NovelToon NovelToon

Tak Disangka Jodoh Terbaik

Bab 1 Alvaro

Pagi itu terlihat dua orang paruh baya sedang duduk berdua di kamarnya dengan perasaan tidak enaknya, mereka merasa akan tidak bertemu lagi dengan putra mereka satu satunya.

"Ibu.... ayah.... Mobil sudah Al siapkan ayo kita berangkat, nanti keburu sore" ujar sang putra yang bernama Alvaro.

"Nak duduklah dulu, sebelum kami pergi, kami ingin meminta maaf padamu karena kami kamu harus menikah dengan wanita tidak tau diri itu, maafkan kami nak" ujar sang ayah

"Ibu juga minta maaf padamu Al, seharusnya ibu memilih mati saja sejak lama jika ternyata kesembuhan ibu membuat kamu menderita dan di rendahkan. Nak jika suatu hari terjadi sesuatu pada kami dan kamu bisa terlepas dari pernikahan ini. Ibu harap kamu pergi menjauh dari keluarga ini bebaskan dirimu dari mereka" ujar sang ibu sembari menangis

Alvaro yang mendengar itu pun menangis sedih, lalu memeluk kedua orangtuanya dengan erat.

"Ibu.... Ayah.... Kalian bicara apa, Al ikhlas kok menerima semua ini, mungkin ini semua jalannya, jadi tidak perlu di pikirkan lagi. Al mohon ibu tidak menyalakan diri ibu lagi setelah ini dan jangan buat pengorbanan Al jadi sia-sia" ujar Al menenangkan kedua orang tuanya.

"Ayo bu.... Yah kita pergi sekarang, jangan sedih lagi" ujar Alvaro mengalihkan pembicaraan mereka

"Baiklah nak, tapi ingat kata kata ibu tadi ya" ujar sang ibu mengingatkan lagi

"Baiklah ibu Al mengerti" ujar Alvaro lalu mereka pun pergi dari sana.

Al membukakan pintu untuk kedua orang tuanya, setelah melihat keduanya duduk dengan tenang, Al pun ikut masuk dan menjalankan mobilnya menuju kampung halamannya.

Tanpa di sadari oleh Alvaro, ada yang melihat kepergian mereka dari atas balkon kamarnya dengan tatapan penuh arti lalu tersenyum licik dan dia adalah Yuli istri dari Alvaro.

"Hahaha kalian tidak akan pernah sampai ke kampung itu, selamat tinggal. Dan jikapun sampai kalian tidak akan pernah melihat rumah kalian yang sudah habis terbakar disana. Hahaha" tawa Yuli dengan sangat keji.

Dulu Alvaro menikah di usia 18 tahun setelah lulus SMA, saat itu ia menikah karena di jodohkan oleh orang tuanya karena balas budi.

Jadi dengan terpaksa ia menikah dengan anak orang yang dulu pernah menolong sang ibu yang sakit parah.

Sedangkan sang penolong ingin meminta balasan dengan Alvaro yang harus menikah dengan putrinya yang saat itu sudah berusia 25 tahun dan hamil di luar nikah tanpa tau siapa ayah anak itu.

Karena Alvaro ingin ibunya sembuh dengan terpaksa menerima tawaran itu, Alvaro kira semua akan baik-baik saja, tapi ternyata tidak karena Yuli wanita yang ia nikahi adalah wanita yang kejam.

Selama satu tahun menikah sang istri tidak pernah mau menerimanya karena dia dari kalangan menengah, hingga hari ini pun Yuli membenci Alvaro.

*

*

*

Sore harinya telpon rumah milik Yuli berdering keras, dengan malas Yuli menerima telpon itu, dan ternyata itu adalah telpon dari polisi yang mengabarkan jika Alvaro kecelakaan.

Yuli yang mendengar itu tidak langsung menjawab, ia sangat bahagia karena berhasil menyingkirkan suami miskinnya itu.

"Dirumah sakit mana pak suami saya di rawat" ujar Yuli yang pura pura sedih.

Terdengar di seberang sana pak polisi memberi alamat rumah sakit, setelah itu sambungan telpon terputus.

Ia akan kerumah sakit untuk memastikan keadaan Alvaro yang sudah mati atau masih hidup.

Yuli pun pergi dengan menitipkan anaknya pada orang tuanya, ya anak Yuli dengan pria lain itu sudah lahir.

Sedangkan Alvaro saat ini dalam keadaan kritis, karena Alvaro mengalami kecelakaan yang parah hingga ia haus mengalami kelumpuhan. Sedangkan kedua orang tuanya meninggal di tempat,

Yuli yang sudah sampai disana pun menemui dokter dan bertanya pada sang dokter keadaan Alvaro.

Mendengar penjelasan sang dokter ada kemarahan disana hingga ia merencanakan sesuatu disana.

Beberapa hari berlalu akhirnya Alvaro sadar dari tidurnya, saat pertama kali ia membuka mata ia sangat kaget berada di rumah sakit, lalu ia mengingat tentang kecelakaan itu.

Ia ingin bangun tapi kakinya mati rasa, "Ada apa dengan kakiku, apa aku lumpuh, kenapa tidak ada rasa dan tidak bisa bergerak" panik Alvaro.

Disaat bersamaan Yuli masuk ke dalam ruang rawat, "Oh ternyata kau sudah bangun, bagus jika begitu jangan menyusahkan ku, tidak Sudi aku merawat orang lumpuh seperti dirimu" ujar Yuli kasar tanpa perasaan.

"Yuli apa yang terjadi, dan dimana kedua orang tua ku, kenapa mereka tidak ada dan kenapa kakiku mati rasa?" tanya Alvaro beruntun.

Mendengar itu Yuli tertawa mengejek, "CK.... CK.... CK... memang tidak berguna, baiklah aku beri tau, kau mengalami kecelakaan dan sekarang kau lumpuh, untuk kedua orang tuamu yang miskin itu mereka sudah meninggal dan sudah di makamkan dua hari lalu, dan ada kabar buruk lainya untumu" ujar Yuli

"Kau di nyatakan mandul ini suratnya, jadi nikmatilah hari harimu, aku pergi dulu" ujar Yuli tanpa perasaan. Meninggalkan Alvaro yang mematung karena shock, berita yang menyakitkan bertubi tubi datang.

Setelah tersadar Alvaro menangis sejadi jadinya, hingga ia di suntik obat penenang saat dokter mendengar tangisan Alvaro.

Sudah hampir satu bulan Alvaro di rawat di rumah sakit sendirian tanpa di temani siapapun, Yuli hanya membayar pengobatannya dan pergi begitu saja tanpa ingin tau keadaan Alvaro.

Sampai saatnya Alvaro di perbolehkan pulang, baru saja keluar dari rumah sakit dalam keadaan lumpuh duduk di kursi rodanya Yuli datang menemui Alvaro di depan rumah sakit menyerahkan surat cerai mereka

Di hari itu ia menerima surat cerai dari sang istri dan penghinaan dari mertua.

Tanpa belas kasihan sang istri ikut menghina dirinya di depan banyak orang dan selingkuhan istrinya.

Ya Yuli sebulan ini sudah menemukan pria yang menghamilinya dan mereka akan menikah setelah bercerai dengan Alvaro.

Mendapatkan hal yang tidak terduga membuat Alvaro hanya diam, tanpa banyak bicara Alvaro menerima perceraian itu.

Sedikit pun Alvaro tidak mengeluarkan suaranya, ia seakan mati rasa saat itu. Yuli yang kesal dan marah menyuruh orang untuk membawa Alvaro pergi.

Alvaro di tinggalkan di jalan yang sepi, dalam keadaan lumpuh, ia menangis dan merenungi semuanya.

Alvaro menangis kepergian kedua orang tuanya, hidupnya menjadi hancur karena Yuli.

Setelah itu Alvaro menenangkan dirinya, ia mencoba menerima semuanya dengan ikhlas, yang membuat Alvaro bingung bagaimana dia bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Ia juga tidak memiliki tempat tinggal disana,

Tanpa terasa satu tahun berlalu, Alvaro harus tinggal di jalan, dengan kursi rodanya. Hidup dengan belas kasih orang lain. Kadang ia bekerja bawa barang dengan memangku barangnya.

Sampai suatu hari tanpa sengaja ia bertemu mantan istri yang sedang bersama suami barunya.

Bersambung

Bab 2 Bertemu mantan istri

Tanpa terasa satu tahun berlalu, Alvaro harus tinggal di jalan, dengan kursi rodanya. Hidup dengan belas kasih orang lain. Kadang ia bekerja bawa barang dengan memangku barangnya.

Sampai suatu hari tanpa sengaja ia bertemu mantan istri yang sedang bersama suami barunya.

Dengan tega mantan istri menyiram Alvaro dengan air cucian bakso saat tanpa sengaja bertemu.

"Aku muak melihat mu, sial sekali bertemu dengan pria cacat seperti mu, sudah miskin cacat dan mandul. Untung aku tidak selamanya jadi istri pria sepertimu" ujar Yuli mantan istri Alvaro di depan orang banyak.

Walau Alvaro merasa terhina dan sakit hati, ia tetap diam, karena ia sadar dengan keadaanya saat ini.

Tapi bukanya berhenti Yuli masih saja menghina Alvaro dengan membawa bawa orang tuanya, dan itu membuat Alvaro marah.

"Akupun bersyukur sudah bercerai dengan mu, aku menyesal pernah menikah dengan wanita seperti mu, jika suatu hari nanti tiba, kehidupan ku berubah jangan sampai kau menangis di kakiku. Aku Alvaro bersumpah tidak akan pernah mau menerima dan memaafkan mu apa lagi sampai menjadikan mu istriku, aku tidak akan sudi jadi ingat itu baik baik" ujar Alvaro penuh penekanan

Yuli mantan istri bersama suaminya tertawa terbahak dengan mengejek Alvaro begitu sadisnya.

"Aku tunggu saat itu tiba, tapi maaf aku tidak sudi memohon padamu apa lagi mengambil sampah seperti mu, jika itu terjadi aku akan kehilangan penglihatan ku karena buta mau bersamamu" ujar Yuli pada Alvaro dengan sombong.

Tiba-tiba Langit yang tadinya terang menjadi gelap dan terdengar sambaran petir yang sangat kuat.

Tapi setelah petir itu hilang, hilang pula langit gelap di gantikan langit yang sangat cerah seketika.

Semua yang melihat kejadian itu pun terheran heran, lalu ada sala satu ibu ibu yang berucap.

"Nona sepertinya langit menjadi saksi atas ucapanmu, semoga kau tidak menjilat ludahmu sendiri, berhati hatilah" ujar ibu tua itu lalu pergi.

Mendengar itu sang mantan istri dari Alvaro pun pergi di ikuti yang lain. Alvaro menatap sang mantan istri dengan penuh kebencian.

Setelah itu Alvaro pun ikut pergi menyusuri jalan hingga ada kejadian yang akan merubah hidup Alvaro.

Alvaro duduk di kursi rodanya dengan termenung, hingga ia melihat seorang pria paruh baya yang di kejar kejar oleh orang orang jahat dengan senjata tajam, pria paruh baya itu sudah penuh luka.

Saat Alvaro melihat pria itu seakan ia sedang melihat ayahnya yang sudah meninggal itu. Jadi tanpa sadar

Alvaro yang kaget dan khawatir melihat orang tua itu pun berdiri dari kursi rodanya dengan susah payah.

Berkali kali ia mencoba tapi tidak bisa, ia tidak putus asa, ia berusaha berdiri sembari melihat keadaan orang tua itu yang sudah kewalahan menghadapi orang orang jahat itu.

Setelah mencoba beberapa kali akhirnya dengan perlahan Alvaro bisa berdiri, lalu berlari dengan sekuat tenaga lalu mencengkram orang yang akan menusuk pisau pada pria paruh baya itu.

Dengan membabi buta Alvaro menghajar lima belas orang itu tanpa ampun, ia seakan sedang melampiaskan amarahnya yang ya pendam selama ini.

Hingga akhir semua tidak berdaya, pria paru baya itu mendekati Alvaro dan menenangkan nya.

Setelah itu pria paru baya tadi menelepon orang orangnya untuk memberitahu keadaanya dengan cepat mereka datang dan mengurus semuanya.

Mereka meminta maaf karena lalai menjalankan sehingga kecolongan dan membuat sang bos hampir celaka.

Pria baru baya itu memaafkan mereka, karena salahnya sendiri yang pergi diam diam dari pengawal dan berakhir tidak baik.

Saat pria paruh baya itu melihat sang penolong, ia bingung karena pria yang menolongnya hanya terdiam kaku seakan shock.

Ia mendekati Alvaro lalu menepuk pundaknya pelan, "Nak ada apa, kenapa kau terlihat shock, tapi aku ucapkan terima kasih banyak karena telah membantuku" Ujar pria baruh baya itu

Bukan jawaban yang di dapat oleh pria paruh baya itu tapi justru mendapatkan pertanyaan yang aneh dari Alvaro

"Tuan... Apa benar saat ini saya berdiri dengan kaki saya?" Tanya Alvaro serius

"Iya benar nak, kamu berdiri dengan kakimu sendiri, memangnya ada apa?" Tanya tuan itu

"Jadi benar tuan saya bisa berdiri dan berjalan, hiks hiks hiks" tangis Alvaro pecah disana

Dan itu membuat pria baru baya itu bingung dan kaget

"Tentu saja nak kamu sehat dan memiliki kaki, jadi wajar jika kamu berjalan dan berdiri dengan kakimu sendiri" jawab pria itu

"Tuan apa anda tau aku selama satu tahun ini hidup dalam kelumpuhan, aku tidak bisa berjalan dengan kakiku, aku hanya duduk di kursi roda itu, tapi saat melihat tuan di perlakukan tidak baik entah bagaimana aku berlari ke mari dan menolong anda" jelas Alvaro dengan tergugu

Pria paru baya itu sangat kaget mendengar ucapan Alvaro, ia pun melihat benar saja ada kursi roda di sebrang jalan sana.

Ia langsung memeluk Alvaro, dan bertambah tumpah tangisan Alvaro disana, ia merasakan ke hangatan dari orang tua.

"Kau hebat nak, kau luar biasa, aku yakin orang tuamu pasti bangga, tolong bawa aku menemui mereka, aku ingin berterima kasih pada mereka karena sudah melahirkan seorang anak yang luar biasa sepertimu" ujar pria paru baya itu terharu.

Mendengar itu Alvaro membeku dan itu di sadari oleh pria itu.

"kenapa nak, apa yang terjadi?" Tanyanya khawatir.

"Maaf tuan kedua orang tuaku sudah meninggal karena kecelakaan dan itulah sebabnya aku mengalami kelumpuhan selama satu tahun ini" jawab Alvaro dengan sedih.

Mendengar penjelasan Alvaro pria itu sangat terkejut dan bersalah.

"maafkan aku nak, aku tidak tau jika keadaanya begini. Lalu dimana rumahmu" ujar pria itu

Lagi lagi Alvaro menenggang dan kebingungan. Dan semua itu di tangkap oleh pria paruh baya itu.

"Baiklah nanti saja jelaskan semua, sekarang ikut lah dengan ku, aku juga perlu di obati lihat aku masih dalam keadaan terluka" ujar pria paruh baya itu

"Maaf tuan seharusnya anda segera ke rumah sakit" ujar Alvaro khawatir

"Iya ayo kita keruamh sakit, kita akan periksa bersama, kau juga harus memeriksakan kakimu. Jangan menolak ku atau aku juga tidak mau di obati" ancam orang tua itu

"Baiklah tuan saya akan menurut tapi bisa kah bawa kursi itu karna hanya itulah yang menemaniku selama ini, aku akan menyimpannya sebagai kenang kenangan ku" ujar Alvaro penuh harap.

"Tentu aku akan menyuruh orang-orang ku untuk menyimpannya untukmu, Joni bawa kursi itu simpan di mobil lalu kita kerumah sakit" ujar pria tua itu

"Baik tuan" jawab Joni lalu mengerjakan semuanya, setelah itu mereka berangkat kerumah sakit.

Bersambung

Bab 3 Keluarga Sandler

"Tentu aku akan menyuruh orang menyimpannya untukmu, Joni bawa kursi itu simpan di mobil lalu kita keruamh sakit" ujar pria tua itu

"Baik tuan" jawab Joni lalu mengerjakan semuanya, setelah itu mereka berangkat kerumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Alvaro dan pria paruh baya itu pun di periksa dan untunglah pria itu tidak mengalami luka serius begitu juga Alvaro yang sudah mendapatkan kesembuhan total, Alvaro bersujud syukur dengan semuanya.

Tidak lama datanglah wanita paruh baya yang ternyata istri dari pria yang di tolong oleh Alvaro.

Ia menangis terharu dengan melihat suaminya sudah Hanya mendapatkan luka kecil.

"Pa sebenarnya ada apa ini, kenapa bisa terjadi seperti ini, papa juga kenapa pergi sendirian tanpa pengawalan" tanya sang istri

Tuan itu pun menceritakan semuanya hingga ia di tolong oleh Alvaro.

Sang istri yang mendengar cerita itu pun terharu dan berterima kasih pada Alvaro, hingga ia mencetuskan sesuatu yang membuat Alvaro kaget.

"Pa..... apa boleh jika kita mengangkat Alvaro jadi putra kita, kita tidak memiliki anak dan tuhan memberikan jalan dengan kejadian ini, aku mulai menyayangi Alvaro untuk jadi putra kita. Bukanya dia tidak memiliki siapapun jadi apa salahnya kita jadikan dia putra kita" ujar sang istri antusias.

Pria paru baya itu sangat kaget dapat melihat kebahagiaan sang istri yang selama ini hanya pura pura bahagia karena mereka menginginkan anak yang tidak bisa mereka miliki.

Jadi dengan cepat ia menyetujui keinginan sang istri, ia juga suka dengan Alvaro dan apa salahnya iya juga butuh pewaris.

"Alvaro bagaimana menurut mu, apa kau mau jadi putra kami, kami tidak memiliki anak, kami berharap kau setuju" ujar pria paruh baya itu penuh harap, begitu juga sang istri yang menunggu jawaban Alvaro dengan tidak sabar.

Alvaro yang melihat itu sangat bingung dan juga bimbang.

"Tuan.... nyonya..... Sebelum saya menjawab apa boleh saya menceritakan siapa saya yang sebenarnya dulu, setelah itu baru saya jawab, saya tidak mau ada yang di tutupi dan membuat penyesalan untuk kalian berdua" tanya Alvaro.

Mendengar biru kedua suami istri itu pun saling pandang, lalu menjawab,

"Baiklah silahkan apa yang ingin kau ceritakan nak?" Jawab kedua suami istri itu.

Sebelum menjawab Alvaro menghela nafas dulu lalu mulai menceritakan siapa dirinya dan apa statusnya saat ini, dan bagaimana kehidupan dirinya selama setahun ini.

Keduanya yang mendengar itu sangat kaget, bagaimana bisa anak muda seperti Alvaro sudah mengalami hal pahit seperti ini hanya karena balas budi ia sampai di rendahkan.

Di tambah fakta baru jika Alvaro mandul, mereka bukanya benci tapi justru semakin ingin Alvaro menjadi putra mereka.

" Ya ampun nak nasibmu sangat berat, tapi kamu tenang saja mulai sekarang ada mama dan papa, kami tetap ingin kau menjadi putra kami, kami menerima mu apa adanya, mau ya jadi putra kami" ujar mereka

Alvaro sangat terharu dan memeluk mereka, "Terima kasih mama papa, Al akan berusaha jadi anak yang baik untuk kalian, dan menjaga kalian semampu Al" jawab Alvaro dengan tangisan harunya.

Begitu juga dengan kedua suami istri itu, mereka terharu dan bahagia dengan mendengar panggilan papa dan mama dari Alvaro.

Setelah Itu Alvaro menjadi bagian dari Keluarga Sandler

Nama Alvaro pun menjadi Alvaro Neo Sandler. Setelah menjadi keluarga Sandler, Alvaro di ajari menjadi pembisnis yang hebat, di kuliahkan di luar negeri.

Pada dasarnya Alvaro pria yang jenius yang memiliki kepintaran di atas rata rata.

Jadi hanya kuliah beberapa tahun ia sudah lulus dan memegang perusahaan Sandler, karena sang ayah Neo Sandler sudah ingin pensiun dan menikmati hari tua bersama sang istri Nara.

Awalnya Alvaro menolak di lepas begitu saja tapi sang ayah dan ibunya tetap memberi dukungan dan mendorong nya dan akhirnya Alvaro mau tapi dengan syarat iya tidak mau di kenal oleh orang lain,

Alvaro Neo Sandler yang sekarang adalah pria kaya raya yang memiliki kerajaan bisnis di dalam negri maupun di luar negri, saat ini Alvaro sudah berusia 28 tahu.

Tapi walau begitu tidak banyak yang tau siapa Alvaro karena Alvaro menutupi wajahnya dengan topeng emas, saat bertemu orang luar atau hanya sang asisten yang menghadapi orang luar, hanya segelintir orang yang dapat melihat wajah tampan Alvaro si raja bisnis.

Banyak yang tidak tau siapa raja bisnis itu, tapi tidak menyurutkan keinginan pembisnis lain untuk bekerja sama dengan perusahaan Sandler, karena bagi mereka semenjak perusahaan Sandler di pegang Alvaro. Perusahaan itu semakin meluas sampai kemaca negara.

Karena itulah semua orang berlomba-lomba untuk mengajukan kontrak pada Perusahaan Sandler Global Corp atau di singkatan jadi Perusahaan S.G.C

Suatu hari Alvaro mendapatkan kabar dari bawahannya jika ada seorang karyawan yang melakukan penyelewengan dana dan melakukan pinjaman ke perusahaan sangat banyak tapi tidak mau membayar. Ia selalu mangkir dalam pembayaran.

Orang itu justru semena-mena hingga membuat Alvaro marah, berkali kali di tagih tapi tidak ada kepastian dan hampir menjual rahasia perusahaan.

Orang orang Alvaro pun menghajar pria itu hingga babak belur, pria itu meminta ampun dan berjanji akan melunasinya besok.

Alvaro yang mendapatkan kabar dari orang orangnya pun setuju dan berniat untuk ikut ke lokasi, karena hari itu ia juga tidak memiliki kegiatan akhirnya ia memutuskan untuk pergi bersama orang orangnya.

Keesokan harinya Alvaro menyamar agar tidak di kenali dan ia keluar tidak menggunakan topengnya.

Pagi itu ia pergi menggunakan setelah baju hitam dan menggunakan kaca mata hitam, serta tidak lupa masker dan topi.

Setelah di depan rumah ia bertemu Sang asisten.

"Wah tuan anda seperti seorang detektif, yang memata matai pacarnya di luar sana" ujar Sanga asisten bernama Candra.

"Diam kau, aku hanya tidak mau di lihat orang yang aku kenal, ini belum waktu nya" Jawab Alvaro

"Hehehe.... Baiklah tuan, mari kita pergi sekarang, tapi kenapa harus sepagi ini, mata hari saja belum muncul" ujar Candra.

"Apa salahnya pergi pagi, bukanya mencari rezeki itu di pagi hari agar tidak di patuk ayam" jawab Alvaro

"Hahaha... Itu jika bangun kesiangan, oh iya Al, aku mendapatkan kabar jika wanita iblis itu baru saja melahirkan anak keduanya dan kau tau, anaknya yang kedua ternyata cacat, kakinya kecil sebelah" ujar Candra

"Untuk apa kau memberi tau itu semua padaku, gak penting" jawab Alvaro cuek dan tersirat kebencian pada wanita itu.

"Ya cuma untuk jaga jaga karena yang ku dengar suaminya selingkuh dengan adiknya sendiri dan saat ini sedang hamil" jawab Candra

Tapi tidak ada jawaban dari Alvaro, melihat itu Candra hanya ikut diam juga.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!