Seorang gadis menangis di pelukan kakak ipar perempuannya.
"aku gak mau nikah kakak ipar",kenapa kak riko tega kak ,itu sama aja kak ricko menjualku demi bisnis".
gadis itu tersedu sedu di pelukan siska istri dari ricko.
maafin kakak sayang, kakak juga bingung mau berbuat apa
Ricko adalah kaka dari fania, dia meminta fania agar menikah dengan reza sahabatnya, bukan tanpa alasan dia lakukan demi perusahaannya dan juga sahabatnya, karna berhubung reza juga mendapat masalah yaitu ibunya sedang koma dan dialah penyebab ibunya sakit, karna terlalu memikirnya reza yang tidak kunjung menikah dan hanya sibuk dengan pekerjaannya sedangkan teman temannya sudah menikah semua.
terjadilah kesepakatan antara Ricko dan Reza, yang sama sama menguntungkan bagi mereka,tapi tidak dengan fania,di sini dia jadi korban.
"bukankah kamu dulu waktu kecil menyukai reza",ucap siska sebuah pertanyaan yang di lontarkan untuk fania.
"iichh kakak ipar,itu kan dulu,dia tidak mencintaiku"
fania mendongak menghadap siska dan melepaskan pelukannya ucapannya begitu lirih, tangannya menghapus air matanya yang terus mengalir.
bahkan sampai sekarang aku ingat jelas perkataan kak reza waktu itu,jelas jelas dia tidak menyukaiku, dan hanya menganggapku adik, dan apa sekarang ??.aku harus menikah denganya.!!
"lalu apa sekarang kamu masih menyukainya"
tanya siska yang di jawab dengan gelengan kepala oleh fania,gadis itu masih menangis sampai sesenggukan.
"ya sudah kamu tidur saja ya skrang sudah malam.jangan terlalu d pikirin, nanti coba kakak bicarain lagi sama kakak kamu, aku mau buatin susu dulu buat keponakanmu, " siska pergi meninggalkan fania di kamar itu karna mau bikin susu untuk anaknya yang brnama cinta.
fania merebahkan tubuhnya di kasur pandangannya mengarah langit langit kamar, mengingat bayangan reza waktu ia masih kecil dulu.
flashback.
beberapa tahun yang lalu.
"bakal kecewa adikku za,, kalau tau loe sudah punya pacar". ucap ricko
"ya elah rik,,fania udah aq anggap seperti adikku sendiri",lagian mau di kemanain si bella,"reza menoleh ke ricko , mereka berada di ruang santai di rumah ricko sore itu, sambil bermain game
"jadi kau sudah jadian sama bella"
",iya ,aku berhasil dapetin bella dari tangan si boy"
saat itu ada sepasang telinga yang mendengarkan perbincangan mereka di balik pintu,hati fania begitu sakit,di urungkannya kakinya melangkah yang sebenarnya mau keluar kamar,
ternyata kak reza sudah punya pacar, kak reza hanya menganggapku adik
seketika hati fania remuk,menjatuhkan badannya ke lantai di balik pintu, ada butiran bening jatuh dari matanya.
mungkin ini yang di namakan cinta monyet, fania waktu itu masih terlalu kecil untuk merasakan jatuh cinta, hingga apa yang d lihat dan di dengarnya akan begitu sensitif, bukankah anak kecil masih mempunyai jiwa polos,karna mereka blum tau sepenuhnya dan mengerti apa itu jatuh cinta.
___________
ke esokan harinya.
semalaman fania tidak bisa tidur dengan nyenyak, memikirkan permintaan sang kakak,.memang selama ini ricko lah yang membiayai skolah sampai kuliah ,sebagai kakak, ricko menjadikan dirinya orang tua untuk fania karna kedua orang tuanya yang sudah meninggal.
huuff,,,seandainya mama dan papa masih ada, mungkin hidupku tidak akan serumit ini,dan bukan kakak yang ngebesarkanku, hingga aku harus membalas budi untuk kakak yang telah membesarkanku dari kecil,tapi kenapa aku harus membayarnya dengan masalah seperti ini
saat bekerjapun fania tidak fokus, pikirannya kemana mana,sampai sering beberapa kali ngelamun.
ponselnya berdering sekejap, membuyarkan lamunan fania saat itu, di raihnya ponsel tersebut yang terletak di meja tidak jauh dari posisinya, satu pesan di terimanya
ternyata dari ricko kakaknya.
"temui kakak di cafe X slepas pulang kerja".
isi pesan tersebut.
fania menghembuskan nafasnya
"pasti membicarakan masalah itu"
satu jam lagi dia pulang,cepat cepat fania menyelasaikan pekerjaannha mengenai pembukuan nasabah.
akhirnya pekerjaannya selesai, fania bergegas memesan ojek online untuk pergi ke cafe x, ia tidak ingin terlambat mengingat kak ricko orangnya sangat disiplin.
sayangnya jalanan di kota itu tidak bisa d ajak kompromi, kendaraan begitu ramai hingga membuat macet, beberapa kali fania melihat jam di tangannya, fikirannya hanyut dalam lautan kendaraan dengan polusi udara yang menyesakkan.
"bang ngebut donk".
"ya elah neng, mau ngebut gimana, orang macet gini".
fania menghela nafas, " ntar kak ricko ngomel nih, mulutnya kan gak kalah beda dengan perempuan". gumamnya
Cafe X
jam menunjukkan pukul 5 lebih, ricko dan reza sudah beberapa menit menunggu, dam reza mulai kesal.
duduknya mulai gelisah karna tidak biasa menunggu.
"adek lo lama banget si ko".
"sabaarr,, kantor fania kan stengah jam dari sini, lagian ini jam pulang kerja pasti macetlah", ricko menenangkan sahabatnya.
"seperti apa ya fania sekarang, dulu dia kan masih ingusan".
sejenak reza membayangkan wajah fania waktu masih kecil.
"cantiklah adek gue,kakaknya aja ganteng". ricko terkekeh dengan ucapannya yang di balas tendangan kecil di kakinya oleh reza.
ricko menjelaskan secara detail tentang kehidupan fania selama beberapa tahun belakangan ini.
karna memang sudah 13 tahun reza tidak bertemu dengan fania, karna semenjak lulus SMA dia pindah ke luar negri, karna ayahnya bertugas ngurus perusahaannya yang ada di sana,hingga di haruskan reza menetap di sana,dan beberapa tahun kemudian ayahnya meninggal karna sakit dan dialah yang ambil alih untuk menggantikan ayahnya memimpin di perusahaannya.dan sebulan ini dia tinggal di tanah air kota kelahirannya, karna dia lebih tertarik mengurus perusahaan yang ada di tanah air dan perusahaan yang ada di luar negri sudah ada yang ngehandle.
Ricko bercerita panjang kali lebar tentang fania. tapi
Reza hanya biasa saja menanggapi cerita ricko, karna tembok di hatinya selalu menjulang tinggi ia bangun untuk makhluk bernama wanita, mengingat kejadian dulu saat dia di tinggal kekasihnya dan menipu dirinya.
selang beberapa menit,ricko melihat fania dari jendela kaca cafe sedang turun dari ojek dengan terburu buru.
setelah mengedarkan pandangan fania menuju ke tempat ricko dengan terburu buru saat itu ricko melambaikan tangan.
"maaf kak, terlambat, jalanan macet"
dua lelaki itu bengong dengan penampilan fania, lalu di kejutkan dengan kedatangn driver ojek yang mengejar fania.
"maaf neng helmnya".
"eehh,,, iya pak, maaf", terkejut..!! fania dengan cepat membuka helm yang di pakainya dan menyerahkan ke driver ojek yang berada di sebelahnya berdiri.
"iya neng, sudah biasa "sahut driver itu sambil tersenyum, lalu pergi.
ternyata fania belum membuka helm saat memasuki cafe tersebut, wajahnya merah padam menahan malu apa lagi dua orang lelaki di depannya sedang terpingkal pingkal karna tidak bisa menahan tawa,jangan tanya dengan pengunjung lain yang juga menetawainya.
rasanya fania ingin menguap dan menghilang saja.
"nia nia, kebiasaan deh kamu", ricko tergelak.
reza berdehem untuk menghentikan tawanya.
"ekhemm"
puas kalian,,puas kalian menertawaiku
fania memaksakan duduk dengan sedikit cemberut,rasa malu yang dia alami tidak bisa di hilangkan sesekali gadis itu menggigit bibirnya karna gugup.
"o iya nia,,ini reza masih ingatkan,", ricko menunjuk reza yang ada di sampingnya.
reza mengulurkan tangan, lalu fania menyambutnya dan menyalaminya.
ternyata dia makin cakep aja,,sadar nia dia adalah orang yang pernah menyatkitimu.bahkan lagi lagi dia akan menyakitimu dengan pernikahan settingan dengannya.
fania tersadar dengan lamunannya,lalu melepaskan tangannya dari reza.
aku gak nyangka dia beda banget sekarang, seperti bukan fania,aku bahkan hampir tidak mengenalinya
sejenak reza terpana dengan gadis yang ada di depannya.
"kamu sangat berbeda sekarang fania,aku hampir tidak mengenalimu",
reza mengeluarkan suaranya setelah selesai berjabat tangan dengan fania.
"senang bisa bertemu dengan kak reza lagi" fania tersenyum
apa senang,,aku ngomong apa si
"kamu mau makan apa nia", sang kakak bertanya di sela pembicaraan mereka
"apa aja kak boleh",
ricko pergi ke arah kasir.
saat kepergian ricko memesan minuman dan makanan, reza dan fania hanya terdiam, fania yang merasa canggung langsung mengambil ponselnya dan memainkannya apa lagi kalau bukan melihat media sosialnya, gadis itu sangat malu untuk memulai pembicaraan, apa lagi awal pertemuannya sungguh memalukan tadi.
Fania tidak berani melihat ke arah reza sedikitpun, sesekali ia melihat ke kanan ke arah kasir berharap kak ricko segera kembali ,lalu menunduk kembali fokus ke ponselnya menghindari tatapan pria berparas tampan di depannya.
haduuhh,,, ngapain sih dia ngeliatin begitu?, mana muka aku kucel lagi habis dari kantor, trus ini rambut berantakan gak ya,?,lipstikku masih nempel ga ya di bibir, rasanya pingin ke toilet saja aku.
Fania jadi peduli dengan penampilannya karna merasa tidak nyaman reza yang terus menatapnya.
Reza memperhatikan Fania dengan intens, memindai gadis yang di gadang gadang akan menjadi istri pura puranya.
kenapa dia jadi beda banget ya,dari sikap dan cara bicaranya tadi tidak manja seperti dulu
reza membandingkan fania yang dulu dan sekarang.
tidak lama ricko mulai bergabung kembali dan menghilangkan kecanggungan dan menyelamatkan Fania dari reza yg terus menatapnya.
"nia,,mulai sekarang kamu harus deket sama reza, dia akan jadi suami kamu, ya walaupun ini hanya settingan, kamu tau kan yang di cerikan kaka semalem ibunya reza lagi sakit dan meminta dia segera menikah".
Sejenak Fania terdiam lalu menghembuskan nafas berat dan mengangguk.
"iya kak"
"mungkin ini berat bagi kamu,tapi aku janji tidak akan mempersulit kehidupanmu dengan pernikahan ini". ucap reza
hey,, hey,,belum nikah saja aku sudah merasa sulit tauk
batin fania
"nia,, ini hanya berjalan satu tahun,nanti biar kakak atur semuanya,"ucap ricko
fania hanya terdiam saja,sesekali menggaruk kepalanya yang tidak gatal,memaksakan senyumnya.
akhirnya makanan tiba, dan mereka menikamati makanan tersebut, sesekali ricko menjelaskan perihal rencana untuk pernikahan adik dan sahabatnya di sela sela makannya, dia tidak mau ada masalah nantinya karna ini menyangkut kehidupan adiknya.
fania berada satu mobil dengan ricko menuju rumahnya, setelah selesai membahas perihal pernikahan settingan di cafe tadi.
gadis itu hanya terdiam di sepanjang perjalanan, ricko memakhlumi nya karna semua ini tidak mudah untuk fania.
sampailah mobil itu di rumahnya.
baru memencet bel satu kali, pintu terbuka, siska menyambut mereka,
"kalian sudah pulang". siska menyalami tangan suaminya. lirikan matanya menatap fania yang langsung menuju kamarnya.
tapi hendak mau membuka pintu kamar, seorang anak kecil memanggilnya.
"bibi,, bibiii"
fania menoleh ke arah sumber suara,wajah yang tadinya murung tiba tiba menjadi cerah kembali satu senyuman muncul di wajahnya dengan ceria.
cinta menuju ke arahnya dengan berlari, fania menyambutnya dengan merentangkan tangan dan membungkukkan tubuhnya agar bisa menggapai gadis kecil itu.
"aku kangen sama bibi",cinta mengerucutkan bibirnya membuat fania gemes dan mencium pipi bulat itu.
"jangan panggil bibi,tapi panggil tati".
"iya iya, aku lupa", cinta kembali memeluk tubuh fania.
"sayang, bukannya kangen sana papi dan peluk papi,kok malah lari ke tati nia".
ricko menghampiri cinta yang sedang di gendong fania.
"seharian ini cinta merengek mau main sama fania mas"
saut siska
"kak boleh tidak cinta tidur sma aku",
"mau, mau, boleh, boleh"
gadis kecil itu langsung menjawabnya sebelum ayah dan ibunya menjawab pertanyaan fania.
"ya sudah, mami bolehin,tapi langsung tidur ya jangan bermain, tati nia pasti capek" siska menciun putrinya tersebut sebelum memasuki kamar begitupun ricko.
"ya sudah,yuks kita tidul,, biarkan mami dan papi pacalan lagi", fania terkekeh memasuki kamar dengan menggendong cinta.
cinta melambaikan tangan ke arah orang tuanya smpai pintu kamar d tutup oleh fania.
"bagaimana mas, apa fania setuju menikah sama reza", tanya siska
"dia menyetujuinya sayang,",jawab ricko
kini suami istri itu juga memasuki kmarnya untuk beristirahat.
tangan gadis itu sedang mengelus rambut ponakannya yang sudah tertidur,pikirannya kemana mana mengingat kejadian tadi siang.
kenapa sekarang dia begitu tampan,,tapi tidak dengan sikapnya yang begitu dingin,,iisshh,,, lalu seperti apa pernikahan pura pura yang akan aku jalani dengannya nanti, trus apa aku harus bersikap seperti istri sungguhan apa gimana??, apa dia bilang tadi "tidak akan membuat hidupku sulit", huuhh,,, bahkan memikirkannya sudah membuat ku pusing.
gadis itu larut dalam pikirannya yang berkecamuk hingga tanpa sadar sudah memasuki alam mimpi,berharap mimpi indah mendatanginya.
________
hari ini seperti biasanya fania bekerja di bank,,setelah selesai istirahat siang kembali ia duduk dibtempat kerjanya,ia melirik antrian customer service ternyata belum ada nasabah di sana,ponselnya berbunyi satu pesan masuk, kemudian ia memberanikan diri melihat ponsel di bawah meja.
"nanti aq jemput ,setelah kamu selesai kerja. "
begitulah isi chat tersebut, ternyata nomor baru yang tidak fania kenal, lalu di lihat foto profilnya ternyata hanya gambar sebuah pantai.
ini siapa sih,? apa salah sambung,mana gak ada fotonya lagi
fania membatin dengan menggerakkan bahunya acuh, dan dia kembali fokus pada kerjanya, tanpa membalas pesan tersebut.
setelah beberapa saat, jam 4 sore fania membalikan papan namanya menjadi tulisan "closed" , lalu membereskan berkas berkas yang ada di mejanya.
ponselnya berdering,,,
ini kan nomor yang ngechat aq tadi
lalu di angkatlah ponsel tersebut.
(iya hallo...) sapa fania ramah
(aku udah di depan, cepat keluar,udah pulangkan) ucap reza dingin
(i,, iya), fania menjawab terbata bata.
terputuslah panggilan itu.
iisshhh,,,, main matiin aja ni orang,
suaraa itu,, jangan jangan,,,
ia mulutnya menganga dengan membulatkan matanya sempurna,,
cepat cepat fania keluar kantor, sebelum pulang dia berpamitan dengan teman sesama kerjanya,
langkahnya terburu buru,,hingga sampai d pintu keluar, dia kembali mematung ternyat mobil reza sudah di depan kantornya, jendela mobil terbuka dan reza hanya menganggukkan kepalanya, isyarat fania agar cepat masuk ke mobil.
saat hendak membuka pintu mobil di belakang, reza malah ngelakson mobilnya, hingga membuat fania mengurungkan niatnya, dia melangkah ke pintu depan mobil yang tebuka kaca jendelanya,
"duduk depan, kamu pikir aq sopir".ucapnya dingin
lahh kan emang situ yang nyetir,, jadi situ memang supir
setelah selesai memasang sabuk mobil, reza melajukan mobilnya.
beberapa kali reza membunyikan klakson mobilnya, jalanan begitu semrawut dengan kendaraan yang berjubel, semenjak fania berada di dalam mobil dam melaju, tak sedikitpun kata terucap dari bibir reza.
dia mau membawaku kemana sih, nanya gak ya?, tapi aq malu, ini baru pertemuan kedua kalinya, tapi aq penasaran dia mau membawaku kemana
"kak reza".
gadis itu yang tadinya menoleh ke samping jendela, sekarang menghadap ke reza yang ada di samping kanan.
"heemm".
lelaki itu hanya menjawab sekenanya tapi tidak mengalihkan pandangannya yang terus fokus ke depan.
"kita mau k mana kak".
" ke rumah sakit".
tatapan reza tetap fokus ke depan.
"mau ke mamanya kakak ya"
"iya"
iich,,,!! kenapa sikapnya jadi dingin gini sih,jawabnya cuma sekenanya aja,,nyesel banget aku ngajak ngomong duluan.
fania memilih diam dan lebih mengobrol dengan suara hatinya, lalu mlengos ke samping jendela.
mending ngobrol sama nasabah atau ojol dah,,dari pada sama dia, jawabnya hanya sekata doank. hufs,
reza melirik sekilas, lalu tesenyum tipis ,dia merasakan kalau fania sedang sebal dengan sikapnya.
pasti dia sedang mengumpat di dalam hatinya, kelihatan banget dari mukanya kalau lagi sebel,
reza mengulum senyum samar di hatinya.
"fan"
dia manggil aku kan??,,apa aku gak salah denger
fania tetap tidak menoleh, baginya tadi hanya perasaannya saja kalau ada yang memanggilnya.
dan suara itu terdengar lagi.
"fania"
"ehh, iya", gadis itu menoleh
"kamu umur berapa sekarang", pandangan rehan tetap fokus ke depan.
"23 kak", kenapa? "
"gak pa pa". ucapnya acuh
maksudnya apa coba nanya umurku segala,gak jelas banget.
Reza
fania
ricko (kakak fania)
siska
Mobil berhenti di depan RS, reza turun duluan dari mobil dan memutari mobil itu, membukakan pintu untuk fania.
kenapa dia, aku kan bisa buka pintu sendiri
fania turun,,reza meraih tangan fania dan di genggamnya tangan gadis itu memasuki RS,,
dia kenapa sih,,kenapa aneh begini,dan kenapa perasaaku gak enak gini ya
fania terus terdiam, jantungnya berdetak cepat.
"mamaku semalam kritis" reza mengeluarkan suaranya yang tadinya hanya diam,
"lalu sekarang gimana keadaannya kak"
"mama sudah melewati masa kritis, tapi sampai sekarang belum sadar juga".
mereka berbicara sambil berjalan beriringan.
Ceklek
pintu terbuka, terdapatlah wanita paruh baya sedang terbaring di ranjang, tidak sadarkan diri,
reza dan fania mendekat.
fania melihat arah mimik wajah reza yang begitu sedih, yang sekarang sedang duduk di dekat ranjang sambil memegang tangan wanita yang tidak sadarkan diri itu.
aku tau bagaimana perasaanmu kak,pasti sedih, aku jadi teringat mendiang ortuku,yang sama sekali aku tidak pernah melihatnya. 😥
"aku mau kita secepatnya menikah". ucap Reza menatap fania
fania yang kaget dengan ucap Reza, hanya bisa membulatkan matanya.
APAA
"aku mau, besok kita laksanakan pernikahan kita di ruangan ini"
"hah,,be,besok kak", fania makin terkejut dengan apa yg di dengarnya.
"ya bukankah, besok hari sabtu, kamu libur kerja kan".
ya memang hari sabtu,, masalahnya kenapa harus besok,,kenapa secepat ini,,,?? bahkan aku tidak berani menanyakannya, aku takut,.
"kak ricko apa sudah tau". ucapnya lirih
reza menganggukkan kepalanya " kakakmu sudah tau, dan dia minta,aku sendiri yang memberitaumu".
lalu fania hanya terdiam. dia lalu memilih duduk di sofa yang ada di pojok, sepertinya kalau terus berdiri kakinya sudah tidak bisa berdiri dengan tegak,otaknya tiba tiba tidak bisa berpikir.
____
sesampainya di rumah, fania duduk di ruang tamu menunggu kakaknya dengan hati yang gelisah, jam menunjukkan pukul 8 malam, saat dirinya pulang dari rumah sakit dan di antar reza,di rumah sudah tidak ada orang, mungkin kakak dan kakak iparnya sedang keluar,
aku harus minta penjelasan sama kak ricko,
astagaaa,,, besok,, besok,, menikah,, menikah.
itulah yang ada di pikiran fania, kata menikah besok seperti pisau yang sudah menancap di hatinya hingga membuat dirinya gelisah.
tangannya beberapa kali mengacak rambutnya, langkahnya mondar mandir, menunggu kakaknya yang tidak kunjung datang.
tepat pukul 10, pintu terbuka, kak ricko masuk dengan mengendong cinta yang sedang tertidur dan siska ada di sampingnya.
"kamu belum tidur nia".
"kak ricko,, gimana aku bisa tidur kalau besok adalah hari di mana aku akan menikah, knpa kak ricko gak bilang"
gadis itu bersuara dengan agak keras.
"ssttt,,dia sedang tidur, aku bawa dulu ke kamar, ntar kakak jelasin".
ricko meninggalkan fania yang ada di ruang tamu.
"kakak ipar"
gadis itu memeluk siska yang ada di sampingnya,
"apa kakak tau semuanya". mata gadis itu mulai berkaca kaca.
"bahkan aku baru denger saat kamu bicara tadi fan" ucap siska "aku juga kaget, kenapa besok". siska mengelus punggung fania yang memeluknya.
"kamu sudah menemui mamanya reza", ricko keluar dari kamar setelah menidurkan cinta anaknya.dan langkahnya menuju sofa ruang tamu.
"sudah kak, mamanya kak reza belum sadarkan diri" .ucap fania seraya melepaskan pelukan dari siska.
"jadi,, karna itulah, reza ingin segera menikahimu" ucap ricko
"tapi kenapa kak,bukannya tante mery blum sadar"
"reza ingin setalah mamanya sadar, dia sudah mempunyai istri," ricko menjelaskan kepada fania
"karna dari dulu mamanya ingin sekali reza menikah"
"apa kak reza tidak punya pacar" fania penasaran mana mungkin pria setampan reza tidak mempunyai kekasih
"cindy,, cindy adalah pacarnya dulu, tapi ntah kemana dia hilang begitu saja tanpa kabar, sudah 4 tahun wanita meninggalkan reza",
"kenapa tidak di carinya kak,kak reza kan kaya bisa kan nyuruh orang buat cari cindy".
"mungkin hal itu bisa d lakukannya, tapi reza tidak melakukannya, karna cindy pergi dengan membawa uang reza senilai 50milyar".
"apa kak reza masih mencintai wanita itu?"
"fania dulu kamu pernah menyukai reza sahabat kakak itu kan", ricko tidak menjawab malah membalikkan pertanyaan.
"hmm,,, itu kan dulu," jawab fania sebal,gadis itu mengerucutkan bibirnya " sekarang masalahnya aku belum siap nikah besok kak" ucapnya lirih
"bersiaplah untuk besok, kakak kenal reza dari kecil dan kakak yakin saat kau menikah dengannya dia tidak akan menyulitkanmu"ucap ricko meyakinkan adiknya ",ya walau pernikan ini hanya sementara"
yang kakak lakukan itu demi persahabatan kakak atau demi perusahaan kakak sih, hingga mengobarkan adiknya
"nia,,reza itu orang baik,bukankah dia pernah mengatakan dia menganggapmu seorang adik, jadi pasti dia akan melindungimu,seperti halnya kak ricko melindungi kamu" ,siska ikut bicara yang tadinya hanya diam.
fania hanya membuang nafasnya berat, "ya sudah, aku ke kamar dulu kak" fania berdiri lalu melangkah cepat menuju kamarnya.
siska ingin menyusulnya, tapi niat nya di urungkan karna suaminya tidak memperbolehkannya.
"biarkan dia istirahat",
"kasian fania mas, aku juga perempuan, aq juga ngerti perasaannya"
"iya,, mas ngerti sayang, mas juga melakukan ini semua juga berat sebenarnya" tapi mas yakin reza tidak akan menyakiti fania"
ntah kenapa aku malah yakin, suatu saat cinta akan tumbuh di antara mereka. batin ricko
"sayang" ucap ricko
"bukankah dulu kau membenci mas",goda ricko
"apaan sih,, kenapa jadi bahas kita" ,siska tersipu malu jika mengingat kejadian dulu saat dirinya belum menikah dengan ricko, dia sangat membenci ricko, karna ricko adalah cowok playboy waktu itu, sampai akhirnya cinta tumbuh di antara mereka sampai mempunyai si buah hati bernama cinta.
ricko dan siska
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!