Malam yang sunyi dengan derasnya hujan membuat seorang wanita merasakan perasaan berbeda..
" Mengapa Aku merasa malam ini terasa berbeda" ucap pelan Seorang wanita bernama Sekar Delina pengurus panti Asuhan Kasih Bunda
" Bunda" panggil seorang gadis kecil yang sedang ketakutan sambil memeluk boneka Tedy bear nya
"Asila kenapa kamu belum tidur nak?" tanya Sekar mendekati gadis kecil itu
" Bunda tadi Sila mendengar suara tangisan bayi di samping kamar" ucap Sila dengan mata polosnya
" Bayi?" ucap Sekar mengerutkan kening nya
Asila mengangukan kepalanya dengan tatapan polosnya
" Huff Mungkin kamu salah dengar nak sekarang Sila tidur ya" ucap Sekar dengan lembut
" Tapi bunda temanin Sila sampai tidur ya " ucap Gadis kecil itu
" Iyah sayang ayo ke kamar" ucap Sekar menuntun Sila dengan masih memikirkan perkataan Sila
" Apa benar yang di katakan Sila" batin Sekar bimbang
" Bunda ada apa? Kenapa bunda bengong?" tanya Sila
" Tidak sayang bunda akan membacakan dongeng agar Sila tidur " ucap Sekar setelah tersadar
Beberapa menit kemudian Sila telah tertidur pulas Sekar tersenyum sambil tangannya mengusap kepala Sila
Sekar berjalan ingin ke kamarnya tapi langkahnya terhenti saat..
Oek Oek Oek
Suara tangisan bayi terdengar saat suara deras hujan mulai mereda
Deg Deg Jantung Sekar berdetak kencang
" Suara bayi jadi yang di katakan Sila tadi benar" ucap Sekar lalu mengambil payung dan berjalan keluar
Sekar berjalan menuju sumber suara dan tak jauh dari tempat Sekar berdiri di sana sebuah box yang bisa di pastikan bayi itu berada di dalam nya Sekar mendekat..
" Ya Allaah kasian sekali kamu nak" ucap Sekar tak tega melihat bayi mungil itu bergegas Sekar mengangkat box itu dan membawanya ke dalam
" Tega sekali orang tuamu membuang kamu nak,kamu kedinginan Maafkan bunda yang lambat menyadari keberadaan kamu" ucap Sekar menitikkan airmata
Bayi dalam box itu tersenyum seakan merasa tenang sekarang
" Kamu bayi mungil yang tampan" ucap Sekar tersenyum mengangkat bayi itu dari dalam box mata sekar tertuju pada sebuah surat terselip bersama baju si bayi
Isi surat itu..
Terimakasih untuk kamu yang menemukan bayiku..
Tolong rawatlah dia dengan baik karena aku tak bisa merawatnya..
Aku tau aku orang tua yang tidak bertanggung jawab dan tega membiarkan Anakku di Asuh orang lain..
Tapi percayalah Aku pun terpaksa melakukan nya..
Aku mencintai Anakku tapi suatu Alasan membuat ku tak bisa membiarkan nya bersama ku
Di dalam box itu aku sudah menyiapkan satu kartu beserta pin nya gunakan itu untuk kebutuhan mu dan Anakku
Tolong jaga dia dan berikan dia nama Kenzio
Sekar menatap bayi mungil dalam gendongan nya
" Kenzio bunda tidak tau apa yang terjadi pada Mamamu tapi bunda yakin jika mama mu sangat mencintaimu" ucap Sekar
" Sekarang Kenzio bersama bunda Sekar dan bunda akan merawat dan menjaga Kenzio " ucap Sekar tersenyum
Bayi mungil itu tersenyum seakan tau perkataan Sekar
" Sekarang bunda akan membersihkan tubuh Ken setelah itu kita tidur besok ken akan bertemu saudara ken di sini " ucap Sekar bahagia
Sementara itu di luar Panti Seorang wanita cantik dengan tubuh yang basah karena hujan menatap sendu ke arah panti
" Maafkan Mama nak semoga kamu baik' saja di sini hiks hiks" ucap Gadis itu terisak
Beberapa Jam yang lalu sebelum ke Panti ini
Prangg
Tuan Alexander menghancurkan barang di depannya
" Papa tidak mau tau Maura kamu harus membuang Anak itu" Ucap Tuan Alexander
" Pah Maura mohon bagaimana pun Ken adalah Cucu papa " ucap Maura Gadis berlutut dengan terus terisak
" Dia Anak haram mau taruh di mana Muka papa jika semua orang tau Putri keluarga Alexander melahirkan Anak di luar nikah bahkan tidak memiliki Ayah" ucap Alexander Murka
" Ini salah maura pah biarkan Maura bersama ken dia darah daging Maura Pah " ucap Maura memeluk kaki Papah nya
Bruk
Tuan Alexander menolak putrinya lalu menatap tajam Maura
" Apa kamu belum puas membuat papa Malu dan kecewa Maura apa kamu ingin papa Mati saja?" tanya Alexander
Oek oek oek
Suara tangisan ken terdengar Maura menoleh melihat Nany membawa Ken
" cup cup sayang jangan nangis yah" ucap Maura menenangkan bayi Ken yang baru seminggu Maura lahirkan
Melihat pemandangan itu Tuan Alexander membuang mukanya sebenarnya dia merasa sedih tapi kembali lagi egonya terlalu tinggi
" Ingat kata' papa Maura jika tidak bayi itu akan papa lenyapkan" ucap Tuan Alexander lalu pergi
Deg
perasaan Maura hancur lalu memeluk erat bayinya
" Maafkan Mama nak" ucap Maura terisak
" Nak " seseorang menepuk pundak Maura dari belakang Maura menoleh
Terlihat seorang wanita setelah baya bernama Ratih Alexander ibu kandung Maura
" Duduklah disini" ucap Ratih membantu Maura berdiri dan duduk di sofa
" Jangan menangis" ucap Ratih menghapus airmata putri satu satunya
" Maura tidak ingin berpisah dengan Ken mah" ucap Maura
Ratih menatap sedih putrinya walaupun putrinya bersalah karena telah Hamil di luar nikah tapi bagi Ratih Maura tetap putrinya
" Ini salah maura mah Andai saat itu Maura mendengar kan mama untuk tak masuk kedalam Club ini semua tidak akan terjadi Maura bahkan tidak mengenal laki' yang meniduri Maura" ucap Maura terisak karena saat itu Maura sedang mabuk dan laki' itu laki' pertama yang menyentuh Maura
" Sudah nak jangan sedih Terus kasian cucu Mamah terganggu" ucap Ratih menatap Cucunya
" Apa yang harus Maura lakukan Mah?" tanya Maura putus asa
" Mama minta maaf Karena tidak berhasil membujuk Papamu " ucap Ratih sedih
" demi keselamatan ken Maura harus berpisah dengan Ken " ucap Maura
" Apa maksud mu nak?" Tanya Ratih
" Maura akan membawa ken jauh dari papa" ucap Maura
" Jangan nak besok kita bicarakan lagi dengan papa ya" bujuk Ratih tapi Maura menggelengkan kepalanya
" Maura akan memberikan Ken di tangan orang yang tepat " ucap Maura lagi
Itulah mengapa Maura terpaksa menyimpan ken di panti Asuhan Kasih Bunda karena Maura yakin Ken akan aman di sini Karena jauh dari kota tempat Maura dan keluarga nya tinggal
Pagi hari Sekar terbangun saat mendengar kan tangisan Kenzio
" Anak bunda sudah bangun ya" ucap Sekar tersenyum lalu ingin mengangkat kenzio tapi
" Maafkan bunda sayang ternyata Zio bangun karena tidak nyaman" ucap Sekar melihat ternyata kenzio sedang buang air
Sekar membersihkan dan memandikan kenzio setelah rapi dan wangi sekar membawa kekuar Zio
Semua Anak panti terkejut melihat Sekar sedang menggendong seorang bayi
" Bunda" panggil Sila
" iyah sayang" Jawab Sekar
" apa dia adik baru Sila dan teman'?" tanya Sila membuat semuanya mendekat
Sekar tersenyum lalu duduk menghadap mereka
" Iyah dia adik kecil kalian namanya Kenzio" ucap Sekar
" sejak kapan dia di sini Bunda?" tanya seorang anak laki-laki bernama Vero
" semalam bunda menemukan Kenzio" ujar sekar
" Jadi yang semalam Sila dengar itu tangisan Zio ya bunda?" tanya Asila
" iyah sayang benar dan maaf bunda sempat tidak mempercayai Asila " ucap Sekar
" iyah bunda Hore Sila punya adik kecil " ucap Sila senang
" Yey sekarang kita mempunyai saudara baru " ucap seorang anak benama Vania
" Aku akan mengajak Zio bermain bola saat sudah dewasa" ucap Fajar
" Kami Sayang Zio " ucap semuanya
Sekar tersenyum melihat Antusias Anak' Walaupun panti ini kecil dan baru sedikit Anak di panti ini tapi Sekar senang Mengasuh mereka
" Sekar " panggil Irma saat memasuki panti itu
" Irma kemari " ucap Sekar
Irma menghampiri mereka dan menatap bayi di gendongan Sekar
" wah tampan sekali kamu nak" ucap Irma tersenyum
" sejak kapan bayi ini di sini?" tanya Irma
Sekar pun menceritakan semuanya pada Irma
" kasian sekali kamu nak" ucap Irma menatap bayi Kenzio
" Namanya siapa Sekar?" tanya irma
" Kenzio" ucap Sekar
" Nama yang cocok untuk bayi tampan ini " ucap Irma mencolek pipi Kenzio
" Irma bisakah kamu tinggal bersama kami di sini?" tanya Sekar
" Hm baiklah aku akan tinggal di sini dan membantu mengurus Anak-anak" ujar Irma senang
" Terimakasih Irma " ucap Sekar tersenyum
Sebuah Rumah mewah milik keluarga Alexander terasa semakin sepi
" Di mana Maura?" tanya Alexander dengan tatapan dinginnya
"Maura sedang di kamarnya Pah"Jawab Ratih
" Bi Ani " panggil Alexander
" Ya Tuan" jawab bi Ani dengan perasaan takut
" panggilkan Maura di kamarnya dan suruh dia kemari " ucap Alexander tegas
" Baik Tuan " ucap Bi Ani lalu berjalan tergesa menuju kamar Maura
Tok Tok Tok
" Non Maura ini bibi tolong buka pintunya" ucap Bi Ani
Ceklek
Maura membuka pintunya
" Non di panggil Tuan di meja makan" ucap Bi Ani menatap sedih Maura
" iyah bi " ucap Maura berusaha tersenyum
Maura dan Bi Ani berjalan bersama lalu bi Ami menuju dapur sedangkan Maura menuju meja makan
" Duduk dan makan" ucap Tuan Alexander
Ratih menatap sedih putrinya lalu Maura duduk dan memakan makanan nya yang terasa hambar bagi Maura
" Setelah ini bereskan barangmu Maura" ujar tuan Alexander
Maura menghentikan makannya dan menatap Papah nya
" Apa maksud papa?" Tanya Maura
" Kamu akan kembali ke London memulai lagi Kuliah mu" ucap Tuan Alexander
" Papa tidak bisa seenaknya mengatur Maura apa papa belum puas membuat Maura harus jauh dari Anak maura?" tanya Maura meninggi kan Suaranya dan matanya memanas
Plakk
Tuan Alexander bangun dari tempat duduk nya dan menampar pipi Maura
" Siapa yang menyuruhmu meninggikan suara saat bicara dengan Papa" ucap Tuan Alexander marah
" Pah sudah jagan memarahi Maura lagi "ucap Ratih
" Diam kamu ini semua salah mu juga yang terlalu memanjakan Anakmu " ucap Tuan Alexander
" Pah Maura juga Anak Papa dan apa yang papa lakukan sudah melewati batas " ucap Ratih membantah Suaminya
" Kamu " ucap tuan Alexander ingin menampar wajah Ratih tapi
" Sudah pah baiklah Maura ikuti kemauan Papa tapi jangan sakiti Mama" ucap Maura berdiri di hadapannya Papanya
" Aku berubah pikiran bukan hanya Maura tapi kita semua akan pindah ke London dan menetap selamanya di sana" ucap Tuan Alexander tak ingin di Bantah lalu meninggalkan Maura dan istrinya
" hiks hiks hiks Mah" ucap Maura menangis dalam pelukan Mamanya
" Maafkan mama yang tidak bisa melindungi kamu dan ken nak" ucap Ratih
Tanpa Mereka sadari Tuan Alexander melihat dari Jauh
" Maafkan papa Maura" ucap Tuan Alexander pelan
Panti Asuhan Kasih Bunda
" pintar sekali Anak Bunda" ucap Sekar setelah memberi Zio susu bayi itu begitu tenang
" Dia seperti mengerti bahasa kita heheh" ucap Irma merasa gemas pada Zio
" Di lihat dari wajah Zio seperti nya Ayah dan ibunya Tampan dan Cantik " ucap irma
" aku setuju dengan mu " ujar Sekar
" Aku masih berpikir apa alasan ibunya meninggal kan Zio " ujar Irma
"Aku juga bingung Irma ibu Zio menitipkan satu kartu beserta pin nya dan kamu tau kartu itu tak terbatas " ucap Sekar
Irma terkejut lalu menatap bayi Zio
" sepertinya dia berasal dari keluarga kaya" ucap Irma
" Ya aku juga berpikir seperti itu " ucap Sekar
" Apa Zio tidak di berikan nama belakang atau Marga nya?" tanya Irma
" Tidak ada irma " ucap Sekar
" Bagaimana jika besar nanti Zio bertanya" ucap Irma
Sekar menghela nafasnya lalu menatap wajah Zio
"Aku akan berkata jujur" jawab Sekar
" Bunda" panggil Sila yang datang bersama Vania
" Iyah sayang ada apa?" tanya Sekar
" Sila dan Vania ingin melihat adek Zio" ucap Sila
" kemarilah " pinta Sekar
Vania dan Sila menatap gemas bayi Zio
" Hehehe adek lucu sekali" ucap Vania
" Kamu benar Vania " ucap Sila
Semenjak kehadiran Kenzio di Panti Asuhan Kasih Bunda suasana semakin ramai dengan kelucuan Zio
Seorang Wanita cantik dengan wajah khas Asia berjalan santai sambil memikirkan sesuatu
Bruk
Gadis itu tak sengaja menabrak seseorang saat melihat wajah seorang yang di tabrak nya
" Aku merasa seperti perna bertemu dengan nya tapi di mana?" batin Maura
Ya Gadis itu adalah Maura Alexander yang sedang melanjutkan kembali kuliah nya di London
" Apa kamu sengaja ingin menabrakkan diri?" tanya Pria bermata hazel itu dengan tatapan dingin
" Maaf Tuan saya tidak sengaja dan tidak seperti yang Tuan pikirkan" ucap Maura menatap tajam pria itu
" Jika begitu jangan menghalangi jalanku " ucap Pria itu tegas
" Dasar sombong " batin Maura kesal menatap tajam
"Jangan menatapku seperti itu Lady " ucapnya dingin
" Edwar " Panggil Seorang pria bermata biru yang tampan walaupun masih di bawah Edwar
" oh jadi namanya Edwar" batin Maura
Edwar Kingston Seorang pria dengan kekayan dan berbagai bisnis yang ia punya baik legal maupun Ilegal
" Ada Apa?" tanya Edwar pada Asistennya bernama James Arthur
" Anggota kita di serang oleh kelompok Black Moon " ucap James panik
" Kita kesana sekarang " ucap Edwar mengepalkan tangannya
" Baik Ed" ucap James
Saat Edwar akan melewati Maura tatapan mereka bertemu dan Jantung Maura berdetak kencang
Dorr
Dorr
Dorr
Edwar menembak dengan santai tapi tepat sasaran mengunakan jubah hitam dan topeng muka yang selalu di gunakan nya
"Lion King " ucap Seorang Anak buah Black Moon dengan tubuh gemetar
" Rupanya kalian ingin mati secepatnya" ucap King dengan tegas
Suasana semakin mencekam darah berceceran
" Di mana Tuan kalian" ucap King dengan mengepalkan tangannya
" Geledah semua tempat ini Jams" perintah Edwar pada James dan Anak buahnya
Edwar mendekati salah satu Anak buah Black Moon
Srekk
Edwar menggores pisaunya pada lengan pria itu
" Akhhh sakit tolong lepaskan saya" ucap Pria itu
" Melepaskan mu jangan mimpi bukankah ini yang kalian mau sehingga berani menyerang markas ku " ucap Edwar menggores semakin ke dalam lengan pria itu
" Cih pergilah kau ke neraka" ucap Edwar menembak tepat di kepala pria itu
Dorr
Tak lama James datang dan mengatakan jika ketua black Moon telah kabur
" Brengsek" ucap Edwar mengepalkan tangannya
" Ayo kita pergi hari ini mungkin dia bisa lolos tapi tidak untuk kedepannya hancurkan tempat ini jangan tinggalkan jejak " ucap Edwar
Setelah mereka keluar James membuang sesuatu ke dalam markas Black Moon
Duarr Suara ledakan terdengar
" Kamu ingin ke mansion Ed?" tanya James saat mereka sudah di perjalanan pulang
" Tidak aku malas bertemu perempuan licik itu" ucap Edwar
" Baiklah " ucap James
Sementara itu di Apartemen mewah terlihat seorang gadis sedang termenung di balkon menatap langit malam
" Sedang apa kamu di sana nak" ucap Maura sedih
" Mama sangat merindukan Ken" ucap Maura sambil meneteskan airmata
Tanpa Maura sadari di balkon kamar sampingnya Seorang pria dengan tatapan tajamnya menatap Maura sedari tadi
" Dasar Cengeng" batin Edwar ya pemuda itu adalah Edwar Kingston
Edwar yang sedang banyak pikiran memilih berdiri di balkon kamarnya seperti setiap sedang banyak pikiran tapi Edwar tak sengaja menatap ke samping kamarnya dan di sana Edwar melihat gadis yang menabrak nya tadi
Maura yang merasakan sedang di perhatikan pun Menoleh tapi Maura tidak melihat siapa pun
" Aneh aku merasa sedang di perhatikan apa perasaan ku saja" ucap Maura sambil meraba tengkuknya Maura merasa takut dan bergegas masuk ke dalam kamarnya
" Selain Cengeng dia juga penakut" ucap Edwar tersenyum tipis
Keesokan paginya Maura berjalan tergesa-gesa karena telat bangun
" Astaga ini semua karena ketakutan semalam jadinya Bangun kesiangan" Gerutu Maura sambil berjalan cepat
Ting
Lif terbuka dan Maura memasuki lif tanpa memperhatikan sekeliling nya
Maura terdiam karena menghirup Aroma parfum yang begitu menenangkan
"Aku suka bau parfum ini hehehe" ucap Maura lalu menatap ke belakang
Deg Jantung Maura berdetak kencang
" Dia lagi" batin Maura sambil menatap kedua cowo tampan di belakang nya
" Hey Nona" ucap James tersenyum pada Maura
" hai Tuan " ucap Maura membalas senyum James sementara Edwar semakin menatap tajam Maura
" Dari wajah mu sepertinya kamu bukan berasal dari sini?" tanya James
" iyah Tuan saya berasal dari Indonesia " ucap Maura ramah
" Apa kamu bekerja di sini?" tanya James lagi
"tidak tuan Saya sedang kuliah " ucap Maura
Saat James akan bertanya..
" James bisakah kamu diam jangan merasa sok kenal dengan orang Asing" ucap Edwar menatap tajam James
Ting
pintu lift pun terbuka
" Tuan james senang berkenalan dengan mu dan selalu tersenyum pada orang lain jangan seperti tuan di samping mu jika tidak maka akan cepat tua" ucap Maura
James menutup mulutnya menahan agar tidak menertawakan bosnya sementara Edwar terkejut
" Kau" ucap Edwar menatap tajam Maura
" Nama ku Maura dan Tuan James sampai bertemu di lain waktu aku harus pergi bye" ucap Maura lalu berjalan keluar lif
Edwar menatap tajam James
" Sudah puas menertawakan bos mu?" tanya Edwar ketus
" Hahaha Ed Sungguh baru kali ini Aku melihat gadis yang tidak tertarik pada pesona mu " ucap James
Mendengar perkataan James membuat Edwar sangat kesal
"Sepertinya aku harus memberikan pelajaran pada bibir mungil mu itu nona Maura" batin Edwar dengan tersenyum menyeringai
James yang melihat senyum Edwar pun menatap curiga
" Apa yang sedang kamu rencanakan Ed jangan sakiti Maura dia gadis baik" ucap James sambil mereka berjalan keluar
" Jangan mengaturku" ucap Edwar tegas
" Tapi jika menyangkut Maura sepertinya aku akan ikut campur" ucap James mendengar itu Edwar menatap tajam James
" Apa kamu jatuh cinta pada gadis tidak sopan itu ?" tanya Edwar
" Bukan seperti itu aku hanya merasakan Maura berbeda dengan gadis yang sering mencari perhatian mu " ucap James jujur
" Hm " ucap Edwar berjalan
" huff dasar kulkas berjalan" ucap James mengumpat Edwar
" Aku mendengar nya James " ucap Edwar
" ya maafkan aku " ucap James lalu mereka menaiki mobil menuju kantor
University College London
" Maura" panggil seorang gadis bernama Jeny
" hay Jen " ucap Maura mereka pun berpelukan
" Ayo kita segera ke kelas hari ini pak Hery yang akan memasuki kelas kita " ucap Jeny
" bukannya pak Wiliam?" tanya Maura
" Hehehe pacarmu itu sedang ada urusan jadi di gantikan pak Hery" ucap Jeny
" Tolong di ralat ya bukan pacarku "jawab Maura kesal
" tapi semua tau kalau pak Wiliam menyukai mu " ucap Jeny mengoda sahabat nya
" hm berhenti lah mengganggu ku " ucap Maura lalu memasuki kelas mengikuti pelajaran pak Hery
Panti Asuhan Kasih Bunda, Indonesia
Oek oek oek
" Sekar kenapa dengan Zio?" tanya Irma
" Badan zio panas Irma " ucap Sekar cemas
" pantas saja hari ini Zio rewel berikan zio pada ku kamu mengurus ana' yang lainnya " ucap Irma karena sedari tadi Sekar yang menjaga Zio
" baiklah bantuin aku memberikan Zio obat Irma" ucap Sekar
Setelah memberi zio obat Irma mengendong Zio
Tak lama bayi mungil itu pun terlelap
" cepat sembuh ya Sayang" ucap Irma mengecup kening Zio
" Bunda tadi Varo mendengar tangisan Zio " ucap Varo
" Iyah nak adik zio sedang sakit " ucap Sekar
" kasian adik Zio " ucap mereka ikut merasa sedih mendengar bayi kecil itu sakit
" kalian makan dulu ya Bunda Irma sudah menyiapkan Makanan" ucap Sekar
Mereka makan dengan lahapnya Sekar tersenyum melihat mereka setelah makan sekar mengantar mereka ke sekolah Anak'
" Bagaimana keadaan zio Irma?" tanya Sekar
" Panasnya sudah turun dan Zio sedang tidur " ucap Irma
" Terimakasih Irma " ucap Sekar
" kamu seperti sama siapa saja" ucap Irma terkekeh
" sekarang kamu makan Sekar setelah itu istirahat bersama zio biar Anak' nanti aku yang menjemput mereka " ucap Irma
" baiklah irma " ucap Sekar
Begitulah kehidupan mereka saling membantu karena sekar dan Irma sama' tak memiliki orang tua lagi
Alexander Company
Bruk
" Begini kah cara kalian bekerja membuat sebuah laporan saja tidak benar "ucap Tuan Alexander mengebrak Meja di depannya
Semua karyawannya menunduk takut hari ini tiba' saja Tuan Alexander datang ke perusahaan cabang dan mengadakan rapat karena selama ini beliau tidak pernah ke Perusahaan cabang
" Berto setelah ini keruangan ku ada yang ingin ku tanyakan" ucap Tuan Alexander berjalan meninggalkan ruangan rapat
Seorang yang bernama Berto mengepalkan tangannya dengan perasaan cemas
" Apa si tua Bangka itu mengetahui jika aku melakukan korupsi" batin Berto dengan perasaan takut
Tok tok tok
Berto mengetuk pintu ruangan Tuan Alexander
Ceklek
pintu di buka oleh Demian Asisten Alexander
" Duduklah" ucap Alexander dengan ekspresi datar
Setelah duduk Berto memberanikan diri menatap Tuan Alexander
" Ada apa tuan meminta ku kemari?" tanya Berto mencoba untuk tenang
Tuan Alexander tersenyum menyeringai
" Bisa kamu jelaskan laporan keuangan selama ini?" tanya Alexander melemparkan sebuah map di hadapan Berto
Berto mengambil map itu membuka dan terkejut melihat isinya
" Kenapa kamu terkejut?" tanya Tuan Alexander
"Ini fitnah Tuan saya tidak mungkin melakukan korupsi " ucap Berto dengan perasaan Cemas
" Masih belum mengakui Baiklah " ucap Tuan Alexander
" Demian " panggil Alexander
seakan tau maksud bosnya memanggil Demian pun datang menyerah kan sebuah flashdisk
" Ini Tuan" ucap Demian
Berto sudah berkeringat dingin melihat flashdisk itu
" lihatlah" ucap Alexander setelah memutar sebuah vidio memperlihatkan kelakuan Berto selama ini
" Tuan Ampuni saya beri saya satu kesempatan lagi saya berjanji tidak akan mengulangi nya lagi" ucap Berto
" Tidak ada kesempatan kedua kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu " ucap Alexander tegas
" Demian persilahkan mereka masuk " ucap Tuan Alexander
Dua orang polisi masuk dan memborgol Berto
" Lepaskan saya tidak bersalah" ucap Berto memohon
" Tuan Alexander tolong bebaskan saya " ucap Berto
" Diam semua bukti sudah ada " ucap polisi itu
" Tuan kami permisi" ucap polisi itu dam membawa pergi Berto yang terus meronta ingin di lepaskan
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!