Nasya Fahriza Putri yang biasa di panggil Nasya itu adalah seorang gadis dari keluarga sederhana. Nasya gadis yatim piatu sejak kedua orang tua nya meninggal saat dia menginjak usia 19 tahun. Nasya anak gadis satu-satunya, dia adalah sepupu dari Zayn, karena Ibu Nasya dan Ibu Zayn itu kakak beradik. Ibu Nasya dinikahi oleh pria sederhana dan kesederhanaan itu menurun pada jiwa Nasya hingga kini.
~
Di pagi hari yang cerah ini, Nasya sedang berjalan tergesa-gesa menuju perusahaan tempat dia bekerja. Dia juga tidak melupakan satu berkas pun yang harus ia bawa saat meeting nanti.
Dengan langkah lebar, Nasya berjalan menuju lift untuk segera pergi keruangannya. Di perusahaan, Nasya berstatus sebagai sekertaris dari CEO yang bernama Aditya Zayn Alfarizi. Baru saja mendekati pintu lift, tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat dua pria tampan memasuki lift lebih dulu.
Nasya diam menunduk di depan pintu lift sembari meremas kedua tangannya karena gugup, dia nampak ragu saat akan masuk lift tersebut karena sudah terisi sosok pria tampan yang selama ini selalu ada di hatinya.
..."Nasya!"...
..."Ya!" gadis itu mendongakkan kepalanya saat mendengar suara dari dalam lift yang pintunya belum tertutup rapat karena menunggu dirinya....
..."Mau sampai kapan kau berdiri disitu? Ayo masuk! Sebentar lagi meeting akan di mulai." ajak seorang pria asisten CEO yang bernama Yuda, lebih tepatnya Yuda Pratama. Dia asisten sekaligus sahabat CEO dingin itu yang biasa di panggil Tuan Zayn....
..."Ah, baiklah." sahut Nasya melangkah pelan kembali menunduk karena gugup harus berada dalam satu lift yang sama dengan Atasannya....
Sedangkan Zayn hanya diam menunduk sibuk dengan layar ponselnya tanpa memperdulikan situasi yang sedang dihadapi Nasya.
Suasana hening seketika, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Nasya tak berharap Zayn menyapanya, karena hal itu sudah pasti tidak akan terjadi. Tiga tahun bekerja di perusahaan milik putra dari sang Tante, sudah dapat dipastikan Nasya sangat mengenali sifat juga karakter Zayn yang sebenarnya, dingin dan tidak banyak bicara.
Namun, dibalik sifat dan karakter nya yang sangat dingin itu tak membuat Nasya berhenti mencintai Zayn. Dia justru terus berdoa di atas sajadah agar dia dapat berjodoh dengan Zayn.
Tiiing...
Pintu lift akhirnya terbuka. Tanpa menyapa, kini mereka melangkah menuju ruangan masing-masing untuk mempersiapkan meeting yang satu jam lagi akan di mulai.
~
Tok...Tok...Tok...
..."Masuk!" Suara dingin pria tampan itu memecah keheningan diruangannya....
Nasya membuka pintu ruangan Zayn setelah dipersilahkan. Dia masuk membawa berkas yang harus ia serahkan sebelum meeting dimulai.
..."Ini berkas yang anda minta, Pak." Ucap Nasya menyodorkan map berwarna merah itu di atas meja Zayn....
Tanpa menjawab, Zayn mengambil berkas tersebut dan memeriksa semuanya. Dirasa semuanya sudah benar, Zayn barulah menandatangani di setiap lembar berkas itu. Zayn kemudian kembali menyerahkan map merah itu pada Nasya untuk dibawa nanti saat meeting.
..."Besok jangan lupa, ada jadwal meeting di Malaysia."...
Nasya sembari mengambil berkas di atas meja mengerutkan keningnya mendengar Zayn mengatakan itu.
..."Maksud Bapak, saya yang akan pergi ke Malaysia?" Tanya Nasya dengan aura tak mengerti....
..."Lalu siapa lagi? Bukannya aku sedang bicara dengan mu?!" Tatapan tajam Zayn membuat Nasya menunduk. "Apa kau keberatan dengan tugas yang saya berikan?" Sambung Zayn kembali bertanya....
..."Maaf pak, bukan saya keberatan. Tapi bukan kah seharusnya Mela yang di tugaskan ke Malaysia?"...
Zayn yang mendengar jawaban Nasya, masih saja terus menatap gadis yang saat ini memakai gamis beserta hijab khimarnya dengan warna hitam senada.
Baru saja Zayn akan menjawab, Yuda datang memasuki ruangan Zayn tanpa mengetuk pintu lebih dulu. Sontak hal itu membuat Nasya menoleh ke belakang dan membuat langkah Yuda terhenti. Yuda menatap kedua nya dengan tatapan bingung.
..."Ah, maaf saya mengganggu. Silahkan lanjutkan!" ujar Yuda kemudian berbalik meraih gagang pintu untuk kembali keluar....
..."Siapa yang menyuruh mu keluar!"...
Yuda yang baru saja berjalan satu langkah kembali terhenti dan menoleh menatap Zayn dari kejauhan.
..."Oooh maaf, aku kira sudah mengganggu kalian." sahut Yuda kembali menutup pintu lalu melangkah mendekati meja Zayn dan berdiri di samping Nasya....
...Zayn yang sudah melihat Yuda mendekat lalu mengeluarkan suaranya. "Jelaskan pada Sekertaris di sampingmu itu untuk jadwal besok!"...
DEG!
Yuda kini paham apa yang dimaksudkan oleh Zayn. Karena dua hari kemarin, Yuda merubah jadwalnya secara mendadak hingga membuat Nasya tidak tahu menahu soal jadwal yang diperintahkan oleh Zayn.
..."Ya, baiklah. Nanti akan aku jelaskan pada Nasya. Sekarang kita harus segera keruang meeting. Karena semuanya sudah menunggu!" Sahut Yuda mengalihkan keadaan karena tidak mau suasana kembali seperti makam. Sepi dan sangat menakutkan....
~
Esok harinya, Nasya kini sudah bersiap menuju bandara. Ini adalah kali pertama Nasya pergi ke luar Negeri meski hanya untuk urusan pekerjaan. Bahkan, gadis itu sempat tak bisa tidur hanya karena memikirkan bagaimana rasanya naik pesawat.
Sesampainya di bandara, dia bertemu dengan Yuda. Karena Yuda lah yang mengurus semua keperluan Nasya mulai dari passport, visa dan tiket.
..."Ini semua milikmu." Ujar Yuda menyerahkan tiket beserta yang lainnya pada Nasya....
..."Thank you, tapi kenapa kau harus memilihku di antara yang lain? Kau tahu kan, ini pertama kalinya aku naik pesawat? Dan kenapa kamu nggak konfirmasi sama aku dulu soal ini?" Balas Nasya menjawab dengan santainya jika tidak ada Zayn di samping mereka....
..."Ini semua permintaan Zayn, bukan aku. Dan kau juga hanya berdua saja ke Malaysia."...
..."Iyalah berdua ajah. Siapa lagi yang Zayn suruh kalau bukan kamu?" Jawab Nasya dengan pedenya....
...Yuda mengerutkan keningnya mendengar jawaban Nasya. "Bukan aku Sya, tapi kau ke Malaysia bareng Zayn."...
..."Apaaa...!!"...
...****************...
Haay....
Assalamualaikum para pembaca setiaku... Apa kabarnya kalian... Miss Ra kini hadir dengan karya terbaru dan tentunya tak lupa membuat kalian gregetan yaa....
Salam kenal untuk para pembaca yang baru membaca karyaku, jangan lupa follow dan ratingnya yaaa... Selamat membaca semuanya, semoga suka dengan cerita terbaruku. Sampai jumpa di Up selanjutnya besok yaaa.... Iloveu sekebon buat kalian semua...
See you.
..."Ini semua permintaan Zayn, bukan aku. Dan kau juga hanya berdua saja ke Malaysia."...
..."Iyalah berdua ajah. Siapa lagi yang Zayn suruh kalau bukan kamu?" Jawab Nasya dengan pedenya....
...Yuda mengerutkan keningnya mendengar jawaban Nasya. "Bukan aku Sya, tapi kau ke Malaysia bareng Zayn."...
..."Apaaa...!!" Nasya membulatkan matanya, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. "Kok dia yang pergi meeting denganku? Bukannya dia ada jadwal sesi foto bersama Angel?" Sambung Nasya....
..."Jadwalnya dibatalin sama Angel, katanya sih pihak Angel yang membatalkan." Sahut Yuda mengedikan bahunya....
Saat keduanya sedang mengobrol, ada sosok pria dengan jas berwarna hitam membuat aura ketampanannya semakin sulit untuk dialihkan dari mata kaum hawa. Mata indah yang tajam, hidung mancung dan bibir yang tipis berwarna merah muda membuat sosok pria itu nyaris sempurna.
Wajah pria dingin tanpa senyuman itu kini berjalan semakin mendekat ke arah Nasya dan Yuda. Nasya yang melihatnya semakin dekat membuat jantungnya sulit dikondisikan seakan hampir saja terlepas dari tempatnya.
..."Bagaimana? Apa semuanya sudah siap?" Tanya Zayn pada Yuda tanpa memperdulikan Nasya yang ada di sana....
..."Beres... Kau tinggal pergi saja dengan Nasya. Semangat ya Sya, kalau kau takut saat pesawat terbang, kau peluk saja bos mu ini!" Ucap Yuda menoleh kesamping membuat Nasya menunduk semakin gugup. Sedangkan Zayn menatap Yuda dengan tatapan tajam saat mendengar ucapan asistennya itu. Tak ada jawaban, Yuda kembali mengeluarkan suaranya. "Have fun ya kalian berdua. Kabari aku kalau sudah sampai!"...
Masih mendapat tatapan tajam dari Zayn, Yuda lebih memilih pergi tanpa mengucapkan kata-kata nya lagi. Yuda meninggalkan mereka berdua disana. Setelah melihat kepergian Yuda, Zayn dengan wajah datarnya mengajak Nasya berjalan menuju pesawat.
..."Ayo! Sebentar lagi pesawat akan berangkat." tanpa ekspresi Zayn mengucapkan itu dan meninggalkan Nasya yang masih berdiri mematung disamping kopernya....
..."Ya Allah, aku berharap ini bukan mimpi." bisik Nasya dalam hati....
...~...
Sepuluh menit lagi, pesawat akan lepas landas. Zayn dan Nasya duduk bersebelahan. Zayn yang sejak tadi melihat Nasya gugup pun mengajaknya bicara dengan santai, karena keduanya memang saudara sepupu.
..."Tidak perlu takut, kau terbang tidak menggunakan sayap. Jadi kau tidak akan terjatuh kebawah." Zayn mengatakan itu untuk mengalihkan pikiran gadis berhijab yang saat ini sudah duduk di dekat jendela pesawat, karena Zayn dapat melihat aura ketakutan diwajah Nasya....
..."Ah iyaa.. apa terlihat sekali ketakutan diwajahku? Maaf, ini pertama kalinya aku naik pesawat." Sahut Nasya memaksakan senyumannya....
..."Kita akan lama di dalam pesawat, jika ingin ke toilet pergi saja ke arah sana. Dan jika lapar, tekan tombol ini. Kalau AC nya terlalu dingin, mundurkan saja seperti ini. Sudah paham?" Nasya mengangguk mendengar penjelasan Zayn dan menatap nya dengan kagum....
..."Ternyata dia tidak sedingin yang aku kira." lirih Nasya dalam hati sambil tersenyum tipis....
~~
Beberapa jam berlalu, pesawat yang di tumpangi Zayn dan Nasya kini telah sampai di Bandara Internasional Kuala Lumpur. Setibanya di hotel, mereka berdua disambut ramah oleh pelayan hotel terbaik di kota itu.
Nasya hanya mengikuti langkah Zayn menuju resepsionis untuk cek in. Zayn memesan dua kamar berhadapan dilantai yang sama, karena Zayn juga bertanggung jawab atas diri Nasya yang sebagai saudara.
..."Ini kunci kamar mu, itu kamar mu dan ini kamarku. Istirahatlah, besok pagi kita akan ada meeting jam delapan pagi. Jika ingin pesan makan malam, hubungi saja pelayan melalui telfon dikamar mu." Jelas Zayn dengan ekspresi datarnya dan hanya dibalas anggukan oleh Nasya....
Zayn yang sudah melihat Nasya mengangguk segera masuk ke dalam kamarnya kemudian menutup pintu tanpa memperdulikan gadis itu yang masih berdiri di depan kamarnya.
Sedangkan Nasya memilih masuk ke dalam kamarnya, dia yang baru saja melihat kamar hotel semewah itu menatapnya dengan kagum keseluruh ruangan.
..."MasyaAllah... Indah sekali kamarnya."...
Nasya kemudian berbaring diatas kasurnya yang empuk, rasanya sangat melelahkan perjalanannya kali ini. Namun tanpa sadar, matanya terlelap begitu saja.
Nasya terlelap masih menggunakan pakaian yang sama sejak dari Indonesia, kini dia terbangun di waktu dini hari. Di jam tiga pagi, Nasya telah membuka matanya karena sudah terbiasa melaksanakan sholat malam.
Dia lalu bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya lebih dulu dan setelah itu barulah mengambil air wudhu kemudian segera merentangkan sajadah dan memakai mukenah yang selalu ia bawa kemanapun pergi.
Tak berselang lama, Nasya berhasil menyelesaikan sholatnya. Dia mengangkat kedua tangannya dan tanpa terasa air matanya menetes begitu saja.
..."*Ya Allah Ya Tuhanku, Engkau lah sang maha membolak balikan hati. Aku titipkan seseorang yang bernama Aditya Zayn Alfarizi pada Mu ya Allah. Jangan Kau jodohkan dirinya dengan siapapun kecuali aku, jagalah hatinya. Aku percaya, tidak ada yang tidak mungkin jika Engkau menghendakinya. Tulislah namaku dihatinya, karena hanya Engkau lah sang pemilik hati setiap manusia*."...
Selesai berdo'a, Nasya berdzikir kemudian membaca Al-qur'an dengan begitu khusuk hingga wajahnya masih saja dibasahi oleh air mata.
~
Di jam enam pagi, Nasya sudah memesan sarapan untuk dibawa ke kamarnya. Dia yang baru saja menyuap nasi ke dalam mulutnya, tiba-tiba ponselnya berdering. Nasya kembali meletakkan sendoknya lalu berdiri melangkah menuju nakas untuk mengambil ponselnya yang sedang ia isi baterai. Nasya mengerutkan keningnya saat melihat siapa yang menelfon dirinya sepagi itu.
..."Ya hallo assalamualaikum, Kak." ucap Nasya yang selalu memanggil Zayn dengan sebutan Kakak jika tidak berada di kantor....
..."*Waalaikumsalam, siapkan semua barang bawaanmu. kita kembali ke Jakarta sekarang*!" kata Zayn dengan suara dinginnya membuat Nasya memasang ekspresi bingung....
..."Tapi Kak, ki..."...
..."*Jangan membantah! Jika jam tujuh belum juga siap, maka aku akan meninggalkan mu*!"...
Nasya yang baru saja membuka mulutnya tiba-tiba tanpa salam Zayn mengakhiri telfonnya secara sepihak. Nasya kemudian menatap layar ponselnya yang bergambar foto dirinya sendiri yang ia pasang sebagai wallpaper sembari bicara dengan dirinya sendiri.
..."Kenapa tiba-tiba pulang ke Jakarta? Ada masalah apa sebenarnya?"...
Tak ada pilihan, Nasya akhirnya memilih untuk membereskan semua barangnya sambil menyantap sarapan yang sudah ia pesan. Karena Nasya sangat tidak suka membuang-buang makanan dengan percuma.
Setelah semuanya beres, Nasya menyeret kopernya keluar. Baru saja membuka pintu, ternyata Zayn sudah berdiri di depan kamarnya di dampingi pelayan hotel yang diperintah untuk membawakan koper milik pria dingin itu.
..."Lama sekali! Ayo cepat, kita tidak punya banyak waktu!" ujar Zayn dengan ekspresi dinginnya....
Sedangkan Nasya hanya menatapnya dengan heran. Gadis itu mau tidak mau menyeret kopernya sendiri tanpa bantuan pelayan terus mengikuti langkah Zayn yang nampak buru-buru.
...\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*...
Zayn dan Nasya kini sudah berada di dalam pesawat. Sudah satu jam keduanya dalam penerbangan, Nasya masih saja menatap awan yang tersusun di depannya. Wajahnya terus tertuju pada jendela pesawat, tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya. Zayn yang sedang membaca buku sampai tidak fokus melihat gadis berhijab itu diam seribu bahasa.
..."Sya, apa kau baik-baik saja?" Pertanyaan Zayn hanya dapat anggukan kepala dari Nasya....
Pria dingin itu yang tidak ingin mengganggu Nasya akhirnya memilih untuk membiarkan gadis itu dan memejamkan matanya. Sedangkan Nasya justru meneteskan air matanya setelah melihat Zayn menutup mata.
Hatinya sedang tidak baik-baik saja saat ini. Nasya tidak mampu menerima kenyataan saat mendengar bahwa pria yang di cintainya itu bulan depan akan menikah. Nasya mendengar dengan jelas saat dalam perjalanan dari hotel menuju bandara, dia mendengar obrolan Zayn dengan Angel tentang pernikahan mereka berdua. Kepulangannya ke Jakarta yang secara mendadak juga hanya demi Angel, bukan demi perusahaan.
Nasya mencoba untuk memejamkan matanya, dia berusaha untuk melupakan kabar pahit ini walau hanya sebentar. Tapi, pikirannya terus saja tertuju pada sosok Zayn hingga membuat matanya sulit terpejam.
...Nasya menoleh ke samping dan menatap Zayn dengan begitu lekatnya sambil berkata dalam hati. "Ya Allah, apa ini jawaban untukku dari Mu Ya Allah? Apa aku harus benar-benar menyaksikan dirinya bersama wanita lain?"...
~~
Setelah cukup lama dalam penerbangan, kini Zayn dan Nasya sudah sampai di Indonesia. Zayn mengantarkan Nasya lebih dulu kerumahnya menggunakan mobil yang di setir oleh supir pribadinya, sedangkan Zayn kembali melanjutkan perjalanan tanpa singgah lebih dulu dirumah Nasya.
Setelah sampai di rumah mewah yang bertema klasik itu, Zayn segera menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua. Tubuhnya begitu sangat lelah di tambah otaknya juga terasa penuh karena terus memikirkan dirinya bersama Angel. Zayn yang sudah melepas seluruh pakaiannya kini berjalan menuju kamar mandi menggunakan handuk yang ia lilitkan di pinggang.
Zayn ingin berendam sebentar di bathtub yang sudah disiapkan oleh pelayan di rumahnya saat mendengar Zayn akan tiba di rumah. Pria dingin itu memejamkan mata secara perlahan karena kepalanya terasa amat sangat pusing dengan masalah yang ada.
Satu jam berendam, Zayn memilih menyudahinya kemudian membilas seluruh tubuhnya menggunakan shower untuk menghilangkan sabun yang masih menempel. Dia berjalan keluar dari kamar mandi dan berjalan mendekati kasur saat mendengar ada suara dering ponsel yang ia letakkan di atas nakas samping tempat tidur.
..."Ya hallo!" Zayn menjawab dengan suara sedikit berat....
..."Kau yakin tidak mau percaya padaku siapa calon istrimu yang sebenarnya?" suara seseorang terdengar sangat meyakinkan membuat Zayn meladeninya....
..."Aku tidak percaya omong kosong mu, jika kau punya buktinya? Bawa bukti itu ke perusahaan besok!" Zayn mengakhiri panggilan itu secara sepihak, karena sudah tak mampu menahan emosinya....
Dia yang sudah merasakan sangat lelah, kini telah merebahkan diri di atas kasur king size miliknya yang empuk.
~~
Jam makan siang di perusahaan, Nasya dan rekan sekertarisnya terlihat fokus membaca berkas yang ada di meja mereka masing-masing. Saat keduanya sedang fokus, tiba-tiba ada seorang wanita cantik bak model terkenal datang menuju dua meja sekertaris.
Seorang wanita cantik dengan rambut panjang yang digerai begitu saja menggunakan kaca mata hitam membuat Nasya dan temannya yang bernama Rani itu terpaku melihatnya.
..."Permisi, apa Tuan Zayn ada di ruangannya?" Ucap Angel sembari melepas kaca matanya dan ia selipkan di atas kapala....
..."Oh, Tuan Zayn ada Bu. Mari, saya antar keruangannya." Nasya berdiri lalu berjalan mendahului Angel untuk membukakan pintu ruangan Zayn....
Tok..Tok..Tok..
..."Masuk!" Zayn mendongakkan kepalanya saat melihat seorang wanita yang datang menghampirinya....
Sedangkan Nasya paham betul, wanita itu adalah calon istri dari pria yang sangat ia cintai itu. Nasya lalu kembali menutup pintu ruangan Zayn dan balik menuju mejanya.
Setelah duduk, ekspresi yang begitu sangat murung terlihat sekali di wajah Nasya. Gadis berhijab itu duduk terdiam menatap ke bawah seakan tak berselera melihat berkas yang saat ini ada dihadapannya.
..."Semakin hari, Angel semakin cantik. Pantas saja Zayn sulit sekali melepasnya." Lirih Nasya dalam hati dengan air mata yang sudah tak bisa di bendung lagi. Dengan begitu cepat Nasya mengusapnya agar tidak sampai ada seseorang yang melihat....
Baru saja Nasya akan menyentuh layar komputernya kembali, secara tiba-tiba ada seorang pria mendatangi mejanya dengan wajah datar tanpa senyuman.
..."Bisa bertemu dengan,Zayn?"...
..."Maaf saya bicara dengan siapa? Apa anda sudah membuat janji sebelumnya?" Sahut Nasya dengan ramah....
..."Ya, katakan saja padanya. Aku sudah membawa bukti yang dia inginkan."...
Nasya mengerutkan keningnya mendengar itu, dia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh pria berpakaian serba hitam itu. Tidak mau ikut campur, Nasya kemudian kembali mengeluarkan suaranya.
..."Baik, tunggu sebentar."...
Nasya menekan tombol telfon yang terhubung langsung ke ruangan Zayn lalu menyampaikan apa yang seharusnya di sampaikan. Setelah mendapat jawaban dari Zayn, kini Nasya berdiri lalu mengantar pria itu masuk ke dalam ruangan Zayn sesuai dengan perintahnya.
Ceklek...
Nasya membuka pintu ruangan Zayn dan dapat melihat dengan jelas kemesraan Angel bersama pria yang di cintainya. Dia menguatkan hatinya tetap berusaha untuk tersenyum dan ramah.
..."Permisi pak, ini tamu anda." Ucap Nasya dan membuat Zayn mengangguk. "Kalau begitu saya permisi." sambung Nasya lalu pamit dan berbalik menuju pintu....
..."Nasya!" Mendengar namanya dipanggil, Nasya menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Zayn yang saat ini duduk di sofa bersama Angel....
..."Ya! Ada apa Pak?" Tanya Nasya....
..."Tunda meeting siang ini, kalau bisa kau buat janji beserta makan malam bersama di restoran biasa!" Ucapan Zayn diangguki oleh Nasya....
..."Baik, Pak. Apa ada lagi yang ingin anda sampaikan?"...
...Zayn menggeleng lalu menjawab pertanyaan Nasya. "Tidak ada. Kau boleh kembali ke meja mu."...
Nasya menundukan tubuhnya lalu berbalik dan langkahnya kali ini benar-benar pergi dari ruangan Zayn.
Sedangkan di ruangan itu, nampak sekali aura ketegangan dari wajah Zayn. Angel yang melihat ada sesuatu yang janggal pun memberanikan diri untuk bertanya.
..."Ada apa, Sayang?"...
..."Tidak ada, hanya sesuatu tentang perusahaan!" sahut Zayn menatap tajam pria yang ada di hadapannya tanpa menatap Angel. "Apa kau sudah siap di penjara seumur hidup jika kau telah terbukti memalsukan video itu?" sambung Zayn bertanya pada pria yang bernama Alex itu....
"Buktikan saja, aku atau dia yang berbohong." sahut Alex dengan senyum smirknya membuat jantung Zayn tidak karuan.
Dia tidak ingin pernikahannya batal begitu saja, jika memang buktinya terlalu fatal, apakah Zayn akan memaafkan Angel dan tetap akan menikahinya? Atau justru sebaliknya? Kita akan lihat di Up episode selanjutnya yaaa...
See You.
...***************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!