NovelToon NovelToon

Found Love In My Darkness

bab 1

01

"Astaga...!!! Kenapa berat banget, emang kalau orang mabuk gini yah... nyusahin" gerutu seseorang yang sedang memapah seorang pria yang tengah mabuk.

"Bella... "Ucap pria itu.

"Saya udah bilang ratusan kali mas Ray, kalau saya bukan Bella, saya Anna" dengus gadis yang memapah pria bernama Ray itu.

"Bella....." Panggil Ray lagi.

"Aduuh... Nih si Boss halusinasi terus, mendingan aku cepetan bawa dia masuk" Anna langsung menekan kode pada pintu masuk apartemen milik Ray, dia tidak mungkin membawa Ray pulang ke rumahnya, bisa-bisa dirinya dipecat langsung karena dikira membuat Boss nya mabuk.

"Asli mas Ray... Kamu berat banget, kebanyakan dosa ya mas..."celoteh Anna sembari terus berjalan menaiki anak tangga menuju kamar Boss nya.

"Fiuuhh..... akhirnya nyampe juga" Anna membaringkan tubuh Ray di ranjang, dan segera membenarkan posisi kakinya yang masih berada di lantai, Anna melepaskan sepatu yang dipakai oleh Ray kemudian menyelimutinya.

Saat Anna selesai menyelimuti tubuh Ray, tiba-tiba tangan Ray menahan lengan Anna, dan mengigau "Bella... Aku sayang kamu.... Jangan tinggalin aku Bella...." Ray tertidur sambil menangis memeluk lengan Anna dengan erat.

"Mas Ray, saya bukan Bella mas... Saya juga enggak tahu Bella yang mana, kalau saya tahu pasti saya udah panggil dia buat ketemu sama mas Ray" jawab Anna, Anna ikut merasa sedih melihat Boss nya yang selalu terlihat dingin dan diam seperti tidak bisa tersentuh, namun kini justru menangis dan memanggil nama seseorang. Baru kali ini juga Anna melihat Ray meneguk minuman keras, saat seseorang mengingatkannya pada seseorang yang bernama 'Bella'

"Kata mbak Sinta, Bella udah meninggal, itu berarti mas Ray memang cinta mati sama Bella, sayang banget, takdir memang tragis, Sama seperti yang aku rasakan...." Ucap Anna yang juga terlihat begitu sedih.

Anna terkejut saat Ray tiba-tiba menarik tangannya, hingga dia kini berada di pelukan pria yang terus memanggilnya 'Bella'

"Jangan tinggalin aku lagi Bella, aku sangat mencintaimu" ucapnya dengan terus memeluk Anna dengan erat.

"Mas Ray... Ini Anna mas, Brilianna Octarina Syam, bukan Bella" jelas Anna, dia sangat takut saat ini, dengan keadaan dirinya dipeluk oleh pria yang baru sebulan menjadi Boss nya.

Anna mencoba mendorong tubuh Ray darinya, namun begitu sulit, terlebih tenaga nya sudah terkuras saat memapah Ray dari parkiran hingga ke apartemennya.

"Mas Ray... Sadar mas, ini Anna, bukan Bella" tangis Anna mulai pecah, namun tidak menghentikan aksi Ray yang sudah terpengaruh oleh alkohol dan ditambah dengan rasa rindunya yang begitu besar pada Bella, dia lampiaskan pada Anna.

Tidak lama setelah itu, Ray tertidur pulas walaupun masih erat memeluk tubuh Anna.

"Ya Tuhan... Ini menakutkan" Anna mengusap air matanya, dan perlahan menarik tangan Ray dari tubuhnya kemudian segera bergerak dan menjauh dari Ray yang sudah tertidur.

Anna merapikan kembali bajunya dan rambutnya, di menatap wajahnya di cermin yang ada dihadapannya.

"Mas Ray beneran kelewatan, masa menggigit leher ku sampai merah kayak gini" ucapnya saat melihat bekas merah di leher Anna.

"Lebih baik aku cepetan tidur, besok pagi pasti mas Ray udah kembali jadi pria dingin yang tanpa ekspresi" ucap Anna pada dirinya sendiri dan segera menuju kamarnya yang memang sengaja disiapkan oleh Ray di lantai bawah, dekat dengan dapur.

Bukan hanya sebagai supir, Anna juga merangkap sebagai pembantu rumah tangga dan juga asisten pribadi Ray di kantornya. Jadi pekerjaan Anna begitu banyak dan melelahkan, dia hanya akan ijin jika ada kelas kuliahnya, karena dia hanya mengikuti kuliah sistem online yang hanya perlu bertemu dengan dosennya dia akhir pekan, itu pun tidak lama.

---------------

****baru part awal ya...😘

jangan lupa tap jempolnya** 😉**

bab 2

02

Paginya Anna bersikap seolah tidak terjadi apa-apa semalam, Anna seperti biasanya mengerjakan pekerjaan membersihkan apartemen milik Ray dan menyiapkan sarapan pagi.

"Aku akan membuat nasi goreng saja, itu akan lebih mudah dan untuk makan siang bisa dipikirkan nanti" gumam Anna saat sudah berada di dapur. Karena Ray tidak suka makan di luar, dia lebih suka makan masakan rumah, jadi Anna juga harus menyiapkan makan siang untuknya juga. Walaupun masakan Anna terbilang biasa saja, tapi Ray mengatakan 'itu lebih baik, daripada makan diluar yang belum tentu terjaga kebersihannya, walaupun di restoran bintang lima sekalipun'

Dia juga tidak lupa menyiapkan jus stroberi favorit dari Boss-nya itu, setelah itu dia kembali ke kamarnya untuk mandi dan memakai pakaian formalnya, karena rangkap jabatan sebagai asisten pribadi di kantor Ray, lebih tepatnya pembantu disana, karena dia hanya akan disuruh menyiapkan makanan dan minuman untuknya, dan menyiapkan segala keperluan Ray di kantornya.

Setelah siap dengan kemeja maroon panjang dan rok span pendek selututnya Anna segera keluar dari kamarnya dan menuju ruang makan, karena dia yakin jika Boss-nya sudah siap disana.

"Pagi mas Ray" sapa Anna dengan penuh semangat dan senyuman.

"Pagi!" jawab Ray tanpa ekspresi seperti biasanya.

Anna menyiapkan sarapan di piring Ray dan menyiapkan juga untuknya, Ray tidak pernah membedakan status sosial, walaupun Anna hanya pembantunya, Ray tidak pernah melarang Anna untuk makan bersamanya di meja makan yang sama.

"Apa semalam terjadi sesuatu saat aku tidak sadar?" Tanya Ray dengan dingin dan tetap tanpa ekspresi.

"Uhuk uhuk uhuk uhuk"

Anna tersedak saat mendengar pertanyaan dari Ray.

Anna segera menyambar air putih yang ada di hadapannya dan meneguknya hingga tandas.

Ray menatapnya dengan tatapan yang seolah jika Anna telah melakukan kesalahan-kesalahan yang begitu besar dan membuat nya marah.

"Maaf mas Ray..." Ucap Anna, dia teringat bagaimana Ray mencium dan memeluknya dengan sangat agresif semalam, itulah kenapa dia tersedak.

Ray mengalihkan pandangan kembali pada nasi goreng yang ada di piringnya dan kemudian kembali memakannya, dia sama sekali tidak tertarik untuk menanyakan apa yang terjadi pada Anna.

'sumpah...!!! Nih orang kaya banyak duit, tapi miskin ngomong, pelit banget buat ngomong apa gitu...' umpat Anna dalam hati.

"Habiskan sarapan mu, cepat berangkat!!" Perintahnya yang lagi-lagi datar, dingin dan tanpa ekspresi

"Iya mas Ray..." Anna segera menghabiskan sarapannya dan meminum air putih nya, setelah itu mengikuti langkah panjang kaki Ray yang sudah masuk dalam mobilnya. Dan duduk di kursi belakang supir.

"Cepat!!" Perintahnya

Anna tidak mengatakan apapun selain melajukan mobilnya segera sesuai perintah dari Boss-nya.

Belum juga jauh Anna membawa mobilnya dia sudah harus berhenti mendadak.

"Ciiiiiit....."

Suara decitan rem mobil yang diinjak dengan kuat terdengar begitu nyaring.

"Apa-apaan kamu?!!" Teriak Ray pada Anna yang mengendarai mobilnya.

"Maaf mas Ray , tadi tiba-tiba ada kucing lewat, jadi saya rem mendadak" jawab Anna yang tiba-tiba menghentikan mobilnya karena ada kucing yang lewat didepan mobilnya.

"Lain kali hati-hati atau kamu saya pecat!!! Saya tidak suka dengan supir yang tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik!!! Kamu membawa nyawamu dan nyawa orang lain yang kamu bawa, ingat untuk menjaga semuanya, jangan sampai kamu menempatkan mereka semua dalam bahaya, apalagi sampai kehilangan nyawa..!!! Mengerti..?!!!" Bentak Ray dengan kemarahan yang begitu besar.

"Maaf, saya tidak akan pernah melakukannya lagi" jawab Anna yang kemudian kembali menjalankan mobilnya dan segera menuju ke kantor Ray.

Sesekali Anna mengusap air matanya, dia tidak mau Ray melihatnya, rasanya benar-benar sakit harus di marahi seperti itu, ini bukan kali pertamanya, karena dia sudah berkali-kali mendapatkan kemarahan dari Ray jika hanya melakukan kesalahan-kesalahan yang menurutnya tidak perlu sampai semarah itu padanya.

-------------

seperti biasa, jangan lupa tap jempolnya 😉

bab 3

03

Ray POV

Orang biasa memanggilku 'Ray' atau Ray Danuputra Darma, aku anak sulung dari Daddy Danu dan mommy Luna, aku memiliki seorang adik laki-laki yang usianya sudah 16 tahun, dan sekarang dan sekarang usiaku 23 tahun.

Aku memimpin sebuah perusahaan terbesar di kota ini, 'AD corporation' sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan dan mulai merambah ke bidang elektronik.

Semalam aku bertemu dengan teman lama, dan kami sedikit mabuk karena masalah kami masing-masing, begitu juga dengan ku.

Rasanya akan kembali sakit jika aku mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu, yang sudah merenggut nyawanya... Kekasih ku, orang yang begitu aku cintai.

Rasanya begitu sulit untuk melupakannya, bahkan sepertinya mustahil, dia terlalu berharga jika sampai tergantikan, itu sebabnya aku mengatakan jika melupakannya adalah hal yang mustahil.

Aku sudah hidup dengan kegelapan ku sendiri, bahkan tidak ada yang bisa menerangi ku, aku hanya melanjutkan hidup ku seperti keinginan nya, yang merelakan hidupnya hanya untuk melindungi ku, dia adalah wanita yang selalu mencintai ku bahkan hingga akhir hidupnya, "Bella" namanya, nama yang sudah aku ukir didalam hatiku, dan tidak akan pernah tergantikan sampai kapanpun.

"Jangan pernah lakukan hal itu lagi...!!!" Teriak ku pada supir ku, dia supir terlama yang pernah menjadi supir ku selama ini. Aku belum bisa mengendarai mobil ku sendiri, aku masih trauma dengan kecelakaan itu. Itu sebabnya aku membutuhkan supir pribadi, walaupun mereka sering kali tidak bertahan lama.

Karena biasanya mereka akan bertahan paling lama semingguan saja. Itu karena aku yang tidak pernah bisa mentolerir kesalahan sedikitpun, tidak akan pernah!! Apalagi jika berhubungan dengan nyawa seseorang, aku pasti akan segera memakinya.

Aku tidak peduli, bahkan orang menilai ku sebagai lelaki yang tanpa ekspresi, dingin, kasar, dan selalu tidak peduli dengan orang lain. Aku bahkan sama sekali tidak peduli dengan ucapan mereka.

"Iya mas Ray , maaf" jawab Anna, dia masih kuliah hanya saja dia mengambil sistem online, jadi tidak terlalu sering berada di kampus, dan di juga merangkap sebagai asisten pribadi dan juga asisten rumah ku. Itu karena memang dia membutuhkan banyak uang untuk kebutuhannya, dia yatim-piatu dia harus mengirimkan uang untuk para adik-adiknya di panti setiap bulannya. Itu bagus, tapi lagi-lagi aku tidak peduli.

"Anna segera siapkan dokumen untuk meeting saya, ambil di meja Amanda(sekretaris), cepet!" Perintah ku pada Anna, dan segera dia menjalankan perintah dari ku, karena selama lebih dari sebulan ini dia sudah menunjukkan kinerjanya, dan aku puas dengan cara kerjanya.

"Mas Ray, ini dokumen yang tadi mas Ray minta" kata Anna sembari menyerahkan laporannya padaku.

Aku menerimanya, dan tidak sengaja aku melihat kearah Anna dan tanpa sadar aku melihat banyak tanda merah di lehernya.

'itu... Apa aku yang melakukannya semalam? Itu kenapa tadi pagi dia tersedak saat aku menanyai nya tentang semalam? Sungguh memalukan! jika itu memang perbuatan ku' batin ku, kini wajahku menjadi terasa panas karena menahan malu.

"Mas Ray, kamu baik-baik saja? Wajahmu merah, apa kamu demam?" Tanya Anna padaku.

"Apa maksudmu?!" Jawabku ketus untuk mengalihkan perhatian nya dariku karena wajah ku semakin terasa panas.

"Apa aku perlu membuatkan mu sesuatu?" Tanya Anna lagi padaku, dia terlihat khawatir, tapi aku tidak mau dia tahu apa yang sedang ada dipikiran ku saat ini.

"Kopi!" Perintah ku dan dengan cepat dia segera keluar dari ruangan ku untuk membuatkannya.

"Huufff..." Kenapa tiba-tiba jadi gugup seperti ini, menyebalkan sekali..." Aku membenarkan letak dasi ku, yang bahkan tidak kenapa-kenapa.

"Apa yang semalam terjadi? Apa benar aku seliar itu sampai melakukan nya pada Anna?" Tanya ku pada diriku sendiri.

"Tok tok tok"

"Pak Ray, diluar ada nona Adeline yang ingin bertemu dengan anda" ucap Amanda sekretaris ku.

"Biarkan dia masuk!" Jawabku seperti biasa tanpa ekspresi dan ketus.

Seorang wanita yang mungkin menurut orang lain sangat cantik,tapi menurutku justru biasa saja, bahkan terkesan menjijikan karena dia terlalu agresif, dan aku sama sekali tidak suka itu.

"Ada apa?!" Tanya ku langsung tanpa basa-basi.

"Huh... Ray kamu tidak berubah, masih saja kasar seperti itu, aku kesini ingin mengajak mu makan siang bersama di restoran Jepang baru yang ada di dekat mall itu, anggap saja untuk pertemanan kita, bukankah kita bersekolah bersama selama tiga tahun di Australia, bagaimana?" Tanyanya.

Namun aku sudah pasti menolaknya, karena aku sama sekali tidak tertarik.

"Tidak mau...!" Jawabku

"Ray... Bisakah kamu lebih lembut sedikit pada perempuan? Kamu benar-benar kasar!!! Kamu harus tahu, jika aku adalah putri tunggal dari keluarga terpandang, Tidak ada pria manapun yang berani menolak ku!!!!" Teriaknya pada ku.

Aku sama sekali tidak ingin melihat wajah nya saat ini. Sangat kebetulan Anna sudah muncul disana dan membawa kopi ku

"Anna, tunjukkan nona Adeline pintu keluar dari sini, pastikan dia keluar dari kantor ini dan tidak akan pernah kembali lagi kesini, bisa?!" Perintah ku mutlak dan aku tahu jika Anna akan langsung mengerjakannya.

"Nona Adeline maaf, tapi Boss saya sudah memerintahkan kepada saya, jadi tolong lah kerjasamanya" Anna menarik lengan Adeline untuk keluar dari sana .

"Ray awas saja!!! Jika kamu bukan pewaris utama kekayaan keluarga Darma aku tidak akan pernah mau mendekatimu!!!! Kamu akan menyesal karena telah melakukan ini padaku Ray...!!!" Teriak Adeline terus karena Anna juga terus menariknya untuk segera keluar dan bukan hanya itu, Anna memastikan jika Adeline benar-benar pergi dari kantorku, aku hanya perlu menikmati kopiku dan kembali dengan pekerjaan ku.

Anna kembali setelah beberapa menit, dia terlihat lelah, bahkan keringatnya mengalir sampai ke lehernya, dan lagi-lagi aku harus melihat tanda merah itu.

'sial!!! Setelah sekian lama aku tidak pernah merasakan apapun pada perempuan, tapi kenapa saat melihat tanda merah sialan itu aku menjadi gugup' batin ku

"Anna, pergilah ke bagian departemen keuangan, temui Fauzan dan ambil laporan keuangan dalam tiga bulan terakhir, sekarang!!" Perintah ku lagi, tiba-tiba aku belum siap untuk bertatap muka dengan Anna, ada sedikit rasa yang menyebalkan di hatiku yang membuat aku kesal pada diriku sendiri.

Anna terlihat sangat ingin menolaknya, aku lihat dia masih kelelahan, karena aku yakin dia baru saja turun ke lantai dasar bahkan sampai ke parkiran untuk memastikan mobil Adeline keluar dari kantor ku, tapi mau bagaimana lagi, aku sedang tidak ingin melihat nya.

"Iya mas Ray" jawabnya sambil melangkah kakinya yang terlihat lelah.

"Astaga apa yang terjadi pada ku.....!!!!" Aku mengusap kasar wajahku dan menjambak rambutku, aku mengutuki diriku sendiri.

"Sepertinya aku perlu kembali ke Club malam tadi, aku akan mengajak Sinta lagi" gumamku.

---------------

like dulu ya 😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!