Di meja makan yang besar berkumpul lah sebuah keluarga besar.
" Kanaya, Renatha papa harap kalian bisa menjaga sikap kalian terhadap Rain saat di sekolah nanti. " Mahendra menatap kedua putri nya dengan serius.
Mahendra begitu tahu perlakuan buruk yang sering di lakukan oleh kedua Putri nya itu terhadap Rain.
" Papa kenapa sih, pagi pagi bahas yang gak penting. " Celetuk Renatha tak senang.
Rekka terlihat kesal melihat tingkah Mahendra yang begitu menghawatirkan Rain.
" Paa, kamu pikir anak anak kita akan melakukan apa terhadap DIA?. Kamu jangan terlalu pilih kasih deh sama anak sendiri sama anak pungut. " Rekka menatap Rain dengan mata tajam dan hinaan setiap kalimat nya.
" Maaaa... " Mahendra menatap Rekka tajam.
" Sudah lah pa, Renatha sama Kanaya mau berangkat sekolah dah telat ini. " Renatha beranjak dari duduk nya di susul sang kakak yang berlalu lebih dulu.
" Kalian tidak ingin mengajak Rain pergi bersama, Rain kan 1 sekolah sama kalian?. "
Renatha dan Kanaya menghela nafas kasar berbalik menatap Mahendra yang menatap mereka.
" Paaa, dia kan ada sepeda ya udah sih naik sepeda aja udah biasa juga dari SMP naik sepeda. Papa gak usah lebay deh sama Si hujan itu. " Gumam Kanaya kesal menarik tangan sang adik Renatha untuk segera pergi.
Rain hanya diam memperhatikan perdebatan keluarga nya setiap pagi, gadis itu hanya pasrah saat saudranya dan ibu nya itu selalu bersikap tidak baik padanya.
" Rain bisa jalan kaki atau naik sepeda kok pa, itu lebih menyenangkan kok. " Gumam Rain menatap wajah Mahendra yang sedikit kesal.
" Sekolah dengan rumah kita jaraknya lumayan jauh Rain, saat tiba di sekolah pasti kamu sangat lelah dan sudah pasti berkeringat. "
" Gak papa kok, Rain udah bisa lanjut sekolah aja udah seneng banget kok pa. "
" Ya sudah kamu berangkat sama papa aja hari ini, lagian papa gak ada meeting juga di Kantor. Setelah itu papa akan belikan motor untuk kamu bawa ke sekolah. "
Rain tersenyum sumringah mendengar ucapan Mahendra, dunianya akan baik baik saja saat Mahendra tetap berada di sisiNya dan juga tetap menyanyangi.
Rain segera menghabiskan susunya dan mengenakan tasnya segera untuk berangkat ke sekolah bersama dengan Mahendra.
Rain berdiri menatap Rekka yang sibuk dengan ponselnya, gadis itu mengulurkan tangannya hendak menyalami tangan Rekka.
" Rain berangkat sekolah dulu, ma.. " Gumam Rain menunggu uluran tangan Rekka.
Rekka hanya diam tanpa berminat menatap atau menyambut uluran tangan Rain.
" Maa... " Mahendra menatap Rekka dengan tajam membuat wanita itu menghela nafas kasar .
" Bisa gak sih sehari aja gak usah mengusik hidup saya, kamu itu buka anak saya PAHAM. " Rekka menutup keras laptop nya dan pergi meninggalkan Rain yang sedih.
Meski sudah biasa dengan perlakuan Rekka namun gadis itu tetap saja merasa rasa hati dan sedih dengan perlakuan kasar Rekka terhadap dirinya.
" Kamu gak usah sedih, masih ada papa yang akan selalu mendukung kamu. " Mahendra mengelus lembut pucuk kepala Rain dengan lembut.
Rain adalah anak yang periang dan pintar dia juga pandai mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga sejak kecil, meski tidak ada yang menyuruh gadis itu.
Gadis dengan rambut panjang Sepinggang yang selalu di ikat ekor kuda itu tidak pernah merasakan kehangatan keluarga nya, dia selalu di anggap tidak pernah ada oleh Renatha dan Kanaya.
Rain juga sadar jika dia hanya seorang anak yang di bawa oleh Mahendra karena kasihan akan kondisi dirinya, Mahendra adalah orang baik yang menyelamatkan Rain semasa bayi.
Mahendra memang memberikan nama Rain pada gadis itu karena dia menemukan nya saat hujan turun dengan begitu deras, Mahendra juga ingin menyertakan nama belakang nya namun di tentang keras oleh Rekka istrinya.
Rain sejak lama tahu tentang dirinya dan asal usul nya gadis itu juga tahu menggapa Rekka dan anak anaknya begitu benci pada dirinya.
25 menit kemudian
Sekola internasional Jakarta school
" Rain berangkat dulu pa, makasih sudah mengantar Rain. " Gumam gadis itu sembari menyalami tangan Mahendra.
" Jaga dirimu baik baik Rain, sekolah yang pintar dan jangan pernah berkecil hati dengan semua perlakuan mereka yang kurang menyukai mu. "
Rain tersenyum lebar kemudian keluar dari mobil Mahendra menuju pintu gerbang yang masih terbuka lebar.
" Semangat Rain, ini sekolah pertama mu dan kamu akan menemukan teman baru. " Batin Rain dengan semangat.
Rain menatap sekolahan besar dan mewah bahkan jauh lebih mewah dari sekolah pertama nya, semua terparkir di sana adalah mobil mobil mahal dan motor motor besar.
Anak anak dengan seragam abu abu dengan jas yang sama seperti punya Rain sedang sibuk bercengkrama dengan para siswa dan siswi di sana.
Rain masih berjalan sendiri gadis itu masih takut untuk menyapa para siswa dan siswi baru di sana, gadis itu hanya berjalan mengikut arah koridor sekolah sembari menatap beberapa kelas yang terbuka.
" Hay.. " Sapa seorang gadis menghampiri Rain yang nampak bingung.
Rain berbalik dan tersenyum kikuk melihat gadis itu yang tersenyum lebar.
" Eeemz, kamu manggil aku?. " Ucap Rain memastikan jika gadis itu tidak salah orang.
" Iya, gue manggil lo. Gue Angel lo siapa?. "
" Aku Rain, salam kenal Angel. "
" Oh iya Angel, kelas IPA 2 dimana yah?. Maaf aku belum ada temen di sini jadi belum tahu di mana kelas ku. "
Angel menatap Rain dengan senyuman lebar nya.
" Lo IPA 2 yah, bearti kita 1 kelas dong Rain. Kelas IPA 2 di lantai 2 udah ayok kita otw bareng aja. " Angel menarik tangan Rain mengikuti langkah nya.
Rain merasa senang hari pertama sekolah nya akhirnya dirinya langsung bisa memiliki teman dan sekelas juga dengan nya.
Dua gadis itu melewati koridol yang ramai dengan para senior mereka, nampak di sana Renatha sedang berbincang dengan seorang siswa laki laki dengan serius.
" Itu Renatha.. " Gumam Rain pelan membuat Angel memalingkan wajahnya menatap Rain heran.
" Lo kenal Renatha?. "
" Haaa..., kan ada di nametag jas yang dia kenakan. Makanya aku tahu lagian tadi aku ketemu di gerbang depan. " Elak Rain agar Angel tidak curiga dengan dirinya.
Angel tidak boleh tahu jika mereka adalah saudara dan tinggal bersama jika itu sampai tersebar di seluruh sekolah entah apa yang akan di lakukan oleh Renatha dan Kanaya.
" Lo kenal juga sama cowok yang lagi ngobrol sama Renatha itu?. "
Rain menatap anak laki-laki yang masih mengobrol dengan Renatha di sebelah ruangan OSIS.
" Nggak, emang dia siapa?. "
" Dia itu ketua OSIS kita, nanti deh pasti dia masuk kelas kita dan ngenalin dirinya sama kita semua. Kalau Renatha itu wakil ketua OSIS dan gue denger sih semua orang takut sama dia entah lah gue juga gak tau. "
" Takut gimana sih?. "
" Gue denger dari murid yang lain kalau Renatha itu suka bully siswa-siswi yang gak mau nurut sama dia, apa lagi murid baru kek kita ini, dan ko harus jaga jarak sama tuh ketos kalau lo gak mau 1 sekolah ngebully lo hidup hidup. "
Rain heran dengan ucapan Angel yang menegaskan untuk dia tidak boleh dekat dengan ketua OSIS sekolah itu, lagi pula Rain juga tidak kenal dengan ketua OSIS itu bagaimana dia bisa deket dengan nya.
" Tapi Angel aku juga gak kenal sama dia, gimana cara nya aku bisa deket. Lagian emang Renatha kenapa kalau ada orang deket dengan ketua OSIS kita?." Gumam Rain sembari berjalan beriringan dengan Angel menuju kelas mereka.
" Katanya Renatha itu suka sama dia tapi dia gak pernah melirik Renatha, siapa yah nama nya lupa gue?. Dah lah entar lo juga tau kita ke kelas dulu cari tempat duduk yuk.. " Angel menarik tangan Rain masuk kedalam kelas dan segera memilih tempat untuk duduk.
Angel dan Rain memilih duduk di barisan tengah bagian ketiga.
Rain dan Angel bercengkrama dan saling bercerita tentang diri mereka dan juga keluarga mereka, Rain mendengar kan dengan serius setiap cerita yang di ucapan Angel.
Dia adalah pendengar yang baik.
" Kalau lo gimana, pasti dari keluarga berada juga kan?. Gak mungkin lo bisa masuk kesini tanpa dari keluarga berada kan?. " Ucap Angel sembari menyanggah dagunya di antara dua tangan nya.
Rain hanya tersenyum menatap Angel sekilas. Tak lama beberapa OSIS dengan jas merah marun masuk kedalam kelas mereka, terlihat Renatha menatap tajam ke arah Rain.
Sudut mata gadis itu benar-benar tajam dan langsung bisa mendebak keberadaan Rain di antara siswa-siswi itu.
" Pagi ku badmood kalau melihat gadis tidak tahu diri itu. " Batin Renatha memutar bola mata nya kesal
" Selamat Pagi semua, perkenalkan nama saya Ken Sanjaya saya perwakilan dari kakak kakak OSIS yang ingin memperkenalkan diri kami dan juga diri kalian. "
SELAMAT PAGI KAK KEN..
Ucap mereka bersamaan
" Ren, maju gih.. " Gumam Ken menatap Renatha yang sibuk dengan ponselnya.
" Ok. " Renatha berdiri dari duduk nya dan berjalan ke depan sembari menatap satu persatu siswa-siswi baru itu termasuk Rain yang menundukkan wajahnya.
" Saya Renatha, wakil ketua OSIS di sini. Saya harap kalian bisa mematuhi setiap aturan di sekolah internasional ini dan saya harap kalian juga tahu siapa saja OSIS yang berdiri di sini dan kalian harus tahu siapa kami. "
Mereka menatap Renatha dengan ekpresi berbeda dan pikiran yang berkecambuk.
" Di sana dia ketua OSIS kita. " Renatha mengalihkan pandangannya pada seorang laki-laki yang berdiri jauh dari nya.
" Gio Arkha Fernandez, ketua OSIS kita sekaligus Ketua tim basket dan membawa nama besar sekolah kita. Kalian harus tahu itu. "
Laki-laki bernama Gio itu hanya tersenyum tipis dan melambaikan tangan pelan.
" Apa ada pertanyaan?, jika tidak akan ke sesi perkenalkan saja. "
Mereka nampak mengganguk membuat Renatha segera menujuk satu persatu dari mereka untuk memperkenalkan diri mereka.
Gio memperhatikan keberadaan Rain yang hanya menunduk tanpa ingin tahu siapa saja OSIS atau nama nama temannya itu.
" Gadis ekor kuda. " Batin Gio.
" Rain, lo kok diem aja sih?. Kenapa lo takut ma Renatha?. " Ucap Angel menatap Rain yang diam.
" Nggak kok Angel, aku gak takut kok lagian kenapa harus takut?. " Ucap Rain lembut.
" Kamu yang sedang sibuk bicara sendiri, maju dan kenalkan dirimu. " Ken menujuk Angel dan membuat gadis itu langsung berdiri dan maju di depan teman teman sekolah nya.
" Halo nama gue Angela Camellia Wish. " Ucap Angel dengan tegas.
" Ok lanjut sebelah Angel maju dan kenal kan dirimu, setelah itu kalian bisa langsung istirahat . "
Rain mengangkat wajahnya dan langsung beradu pandang dengan Renatha, tak jauh dari sana Gio berjalan mendekati Ken menunggu Rain datang untuk memperkenalkan dirinya.
" Rain, maju entar lo di hukum kalau lama lama. " Angel menyenggol lengan Rain pelan membuat gadis segera maju kedepan.
Rain memiliki kulit yang putih dengan wajah bulat yang cantik di tambah mata hitam dan bibirnya yang merah muda, rambut nya hitam panjang dan di ikat ekor kuda membuat kesederhanaan itu menarik perhatian lawan jenis nya.
" Cantik dan manis sama seperti Kirana, entah bagaimana kabar nya sekarang. " Batin Gio tanpa mengalihkan pandangannya dari Rain.
" Nama saya Rain, hanya Rain. " Gumam Rain dengan lembut.
" Wah berarti kamu lahir pada hujan yah makanya di kasih nama Rain, yah biar gaul gitu hahahha... " Gumam seorang OSIS membuat kegaduhan di dalam kelas.
Hiruk pikuk suara tawa terdengar nyaring. Rain hanya diam dengan tersenyum tipis mendengar lelucon yang terlontar dari mulut mulut senior nya itu.
" Di mana rumah mu?. " Seketika ruangan itu terdengar sunyi saat Gio bertanya kepada Rain.
Rain menatap Gio yang bersandar pada meja guru.
" Rumah, rumah ku?. eeemmz maaf kak, saya rasa rumah adalah hal pribadi yang seharusnya tidak semua orang bisa tahu atau di beritahu. "
Gio terdiam menatap Rain dengan isi pikirannya.
" Kenapa tiba tiba Gio bertanya tentang rumah pada anak punggut ini, jangan samapai Gio tertarik padanya atau dia sengaja membuat Gio penasaran padanya?. " Batin Renatha kesal.
" Ok, tidak masalah. Silakan kembali ketepat mu Rain. " Rain menatap Gio sekilas kemudian berlalu kembali ke meja nya.
Angel mendekatkan duduk pada Rain
"Rain, lo lihat ekpresi Renatha tadi?. Gila serem banget kek dia pengin nelen lo idup idup deh. " Bisik Angel pelan pada Rain.
Rain pun merasa merinding melihat tatapan tajam Renatha padanya sedari tadi, entah apa yang akan di lakukan Renatha saat mereka sudah berada di rumah nanti.
Perkenalkan sudah selesai mereka sudah di perbolehkan untuk pulang karena hari itu hanya ada sesi perkenalkan untuk para OSIS dan juga siswa-siswi baru, sedangkan besok pagi mereka sudah bisa belajar.
Suasa sekolah masih amat ramai dengan para siswa-siswi baru yang hendak pulang dan juga siswa-siswi lama yang sedang istirahat dari jam pelajaran.
Angel mengejar langkah Rain yang sudah di sudah di parkiran.
" Rain, tunggu.. " Gadis itu langsung berbalik dan melihat Angel yang berlari ke arah nya.
" Ada apa Angel?. "
" Lo mau balek, bareng aja yuk gue bawa mobil entar gue anter lo sampek rumah gimana?. " Tawar Angel membuat Rain terdiam.
Di sisi lain dia seneng pulang tidak harus jalan kaki, namun di sisi lain dia takut jika ada orang yang tahu tentang hubungan nya dengan Renatha atau Kanaya.
" Ya elah nie orang, malah ngelamun. " Sunggut Angel kesal.
" Ah, maaf Angel. Tapi sebaiknya aku jalan kaki aja rumah ku tidak terlalu jauh dari sekolah kok hanya 25 menit saja. "
" What, 25 menit lo bilang cuma. Gempor tuh kaki neng udah ayoo ke mobil gue lo tinggal tunjuk arah dan selesai. " Angel menarik paksa tangan Rain membuat gadis itu tidak berdaya.
Angel dan Rain masuk kedalam mobil sport milik Angel dan mereka segera melaju pergi dari sekolah internasional itu, di dalam mobil Rain hanya diam.
" lo kenapa diem aja, udah santai aja kali. Rumah lo di perumahan mana?. "
" Perusahaan permana nomor 35 Angel, tapi nanti aku gak bisa ajak kamu masuk ke rumah ku. Emmzz maaf mama ku galak dan tidak membolehkan ku membawa seorang teman masuk kedalam rumah. " Gumam Rain berbicara sehalus mungkin takut jika Angel bisa tersinggung.
Angel adalah teman baru dan terbaik yang dia temukan. Jadi jika dia kehilangan sosok Angel entah ada kah orang lain yang mau berteman dengan nya lagi atau tidak.
" Yaaa elah santai aja, kalau gue gak boleh ke rumah lo gampang lo aja yang ke rumah gue dah selesai. Nyokap gue orang nya santai kok.. " Angel tersenyum lebar.
" Syukur lah dia gak marah, sebenernya aku pengen aja dia main tapi mengingat mama Rekka seperti itu aku takut Angel akan merasa sakit hati nantinya. "Batin Rain.
Tak lama mobil Angel berhenti di depan sebuah rumah besar dengan interiornya yang bener bener megah.
" Wah, rumah lo gede bener yak.. " Gumam Angel.
" Ini rumah orang tua ku bukan rumah ku Angel, maaf yah aku gak nawarin masuk dan makasih yah Angel udah nganter aku pulang sampai rumah. " Gumam Rain keluar dari mobil Angel.
" Yoi sama sama, lain kali kerumah gue yah entat gue kenalin kakak gue deh. Balik dulu yah Rain bye.. " Angel melambaikan tangan nya kemudian melanjutkan mobilnya pergi meninggalkan Rain.
Rain menatap mobil Angel yang kian jauh dari pandangan nya, tersenyum simpul kemudian masuk kedalam rumah yang nampak begitu sepi.
" Selamat siang non Rain, sudah pulang sekolah?. " Sapa bik Jum pembantu sekaligus pengasuh Rain sejak bayi.
" Bik Jum, sampek kaget Rain. Iya di sekolah cuman perkenalan aja terus pulang, kalau besok Rain sudah belajar bik. "
" Allhamdulilah, non Rain sudah punya teman di sekolah?. "
" Udah kok bik, tadi temen Rain nganter Rain pulang tapi Rain gak berani ngajak masuk takut nya mama Rekka marah. "
" Nyonya Rekka gak di rumah non, tapi ya udah non Rain segera mandi terus makan siang bibik siapin makanan dulu. "
" Iya bik, makasih. " Gumam Rain tersenyum lebar kemudian masuk kedalam kamarnya di lantai 1 rumah itu.
Bik Jum tahu betul kehidupan Rain sejak kedatangan gadis kecil itu, setiap perlakuan dan semua perbuatan Rekka dan anak anaknya pun dia tahu. Tapi bik Jum tidak bisa berbuat apa pun untuk menolong Rain dia hanya wanita tua yang bekerja di rumah itu.
***
Di rumah keluarga Wish
" Huft capek... " Gumam Angel merebahkan tubuh nya di atas soffa.
" Bibik, ambilin jus mangga kesukaan ku.. " Angel dengan keras berteriak dengan keras.
" Ckckck, Angelllll jalan kedapur gak jauh loh sayang. " Gumam seorang pria dengan pakaian santai menghampiri Angel.
" Males, aku capek tau kak.. "
Pria itu duduk di samping Angel mengelus lembut pucuk kepalanya dengan gemas.
" Males di pelihara, jadi gimana sekolah kamu ada apa? ".
" Ada cogan. "
" Cogan apaan?. "
" Cowok ganteng kakkkkkkk, kudet amat sih idup mu... " Pekik Angel kesal.
" Kak Arya ngapain di rumah, biasanya di apartemen kalau gak itu di kantor. "
" Lagi kangen aja sama adik kakak yang cantik dan manja ini, kerja muluk kek orang susah saja loh dek.. " Pria bernama Arya itu terkekeh melihat Angel.
" What ever boy.. "
Arya mohan Wish, adalah seorang pengusaha sekaligus guru di sekolah internasional di mana Rain dan Angel belajar. Arya mohan adalah saudara satu satunya yang di miliki Angel sekarang karena kedua orang tua mereka telah tiada sejak mereka mereka kecil.
Mereka bukan lah dari keluarga biasa bahkan meski mereka tidak bekerja pun keuangan mereka tetap berjalan lancar, peninggalan kedua orang tua mereka jauh lebih cukup untuk kehidupan mereka hingga berkeluarga kelak.
Arya mohon pria berkulit putih dengan wajah tampan yang selalu menjadi incaran para gadis dan wanita seusia nya, Arya yang tahun ini berusia 28 tahun belum juga memiliki seseorang dalam hidup nya.
Arya terlalu fokus dengan adiknya dan juga kehidupan terbaik Angel dari pada kehidupan pribadi nya, Arya hanya lebih senang bersama wanita wanita itu untuk beberapa waktu saja kemudian meninggal mereka ketika bosan.
Mata hitam bulat dengan ukiran alis tebal membuat wajahnya semakin berkharisma dan terlihat tegas.
" Besok kakak sudah mulai ngajar di sekolah kamu, berdoa lah semoga kakak akan masuk di kelas kamu. " Gumam Arya.
" Permisi non, ini jus mangga nya. " Gumam seorang pelayan meletakkan secangkir jus di atas meja.
" Makasih mbk. " Gumam Angel.
" Iya nona muda, tuan Arya mau minum kopi biar saya buatkan dulu?. "
" Tidak usah. " Arya akan bersikap acuh dan dingin pada orang orang disekitarnya kecuali saat bersama dengan Angel.
" Baik, saya permisi tuan dan nona. " Pelayan itu pergi meninggalkan Angel dan Arya.
" Kakak tuh kenapa sih galak banget plus dingin kek kutup utaran sama orang, mau jadi perjaga tua apa haaa... " Celetuk Angel kesal.
" Gak papa kan ada kamu yang bisa kakak andelin, nanti kalau ada yang nanya pasangan sama kakak yang udah kamu aja pura pura jadi pasangan kakak. Gitu aja susah amat. " Gumam Arya bersandar santai di soffa.
" Terserah lah aku mau mandi, abis tuh tidur. " Angel mengambil jus nya kemudian pergi menuju lantai 2 kamarnya.
" Jangan lupa makan siang Angel, kakak gak mau kamu sakit. " Pekik Arya keras.
" Ok. " Arya menggeleng kepalanya melihat tingkah konyol adik kesayangan nya itu.
***
Kediaman Rumah Rain
Setelah makan siang Rain segera pergi ke dapur membantu bik Jum membersihkan dapur dan rumah.
" Udah biarin aja non, nanti bibik yang bersihin. " Gumam bik Jum lembut.
" Udah deh bik, kan setiap hari dari dulu kegiatan ku seperti ini masak bibik kaget sih?. " Gumam Rain mulai mencuci piring sisa makan siangnya.
" Yaa udah deh non. "
Rain bersenandung pelan sembari membantu bik Jum membersihkan dapur dan menyapu lantai.
" Bik Jum, papa belum pulang?. Kek nya dah siang deh hampir jam setengah 2 siang. "
" Tuan besar dan nyonya Rekka tadi ada nelpon katanya mereka gak pulang hari ini ada kegiatan di Bali, jadi non Rain di rumah sama non Renatha dan non Kanaya. "
" Hemz, ok deh bik. "
" Oh iya non, bibik sampai lupa. Tadi kata tuan besar motor non Rain dah datang ada di garasi mobil tadi di bawa sama pak Bambang. "
Rain sumringah mendengar ucapan bik Jum.
" Yang benar bik, wah besok pagi Rain udah bisa bawa motor gak bawak sepeda lagi bik.. " Gumam Rain berjingkrak bahagia.
" Iya non allhamdulilah, bibik ikut bahagia yah non. "
Rain dengan semangat membersihkan rumah membantu bik Jum yang hanya seorang diri membersihkan rumah mewah nan besar itu, sejak dulu Rain juga sering membantu bik Jum.
Dengan senandung suara merdu nya mengema di dalam rumah itu suara merdu Rain benar benar menyejukan telinga dan suasana hati setiap orang mendengar nya.
" Ah aku sampai lupa gak minta nomor ponsel Angel, kenapa gak kepikiran yah?. Ah sudah lah besok aku akan meminta nomornya jadi kalau ada sesuatu mungkin dia bisa jadi pendengar yang baik deh. " Gumam Rain pelan.
Jam sudah menujukan pukul 16.00 tak terasa sudah hampir 2 jam Rain membantu bik Jum membersihkan rumah itu, gadis itu menekan pinggang nya karna lelah.
" Capek, tapi gak papa demi bik Jum biar gak terlalu capek bersih bersih rumah sendiri. " Gumam Rain mengelap keringat di keningnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!