Suara sorakan bahagia riuh di halaman Sekolah. Hari ini aku resmi lulus SMP dan siap melanjut ke jenjang berikutnya.
Di benakku saat itu hanya ingin bergegas merayakan melepas masa putih biru kami dan melanjut ke putih abu - abu.
“Selvi....!” Terdengar suara teriakan jauh dari seorang Wanita.
Aku pun segera menoleh ke arah suara itu berasal dari arah belakang, tampak Amel berlari kecil ke arahku .
“ Ya ,Mel....!” Sahutku .
Amel adalah sahabat juga teman kecilku Dia adalah seperti buku diary bagiku, hanya saja saat duduk di Kelas 3 SMP Kami berbeda kelas.
Amel datang mendekatiku. “Rencana kita mau merayakan di mana ,Vi?”
“Kita ke kantin dulu tanya sama teman-teman yang lain,” Jawabku sambil jalan menuju kantin menemui teman yang lain.
Saat dalam perjalanan ke kantin Amel bertanya lagi. “Vi , Rencana setelah ini Kamu lanjut ke sekolah mana ?”
“Kalo bisa masuk Sekolah Negri Aku mau ambil jurusan akuntansi Mel. Tapi kalo ngak bisa ya ambil di sekolah swasta setidaknya aku bisa cari suasana baru," Jawabku sambil melanjutkan perjalanan.
“Emang Kamu sendiri ada rencana ke mana Mel?” Tanyaku balik.
Amel sempat berpikir sejenak, “Aku bingung pengennya seperti Kamu bisa cari suasana yang jauh dari tempat tinggal kita.Tapi, tau sendiri ongkosnya berat banget kasihan Orang Tuaku.”
Amel memang tak seberuntung nasibku yang memiliki semuanya dan setiap kemauanku pasti di penuhi papah sebatas hal wajar.
Akhirnya aku dan Amel tiba di kantin saat itu kami membahas semua rencana pesta perpisahan, walau tak semewah acara yang di sinetron-sinetron TV setidaknya kami merencanakan sebagus mungkin dan semeriah mungkin, sehingga acara nanti yang akan di buat bisa berkesan di hati semua Siswa.
Hingga waktu acara tiba semuanya berjalan lancar dan ditutup dengan isak tangis dan saling menceritakan memori selama di putih biru.
POV
Selvi
Suara adzan subuh mulai terdengar di telingaku. Berat rasanya kaki ini melangkah turun dari tempat tidur, namun kupaksakan dan Aku segerakan membasuh wajah mengambil air wudhu.
selesai melaksanakan Shalat subuh aku menyempatkan membuka mushaf. Ayahku selalu mengajarkan untuk tidak meninggalkan subuh serta menyempatkan membaca Al Qur’an.
"Selvi....ayo bangun. Ini hari pertama, Kamu masuk Sekolah kan?" panggil Mama
“What?" aku hampir lupa.
Hari ini adalah pertama kalinya berseragam putih abu-abu dan hari ini juga pertama kalinya Aku akan terpisah sekolah dengan Amel.
“Iya Ma, sebentar lagi Selvi turun!” Sahutku sambil bergegas bersiap-siap.
Mama menyiapkan sarapan roti dengan isian selai coklat kesukaanku dan segelas susu hangat.
“Pagi Pah, pagi Mah." Ku kecup kening mereka, balasnya dengan senyuman .
“Amel, masuk di SMA mana Vi?” tanya Mama memecah suasana pagi itu.
“Di SMA 6 Mah, soalnya dia ngak ada kendaraan kalau harus jauh-jauh,” jelasku sambil meneguk susu hangat buatan Mama yang menghanggat kan tubuh ini dari cuaca pagi yang sedang dinggin akibat turun hujan.
Waktunya berangkat ke sekolah baru di SMA KARTIKA, saat ini hanya inggin mencoba sekolah swasta setelah memilih beberapa sekolah untuk mencari swasana yang berbeda dan baru, sebenarnya jika inggin ke sekolah negri nilaiku masih bisa keterima di beberapa sekolah. Inilah awal mula kisahku yang sebenarnya
**********
Ngak terasa aku sudah setahun sekolah di SMA KARTIKA, hari ini adalah hari pertama di kelas dua sebagai Ketua OSIS serta waktunya OSPEC Siswa baru.
Sengaja rambut ku sisir kepang dua. Selesai merapikan Diri, akupun bergegas menuruni anak tangga dari lantai dua rumahku.
Aku berangkat ke sekolah lebih awal dari biasanya, sesampainya di kelas meletakkan tas dan absen setelahnya langkah ini menyusuri lorong menuju ruang OSIS untuk menyiapkan bahan ospek siswa baru.
Suara riuh memenuhi halaman sekolah, menandakan sudah mulai berdatangan satu persatu Siswa baru. Maklum mereka belum mengenal lingkungan sekolah yang baru.
Biasanya saat bel masuk belum berbunyi adalah kesempatan untuk berkenalan mencari teman baru .
"Vi! serius amat." Terdengar suara panggilan dari belakang memekik di telinga sehingga membuat tubuh ini terlompat dari tempat duduk.
Hampir copot jantung ini, kerasnya pukulan Cindy di pundak, hingga membuat catatanku tercoret.
“Hadeh, ngeri juga tenagamu Cind!” ujarku sambil mengelus dada.
“Seperti Laki-laki saja tenagamu!” ledek Ku lagi.
Wajah Cindy terlihat mencibik sambil berkata “Iiihhhhh...Ngejek banget! Kamu lagi ngapain serius amat Vi, si Amat saja ngak serius dari tadi ngeker Siswa baru,"tertawa kecil.
“Jiah bawa-bawa Amat. Aku lagi buat tugas untuk Siswa baru.”
Aku pun berdiri menarik tangan Cindy untuk mengikuti langkahku.
“Ayo buruan bentar lagi bel berbunyi. Kita belum sempat membagi tugas ke anggota lain," ucap ku lagi.
Inggin tertawa tapi takut Cindy marah. Kutahan lagi tawaku karena, saat itu Cindy hampir terpeleset gara-gara aku menarik tangannya serta melangkah sangat cepat.
Bel pun berbunyi saatnya kami mulai mengumpulkan Siswa baru menjadi 3 kelompok. Hanya saja saat itu Aku terganggu dengan satu sosok putih, tinggi, rambutnya hitam dan hidungnya mancung.
Sosok itu sempat membuat diri ini terdiam memandangi serta menikmati indahnya ciptaan Tuhan yang berada hadapanku saat ini, dia berada sekitar 5 orang di depanku. Matanya berwarna coklat tajam, benar-benar sempurna.
Diriku terbilang belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta, pacaran atau ada teman dekat selain sahabat seperti Amel dan Cindy.
Cindy adalah sahabat baru selama di putih abu-abu walau ngak terlalu sering curhat ke dia seperti saat aku curhat ke Amel.
Lanjut ke topik ciptaan Tuhan yang sempurna di hadapan ku saat ini.
Tubuhku tersentak kaget saat dia menatap ke arah ku saat ini, dengan senyuman manis rasanya seperti mau pingsan.
"Makhluk ini ganteng banget," celetukku dalam hati.
Kegiatan ospek pun berlangsung sesuai agenda. Namun diam-diam aku mencuri pandang ke arah siswa baru itu,sambil Ku gigit kecil ujung pena.
Oh, darahku seperti berhenti mengalir, jantung berhenti berdetak, dan seperti membeku.
Tanpa kusadari dia sudah berada di hadapanku saat ini.
"Masyaallah." Dalam hati berucap.
“Kak, Kak, Kak!” Dia melambaikan tangannya di depan wajah ku yang masih membeku.
Dengan suara sedikit terbata, "I-iyaa, ada apa ya?” sahutku.
“Maaf Kak, untuk Pos Tiganya di mana ya?” tanya nya.
Wow suaranya benar-benar renyah, seperti mimpi mendengarnya cepat kusadarkan lagi diri ini. Vi, bangun jangan mimpi di siang bolong kamu lagi ospek dan dia Siswa yang lagi kamu ospek.
"Oh, itu Kamu ke arah lurus nanti ketemu kantin nah pos 3 persis sebelah kantin setelah dari pos 3 jangan lupa kamu kembali lagi ke pos 1 buat laporan atau bisa ke Pembinamu, cek di data salah satu kakak OSIS yang ada di regumu itulah yang menjafi pembina,” jelasku.
“Oke, Kakak cantik," ucapnya dengan melempar senyuman manis.
“Alamak, ngak salah dengar!” sepertinya waktu mau ku berhentikan sejenak, terbayang wajahnya ngak tau namanya.
Tidak lama seperti ada suara langkah mendekatiku.
“Hadeh, ni Orang dicari dari tadi malah bengong di sini, habis liat Setan atau Malaikat sih?” tanya Cindy yang membubarkan lamunan.
Sambil tersenyum bahagia. “Malaikat!” jawabku tegas.
“Ayo balik ke pos 1," ajakku .
“Eh sudah data nama-nama Regu Kita belum?” Tanyaku lagi sambil melirik tajam ke arah Cindy.
Sambil menyerahkan kertas, “Ini Nyonya, sudah Aku catat semua Namanya.”
“Bagus," jawabku sambil mengacungkan dua jempol ke arahnya.
Akhirnya sampai juga di pos 1, seperti ada angin segar berembus menerpa wajah ini.
Aku tersentak melihat dia menuju ke arahkj saat ini, ternyata Anak itu satu regu sama Tim Ku.
“Kak, terimakasih ya tadi Kami sudah di bantu, boleh nanya lagi gak!” ucapnya sambil menatap wajahku.
“Tanya apa," jawabku agak ketus, menutupi ketegangan serta sebagai jaga wibawa bahwa aku lebih senior.
Pandangannya seakan menggoda,“Ih, Kakak kalau judes tambah cantik loh.”
Akupun mengernyitkan dahi menunjukkan bahwa tidak suka dengan ucapannya.
“Eh, maaf bercanda Kak, boleh ngak tanya yang namanya Kak Selvi, orangnya yang mana ya?” sambil tersenyum tipis.
“Memangnya kenapa, mencari Kak Selvi?” tanyaku tegas.
“Tugas terakhir harus laporan mencari Kakak Pembinanya” ujarnya lagi.
“Oke, kenalkan dulu nama kamu, asal sekolah dan usia. Tujuan kamu masuk di sekolah ini, nanti setelah itu akan Saya beri tahu yang namanya Kakak Selvi!” Dalam hati Aku tertawa.
Habisnya dia seenaknya menggodaku, bilangin Aku judes segala.
“Perkenalkan Kak, nama saya Aldo lulusan SMP Negri 12, usia 16 tahun dan tujuan saya masuk disini ingin belajar dengan giat.”
Oh ternyata Aldo, Nama si pengalih duniaku hari ini, bagus juga Namanya gumamku dalam hati.
“Oke, terimakasih ya Aldo sudah mau memperkenalkan diri. Kalau begitu Aldo bisa lanjut ke tugas berikutnya, ntar soal laporan saya yang informasikan ke kakak Selvi bahwa kamu sudah laporan sama kakak,"Jelasku setelah Dia memperkenalkan diri sambil menahan tawa.
“Baik kakak cantik dan judes," celetuknya lagi sambil tertawa manis meninggalkanku.
Ingin rasanya ku timpuk, kelihatannya bak malaikat tapi nyebelin banget.
************
Hari ke 2 ospek
Sebelum bel berbunyi aku sempatkan curhat ke Amel by whatshapp.
Ku ambil gawaiku dan mengetikkan pesan. “Assalamualaikum, Amel udah masuk belum? Kalo belum balas ya, Vi mau curhat nih?”
Tidak lama terdengar nada notif wa masuk di smartphone ku.
“Waallaikumsalam, apa kabar sobat cantik? lama nih gak ada kabar, mau curhat apa? penting banget kayaknya," balas Amel
Tet... tet...tet...
Bel berbunyi kusempatkan membalas wa Amel.
"Ntar saja pulang sekolah Aku main ke rumahmu ya! Soalnya kalau lewat wa ntar keriting jariku,"balasku dengan sisipan emot tertawa.
Aku sedikit mempercepat langkah ini melalui lorong bergegas masuk ke kelas sebelum memulai ospec. Saat aku berlari dari arah lain ternyata juga ada yang berlari berlawanan sehingga bertabrakan.
“Aw.......” Pekik ku nyaring sambil memegang jidat. Terasa sakit banget ,ku elus – elus jidatku.
“Maaf kak, maaf kak ngak sengaja soalnya saya tadi terburu - buru takut telat masuk ke kelas"jelasnya agar Aku tidak marah.
Suara itu seperti familiar banget di telinga ini, seperti sering mendengarnya beberapa hari. Saat mendongakkan kepalaku ternyata, itu suaranya!
Bersambung ......
NB:
Buat semua sahabat setiaku yang setia ikutin dan baca ceritaku bantu share ya biar banyak yang baca ceritanya biar aku semangat upnya , sama bantu Vote ya kak biar aku menang dalam lomba kontribusi tim terimakasih banyak
semoga kalian semua sehat selalu, banyak rezeki dan menjadi sahabatku sampai akhir hayat serta mendapat pahala luar biasa dari sang pencipta
Love love love buat kalian semua💞
Ternyata yang menabrak Ku ....
"Aldo!" teriakku antara kesel sakit jidat dan kaget sebab dia yang menabrakku.
"Heehehehehe... maaf ya Kak gak senggaja. " Antara ketawa di tahan dan takut aku marah, Aldo minta maaf lagi.
"Lain kali hati - hati !" ujarku kesal.
Akupun bergegas kembali ketujuan awal kekelas. Cindy mengejar dari belakang sambil memukul pundakku.
"Ih kebiasaan loh, pasti mukul pundak! Kamu dari mana Cind ?" tanyaku.
Dengan polos dan tertawa kecil. "Hehehehe, maaf habis kalo gak mukul pundakmu, berasa gak afdol gitu."
Sambil berjalan dia terus saja nyerocos dan sampai di satu pertanyaan. "Sepet amat mukamu Vi? kenapa?" tanya Cindy sambil mengernyitkan dahi penuh tanya.
Sambil menghela nafas. "Huf! tadi Aku di tabrak." belum selesai aku bercerita disela Cindy.
"What! di tabrak, emang apaan yang nabrak? ada yang luka ngak? trus yang nabrak tanggung jawab gak? " sambil muter - muterin wajah dan badanku.
Cindy orangnya emang gitu lucu dan agak aneh dikit trus Dia itu pemerhati banget, walau begitu Cindy juga salah satu sainganku dalam pelajaran kami sering bergantian merebut rangking kelas.
"Aku belum selesai cerita sudah main potong saja , dengerin dulu kenapa baru komen." ujarku sambil terus jalan.
"Heheheheh ... Sorry Selvi cantik Aku tuh cemas tau! waktu Kamu bilang di tabrak." sambil merangkul dan biasa pasti aja nyakitin nyubit pipi.
"Biasa loh ini, kalo gak nyubit pipi nabok pundak Aku, Sakit tau! Jadi, tadi Aku tuh di tabrak Aldo pas mau arah kekelas di lorong perempatan situ " ceritaku sambil kesel
Cindy mulai curiga liat roman wajahku " jangan jangan ada yang jatuh cinta ini , roman romannya sih gitu." Sambil memasang wajah penuh godaan dan ejekan tipis.
Langsung saja aku timpuk dia sambil teriak "Cindy!" geram sekali aku di buatnya gemas aja liat wajahnya. Cindy lari sambil berteriak.
Cie!
Sampai di kelas Kudapat dia lalu kubalas dengan cubitan kecil hingga dia bilang ampun serta tertawa puas habis menggoda Ku.
"Memangnya Aldo itu siapa?" belum juga kujawab dia bertanya lagi, "*Cakep ngak, anak kelas berapa,terus kira-kira sekolah disini juga atau bukan*?"
Ugh, wajahku langsung membiru malu campur gemez sama Cindy , benar-benar aku di hujani pertanyaan yang bertubi - tubi.
"Stop!" sambil Kutaruh jari Ku di depan bibirnya.
Semua mata menuju ke kami yang terlalu berisik saat itu.
"Oke, jawab dulu pertanyaanku tadi." di majukan wajahnya di depanku seraya sedikit berbisik dan matanya menunjukkan rasa penasaran yang sanggat tinggi.
Sambil Kutarik bangku dan kumasukan tas kelaci "Aldo itu anak Siswa baru. Kalo di bilang cakep iya dan ganteng juga iya." Sambil senyum sendiri membayangkan wajahnya.
Aku berbisik ke telingga Cindy "Dia sempurna bangget."
Akupun meninggalkan Cindy menuju aula , kubiarkan Cindy terdiam penuh tanya hingga dia sadar aku sudah jauh didepan segera dia menyusulku.
Hari ini Ospec di hari ke 2 akan di mulai, Aku dan semua anggota Osis mulai berkumpul.
"Assalamuallaikum, Selamat Pagi semua!"
Karena, aku ketua osis jadi yang memimpin pembicaraan dan jalannya ospec pasti aku juga.
"Hari ini Kita masuk di hari ke dua buat yang kemaren gak fokus saat perkenalan, kali ini kakak akan berbaik hati memperkenalkan diri lagi agar gak ada kejadian seperti kemaren, banyak yang salah pembina regu dan kali ini kalian harus hafal dengan Nama - nama kami. Buat yang gak hapal siap - siap dapat hukuman ya bawakan Kakak coklat yang banyak," candaku untuk membubarkan ketegangan disana.
"Perkenalkan nama kakak Selvia Anastasya , biasa di panggil selvi dan disini Kakak sebagai ketua osis."
Mataku teralih ke sudut kanan di pojok terlihat Aldo menepok jidadnya menandakan seperti dia merasa sesuatu "Waduh kemaren ternyata."
POV aldo
Hari ini hari ke dua ospec saat di aula kami berbaris dan disana ketua Osisnya sedang memberikan penjelasan kegiatan hari ini.
Oh ternyata gadis yang sedari kemaren memperhatikanku adalah Ketuanya , karena terlihat dari saat dia memimpin pembicaraan di depan aula.
Tapi aku belum tahu namanya, jujur dia mengalihkan pandanganku di hari pertama ospec, bahkan aku sempat baper saat dia menantap tanpa berkedip .
Hai kenalkan Aku Aldo Nugraha Siswa baru di SMK KARTIKA ,lanjut kembali ya .
Mak jlebbbb .....
Aku benar - benar kaget saat dia menyebut namanya, sambil berbisik kecil ku tepok jidatku "Aduh! ternyata dia yang namanya kak Selvi malunya aku ternyata kemaren akju di kerjain."
Aku tidak sadar ternyata dari tadi Aku bergumam sendiri hingga ada tanggan melayang di pundakku.
"Aw! sakit tau main nepok aja," omelku, yang ternyata kakak senior yang baru saja menepok pundak ini.
"Fokus jangan ngomong sendiri, nanti kamu bisa di hukum loh kalau ketahuan," ujarnya.
"Ketuanya galak," bisiknya lagi.
"Eh, I_ ya Kak, terimakasih," jawabku.
Dalam hati aku bergumam, "Baik, Cantik gak judes hehehehehe, gak kayak yang di depan judes, cantik tapi baik juga sih,"
Mungkin judesnya karena dia seorang ketua biar wibawa nya gak jatuh di mata junior macam Aku ini .
POV Selvi
"Oke ,kali ini tugas kalian membuat surat dengan tiga warna amplop biru untuk Kakak yang baik hati dan cocok jadi teman ,merah untuk kakak yang nyebelin dan pink untuk kakak yang paling kamu suka selama menjalani ospec , semua itu akan di kumpul besok pagi ya . Jadi, ngak ada lagi yang ngak tahu atau ngak kenal Nama - Nama seniornya ok."
Riuh jawab mereka serentak membalas tanyaku , setelah aku jelaskan panjang lebar mengenai kegiatan Ospec kali ini tema nya bersih lingkungan."
Selesai Aku bubarkan dari aula mereka semua bergegas untuk membersihkan lingkungan , akupun duduk sejenak di ujung panggung aula sambil menghela nafas tanda lega telah menyampaikan semua kegiatan ospec .
Iya ini ospec pertamaku ke Adik kelas , ya iyalah pertama secara aku baru kelas dua.
"Vi!" panggil Cindy dari arah pintu aula.
Dia berjalan mendatangiku "Ehh , tau gak tadi ada salah satu Siswa ganteng banget, dia nepok jidad saat kamu sebut nama panjangmu."
Wajahnya tiba - tiba sudah ada di depanku dengan penuh rasa penasaran lagi. Benci banget kalo liat Cindy kepo pokoknya aku bisa di buru kemana saja sampai cerita semuanya.
"hust! sana-sana," usirku sembari mendorong wajahnya jauh - jauh.
"Temannya baru habis tegang membuka kegiatan hari ini, bukannya di bawakan minum malah di hujani pertanyaan konyol," timpalku sambil mencubit lengannya.
Kutarik dia segera kekantin, dalam hatiku tertawa karena Cindy merasa sedikit kesakitan atas cubitan kecilku.
"Mau makan apa Kita?" tanya nya lagi.
"Bawel amat," ujarku.
Sambil menggolok. "Yeeeeee , yang bawel kan si amat bukan aku," ujarnya.
Itulah Cindy temanku yang sangat periang selalu menghibur hari-hariku.
Di kantin hanya makan gorengan pisang dan tempe sambil ditemani es jeruk serta Cindy yang bawel .
Ku ambil gawaiku sambil memeriksa siapa tahu ada pesan terlewat, ternyata ada wa dari Amel, sahabat kecil dan juga buku diaryku.
"Oke, ntar aku tunggu dirumah ya? ngak sabar mau mendengar ceritamu," balas Amel.
Ternyata saat melihat hp dan menikmati makanan di depanku ada mata yang mencuri pandang ke arah kami duduk, hehehe kepedean ya aku.
Yes bener banget di ujung lorong belakang kelas dekat kantin Siswa Ospec sedang membersihkan di sekitar situ. Disana ada Aldo yang sedari tadi mencuri pandang melihat ke arah kami atau Aku yang kepedean .
"Selvi! Coba kamu lihat yang putih itu dan ganteng aku salah lihat atau emang bener dia dari tadi curi - curi pandang ke kamu ya?" tanya Cindy membuka pembicaraan.
Ternyata bener perasaanku bukan kepedean. "Oh,iya sepertinya begitu,"ujarku.
"Nah, itu sudah Anak Ospec yang kubilang nepok jidad tadi pas di aula." sambil mengunyah pisang di mulutnya.
Cindy melanjutkan ceritanya."Tadi itu Dia nepok jidadnya sambil bergeming, yang Aku denger aduh ternyata apa gitu pokoknya Dia komat kamit gitu, sampai Ku tegur takut aja di lihat Adrian. Kamu tau sendiri kan Adrian galaknya bagaimana kalo ada yang gak fokus. Auto dapat wejangan dari Dia."
Adrian adalah salah satu anggota Osis Dia menjabat sebagai Wakil Ketua Osis. Sewaktu kelas satu Dia pernah mengutarakan isi hatinya tapi karena Aku nga ada rasa dan memang selama ini fokus sama sekolah. Tapi sampai saat ini pun dia masih sering menyempatkan bertanya tentang perasaanku ke dia.
Back to tema lagi ya ...
"Ah masa iya dia bergumam , Aku tadi cuma lihat dia nepok jidad, ku pikir ada nyamuk atau apalah."dalam hati Aku senyum - senyum dikit inget kejadian kemaren.
"Ih Kamu kok sedikit tersenyum tapi di tahan, eh bukannya Dia yang kemaren nanya ke Kamu sebelum kita ke pos ya?" tanya Cindy lagi dengan wajah detektifnya.
Sambil membayar ke Ibu kantin. "Iya, kemaren tuh Dia habis selesai nengerjakan tugas grupnya. Semua Peserta wajib laporan tuh sama Pembina regu, nah Dia tuh nyamperin Aku nanya yang Namanya Kakak Selvi yang mana ya Kak. Padahal jelas - jelas Aku di depannya , jadi Aku kerjain aja sekalian "
Cindy menyeleseikan makanannya "Oh pantes Dia nepok jidadnya," tertawa senang.
Kami pun kembali ke aula untuk menunggu laporan dari siswa ospec
Sesampai di aula ada Adrian menuju ke arahku, "Boleh pinjam Selvi bentar gak Cind?" tanyanya
"Emang barang mau di pinjem. Eh tapi Aku ikut juga ya?" goda Cinddy ke Adrian.
"Jangan dong Cind, aku mau bicara empat mata ke Selvi." ujar Adrian
Aku mengedipkan mata sebagai kode agar Cindy pergi sejenak.
"Oke, awas ya kalo ada lecet atau kurangnya sama Sahabatku," ancam Cindy sambil bercanda.
Adrian mengernyitkan dahinya "Iya,iya... aman ngak bakal ada lecetnya "
Aku pun menuju sudut panggung aula dan duduk disana, Adrian mengikuti sambil membawa sedikit laporan kegiatan kami dua hari ini.
Sebenernya Aku males bicara sama Adrian pasti akan merusak suasana yang saat ini di bilang seneng, ngak juga sih.
Aku mulai membuka pembicaraan untuk memecah keheningan "Mau bicara apa Adrian? "
"Buru -buru banget, sebentar aku duduk dulu biar enak ngobrolnya," jawabnya sambil bergegas duduk di sebelahku.
"Ok,"jawabku singkat.
Sumpah males banget bicara sama dia, takut nanya soal perasaanku lagi kedia bagaimana. Sebenernya Adrian juga merupakan salah satu Idola Kaum Hawa di Sekolah Ku. Soalnya sudah ganteng , pinter dan berperestasi dia juga wakil Osis, hanya aku saja yang bingung gak ada sedikitpun rasa untuknya.
"Ini hasil kegiatan kita dua hari ini dan ini data Anak - Anak yang hasil seleksi tanya jawab memiliki ketertarikan di Osis." sambil menyerahkan berkas di tanggannya.
Aku membuka dan melihat lembar demi lembar laporan yang di berikan Adrian. "Lumayan juga ya yang minat bergabung di Osis."
Sambil membaca Nama di kertas itu yang bikin kaget salah satu peminatnya Aldo wow! dalam hati senang banget bakalan sering berinteraksi dengan anak ini, ngak sadar Aku senyum-senyum sendiri sehingga menjadi perhatian Adrian.
"Idih, bahagia banget si Neng? Sepertinya ada yang bikin bahagia hari ini," tanyanya sambil melanjutkan pembicaraan.
"Bahagia ya ada aku disini , apa Kamu sudah membuka hatimu untukku Vi," tanya nya lagi.
Wajahnya saat itu tergambar penuh harapan aku menjawab dan mengiyakan pertanyaannya .
Tanpa sadar di sudut ruang pintu aula ada yang memperhatikan kami karena, Aku mendengar langkanya sehingga aku tersadar kehadirannya. Dia berbalik seakan inggin meninggalkan kebersamaanku dan Adrian
Entah apa yang ada di pikirannya, inggin menghentikannya namun langkah ini terhalang oleh pertanyaan Adrian yang menegaskan ingin jawaban dari ku
"Vi,Selvi! bagaimana?"
Akupun menjawab tanpa berfikir dan segera meninggalkannya mengejar Aldo "Ngak, jawabanku masih sama kita hanya teman itu lebih baik Adrian"
Namun saat Aku sampai di luar aula Aldo sudah tidak ada . gumam Ku dalam hati "Huh, ntah apa sudah yang di pikirkan Aldo tentang ku."
Seandainya bisa di putar lagi seharusnya Cindy tadi ada bersamaku. Ah bangun Selvi jangan terlalu terbawa suasana, mungkin Aldo hanya menganggapmu sama seperti junior lainnya jangan kepedean.
Bersambung .......
Suara Ayam pagi itu sangat memekik di telinga Ku. Akupun kaget dan segera melakukan kewajiban sebagai seorang muslim.
"Hem, hampir saja Aku terlewat subuhku." selesai melaksanakan kewajibanku terhadap sang pemilik tubuh. Aku segera membersihkan badan dan turun untuk sarapan.
Satu demi satu anak tangga Aku turuni hingga sampai di meja makan, sepi sekali kemana Papa dan Mama ya? pikirku.
Sudah kucari namun tidak ada sambil ku hempaskan tubuh ini di depan sofa dan mengambil remote Tv untuk memecah kesunyian. Segelas susu hangat dan roti isi biasa kesukaan Ku selalu tersedia di meja .
flash back
O,ia Aku belum cerita ya tentang di Aula hari itu , jadi setelah Aldo tidak Ku temui di luar aula Aku bergegas ke kantin dan mencari Cindy terlebih dahulu di dalam kelas .
Saat di kantin, Aku bercerita ke Cindy. "Cind, tadi ada liat Aldo gak ? "
"Oh, Anak ganteng itu ya. Ada, ini laporannya di titip sama Aku, memangnya kenapa? kayak gimana gitu caramu bertanya Vi." menatap Ku, biasa dengan wajah penasarannya.
"Hadeh ngak, Aku ngak enak saja tadi pas Dia mau laporan kayaknya dia mendenggar pembicaraanku saat itu Adrian mempertanyakan jawabanku untuk pertanyaan yang pernah di utarakannya. Tentang Aku nerima atau ngak perasaannya." sambil lesu mukaku serta kepala ini tertunduk.
Walhasil Cindy bertanya. "Wah romannya ada yang jatuh cinta sama Adik kelas ini." penuh ejek agak berbisik , takut di dengar penghuni kantin yang ada di dekat Kami.
Mukaku memerah seperti kepiting rebus, malu campur aduk gimana gitu. "Ih, kamu Cind." Aku cubit sedikit lengannya.
"Aw, sudah ah sakit nih ternyata bisa nyubit juga kamu Vi. Aku pikir Kamu cuma bisa Aku cubit dan Aku tepok pundakmu hahahaha,"tawanya penuh kemenangan serta lanjut lagi bertanya.
"Memangnya benar Kamu suka sama Aldo? tapi wajar sih, naif juga kalo ada Perempuan yang ngak suka sama dia, secara dia itu sempurna."
Saat Kami pulang sekolah Aku melihat Aldo bersama salah satu Siswa baru juga di Sekolah ini. Dia terlihat mesra betul saat itu juga ada yang terasa sakit seperti jantung ini berhenti dan nafasku tak berhembus.
"Eh, di mana Aku,"ujarku sambil melihat kekanan kiri seperti mengenal ruangan ini. Perasaan Aku tadi sudah mau pulang. Kenapa Aku diruangan ini dan anehnya kenapa Dia juga disini.
Dia menatapku dengan senyuman manis yang terlihat gigi putihnya sedikit serta lesung di pipi nya oh makin adem seperti berada di surga hahaha tawaku dalam hati dan Aku tersadar mendengar suaranya.
"Maaf tadi Kakak tiba - tiba pingsan di dekat gerbang. Jadi, Aku reflek membawa Kakak kesini" Jelasnya kepadaku.
Aku langsung menunduk malu. Mau duduk tapi kepalaku terasa berat dan dia spontan membatu tubuhku untuk bersandar di tepi tempat tidur UKS.
"Terimakasih ya Do. Sudah membawaku kesini dan membantuku tadi."
"Ah, biasa saja Kak. Eh sama -sama, masih pusing kepalanya Kak?"tanyanya lagi.
Aku makin kikuk dan canggung, dalam hati ini. "ih Selvi sadar dong Dia sudah ada yang punya."
segera ku jawab pertanyaannya dan bangkit dari lamunanku."Oh, i_iya masih agak pusing. Sepertinya Aku kelelahan,"jawabku sedikit terbata k⁰arena, baru sadar juga sih dari pingsan.
"Ya sudah Kakak istirahat saja dahulu. Ntar kalo sudah agak enakan Aku antar pulang ya. Kalo boleh." godanya sambil senyum tipis.
Senyumannya itu membuat Aku bener - bener klepek - klepek. Ughhh gemes rasanya langsung sembuh deh Aku. Hadeh pikiranku kemana mana lagi.
"Tapi ngak ngerepotin kah Do. Terus ntar ada yang marah lagi Karena Kamu antar aku pulang?" umpanku sekaligus melontarkan rasa penasaranku siapa gadis itu dan memastikan bahwa Dia memang sudah ada yang punya.
Aldo terlihat tertawa renyah. "Hahahaha, Siapa yang marah Kak? yang ada ntar ada yang marah karena Aku antar Kakak pulang "
Tidak lama kemudian ada langkah kaki ternyata Ibu Ros. Beliau adalah Guru yang standby di UKS dan TU. "Bagaimana Selvi, sudah agak enakan?" tanyanya
"Sudah Bu." Jawabku sambil bersiap untuk pulang.
Ibu Ros menutup gorden dan jendela UKS "Alhamdulillah, kalo sudah enakan bisa pulang Sendiri atau perlu Ibu telepon Ayahmu untuk menjemput? soalnya Ibu khawatir jika Kamu pulang sendiri dan juga mau menutup UKS nya."
"Ngak usah Bu Guru nanti Kak Selvi pulangnya Saya yang antar." sahut Aldo menjawab pertanyaan Ibu Ros.
Ibu Ros tersenyum ke Aldo. "Terimakasih ya Do , minta tolong antar Selvi sampai rumah habis itu Aldo kabarin Ibu lagi ya jika sudah sampai. Agar Ibu ngak was - was juga. Soalnya kan ini insiden di Sekolah "
"Siap! Ibu Guru." jawab Aldo dengan tegas dan sopan.
Selama perjalanan Aku hanya duduk seperti patung di atas motor sport nya. Aldo melaju di jalan dengan tenang, aroma tubuhnya begitu mengusik, ingin Aku berpegangan merangkul pingangnya tapi takut nanti Dia salah paham .
Ccccccciiiiiiiitttt....
Badanku serasa hampir terlempar dan terhantam lagi di punggungnya, jantungku berdebar kencang dan ada rasa takut yang mendalam, aw sambil kurasa sakit di kepala akibat terhantup di helm nya dan tangan ini refleks berpegangan di pingangnya karena, takut terjatuh.
"Ngak papa Kak?" tanyanya cemas.
"Iya, ngak papa." jawabku sambil merasa sakit karena, kepalaku terhantup di helemnya. Kusapu jidad ini.
sambil bergumam dalam hati. "Ughhh dalam 1 hari sudah 2x kejedot jidat ini."
"Emang kenapa tadi tiba - tiba ngerem Do?" tanyaku sambil meringis tapi kutahan agar Dia ngak tau kalo sakit jidat ini.
Merasa bersalah ujarnya. "Maaf lagi Kak sudah hampir bikin celaka. Tadi ada kucing tiba - tiba saja lewat."
Sangking menikmati perjalanan tadi sebelum kejedot Aku ngak sadar kalo sudah berada di komplek perumahanku. Ternyata kucingnya tetangga sebelah rumah yang hampir tertabrak tadi, tertawa kecil aku di belakang Aldo.
"Pegangan ya Kak. Jadi, kalo ada apa - apa ngak kayak tadi kejedot helm." tawa nya meledek sambil menarik tangganku ke pinggangnya lagi.
Oh Tuhan , ternyata Dia sadar kalo Aku kejedot dan tanpa sengaja memeluknya agar tidak jatuh. Bahagia banget perasaanku bumi seakan berhenti berputar rasanya engan beranjak dari keadaan ini. Tanggannya lembut banget .. ugh rasanya Aku ngak mau melepas tanganku dari pinggannya , dan rasanya inggin terus bersandar di bahu belakangnya.
Pokoknya saat itu di bayanganku cuma pengen lebih lama lagi "Kak, Kak, Kak... sudah sampai." suara itu membuyarkan lamunanku.
"Kak,Kak Selvi sudah sampai ... tapi kalo masih mau meluk Aku lama - lama ngak papa Aku ikhlas kok." ujarnya dengan teraaa sedikit tertawa kecilnya bahkan dia sempat memegang jemari tanganku.
"Ups." Segera kutarik tanganku dan segera turun dari motor sport nya.
"Terimakasih ya." ucapku.
Senyumnya mulai mengusik lagi. "Aku gak di suruh mampir Kak." tanya nya lagi.
Aku hanya bengong dan kaget tak berkata
"Hehehe, ngak Kak. Aku cuma bercanda .... kira-kira besok Aku boleh ngak ya jemput Kakak buat bareng ke Sekolah?" sambil tertawa ngeledek.
Aku pikir Dia hanya bercanda jadi Ku jawab."Boleh saja, hemmm...." Aku segera masuk kerumah tanpa basa-basi menyuruhnya mampir
Terlihat saat Aku membalikkan tubuhku Aldo masih menungguku hingga masuk kedalam rumah.
Oh hariku walau sempat sakit dan benjol ah kulupakan sejenak tentang Perempuan tadi , setidaknya Aku bahagia hari ini.
********
Matahari pagi sudah menyongsong menerangi balkon kamarku. Ada suara motor sport memasuki halaman rumah. Ah pikirku rekan Papa, dengan santai Aku menuruni anak tangga seperti biasa menuju meja makan.
Pemandangan pagi ini bikin jantungku berhenti hingga suara Mama terdenggar. "Pagi Sayang sudah baikan kah? Tadi Aldo cerita katanya kemaren Selvi pingsan di Sekolah ya?"
Ugh ...
Ngak tau perasaanku hari itu seneng atau malu "Kenapa Anak ini bisa ada dirumahku sepagi ini jam masuk sekolah kalo jam gini kepagian banget." gumamku
"Padahal Aku pikir kemaren Dia bercanda saja. Hemmm." Oceh Ku dalam hati.
"Loh Selvi malah masih diam di situ. Sini sarapan dulu itu Aldo mau ngajak bareng ke Sekolah ... kebetulan katanya Dia tinggal di perumahan sebelah dan searah denganmu." ujar Mama lagi.
Yes Aldoo emang tinggal di perumahan sebelah yang notabene penghuninya Orang Elite dan Pejabat. Segera kuambil sarapan dan Ku letakkan di kotak bekal. Kutarik Aldo untuk segera pergi Aku takut Mama berpikir macem - macem dan nanya aneh - aneh ke Aldo. "Mah, Pah,... Selvi pergi dulu ya." Segera Aku berpamitan.
"Loh ngak kepagian Sayang , hati - hati di jalan ya." sahut Mama tersenyum dan mengelengkan kepalanya sadar akan tingkahku yang takut di hujani pertanyaan.
"Ngak, Mah!. Aku ada tugas ospec terakhir jadi musti pagi." sahutku sedikit berteriak sambil bergegas meninggalkan rumah.
"Ih! Aku pikir Kamu bercanda." terus jalan menarik Aldo, Aku pun melotot ke wajahnya.
Tapi Anak itu hanya tersenyum nakal. "Ngak papa lah. Njemput Kakak cantik pagi - pagi, nanti pingsan lagi di jalan."
Ugh geram kali ... inggin rasanya Aku timpuk Anak ini apa daya senyumnya itu bikin Aku lemes tak berdaya .
Kunaikan badan ini di motor sport nya Aku pasang helm sebagai pelindung diri dan Aku dibuatnya terdiam lagi Dia tiba-tiba menarik tanganku dengan lembut dan meletakkannya melingkar di pinggangnya. Satu persatu di letakkan memeluk pingangnya. "Pegangan yang erat ya Kak. Biar ngak jatuh ntar Mamanya marah lagi sama Aku." dengan tawa ledekannya lagi.
Buyar deh perasaan yang sempet membuat jantung ini berhenti. Akhirnya ku cubit punggungnya karena, Aku geram banget .
"Aw... " erangnya memekik di telingaku.
"Ngak papa sakit di cubit Kakak Senior yang cantik tapi galak." ejeknya lagi.
Ku cubit lagi pingangnya. "Sudah ayo berangkat" titahku.
" Pegangan dong kalo gak Aku gak mau jalan." ujarnya lagi sambil senyum.
Aduh senyumnya. Aku memeluk Dia erat, perjalanan dari rumah kesekolah kali ini berasa lama dan menyenangkan. Aroma tubuhnya yang di terpa angin mulai masuk mengoda jiwaku, perasaan nyaman. Kusandarkan kepala inidi punggungnya, perasaan kemaren terulang lagi perasaan yang amat nyaman. Begini kah yang namanya perasaan suka.
Motornya melaju kencang hingga memasuki halaman sekolah semua mata tertuju pada kami .
Tidak terkecuali Adrian, Dia melihat Aldo dengan sinis.
Cindy terlihat dari jauh dengan wajah penuh ledekkan seperti akan membuli Ku. "Viiiiiii...... hehehehe cieeeeeeeeeeee " di sengolnya Aku hingga hampir terjatuh.
"Apaan sih. Ayo kita masuk, hari ini kan penutupan ospec." Ujarku.
"Ok." jawab Cindy dengan wajah penuh harapan Aku menjawab semua ke kepoannya.
Akibat insiden kemaren aku belum ketemu amel .
*******
Semua Aku kumpulkan lagi di aula dan semua surat Aku kumpulkan.Jadi, di depan mereka ada kotak dengan tulisan Nama - Nama Kami Anggota Osis dan Mereka Kami beri waktu satu jam untuk menaruh surat mereka sesuai Nama yang mereka tuju.
Dari sekian banyak Siswa Aku mendapat amplop berwarna merah Satu dan berwarna pink serta biru banyak sekali. Kubuka satu persatu, tanpa terabaikan satupun. hanya tertinggal amplop berwarna merah isinya.
"Hai Kakak yang judes dari awal lihat Kakak itu judes banget ya and galak. Kalo sudah buka surat ini buka lagi dong surat yang di dalamnya." ternyata di dalam amplop merah ada amplop berwarna pink. Aku buka dan Ku baca.
"Hai Kakak yang Cantik dan Baik, walau agak judes dan galak Aku tahu dari awal masuk kalo Kakak salfok sama Aku. Jujur Aku dari awal juga sudah memperhatikan Kakak di pintu gerbang saat masuk ke Sekolah ini. Awalnya Aku pikir Kakak adalah Siswa baru seangkatan dengan Ku ternyata Senior, tadinya Aku inggin langsung memberi amplop pink untuk Kakak , hanya saja saat di aula kemaren Aku takut Kakak sudah ada yang punya. Maaf karena, tanpa sengaja Aku mendengar pembicaraan Kakak dan Kak Adrian Pasti saat ini Kakak sudah jadian dengan Kakak Adrian selamat ya Kak .
Mungkin terlalu cepat tapi jujur aku suka kakak dari pandangan pertama.
salam sayang dari
Aldo Nugraha si pencuri hati yang patah hati"
Mak jleb ....
Uwunya...
"Cindy!" teriakku.
Apa yang ku takutkan beneran kan Dia salah paham soal kejadian di aula.
"Cup,cup,cup," bujuk Cindy menenangkanku .. dan di ujung aula andri memperhatikanku juga penuh tanya
"Neng Vi!"panggil Adrian.
"Yups , ada apa Adrian"
"Yang tadi pagi itu pacarmu atau...?" tanya Adrian penasaran
"Oh .. itu Aldo , kebetulan saja bersebelahan perumahannya sama tempatku jadi bareng deh " sambil jalan aku melalui Adrian
Adrianpun menarik lenganku "Neng Vi... belum selesei aku bertanyanya "
"Apalagi, kan tugas osis dah kelar aku laper banget ini " seruku agak menekan suaraku soalnya males ditanya tanya
"Seriusan dia bukan pacarmu , kalo gitu besok aku juga boleh dong jemput kamu " bujuknya berharap aku mengiyakan
Sambil mengernyitkan dahi "What! jangan ntar Nyokap aku marah .. jadi ngak usah ya ... soal Aldo emang bukan pacarku sekarang, ngak tahu ntarnya " senyum yang agak kupaksa dan aku pun langsung meninggalkannya
Balik ke awal ya :v
Jadi papa mama beneran gak ada di rumah dan akhirnya aku menghabiskan waktu bermalasan di depan televisi ... cling suara notif wa ku berbunyi
"Assalamuallaikum , Vi "
"Katanya mau kerumah kenapa Amel tunggu , Vi gak da nonggol ? " ups aku lupa mengabari Amel lagi karena sejak kejadian hari itu aku di jemput sampai dapat surat hatiku masih berbunga bunga
Segera kubalas "Waallaikumsalam , Amel kerumah gih ... soalnya Vi gak ada teman ini "
Cling suara notif masuk lagi "Oke Amel, otw ya "
Amel tinggal persis di perkampungan sebelah pagar perumahanku , aku emang dari kecil sjka main kesana tau sendiri perumahan seperti tempatku tinggal anak anaknya jarang keluar sedangkan aku senang bergaul dengan siapa saja
Ting tong... ting tong ....
Aku segera beranjak dari tempat duduk q , "Biar saya yang buka Bik paling Mb Amel yang datang "
"Baik non " jawab Bibi sambil kembali meneruskan pekerjaannya
Wow , surprise banget yang di depan pintu ternyata pengalih duniaku
"Hai ... " sapanya
Aku masih seperti patung tak bisa berkata
"Boleh masuk gak ? kalo gak boleh aku bediri disini aja " sambil melambaikan tangannya di depan wajahku
"Ohhh... i_iya silakan masuk " jawabku terbata
Kupersilakan dia duduk dan aku masuk sambil mebawa gawaiku dan segera ku wa Amel " buruan kesini , aku mau curhat soal cowok ini dan dia sekarang ada di rumahku ,mana papa sama mama gak ada lagi , aku gak enak ntar kalo mereka pulang "
Cling notif wa
"Ok " balas Amel
Kubawakan minuman dan sedikit makanan ringgan, kami sempat membisu laman suasana sunyi seperti kuburan hahahaha.
"Assalamuallaikum ... hai Vi " sapa Amel dari depan pintu rumahku
"Eh ada tamu rupanya " Amel bertanya tapi agak ngeledek
"Waallaikumsalam masuk Mel, kenalin ini Aldo ade tingkatku." Mereka berkenalan dan menyebutkan nama
Aku chat Amel curhat semuanya ke Amel tentang aldo lewat pesan di gawaiku.
Waktu berlalu begitu cepat
Mereka sudah pulang semua dan aku sepi lagi dirumah karena mama dan papa belum pulang , baru ku ingat hari ini papa ada acara di rumah rekan bisnisnya
Aku pun beranjak tidur seperti biasa tanpa menunggu mereka pulang
**************
Pagi ini cerah sekali secerah hatiku , seperti biasa rutinitasku sebelum kesekolah namun ada yang beda kali ini.
Terlihat dari balkon kamarku ada dua kendaraan terparkir di halaman rumah yang satu motor sport dan satu lagi sebuah mobil ayla hitam metalik dan aku tau itu punya siapa.
Kuturuni anak tangga seperti biasanya ...
"Vi! itu ada dua temanmu di depan sepertinya mau ngajak bareng "
"Iya , mah tapi gimana mau bareng bawa kendaraan masing masing gitu , aku ikut papa aja seperti biasa , sebentar aku temuin mereka dulu "
Aku beranjak menemui mereka ,terlihat pandangan mereka saling sinis , aku datang memecah keheningan di antara mereka "Haai ... dah lama pada nunggu ya , maaf ya kalian duluan saja, soalnya aku sama papa saja berangkatnya ada urusan dahulu baru kesekolah " alasan yang tepat menurutku
Aldo "Ya sudah kak Aelvi , kalau begitu Aldo duluan ya "
Tidak lama Andri pun juga berpamitan "Aku juga duluan ya neng Vi."
Sesampai di sekolah aku kaget Aldo sudah menungguku di depan gerbang , kali ini dia tampak gelisah mondar mandir , saat aku hampir melewati didepannya dia menarik lenganku.
"Kak Selvi, bisa bicara sebentar,"ucapnya lembut.
Aduh aku langsung di awang-awang lagi tapi cepat kusadarkan langkahku.
"Iyes, ada apa ya Doo ? " tanyaku
Tampak gelisah dan mulai bingung mau bicara apa hanya terdengar agh , egh , agh ,egh
"Apa si Do gak lama bel bunyi loh ?" tegasku biar dia bisa berbicara
Akhirnya dia mulai membuka ucapan "Kak Selvi dan kak Adrian pacaran ya ? " tanyanya sambil menundukan wajah.
Dengan senyum tipis ku jawab " Ngak Do, Andri cuma teman sama seperti teman yang lainnya " terlihat senyuman bahagia dan terdegar banget dia mengatakan iyes iyes iyes masih ada peluang . aku hanya mengangkat senyumku tipis
"Oke kak Selvi tar istirahat makan bareng aku ya di kantin " ujarnya sambil girang bahagia
karena bel berbunyi aku hanya melambaikan tanganku tanda ok ..
*******
Bel istirahat berbunyi dan bener aldo sudah ada di depan kelasku
"Ayo kak " ajaknya sambil menarik tanganku sedangkan Cindy tertinggal di belakang sambil melonggo melihat pemandangan itu
Benar - benar Aku bak Ratu hari itu makan minum semua di ambilkan Aldo ,lagi lagi Cindy terbengong melihatnya .
"Vi, ngak salah lihat Aku?" bisik Cindy ketelingga Ku.
Bisikku balik. "Iya Aku juga binggung."
Saat Aku menikmati makanan, Aldo memberhentikan Ku sejenak sambil memegang tangganku erat. Dia mulai berucap dan memandang wajahku.
"Kak Cindy, jadi saksi ya." melihat ke arah Cindy. Memaksa Cindy untuk mengiyakan dengan anggukan.
" Vi , sejak pertama ketemu Aku sudah sayang sama Kamu , kira - kira kamu mau jadi pacarku gak?" saat itu Dia memengang tanganku.
What...
Oh Tuhan gak tau apa yg kurasa saat itu seperti musim gugur bunga sakura bahagia banget mulutku tanpa di komando berucap. "Iya! mau."
Sejak itu aku dan aldo resmi pacaran. Hingga sesuatu hal yang tak harusnya terjadi akhirnya terjadi
Bersambung ...
😘
NB:
Buat semua sahabat setiaku yang setia ikutin dan baca ceritaku bantu share ya biar banyak yang baca ceritanya biar aku semangat upnya , sama bantu Vote ya kak biar aku menang dalam lomba kontribusi tim terimakasih banyak
semoga kalian semua sehat selalu, banyak rezeki dan menjadi sahabatku sampai akhir hayat serta mendapat pahala luar biasa dari sang pencipta
Love love love buat kalian semua💞
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!