Ayana sedang menunggu di sebuah restoran, suaminya berjanji akan merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-3. Wanita itu melihat waktu di ponsel, ternyata ia sudah menunggu hampir satu jam lamanya namun suaminya tak kunjung datang juga. Tak berapa lama, dering telepon mengagetkannya.
“Halo, sayang.... tiba saja aku ada pertemuan dadakan dengan investor, jadi bagaimana kalau kamu makan malam sendirian dan kita bertemu di rumah nanti. Aku janji akan memberikanmu hadiah kalung berlian yang kamu inginkan, oke sayang?"
Ayana terdiam, dia belum membalas ucapan suaminya di telepon. Kekecewaannya begitu besar, namun seharusnya ia sudah bisa menduga jika ia sudah bukan lagi prioritas utama bagi suaminya. Lagipula acara makan malam adalah hal terakhir yang Ayana berikan untuk suaminya, sebelum ia menghancurkan hidup suami yang sudah berkhianat padanya. Akan tetapi, lagi dan lagi suaminya melewatkan waktu kebersamaan mereka.
Sebelum akhirnya ia menjawab suaminya, Ayana menarik nafas dengan pelan. “Baiklah, semoga pertemuan mu cepat selesai dan kamu bisa cepat pulang ke rumah kita. Jangan terlalu capek, aku akan menunggumu di rumah.“
Wanita itu tak menunjukkan kekecewaannya, suaranya masih terdengar ceria dan seperti biasanya ia masih perhatian pada suaminya. Biarkan saja, suami yang selalu menganggap dirinya bodoh masih akan terus menganggapnya sebagai seorang istri yang bodoh. Padahal ia sudah menyusun rencana untuk menghancurkan suaminya itu seraya mempersiapkan perceraian.
“Sekali lagi maafkan aku sayang, aku akan mengganti waktu yang kita lewatkan. Aku akan menjadwalkan ulang seluruh pekerjaanku untuk membawamu jalan-jalan merayakan ulang tahunmu beberapa minggu lagi."
Saat ulang tahunku, kita sudah bercerai lelaki brengseek! Umpat Ayana dalam hati.
Ayana hanya tersenyum sinis mendengar ucapan manis dari suami penghianatnya dalam sambungan telepon. “Iya sayang... kalau begitu aku tutup teleponnya. Selamat bekerja, ya!“
Panggilan keduanya pun berakhir, Ayana melihat makanan yang sudah ada di meja restoran, sebab tak ingin menyia-nyiakan makanan ia pun melahap makan malamnya dengan santai.
Saat malam tiba sesuai prediksi Ayana, suaminya tidak pulang seperti janji-janji yang telah dilanggar oleh suaminya berulang kali dan kini ia sudah tak perduli lagi. Bahkan Ayana tahu suaminya sedang berada dimana dan dengan siapa.
Pagi harinya, itu lah awal rencana untuk menghancurkan hidup suaminya. Saat ia bersiap untuk bertemu seseorang, pesan berupa foto masuk ke dalam ponselnya. Foto-foto tak senonoh di sebuah ranjang, tampak wajah sang suami sedang tidur dengan tubuh tanpa pakaian yang hanya tertutup selimut sebatas perut ke bawah. Sementara wajah wanita yang berada dalam pelukan suaminya tidak terlihat, hanya memperlihatkan bahu dan punggung telanjang tertutup selimut yang sama.
Saat Ayana scrol semakin ke bawah, ada tulisan dalam pesan bergambar itu mengatakan jika suaminya sangat puas dengan pelayanan wanita selingkuhan nya itu. Ayana paham betul jika wanita selingkuhan suaminya mengirim pesan padanya untuk memprovokasi dirinya.
Tanpa membalas pesan bergambar tidak senonoh yang dikirimkan padanya, Ayana hanya mengirimkan foto serupa bukti itu pada pengacaranya untuk persiapan penggugatan perceraian. Namun jika hanya bercerai saja Ayana tidak akan puas, apalagi beberapa harta berupa uang dan aset-aset berharga sudah di balik nama kan atas nama suaminya tanpa sepengetahuan dirinya. Ayana harus mengambil kembali hak-haknya, setelah itu barulah dia akan menggugat cerai suaminya. Ia tak terlalu menginginkan harta gono gini, ia hanya menginginkan suaminya jatuh ke dalam jurang penyesalan.
Siang hari setelah Ayana mengurus sesuatu, ia mempunyai janji temu dengan temannya. Teman di kampus dulu, temannya itu lah yang pertama kali memberikan informasi tentang perselingkuhan suaminya padanya. Awalnya Ayana tidak percaya, namun setelah sang teman membeberkan bukti-bukti yang akurat akhirnya Ayana percaya jika suaminya benar-benar mempunyai wanita idaman lain.
Ayana menunggu di coffee shop yang menjadi tempat dia akan bertemu dengan sang teman, sekitar 10 menit menunggu temannya pun akhirnya datang.
“Sorry lama, ada kerjaan dikit. Kamu udah pesan?"
Ayana menggeleng, “Kamu aja yang pesan, selera kita kan selalu sama. Pesan aja minuman dan cemilan yang sama seperti biasa."
“Oke!“ Sang teman bernama Mona pun memanggil pegawai cafe, ia lalu memesan untuk mereka berdua.
“Oh ya Ay, Gimana kabar suami kamu?"
Ayana mengangkat bahu, “Dia masih terus membohongiku, semalam dia membiarkanku menunggu di restoran selama 1 jam lebih. Terus dia bilang bakal pulang ke rumah, tapi nyatanya sampai pagi aku menunggu dia tak kunjung pulang."
“Pantas saja kamu ada kantung mata, kamu pasti kecewa berat kan? Aku udah bilang, untuk apa kamu mempertahankan laki-laki brengsekk yang sudah mengkhianatimu! Lepaskan aja dia, ceraikan dia.. biarkan diambil wanita lain.“
“Kau benar, aku harus bercerai dengan Mas Darius."
“Gitu dong! Ini baru Ayana yang aku kenal! Sejak kau berpacaran dan menikah dengan Darius, kau menjadi wanita bodohh... padahal banyak laki-laki yang menyukaimu dulu. Bahkan sekarang aku yakin setelah kau berpisah dengan Darius, masih banyak laki-laki yang bisa kau dapatkan! Lagipula 3 tahun menikah, kalian belum punya anak. Masih belum terlambat, bukankah jika akhirnya berpisah atau mempertahankan rumah tangga yang memang sudah hancur, jika kalian punya anak... itu malah akan menghancurkan mental anak kalian.“
Ayana sekali lagi menghela nafas, “Kau benar, hari ini bahkan wanita selingkuhannya sudah mengirim beberapa foto lagi padaku. Aku benar-benar akan menggugat cerai...“
“Sudahlah, jangan bimbang lagi! Semakin kau cepat bercerai, semakin baik. Laki-laki brengsekk seperti dia, tak pantas kau pertahankan!“
“Makasih ya Mon, kamu selalu ada saat aku membutuhkanmu. Kamu adalah teman terbaikku, aku harap kamu tidak mendapatkan suami bejatt seperti aku dan hidup bahagia bersama suamimu pilihanmu nanti.“
Temannya itu tersenyum, “Aku akan bahagia saat kamu juga bahagia, Ay. Jangan sia-siakan hidupmu lagi dengan terus hidup dengan laki-laki peselingkuh itu, oke."
Ayana ikut tersenyum, wajahnya yang tadinya muram menjadi ceria. Keduanya pergi setelah selesai, mereka menuju ke mall untuk berbelanja seperti biasanya jika mereka berdua mempunyai waktu untuk quality time.
Namun tak disangka, di mall saat keduanya berbelanja Ayana melihat suaminya sedang bersama seorang wanita. Bahkan dari penampilannya bisa dilihat jika wanita itu bukan orang biasa dan sangat terlihat berkelas. Entah itu adalah rekan bisnis suaminya atau kemungkinan wanita itu adalah selingkuhan Darius.
Mona tampak emosi, amarahnya tersulut melihat Darius bersama seorang wanita. “Sepertinya itu adalah wanita selingkuhan suamimu, biar aku melabraknya untukmu!"
“Jangan! Biarkan saja!“ Cegah Ayana.
Pada akhirnya, Ayana membiarkan suami dan wanita cantik yang bersamanya pergi berlalu dari hadapan mereka tanpa membuat keributan.
Malam itu suaminya pulang dan bersikap biasa saja pada Ayana, wanita itu pun bersikap sama seperti tidak terjadi apa-apa dan tidak menunjukkan jika ia melihat suaminya di mall.
"Sayang, maaf ya. Pertemuan dengan pihak singapura berlangsung semalaman, aku tak bisa pulang bahkan baru selesai hari ini. Ini kalungnya, untuk menebus malam kemarin. Nanti, untuk ulang tahunmu... aku akan kosongkan jadwal. Kamu cari waktu untuk kita pergi jalan-jalan, jadi jangan cemberut lagi." Darius membujuk seraya memeluk tubuh Ayana dari belakang.
Ayana menahan rasa jijiknya saat berada dalam dekapan sang suami, jika saja dia tidak ingin membalas semua perlakuan suaminya padanya sudah tak sudi dia disentuh.
Baru saja Ayana akan menjawab bujukan Darius, ponsel milik Darius bergetar dan itu sepertinya panggilan masuk dari si wanita selingkuhan terlihat dari nama di layar ponsel. Darius menjadi tegang, namun karena ia sudah profesional dalam berkhianat ia pun terlihat tenang.
“Sebentar ya sayang, ini rekan bisnis Mas menelepon."
Tanpa menunggu jawaban dari istrinya, Darius melangkahkan kakinya keluar kamar mereka. Ayana tau jika suaminya pergi dari kamar karena mendapatkan telepon dari wanita selingkuhannya, sepertinya Darius masih menganggap Ayana bodoh. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, kecil kemungkinan ada yang menelepon malam-malam untuk membahas pekerjaan.
Tanpa sepengetahuan Darius, Ayana sudah memasang kamera tersembunyi di setiap penjuru rumah untuk mengumpulkan banyak bukti lagi. Kamera yang akan merekam setiap apapun kegiatan Darius, dengan cepat Ayana membuka aplikasi di ponsel yang terhubung dengan hidden camera dan terdengar Darius sedang membujuk seseorang ditelepon.
“Sayang... Ayana itu bodoh. Jangan marah, aku hanya beri dia kalung berlian imitasi. Yang asli akan aku berikan padamu nanti, dia tidak akan tahu karena terlalu bodoh. Apalagi dia sangat mencintaiku dan tak pernah curiga. Dia bahkan gak akan memeriksa apapun pemberianku, seperti tas dan perhiasan hadiah lainnya dariku. Aku berikan hadiah-hadiah itu, agar saat aku jarang pulang dia tidak curiga. Bahkan tas dan perhiasan asli, semuanya kamu yang miliki. Aku mencintaimu, jangan marah lagi ya. Baiklah... baiklah! Aku akan ke sana malam ini, aku akan mencari alasan pada Ayana lebih dulu. Emuach, aku mencintaimu.“
Betapa Ayana geli serta jijik mendengar nada mesra dari suaminya pada wanita selingkuhannya itu di dalam telepon, setelah selesai mendengarkan Ayana menyandarkan kepalanya di kepala ranjang dan berpura-pura memainkan ponselnya saat suaminya kembali ke dalam kamar dengan wajah gelisah.
“Kenapa setelah menerima telepon wajahmu tegang Mas?“ tanya Ayana berpura-pura.
“Asistenku baru saja telepon, ada sesuatu yang mendesak yang harus diselesaikan karena besok aku harus pergi untuk perjalanan bisnis keluar kota. Kamu gak apa-apa aku tinggal lagi kan, sayang.“
Ayana hanya tersenyum lebar seperti istri yang pengertian, “Aku bukanlah wanita yang akan menghambat pekerjaan suaminya. Apalagi, kita membangun perusahan ini bersama-sama dari nol hingga sekarang menjadi perusahaan sukses. Mana mungkin aku ingin menghancurkan perusahaan yang sudah susah payah kita bangun bersama. Pergilah, aku tak apa-apa Mas dan mengenai kalung... terima kasih atas hadiahnya.“
Dasar Pria brengsek... Aku benar-benar bodoh selama ini. Dengan bodohnya aku selalu berterima kasih atas semua pemberiannya, ternyata semuanya palsu, seperti cintanya padaku!
Darius terhenyak sebentar mendengar untuk pertama kalinya Ayana mengatakan tentang perusahaan yang mereka bangun bersama dari nol, seolah-olah Ayana menekankan jika keberhasilan Darius selama ini ada hasil kerja keras Ayana.
Ya, Darius sengaja melupakan fakta jika sebagian banyak modal untuk membangun perusahan adalah dari keluarga Ayana yang memang lebih kaya dari Darius.
•
•
•
Sementara di rumah wanita selingkuhannya, Darius baru saja datang dan mengeluarkan sebuah kotak kalung lalu menyodorkan pada sang pelakor.
"Sayang, jangan marah lagi. Aku gak bohong, aku beneran udah ganti kalung Ayana dengan yang palsu. Ini yang asli..."
Wanita pelakor itu mengambil kotak kalung dan mengeluarkannya lalu tersenyum senang. "Kapan kamu berencana bercerai darinya?"
"Aku sudah bilang berapa kali, situasi sangat sulit untuk kami berdua bercerai. Meskipun aku CEO perusahaan, tapi Ayana adalah salah satu dewan direksi dan mempunyai saham. Kalau aku bercerai dengannya sebelum mendapatkan sahamnya, jabatanku mungkin akan dipertaruhkan. Bisa saja, para dewan direksi membantu Ayana mengangkat CEO lain jika aku bercerai karena selingkuh, kau juga tahu jika perusahaan ini didirikan oleh kami berdua."
Wanita pelakor itu masih ingin bicara lagi, dia sudah tak sabar ingin menyingkirkan Ayana dan menjadi istri Darius.
"Sudahlah, jangan emosi. Asal kamu tulus padaku, aku akan selalu tulus padamu."
"Lalu, hari ini kamu kemana?"
"Aku bertemu dengan salah satu investor, dia mengajakku makan siang sekalian dia ingin aku menemaninya membeli barang di mall jadi aku temani dia ke mall. Kenapa, apa kamu juga di mall?"
Wanita itu menggeleng, "Baiklah, aku tau kamu jujur dan hanya mencintaiku. Aku rela selalu jadi yang kedua, tapi aku gak rela kamu berselingkuh dariku."
Darius tergelak lalu mencubbit pipi wanita pelakor itu dengan gemas, ia selalu merasa senang saat bersama wanita selingkuhannya itu karena wanita itu sering bersikap manja dan menyenangkan.
Mereka pun mulai saling memagut dan menghabiskan malam bersama seperti malam-malam sebelumnya.
•
•
•
Hari itu Ayana bertemu kembali dengan seseorang, ia keluar rumah. Seseorang yang bekerja sama dengannya untuk menghancurkan suaminya. Wanita itu adalah investor wanita yang bersama Darius di mall, seseorang yang akan menjadi peran pendukung untuk menjebak suami Ayana.
Apalagi wanita investor itu mempunyai dendam pribadi pada si wanita selingkuhan Darius, saat di sekolah SMA dia menjadi korban bullying si wanita pelakor.
“Aku disuruh berhenti bekerja di perusahaan yang kami bangun bersama dengan modal dari ayahku, dia merayuku agar menjadi ibu rumah tangga. Dia bilang dia akan selalu ingat pengorbananku, tapi sekarang semua harta nikah dialihkan atas namanya sendiri. Setiap bulan aku hanya dapat biaya hidup darinya dengan nominal yang ia putuskan. Dia bilang kami masih harus banyak menabung dan uangnya untuk perusahaan agar nanti bisa membuat banyak cabang perusahaan. Aku bodoh dan percaya padanya, aku percaya pada cintanya. Tapi... pengorbananku selama ini sia-sia. Siapa sangka, setelah dia sukses dia malah bermain perempuan.“
Wanita investor itu bernama Grace, itu adalah namanya di luar negeri. Bahkan karena suatu insiden saat ia mendapatkan perundungan di SMA oleh geng si wanita pelakor, Grace harus mengoperasi wajahnya. Kini wajah Grace sangat berbeda dari wajah ketika SMA, bahkan meksipun bertemu dengan si wanita pelakor kemungkinan ia tak akan dikenali.
Ayana dan Grace adalah teman masa kecil, sayangnya saat akan masuk sekolah SMA mereka berpisah karena Grace harus pindah bersama keluarga setelah sang Ibu menikah lagi karena ayah Grace meninggal dunia. Kini seolah takdir mendukung rencana pembalasan keduanya, dimana Ayana ingin membalas suami dan wanita pelakor, sementara Grace ingin membalas dendam pada si wanita pelakor.
Takdir mempertemukan keduanya, lalu akhirnya mereka bekerjasama.
"Seharusnya kasih racun pada pria seperti ini!" geram Grace.
“Membunuh orang akan masuk penjara, aku ingin membuatnya kehilangan segalanya. Aku habiskan beberapa tahun ini untuknya, jadi aku sangat paham apa yang sangat penting bagi Darius!" Ayana tersenyum dingin.
“Dia benar-benar brengseekk! Tapi memang cocok dengan si lakor! Sama-sama penuh tipu muslihat dan tak tahu diri...!" Grace begitu muak.
“Suamiku sekarang sedang merasa di atas angin, dia punya istri yang mengurus rumah. Dia juga punya wanita lain yang bisa diajak bersenang-senang, kini dia membutuhkan wanita yang bisa menyempurnakan ambisinya menjadi pengusaha yang dihormati dengan membangun banyak perusahaan lagi."
“Aku lah yang akan jadi wanita itu, aku akan menjebak nya dalam investasi besar lalu menghancurkan nya sampai berkeping-keping." Grace begitu yakin, kini dia adalah Grace yang sangat kaya raya.
“Kau sudah dekat dengannya sekarang, kita akan menuju rencana selanjutnya. Ayo...!"
Keduanya pun menuju rumah Ayana, saat datang ternyata Darius sudah berada di rumah. Pria itu tampak terkejut melihat kedatangan Grace, tak pernah menyangka jika Grace akan ada di rumahnya apalagi datang bersama Ayana.
Wajah Darius terlihat tegang, dia bergerak-gerak gelisah. Pasalnya, dia memang sudah beberapa kali jalan bersama Grace, meksipun hanya sebatas rekan bisnis namun ada suatu niat terselubuung darinya pada Grace.
“Tuan Darius, jadi Anda suami Ayana!“ jerit Grace dengan terlalu berlebihan, namun mampu membuat Darius tersentak dari bengongnya.
“Em, Nona Grace. Anda dan istri saya?"
“Jadi kalian berdua sudah saling kenal?“ wajah Ayana dibuat terkejut.
“Kami rekan bisnis.“ Jawab Darius.
“Ya ampun, kebetulan banget ya, Mas!“
Darius melirik Grace.
Ayana maju merangkul lengan suaminya, "Grace ini teman masa kecilku, pas mau masuk SMA... kami berpisah dan tak sengaja bertemu lagi beberapa minggu lalu. Sejak kecil, kami sudah seperti sodara. Grace kadang makan dan nginep di rumahku, kadang aku yang nginep di rumahnya. Jadi, kali ini... Grace ingin menginap di rumahku. Kamu izinin, kan?"
“Eng, itu__“
“Ayolah sayang, kata Grace dia kesepian tinggal di rumah yang baru dia beli setelah kembali dari luar negeri. Keluarga nya belum datang menyusul nya kesini, jadi hanya aku orang terdekatnya saat ini. Boleh ya dia nginep disini...“
"Ngomong-ngomong, rumah kalian kecil banget.“ Ucap Grace dengan nada skeptis.
Rumah mereka tidak kecil seperti perkataan Grace, wanita itu hanya ingin menekan titik kelemahan Darius yang pastinya tak ingin diejek.
"Astaga, mulutmu! Kau selalu blak-blakan! Jangan mengejek lagi, suamiku akan marah." Ayana ikut berperan dalam sandiwara mereka berdua.
"Kamu marah, Bang?" Grace menatap Darius dengan tatapan nakal.
"Bang?" Darius merasa heran.
"Ayolah, Ayana dan aku sangat akrab! Masa aku harus manggil kamu Tuan atau Pak Darius seperti saat kita berhubungan bisnis."
Darius tersenyum tipis, "Tentu saja boleh."
Grace tersenyum kecil, ia lalu menoleh pada Ayana. "Ay, dimana kamarku?"
"Mas, boleh minta tolong bawa Grace ke kamar tamu. Aku harus menyiapkan makan malam, kamu pasti sudah lapar."
Dengan cepat Darius mengangguk, sorot mata lelaki itu tampak senang. Ayana tau, jika 'umpan sudah ditangkap ikan'.
Grace pun tersenyum, sepertinya rencana nya dan Ayana akan mulus. "Bang, yuk!"
Nada suara Grace terdengar manja, namun ada ketegasan dalam cara bicaranya seperti sebuah desakan.
Darius menyeret koper Grace menuju kamar tamu, disana sudah ada kamera tersembunyi di beberapa titik dan Grace sudah diberitahu oleh Ayana agar saat berganti pakaian Grace dapat menghindari kamera.
Grace duduk di pinggir ranjang, dia duduk dengan posisi menggoda. Dengan dress pendek, memperlihatkan kulit mulus kaki jenjangnya.
Mata Darius tampak berbinar sebelum ia menyembunyikan nya. Ia tak ingin terlihat tergoda karena Grace adalah teman Ayana dan pastinya ia tak bisa sembarangan bersikap tak pantas pada Grace.
"Gerah, bisa naikkan suhunya." Grace menarik-narik dress nya, bagian depan dress yang rendah memperlihatkan belahan dada Grace yang sangat indah.
Glek!
Darius tampak menelan ludahnya dengan susah payah, kini sifat rakusnya akan wanita sudah mendarah daging. Ia memalingkan wajahnya berpura-pura tak tertarik dengan godaan dari Grace, lalu bergerak mencari remot AC dan mengatur suhunya.
"Cukup, makasih ya Bang."
Dari ponselnya, Ayana melihat interaksi keduanya. Ia tersenyum miring, dia tahu jika Darius sudah mulai tergoda dan sedang menahan hasraatnya.
Darius... berdasarkan pemahamanku padamu, kau sudah terjebak! Tunggu lah, aku akan ambil kembali semua milikku dan membuatmu menyesal! Permainan dimulai!
Makan malam selesai, Ayana dan Grace sedang berada di kamar tamu sementara Darius di kamar tidur utama. "Suamimu masih santai, belum ada pergerakan lanjut."
“Jangan terburu-buru, kita harus sabar. Makin lama menunggu, hasilnya akan makin bagus. Jangan terlalu mencolok dalam menggodanya, dia akan curiga. Dia tipe orang yang akan memeriksa sesuatu jika sudah mulai curiga, kita harus berhati-hati.“
Keduanya sedang melihat kegiatan Darius di dalam kamar tidur, ternyata pria itu sedang berkirim pesan dengan si wanita selingkuhan.
“Cih! Wanita itu bilang sangat merindukan nya, menjijikkaan!" Grace mendengus membaca pesan di layar ponsel milik Darius yang diperbesar di layar ponsel Ayana.
"Besok, pergilah ajak dia makan siang.“
”Oke.”
•
•
•
Esoknya di dalam Restoran, Ayana duduk di meja lain dengan menutupi wajahnya memakai topi agar tidak dikenali oleh Darius. Sementara di meja reservasi, Grace sudah menunggu Darius. Wanita itu memakai earphone di telinganya untuk berkomunikasi dengan Ayana.
“Apa kau pikir dia akan datang?“ tanya Grace dari alat penghubung mereka.
“Tunggu sebentar lagi,“ Ayana meyakinkan Grace.
"Grace, maaf sudah nunggu lama ya?“ Akhirnya Darius datang, pria itu duduk di seberang Grace di meja pesanan mereka.
“Tidak juga, oh ya... bagaimana tentang investasi yang akan kita bahas?“
"Kita tidak akan membahas bisnis, kali ini kita hanya akan makan siang.“ Jawab Darius dengan sikap santai.
“Baiklah, kalau begitu aku nggak akan bersikap formal saat kita tidak membicarakan pekerjaan. Kita pesan dulu makanan nya...“
Darius memanggil staf restoran, “Aku pesan bebek panggang 1, steak salmon abalon dengan jamur 2. Untuk pencuci mulutnya cake matcha raspberry.“
Sang staf restoran mencatat pesanan Darius.
“Kamu pesan terlalu banyak," celetuk Grace, semua makanan yang dipesan Darius adalah paling mahal di restoran mewah itu.
"Banyak menu khas, kamu coba dulu. Lagipula... wanita seharusnya dimanja, kan?" Begitu manis gombalan pria itu.
Di mejanya sendiri, ada perasaan getir dalam hati Ayana saat mendengar suaminya bicara seperti itu. Sebab selama ini, dia tidak pernah dimanja seperti halnya sekarang Darius memperlakukan wanita lain. Selama ini, Darius selalu berpesan jangan memesan makanan mahal karena tak bagus untuk tubuh dan tak sehat jadi Ayana selalu dipesankan salad sayuran. Jadinya setiap sesekali pergi ke restoran, Ayana selalu memesan makanan murah karena dia ingin menghargai setiap perkataan Darius. Kini ia paham, dulu ia telah dibodohi oleh cintanya sendiri. Darius bukannya ingin Ayana hidup sehat tapi Darius tak ingin memanjakan dan sangat pelit padanya.
“Hari ini aku akan menghabiskan banyak uang untuk makananku sendiri, aku hanya perlu habiskan uang tanpa memperdulikan apapun lagi.“ Ayana memesan banyak makanan, seperti saat makan malam sendirian ketika anniversary pernikahan Darius tidak datang. Selama ini dia terlalu menahan diri karena kebodohannya sendiri.
Ayana menelpon Darius seraya makan. Di mejanya, Darius melihat Ayana menelepon lalu bangkit dari kursi.
“Grace, aku angkat telepon dulu.“ Darius berjalan agak menjauh dari meja. "Halo, Sayang."
Lihatlah! Saat kau sedang tak ingin diganggu olehku dan tak ingin aku curiga pasti kau mengabulkan keinginanku! Ayana tersenyum dingin.
“Halo Mas, aku baru melihat sebuah tas dan tertarik. Tapi, harganya 40 juta. Apa aku boleh beli?“
“Sayang, perusahaan sedang merencanakan membuat banyak cabang di setiap kota. Mas udah bilang, jangan terlalu boros. Kenapa kamu habiskan uang terus? Apa kamu udah mengurus pekerjaan rumah? Kamu sebaiknya sibuk mengurus rumah saja, jangan banyak menghamburkan uang. Aku sedang sibuk di perusahaan, tapi kamu malah menggangguku dengan hal tak berguna!“ Nada Darius terdengar tak sabar dan kesal karena Ayana mengganggunya.
“Maaf, Mas. Aku udah mengganggu mu, apalagi kamu akan pergi keluar kota bukan? Kalau begitu, aku siapkan makan siang dan aku antarkan ke perusahaan.“
“Eh eh! Enggak perlu! Situasi perusahaan benar-benar sedang sangat sibuk, aku juga tak jadi pergi ke luar kota. Baiklah... kamu mau tas yang harganya 40 juta kan? Aku transfer sekarang!"
Tak lama uang 40 juta masuk ke dalam M-banking di ponsel Ayana, wanita itu tersenyum muak. Hanya demi agar tak dicurigai, Darius rela merogoh kantong padahal selama ini pria itu sangat pelit.
Darius pun duduk kembali di mejanya melanjutkan gombalan-gombalan nya pada Grace, ia tak memikirkan Ayana lagi.
“Apa kamu tertarik padaku, Grace?"
Grace berpura-pura salah tingkah, saat menjawab ia gelagapan. “A-apa maksud mu, Bang? Kau suami sahabatku, jangan konyol!“
"Tidak konyol, aku tau kau sering mencuri-curi pandang dan mencari perhatian ku." Perlahan Darius mengulurkan tangannya lalu menggenggam tangan Grace.
“Jangan salah paham, Bang. Sejak kecil, aku dan Ayana selalu saling menyayangi dan berbagi. Jadi__“
“Seberapa baik kamu selalu berbagi?“ Tanya Darius dengan wajah memancing.
“Kami sering berbagi segalanya.“
Darius masih memegang tangan Grace. “Mulai hari ini, kalian juga bisa berbagi pria.“
Saat mendengarnya, Ayana ingin sekali muntah.
Dikhianati dalam pernikahan bukanlah hal paling menakutkan, yang paling menakutkan adalah pria yang kamu cinta dari awal sampai akhir benar-benar seorang bajinggaan...!!! Ayana tak begitu kecewa mendengar ucapan Darius pada Grace, karena nyatanya rencananya benar-benar sukses.
“Bagaimana, suka dengan makanan disini?“ Darius mengecup punggung tangan Grace, sementara wanita itu menahan rasa jijikkk nya.
“Lumayan.“
“Harganya mahal, tapi demi kamu apapun akan berikan.“ Gombal Darius, membuat Grace ingin sekali memukul wajah pria menyebalkan yang duduk bersamanya di meja itu.
Grace hanya tersenyum lebar, dia membuat wajahnya sebahagia mungkin di depan Darius.
“Ohya, kalau ada waktu saat ini... aku mau ajak kamu pergi ke villa ku.“
Grace terkejut, pasalnya Ayana tak memberitahu jika Darius mempunyai Villa pribadi. “Kamu punya Villa pribadi?“
“Pria harus punya ruang sendiri, vila itu hasil kerja kerasku selama ini.“ Jawab Darius santai.
Bajingaannn! Ternyata aset-aset kami dia jual dan di belikan villa pribadi, entah apa lagi yang dia sembunyikan?! Ayana geram mendengarnya.
“Wow! Aku sering dengar orang bilang, lelaki yang suka berbohong dalam hubungan cinta akan lebih sukses dalam bisnis dan ternyata benar.“ Wajah Grace berbinar, seolah dia mengagumi Darius.
Tak lama acara makan siang berakhir, Darius dan Grace pergi. Setelah keduanya pergi, Mona datang menemui Ayana karena dia di telepon oleh Ayana.
“Kau tau, Mon. Mas Darius baru saja makan siang disini bersama gundik nya, mereka lalu pergi ke villa pribadi milik Mas Darius. Aku benar-benar telah dibohongi karena aku gak tau dia punya vila, dia sangat memanjakan wanita selingkuhan nya itu! Bahkan makanan yang Mas Darius pesan tadi adalah makanan termahal di restoran mewah ini!“
Apa?! Jadi pria itu juga membohongi ku? Dia berselingkuh dariku! Dasar pria brengseekk padahal aku sedang mengandung anaknya! Umpat Mona.
Mona begitu emosi, wajahnya tampak pucat karena ternyata selain dia dan Ayana, Darius benar-benar mempunyai wanita lain.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!