NovelToon NovelToon

Dua Wajah, Satu Cinta

Epilog

Alan
Alan
Kamu, Luna, Kan?
Luna Narissa
Luna Narissa
Kamu siapa? Kenal denganku?
Alan
Alan
Ah.. Hahaha
Alan
Alan
Maaf, aku belum memperkenalkan diriku..
Alan
Alan
Tapi, seharusnya kamu tahu
Alan
Alan
Well, kalau kamu pernah baca majalah bisnis?
Luna Narissa
Luna Narissa
...
Alan
Alan
Emm.. Berita pagi di televisi? Tentang perekonomian Negara?
Luna Narissa
Luna Narissa
Emm, bangunku pukul 11.00
Luna Narissa
Luna Narissa
Sudah hampir siang
Luna Narissa
Luna Narissa
Dan, aku jarang menonton TV
Alan
Alan
Ah, benar..
Alan
Alan
Kamu sering begadang menyelesaikan tulisanmu, kan?
Luna Narissa
Luna Narissa
Iya..
Luna Narissa
Luna Narissa
Hehe
Luna Narissa
Luna Narissa
Eh, tunggu..
Luna Narissa
Luna Narissa
Bagaimana kamu tahu?
Alan
Alan
Aku sangat mengenalmu
Alan
Alan
Sejak 4 tahun yang lalu..
30 Menit Sebelumnya
Luna baru saja keluar dari gedung penerbitan. Berjalan gontai dengan wajah yang selalu di pasang, tiap kali keluar dari gedung tersebut.
Leon Pratama
Leon Pratama
Luna!
Luna Narissa
Luna Narissa
(Menengok ke belakang)
Leon Pratama
Leon Pratama
Hei, jangan cemberut seperti itu
Leon Pratama
Leon Pratama
Cobalah bawa naskah baru lagi
Leon Pratama
Leon Pratama
Mungkin, nanti akan lolos..
Luna Narissa
Luna Narissa
(Menghembuskan nafas berat)
Luna Narissa
Luna Narissa
(Berjalan selangkah)
Luna Narissa
Luna Narissa
Bapak.. Leon Pratama yang terhormat..
Luna Narissa
Luna Narissa
(Memegang bahu Leon)
Luna Narissa
Luna Narissa
Ini.. Sudah naskah ku yang ke-15!
Luna Narissa
Luna Narissa
Yang mereka tolak!
Luna Narissa
Luna Narissa
Kamu pikir otakku ini mesin yang nggak pernah bisa rusak?
Luna Narissa
Luna Narissa
Kamu pikir menulis sebuah cerita itu semudah editor yang dengan gampangnya merevisi dan menemukan kata-kata yang salah?!
Luna Narissa
Luna Narissa
Tidak, Bapak Leon!
Luna Narissa
Luna Narissa
Menulis...
Luna Narissa
Luna Narissa
Itu sangat menguras emosi dan tenaga
Luna Narissa
Luna Narissa
Aku.. Sudah tidak bisa tidur nyenyak selama 3 bulan untuk menyelesaikan naskah ini
Luna Narissa
Luna Narissa
Tapi.. Apa hasilnya?
Leon Pratama
Leon Pratama
Hehe..
Leon Pratama
Leon Pratama
Hei, bagaimana aku tidak tahu?
Leon Pratama
Leon Pratama
Aku sangat paham bagaimana jadi seorang penulis sepertimu..
Leon Pratama
Leon Pratama
Jadi, lepaskan dulu tanganmu dari bahuku
Leon Pratama
Leon Pratama
Sakit sekali
Leon Pratama
Leon Pratama
(Mendesis kesakitan)
Luna Narissa
Luna Narissa
(Menyeringai)
Luna Narissa
Luna Narissa
Berkat siapa aku jadi seperti ini?
Luna Narissa
Luna Narissa
Katamu, naskah kali ini akan berhasil
Luna Narissa
Luna Narissa
Kamu sangat yakin sekali, saat membacanya
Luna Narissa
Luna Narissa
Tapi.. Nyatanya di tolak oleh tim-mu yang SOK BERKUASA ITU!
Leon Pratama
Leon Pratama
Luna.. Luna..
Leon Pratama
Leon Pratama
Pelankan suaramu
Leon Pratama
Leon Pratama
Mereka bisa dengar
Luna Narissa
Luna Narissa
Masa bodoh!
Luna Narissa
Luna Narissa
Aku sudah lelah!
Luna Narissa
Luna Narissa
Aku akan mencari penerbit yang lain
Leon Pratama
Leon Pratama
Hei, ayolah
Leon Pratama
Leon Pratama
Jangan begitu
Leon Pratama
Leon Pratama
Nanti.. Aku traktir makan
Leon Pratama
Leon Pratama
Kamu mau?
Luna Narissa
Luna Narissa
Nggak!
Luna Narissa
Luna Narissa
Jangan muncul di hadapanku untuk beberapa hari ini
Luna Narissa
Luna Narissa
Aku benci denganmu
Luna Narissa
Luna Narissa
Daripada aku patahkan semua jari-jarimu dan aku pasang di jariku
Luna Narissa
Luna Narissa
Agar jariku tidak lelah mengetik
Luna Narissa
Luna Narissa
(Luna berjalan pergi)
Leon Pratama
Leon Pratama
(Menelan ludah gugup)
Leon Pratama
Leon Pratama
Dia.. Sangat menakutkan..
Luna berhenti di sebelah lampu penyeberangan. Menunggu lampu merah menyala, untuk menyeberang.
Pikirannya kalut. Mendesah berat, terus di lakukannya.
Bahkan, lampu belum menyala merah, ia sudah melangkah untuk menyeberang.
Sampai, akhirnya ia tersadar saat klakson Truk besar menyalak dengan buasnya.
Luna terbelalak. Kakinya gemetar, sampai sulit untuk bergerak.
Dan, seseorang menariknya ke belakang.
Alan
Alan
Kamu.. Nggak apa-apa, Luna?
Luna yang wajahnya tenggelam di dada laki-laki beraroma maskulin itu, perlahan mendongak
Luna Narissa
Luna Narissa
Bagaimana kamu tahu?
Alan
Alan
Aku.. Mengenalmu sejak 4 tahun yang lalu..

Tuan Muda Yang Nyaris Sempurna

Di suatu rumah mewah, di pusat kota.
Alan baru saja bangun.
Membuka jendela
Menghirup udara
Alan
Alan
Wah.. Udara di kota ini..
Alan
Alan
Penuh dengan polusi
Alan
Alan
(batuk)
Alan bisa di katakan nyaris sempurna.
Parasnya tampan
Bibir kemerahan
Senyum menawan
Kaya raya
Pintar
Menjadi seorang Direktur Utama di perusahaan Ayahnya
Dan, anak tunggal
Dia sangat menyukai musik dan alatnya
Di ruang tengahnya terdapat sebuah piano yang mewah
Setiap pagi ia mainkan
Seperti sekarang
Alan
Alan
Pak, Hans..
Alan
Alan
Bagaimana permainan pianoku?
Alan
Alan
Semakin bagus, kan?
Hans
Hans
(Tersenyum)
Alan
Alan
Ah.. Aku tidak sabar untuk memainkannya di depan Luna
Alan
Alan
Bagaimana, menurutmu Pak Hans?
Hans
Hans
( Diam )
Alan
Alan
(Mengernyitkan dahi)
Alan
Alan
(Berdiri)
Alan
Alan
(Mendekati Hans)
Alan
Alan
(Menjentikkan jari)
Hans
Hans
Ah, Tuan.. Iya?
Alan
Alan
Hei, kamu nggak dengar aku ngomong dari tadi?
Hans
Hans
Oh, maaf Tuan
Hans
Hans
Saya sedang membaca jadwal Anda hari ini
Alan
Alan
Ck
Alan
Alan
Jadwal membosankan itu buang saja
Alan
Alan
Aku tidak suka
Hans
Hans
Ini bukan tentang tidak suka atau suka
Hans
Hans
Tapi, tanggung jawab
Alan
Alan
(Mendesah berat)
Alan
Alan
Seharusnya, dia yang mengerjakan semuanya
Alan
Alan
Kenapa harus aku?
Hans
Hans
Oh, Maksud Anda Tuan Alex?
Alan
Alan
Jangan panggil namanya di depanku
Alan
Alan
Aku tidak suka
Alan
Alan
(Berbalik badan)
Hans
Hans
(Melepaskan penyumbat telinga dengan buru-buru)
Alan
Alan
Ah, benar
Alan
Alan
Kamu belum jawab pertanyaanku tadi?
Alan
Alan
(Menghadap Hans)
Hans
Hans
Pertanyaan yang mana?
Alan
Alan
Bagaimana, kalau aku memainkan piano untuk Luna?
Alan
Alan
Pasti dia akan terkesima, kan?
Hans
Hans
Oh, sebaiknya Anda jangan gegabah
Hans
Hans
Dia tidak akan hanya terkejut
Hans
Hans
Bisa kena serangan jantung
Alan
Alan
Wah, semerdu itu permainanku?
Hans
Hans
(Tersenyum kecil)
Well, seperti penjelasan di atas
Alan bukan sempurna
Tapi, NYARIS SEMPURNA
Karena itu, Hans ; Sekretaris pribadi, belajar membaca gerak bibir Alan, ketika Alan sudah mulai bermain piano
Sangat mengerikan untuk telinga
Alan
Alan
Ah, sudah tahu jadwal Luna hari ini?
Hans
Hans
Pukul 10.30 dia akan pergi ke kantor penerbit, Tuan..
Alan
Alan
Pak Hans!
Alan
Alan
Dari tadi, kamu panggil aku Tuan-Tuan
Alan
Alan
Panggil namaku saja
Alan
Alan
Aku bukan Alex yang gila hormat
Alan
Alan
Kamu lebih tua dariku
Hans
Hans
Tapi, rasanya tidak enak, Tuan
Hans
Hans
Anda adalah atasan saya
Alan
Alan
Justru, aku yang terbebani dengan panggilan itu
Alan
Alan
Aku tidak akan mengikuti jadwal hari ini, jika kamu tetap panggil aku Tuan
Hans
Hans
(Berdeham)
Hans
Hans
Baiklah, A—Alan..
Alan
Alan
(Tersenyum)
Alan
Alan
(Mengunyah nasi dan lauknya)
Alan
Alan
Jadi, dia akan ke kantor penerbit itu lagi?
Hans
Hans
Iya, Tu—Alan
Hans
Hans
Sepertinya, dia akan menyerahkan naskah barunya
Alan
Alan
Hmm
Alan
Alan
Padahal, naskahnya memang seburuk itu
Alan
Alan
Tapi!
Alan
Alan
Dia tetap sempurna
Hans
Hans
Alan..
Hans
Hans
Saya hanya mengingatkan
Hans
Hans
Menjalin hubungan dengan gadis biasa, akan membuat Ayah dan Ibu Anda marah
Hans
Hans
Juga.. Tuan Alex
Hans
Hans
Kalau, Tuan Alex tahu
Hans
Hans
Maka, dia akan menghancurkan hidup gadis itu
Alan
Alan
(Mendesah singkat)
Alan
Alan
Karena itu,
Alan
Alan
Jangan sampai dia tahu soal Luna
Hans
Hans
Saya tidak akan membicarakan gadis itu di depan Tuan Alex
Hans
Hans
Tapi.. Terlalu banyak saksi mata yang tahu
Hans
Hans
Kalau Anda sangat menyukai gadis itu
Alan
Alan
(Mengangguk paham)
Alan
Alan
Jangan khawatir
Alan
Alan
Akan aku atasi itu
Hans
Hans
Ah, sekalian
Hans
Hans
Atasi juga 2 gadis yang sejak tadi mengirim pesan maut di ponsel Anda
Hans
Hans
(Menyerahkan ponsel pada Alan)
Banyak sekali kiriman foto Alan tengah tidur dengan seorang gadis.
Saat mabuk bersama seorang gadis.
Saat berpelukan dengan seorang gadis.
Juga, saat berciuman dengan seorang gadis.
Alan
Alan
(Terkesiap)
Alan
Alan
Ini..
Hans
Hans
Sulit untuk berdamai dengan 2 gadis itu..
Hans
Hans
Anda harus menemui mereka
Hans
Hans
Sebelum, foto itu tersebar di seluruh kota
Alan
Alan
Sial

Gadis Atlet Tinju

Di halaman gedung terbengkalai
Alan dan seorang gadis, berdiri saling berhadapan
Nampak raut wajah Sang gadis merah padam, menahan marah.
Alan
Alan
(Tersenyum lebar)
Alan
Alan
Hai..
Alan
Alan
(Melambaikan tangan)
Karina
Karina
(Mengatupkan gigi)
Karina
Karina
(Mengepalkan tangan)
Karina
Karina
Dasar laki-laki brengs*k!
Alan
Alan
(Terbelalak)
Alan
Alan
(Terhuyung ke samping)
Alan
Alan
Tu-tunggu..
Alan
Alan
Kenapa kau memukulku?
Karina
Karina
Kenapa katamu?
Karina
Karina
KENAPA?!
Alan
Alan
(Memegang pipinya)
Alan
Alan
Sakit..
Karina
Karina
Sakit?
Karina
Karina
Kamu bisa merasakan sakit?
Karina
Karina
Laki-laki tidak berperasaan sepertimu, bisa merasakan sakit?
Alan
Alan
Aku juga manusia, Nona..
Alan
Alan
Sekarang, jelaskan..
Alan
Alan
Apa yang sudah aku perbuat?
Karina
Karina
(Mendengus kesal)
Karina
Karina
Kamu serius menanyakan itu padaku?
Karina
Karina
Kamu nggak ingat semua perbuatanmu padaku?!
Alan
Alan
(Mendorong udara keluar dari mulut)
Alan
Alan
Okay..
Alan
Alan
Biar aku ingat sesuatu yang nggak akan pernah aku ingat..
Alan
Alan
Karena, bukan aku yang melakukannya
Alan
Alan
(Merengek)
Karina
Karina
Bukan dirimu?
Karina
Karina
Bukan kamu?
Karina
Karina
Lalu, siapa?
Karina
Karina
Orang gila?!
Karina
Karina
Jangan katakan, kalau kamu punya kembaran!
Alan
Alan
Oh, nggak..
Alan
Alan
Aku nggak punya saudara-
Alan
Alan
Tapi..
Alan
Alan
(Mendesis)
Alan
Alan
Sepertinya, itu ide bagus untuk menyelesaikan masalah para gadis ini..
Karina
Karina
Apa?
Karina
Karina
Para gadis?
Karina
Karina
Dasar brengs*k! Jangan bicara gadis lain di hadapanku!
Karina
Karina
(Melayangkan tinju ke perut Alan)
Alan
Alan
ARGH!
Alan
Alan
( Meringkuk di tanah)
Alan
Alan
Pak Hans!
Alan
Alan
Tolong aku!
Hans
Hans
(Menggelengkan kepala)
Hans duduk di dalam mobil SUV hitam.
Hans
Hans
Maaf, Alan.. Aku juga tidak mau babak belur.
Hans
Hans
(Tersenyum)
Sementara, Karina terus memukul punggung Alan, yang masih meringkuk di tanah.
Alan
Alan
Hentikan!
Alan
Alan
Tolong!
Alan
Alan
Ampun!
Alan
Alan
Maafkan aku!
Alan
Alan
Maafkan aku!
Alan
Alan
Kita bicara baik-baik, hm?
Karina
Karina
(Mendesah panjang)
Karina
Karina
(Mundur selangkah)
Alan
Alan
(Mendesis kesakitan)
Alan
Alan
(Berdiri)
Alan
Alan
(Mengibas-ibas jas)
Alan
Alan
Okay..
Alan
Alan
Tenangkan dirimu dulu..
Alan
Alan
Namamu.. Anya, kan?
Karina
Karina
Karina, brengs*k!
Alan
Alan
A-ah, maaf..
Alan
Alan
Karina..
Alan
Alan
Baiklah..
Alan
Alan
Maafkan aku..
Karina
Karina
Soal apa?
Alan
Alan
Oh.. Apa perlu di jelaskan?
Karina
Karina
Kamu minta maaf
Karina
Karina
Tanpa tahu kesalahanmu?
Karina
Karina
Kamu mau di hajar lagi?
Alan
Alan
Tidak-tidak..
Alan
Alan
Baiklah..
Alan
Alan
(Memutar bola mata)
Alan
Alan
Ah!
Alan
Alan
Maafkan aku, sudah mencampakkanmu..
Karina
Karina
Itu bukan hal yang baru.
Karina
Karina
Kamu selalu menghilang tanpa kabar
Karina
Karina
Setiap 3 bulan sekali, kamu muncul dan memanggilku sayang!
Karina
Karina
Aku tidak mempermasalahkan itu!
Karina
Karina
Sekarang.. Cepat katakan apa salahmu?
Alan
Alan
Ba-baiklah..
Alan
Alan
Emm..
Alan
Alan
Ah!
Alan
Alan
Karena.. Sudah berselingkuh?
Alan
Alan
Maafkan aku..
Alan
Alan
Hm?
Alan
Alan
Itu naluriku sebagai lelaki...
Alan
Alan
Aku tidak akan mengulanginya lagi..
Karina
Karina
Selingkuh?
Karina
Karina
Hah!
Karina
Karina
Yang benar saja..
Karina
Karina
Kamu sudah menjelaskan padaku..
Karina
Karina
Jika, aku bukan satu-satunya kekasihmu!
Karina
Karina
Cepat katakan! Jangan main-main denganku!
Alan
Alan
(Merengek)
Alan
Alan
Aku benar-benar nggak tahu apa salahku..
Karina
Karina
( Mengepalkan tangan)
Alan
Alan
(Mengarahkan telapak tangan ke depan)
Alan
Alan
Ka-Karina..
Alan
Alan
Tenangkan dirimu dulu..
Alan
Alan
Ambil napas panjang
Alan
Alan
Hembuskan
Alan
Alan
Okay..
Alan
Alan
Kita bicara baik-baik..
Karina
Karina
(Mendorong udara keluar dari mulut)
Karina
Karina
(Membuka tas)
Karina
Karina
(Mengeluarkan cermin kecil)
Karina
Karina
(Mengeluarkan lipstik)
Alan
Alan
(Mengernyitkan dahi)
Alan
Alan
Kamu sedang apa?
Karina
Karina
Katamu, menenangkan diriku
Karina
Karina
Ini adalah cara agar diriku tenang
Karina
Karina
Melihat wajahku yang cantik
Alan
Alan
Aaah.. Begitu..
Alan
Alan
Haha..
Alan
Alan
Baiklah, lakukan..
Di detik selanjutnya, seekor lebah terbang ke arah Karina.
Alan yang melihatnya, dengan sigap mendekati Karina, menepis lebah agar menjauh.
Di mana, tangannya juga tak sengaja menepis lipstik Karina, hingga patah
Alan
Alan
Wah, hampir saja..
Alan
Alan
Bisa-bisa bibirmu bengkak nanti
Karina
Karina
(Mengepalkan tangan)
Karina
Karina
(Mengatupkan gigi)
Alan
Alan
Ada apa?
Alan
Alan
Kenapa.. Kamu kelihatan marah?
Karina
Karina
Kamu mematahkan lipstik-ku lagi!
Alan kembali menerima pukulan yang cukup kencang di pipinya.
Alan
Alan
(Melihat pipinya di kaca tengah mobil)
Alan
Alan
(Mendesah)
Alan
Alan
Bagaimana bisa aku bertemu dengan Luna, kalau wajahku seperti ini?
Hans
Hans
Salah siapa, berkencan dengan banyak gadis?
Alan
Alan
(Melirik Hans)
Alan
Alan
Salahku?
Hans
Hans
(Berdeham)
Hans
Hans
Maafkan saya..
Alan
Alan
Ck..
Alan
Alan
Pukulannya keras dan kencang
Alan
Alan
Benar-benar sakit!
Hans
Hans
Dia atlet tinju, Tu—Oh, maksud saya, Alan
Alan
Alan
(Mendengus)
Alan
Alan
Wah.. Untung saja leherku tidak patah..
Alan
Alan
Lagipula, siapa yang mengira jika kesalahannya adalah mematahkan lipstik
Alan
Alan
Kenapa harus semarah itu, hanya karena lipstik?
Hans
Hans
Bagi perempuan..
Hans
Hans
Lipstik adalah sebagian dari dirinya, Alan..
Hans
Hans
Anda harus paham itu..
Alan
Alan
Wah, Pak Hans..
Alan
Alan
Aku harus belajar darimu..
Hans
Hans
Itu hal yang sepele..
Alan
Alan
Hmm, baiklah Tuan penakluk wanita
Alan
Alan
Kita kemana sekarang?
Hans
Hans
Pergi ke tempat gadis kedua
Hans
Hans
Lalu, ke kantor
Hans
Hans
Karena ada rapat akhir bulan
Alan
Alan
Tunggu
Alan
Alan
Jam berapa sekarang?
Alan
Alan
(Melihat ponsel)
Alan
Alan
(Terkesiap)
Alan
Alan
Jam 11.00!
Alan
Alan
Kita sudah terlambat!
Alan
Alan
Kita menemui Luna dulu
Hans
Hans
Tapi-
Alan
Alan
Setelah itu, aku akan pergi rapat
Alan
Alan
Aku janji
Hans
Hans
(Mendesah berat)
Hans
Hans
Baiklah..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!