29 April 2025
namaku ralina sari, hari ini aku genap berusia dua puluh tahun. Hari ini akan menjadi hari yang sangat bahagia karena kekasih ku juga mendapatkan gelarnya sebagai sarjana yang baru saja wisuda
semalam tepat jam dua belas bagus cahyadi namanya, menelfon dan memberikan ucapan selamat ulang tahun untukku dan kami berjanji akan bertemu ditempat makan favorit kami berdua
Sekarang sudah jam lima sore waktunya aku bersiap dan dandan yang cantik untuk menemui bagus yang pasti sudah sangat rindu padaku, karena kami sudah satu minggu ini tak bertemu.
Selesai bersiap suara klakson motor bagus sepertinya sudah ada di depan rumah dan segera ku keluar dari kamar
"bunda, lily pergi dulu sama bagus ya bu" pamitku pada bunda yang sedang duduk menonton tv
"jangan malam-malam ya pulangnya, jangan lupa ibadahnya meski di luar" bunda mira mengizinkan lily untuk pergi karena sudah tahu dengan siapa perginya dan pagi tadi juga sudah bilang
"iya bunda, lily pamit ya" lily mencium tangan bunda Mira sebelum pergi
"sayang, ayo!" lily memakai helm dan duduk di motor yang sudah siap untuk melaju
"bagaimana tadi acaranya?" lily menanyakan acara wisuda bagus karena memang yang diundang hanya kedua orang tua dan keluarga dekat saja
"hm, biasa aja karena kamu ngga ada sayang. Hari ini kita jangan bahas apapun selain kita berdua dan hari ulang tahunmu" bagus memegang tangan lily dan membawanya agar memeluk tubuh bagus
perjalanan cukup jauh dari rumah lily menuju restoran favorit yang biasa mereka datangi saat acara penting
Tiba di restoran bagus menuntun tangan lily dan membawanya ke sebuah ruangan yang cukup privat didalamnya sudah ada beberapa orang yang datang dan juga kue dengan lilin angka usia lily
"ya ampun sayang, kamu kenapa ngga bilang ada mereka?" lily terharu beberapa teman sma nya datang ke acaranya tersebut dan lily tak menyangka akan diberikan kejutan oleh bagus. Dia hanya berfikir bagus akan mengajaknya makan malam saja
"ayo tiup lilinya dong keburu meleleh di kuenya nanti" bagus mengajak lily meniup bersama
"cium...cium...cium" sorakan teman membuat lily sangat malu
"ssst!" ucap bagus menghentikan sorakan teman-temannya "cup" bagus mengecup kening lily
Keduanya memang cukup lama berpacaran namun tak pernah lebih dari itu, bagus sangat menjaga calon istrinya itu
"ya sudah ayo makan" ajak bagus
Sudah banyak makanan yang bagus pesan, keluarga yang cukup berada membuat bagus tak kesulitan untuk memanjakan lily yang sangat dicintainya
"terima kasih ya ly, bagus atas traktiran makan malamnya. Semoga kalian segera ke pelaminan" ucap salah satu teman yang mewakilkan semuanya
"aamiin" lily dan bagus mengaminkan doa yang baik
Setelah semua berpamitan lily dan bagus pun pulang karena sudah sekitar jam sembilan malam, tak terasa sangat cepat waktu berlalu
Kini sudah ada di depan pintu rumah lily yang tampak sepi
"sayang pulang saja, sepertinya bunda dan kakak juga sudah tidur" lily mencegah bagus masuk karena memang sudah malam dan yang tinggal dirumahnya semua wanita, ayahnya sudah meninggal.dua tahun lalu
bagus sangat sigap dan setia menemani lily sampai bisa bangkit lagi seperti saat ini setelah kehilangan ayahnya
"oke, satu lagi!" bagus mengeluarkan sesuatu dari balik saku jaketnya
"ini hadiahnya"
Sebuah kotak yang kini ada dihadapan lily "apa ini sayang?"
"ambil dan bukalah didalam, sudah larut aku pulang dulu ya" pamit bagus setelah memberikan kado spesial untuk sang kekasih
"hm, tunggu!"
Dengan cepat lili mengecup pipi bagus dan berlari masuk ke rumah sebelum ketahuan bunda dan kakaknya
Bagus tiba-tiba salting dan mengembangkan senyumnya, pipi mengelus-elus bekas kecupan sayang dari lily
"bunda, kakak do'akan supaya aku diperpanjang lagi kontraknya ya, aku berangkat dulu" lily bersemangat seprti biasa berangkat bekerja
hatinya tetap gelisah karena hari ini menjadi hari yang menentukan satu tahun kedepan nasibnya.
"sayang!" panggil bagus di depan gang berpapasan dengan lily yang akan keluar gang rumahnya
"kamu mau kemana?" tanya lily pada bagus karena sejak semalam tak bilang akan mengantarkannya kerja
"ya jemput dan antar kamu kerja lah, mumpung masih banyak waktu luang alias pengangguran" ucap bagus dengan candanya
"oke ayo!" lily tak mau membuang waktunya dan segera naik ke motor milik bagus
Perjalanan sengaja dibuat lama dengan kecepatan motor yang sangat rendah agar keduanya bisa lebih lama bersama
"sayang aku kerja dulu ya" lily melambaikan tangan pada bagus setelah tiba di depan mini market tempat lily bekerja
"bye sayang!" bagus memutar arah motornya menuju jalan pulang
Lily masuk kedalam gedung itu dan menyapa teman-temannya
"hai gea, hai kia" sapa lily
"yang mau tanda tangan kontrak baru pasti deg-degan ya?" ucap gea
"belum tentu juga, bisa jadi putus kontrak" sahut kia dengan wajah tak senang, meninggalkan lily dan gea
"dasar nenek lampir!" gea mengumpat kia saat orangnya sudah pergi
Lily tertawa saja karena gea juga sebenarnya takut pada seniornya yang ketus itu "sudahlah ini masih pagi"
Tak lama lily dapat panggilan dari atasannya diminta untuk ke ruang kantornya
"do'akan aku ya beb" karena sudah akrab kadang lily dan gea mempunyai panggilan akrab
"oke!"
Lily berjalan menuju ruang atasan dan masuk setelah mengetuk pintu
"permisi pak, saya lily" ucap lily
"iya saya tahu, silahkan duduk dan baca ini. Lalu tanda tangani kalau setuju!" pak farid
"baik pak"
Secara detail lily membaca dengan seksama dan yakin lalu menyetujui dan sudah membubuhkan tanda tangannya dikertas yang diberikan oleh pak farid
"sudah pak" lily menyerahkan kembali kertasnya pada atasannya
"baiklah, ini satu simpan buatmu dan juga mulai besok gajihmu naik karena selama dua tahun ini kinerjamu cukup bagus dan juga hampir tak pernah izin, selamat" pak farid yang sejak tadi berwajah serius dan tegang kini suasana menjadi cair
"terima kasih pak, saya akan berusaha bekerja lebih baik dan rajin lagi pak" dengan sangat senang lily pamit keluar ruangan atasannya dan menemui gea
"gimana say?" gea penasaran
Begitu juga dengan kia yang sepertinya tak suka pada lily pun ikut mendengarkan
"maaf ya beb" lily berakting seolah sedih
"tuh kan bener kataku, pasti putus kontrak kan hahahaha!" kia merasa menang
"gimana ly?" gea makin takut setelah lily diam saja
"prank! Perpanjang dan naik gajih dong!" lily menunjukan pada gea soal gajih barunya
"mana, lihat!" kia menarik kertas kontrak milik lily
"hah! Dia kan baru dua tahun kenapa gajihnya lebih besar dariku. Pasti kamu ada sesuatu sama pak farid kan?" kia semakin kesal dan iri
"iya, kenapa?" lily malas memperpanjang masalah dengan kia jadi mengiyakan saja ucapannya
"dasar tak tahu malu!" maki kia pada lily
Lily masa bodo dan pergi ke ruang ganti karena sebentar lagi pergantian shift dan saatnya gea pulang
"awas saja kau ya!" kia tak terima begitu saja
"ly, sebaiknya kamu jangan main-main sama kia. Dia sangat nekat dan menghalalkan segala cara untuk membuat musuhnya kesulitan" gea menasehati lily agar tak berurusan dengan kia
"sudahlah ge, lagian kita ngga salahkan? Emang dianya aja yang suka iri dengki sama orang. Sudah sana pulang saatnya aku yang kerja sekarang" lily sudah siap dengan seragamnya
dan sudah saatnya untuk bekerja, kali ini lily dapat jatah menghitung stok digudang dan kia menjadi kasir
bangun tidur lily menghirup aroma sedap yang menyelinap dari balik pintu kamarnya yang memang dekat dengan dapur
lily bergegas keluar kamar ingin melihat makanan apa yang bundanya masak kini membuat cacing diperutnya mulai berdemo
"pagi bunda, kenapa ngga bangunin lily?" lily memeluk bunda mira dari belakang
"dek jangan ganggu bunda dong, nanti masakannya jadi gosong" deswita kakak lily menegur adiknya yang bergelayut di badan bundanya
"ah kakak ganggu aja, aku kan ingin manja juga sama bunda!" lily enggan melepaskan pelukannya
"sudah-sudah jangan ribut masih pagi, pamali!" bunda mira melerai dua gadisnya yang sering berdebat hanya karena hal kecil
"kalian ibadah dulu, lalu bantu ibu siapkan makanan" bunda mira sangat tegas soal agama dan diterapkan pada anak-anaknya
"siap bunda"
Keduanya anaknya patuh dan langsung melakukan yang bunda mira katakan, hatinya sangat tenang dan senang karena dua putrinya dididik dengan sangat baik hingga jadi wanita baik
"bunda masak banyak banget buat apa?" lily mencicipi salah satu masakan bundanya dan sangat penasaran akan ada acara apa
"ini buat syukuran kakakmu, nilainya sangat bagus dan juga akan mendapatkan beasiswa s2. Jadi kita harus bersyukur dan berbagi rezeki sama tetangga" ucap bunda mira
"oh! Iya bunda kita bangga ya punya kakak deswita yang pintar dan juga sangat cantik" ucap lily
"anak bunda semuanya cantik sayang, tapi yang pintarnya nurun ayah cuma kakakmu" ucap bu mira
Sejak suaminya meninggal kehidupannya tentu berubah, yang dulunya hidup cukup meski bukan orang berada karena ayahnya salah satu pegawai perusahaan besar gajihnya sangat cukup untuk kebutuhan rumah tangga dan juga sekolah anak-anaknya
Sayangnya saat lily lulus begitu pun ayahnya meninggalkannya untuk selamanya dan kakaknya memang pintar jadi dapat beasiswa untuk lanjut ke perguruan tinggi
Berbeda dengan ralina yang nilai dan kepintarannya pas-pasan saja
"bun, mana yang mau diantarkan ke tetangga?" deswita keluar dari kamar dan ikut juga membantu bundanya
"biar adikmu saja, kamu kan juga harus berangkat kerja nanti telat" bunda mira menyuruh anak sulungnya bersiap ke kerja sebagai asisten dosen agar bisa menambah penghasilan
Karena gajih adiknya juga sering tak cukup untuk kebutuhan rumah
"males ah bun, capek!" tolak lily
Jika sedang kumat jiwa malasnya lily memang suka menguras emosi, sangat berbeda dengan kakaknya yang kalem dan sangat lembut apalagi dengan ibunya
"sudah bun biar aku aja!" deswita tak mau ada keributan pagi hari
"nah bener tuh kakak aja, tante irene anaknya ganteng loh kak, kalau aja ngga punya pacar sempurna udah tak gebet pasti" lily sengaja ingin kakaknya kenal dengan para tetangga
Deswita yang dikenal introvert kalau orang zaman sekarang
"hus, jangan samakan kakakmu dengan mu, sudah sana antar ke tetangga" bunda mira kekeh ingin lily yang mengantarkan makanannya
"ya sudah deh, daripada ngga dapet jatah makan" lily terpaksa menuruti ibunya
"ini tante irene, pak rt sama kak ririn ya" bunda mira memberikan tiga kotak nasi beserta lauknya pada lily
"nanti yang ini bu voni, pak dudung sama pak somad" bunda mira memberikan catatan pada lily agar tak lupa
Ada sekitar sepuluh orang yang akan mendapatkan makanan dari bunda mira. Dan yang terakhir lily antarkan pada bu mayang yang sebenarnya lily sangat malas bertemu orang tersebut
"permisi bu mayang, ini ada makanan dari bunda" lily dengan senyuman terpaksa segera memberikan makanannya dan berharap segera pulang
"wah enak nih sarapan masakan bu mira, acara apa ly?" tanya bu mayang yang pastinya sangat kepo dan selalu penasaran dengan kehidupan orang lain
"oh itu acara syukuran kecil-kecilan kelulusan kakak bu, saya pamit ya" ucap lily ingin segera kabur
"wah kakakmu sarjana ya, dia sudah cantik pintar dan kalem ya, ngga urakan kaya gadis diluar sana. Kalau saja punya anak bujang pasti tante jodohkan sama kakakmu!" bu mayang menyukai deswita namun sayangnya anaknya sudah menikah
"iya bu, saya permisi mau kerja" lily masih tak bisa pergi juga
"kamu masih kerja di toserba dekat pasar?" tanya bu mayang
"bu itu nasinya harus segera di makan ya, kata bunda takut basi. Permisi bu" lily lari sekuat tenaga lelah menanggapi tetangganya
dalam hati lily ada benarnya yang dikatakan oleh bu mayang, deswita adalah wanita yang sangat sempurna untuk calon menantu dan anak
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!