Kamen Rider Zero One: Teyvat Crisi
prolog: hujan di Fontaine
Fontaine selalu dikenal sebagai negeri keadilan
Namun bagi aether, kota ini hanya terasa dingin
Ia berjalan menyusuri jalanan batu basah, tanpa arah, tanpa tujuan.
Orang-orang lalu-lalang di sekitar nya, tapi tak satu pun berhenti untuk menatapnya.
Navia...
Clorinde....
Dua nama itu menghantui pikirannya. Teman masa kecil yang dulu pernah bersumpah akan selalu bersama.
Navia sibuk dengan urusan Spina di rosula, terlalu penting untuk sekadar mengingat janji lama.
Clorinde tenggelam dalam tugas, matanya dingin setiap kali berbicara padanya, seolah-olah aether hanyalah beban.
”maaf, aether. Aku sibuk.”
“ini bukan urusanmu, aether. ”
“pergilah. Kami bisa mengurusnya sendiri.“
Ucapan-ucapan itu terus terngiang.
Di dunia yang asing ini, tak ada seorang pun yang membutuhkannya.
Aether mulai membangun tembok di sekeliling hatinya.
Malam itu, langit Fontaine runtuh dalam badai
Kilatan petir menyambar, menerangi pemandangan mengerikan: robot-robot raksasa, bentuk mereka berkilap logam dan mata merah menyala menginjak-injak kota.
Penduduk berteriak. Bangunan roboh. Fontaine, sang kota megah, berubah menjadi ladang kehancuran
di tengah kekacauan itu, aether berdiri terpaku.
Tak ada navia.
Tak ada clorinde.
Tak ada yang mencarinya, tak ada yang peduli
Suara nyaring itu datang dari sesosok makhluk kecil bersayap — paimon
Ia melayang di depan aether, memegang sebuah benda aneh: sebuah sabuk berwarna hitam-kuning berkilau.
Paimon
Kalau kau ingin menyelamatkan mereka...
Paimon
Dan menyelamatkan diri mu sendiri...
Paimon mengulurkan sabuk itu.
Aether menatap sabuk tersebut itu dengan lama.
aether
(apakah aku benar benar ingin menolong mereka?)
aether
(orang-orang yang sudah melupakanku?)
aether
(bukan demi mereka)
aether
(bukan demi siapa pun)
Aether mengaitkan sabuk itu di pinggangnya.
Suara elektronik bergema di udara
Dalam kilatan cahaya biru dan kuning, Armor mekanik membungkus tubuh aether.
Di saat dunia sekarang, seorang pahlawan baru lahir
Kamen rider zero one — telah bangkit di teyvat
1. kemunculan pahlawan misterius
Hujan deras menutupi jeritan manusia.
Lampu-lampu jalanan Fontaine padam satu per satu, tersisa hanya kilatan api dari bangunan yang runtuh.
Di tengah kekacauan itu, pasukan humagear — robot-robot baja bermata merah — melangkah maju, tak kenal ampun.
Mereka membantai apa saja di depan mereka: toko-toko, rumah, bahkan tentera Fontaine.
Penduduk berlari, bersembunyi, menangis.
Di atas balkon sebuah gedung yang hampir roboh, berdiri seorang pemuda bersenjata — tidak dengan pedang, tidak dengan panah, melainkan dengan Armor kuning berkilat, bertanduk tajam di helmnya: Kamen rider zero one.
Aether merasakan kekuatan aneh mengalir dalam tubuh nya.
Armor ini terasa asing namun... Entah kenapa, terasa cocok.
Seolah-olah ia memang dilahirkan untuk ini.
Salam satu osc, berbentuk seperti kuda baja bertanduk, mengarahkan meriam plasma ke arah warga.
Tanpa berfikir panjang, aether meloncat.
Dalam satu tendangan berputar, aether menghancurkan kepala robot itu, percikan bunga api terbang di udara.
Penduduk yang tersisa hanya bisa menatap, tercengang.
lelaki
warga 1: siapa itu?
lelaki
Warga 2:dari mana datangnya
Seorang anak kecil berbisik
lelaki
Anak kecil : apakah... Itu kesatria Fontaine...?”
Aether sendiri berdiri, terdengar, mendengar suara-suara baru di helmnya.
”combat mode: active“
”strength: 250% of human maximum”
”mission: protect.”
aether
Suara itu... Terasa familiar
Aether menahan kepala helmnya sebentar, rasa pusing menyerang.
Potongan-potongan bayangan melintas di pikirannya:
Sebuah menara tinggi... Sebuah tangan yang menarik jatuh... Suara tawa lelaki... Dan sebuah janji yang terlupakan.
Di sisi lain kota, di puncak sebuah gedung tinggi, seseorang memperhatikan.
Pria itu mengenakan jas hitam rapi, wajahnya setengah tersembunyi di balik bayangan.
Di sisinya, salah satu robot Humagear dalam mode standby.
ken
Akhirnya rider itu muncul...
ken
tapi apa kau bisa menyelamatkan dunia ini, aether?
ken
Atau kau hanya akan... Menghancurkannya seperti sebelumnya?
Di lapangan kota, lebih banyak humagear datang.
Satu humagear raksasa — Goliath unit — menembak meriah anergi ke arah aether
Paimon, yang Terbang mengelilingi, berteriak
Paimon
Aether gunakan kekuatan baru itu !
Aether mengangkat tangannya.
Sebuah progrise key — benda kecil seperti chip — muncul di telapak tangannya, bercahaya biru.
Breaking through the limit!
Dengan kecepatan melebihi suara, aether menari di antara ledakan, melompat setinggi menara, Dan meluncurkan serangan pemungkas
Tendangan energi raksasa menghantam Goliath unit.
Gelombang kejut menggetarkan seluruh kota.
Sisa robot-robot kecil meledak satu persatu.
Saat debu mereda, para penduduk keluar dari persembunyian.
Mereka memanda panhlawan bertopeng yang berdiri di atas reruntuha, dikelilingi percikan api
Misterius
Tak dikenal. Namun menyelamatkan mereka
Di kejauhan, navia dan clorinde tiba, terlambat.
di balik helm, aether menatap dingin ke arah mereka.
Hanya langkah kaki menjauh, meninggalkan dunia ia percaya.
2. percikan cahaya dalam duka
Angin dingin meniup sisa sia reruntuhan Fontaine.
Bau logam terbakar dan asap memenuhi udara
Aether berdiri di atap gedung yang setengah hancur, menatap kota yang baru saja ia selamatkan.
Orang-orang bersorak, memuji sosok misterius itu, tetapi aether tahu — pujian itu hampa.
Sama seperti janji-janji kosong dari masa lalunya.
Helm zero one perlahan terbuka, memperlihatkan wajah aether Yang basah oleh hujan — dan air mata yang tak terlihat.
Di sampingnya, Paimon melayang, ragu untuk berbicara.
Beberapa saat berlalu sebelum akhirnya Paimon membuka suara.
Paimon
Kau... Hebat tadi, aether *berkata pelan*
Paimon
Tapi aku tahu... Ini bukan hanya tentang bertarung, kan?
Ia hanya memandang ke kejauhan, mata kosong
Paimon menarik nafas panjang, seolah memberanikan diri.
Paimon
Sabuk itu — zero-one driver — bukan sembarang benda.
Aether akhirnya berbalik, menatap Paimon.
Paimon
Kau pernah... Menjadi sesuatu yang lebih dari ini
Paimon
Kau bukan manusia biasa.
Paimon
Kau adalah bagian dari... Sesuatu yang besar. Sesuatu yang bahkan dunia ini berusaha lupakan.
Kilatan ingatan singkat melintas di kepala aether.
menara tinggi... Senjata aneh... Jeritan orang-orang...
Paimon melanjutkan, suaranya getir.
Paimon
Ada masa lalu yang kau tinggalkan.
Paimon
Ada kehancuran yang... Mungkin, kau juga terlibat di dalamnya.
Paimon
Aku tidak tahu semuanya.
Paimon
tapi aku tahu satu hal....
Paimon
hanya kau yang bisa menghentikan kegelapan ini, aether.
Aether mengepalkan tinjunya.
atau mungkin... Perusak yang mencuba menebus dosa?
Ia menunduk, suara hujan menenggelamkan pikirannya.
Semua rasa sakit, pengkhianatan, ketidakpercayaan — semua itu kini menjadi bahan bakar bagi langkah barunya.
Paimon mendekat, wajah kecilnya serius.
Paimon
Aku akan membantumu? Aether sampai kebenaranmu terungkap... Sampai dunia ini tahu siapa kamu sebenarnya.
Untuk pertama kalinya, aether menatap Paimon dengan sedikit kehangatan.
Masih ada satu makhluk yang percaya padanya, tanpa syarat.
aether
Baiklah *berkata pelan*
aether
Aku akan terus maju
aether
Untuk kebenaranku sendiri
Di kejauhan, petir menyambar langit.
Dan di atas menara tertinggi Fontaine, dalam bayang bayang badai, Ken menyaksikan percakapan itu.
ken
Baguslah... Teruslah berjuang, zero-one.
ken
Kerana mulai besok, ujianmu yang sebenarnya akan dimulai.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!