Berawal dari sebuah perjodohan yang sudah dilakukan sejak lama, Rayhan Akbar harus menjalani kehidupan sebagai seorang suami atas keinginan sang ibu.
Reyhan sangat menyayangi ibunya,karena setelah kepergian ayahnya Dia lah yang menjaga ibu dan adik perempuan satu-satunya, Reyhan bertekad untuk mematuhi semua yang ibunya inginkan termasuk menikah dengan seseorang yang tidak ia cinta.
Namanya adalah Anaya Aisya biasa dipanggil Aisya,dia gadis sederhana, cantik dan pintar, usianya 23 tahun dia seorang guru disebuah sekolah taman kanak-kanak, setiap hari kegiatannya adalah mengajar, Aisyah sangat menyukai anak kecil.
Kedua orang tua mereka menjodohkan Reyhan dan Aisya saat orangtuanya belum menikah,Rini adalah ibu Reyhan yang pertama berinisiatif untuk membuat perjodohan,dan Fatima adalah ibunya Aisya menyetujui rencana ibu Reyhan,dengan alasan agar persahabatan mereka tetap terjaga.
Reyhan berusia 28 tahun dia adalah seorang Dosen di kampus A,selain tampan dia juga sangat pintar namun dia seorang yang pendiam dan tidak banyak bicara kecuali profesinya yang mengharuskan Reyhan bicara.
"Nak ibu ingin bicara" Ucap bu Rini pada anaknya Reyhan
"Bicara apa bu? silahkan Reyhan mendengarkan"
"Begini nak,usiamu sudah cocok untuk menikah ibu pun sudah tidak muda lagi,dan ibu ingin segera menimang cucu"
Reyhan yang sedang mengoreksi tugas mahasiswa pun menghentikan aktivitasnya.
"Maafkan Reyhan Bu,tapi saat ini Reyhan belum menemukan orang yang cocok untuk menjadi pendamping ku Bu"
"Nak,apa kamu tidak keberatan bila ibu yang mencarikan pendamping untukmu?"
Reyhan terkejut namun dia pun tak ingin menolak keinginan ibunya,dan dia bertekad sejak awal untuk membahagiakan ibunya, mungkin salah satunya menyetujui pilihan ibunya.
"Reyhan menurut saja dengan ibu,apa yang ibu pilihkan untukku pasti yang terbaik"
Ibunya tersenyum mendengar ucapan sang anak, bagaimana tidak dia selalu diperlakukan baik oleh anaknya dan tak pernah membantah keinginannya.
"Alhamdulillah,ibu senang mendengarnya, secepatnya kita menemui gadis yang akan menjadi pendamping mu"
"Baik Bu, beritahu saja kalau waktunya sudah dapat"
Pukul 11 malam Reyhan kembali ke kamarnya,dia memikirkan kembali keinginan ibunya, bagaimana mungkin dia menikah dengan seseorang yang tidak ia cintai,namun dia pun tak ingin melukai perasaan ibunya. Dengan segala kepasrahan dan niatnya untuk berbakti pada orangtuanya Reyhan berharap Allah meridhoi pernikahannya.
***
Hari pertemuan sudah ditentukan, tepatnya hari Minggu ini ,Reyhan dan keluarga akan melamar sekaligus menentukan tanggal pernikahan Aisya dan Reyhan. Keduanya nampak penurut mereka tidak melakukan bantahan ataupun menolak,sampai akhirnya mereka bertemu pun keduanya tetap diam dan mengikuti keputusan orang tuanya.
Pukul 10 pagi Reyhan dan keluarga sudah sampai dikediaman Aisya , Reyhan membawa paman serta bibi bibi nya,tak lupa pak ustadz yang akan menjadi juru bicara keluarga Reyhan. Saat yang dinantikan pun telah tiba Aisya dengan anggun dan cantik telah keluar dari kamarnya untuk melakukan tukar cincin dengan Reyhan.
"Mas,orang yang akan menjadi istri mu sudah keluar,dia cantik sepertinya baik" Ucap Raihana adiknya Reyhan
Reyhan yang sedang fokus dengan HP-nya pun melihat kearah Aisya dan terlihat kagum dengan penampilannya meskipun tak membuatnya seketika jatuh cinta.
Reyhan mengangguk tanda menyetujui apa yang adiknya ucapkan.
Setelah maksud dan tujuan tersampaikan, keputusan pun di dapat, pernikahan mereka akan terlaksana satu bulan lagi, keduanya tetap tidak melakukan penolakan, dan mengikuti apa yang sudah orang tua mereka putuskan.
*
*
*
Selamat membaca jangan lupa dukungan kalian ❤️😍
Hari pernikahan pun tiba keduanya tengah duduk disebuah bangku yang disediakan untuk akad nikah,Aisya menggunakan kebaya yang sangat cantik dan hijab yang senada dengan bajunya, begitupun Reyhan yang tampan dengan pakaian formal kemeja putih dan jas serta kopiah hitam dikepalanya.
Akad nikah dilaksanakan dirumah Aisya dengan dihadiri sanak saudara dan juga sahabat dari masing-masing mempelai.
Wali : saudara Reyhan Akbar bin Ahmad Akbar
Jawab mempelai laki-laki : saya
Wali : Saya nikahkan anda dengan anak perempuanku Anaya Aisya bint Rahman Adi dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan perhiasan mas 50gr sudah dibayar tunai.
Qobul : saya terima nikahnya Anaya Aisya binti Rahman Adi putri bapak untuk saya sendiri dengan mas kawin tersebut tunai.
"Bagaimana mana para saksi sah?"ucap penghulu
"Sah..sah..sah"sahut para saksi
Penghulu pun berdoa dan kemudian menyerahkan buku nikah kepada kedua mempelai,Aisya mencium tangan Reyhan dan Reyhan mencium kening Aisya. Akad nikah berjalan dengan lancar dan resepsi pun langsung diadakan di kediaman Aisya dengan sederhana namun terkonsep dengan baik.
Satu persatu tamu memberi selamat kepada Reyhan dan Aisya ,rekan seprofesi Reyhan maupun Aisya,sanak saudara berkumpul demi acara keduanya.
*
*
Setelah acara selesai pukul 9 malam mereka beristirahat dikamar Aisya,nampak kecanggungan diantara keduanya,karena ini pengalaman pertama mereka. Reyhan sudah berjanji akan memperlakukan Aisya dengan baik meskipun dia tidak mencintainya dan Reyhan akan menjalankan kewajibannya bersama Aisya meskipun dengan setengah hati. Setelah bersih-bersih mereka duduk berdua ditempat tidur dan telah melaksanakan shalat sunah dua rakaat sebelum tidur.
"Aisya apa aku boleh menyentuh dan meminta hak ku sebagai suami mu" Tanya Reyhan pada Aisya
Aisya pun tertunduk malu,namun dia sadar itu adalah kewajibannya dan akan sangat berdosa jika dia tidak menjalankannya.
"Aisya bersedia mas,karena mas sudah sah menjadi suamiku jadi aku ingin menjalankan kewajiban ku sebagai seorang istri"
Reyhan tersenyum tipis mendengar jawaban Aisya dia mulai mencium kening Aisya kemudian Reyhan mencium bibir Aisya hingga keduanya kehabisan napas. Tangan Reyhan perlahan membuka satu persatu pakaian Aisya setelah istrinya tanpa sehelai benangpun ditubuhnya dia mulai berjima dengan istrinya, Reyhan melakukan kegiatannya secara perlahan karena menyadari ini pengalaman pertama mereka dan Reyhan tidak ingin menyakiti Aisya.
Setelah keduanya mencapai klimaks, Reyhan dan Aisya tertidur pulas dengan posisi Aisya memeluk tubuh Reyhan. Pukul setengah lima pagi Reyhan terbangun,dia terkejut saat bangun ada tangan yang melingkar ditubuhnya,namun dia langsung tersadar bahwa yang memeluknya adalah Aisya perempuan yang sudah iya nikahi kemarin pagi.
Sejenak pikiran Reyhan berlarian,dia menikahi Aisya tanpa perasaan cinta,dia berharap suatu saat nanti bisa merasakan perasaan tersebut, meskipun baginya tidak akan mudah,namun Reyhan akan tetap memperlakukan istrinya dengan baik dan juga untuk saat ini dia akan pura-pura mencintai istrinya. Reyhan tidak ingin menyakiti hati Aisya dan ibunya yang sudah merencanakan pernikahan ini jauh-jauh hari.
"Mas sudah bangun?" tanya Aisya membuyarkan lamunan Reyhan
"Iya,mas sudah bangun, sebentar lagi subuh dek"
"Yasudah kita mandi besar, sebaiknya mas lebih dulu karena bapa pasti mengajak mas shalat di masjid"
"Baiklah,kamar mandinya sebelah mana?"
"Kamar mandinya hanya ada satu mas, letaknya dekat dengan dapur"
"Oh baiklah, aku mandi lebih dulu ya"
Aisya pun mengangguk.
Sebelum itu Aisya menyiapkan baju dan juga celana yang akan dibawanya ke kamar mandi sebagai baju ganti. Setelah Reyhan pergi mandi Aisya menyiapkan baju Koko dan juga kain sarung yang akan digunakan shalat ke masjid.
Setelah selesai shalat subuh Aisya menyiapkan sarapan bersama ibunya,Aisya adalah anak tunggal jadi apapun yang Aisya lakukan hanyalah bersama sang ibu.
"Nak segeralah buatkan kopi untuk suamimu dan juga bapak"
"Baik Bu"
"Nak, jadilah istri yang penurut, lakukan apa yang diperintahkan suamimu selama hal itu membawamu pada kebaikan"
"Iya Bu,Aisya akan berusaha menjadi istri yang patuh pada suami"
"Meskipun kalian di jodohkan,ibu yakin suatu saat nanti kamu bisa mencintai suamimu dan juga sebaliknya,jika suamimu belum bisa menerima mu maka bersabarlah dan berdoa selalu untuk kebaikan rumahtangga kalian"
"Akan Aisya ingat pesan-pesan ibu dengan baik"
"Kamu anak ibu satu-satunya, berusahalah untuk secepatnya memberikan cucu untuk ibu dan bapak agar kami tidak terlalu kesepian lagi"
Aisya tertunduk malu, mengingat kejadian semalam yang ia lakukan dengan Reyhan,dia memperlakukannya dengan lembut,dan Aisya merasa bahwa Reyhan melakukannya dengan penuh perasaan hingga mereka mendapatkan kenikmatan yang sama. entahlah
"Iya Bu,akan Aisya bicarakan sama mas Reyhan nanti"
Ibu tersenyum menanggapi ucapan Aisya.
***
Pukul 6 Reyhan dan bapak Aisya kembali kerumah,mereka berdua disambut ramah oleh kedua perempuan yang ada dirumah itu,bapak dengan senyum manisnya dan Reyhan yang juga tersenyum namun seperti dipaksakan namun hal itu hanya Reyhan yang merasakan. Keduanya langsung mencium tangan suami masing-masing dan mengajaknya ke meja makan.
"Sudah pulang pak, mas?"
"Iya" jawab bapak dan Reyhan bersamaan
"Mari pak,nak Reyhan kita sarapan dulu"
"Baik Bu"sahut keduanya
Aisya mengambilkan sarapan untuk Reyhan dan Reyhan menerimanya dengan baik.
"Ini mas, silahkan dimakan"
"Terimama kasih dek"
Aisya pun tersenyum mendengar ucapan terima kasih dari Reyhan. Setelah selesai makan Reyhan dan Aisya kembali ke kamar tak lama Reyhan mengutarakan maksudnya untuk mengajak Aisya pindah.
"Dek"
"Iya mas"
"Mas mau mengatakan sesuatu"
"Apa itu mas?"
"Dek,mas tau kamu adalah anak tunggal dirumah ini,tapi mas ingin membawamu pindah dan kita tinggal berdua saja,apa kamu setuju?"
Aisya terdiam mendengar ajakan suaminya untuk pindah,disatu sisi dia tak ingin berpisah dengan orang tuanya,namun disisi lain Reyhan adalah suaminya. Saat keduanya sah menjadi suami istri maka Aisya adalah tanggung jawab suaminya ,bukan lagi orang tuanya,dan Aisya pun mengingat nasehat itu, bagaimana pun ia harus ikut dengan suaminya.
"Mas, sekarang Aisya adalah istri mas dan juga tanggung jawab mas,jadi Aisya akan ikut semua keputusan mas termasuk pindah dan tinggal bersama mas"
*Be*gitu Sholehah nya Aisya semoga aku bisa mencintaimu secepatnya,aku tidak ingin merasa bersalah dan terus berpura-pura mencintainya,aku ingin melakukannya dengan tulus.
"Terima kasih karena kamu sudah setuju untuk pindah dan tinggal bersama ku, karena aku pikir dengan kita tinggal berdua saja,kita akan mandiri tanpa melibatkan orang tuaku ataupun orang tuamu"
"Iya mas Aisya mengerti,mas pasti sudah memikirkannya matang-matang,dan Aisya sebagai istri akan selalu ikut semua keputusan mas selama itu baik"
"Sekali lagi terima kasih"
"Oiya mas,apa Aisya masih bisa beraktivitas seperti biasa, mengajar dan ikut pengajian rutin bersama teman-teman Aisya?"
"Tentu saja kamu masih bisa beraktivitas, namun harus tahu batasan karena kamu sudah menikah dan harus tahu mana yang harus didahulukan"
"Terima kasih mas,Aisya akan mengingat kewajiban Aisya sebagai istri dan akan selalu memprioritaskan urusan rumah tangga"
"Sebaiknya kita membicarakan soal kepindahan kita kepada ibu dan bapak, setelah mereka menyetujui kita segera berkemas dan menuju ke kediaman baru kita"
"Baik mas"
Setelah obrolan singkat lalu keduanya meminta izin kepada ibu dan bapak aisya untuk mengajak istrinya pindah, dan memulai kehidupan barunya hanya berdua saja. Keduanya tengah duduk di ruang tamu sambil memantau para pegawai yang sedang merapikan tenda bekas resepsi kemarin.
"Pak,Bu,mas Reyhan ingin bicara" ucap aisya
"Oh silahkan duduk, apa yang ingin kalian bicarakan?"
"Begini pak,buk Reyhan berniat membawa Aisya pindah"
Kedua orang tua Aisya sedikit terkejut pasalnya mereka baru satu hari sah menjadi suami istri dan sudah akan meninggalkan rumah,namun dengan berat hati dan perasaan bahagia orang tua Aisya pun memberikan izin.
"Apa tidak terlalu cepat nak,kalian baru satu hari menikah?"
"Sepertinya tidak Bu,jika kalian mengijinkan Reyhan akan membawa Aisya pindah hari ini juga"
"Apa kamu akan membawa Aisya tinggal dirumah orang tuamu?"sambung ibu memotong pembicaraan
"Tidak Bu,Reyhan sudah punya rumah sendiri,sejak kuliah dulu Reyhan meneruskan usaha ayah,dan penghasilan yang Reyhan dapatkan sengaja Reyhan buatkan rumah, untuk anak dan istri Reyhan kelak"
Kedua orang tua Aisya,begitu pun Aisya merasa kagum dengan sosok Reyhan yang ternyata sudah memikirkan masa depan keluarganya jauh-jauh hari,dan tambahlah keyakinan orang tua Aisya untuk mengijinkan keduanya pindah,karena sifat tanggung jawab yang Reyhan tujukan.
"Baiklah, ibu dan bapak tidak bisa lagi melarang kalian,karena anak kami sudah menjadi tanggung jawab suaminya,ibu dan bapak hanya berpesan tolong jaga anak kami satu-satunya jangan sakiti dia, bahagiakan dia dengan segenap kemampuan mu nak, karena Aisya harta kami satu-satunya,akan sangat hancur hati kami jika Aisya terluka"ucap ibu
"Dan satu lagi nak,bimbing Aisya selalu jika suatu saat nanti kamu sudah tidak menginginkan anak bapak,tolong jangan sakiti dia, katakan pada bapak, dengan senang hati bapak akan membawanya kembali pulang"ucap bapak Aisya dengan mata yang berkaca-kaca
Deg perasaan Reyhan merasa tersentak oleh ucapan ayah mertuanya, bagaimana tidak niatnya sejak awal adalah akan pura-pura mencintai istrinya bukan belajar mencintai istrinya,namun hal itu nampaknya bisa Reyhan sembunyikan dengan baik.
"Bapak, ibu. jangan khawatir, Reyhan akan menjaga Aisya dan memperlakukannya dengan baik,percaya pada Reyhan. Nasehat ibu dan bapak akan Reyhan ingat,mohon tetap bimbingan kalian agar kami senantiasa menjalani kehidupan rumah tangga yang langgeng dan harmonis"sahut Reyhan panjang lebar meyakinkan orang tua Aisya.
"Nak bapak dan ibu percaya padamu,kamu tidak akan menyakiti anak kami,kamu adalah seorang yang berpendidikan tentu kamu lebih tau semua hal yang baik atau tidak baik untuk kamu lakukan terhadap rumah tanggamu"
"Ibu ,bapak. Aisya pasti akan merindukan kalian, maafkan Aisya selama tinggal bersama bapak dan ibu Aisya tidak menjadi anak yang baik dan banyak mengecewakan kalian" ucap Aisya yang sudah menahan tangisnya namun pecah juga
Aisya memeluk ibu dan bapaknya sangat erat, seolah tidak akan bertemu kembali.
"Anak bapak sekarang sudah menjadi seorang istri, jadilah istri yang patuh dan mengikuti semua yang suamimu katakan,dan ingat kamu adalah anak yang baik dan tidak pernah mengecewakan bapak dan ibu,kamu anak kami yang terbaik"
Mereka pun kembali berpelukan, Reyhan yang melihat keharmonisan keluarga Aisya merasa terharu,dia berjanji dalam hatinya akan memperlakukan Aisya dengan baik meskipun perasaannya untuk Aisya belum hadir, karena Reyhan meyakini bahwa ini masih awal dan berharap kedepannya dia bisa mencintai Aisya.
*
*
*
Aku spesialis cerita syedihhh jadi kalian tidak akan menemukan pelakor dan pebinor. selamat membaca jangan lupa dukungan kalian selalu ❤️😍
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!