Terdengar suara pintu diketuk dari luar rumah membangunkan seorang gadis yang tengah tertidur lelap di sebuah kamar yang hanya berukuran 2x3 itu, perlahan matanya mulai mengerjab berusaha membuka kedua manik cantik hijau zamrud yang ia miliki.
Perlahan dilangkahkan kedua kakinya menuju pintu depan rumahnya sambil memperbaiki ikatan rambut yang ia gerai sewaktu tidur, “siapa malam – malam begini bertamu ya” ucapnya pelan dan mungkin bisa dibilang hanya dia saja yang dapat mendengarnya.
Dilihatnya jam dinding yang berada di tembok sebelah kiri ruang tamunya yang hanya berukuran 4x3 meter itu “Astaga ini masih jm 2 pagi siapa yang bertamu dini hari seperti ini” ucapnya lagi sambil bertanya – tanya.
Ya bagaimana tidak heran bahwa rumahnya berada jauh dari hiruk pikuk keramaian kota, perjalanan menuju kota bisa ditempuh kurang lebih 2 jam dengan menaiki kereta dan bisa memakan waktu 4 jam jika menaiki sepeda motor.
Perlahan dia menyibak kelambu yang sudah lusuh itu dan mengarahkan netranya keluar ingin melihat terlebih dahulu siapa yang bertamu.
Bagaikan disambar petir apa yang barusan ia lihat adalah tergeletak tubuh seorang laki – laki yang sepertinya sedang pingsan, entahlah mungkin hanya pingsan atau mungkin sudah mati ia benar – benar tak yakin akan pilihan keduanya.
Dibukalah pintu tersebut dan mulai melangkahkan kaki mendekati tubuh yang terkulai tak berdaya di depannya itu, Perlahan tangannya mulai terulur di bagian leher dan hidung seseorang tersebut hanya ingin memastikan orang itu masih hidup atau sudah mati.
Terdengar suara helaan nafas yang keluar dari mulut sang gadis dikarenakan tubuh yang tergeletak di teras depan rumahnya dalam keadaan masih bernafas dan tandanya masih hidup.
“Siapa orang ini? Dan mengapa dia terkapar disini sendirian” ucapnya kembali dengan kening berkerut seraya berfikir “apa sebaiknya ku bawa masuk saja ya , tapi apa dia orang baik? Bagaimna jika dia perampok?” ucapnya kembali dalam hati.
“ku bawa masuk saja lah kasihan dia sepertinya habis dikeroyok orang sekampung” gumamnya sambil berusaha menyeret tubuh laki – laki itu dengan susah payah, sampailah ia di dalam ruang tamu yang sederhana itu.
Di angkatnya perlahan tubuh laki – laki itu ke atas sofa yang sudah tidak layak pakai bagaimana tidak karena disepanjang sofa banyak sekali lobang – lobang dan mungkin sudah tidak enak saat di gunakan.
"Sebaiknya ku bersihkan wajahnya dari sisa – sisa darah kering ini” ucapnya sambil berkacak pinggang seraya berjalan ke arah dapur untuk mengambil baskom air serta sapu tangan.
Setelah kegiatan membersihkan darah kering di tubuh laki – laki itu barulah dia menyadari bahwa wajah laki – laki itu tampan ah tidak – tidak mungkin bisa dikatakan sangat tampan dan tidak mungkin seorang yang berparas tampan sepertinya seorang berandalan atau perampok.
Terbitlah senyum kecil pada bibir sang gadis tanpa ia sadari karena melihat cetakan wajah yang sempurna bak dewa yunani atau mungkin seperti Leonardo Decaprio itu.
“Astaga apa yang terjadi padaku kenapa aku tersenyum sendiri melihat wajah orang ini, sepertinya aku memang sudah lelah dan mengantuk” ucapnya heran sambil menggelengkan kepala seraya bangkit dari duduknya menuju sofa singgle yang tak kalah jeleknya seperti sofa panjang tempat laki – laki itu dibaringkan.
“Aaaaah sssttttt” terdengar suara ringisan dari mulut laki – laki itu sehingga membuat gadis yang sedang tertidur di sampingnya terbangun dan tanpa sengaja manik mata mereka berdua saling bertemu, tanpa gadis itu sadari tangan laki – laki itu sudah mendarat pada lehernya dan berusaha mencekiknya sehingga yang dia rsakan saat ini adalah kerongkongan yang terasa sakit kepala yang terasa pening serta sulit untuk bernafas.
“Siapa kamu ? dan aku ada dimana? Apa tim jaguar menyuruhmu untuk menyekapku disini?” terdengar suara dari laki – laki itu bertanya pada sang gadis.
“leppaaskan.....dduulllu....tanggganmu..darri..kuuh” ucap gadis tersebut sambil terbata – bata “tidak akan ku lepaskan, atau lebih baik kau mati saja jika kau memang salah satu dari kecoa itu” jawab laki – laki tersebut sambil menyeringai “akkuuu..Nalla..pemmilik..rrrummah.iinni”.
Setelah mendengar penuturan dari mulut gadis tersebut barulah laki – laki itu mualai membuka tangannya yang tadi mencekik leher gadis itu “uhuk..uhuuk...uhuk hee kau gila ya? Aku bisa mati tau, sudah bagus aku menolongmu lebih baik ku biarkan saja tubuhmu tergeletak di depan teras rumahku agar besok pagi menjadi es batu karena cuaca yang sangat dingin ini” ucap gadis itu sambil berapi – api dan memegang lehernya.
“Siapa kau?” hanya dua kalimat yang terdengar dari mulut laki – laki itu sehingga membuat gadis itu semakin dibuat jengkel “sudah ku bilang aku pemilik rumah ini namaku nala, lalu siapa kau kenapa kau datang kesini dengan tubuh yang banyak sekali luka apa jangan – jangan kau adalah perampok ya” tuduhnya sambil memincingkan kedua matanya curiga.
Diambilnya sapu yang berada dibelakang sofa dekat dia tertidur tadi “apa kau sekutu dari jaguar?” bukanya menjawab pertanyaan gadis tersebut laki – laki itu kembali melemparkan pertanyaan yang membuat gadis tersebut jengah oleh ucapanya.
"Dari tadi kau bilang jaguar jaguar jaguar terus memangnya aku ini seperti macan sampai kau menuduhku sekutu dengan jaguar, sudah katakan kau itu siapa?” ucapnya sekali kali dengan panjang lebar, Memang nala ini typikel wanita yang sedikit cerewet oleh karena itu dia bicara panjang pada orang yang baru dia kenal.
“Maaf tadi aku tidak sengaja mencekikmu, itu benar – benar reflek” jawab laki – laki itu sambil kembali duduk di sofa dan meringis karena tangan sebelah kirinya ternyata juga terluka seperti luka tembakan.
“okee tidak papa, tidak heran juga kau seperti itu karena tadi kau terluka banyak sekali sampai tidak sadarkan diri, Mungkin kau trauma dan mengira bahwa aku orang jahat yang besekutu dengan tim jaguar yang kau maksud itu” ucap gadis itu jengah sambil memutarkan bola matanya.
“Apa kau punya alkohol dan pinset?” tanya laki – laki itu seraya melepas bajunya tanpa dia sadari terdapat dua bola mata hijau zamrud yang sedang memperhatikan aksinya.
"Ya tuhan tubuhnya bagus sekali” batin gadis tersebut yang kemudian tersadar bahwa itu sangat memalukan “heeee apa yang kau lakukan” ucapnya sambil menutup kedua matanya dengan telapak tanganya.
“ingin memperkosamu hahaha” terdengar suara dari laki – laki itu dan kekehan kecil “kau fikir kau tipeku hingga aku akan memperkosamu? Pede sekali, lebih baik aku bercinta dengan macan di hutan belakang daripada denganmu” sambungnya sambil membersihkan bekas darah yang menempel dekatt lengan perut hingga dadanya.
"Memangnya aku juga mau kau perkosa, badan jelek begitu saja sombong” jawab gadis itu sambil berlalu pergi mengambil alkohol yang laki – laki itu minta.
“Ini alkoholnya dan ini jarum serta benangnya ko bisa menjahit lukamu sendiri kan ?” tanpa gadis itu sadari mata laki – laki melihatnya dengan memincingkan mata curiga karena heran dengan apa yang diberikan oleh gadis itu tidak hanya alkohol.
Melainkan seperangkat alat untuk menyembuhkan luka sayatan didekat perut serta lengannya, “kenapa kau memiliki semua ini?” tanya laki – laki itu dengan suara dingin dan ekpresi wajah yang sangat dingin sampai – sampai mungkin orang di tatapnya dapat membeku oleh tatapan matanya dan nada bicaranya.
“Memang kau menginginkan apa padaku? Tentu saja aku memiliki semua ini, mendiang kakaku sangat suka berburu dihutan belakang kususnya memburu babi hutan untuk dia jual dan uangnya untuk menghidupiku dan menyekolahkan aku jadi wajar saja jika aku punya semua ini” jawabnya sambil menundukkan kepala ke arah bawah karena air matanya sudah mengumpul dipelupuk mata hijau zambrud nya itu.
“maafkan aku telah menuduhmu dan terima kasih atas bantuanmu” Suasana menjadi hening untuk beberapa saat setelah percakapan mereka yang sedikit menyinggung perasaan gadis itu dan bagi laki – laki dia tidak peduli yang harus dia lakukan sekarang hanya membersihkan lukanya sambil menjahit perlahan.
Tentu saja tidak ada yang namanya obat bius sembari menjahit lukanya sendiri dia juga menahan rasa perih yang mungkin orang lain tidak dapat mendeskripsikan bagaimana rasa perih bercampur sakit akibat sayatan dan sekarang jahitan.
Hanya jam dinding yang terdengar berdetak di sekitar mereka berdua tak terasa gadis itu mulai mengantuk dan tertidur kembali, setelah laki – laki itu selesai menyelesaikan jahit menjahit lukanya dia bersiap akan pergi namun sebelum dia pergi dari rumah gadis itu ia sempat melihat foto gadis kecil dan seorang laki – laki remaja sedang bergandengan tangan.
“Mungkin ini kakaknya yang sudah meninggal” ucapnya dalam hati seraya melihat kembali wajah gadis itu, Ditatapnya dengan perlahan dan sedikit didekatkan bibir merah sedikit tebal itu ke telinga gadis yang sedang tertidur itu.
“ terima kasih telah menolongku” ucapnya dan berangsur pergi meninggalkan tempat sederhana yang dimiliki gadis tersebut, tanpa berpamitan tanpa menuliskan surat dan tanpa meninggalkan nama.
Dibelahan bumi bagian lain atau bisa disebut kota lain dari tempat tinggal gadis bermata hjau zamrud ada seorang laki - laki yang memiliki tato bergambar kepala jaguar disebelah kanan lengannya, pria itu berdiri di balkon kamar rumah megah dan bisa dibilang mirip istana tersebut sambil menyesap rokoknya dan menyembulkan asapnya ke udara dengan bebas “bagaimana ?” ucapnya pada laki – laki berbadan besar dan memiliki tato bergambar kepala jaguar dilengan sebelah kanannya “sudah saya pastikan dia sudah mati tuan” jawabnya sambil menyeringai “ bagus, satu kutu sudah mati tinggal kita basmi kutu yang lain” ucap kembali laki – laki yang bisa dibilang bos besar atau kepala pimpinan dari jaguar.
“Sial bagaimana aku bisa tertangkap basah oleh jaguar sialan itu, mungkin dewi fortuna sedang dipihakku hingga aku masih bisa lolos dari cengkramanya” ucap laki – laki yang bisa dikenal dengan nama Geralt, ya laki –laki yang memiliki wajah tampan dan barusan pergi dari rumah kanalla adalah Geralt. Geralt melangkahkan kaki setapak demi setapak masuk kedalam hutan dan mencari rumah usang di tengah hutan untuk mengambil barangnya yang tertinggal. Sebenarnya rumah usang itu sebuah markas dari organisasi rahasia yang bernama Black Rose atau biasa orang sebut BR, setelah berjalanan kaki tak berapa lama Geralt sudah tiba di rumah usang tersebut dan langsung memasuki rumah itu mengambil barang pribadinya yang tertinggal. “untung saja jaguar tidak mengetahui posisi rumah ini, sebaiknya aku segera pergi dan menemui Gedion”.
“Bagaimana ? apa kau sudah mengetahui dimana posisi Geralt?” ucap seorang laki – laki yang berprawakan serta wajah yang hampir mirip dengan Geralt “ terakhir ku lihat posisinya dia di sebrang sungai yang ada di hutan belakang desa dekat markas kita yang disebelah utara” jawab laki – laki yang tak kalah tampannya dari Geralt dan kembarannya Gedion karena mereka memang bersaudara sepupu yag bernama Steven, ya mereka adalah anak kembar yang terlahir dari keluarga terpandang bahkan bisa dibilang orang terkaya di negaranya scotlandia. “bodoh sekali Geralt bagaimana dia bisa tertangkap oleh tim jaguar, jika dia tidak berrhasil lolos sudah dipastikan kita semua akan dibunuh oleh ibuku” jawab Gedion frustasi sambil mengusap kasar wajahnya. “aku menemukan titik koordinat Geralt dan dia sekarang sedang menuju kemari” ucap seorang laki –laki yang memiliki mata abu – abu dan berambut pirang dia adalah Reymon sahabat twins dan sepupunya Steven.
Terdengar derit pintu sehingga membuat semua orang yang ada dalam ruangan tersebut serentak memalingkan muka untuk melihat siapakah yang membuka pintu “Bagaimana keadanmu?” tanya Gedion kepada kakak kembarnya yang tidak lain dan tidak bukan adalah Geralt. “see aku baik baik saja” jawab Geralt cuek seraya mengambil satu kaleng minuman keras yang ada pada lemari es dekat pintu. “Bagaimana kau bisa sampai tertangkap oleh anak buah Jaguar, apa kau tidak mendengar intruksi dari steev. Dasar kau bodoh sekali” ucap Gedion marah putus asa seraya menyugar rambutnya untuk meredam emosinya, “kenapa aku harus dilahirkan bersamaan dengan orang sepertimu, sial kau sangat cerewet seperti mommy” sahut Geralt sambil melepas kaos dan jaket yang dia pakai untuk segera mandi karena badannya sudah sangat lengket oleh bekas darah, keringat dan debu bahkan bukan sekedar debu tetapi tanah hutan.
“sudahlah Ge yg terpenting Geralt sudah bersama dengan kita dan sekarang waktunya kita mengatur strategi untuk membalas pasukan jaguar” ujar Steven sambil bermain ponsel, “kalian urus kembaranku itu jika dia pulang terdapat luka pada tubuhnya sudah dipastikan ibuku akan mengomel dari pagi sampai pagi, sudah lah aku pulang istriku sudah menanti di rumah” sahut Gedion sambil mengambil jaket yang tersampir pada punggung sofa di ruangan tersebut. Setelah itu dia melangkah pergi meninggalkan gadung apartemen yang berada di pusat kota Edinburgh, “Haaaa” terdengar helaan nafas dari Reymon.
Setelah merawat lukanya Geralt bergegas pergi ke kamar mandi karena malas mendengar ocehan adik kembarnya Gedion, di dalam kamar mandi yang cukup luas itu Geralt tiba – tiba memikirkan gadis yang ia temui di desa kecil yang tidak sengaja menolongnya “cantik sih tapi cerewet sekali seperti mommy dan Gedion, sampai kepalaku pusing mendengar ucapannya” ucap Geralt tampa sadar seraya tersenyum kecil sambil membasuh tubuhnya yang bagus itu dibawa pancuran air shower.
Geralt memang tipikel lelaki dingin cuek dan satu lagi muka tembok alias jarang sekali tersenyum dan selama ini tidak ada wanita yang mampu membuatnya jatuh cinta, suara pintu kamar mandi terdengar terbuka. Setelah itu Geralt berjalan ke sofa yang ada di apartemennya “Rey cari rumah kecil yang berada di utara sungai dekat markas kita dibukit” suara Geralt memecah keheningan “Rumah siapa itu ? kenapa kau ingin menyelidikinya” jawab Reyman seraya menaikkan satu alis nya karena permintaan Geralt “sudah kau lakukan saja, orang yang menolongku tadi malam menempati rumah itu” ucap Geralt tanpa ekspresi seperti biasa. “sudah ku kirim semua informasi yang ku dapat siapa pemilik rumah itu, coba liaht email yang ku kirim padamu” ucap Reymon dan pandangan matanya belum teralih dari laptop yang berada di depannya.
Setelah Geralt mengetahui segala informasi yang dia dapatkan dari Reymon bergegaslah dia ke kantor untuk mengerjakan pekerjaannya sebagai CEO dari perusahaan yang dibangun oleh mendiang kakek dari keluarga ayah nya yang bergerak di bidang bioteknologi. Sampai di parkir mobil di perusahaannya Geralt segera bergegas turun dari mobil mewah yang ia kendarai, di tengah perjalanan Geralt terus memikirkan nama gadis yang telah menolongnya sampai tanpa ia sadari dirinya sudah berada di depan pintu life yang berada di tempat parkir “tring” bunyi dentingan pintu life yang membuka membuatnya berhenti memikirkan Nalla dan dia mulai melangkah masuk ke dalam life sendirian. Iya memang sendirian karena life ini khusus menuju depan ruangan khusus CEO.
“ Selamat pagi Mr Geralt, ada 12 berkas yang harus anda tanda tangani sekarang agar tim marketing dapat melakukan tugas dan pekerjaannya secepatnya dan nanti di jam dua siang kita akan melakukan pengecekkan bulanan ke cabang perusahaan yang berada di kota B” ucap Fionna yang tidak lain tidak bukan adalah secretaris Geralt, Fiona bukan tipe secretaris yang bertumbuh tinggi dan centil menggoda dia juga berwajah tembok dan berfokus hanya pada pekerjaannya sehingga dia dapat bertahan selama kurang lebih 5 tahun menjadi secretaris Geralt. Karena sebelum Fionna ada seorang wanita yang menjadi secretaris Geralt dan dia hanya bertahan kurang lebih 2 bulan saja karena Geralt memecatnya dikarenakan dia berusaha terang – terangan menggoda Geralt, Geralt tidak menyukai wanita penggoda terlihat murahan dan menjijikkan baginya.
“hem”ucap Geralt seraya melangkahkan kaki ke dalam ruang kerjanya menuju meja kerja kebesarannya, kemudian mulailah dia berkutat pada berkas berkas perusahaan yang telah ia terlantarkan beberapa hari untuk melakukan pekerjaannya di dunia hitam. “tok tok tok” terdengar ketukan pintu digendang telinganya Geralt sama sekali tidak menggubris ketukan pintu tersebut sampai tanpa dia sadari seorang wanita berperut besar menghampirinya sambil melipatkan kedua tangannya di depan dada “beberapa hari ini kalian kemana saja? Tanpa menerima telfon dariku sebenarnya kalian ini memiliki pekerjaan apa sih?” ucap wanita tersebut dan Geralt mulai mengalihkan pandangannya pada tumpukan berkas ke wanita tersebut “kenapa kau bertanya padaku tanyakan saja pada suamimu” ucap Geralt tanpa ekspresi terkesan nada dingin “Ge please deh aku udah tanya sama Gedion puluhan kali dan jawabannya pasti sama yaitu mengurusi anak cabang perusahaan yang ada di kota B” jawab wanita itu sambil ber api api “Jika Suamimu mengatakan begitu maka kau harus percaya” ucap Geralt sembari memijit tulang hidungnya karean merasa sedikit pusing mendengar celotehan adik iparnya ini, iya dia adalah Lana istri dari kembarannya yaitu Gedion Dallas.
“tok tok, maaf Mrs Liana Mr Geralt harus pergi sekarang karena waktunya berkunjung ke anak perusahaan dikota B” ucap Fiona sembari menundukkan kepala karena tidak enak menyela pembicaraan anatara ipar ini, “apa kamu bilang Fi?? Geralt akan ke kota B untuk menijau anak perusahaan yang ada disana hari ini?, Lalu kemarin kalian kemana ?????” sela Liana dengan marah karena Gedion dan Geralt berusaha membohonginya.
“Li kenapa kau ada disini? Sudah ku katakan untuk beristirahat di rumah saja kan, perutmu juga semakin membesar”terdengar suara Gedion seraya berjalan menghampiri mereka bertiga. “aku akan jelaskan tapi tidak disini sayang mari kita pulang dan biarkan Geralt bekerja dengan tenang okey” ucap Gedion sekali lagi sambil merayu istri cantiknya yang sedang emosi, mungkin karna kehamilannya membuat Liana lebih cerewet dan lebih sensitif dan satu lagi semakin posesif kepada Gedion. “Ayo Fi kita berangkat sekarang” ucap Geralt dengan nada dingin seperti biasa dan bersiap untuk meninggalkan Gedion serta Liana yang sedang merajuk.
Setelah Geralt beranjak pergi dari ruangan kantornya Liana meberondong Gedion dengan begitu banyak pertanyaan namun Gedion tetap tidak akan memberitahukan kepada Liana kemana mereka pergi beberapa hari yang lalu membuat Liana benar – benar marah sampai tidak ingin pulang bersama dan berbicara pada Gedion.
Geralt dan Fiona tiba di kota B dan bergegas masuk ke dalam gedung yang lumayan tinggi dan besar daripada gedung – gedung disekelilingnya, sampai di depan Gedung tersebut yang tidak adalah anak perusahaan kakek nya yang sekarang di alihkan kepada Geralt. “Selamat sore Mr Geralt” ucap salah satu karyawan di sana yang menjabat sebagai direktur anakperusahaan Geralt “sore Mr Daniel bagaimana perkembangan anak perusahaan yang ada di sini ?” sahut Fiona karena sudah dipastikan Geralt tidak akan mengubris sapaan dari karyawannya tersebut. “selama sore bu Fiona, seperti yang anda lihat anak perusahaan di sini lebih berkembang dan pabrik – pabrik yang telah menjadi tanggung jawab anak perusahaan kami juga semakin berkembang di bandingan dengan cabang atau anak perusahaan Mr Geralt yang lain” jawab Mr Daniel dengan mantab dan setelah pembicaran tersebut mereka tiba di salah satu ruanga yang cukup besar di anak perusahaan tersebut bisa dibilang ruangan khusus Direktur.
Setelah mereka membahas tentang perkembangan anak perusahaan tersebut, Geralt Fiona dan Daniel beranjak meninggalkan kantor itu dengan tujuan makan malam bersama dikarenakan sudah waktunya makan malam dan restoran yang mereka tuju adalah restoran italia di dekat kantor. “Praang” suara pecahan piring menggema di seluruh ruangan restoran itu “dasar pelayan bodoh, dimana matamu sampai menabrakku” ucap makian seorang laki – laki yang tidak lain adalah pengunjung restoran tersebut “maaf tuan kakiku tersandung kaki temanmu sehingga aku terjatuh dan tidak sengaja menabrakmu” sahut seorang pelayan wanita dengan berani “panggil managermu sekarang” sahut lelaki tersebut dengan suara keras sehingga semua mata tertuju pada dua orang tersebut “ selamat malam tuan ada yang bisa saya bantu” sapa seorang lelaki yang menjadi manager restoran itu.
“lihat apa yang sedang dilakukan oleh pelayan bodohmu ini, dia menabrakku dan menyalahkan kaki temanku menyandung kakinya” ucap lelaki itu dengan marah dan menunjukkan tangannya ke arah pelayan perempuan tersebut. “maaf atas ketidak nyamanan anda di restoran kami tuan, saya selaku manager disini benar – benar meminta maaf atas keteledoran pelayan kami ini”. setelah perdebatan itu selesai pelayan tersebut dipanggil untuk menghadap manager restoran itu, semua kejadian itu tak luput dari mata Geralt beserta pelanggan restoran yang lain.
“Berapa kali saya bilang padamu untuk selalu bersikap sopan kepada pelanggan restoran kita, kau tau yang kau buat marah tadi adalah tuan Devan Lewis. Kau tau bukan se orang Lewis sangat berpengaruh namanya di kota ini” ucap manager restoran itu kepada seorang pelayan wanita yang tadi sempat bertengkar dengan pengunjung restoran tempat dia bekerja, “saya benar – benar minta maaf Mr Noah tetapi saya tidak menyesal telah melawan orang itu karena kaki temannya benar – benar membuat saya terjatuh” jawab Nalla dengan berani. Ya dia adalah Nalla gadis yang telah menolong Geralt kemarin malam, Dia memang bekerja di salah satu restoran kelas atas di kota B.
“jika kamu tidak bisa merubah egomu lebih baik kamu tinggalkan restoran ini karena diluar sana masih banyak orang yang membutuhkan pekerjaan yang sedang kamu jalani saat ini” ucap Mr Noah dengan berapi api amarah meletup – letup “tapi Mr Noah saya membutuhkan pekerjaan ini” jawab Nalla dengan suara dan eskpresi memelas sembari menautkan kedua tangannya didepan dada “tidak sudah cukup kau bekerja disini silahkan tinggalkan seragammu dan pergi keluar” ucap Mr Noah dan mengarahkan tangannya ke arah pintu ruangan tersebut.
Nala berlari keluar ruangan Mr Noah dengan diam sambil kedua maniknya mengeluarkan air mata menuju ke ruangan ganti kusus karyawan perempuan “Nalla ada apa? Kenapa kau menangis ?” tanya seorang wanita yang tengah menghampiri Nalla yang sedang berganti pakaian kerjanya “aku di pecat liv” jawab Nalla sambil mengusap air mata yang tengah luruh di kedua pipinya “what dipecat ? memang keteraluan Mr Noah itu sudah jelas – jelas yang bersalah pelanggan kita tadi malah kau yang dipecat” Ucap Olivia sambil berkacak pinggang “ Nalla lalu kau akan bekerja dimana ?” tanya Olivia kembali “haaaa entahlah aku akan mencoba mencari pekerjaan esok pagi”jawab Nalla sambil menghela nfas dengan putus asa, “jaga dirimu baik – baik ya, jika ada apa – apa cepat kabari aku” jawab Olivia sambil mengusap punggung Nalla yang sedang dia peluk mencoba menenangkan dan hanya anggukan kepala Nalla yang menjadi balasan ucapan Olivia.
“Mr Geralt mobil kita sudah siap”ucap Fiona secrertaris Geralt “hem” jawab Geralt sambil pandangan matanya tak lepas dari seorang wanita yang sedang berjalan melangkah keluar dari restoran tempat dia melakukan makan malam bersama dengan Mr Daniel dan secretarisnya Fiona. “ternyata informasi yang Rey kasih itu benar dia bekerja direstoran ini” ucap Geralt dalam hati, “terima kasih Mr Geralt untuk makan malamnya” ucap Mr Daniel sambil mengulurkan tangannya “sama – sama Mr Daniel, dan saya harap perusahaan yang Mr Daniel pegang saat ini tetap berjalan seperti ini” jawab Geralt sambil menjabat tangan Daniel dan tersenyum tipis, Geralt memang sangat dingin jadi dia jarang tersenyum.
“kalo begitu kami pamit undur diri Mr Daniel” ucap Fiona sambil menundukkan badan dan melangkah pergi dari restoran tersebut dengan Geralt yang berada di depannya satu langkah. Sesampainya di mobil Geralt tidak langsung masuk dia membiarkan Fiona masuk terlebih dahulu “Fi saya masih ada urusan di kota ini sebaiknya kau balik ke edinburgh sendiri dan jika mommy ku menelfonmu menanyakan diriku katakan aku di apartemenku” ucap Geralt didepan pintu mobil mewahnya “baik Mr Geralt” jawab Fiona sambil menganggukan kepala.
Setelah mobil yang membawa Fiona kembali ke Edinburgh Geralt mengambl telfon genggamnya yang berada di dalam saku jas mahalnya “Albert jembut aku di restoran A sekarang” ucapnya dengan orang dibalik panggilan tersebut “baik tuan” jawab Albert dan segera melajukan mobilnya untuk menuju ke restoran A untuk menjembut bos besarnya, Albert adalah orang kepercayaan Geralt bisa dibilang tangan kanan dipekerjan Geralt di dunia gelap jika Geralt berada di kota B.
“Bagaimana, kau sudah menyelundupkan anak buahmu untuk mejadi mata – mata kita kepada tim Jaguar ?” tanya Geralt pada Albert yang sedang duduk dibalik kemudi “sudah tuan ada 5 orang yang saya utusuntuk menjadi mata – mata kita dan saya sudah dapat siapa pelaku utama yang merencanakan pengeroyokkan tuan Geralt semalam” jawab Albert dengan tenang sambil fokus pada kemudinya “ bagus, sekarang antar aku ke apartemenku” ucap Geralt dengan tetap sibuk menatap layar ponselnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!