HAPPY HAPPY AJAAAA~~
10 tahun setalah kelulusan Kenan dan ia bekerja sebagai CEO dan membantu ibunya mengurus perusahaan sang ibu.
Kedua sepasang kekasih itu telah menikah salam 5 tahun lalu, setelah sekian lama berpacaran dan setelah sekian banyak masalah yang mereka lalui, juga mereka di karuniai dua anak laki laki yang bernama Kevano Aiden Alaska dan Raiden Azra Alaska.
Semenjak kecil sifat kedua anaknya sangat mencerminkan sifat Kenan dan Caca dimana Aiden yang sangat datar dan kejam sedangkan Raiden sangat ceria dan ramah.
Dari kecil juga Kenan dan Caca mendidik keduanya dengan baik dan memenuhi semua keinginan kedua putranya tanpa ada sedikitpun yang terlewatkan.
Maka dari itu juga alasan Aiden menjadi sosok yang kasar dan sombong, ia selalu mementingkan kepentingannya dan tidak peduli dengan sekitanya. Tetapi Raiden berbeda, ia sangat baik dan rendah hati ia tidak mau seperti kakaknya yang sombong dan banyak gaya.
Saat ini umur mereka masih 5 dan 4 tahun. Walaupun umur mereka beda satu tahun tetapi mereka seperti anak kembar akibat badan Raiden yang hampir sama dengan kakaknya.
Mereka sedang melakukan lari sore di taman kota Raiden menantang Aiden untuk berlari siapa yang paling laju, awalnya ia malas sebab ia tau nantinya dia juga yang akan menang seperti hari hari yang lalu, tetapi akibat adiknya mengejeknya maka ia menurutinya saja.
"Oke kamu pikir kamu udah hebat?" Sombongnya dan mulai berjongkok diikuti oleh Raiden.
Aiden mulai menghitung dan berlari setelah ia mengucapkan, "go."
Aiden tersenyum remeh melihat adiknya yang tertinggal jauh di belakangnya, Caca dan juga Kenan hanya mengawasi mereka saja dan kalaupun kedua putra mereka melakukan perlombaan seperti itu mereka tidak perlu khawatir sebab mereka tau bahwa kedua anaknya tau jalan pulang dan sampai mana mereka berlari.
Hingga saat dimana Aiden melihat anak perempuan seumurannya sedang menangis akibat terjatuh dari sepedanya, Aiden ingin pura-pura tidak melihatnya, tetapi ia kasihan dan pada akhirnya Aiden membantu anak perempuan itu.
"Makanya kalau gak tau main sepeda jangan sok sok!" Tekan Aiden membantu anak perempuan itu untuk duduk di trotoar.
"Dalah di hiks kaki aku terus kelual, nanti aku hiks meninggal bantu aku dong." Tangis perempuan itu menjadi jadi melihat darah yang ada di kakinya.
Aiden mengeluarkan sapu tangan kecil dari dalam saku bajunya. "Bodoh banget sih kamu? Luka kecil seperti ini mana mungkin buat kamu mati!" Kesal Aiden mengikatkan sapu tangannya di kaki mungil milik perempuan itu.
Anak perempuan itu berhenti menangis setelah kakinya tidak mengeluarkan darah lagi, "telimakasih yah kamu sudah mau membantu aku."
"Iya sama sama, tapi itu tidak gratis kamu harus bayar."
"Aku gak punya uang buat bayar ke kamu." Ucap perempuan tersebut menundukkan kepalanya.
"Dasar miskin! Udah deh ayo aku antar kamu, ohh iya nama kamu siapa?" Tanya Aiden.
"Nama aku Key."
"Oke key, ayo aku antar tapi pakai sepeda kamu ya! Aku gak kuat gendong kamu, kamu pasti berat." Ujar Aiden menyebalkan.
Key naik di belakang sepedanya dan memegang bahu Aiden sembari menunjukkan jalan rumahnya kepada Aiden.
Sesampainya di rumah Key, Aiden menyerahkan sepedanya dan segera pulang sebab jarak rumah Key dengan rumahnya cukup jauh dan juga langit sudah mendung dan mulai meneteskan air hujan.
"Terimakasih lagi, kamu sudah antar aku! Suatu saat aku akan bayar perbuatan kamu." Ucap Key melihat kepergian Aiden dengan senyum di bibirnya.
Karena hari yang hampir malam Key yang memang takut dengan kegelapan segera masuk ke dalam rumahnya dan melihat kejadian dimana ayahnya menampar, memukul ibunya dengan kuat. Key hanya bisa melihat dari balik pintu ia tidak berani untuk membela ibunya. Pernah sekali Key menolong ibunya dan pada akhirnya ia juga ikut di pukul dan dihukum oleh ayahnya.
"Aku gak tahan lagi sama kamu! Hiks aku mau rumah tangga kita sampai disini." Tangis ibu Key dengan pilu."
"Itu yang mau aku dengan dari dulu! Pergi dari rumah ini dan bawa anak berpenyakitan itu." Tekan suaminya penuh kebencian.
"Oke! Jangan pernah kamu cari kami!"
"gak sudih nyari perempuan gila macam kalian!" Bentaknya berjalan pergi dari hadapan istrinya.
Ibu Key membawa dua buah koper yang memang sudah ia sediakan sejak tadi. Wanita tersebut mengendong Key untuk pergi dari sana. "Ibu kita akan pergi kemana?" Tanya Key kepada ibunya.
"Kita akan pergi dari sini sayang, kamu ikut ibu saja ya?" Ujar ibunya berusaha untuk tersenyum walau kantung matanya hampir mengeluarkan butiran kristal.
"Ayah gak ikut Bu?" Tanya Key.
"Ayah ikut kok! Tapi tidak sekarang." Jelas ibunya mendudukkan Key disamping kursi pengemudi mobil.
Ibu Key memasukkan koper tersebut ke dalam bagasi dan berjalan menuju pintu pengemudi.
"Key sini ibu gendong, dan kamu harus segera tidur, ini udah malam loh! key kan takut gelap." Ujar ibunya mengendong Key sembari mengemudi mobil pergi dari halaman rumah itu.
🕊️🕊️🕊️
Sedangkan dirumah Kenan. Keduanya tampak cemas saat sudah larut Aiden belum juga pulang, di tambah lagi hujan lebat di luar membuat kekhawatiran keduanya menjadi jadi.
"Yahh kamu harus cari Aiden, aku takut dia kenapa napa yah!" Panik Caca menggigiti kukunya.
"Ini ayah mau nyari kok bund." Ujar Kenan mengambil payung dan berjalan menuju pintu utama.
Saat ia membuka pintu bisa ia lihat bahwa Aiden sedang berlari ditengah derasnya hujan menuju pintu itu.
Kenan hanya menunggunya di depan pintu hingga putranya berdiri menggigil di depannya. "Dari mana kamu?" Tanyanya berkacak pinggang.
"Yah ampun kamu ini! Anak lagi kedinginan bukannya di suruh masuk malah nanya nanya." Kesal Caca membawa Aiden masuk ke dalam rumah.
Caca segera memandikan Aiden menggunakan air hangat agar suhu tubuhnya kembali normal, dan Kenan membuatkan minuman hangat untuk Aiden. "Kamu habis dari mana sayang?" Tanya Caca sembari menyuapi Aiden yang duduk di kasur miliknya.
"Tadi aku habis anterin anak yang jatuh dari sepeda bunda."
"Lalu kenapa kamu lama?" Tanya Caca sangat lembut dan penuh perhatian.
"Anaknya banyak drama, pake acara nangis nangis jadinya aku bantu dia bersihkan darah yang ada di kakinya deh." Jelas Aiden.
Kenan ikut duduk di kasur putranya, "lain kali kalau mau nolongin orang minta tolong sama ayah atau bunda yah nak, jangan sendiri." Ujar Kenan sembari mengelus puncak kepala Aiden.
"Iya ayah, maafin Aiden ya udah buat ayah sama bunda khawatir."
"Iya nak tidak apa-apa, intinya kan kamu superhero yang bisa nolongin anak tadi." Ucap Caca membuat senyum Aiden tumbuh.
🕊️🕊️🕊️
Pengenalan sebagian tokohh, sebaginya kadang kadang muncul hehehe.
Kevano Aiden Alaska.
Seorang bod boy yang terkadang baik dan kadang jahat, sifatnya terkadang dingin dan terkadang pedas.
Raiden Azra Alaska.
Adik dari Aiden yang sangat ramah dan baik hati.
Vania Keyla Clarissta.
Gadis lugu yang sangat cantik... ketiganya udah aku jelaskan jadi kita ke tokoh pendidikan aja yah.
Kezia Diva Smit.
Sepupu dari Vania yang memiliki sifat yang sangat sombong, tinggal hati dan sangat suka mengambil hal Vania. Walaupun begitu dia termasuk gadis yang cerdas dan memiliki bakat yang banyak.
Friska Anastasia dan Olivia Athalla.
Friska adalah gadis yang selalu menindas orang orang menurutnya lemah, ia tidak sendiri melainkan bersama temannya Olivia.
Kevin Aprilio, Satria, dan Valentino.
Teman dari Aiden, mereka sama sepertinya bandel dan suka membolos.
Riska dan Rani.
Teman Vania yang selalu melindungi Vania dari bullyingan Friska dan Olivia.
Rafael Clarissta.
Kakak tiri dari Vania yang tidak menyukai Vania dan juga musuh terbesar dari Aiden.
Marcel.
Teman Raiden sekaligus wakil ketua OSIS.
🕊️🕊️🕊️
Eaaa kece banget cerita baru aku wkwkw tapi ini masih awal dan belum ada apa apanya di bandingkan isinya nanti, tapi isinya masih ada di otak aku ya wkwkw oke terimakasih semuanya...
HAPPY HAPPY AJA~~~
Di kediaman Kenan, mereka di hebohkan dengan keadaan Aiden yang tiba-tiba demam tinggi, hal tersebut membuat kedua pasutri itu segera membawanya ke rumah sakit.
"Bunda, kakak kenapa?" Tanya Raiden menarik narik baju Caca yang sedang menggendongnya.
"Gakpapa sayang." Jelas Caca.
Saat mereka buru-buru tiba-tiba seorang wanita yang sedang mengendong anak kecil yang kejang-kejang menabraknya hingga Caca hampir terjatuh jika tidak menyeimbangkan tubuhnya.
"Maaf ya Bu!" Ujar wanita itu dan segera berlari menuju ruang ICU.
"Bunda itu kenapa?" Tanya Raiden.
"Anaknya lagi sakit, makanya mamahnya khawatir." Jelas Caca berjalan menuju ruang rawat Aiden.
Sesampainya di dalam ruangan Aiden, bisa dilihat oleh ibu dan anak itu bahwa Aiden sudah merengek minta pulang, padahal ia masih demam tinggi.
"Bunda bawa Aiden pulang, aku itu anak yang kuat! Buat apa sih harus bawa Aiden kesini? Ai itu udah besar!" Kesal Aiden.
"Ai kan masih sakit, di rawat dulu ya nak, kalau Ai bisa sembuh bunda belikan apapun yang Ai mau." bujuk Caca dan dianggukki begitu antusias oleh Aiden.
"Rai juga mau bunda!" Seru Rai antusias.
"Iya nanti kita belikan apa saja untuk kalian berdua." Ujar Kenan tersenyum melihat kedua putranya yang sangat aktif.
❄️❄️❄️
Di ruang ICU wanita yang menabrak Caca tadi, tak lain dan tak bukan adalah ibu dari Key. Beliau tampak begitu cemas saat di dalam sana masih ada dokter yang menangani putrinya.
Key mempunyai penyakit nyctophobia, Key mempunyai masa lalu yang buruk, dimana ia di tinggalkan oleh ayahnya di tempat yang sepi dan gelap sewaktu usianya 4 tahun, tidak hanya itu saja ayahnya juga sangat suka memukul Key di tempat yang gelap bersama dengan ibunya dan dari situ Key selalu terbayang hal hal aneh dan menyeramkan, jika ia ada di tempat yang gelap ia akan pingsan ataupun kejang.
Kemarin malam Key tidak bisa tertidur di dalam mobil dengan keadaan mobil yang redup dengan suara guntur yang kuat. Key berusaha menutup matanya agar segera tertidur, tetapi bayangan dan siksaan ayahnya terekam jelas di pikirannya. Dan saat itu lah ia kejang hampir tidak bernafas jika ibunya tidak memberikan nafas buatan.
.
.
.
Vania Keyla Clarissta, anak dari Emma Clarissta dan Jacksen Clarissta. Ayah dan ibu Key menikah bukan kerana cinta melainkan karena ke salah pahaman yang membuat kedua remaja itu terpaksa menikah di usia muda.
Padahal posisi Jacksen di sana sudah memiliki seorang kekasih yang sangat ia cintai, pacarnya sangat sakit hati dan benci setelah mengetahui bahwa Jacksen tega menduakannya.
Sedangkan Emma adalah seorang gadis yang sangat lugu ia bahkan tidak menyangka bahwa ia harus berhubungan dengan seorang Jacksen.
Waktu jaman sekolah mereka, Emma tidak pernah mengenal seorang Jacksen, tetapi suatu ketika dimana hari pesta ulang tahun teman Emma ia terpaksa kehilangan kesuciannya.
Dua Minggu setalah kejadian tersebut Emma mulai merasakan mual dan mulai sakit badan, ia mengeceknya ke dokter dan dinyatakan hamil. Rasa hancur kembali ia rasakan setelah mendengar berita tersebut.
Ia memberi tahukannya kepada Jacksen, tetapi jawabnya membuat hati Emma sakit.
"Ngapain Lo minta pertanggung jawaban dari gue? Itu pasti bukan anak gue! Lo itu perempuan gak benar!" Tekan Jacksen.
Emma emosi mendengar ucapan Jacksen, "brengsek kamu! Ingat yah Jacksen kalau kamu gak bertanggung jawab aku akan sebar kesemua media, bahwa seorang Jacksen Clarissta anak satu-satunya dan pewaris satu satunya telah melakukan hal yang menjijikan dengan banyak wanita!"
"APA?!!" Suara teriakan dan derap langkah kaki mendekat kearah mereka.
PLAK...
Satu tamparan mendarat mulus di pipi Emma, pelakunya adalah Floren, kekasih Jacksen.
"Murahan! Gue benci sama Lo perempuan gak benar!" Bentaknya kepada Emma.
Emma tertawa dengan hati yang tersayat. "Iya aku murahan! Tapi yang buat aku seperti itu adalah pacar kamu Flo!"
Floren menatap penuh kebencian kepada Jacksen, "kita putus! Jangan pernah sekalipun Lo nyari gue! Tanggung jawab sama Emma atau gue juga akan ikut membantu Emma." Ucap Floren beranjak pergi dengan air mata yang menetes deras.
Jacksen menatap kebencian kearah Emma dan berusaha mengejar Floren, "Flo, aku bisa jelasin! Ini semua gak seperti yang kamu pikirkan!" Ucap Jacksen meraih pergelangan tangan Floren.
"Bacot Lo! Tanggung jawab atau gue bunuh Lo." Bentak Floren menghempaskan tangan Jacksen dan pergi dari sana.
Setelah kejadian itu Jacksen akhirnya mau bertanggung jawab terhadap Emma, tetapi selama dalam pernikahan tidak pernah sedikitpun ia memberi apa yang Emma inginkan, semua perlengkapan Emma dan bayinya di berikan oleh keluarganya secara cuma-cuma. Selain itu juga Jacksen sering sekali memukuli Emma tanpa alasan yang jelas.
Setalah kelahiran Key, Jacksen sama sekali tidak datang sewaktu persalinannya, ia asyik bermain dengan teman temannya tanpa mau mengurusi urusan Emma, seakan akan ia hanya sebagai simbol. Apa itu termasuk bertanggung jawab?!
Dari lahir, Key selalu mendapat kekerasan dari ayahnya bahkan tidak pernah sedikitpun Jacksen menyayangi seperti seorang ayah pada umumnya.
Setiap hari Emma dan Jacksen selalu bertengkar akibat Jacksen yang selalu melakukan hal semena-mena pada Key.
"Kamu itu kenapa sih? Kalau kamu kesal jangan pernah pukul atau bentak putri aku!"
"Dia anak gue juga! Terserah gue lah mau gue apain juga urusan gue."
"Apa? Anak kamu? Apa pantas kamu disebut sosok ayah oleh putriku? Ingat apa yang kamu perlakukan kepada key, apa itu layak disebut sosok ayah?"
Jacksen menarik kuat rambut Emma dan memukulnya ke arah tembok. "Diam lo!" Bentaknya terus memukul kepala Emma ke dinding hingga Emma lemah hampir tak sadarkan diri.
Jacksen melepaskan Jambakkanya dari rambut Emma setelah Emma terbaring lemah di atas lantai. "Lo jangan macam-macam sama gue!" Ucapnya kalau pergi.
Emma tidak sanggup berbuat apa-apa, ingin sekali ia mengakhiri rumah tangga ini, tetapi sayangnya putrinya malah sangat menyayangi ayahnya walaupun ayahnya sudah melakukan hal sekeji itu padanya.
"Ibu tidak apa-apakan? Hiks dalah ibu banyak kelual." Tanya Key menangis melihat darah yang mengalir dari kening sang ibu.
Perkataan Key mampu membuat air mata Emma menetes. Sakit rasanya melihat putrinya yang pura-pura kuat disaat ia juga sedang terluka, "it's okey sayang, kamu tidak apa-apa kan?"
Key menggeleng dan menunjukkan lengannya yang mengeluarkan darah. "Tangan key mengelualkan dalah ibu hiks Key tidak akan meninggalkan kan?" Tanya Key.
Emma memeluk tubuh Putrinya dan menangis di pelukannya. "Ibu minta maaf nak, ibu tidak bisa melindungi kamu."
Key mengangguk dan menghapus air mata ibunya yang sudah bercampur dengan darah.
HAPPY HAPPY AJAA~~~
Setelah keadaan Key mulai stabil, Emma membawa pergi Key dari kota itu, wanita itu tidak mau putrinya terus dalam tekanan suaminya.
Saat melewati lorong rumah sakit tak sengaja mereka bertemu dengan keluarga Kenan. "Hai Key, kita ketemu lagi!" Sapa Aiden yang duduk di kursi roda.
"Hai juga..." Ujar Key tersenyum pucat dan juga duduk di kursi roda.
"Kamu kenal sama dia sayang?" Tanya Emma menunduk menatap putrinya.
"Iya Bu, dia yang sudah antelin Key kemalin." Jawab Key pada ibunya.
"Terimakasih banyak ya nak, kamu sudah anterin anak Tante." Ucap Emma tersenyum kepada Aiden.
"Iya sama sama Tante."
"Maaf juga ya pak bu, pasti anak saya yang sudah buat anak ibu sama bapak sakit."
"Emang iya bu anak ibu yang buat anak saya sakit seperti ini, tapi gakpapa kok anak saya kuat." Ceplos Caca, Kenan segera menutup mulut istrinya dan meminta maaf kepada Emma.
"Tidak masalah sama sekali, maaf kami permisi." Ujar Kenan mendorong kursi roda Aiden.
Emma tersenyum sedih melihat keluarga itu, sangat hangat dan penuh cinta. Lihat saja bagaimana perlakuan Kenan terhadap Caca, ia tidak membiarkan Caca membawa parang apapun.
"Ibu? Ibu kenapa melihat meleka cepelti itu?" Tanya Key.
Emma tersadar dari lamunannya dan mendorong kursi roda key.
Emma pergi membawa Key pergi dari rumah sakit itu, ia berjanji pada dirinya akan membahagiakan Key dengan sekuat tenaganya.
"Ibu?" Panggil Key ditengah perjalanan mereka.
"Kenapa nak?"
"Kenapa ayah tidak memberli kita hukum hali ini? Apa ayah gak sayang lagi sama kita?" Tanya Key, beranggapan bahwa hukuman ayahnya sebagai bentuk kasih sayang ayahnya kepada dirinya.
Emma binggung mendengar ucapan putrinya, "kenapa anak ibu berkata seperti itu?"
"Kata gulu di cekolah aku kalau olang tua lagi malah itu altinya meleka cayang cama kita."
"Key jangan percaya segampang itu sayang, pokoknya ibu gak mau Key percaya secepat itu kepada seseorang okey?" Tanya Emma memberi senyum terbaiknya kepada Key.
"Okee ibu." Jawab Key dengan begitu antusias dan semangat.
Emma membawa Key ketempat keluarganya berada, Emma merasa bahwa tempat itu aman dan nyaman untuk ia dan putrinya.
Sesampainya dikediamannya, kedua orang tua dan kakaknya menyambut mereka dengan hangat.
"Vaniaa cucu kakek yang paling cantik, akhirnya kamu datang sayang." Ucap Bram ayah Emma yamg menggendong Key.
"Iya kakek, Key cenang bica ketemu kakek, nenek dan juga om Rally." Ucap Key tersenyum girang di gendongan sang kakek. (om Rally sama dengan om Rally yah gess)
Bram membawa Key masuk ke dalam rumahnya. Sarah ibu Emma menghampirinya dan memeluknya dengan erat. "Kamu yang kuat ya nak."
Emma membalas pelukan ibunya, "mah Emma gak sanggup sama hidup Emma mah... Emma cepek." Adu Emma memilukan.
"Hey kamu jangan berucap seperti itu, lihat Vania anak kamu! Dia membutuhkan sosok ibu yang kuat seperti dirimu nak."
"Tapi Emma benar benar capek mah, hiks Emma gak sanggup."
"Kita ngobrol di dalam sayang, gak enak di lihat tetangga. Rafly tolong kamu bantu bawa barang-barang adik kamu masuk kedalam ya nak." Ujar Sarah dianggukki oleh Rafly.
Setelah masuk ke dalam rumah, Emma menceritakan semua apa yang telah di perbuat oleh Jacksen kepadanya.
"Sabar ya... Sebentar lagi kan kamu akan bercerai dengan suami kamu yang bajingan itu."
"Tapi mahh hiks Vani sangat menyayangi dia hiks jadi Emma harus gimana? Emma gak berani bilang sama Vani kalau aku sama Jacksen sudah cerai, aku gak mau Vania sedih mah."
"Kamu bilang sama Vani kalau Jacksen lagi kerja dan itu sangat lama pulang." Ujar mamahnya dan hanya bisa dibalas anggukan oleh Emma.
🕊️🕊️🕊️
Hari ini keluarga Kenan sedang berkunjung ke kediaman keluarga Aksel mereka disambut dengan meriah oleh keluarga itu, apalagi Aksel yang sangat bersemangat untuk menjahili kedua keponakannya, bukan keduanya tetapi hanya Raiden saja jika Aiden, ia seolah olah sudah menjadi orang dewasa yang sok pintar.
"Ehh Ai, muka kamu makin hari makin jelek aja!" Ejek Aksel berusaha mencari cara agar Aiden menangis.
"Mata Om kayaknya ke tutup sama gajah makanya gak bisa lihat betapa ganteng dan sempurnanya aku ini."
"Gak! Tanya Rai aja pasti dia jawab iya."
"Engga, wajah kakak aku ganteng! om kali yang jelek." Umpat Raiden membela kakaknya.
"Hahaha adek aku juga tau mana permata dan mata kerikil Om."
"Anjir ini anak Lo kok gak ngotak Ken?" Tanya Aksel terkejut melihat kedua keponakannya.
"Benar yang di katakan anak gue, Lo nya aja kepdan." Ucap Kenan.
"Dahlah gak asik." Kesal Aksel pergi dari ruang tamu menuju kamarnya.
🕊️🕊️🕊️
Terimakasih sudah bacaaa selamat dukung yah baybayyyyy
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!