NovelToon NovelToon

TUAN MUDA NYANTRI NONA MUDA JADI BU NYAI

Tokoh dan Visual

TUAN MUDA NYANTRI NONA MUDA JADI BU NYAI

*****

PARA TOKOH

AKBAR PUTRA PRASETYO (Akbar / kakak)

Anak sulung dari pasangan David Prasetyo dengan Farhana Indrayani, Pewaris utama SETIA GROUP. Rela menjadi santri untuk mengejar gadis impiannya yang bukan orang abangan. Gadis pemikat hatinya adalah seorang santriwati di salah satu pesantren di kotanya. Dia juga seorang anak ustadz di kota M.

SYARMILA PUTRI PRASETYO (Mila / adek)

Anak kedua dari pasangan David Prasetyo dengan Farhana Indrayani. Dia akan mewarisi kekayaan Hana atau bisnis Hana nantinya. Jatuh cinta pada anak seorang pengusaha dengan pertemuan yang sama sekali tak pernah terbayang dalam benaknya. Ditarik tiba-tiba dalam dekapannya lalu dikenalkan sebagai kekasih pada mantan pacar pria tersebut. Namun siapa sangka pertemuan yang sungguh konyol dan menguras emosi membuat hatinya berlabuh. Namun syarat dari bundanya memberatkan hubungan mereka hingga dia harus rela menjalani hubungan

jarak jauh (LDR)

NIRMALA PUTRI PRASETYO (Mala / Dedek)

Anak bungsu dari pasangan David Prasetyo dengan Farhana Indrayani. Tidak mendapat warisan dari keluarganya. Bukan berarti orang tuanya tidak adil. Tapi karena dia menikah dengan seorang anak kyai ditempat kakaknya nyantri, sehingga Nirmala tak ada waktu untuk bisnis keluarganya. Dia menetap di pesantren mendampingi suaminya. Sedangkan suaminya sendiri telah menjalankan bisnis keluarganya dan membantu mengelola pesantren.

FATIMAH AZZAHRA (AZZA)

Gadis manis dengan kulit bersih dan putih. Gadis yang menjadi inspirasi seorang Akbar Prasetyo untuk nyantri. Keluar dari pesantren setelah sepuluh tahun menempa ilmu untuk melanjutkan kuliah di kota kelahirannya.

Karena keinginan untuk kuliah itulah yang mengantarkan dia bertemu dengan Akbar. Apakah Azza adalah jodoh Akbar? Tepatnya, apakah keduanya akan berjodoh?

KHUMAIRA JAMALUDIN (IRA)

Gadis kampung tempat pesantren “AL–FIRDAUS” berdiri. Pesantren yang dikelola Mala dan tempat Akbar menimba ilmu agama.

RAKA WIJAYA (RAKA)

Anak seorang pengusaha kaya walaupun tak sekaya keluarga Prasetyo dan Sanjaya. Seorang polisi yang juga rela nyantri demi memenuhi keinginan calon mertuanya.

AZAM AL-MALIKI (AZAM)

Seorang ustadz yang merupakan putra tunggal dari kyai Mahfudz, pendiri pesantren “AL–FIRDAUS” calon masa depan Mala.

*****

VISUAL

AKBAR

2.  SI KEMBAR MILA DAN MALA

AZZA

IRA

RAKA

AZAM

CAFE

TUAN MUDA NYANTRI NONA MUDA JADI BU NYAI – 1

*****

Hari ini adalah akhir pekan, seluruh keluarga Prasetyo sedang menikmati libur di rumahnya. Namun tidak dengan anak kedua mereka. Syarmila Putri Prasetyo. Dia memutuskan untuk membantu Denis di Cafe. Mila sudah bersiap untuk berangkat dengan pakaian casual. Meskipun mereka hidup bergelimang harta, namun Hana selalu  mengajarkan tentang kesederhanaan. Hal itu juga yang membuat anak-anaknya enggan menyebut nama belakang mereka. Mereka selalu menyingkat Prasetyo dengan P. Akbar Putra P., Syarmila Putri P., dan Nirmala Putri P. Cukup dengan nama P di belakang mereka, semua orang sudah tahu kalau mereka bertiga adalah keluarga. Hanya saja sangat sedikit dari teman-temannya yang tahu kepanjangan dari P tersebut.

“Ayah, Bunda” panggil Mila yang sedang menuruni anak tangga sambil mengenakan sweternya.

“Mau kemana, Dek?” tanya Akbar yang hendak naik ke lantai atas.

“Mau ke Cafe, Kak. Mau bantu Om Denis. Biasanya kalau akhir pekan begini rame. Banyak yang hang out”

“Dedek gak ikut?”

“Nggak. Banyak tugas katanya. Kakak gak keluar?”

“Gak ah. Males kakak”

“Keluar gih. Cari pacar gitu. Masak awet banget jomblonya” ledek Mila dengan menepuk bahu Akbar.

“Jangan mentang-mentang punya pacar ya kamu, bisa ngeledek Kakak seenaknya” omel Akbar membuat Mila cengengesan.

“Gak apel kamu?” tanya Akbar kemudian.

“Gak lah, kan mau bantu Om Denis. Lagian Arman mau ngumpul sama teman-temannya”

“Ya sudah” jawab Akbar cuek.

“Eh Kak, bunda sama ayah di mana?” tanya Mila setelah Akbar melangkah menaiki dua anak tangga.

“Gak tahu tepatnya sih. Coba aja dihalaman, paling lagi olahraga. Mumpung ayah lagi free”

“Ok” ucap Mila sambil membulatkan jarinya.

Mila melangkah menuju halaman, dan benar saja kalau Hana dan David sedang lari-lari kecil sambil mengobrol dan sesekali terdengar tawa mereka.

“Ayah, Bunda” teriak Mila membuat aktivitas keduanya terhenti.

Hana dan David menengok ke arah Mila. Tak lama kemudian, mereka jalan menghampiri putrinya.

“Iya sayang?” jawab Hana setelah tiba di hadapan putrinya.

Sedangkan David mengambil handuk dan mengelap keringat di kepalanya.

“Aku mau ijin ke Cafe bantu Om Denis, yah, Bun” pamit Mila disambut dengan senyuman oleh keduanya.

“Gak apel? Siapa pacar adek?” goda David membuatnya mendapat cubitan di pinggang dari Hana.

“Putri kita sudah dewasa Bun. Lihatlah, dia sudah punya pacar. Sayangnya dia belum mau jujur siapa dirinya sebenarnya” ledek David lagi sambil mengusap pingganganya yang mendapat cubitan tadi.

“Ayaaaah” kesal Mila dengan bibir moncongnya.

“Jangan dengarkan ayah sayang. Biarkan kita lihat ketulusan pacar kamu dulu. Sebenarnya bunda kurang yakin, tapi bunda mau lihat kesungguhannya dulu” ucap Hana mengusap bahu Mila.

“Terimakasih Bunda. Bunda memang yang terbaik tiada lawan” kata Mila dengan senang. Dia memeluk Hana dengan  erat.

“Jangan peluk Bunda terlalu lama, kamu mengurangi jatah Ayah” tegur David dan menarik tubuh Mila.

“Dasar Ayah bucin tingkat dewa. Bunda kan bukan cuma milik Ayah” protes Mila tidak terima dengan monopoli David.

“Memang Bunda bukan cuma milik Ayah. Tapi ingat, Ayah yang pegang hak patennya” balas David dengan angkuh.

“Apaan sih Yah pakai hak paten? Memangnya Bunda ini produk apa?” omel Hana dengan mengerucutkan bibir.

“Aku senang Ayah dan Bunda selalu romantis seperti ini. Kami bahagia menjadi anak Ayah dan Bunda” Mila berhambur ke pelukan kedua orangtuanya dan tersenyum bahagia.

David dan Hana mengusap punggung putrinya dengan penuh kasih.

“Kami juga bangga dengan kalian anak-anakku” ucap Hana haru.

Mereka melepaskan pelukannya dan saling melempar senyum bahagia.

“Mila pamit Yah,  Bun”. Mila mencium kedua tangan orangtuanya dan berangkat ke Cafe.

*****

Mila tengah sibuk melayani para pengunjung yang datang. Ya, Mila memilih menjadi waitress dari pada duduk manis di ruang Denis ataupun kasir. Mila yang tumbuh menjadi gadis yang aktif membuatnya malas jika harus berada di kasir. Saat membantu pun, Mila juga mengenakan seragam Cafe tersebut agar tidak ada kesenjangan sosial antara dirinya dengan karyawan yang lain.

Untuk Informasi, kondisi saat ini, baik Mila ataupun Mala belum menggunakan hijab ya? Jadi nanti kalau ada penjelasan yang mengarah ke rambut atau hijab, jangan bingung yah readers.

Saat Mila sedang mencatat pesanan pelanggan, masuklah segerombolan pemuda yang ingin hangout di “Cafe Setia”, cafe tempat dimana Denis yang mengelolanya.

“Man, bukannya itu pacar kamu ya? Pantas saja dia tidak protes kalian tidak berkencan” kata salah satu teman Arman.

Ya, gerombolan pemuda tersebut adalah Arman dan gengnya. Mendengar ucapan temannya, Arman mengalihkan pandangannya menuju apa yang ditunjuk temannya.

“Ya kamu benar. Itu memang Mila” jawab Arman dengan muka memerah. Entah marah atau apa.

“Kamu yakin? Dia bukan kembarannya?” tanya temannya yang lain yang tidak bisa membedakan antara Mala dan Mila.

“Aku yakin. Aku tak pernah salah mengenali keduanya” jawab Arman dengan muka dingin dan merah.

Arman mendekati Mila yang melangkah pergi menuju meja resepsionis untuk menyerahkan pesanan yang baru saja dia catat. Langkah Mila terhenti karena ada tangan yang menahan lengannya.

“Arman” kaget Mila namun wajahnya berbinar.

Berbeda dengan Arman yang menampilkan wajah dingin. Dia melangkah mengikuti Arman karena Arman menariknya hingga sampai di meja teman-temannya duduk.

“Apa begini pekerjaanmu yang sebenarnya?  Ini alasan kamu tidak merasa keberatan  saat aku tidak bisa kencan denganmu?” tanya Arman dengan suara tinggi dan cengkraman di lengan Mila semakin kuat.

“Maksud kamu apa Arman?” tanya Mila yang masih bingung dengan perubahan sikap Arman.

“Tidak adakah pekerjaan yang lebih baik dari sekedar pelayan Cafe?” tanya Arman lagi tanpa mengurangi nada suaranya.

“Kalau hanya pelayan Cafe memangnya kenapa?” tanya Mila tak kalah tinggi. Dia menyentak tangan Arman yang masih mencengkramnya.

“Tidakkah kamu memikirkan reputasiku? Apa kata teman-temanku jika tahu kekasih seorang Arman menjadi pelayan cafe?” balas Arman tanpa mengubah ekspresi wajahnya.

Tanpa menjawab pertanyaan Arman padanya, Mila menatap teman-temannya dan bertanya.

“Apa pandangan kalian setelah tahu hal ini? Kalian akan menjauhi Arman yang punya kekasih pelayan cafe? Atau kalian akan mengolok-oloknya?” tanya Mila dengan suara tegas.

Jangan harap aku akan lemah hanya karena hinaanmu yang tak mendasar. Ayah dan bunda tak pernah  mengajarkan aku untuk menjadi wanita yang lemah meskipun hatiku sakit-sesakitnya ~ Mila.

Mendengar pertanyaan Mila, tak ada satupun dari teman Arman yang menjawab. Keheningan terjadi beberapa saat.

“Jawablah” tegas Mila.

“Kami tidak masalah,  tapi reputasi Arman akan menurun. Ibarat bintang, dia akan terjun dari bintang lima menjadi bintang dua” jawab salah satu dari mereka.

“Apa reputasi itu sangat penting bagimu? Kalau begitu, silahkan pilih, aku atau reputasimu” tegas Mila. Kali ini ditunjukkan pada kekasihnya.

“Jangan sombong kamu Mila. Jangan harap aku akan memilihmu. Aku bisa mendapatkan gadis yang lebih cantik dan tentu saja tidak merusak reputasiku” jawab Arman dengan congkaknya tanpa memikirkan perasaan Mila.

“Dalam artian, kamu ingin hubungan yang terjalin selama hampir satu tahun ini berakhir?” tanya Mila dengan tatapan sendu.

“Kenapa tidak? Kamu yang tidak bisa menjaga reputasiku, lalu untuk apa aku mempertahankanmu?” ejek Arman membuat dada Mila semakin sesak.

Aku harus kuat. Tidak boleh menangis dihadapan mereka ~Mila.

“Baiklah kalau itu maumu. Terimakasih atas kebersamaan kita selama ini. Semoga kau menemukan orang yang cocok denganmu. Aku selalu mendoakan untuk kebahagiaanmu” ucap Mila tulus.

Aku harus melepaskan apa seharusnya terlepas. Dia bukan untukku. Dia bukan jodohku. Semoga kau selalu bahagia ~Mila.

“Sebelum aku pergi, kalian mau pesan apa? Biar saya catat” tata bicara Mila kembali formal dan menjalankan perannya sebagai waitress.

“Aku mau yang lain” ucap Arman dengan ketus.

Mila menoleh pada Arman dengan tatapan sendu. Ada air mata yang tergenang di matanya. Tanpa menjawab ucapan Arman, Mila menundukkan tubuhnya dan berlalu pergi.

Segitu tak inginnya kamu melihatku Man. Apakah kebersamaan kita selama ini tak berarti apa-apa dimatamu? Kamu berubah padaku hanya karena aku seorang pelayan cafe? Apa kamu akan menyesal nantinya jika tahu kalau aku adalah putri dari David Prasetyo? Aku tidak pernah melupakan kejadian ini Arman. Aku jadi semakin yakin untuk menyembunyikan identitas asliku. Aku hannya ingin dengan orang-orang yang tulus padaku ~ Mila.

Mila mengusap airmatanya yang telah jatuh. Runtuh sudah pertahanannya yang dia tahan. Setelah menyerahkan pesanan orang-orang yang dia catat, dia memutuskan untuk menemui Denis di ruangannya. Dia butuh pelampiasan saat ini.

*****

NEXT

*****

JANGAN LUPA MENINGGALKAN JEJAK DENGAN  LIKE, KOMENTAR,  VOTE DAN RATING BINTANG LIMANYA YAH? TERIMAKASIH!

CAFE 2

TUAN MUDA NYANTRI NONA MUDA JADI BU NYAI – 2

*****

Mila membuka pintu ruangan Denis dengan kasar hingga membuat Denis terlonjak.

“Om Denis” teriak Mila begitu dia masuk dan berhambur kepelukan Denis.

Dengan sigap, Denis membalas pelukan Mila.

“Hiks...hiks...hiks...”

Mila menangis? Apa terjadi sesuatu? ~ Denis.

“Kenapa sayang?” tanya Denis dengan lembut.

Tidak ada jawaban dari Mila, hanya isakan yang terus terdengar hingga Denis merasa kemejanya basah. Dia memnutuskan untuk membiarkan Mila menangis semaunya. Dari pintu, terlihat wanita cantik mengenakan dres putih mengangkat alisnya seolah bertanya apa yang terjadi. Denis hanya memberi isyarat kalau dia juga tidak tahu.

“Om” panggil Mila dengan suara purau.

“Iya sayang. Ada apa? Cerita sama Om” Denis mencoba berkata dengan sangat lembut.

“Aku patah hati. Hua.....” jawab Mila dengan tangisan yang semakin kencang.

Wanita itu menahan tawanya agar tidak keluar melihat remaja labil dihadapannya. Sedangkan Denis speechles melihat reaksi Mila karena patah hati. Dia hanya mengusap punggung Mila penuh kasih.

Ternyata drama juga hidupmu ~ Denis.

“Hai, kau terlihat seperti gadis yang kehilangan boneka, bukan gadis yang sedang patah hati” akhirnya wanita itu tidak bisa lagi menahan tawanya.

Mendengar suara wanita yang dikenalnya, Mila melepaskan pelukannya dan menoleh ke sumber suara.

“Tante...” teriak Mila dan beralih memeluk wanita itu.

“Sudah, jangan menangis... jangan bersedih... hapuslah kasih... airmatamu sayang....” wanita itu menyanyikan lagu yang menurutnya cocok untuk Mila.

“Kenapa tante malah bernyanyi” teriak Mila lagi.

“Hahahaha...anda konyol nyonya. Mengapa malah bernyanyi? Anda sepertinya tahu cara menghibur orang” ejek Denis membuat wanita itu mencebik.

“Kau tahu? Aku belajar menjadi konyol karena suamiku sedikit kaku, yah, ternyata sungguh berguna dan sekarang anda tertawa lebar, tuan” ejek balik wanita itu.

“Anda benar sekali nyonya, karena itulah tuan sedikit kaku ini mencintaimu. Anda adalah wanita limited edition” jawab Denis dengan sedikit tawa di bibirnya.

“Dan sayangnya, nyonya konyol ini juga mencintai anda, tuan sedikit kaku” balas wanita itu dengan tawa juga di bibirnya.

“Hua... hua... Om dan Tante sungguh tidak berperasaan. Bagaimana bisa kalian melakukan ini di depan gadis yang sedang patah hati? Sungguh sangat romantis lempar ejekan kalian” ketus Mila dengan tangis buayanya.

“Maafkan tante sayang. Tante melupakanmu yang sangat cantik dan manis ini. Sekarang ceritakan pada tante, siapa laki-laki yang membuat kesayangan tante ini patah hati” Linda meraih tubuh Mila dan mengajaknya duduk.

“Aku pesankan moccacino kesukaanmu” ucap Denis tanpa menunggu jawaban dari Mila.

“Jus mangga dengan sedikit gula tanpa susu. Aku tahu sayang, jadi tak perlu mengatakan apapun” ucap Denis lagi saat Linda hendak mengatakan sesuatu.

“Kau memang yang terbaik sayang” balas Linda dengan senyum tulusnya.

“Bisakah kalian menghargai perasaan gadis ini? Sok romantis” kesal Mila melihat kemesraan Linda dan Denis walau hanya dari kata-kata saja.

“Bukan sok romantis Mil, tapi kita memang romantis” jawab Denis dengan senyum mengembang. Dia baru saja bergabung setelah menelpon karyawannya.

“Dasar bucin. Semua cowok begitu, gak ayah, gak om, sama saja” omel Mila membuat keduanya terkekeh.

Linda sampai mengacak-acak rambut Mila saking gemasnya.

“Sekarang cerita, apa yang terjadi?” tanya Denis dan diangguki oleh Linda.

“Dia mutusin aku gara-gara lihat aku jadi pelayan di sini. Dia takut reputasinya hancur karena punya pacar hanya seorang pelayan. Hua....” cerita Mila dengan diselipi tangisan andalannya.

“Laki-laki seperti itu tidak pantas kamu tangisi Mil. Ingat, siapa kamu, bahkan dia tidak ada apa-apanya bila dibandingkan denganmu” ejek Denis membuat Linda memelototkan matanya.

“Bilang saja siapa kamu sebenarnya, om jamin dia akan mengejarmu kembali seperti orang yang telah putus urat malunya” tambah Denis tanpa menghiraukan peringatan istrinya.

“Tapi karena hal inilah aku juga semakin yakin untuk menyembunyikan identitasku” jawab Mila.

Denis dan Linda saling pandang. Mereka bingung dengan keluarga Prasetyo yang lebih suka bersembunyi dari pada menampakkan batang hidungnya.

“Jangan terlalu kasar mengatai mantannya, bagaimanapun dia pernah bahagia dengan laki-laki itu” bisik Linda pada suaminya.

“Aku sangat malas dengan lelaki yang seperti itu” balas Denis dengan berbisik pula.

“Kenapa om dan tante malah bisik-bisik sih?” gerutu Mila membuat Denis dan Linda menyudahi aksi bisik-bisiknya.

“Maaf sayang, om dan tante sedang berbincang cara membalas laki-laki itu tanpa membuka identitasmu” jawab Linda berbohong.

“Lalu apa solusinya? Aku memang sudah merelakan dia, tapi aku juga sakit hati karena dia memutuskan aku hanya karena reputasi. Persetan dengan reputasi, aku membencinya” ucap Mila dengan mengepalkan tangannya. Mukanya sudah memerah akibat menahan amarahnya.

“Tante punya solusi. Bukankah Cafe ini tidak ada yang tahu bukan jika om dan  tante bukan pemiliknya?” tanya  Linda antusias karena tiba-tiba mendapat ide.

Syukur deh, Linda sudah menemukan solusinya. Kalau tidak, ketahuann kita kalau sedang berbohong ~ Denis.

Untung saja dapat wangsit dadakan, aman, aman ~ Linda.

“Lalu?” tanya Mila dengan malas.

“Kami akan mengenalkan kamu sebagai anak kami. Panggil kami papa dan mama. Bagaimana?” tanya Denis yang sudah mengerti jalan pikiran Linda.

“Ada pengaruhnya gitu?” tanya Mila ragu-ragu.

“Keluargamu sungguh kaya bukan? Kamu tahu ada berapa “Cafe Setia” di kota ini?” tanya Denis membuat Mila menggeleng.

Linda menepuk jidadnya dengan gemas.

Dasar orang kaya, cuek amat sama kekayaan sendiri ~ Linda.

“Dengarkan om, sayang. Cafe kita ini adalah cafe terbesar dan cafe dengan cabang terbanyak di kota ini. Jadi itu cukup untuk membungkam mantan pacarmu yang tak tahu diri itu” kesal Denis dengan ketidak pedulian Mila akan kekayaannya.

“Baiklah Mila setuju. Setelah ini, aku akan bisa melihat wajah syok dari laki-laki itu. Lihat saja, jika dia ingin kembali, maka jagan harap aku akan mau dengannya” geram Mila.

Tak lama dari itu, seorang pelayan datang membawa pesanan mereka.

“Minum dulu, setelah ini kita kembali ke rencana” ucap Denis.

“Kumpulkan semua karyawan di sini. Kami butuh bantuan kalian” perintah Denis dan mendapat anggukan dari karyawannya.

Setelah semua berkumpul, mereka membicarakan peran yang akan dimainkan di lantai bawah.

“Ayo kita lakukan” smirk Denis dengan senyum iblisnya.

“Baiklah. Let’s go” jawab Linda dan Mila semangat.

*****

Mila kembali bertugas menjadi pramusaji dan melewati meja Arman dan kawan-kawannya. Setelah mengantarkan pesanan, Mila membersihkan bekas makanan dan piring serta gelas kosong di meja lainnya yang sudah  ditinggalkan penghuninya. Gerak-gerik Mila tak pernah luput dari pandangan Arman. Tingkah Arman juga tak lepas dari dua pasang mata, Denis dan Linda.

“Biarkan saya saja, Nona” salah satu pelayan datang dan meminta piring kotor dari Mila.

“Tidak perlu kakak, biar Mila saja” tolak Mila memainkan perannya.

“Jangan nona. Tuan dan nyonya telah berpesan, agar nona tidak melakukan hal ini. Tuan dan nyonya hanya memperbolehkan nona mencatat pesanan dan mengantarkannya” terang pelayan tersebut.

Dengan muka dibuat sedikit sedih dan kecewa, Mila menyerahkan barang-barang kotor kepada pelayan.

“Baiklah kalau begitu. Tapi jangan bilang papa dan mama ya?” kata Mila sedikit berbisik pada pelayan tersebut.

Meskipun berbisik, namun Arman mampu mendengarkan karena Mila sengaja memilih tempat yang lumayan dekat dengan Arman.

“Baik nona. Lebih baik nona ganti baju, jangan pakai pakaian karyawan begini, nanti pacar non marah lagi” ucap pelayan itu lagi.

“Mila gak punya pacar kak” jawab Mila ketus dengan mencebikkan bibirnya.

“Eh, maaf non, saya gak tahu kalau non sudah jomlo. Hehehehe”

“Lebih tepatnya baru jomlo selama 1 jam, 13 menit dan 54 detik” ketus Mila membuat pelayan itu tertawa.

“Dari pada menghitung waktu jomlo, mending menghitung kekayaan nona aja” ledek pelayan itu membuat Mila semakin mengerucutkan bibirnya.

“Yang kaya itu mama dan papa kak, bukan aku. Sudah ah, aku mau pulang aja. Sudah gak mood. Hari ini benar-benar hari sial aku”

Mila melangkah pergi dengan wajah dibuat sekesal mungkin. Pelayan itu hanya menggeleng dan berguman sedikit keras agar Arman mendengarnya.

“Nona, nona, anda lucu sekali. Mengapa harus menolak kaya sih? Mana masih mau bantu-bantu di cafe tuan dan nyonya lagi. laki-laki itu benar-benar bodoh telah melepas nona. Sudah kaya, baik hati, tulus, cantik lagi. apalagi dia akan mewarisi cafe ini” pelayan itu kembali ke belakang setelah melempar gumanannya pada target.

“Gila. Mila ternyata anak pemilik cafe ini. Jadi dia benar-benar kaya cui” celetuk salah satu dari mereka yang mendengar gumanan pelayan tadi.

“Yang benar? Kenapa dia pakai baju karyawan?” tanya yang lainnya.

“Entahlah. Wah, parah loe Man. Loe baru putus sama gadis pewaris cafe ini” ejek temannya.

Sial. Kenapa aku baru tahu kalau dia anak pemilik cafe ini? Benar-benar sial. Aku tidak akan melepaskanmu Mila. Apapun yang terjadi, aku akan membuatmu kembali padaku ~ Arman. Dia mengepalkan tangannya menahan amarah.

*****

Nah lho! Menyesalkan? Baru juga tahu anak pemilik cafe imitasi. Kalau tahu Mila itu anaknya orang nomor satu di kota itu, gimana reaksimu? Hayo, makanya jangan sombong. Dan selamat berjuang ya Arman. Aku pastikan kalau Mila akan dapat pengganti yang lebih oke dari pada kamu.

Eh thor, ini karakter yang kamu kasih aku memang sombong, kenapa sekarang kamu bully aku? Kejam.

Yeee, gak usah ngambek kali Man. Aku eliminasi dari tokoh di novel baru tahu rasa.

Ya jangan dong thor, kan belum berjuang mendapatkan hati neng Mila lagi. jangan dibikin ngenes ngapa hidup aku thor.

Tenang saja, semua butuh perjuaangan. Habis gelap terbitlah terang. Terhempas dari Mila, pergi aja ke jurang. Hahahaha

Jahat kamu thor. Ngambek ni aku.

Ngambek aja sudah, emang gue pikirin.

Serah loe dah!

*****

NEXT

*****

JANGAN LUPA MENINGGALKAN JEJAK DENGAN  LIKE, KOMENTAR,  VOTE DAN RATING BINTANG LIMANYA YAH? TERIMAKASIH!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!