelengkan kepalanya. Dia tahu hubungan Anya dan papinya tidak lagi membaik.

"Sayang, kita pulang yuk, udah jam 12 nih.." ajak Niko sambil melihat jam di pergelagan tangannya.

"Tapi aku nggak mau pulang ke rumah, papi pasti udah nungguin aku di rumah. Aku nggak mau ketemu papi.." Anya yakin jika papinya pasti pulang dan dia marah karena tidak menemukan dirinya di rumah.

"Terus gimana??"

"Aku nginap di apartement Meysa aja. Aku panggil Meysa dulu ya.."

Anya menghampiri Meysa yang sedang asyik berjoged dan menarik tangan Meysa menuju tempat duduk..

"Apaan sih Nyak?? lagi seru nih.." kesal Meysa.

"Pulang yuk, gua mo nginap di Apart lo nih.." ucap Anya dengan suara keras. Anya tampak memohon.

"Nanggung Nyak, gua masih mau joged nih lagi seru.." ucap Meysa sambil berlalu meninggalkan Anya.

"Iiihh nyebelin banget sih Meysa..."

Akhirnya Anya tak punya pilihan lain selain pulang ke rumahnya. Karena Anya tau Meysa dan Adel tak kan mudah berhenti, mereka bahkan kuat sampai pagi berada di tempat itu. Tak jarang Meysa juga menginap di Club itu bersama Rendi pacarnya. Meysa menjalani kehidupan yang bebas, karena dia hanya tinggal sendiri di Jakarta, sedangkan orang tuanya menetap di London. Begitupun dengan Adel, Adel juga tinggal sendiri di rumah Kostannya, sedangkan orangtuanya tinggal di Semarang.

Niko melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, karena dia ingin cepat-cepat sampai. Namun di dalam perjalanan, Niko melihat beberapa mobil berhenti ternyata ada polisi yang sedang razia.

"Kenapa tu yang??" tanya Anya.

"Biasa Nyak, ada razia.."

Tak lama kemudian, seorang polisi mengetuk jendela mobil Niko. Dan Niko pun segera menurunkan kaca jendelanya.

"Selamat malam mas, mbak.. Kami lagi mengadakan razia peredaran Narkoba bisa mbak dan mas keluar sebentar, karena kami akan memeriksa mobil mas.." ucap polisi itu.

Seketika Anya langsung melihat ke arah polisi itu, hanya sekilas dan Anya pun tidak melihat wajahnya dengan jelas. Tapi berbeda dengan polisi itu yang ternyata adalah Adit, dia sangat mengenal jelas wajah Anya walau hanya samar-samar karena hanya di terangi lampu jalanan.

'Dasar cewek nakal, jam segini dia baru pulang pacaran"

"Ma'af pak, tapi kami tidak membawa narkoba dan kami juga sedang buru-buru.." ucap Niko.

"Ini sudah prosedur mas, jadi kami mohon kerja samanya.." ucap polisi itu lagi.

'Ngeselin banget sih polisinya, gua udah kesel jadi tambah kesel. Mana dingin banget lagi' gerutu Anya dalam hati.

Niko yang melihat Anya kedinginan langsung memeluk kekasihnya itu. Sementara Adit lagi memeriksa mobil milik Niko, lalu dia melihat ke kaca spion.

"Ehh malah peluk-pelukan.. "gumam Adit

Tak lama kemudian Adit pun keluar dari mobil itu..

"Anda sudah bisa melanjutkan perjalanan kembali, terima kasih atas kerja samanya.." ucap Adit.

"Tuhkan pak, udah di bilangin kita nggak bawa narkoba malah nggak percaya.." ucap Anya sambil membanting pintu mobil sekencangnya.

Setelah itu Niko kembali melanjutkan perjalanannya. Dan tak lama kemudian sampailah di depan rumah Anya. Ternyata benar dugaan Anya kalau papinya pulang, karena mobil papinya sudah terparkir di depan rumahnya itu.

"Kenapa sayang, kok malah bengong, ayo masuk.." ucap Niko sambil menggandeng Anya.

"Kamu pulang aja, aku nggak apa-apa kok.." ucap Anya sambil melepas tangan Niko.

"Beneran nggak papa..?" Niko meyakinkan. Walau bagaimanapun dia harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.

Anya mengangguk.

"Ya udah kalau gitu aku pulang ya... Good night.." ucap Niko sambil mengecup kening Anya.

"Makasih sayang.." ujar Anya.

Setelah kepergian Niko, Anya langsung masuk ke dalam rumahnya. Ketika pintu terbuka, Anya terkejut melihat papinya yang sudah berkacak pinggang di depannya dengan wajah sangarnya.

"Dari mana aja kamu??"

Anya hanya diam.

"Mau jadi apa kamu? tiap malam keluyuran nggak jelas. Papi kecewa punya anak kayak kamu.. !!"

Seketika Anya langsung mendongakan wajahnya.

"Apa?? papi kecewa sama aku?? papi pikir aku nggak kecewa sama papi?? aku benci sama papi.. !! "teriak Anya

Plaaaaaaakkk ... satu tamparan mendarat di pipi kanan Anya.

"Tampar pi, tampar... Papi emang udah nggak sayang lagi sama Anya. Papi hanya sayang sama istri baru papi, wanita murah*n yang sudah merebut papi dari mami.." ucap Anya sambil memegang pipinya.

Plaaaaaaakkkk... satu tamparan lagi mendarat di pipi kiri Anya.

"Jaga mulut kamu Anya, papi tidak pernah mengajari kamu kurang ajar. Dia itu mama kamu.." bentak papi Danu.

"Aku nggak punya mama pi, mami aku udah meninggal..!!"

"Jika kamu tidak mau nuruti kata papi, papi tidak segan-segan mengusir kamu dari rumah ini.."

"Usir aja pi, kapan perlu bunuh aja aku pi. Aku juga udah bosan hidup, aku pengen nyusul mami supaya papi senang..!!" ucap Anya sambil berlalu meninggalkan papinya.

Sepeninggalnya Anya, papi Danu terduduk di kursi sambil memijit pelipisnya.

"Apa aku terlalu kasar sama Anya??

papi sayang sama kamu Nyak, papi hanya ingin Anya menjadi orang yang baik. Papi rindu Anak gadis papi yang manja, yang nurut sama papi.. Ma'afkan papi.." ucap papi Danu sambil menangis..

****

jangan lupa like dan komennya ya..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!