NovelToon NovelToon

Antara Cinta Dan Iman

Bab 1

Aya baru keluar dari pagar sekolahnya. Saat kedua sepupunya, Tiwi dan Tika sedang menunggunya di depan gerbang sekolah.

" Woi...cepat dong !! Lelet amat nih anak" teriak Tiwi pada Aya. Yang biasa mereka panggil Aya. Pada gadis imut yang terlihat manis itu Karna kulit Aya berwarna kuning langsat dan berambut lebat.

" Dih kalian ngapain nungguin aku disini, tadi aku langsung mau pulang," kata Aya yang memang biasanya langsung pulang kerumah Setelah pulang dari sekolah.

" Kita jalan jalan dulu, ngeceng mumpung masih siang. Siapa tahu dapat cowok tajir," bisik Tika ke telinga Aya.

" Aish ...dasar mata duitan. Ada ada saja ulah kalian," omel Aya dengan wajah cemberut Menatap kedua sepupunya itu. Karna Aya tinggal di rumah tantenya. Selama ia menyelesaikan SMK nya di kota. Sebab orang tuanya tinggal di desa pendalaman.

" Dih kamu ini. Jangan jadi orang munafik deh. Kamu aja pasti butuh duit kan" kata Tika yang langsung menarik tangan Aya menjauh dari pintu gerbang

" Tapi tidak semua di nilai dengan duit juga kali ka," Jawab Aya enteng. Karna pastinya tahu dengan apa yang dilakukan kedua sepupunya itu. Yang tidak lain ingin mengoda om om tajir dan pria kaya. Agar bisa membeli kan apa yang mereka mau.

" Sudah ayo ikut saja, orang ngak lama kok. Kita cuma mau ngerjain mas mas kenalan kita semalam itu," kata Tiwi yang mengikuti Tika dan Aya dari belakang.

" Kenapa ngak kalian berdua aja sih, pake ngajak aku segala," protes Aya.

" Karna kamu buat umpannya," jawab Tiwi terkekeh. Sebab tahu Aya cukup cantik dari mereka berdua.

" Ngak mau, kalian jahat. Masa aku melulu yang jadi umpan," kata Aya yang berhenti melangkah sambil menghempaskan tangan Tiwi.

" Aish pakai bertingkah kamu ya. Apa kamu mau kita bilangin mamak. Biar kamu di usir dari rumah," ancam Tika. Membuat nyali Aya langsung ciut. Sebab tidak ada lagi keluarganya di kota ini. Selain tantenya.

" Aish kalian ini," kata Aya memasang wajah cemberut. Karna tidak bisa berbuat apa apa lagi. Selain menuruti kemauan kedua sepupunya itu.

Aya memang hidup menumpang di rumah tantenya. Untuk bisa menyelesaikan SMA nya. Setelah itu ia berjanji untuk pulang atau mencari pekerjaan sendiri. Setelah ia menamatkan sekolahnya.

Lalu ketiganya pun menunggu angkot dipinggir jalan. Tak lama sebuah angkot pun berhenti di depan tempat mereka berdiri. Sehingga ketiganya pun naik dan duduk menempati kursi yang kosong.

" Kita mau kemana?" bisik Aya.

" ikut saja, ngak banyak tanya" jawab Tiwi tersenyum.

" Ya ya, lagi pula kita perlu cari angin segar sebelum pulang kerumah," bisik Tika yang senang bisa main di luar. Sebelum mereka pulang kerumah.

" Bagaimana jika kita terlambat pulang, Tante bisa marah besar ," kata Aya khawatir tantenya akan marah nanti. Jika tahu mereka keluyuran setelah sepulang sekolah.

" Mana ada, mama kan baru selesai mengajar jam 3 sore," kata Tiwi yang lebih tua dari Tika dan Aya.

" Terserah....tapi jika tante tahu. Kalian berdua harus bertanggung jawab," kata Aya.

" Tenang saja ya, selama kamu tidak mengadu macam macam pada mama kita. Kita tetap aman," kata Tiwi terlihat santai

Lalu Aya pun terdiam. Sambil matanya memperhatikan penumpang lain. Yang juga anak anak sekolah dari sekolah lain.

Cukup lama mereka berada di dalam angkot. Setelah angkot melewati pertokoan besar Tika dan Tiwi saling memberi kode.

" Bang berhenti di depan ya ," teriak Tika

" Ya mba," sahut sopir angkot tanpa menoleh.

Lalu angkot itu pun berhenti di pinggir jalan. Sehingga Tiwi, Tika dan Aya bergegas turun. Lalu Tiwi membayar ongkos angkot kepada sang sopir.

" Terimakasih bang," kata Tiwi saat menerima kembalian uangnya.

" Ya mba," jawab di sopir angkot yang kembali menjalankan angkot nya.

Sedangkan Aya yang berdiri bersama Tika melihat kiri kanan. Bingung mereka mau apa dan ngapain di tempat itu

" Hei jangan bengong tuh orangnya sudah menunggu ," kata Tiwi menujuk seorang pria berpakaian rapi duduk di sebuah cafe yang terlihat dari tempat mereka berdiri

" Memangnya siapa dia," Aya pun bertanya Karena belum pernah mengenal pria tersebut

" Ngak usah banyak tanya, ayo kesana !! " kata Tiwi melangkah lebih dulu. Diikuti Tika dan Aya dari belakang.

Lalu mereka mendekati meja pria yang duduk seorang sendiri sambil menyesap kopinya.

" Hai Dan, nih adik adik aku. Kenalin Tika dan Aya ," kata Tiwi saat sudah berada di dekat pria itu.

" Hai ..senang kenal kalian, ayo duduk!! Silahkan pesan apa yang kalian mau," kata pria itu sembari tersenyum ramah.

Beda hal dengan Aya yang merasakan bulu kuduk nya merinding seketika. Saat melihat sekilas senyum di wajah pria didepannya.

" Ya Tuhan , apa mau nya Tiwi sih. Apa dia masih belum kapok merayu om om," batin Aya yang ikut duduk. Setelah Tika duduk di dekat Tiwi.

" Apa kalian baru pulang sekolah?" kata pria itu menelisik wajah Tika dan Aya.

" Iya Dan, katanya kamu mau ngajak aku jalan jalan dan belanja. Sekalian aja aku ajak mereka kesini.," kata Tiwi dengan suara di buat buat mendesah.

" Iya dong, masalah itu gampang. Bahkan kalian bisa belanja apa yang kalian mau. Tapi dengan syarat nanti malam kita kencan ya," kata pria itu sambil melirik ke arah Aya.

Aya yang merasa diperhatikan. Hanya diam dengan wajah memerah karna kesal pada sepupunya itu.

" Sialan Tiwi, apa dia sudah biasa begini Mencari duit tidak cara tidak halal," Aya pun bicara dalam hati. Sambil matanya melihat kearah tempat lain.

" Masalah itu gampang Dan, hei ayo pesan makan dan minumannya . Kalian belum pada makan kan," kata Tiwi. Yang membuat Aya semakin kesal. Karna sepupunya itu memperalat dirinya dan Tika

" Aku sudah kenyang wi, kalian saja ," Aya pun akhirnya bersuara.

" Eh jangan gitu, tidak baik menolak rezeki. Ayo pesan saja apa yang kalian suka," kata pria itu sumringah. Seraya menatap Tiwi dengan penuh arti .Begitu juga pada Tika dan Aya

Namun Aya yang merasa jengah pun beranjak dari kursinya. " Wi , ka aku kebelet pipis," kata Aya berbisik pelan.

" Apa mau aku antar?" kata Tika.

" Tidak usah, tunjuk kan tempatnya saja," kata Aya.

" Tuh disana, cepat kembali ya," kata Tiwi.

" Ya ....angguk Aya yang merasa tidak nyaman dengan tatapan pria yang akan mentraktir mereka makan.

Sedangkan Dani pria yang duduk tenang di kursinya itu tersenyum tipis. Sembari menatap Aya yang meninggalkan kursinya.

" Apa dia adik bungsu mu?" tanya Dani menatap Tiwi.

" Ya dia yang paling muda dari kami. Tapi dia juga yang paling cerewet ," kata Tiwi.

" Hahaha....tak masalah. Sudah biasakan kan wanita itu cerewet dan pintar ngomel. Jika tidak cerewet, bukan cewek namanya," kata Dani tertawa.

" Hahaha Iya juga ya, kan kami bukan waria?" canda Tika mencairkan suasana.

" Hahaha ya begitulah," kata Dani tertawa lepas. Karna bisa ia mendekati gadis gadis belia itu.

Sedangkan Aya terpaku menatap cermin di kamar toilet . Sambil membasuh tangannya setelah keluar dari kamar kecil. Lalu setelah selesai ia pun keluar dari tempat itu. Untuk kembali ke tempat Tiwi dan Tika.

" Aya...!! " panggil seseorang memanggil Lisa

Lisa pun menoleh ke sumber suara.

Dan melihat teman sekelasnya yang sedang berdiri membersihkan lantai yang berdekatan dengan kamar mandi.

" Ken... !!." kata Aya kaget

Bab 2

Ken tersenyum menatap Aya. Sedangkan Aya melangkah mendekati Kenzie teman satu sekolahnya. Namun Kenzie jurusan desain gedung di sekolah Aya. Sedangkan Aya mengambil desain grafis.

" Aku kerja disini sepulang sekolah," kata Ken tersenyum tanpa rasa malu.

" Itu bagus, aku juga mau. Tapi aku belum dapat, Aku maunya kerja dekat rumah tanteku Ken. Supaya gampang pulangnya," kata Aya.

" Sabar, mungkin lain kali ada lowongan Ay. Sana pergi gih, aku mau bersih bersih," kata Ken

" Ya , selamat bekerja ya Ken," kata Aya tersenyum.

" Hmmm," angguk Kenzie. Yang tahu Aya sangat supel dan ramah pada semua orang. Sebab gadis cantik itu tidak sombong padanya. Sehingga Aya banyak di senangi teman temannya. Yang juga satu kelas dengan Kenzie.

Setelah itu Aya pun kembali ke mejanya. Terlihat Tika dan Tiwi tertawa lepas sambil menyantap makanan pesanan mereka.

" Kok lama sih ya, ayo cepat makan. Nanti keburu ngak enak lho" kata Tiwi. Ketika Aya sudah kembali.

" Ya ...." kata Aya sembari kembali duduk. Sedangkan Dani menatap Aya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.

" Cantik juga nih anak, pasti dia masih fresh dan polos," batin Dani seraya melirik sekilas wajah Tiwi yang hanya biasa saja.

" Aya kelas berapa?" tanya Dani basa basi

" Oh Aya itu kelas dua Dan, dia jurusan desain grafis . Tadinya dia mau masuk jurusan desain gedung. Tapi karna porsinya penuh, akhirnya dia dapat desain grafis," jelas Tiwi

" Kenapa ngak sekalian otomotif saja , kayanya keren deh ada cewek bisa jadi mekanik," goda Dani

" Hahaha....iya sih, cocok juga buat Aya. Lagian dia lebih memilih masuk SMK. Ketimbang SMA. Kalo kita ngak mau masuk SMK.," kata Tika yang sekolah di SMA bersama Tiwi.

" Aku ingin cepat dapat kerja kak. Dan kuliah setelah lulus dan bekerja," kata Aya yang tahu pilihannya menjadi diskriminasi oleh kedua sepupunya.

" Lah lulusan SMK kan jarang bisa lolos universitas," kata Tiwi

" Tidak juga, SMK dan SMA itu sama saja. Jika mau lanjut kuliah juga bisa. Hanya saja harus dengan nilai bagus," sela Dani

" Tuh dengar ," kata Aya merasa di bela.

" Tahu , cepat makan gih, apa kamu mau kita tinggalin di sini," senggol tangan Tika sembari berbisik. Melihat Aya yang belum melahap makanan di depannya.

" Maaf kak, apa makanannya gratis ?" kata Aya menatap Dani sembari melihat makanan di depannya.

" Ya kenapa, nanti saya yang akan membayar semuanya. Tapi besok malam minggu kamu juga harus ikut keluar nonton sama saya , Tiwi dan Tika ya," kata Dani.

" Hah.... begitu ya kak, ngak jadi deh makannya. Maaf saya ngak bisa ikut," kata Aya hanya menelan salivanya. Karna ada pamrih di balik makanan itu.

" Ya...." kata Tiwi melotot begitu juga Tika karna Aya berulah di depan Dani. Sehingga Dani pun terkejut mendengarkan perkataan Aya. Namun....

" Hahaha.....hei saya hanya bercanda. Makan lah !! " kata Dani yang tahu Aya gadis yang masih polos. Tidak seperti Tiwi dan Tika. Yang lebih agresif dan cukup matre di matanya

" Tuh cepat makan," kata Tika.

" Iya ....tapi benar nih kak. naktir nya iklas?" Aya pun menatap Dani. Sehingga Dani tersenyum menatap Aya yang terlihat ragu. Saat akan menyantap makanannya.

" Iklas de Aya, makan lah !! " kata Dani tersenyum simpul. Karna ia bisa menilai ketiga gadis belia itu. Mana yang baik dan lugu. Dan mana yang agresif dan matre.

" Aya ...apaan sih, dasar orang kampung. Maaf ya Dan, emang gini nih kalo punya sepupu dari kampung. Terlalu ribet dan berbelit juga cerewet," kata Tiwi ketus.

" Hahaha .. tidak apa apa wi, mungkin Aya belum terbiasa. Saya bisa maklum kok.," kata Dani yang tersenyum sinis pada Tiwi. Tahu gadis itu memang terlihat sudah terbiasa mencari mangsa pria. Agar bisa di manfaatkan bagi keutungan dirinya sendiri.

" Hehehe....maaf kak, itu karna saya belum terbiasa dengan orang asing," kata Aya jujur

Sebab selama ini, Aya belum pernah sama sekali memanfaatkan orang lain untuk meminta atau membelikan sesuatu kepada orang yang bukan keluarganya.

" Hmm....santai saja. Jika Aya nanti mau nambah lagi. bisa di bungkus kok" kata Dani yang membuat Tika langsung melirik Lisa

" Oh tidak perlu ini sudah cukup kok kak. Terimakasih," kata Aya yang langsung melahap makanannya. Dengan perasaannya yang tidak nyaman. Sebab Tiwi dan Tika memperhatikannya.

***************

Malamnya Tiwi langsung berkacak pinggang di depan Aya. Setelah mereka selesai makan malam. Saat Tiwi masuk ke kamar Aya.

" Dasar gadis kampung kamu ya, ngak usah sok polos dan memasang wajah lugu di hadapan Dani. Bikin aku naik pitam saja ," kata Tiwi yang sedari siang tadi menahan rasa kesalnya pada Aya.

" Ih kenapa sih wi, kan aku sudah bilang ngak mau ikut ikutan. Dosa tahu meretin tuh orang," kata Aya.

" Diam, tutup tuh mulut mu!! itu bukan urusan mu. Lagian ngapain pake nanya dan bertingkah. Aku ngajak kamu ikut itu biar kita bisa makan enak dan di jajanin gratis tahu," Tiwi melotot kan matanya kepada Aya

" Astaga wi, hanya karna itu. Kita juga masih bisa makan enak di rumah. Ngak harus pake mengerjai orang. Jika om dan tante tahu. Kita bisa di marahin habis habisan," kata Aya.

" Awas saja kalo kamu berani mengadu, aku sobek sobek tuh mulut !!!" ancam Tiwi makin melotot. Membuat Aya langsung terdiam

" Mati aku," batin Aya sembari mundur. dari tempatnya duduk.

" O....oke aku ngak akan mengadu. Janji ," kata Aya mengangkat tangannya. Sehingga Tiwi langsung berbalik badan dan keluar dari kamar Aya.

Brak..... pintu kamar Aya pun dibanting oleh Tiwi.

" Ya Tuhan, galak banget tuh sih Tiwi pantas saja ngak laku laku," batin Aya sembari mengusap dadanya. Karna jika ia melawan Tiwi sama halnya dengan mencari masalah pada kakak sepupunya itu.

" Huh....nasib nasib. Aku harus cari cara akan tidak selalu mengikuti kemauannya. Jika tidak aku yang akan terperangkap," kata Aya yang risih dengan kelakuan kedua sepupunya itu

" Huh ...apa mereka dulu lahir dari rahim sengketa ya. Sehingga kelakuannya jadi begitu," guman Aya yang merasa tidak nyaman tinggal berlama lama di rumah tantenya. Karna Aya selalu terlibat kasus dengan Tiwi dan Tika. Padahal selama ini Aya sangat tahu, tantenya itu sangat baik dan tidak pernah mengajarkan Tiwi dan Tika yang macam macam..Apalagi sampai berani dan terang terangan memanfaatkan orang lain. Bahkan dengan sengaja minta di belikan tas, sepatu dan jajanan. .

Lalu Aya pun turun dari tempat tidur Melangkah mendekati pintu kamarnya. Berniat untuk mengunci pintu. Namun tiba tiba pintu kamarnya terbuka

" Aya .. lagi apa ?" tanya tante Atik berdiri di depannya.

" O ...ini sudah mau tidur tante. Sudah Aya cek semua jendela dan pintu" kata Aya tergagap. Karna Aya terkejut, ketika tantenya itu sudah berdiri di depannya.

" Ya sudah, tidurlah " kata Tante Atik meninggalkan Aya yang berdiri mematung menuju kamarnya. Sehingga Aya pun cepat cepat menutup dan mengunci pintu kamar.

" Huh.....syukurlah tante tidak bertanya macam macam. Jika tidak, aku akan di interogasi lagi kaya minggu kemaren" kata Aya bersandar di balik pintu kamarnya. Sambil mengusap dadanya.

" Tok...tok ...Aya buka pintunya, kamu belum tidurkan!!" teriak suara Tika dari luar pintu. Membuat Aya melangkah cepat sambil berjingkat jingkat menuju tempat tidurnya. Lalu berbaring pelan sembari memejamkan matanya. Untuk berpura pura tidur. Karna malas bicara dengan Tika.

" Biarin sana, mending gue tidur," kata Aya yang tidak perduli Tika mengetuk ngetuk pintu kamarnya

" Aya sudah tidur ka, ada apa sih berisik ," terdengar teriakan tante Atik dengan kepala muncul di balik pintu kamar menatap Tika

" Ya ma, Tika pikir belum," kata Tika dengan wajah cemberut. Terdengar langkah kakinya pergi menjauh dari depan kamar Aya.

" Yes ...aman.....," batin Aya lega. Bersyukur ia tidak diganggu Tika.

Bab 3

Besok paginya Aya berangkat sekolah seperti biasanya. Namun ketika Aya ingin naik angkot. Tiba tiba saya Tiwi menarik tasnya dari belakang.

" Jangan main kabur saja kamu ya. Nanti siang kami jemput " kata Tiwi yang lebih dulu naik ke dalam angkot.

" Astaga, mau ngapain lagi sih," kata Aya yang hanya bisa menghela nafas kasarnya. Sebab kedua sepupunya itu pasti akan mengajaknya kelayapan lagi.

" Kamu ikuti saja, ini tangkapan besar, dia pengusaha muda. Namanya Anwar ," bisik Tika sambil tersenyum tipis.

" Aish...apa ngak bisa kalian berhenti sehari saja. Untuk tidak menganggu ku. Aku mau ulangan tengah semester," kata Aya dengan wajah memelas.

" Ngak bisa, biar adil. Lagi pula kau juga dapat bagian kan, tuh sepatu sama jam tangan baru," tunjuk Tiwi.

" Tapi aku tidak minta ini, kalian yang ngasih ," kata Aya.

" Sama saja, itu juga hasil pemalakan," kata Tiwi pelan di telinga Aya.

Membuat Aya diam. Karna ia tak bisa berbuat apa apa lagi. Sedangkan Tiwi tersenyum melihat Aya yang tidak bisa berkutik karna ulahnya dan Tika.

Setelah cukup lama berada di dalam angkot.

Aya pun turun, saat melewati pintu gerbang sekolahnya dan Aya pun bergegas membayar ongkos angkotnya.

" Aku duluan," kata Aya melirik Tiwi dan Tika yang masih didalam angkot.

" Ya, ingat jangan lupa. Pulangnya kita jemput," teriak Tiwi saat Aya berjalan menjauh. Namun Aya tidak menoleh sama sekali. Ia berjalan cepat kearah pintu gerbang sekolahnya. Dan menghilang di balik pintu pagar.

" Aya ....baru datang.!! sapa Kenzi

" Hai Ken, ya apa pak Frans sudah masuk kelas?" tanya Aya

" Belum, masih tinggal 15 menit lagi. Yuk sampai ketemu di lab komputer," kata Kenzi melewati Aya.

" Ya Ken...sampai ketemu," kata Aya yang menuju kelas 2 .1 di tengah lorong.

*************

Sekitar jam 2 siang Aya sudah pulang dan ia pun berniat ingin cepat cepat sampai ke rumah. Namun ketika ia ingin menghentikan angkot. Lagi lagi...

" Ayo ikut..." kata Tiwi

" Astaga ...kapan kalian kesini nya?" kata Aya kaget Berharap tadi ia bisa langsung pulang kerumah. Namun rupanya Tiwi dan Tika sudah menunggunya sedari tadi.

" Kamu mau kabur...ayo ikut masuk mobil ," Tiwi menarik tangan Aya menuju ke sebuah mobil warna biru. Yang berada tidak jauh dari gerbang sekolah Aya. Dan terlihat Tika sudah duduk di dalam mobil biru itu di kursi belakang

" Mobil siapa?" tanya Aya.

" Ngak usah banyak tanya," jawab Tiwi menyuruh Aya duduk bersama Tika. Sedangkan Tiwi sendiri, duduk di kursi depan Disebelah pria yang berkulit hitam. Yang duduk di belakang stir dengan penampilan rapi dan maskulin.

" War ini yang namanya Aya. Adik sepupu aku yang tadi aku ceritakan," kata Tiwi saat sudah duduk di sebelah pria itu. Sembari memasang sabuk pengaman.

" O...gitu ya, kalian bertiga masih sekolah. Tapi ngak apa apa Lalu kalian mau makan di mana?" tanya pria yang bernama Anwar itu Sambil matanya melihat ke kaca spion melihat sekilas wajah Aya yang terlihat imut

" Terserah kak Anwar saja. Yang penting enak," kata Tiwi sembari mengedipkan matanya pada Anwar.

" Ok...setelah itu. Aku ajak kalian ke mall. Sekalian menemani kak Anwar belanja bulanan ya," kata Anwar tersenyum.

" Siap kak," kata Tiwi senang. " Tapi apa kak Anwar benaran tinggal sendirian di kota ini?" kata Tiwi ingin tahu tentang Anwar.

" Ya karna disini kak Anwar menjalankan bisnis cabang keluarga kakak Jadi tinggal sendiri. Kenapa?" kata Anwar melirik Tiwi.

" Ah ngak ada apa apa kak, berarti kita boleh dong main kerumah kak Anwar dong Jika hari libur.," kata Tiwi ingin tahu banyak dengan pria tajir yang baru ia kenal beberapa hari ini lewat chat mencari perjodohan.

" Boleh , kenapa tidak," kata Anwar yang juga butuh teman untuk sekedar ngobrol

" Asyik....kak Anwar tinggal dimana?" tanya Tika yang ikut bicara dari kursi belakang.

" Di komplek permata hijau no 22," jawab Anwar terlihat santai. Sembari fokus menyetir mobil.

" Wow.. .jadi kak Anwar tinggal di komplek perumahan elit," kata Tiwi yang sedikit terkejut, sebab perumahan itu dikenal sebagai komplek perumahan orang orang kaya di pusat kota bagi mereka.

" Kenapa? biasa saja. Itu hanya tempat tinggal sementara kak Anwar kok, " kata Anwar yang melihat reaksi terkejut dari wajah Tiwi. Gadis kecil yang tak sengaja ia kenal setelah ikut ajang chat mencari jodoh.

" Tapi disana itu komplek elit kak, kami belum pernah masuk lingkungan elit," jawab Tika jujur dari kursi belakang. Sedangkan Aya hanya diam tak bersuara. Karna ia tidak tertarik sama sekali. Dengan milik orang asing yang baru ia kenal. Apalagi kenalan pria lewat kedua sepupunya itu.

" Dasar matre, bilang aku orang kampungan. Padahal mereka berdua yang lebih kampungan," kata Aya dalam hati. Karna tidak tertarik dengan harta dan kemewahan dunia.

Sebab Aya terbiasa hidup didesa dengan alam terbuka dan lingkungan bebas aturan. Dengan suasana yang asri tanpa terpikat dengan kemewahan dunia.

Sedangkan Anwar yang sedari tadi melihat Aya terdiam hanya tersenyum tipis. Karna penasaran pada gadis imut seperti Aya. Yang berbeda dari kedua sepupunya. Sehingga itu mengusik relung hati Anwar.

Tak lama mobil pun berhenti di depan rumah makan yang ramai pengunjungnya. Karena Anwar ingin menepati janjinya pada Tiwi Untuk mentraktir makan gadis belia itu. Apalagi Tiwi membawa kedua adiknya. Yang salah satunya membuat Anwar tertarik untuk mengenalnya lebih jauh.

" Ayo kita masuk, disini gulai kambing dan satenya sangat enak. Ada sate ayam dan kambing muda. Ada juga sop kaki kambing," kata Anwar sambil melangkah masuk ke dalam rumah makan.

" Ya kak, ayo ka, ya " kata Tiwi menatap kedua nya sambil memberi kode.

Aya yang berjalan paling belakang hanya pasrah. Karna setiap kali ia mengikuti Tiwi dan Tika. Memang selalu kecipratan makan enak. Namun itu tetap saja membuat Aya tidak nyaman. Karna sama halnya mereka jadi sugar baby nya om om tajir. Yang mudah di permainkan.

" Aya duduk sini !!" kata Anwar yang ingin kenal dengan gadis pendiam itu.

" Hah....tapi .." kata Aya menatap Tiwi.

" Duduk saja, kita mau makan," kata Tiwi dengan tatapan tajam.

" Ya kak..." kata Aya sedikit tergagap. Karna sedikit takut duduk di sebelah pria asing itu Pria yang sama sekali tidak menarik di mata Aya. Apalagi Anwar berkulit hitam dan tidak tampan seperti teman temannya.

Anwar menyeringai penuh arti. Tersenyum manis kearah Aya. Membuat Aya tidak nyaman. Sampai bulu kuduknya berdiri. Lantaran membayangkan kelakuan pria itu.

" Ya Tuhan, dasar Tiwi gila. Cowok kaya Boneng aja mereka embat. Ampun .. kalo ngak karna uangnya. Pasti ngak bakalan laku deh ni mahluk," kata Aya dalam hati merasa risih sendiri melihat pria disampingnya itu tersenyum padanya.

" Ayo silahkan pesan," kata Anwar memberikan buku menu. Sambil tangannya memanggil pelayan rumah makan.

" Ya mas, wah datang sama adik adiknya ya," kata pelayan itu seakan sudah mengenal Anwar lama.

" Bukan mba, ini calon istri saya dan saudari saudarinya mba. Kami pesan banyak hari ini," kata Anwar dengan sumringah melirik Aya yang duduk di sebelahnya.

Deg......

Seketika saja hati Aya seperti di tusuk sembilu. Saat mendengar perkataan Anwar pada pelayan wanita itu.

" Calon istri," batin Aya sembari matanya menatap Tiwi dan Tika. Sedangkan Tiwi dan Tika hanya tersenyum sambil mengedipkan matanya. Bersikap biasa, karna bukan hal baru bagi mereka . Melihat sikap para om om yang mentraktir mereka makan.

" Sialan.." Umpat Aya. Yang hanya bisa mengumpat di dalam hati. Sambil Aya mengepalkan tangannya. Jika seringkali ia menjadi sasaran empuk bagi Tiwi dan Tika. Untuk mengoda om om kesepian yang butuh pelarian. Agar bisa dimanfaatkan begitu saja

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!