NovelToon NovelToon

Penguasa Sekte Chaos: Dari Abu Menuju Takhta

Bab 1: Dikhianati Dalam Api

Hujan deras menyapu benteng pusat Kerajaan Avarynn malam itu. Langit mengguntur, seolah alam pun muak dengan kebusukan yang tersembunyi di balik tembok keemasan istana raja. Di tengah lapangan eksekusi yang sunyi dan basah oleh lumpur serta darah, seorang pria muda dipaksa berlutut. Tubuhnya babak belur, darah menetes dari pelipis, dan pakaian militernya yang dulu gagah kini tercabik bak kain lap.

Namanya Kael Arvane.

Dia bukan sembarang prajurit—dia adalah Jenderal termuda dalam sejarah Avarynn, pemimpin Perang Barat, dan penyelamat kerajaan dalam invasi bangsa Ibrar. Tapi malam itu, gelar-gelar itu tidak lebih dari lelucon.

“Kael Arvane, atas nama Yang Mulia Raja Valen, engkau dinyatakan pengkhianat dan pembelot. Hukumanmu: kematian di Lembah Sunyi. Tanpa pengampunan,” seru seorang bangsawan tua dengan suara datar.

Kael menatap lurus pada Raja Valen yang duduk di atas singgasananya. Sang raja menatap Kael dengan wajah tanpa emosi, diapit oleh para penasihat yang dulu memujanya. Yang lebih menyakitkan, berdiri di samping sang raja adalah Elira, tunangannya, yang kini bahkan tak mampu menatapnya.

“Aku menyelamatkan kerajaan ini…” gumam Kael lirih. “Aku bertaruh nyawaku untuk kalian.”

“Tapi kau terlalu kuat, Kael,” kata Elira pelan, akhirnya angkat bicara. “Dan orang kuat… mengancam mereka yang berkuasa.”

BRAK!

Tanpa sempat membalas, Kael dihantam gagang tombak di tengkuknya. Dunia gelap.

---

Lembah Sunyi — Tiga Hari Kemudian

Kael terbangun dalam gelap. Bau busuk darah, bangkai, dan tanah basah menyesakkan dadanya. Sekujur tubuhnya sakit, tapi yang lebih parah adalah rasa hampa dalam dadanya—seakan jiwanya sendiri menguap.

Ia berada dalam Jurang Sunyi, tempat para terbuang dilemparkan. Tak ada jalan keluar. Tak ada pengampunan. Di sinilah penjahat besar, monster, dan roh terkutuk berkeliaran bebas.

“Masih hidup, ya?” terdengar suara berat. Seorang pria kurus, separuh wajahnya terbakar, mendekatinya dengan kapak besar di punggung. “Biasanya yang baru langsung dimakan makhluk malam.”

Kael bangkit perlahan, tangan meraba tanah. “Kau… siapa?”

“Nama dulu: Garvak. Sekarang? Sama kayak kau. Sampah dunia.” Dia tertawa kecil. “Tapi aku tidak akan membunuhmu. Belum. Kau punya… aura berbeda.”

Saat itu juga, sesuatu membakar nadi Kael.

[SISTEM CHAOS SOVEREIGN DIAKTIFKAN]

Selamat datang, Pewaris Kekacauan.

Kondisi Pemicu: Pengkhianatan Total, Kematian Sosial, dan Keinginan untuk Membalas Dunia.

Membangun Sekte? [YA] / [TIDAK]

Kael terpaku.

“Sekte?”

[Pilihan otomatis dipilih: YA]

Sekte Chaos Terbentuk. Status: Tingkat 0.

Tujuan: Bangkit dari Abu, Taklukkan Dunia, dan Hancurkan Sistem Lama.

Layar biru transparan yang hanya bisa dilihatnya menari-nari di hadapannya. Suatu sistem… seperti di game, tapi nyata. Tulisan itu tak berasal dari pikirannya, tapi mengalir langsung ke benaknya seperti bisikan dari entitas yang tak dikenal.

“Bangkit dari abu, ya?” Kael tersenyum, senyum tipis penuh rasa pahit. “Baiklah, kalau dunia ini membuangku… aku akan membangun duniaku sendiri.”

---

Tiga Minggu Kemudian

Kael hidup. Lebih dari itu—dia berkembang.

Dengan sistem barunya, ia bisa menyerap “Kekacauan” dari lingkungan: darah, konflik, bahkan emosi negatif. Semakin hancur tempat itu, semakin kuat dia.

Ia membangun markas sederhana dari reruntuhan kuil tua di dalam jurang, lalu mulai merekrut murid. Tapi bukan sembarang orang—mereka yang dibuang dan dikutuk oleh dunia, seperti dirinya.

Orang pertama yang dia pilih bukan Garvak, tapi seorang gadis buta bernama Lirien—mantan penyihir kerajaan yang dibutakan karena menolak meramal kemenangan Raja Valen.

Meski tak bisa melihat, aura sihir hitamnya liar dan mendalam.

[Murid Unik Diterima: Lirien, Penyihir Kegelapan – Kecocokan Chaos: 91%]

Status: Pilar 1 – Penguasa Ilusi dan Kebenaran Tersembunyi

Kekuatan: Menyerap dan mengubah kenyataan lokal

Kemudian, satu per satu datang:

Durran, mantan ksatria kanibal, dijadikan Pilar 2: Penjagal Abadi

Velka, pembunuh yang bisa bicara dengan kematian, Pilar 3

Dan lainnya, hingga kini sudah ada 5 dari 12 Pilar.

Setiap mereka memiliki kekuatan istimewa yang diperkuat oleh Kael melalui sistemnya. Dan semua itu dibayar dengan pengorbanan kekacauan—darah, trauma, dan kehancuran yang ditanam sebagai fondasi sekte.

Namun, mereka bukan budak. Mereka loyal karena Kael tidak menjanjikan surga, tapi kebebasan mutlak.

---

Monolog Penutup Kael (Bab 1):

Malam itu, Kael duduk di atas tahta batu yang dia ukir sendiri, dikelilingi pilar-pilar yang mulai tumbuh. Di depan altar, api ungu menyala tenang, dan di layar sistem, tampak tulisan:

[Sekte Chaos: Level 1]

Anggota: 38 (5 Pilar, 33 Murid)

Wilayah Kekuatan: Lembah Sunyi

Misi Aktif: Serangan Pertama ke Dunia Atas – 14 Hari Lagi

Kael tersenyum, kali ini bukan pahit, tapi mengerikan. Senyuman seorang pemimpin yang tahu bahwa kekacauan adalah satu-satunya jalan menuju keadilan.

“Lihatlah aku, dunia… dari abu, aku akan bangkit. Dan saat aku datang… kalian semua akan menyembah atau hancur.”

---

Bab 2: Pilar Pertama dan Kebangkitan Gelombang Kegelapan

Lembah Sunyi bukanlah tempat untuk hidup—itu tempat untuk dilupakan. Namun, di balik reruntuhan dan rawa busuknya, api berwarna ungu membara tanpa henti. Di atas altar batu, Lirien, Pilar Pertama dari Sekte Chaos, berdiri menghadap Kael. Matanya buta, tapi aura sihir di sekitarnya bergerak liar seperti badai yang tersembunyi.

“Sudah saatnya, Guru,” ucapnya, suaranya tenang namun tajam. “Kita membuka gerbang dunia atas dan menyebarkan benih kekacauan.”

Kael mengangguk perlahan. “Tapi bukan dengan kekerasan. Bukan dulu.”

Lirien menunduk. “Aku mengerti. Maka kita kirim pesan.”

Tiga Hari Sebelumnya – Di Gua Kegelapan

Kael duduk bersila di dalam ruang ritual. Sistemnya telah memberinya akses ke “Altar Pemanggil Pilar”, fitur yang hanya terbuka bila sekte memiliki cukup energi kekacauan. Pilar keenam akan dipilih hari ini.

[Energi Kekacauan Mencapai Batas: Pemanggilan Pilar Baru Dimungkinkan]

Pemanggilan Dimulai…

Karakteristik Dicari: Loyalitas Rendah, Kekacauan Tinggi, Potensi Kehancuran – 98%

Target Terpilih: Exile No. 717 – Nama: Ashvane Draell, Mantan Pangeran Bangsa Vampir

Gema muncul dari dalam altar, dan dari kegelapan muncul seorang pria dengan rambut panjang putih, mata merah membara, dan senyum licik penuh ambisi.

“Aku dipanggil dari dunia vampir, dan yang pertama kulihat adalah manusia? Hah, menarik.” Dia menjilat bibirnya. “Kael, ya? Kenapa aku harus tunduk padamu?”

Kael bangkit perlahan, berjalan tanpa gentar, lalu berkata pelan, “Karena aku memberimu pilihan untuk menjadi dewa... atau tetap jadi bayang-bayang.”

Ashvane tertawa. “Kau menyenangkan. Baik. Maka jadikan aku pilar keenam-mu.”

[Ashvane Draell Diterima sebagai Pilar 6 – Penguasa Darah dan Malam]

Kini – Ruang Strategi Bawah Tanah

Enam pilar kini duduk melingkar. Dinding gua dipenuhi peta kasar, simbol kerajaan, dan rencana-rencana serangan.

“Target pertama?” tanya Velka, Pilar Tiga, sambil memutar belati beracun.

“Desa Veltrien,” jawab Kael tegas. “Pintu masuk dunia atas, bekas tempat pelatihan para ksatria muda. Mereka terisolasi, namun menjadi fondasi regenerasi militer kerajaan. Hancurkan moral mereka, dan kita akan menggoyang akar kekuasaan dari bawah.”

Garvak, Pilar Dua, mengangkat kapaknya. “Bunuh semua?”

Kael menatapnya dingin. “Bunuh yang menyerang. Rekrut yang menyerah. Kita bukan monster—kita adalah jalan baru.”

Malam Penyerbuan Pertama

Desa Veltrien tenang malam itu. Para pemuda pelatih ksatria berlatih siang penuh, dan malamnya digunakan untuk istirahat. Mereka tak tahu bahwa bayangan telah menyelimuti mereka.

Lirien berdiri di puncak bukit, tangannya terangkat. “Ilusi Kegelapan: Hantu Perang.”

Kabut hitam menyelimuti desa. Para penjaga tiba-tiba melihat sosok-sosok menari di antara kabut: hantu, bayangan iblis, suara tawa anak kecil yang bergema mengerikan.

Panik. Kacau. Para ksatria muda berlarian tanpa arah, membunuh sesama dalam delusi ilusi.

Dan di tengah kekacauan itu, Ashvane melayang masuk, mata bersinar merah. Dengan sekali jentikan, darah dari tubuh para korban terangkat membentuk pedang merah di tangannya.

“Hadiah untuk tuanku,” gumamnya.

Sementara itu, Kael berjalan perlahan di jalanan desa, dikelilingi api ungu yang tak membakar, tapi membuat siapa pun yang melihatnya berlutut.

Sistem mencatat: Desa Veltrien Ditaklukkan

Pengaruh Sekte: +12% | Kekuatan Moral Dunia Lama: -6%

Setelah Penyerangan

Mereka yang tersisa di desa tak dibantai. Kael memberi mereka dua pilihan: mati, atau ikut. Beberapa menolak, dan jatuh di tangan Garvak dan Velka. Namun, lebih dari 30 orang—para pembelajar, rakyat biasa, dan bahkan dua guru ksatria—berlutut.

Kael berdiri di tengah alun-alun, mengangkat tangannya.

“Dunia membuang kalian karena lemah. Tapi di sini, kekuatan bukan ditentukan oleh darah atau garis keturunan… tapi oleh kehendak kalian. Bangkitlah, dan jadi murid kekacauan!”

Teriakan meledak. Di tengah reruntuhan desa, Sekte Chaos tumbuh lebih kuat.

Di ruang pribadi, Kael menatap layar sistem:

[Sekte Chaos – Level 2]

Anggota: 73 (6 Pilar, 67 Murid)

Wilayah: Lembah Sunyi + Desa Veltrien

Status: Dunia Mulai Mengendus Kehadiranmu

Kael menyeringai pelan. Senyum itu bukan milik pahlawan. Bukan pula milik penjahat biasa. Itu senyum villain dengan visi dunia baru.

“Lambat laun… semua pilar akan lengkap. Dan ketika dua belas bintang chaos telah berkumpul, dunia akan terbakar dalam ketertiban yang baru.”

Bab 3: Mata Dunia dan Pilar Pengkhianat

Tiga hari setelah jatuhnya Desa Veltrien, berita tentang serangan misterius mulai menyebar. Di istana utama Kerajaan Avarynn, para bangsawan berkumpul dalam ruang perang. Raja Valen duduk gelisah di singgasananya, sementara peta terbentang di depannya dengan tanda merah besar di titik selatan.

"Desa itu dijaga oleh para ksatria magang terbaik. Lalu dibantai dan direkrut hanya dalam satu malam," desis salah satu jenderal tua. "Dan kalian masih tak tahu siapa dalangnya?"

Seorang pria bertudung hitam berdiri di pojok ruangan, menyilangkan tangan. "Kami tahu... sebagian."

Ia adalah Kepala Bayangan Istana, mata-mata tingkat tertinggi yang hanya menjawab langsung pada raja.

“Nama yang mereka teriakkan... adalah Kael Arvane.”

Suasana ruang sidang langsung membeku.

"Mustahil!" bentak Valen. "Dia mati! Dibuang ke Lembah Sunyi!"

"Benar, Yang Mulia," jawab Bayangan. "Tapi tampaknya dia tak hanya bertahan... dia berkembang."

---

Sementara Itu – Di Markas Sekte Chaos

Kael berdiri di depan Pilar Keenam, Ashvane, dan Pilar Pertama, Lirien. Mereka berada dalam ruangan strategi bawah tanah, dikelilingi peta dan laporan dari para pengintai.

“Kerajaan pasti sudah tahu kita bergerak,” ucap Kael.

Lirien mengangguk. “Kami telah menangkap satu mata-mata dari tim bayangan. Dia bicara sebelum mati.”

Ashvane tersenyum miring. “Mereka mulai panik. Sudah waktunya memberi mereka alasan untuk takut.”

Kael mengangguk, lalu membuka layar sistemnya.

[Misi Baru Tersedia: "Buka Gerbang Keempat Pilar"]

Syarat: Pergi ke Benteng Ravanthar, Lokasi Pilar 7 yang Disegel]

---

Perjalanan ke Benteng Ravanthar

Benteng itu berada di lembah paling dalam, dijaga oleh makhluk jiwa api purba. Hanya mereka yang bisa menaklukkan perapian neraka yang dapat membangunkan Pilar Ketujuh.

Kael hanya membawa dua orang: Velka si pembunuh, dan Garvak sang penjagal.

Di dalam benteng, mereka disambut oleh kobaran api dan suara-suara bisikan yang mengoyak kewarasan. Velka hampir kehilangan akalnya, tapi Kael melindunginya dengan kekuatan sistem.

Akhirnya mereka mencapai pusat: sebuah kristal besar yang menyegel tubuh manusia berbaju zirah hitam, dengan luka menganga di dada.

Sistem bersinar:

[Pilar 7 – Zeyr, Ksatria Pengkhianat]

Status: Mantan Ksatria Suci, Dibakar Karena Melawan Perintah Raja

Kecocokan Chaos: 97%

Kael menyentuh kristal.

[Menyerap Segel…]

Tubuh Zeyr terbangun, dan mata peraknya bersinar tajam.

"Apa... aku masih hidup?"

Kael menatapnya dalam.

“Tidak. Kau lebih dari itu. Kau bebas.”

Zeyr berlutut, bukan karena lemah, tapi karena memilih untuk tunduk.

“Beri aku nama baru, tuanku. Aku buang semua sumpah lamaku.”

Kael tersenyum, senyuman villain yang hangat namun mengancam.

“Mulai hari ini, kau adalah Pilar Ketujuh. Pengawal Kekacauan.”

---

Kembali ke Dunia Atas – Sebuah Kejutan

Namun saat kembali ke markas, mereka disambut kabar buruk. Pilar Kelima, Durran, telah menghilang bersama lima murid. Di dinding ruangannya, tertulis dengan darah:

“Aku bukan bagian dari kehancuran. Dunia masih bisa diselamatkan tanpa kekacauan.”

Ashvane mencibir saat membaca pesan itu. “Satu Pilar jatuh. Dia akan jadi masalah.”

Kael tak berkata banyak, namun matanya tak bersinar marah—melainkan tajam, berhitung, penuh strategi.

“Biarkan dia hidup. Dunia harus tahu... tak semua pengkhianat bebas dari hukuman.”

Sekte Chaos kini memiliki 7 dari 12 Pilar. Tapi satu dari mereka membelot. Dunia mulai merespon. Dan waktu terus bergerak menuju perang besar yang tak terelakkan.

Kael berdiri di menara barunya—dibangun dari reruntuhan desa-desa yang ditaklukkan. Di tangannya, ia menggenggam pedang yang terbuat dari esensi kekacauan, hanya bisa dipegang oleh pemimpin sekte.

“Dunia lama ingin aku mati. Tapi aku bukan pahlawan yang kalian gantung di tiang salib. Aku adalah murid dari api, dan pencipta zaman baru.”

“Pilar-Pilar akan lengkap. Dan ketika itu terjadi… langit pun tak akan cukup tinggi untuk menampung kekuatan kami.”

---

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!