NovelToon NovelToon

Kau Ambil Anakku, Ku Rebut Suamimu

01- ( Sahabat Adalah Maut )

"Tidak! Ini tidak mungkin? Aku ...aku telah ternodai ...tidak mungkin?"

Wanita memiliki nama Tyara Alkyara Putri akhirnya bangkit dari ranjang, memungut semua pakaiannya, diruangan Tyara yang hanya seorang diri tak bisa dijelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.

Langkah kakinya telah berhasil keluar dari hotel yang menjadi awal bagi kehancurannya. Ia duduk termenung meratapi nasib, mengingat bayangan sebelum hal buruk itu terjadi, Tyara tidak menyangka jika sahabat terbaiknya lah dalang atas semua ini.

Flashback beberapa jam lalu.

Berawal dua sahabat akrab yang telah menikmati suasana malam ditempat karaoke, bukan hal yang aneh lantaran keduanya sering pergi ketempat seperti ini hanya sekedar untuk mengeluarkan semua permasalahan dikepala.

Namun, malam ini siapa sangka sahabat karib yang sudah Tyara anggap sudah seperti saudara nyatanya telah tega menjerumuskannya ke jurang penderitaan.

"Kamu kenapa Ar? Apa kamu sakit kepala?"

Alexa- sahabat dari Tyara bertanya pada gadis yang memiliki dengan sebutan Ara itu.

"Entahlah Lex, kenapa aku merasa disini tiba-tiba panas ya?"balas Tyara.

"Sepertinya kamu kelelahan ayo aku antar pulang."

"Baiklah."

"Maafkan sahabat terbaikmu ini jika sudah lancang dengan tega menjerumuskan kamu Tyara, jujur aku iri semua kamu dapatkan mulai dari kasih sayang dari teman-temanmu ...orang tua bahkan kekasih, tapi aku! Aku tidak memiliki semuanya dan aku ingin kamu merasakan penderitaan lebih dari yang aku alami ... nikmatilah malam-malam dengan laki-laki tua itu."

Alexa membatin dengan tatapan yang amat licik, tak lama keduanya telah sampai ditempat tujuan.

Dibaringkan diatas ranjang, dilepaskan semua pakaian yang dikenakan Tyara hanyalah nampak tubuh polos itu diatas ranjang.

"Anda disuruh menghadap pada Madam,"ujar wanita malam yang memberitahu Alexa.

"Baiklah suruh menungguku sebentar."

"Baiklah."

"Selamat bersenang-senang."

Alexa kini melangkah pergi dan dengan tega meninggalkan sahabatan karibnya seorang diri, dengan kondisi tak mengenakan pakaian satupun.

RUANGAN PRIBADI MADAM.

"Ini upah atas kerja sama kita, kali ini aku cukup puas mendapatkan pelanggan yang seperti aku inginkan, thanks."

Tak terhitung beberapa lembaran uang yang Alexa dapatkan sehabis menjual sahabatnya sendiri.

"Aku juga berterima kasih madam, jika yang aku inginkan terlaksana cepatlah kabari aku." Alexa membalas dengan wajahnya yang berbunga-bunga.

"Baiklah."

"Madam."

Panggil seseorang yang tiba-tiba masuk, keduanya kini nampak berpaling pada arah si Pria tua tersebut.

"Gimana? Apa pelanggan yang anda minta sesuai dengan harga yang anda tawarkan?" Madam bersuara, berlagak memberikan gurauan, tapi tanggapan dari lelaki itu malah sebaliknya.

"Kembalikan uangku!"

Sontak Madam dan juga Alexa reflek atas permintaan pria ini.

"Madam bilang pelanggan sudah ada, tapi kenapa dikamar itu kosong! Anda berniat mempermainkan saya!"tegasnya yang tak terima dipermainkan.

"Apa maksud Om?" Alexa terucap, ia tak mengerti maksud dari Lelaki ini.

"Tunggu! Kamar berapa kamu meletakkan wanita itu?" Madam bertanya dengan nada keras pada Alexa.

"Kamar nomor 5,"jawab Alexa gugup.

"Sial! Bagaimana bisa anda seceroboh ini? Ruangan itu ruangan khusus yang hanya dipesan oleh Tuan Arvan- beliau orang yang memiliki kekuasaan besar, kamu cari m4ti! Kita dalam masalah!"seru Madam tidak mampu menahan amarahnya.

"Maksud madam? Temanku salah kamu kamar dan malah menempati kamar khusus tuan Arvan? Bukan malah pria tua bangka ini?"ujar Alexa sambil mengumpat, tak berselang ketukan membangkitkan ekpresi keduanya.

"Ada apa?"

"Kamar itu telah terkunci dari dalam, sepertinya tuan Arvan sudah masuk, tapi masalahnya dari saksi yang melihat Tuan sendiri dalam keadaan mabuk berat, jika hubungan antara mereka terjadi akankah nasib madam akan selesai sampai disini?"ujar anak buah malah menakut-nakuti.

"Tunggu! Kenapa kita tidak ambil kesempatan ini? Sepertinya ini ide bagus!"ujar Alexa membuka suara, Madam tak memiliki rencana lain akhirnya terpaksalah menyetujui.

"Apa rencanamu?"ujar Madam.

Alexa membisikkan kata demi kata terhadap Madam, keduanya lalu tersenyum telah membuktikan jika ada rencana lain yang telah mereka atur.

"Kau yakin ini akan berhasil?"tanya Madam.

"Percayalah selama bersamaku Madam akan aman!"ucapnya dengan tersenyum.

"Baiklah, deal!" Keduanya lalu berjabat tangan.

KAMAR 05.

"Kenapa disini sangatlah panas ...ada di mana aku?"

Tyara merasakan hawa panas yang amat mengganggu, akan bangkit, tapi tubuh lemahnya terasa tak memiliki tenaga, tak lama kedatangan seorang pria tampan bertubuh kekar itu berjalan dengan sempoyongan, beberapa kali menepuk-nepuk pipinya sadar sesuatu telah salah dalam dirinya saat ini.

"Sial! Siapa yang dengan berani menaruh obat sialan itu didalam minumanku?"gertak sang Lelaki yaitu Arvan, tak segan-segan ia memberikan umpatan.

Melihat dari kanan adanya sesuatu yang bergerak lirikannya lalu tertuju fokus pada arah tersebut, dasarnya lelaki itu yang sudah terpengaruh obat, dirinya nampak menunjukkan tatapan aneh pada sesuatu yang ada diatas ranjang miliknya.

"Apakah ini mimpi? Bagaimana bisa dikamarku ada seorang wanita?"

Tubuhnya yang kehilangan keseimbangan berakhir ikut jatuh diatas ranjang empuk itu, tak sengaja menindih wanita dibawahnya ada rasa gejolak aneh yang tiba-tiba mengguncang tubuh Arvan hingga ia sendiri tak bisa menahannya.

"Siapa kamu?" Tyara bertanya, tapi lelaki diatasnya hanya memandangnya penuh dengan tanda tanya.

"Siapa yang menyuruhmu kesini?" Arvan melayangkan pertanyaan.

"Aku ...."

Belum sempat membalas, bibir manis itu seketika ditangkap oleh Arvan, mulai menyelusuri leher jenjang Tyara tindakan keduanya yang tak sadar sudah kelewat batas, ditambah terpengaruh ob4t mengakibatkan terjadinya hubungan yang tak seharusnya terjadi.

Flashback sekarang.

"Tyara!"

Alexa bersuara, ia terkejut atas kehadiran sahabatnya yang datang tanpa memberitahu.

"Untuk apa kamu datang kemari? Sesuatu telah terjadi sama kamu?" Alexa berpura-pura seolah-olah tak ada sesuatu yang terjadi.

"Apa aku tidak salah dengar kamu bertanya untuk apa aku kemari? Haruskah aku perjelas apa tujuanku? Aku benar-benar tidak menyangka kamu bakal bisa setega ini sama sahabat terbaik kamu Alexa? Aku bahkan sudah menganggap kamu saudara ... lupa kah dengan kebaikan yang selama ini aku tunjukkan terhadapmu? Tapi apa! Apa balasan yang kamu balas?"

Tak sengaja air mata Tyara mulai bercucuran, sahabat karib yang sudah terjalin bertahun-tahun, sejak duduk dibangku sekolah menengah atas siapa sangka akan berubah menjadi penghianatan terbesar terhadap dirinya.

"Ternyata rencanaku berhasil juga ya untuk menjebak mu? Tapi kira-kira gimana ya respon orang tuamu jika tau putri semata wayangnya yang selama ini diidamkan akan menjadi Putri yang sukses, ini telah berhubungan badan dengan laki-laki lain bahkan belum menjadi suamimu? Kira-kira apa yang akan terjadi?"

"Aku benar-benar tidak menyangka sejahat ini kamu sama aku? Aku benar-benar kecewa sama kamu dan aku harap ini pertemuan terakhir."

Tak mengucapkan sepatah katapun, Tyara pergi meninggalkan Alexa, lain hal dengan frustasi yang dialami Tyara, diruangan kerja sosok pria bertubuh kekar itu masih kebingungan tak mengingat dengan jelas wajah dari wanita yang tak sengaja telah ia nodai.

Tapi, ada untungnya ada pertangungjawaban pemilik tempat karaoke yang memberikan sebuah foto yang digadang-gadang korban.

"Ini tuan, madam mempertanggung jawabkan kelalaiannya dan inilah foto yang diberikan madam." Diberikan beberapa lembar foto tersebut.

"Apa kamu tau dimana tempat tinggal wanita ini?"

"Madam sudah memberitahu kita Tuan, selanjutnya apa yang akan tuan lakukan?"tanya sang Asisten.

"Aku tidak bisa jadi laki-laki bajingan yang lari dari tanggung jawab! Aku sudah mengambil kesuciannya yang telah ia jaga. Belum lagi sudah jelas malam itu ada bercak darah sudah membuktikan jika ia masih perawan, maka aku harus bersiap-siap untuk menikahinya jika suatu waktu-waktu ia hamil anak kandungku,"ujar Arvan.

"Siapkan mobil kita akan kesana,"titah Arvan.

"Baik tuan."

Kediaman yang tak terlalu besar, bisa dibilang hanya kos-kosan kecil yang kira-kira setiap bulanan tagihannya hanya sepantaran 500 ribu.

Arvan beserta sang asisten telah menginjak tanah dari kos-kosan tersebut, masih celingak-celinguk mencari yang ia cari tak lama kehadiran pemilik kos menghampiri mereka.

"Ada yang bisa saya bantu Tuan?"tanya sang pemilik kos.

"Maaf, apa Tante pemilik kos-kosan ini?"tanya Arvan.

"Iya betul."

"Apa Ibu tau wanita yang ada difoto ini?" Ditunjukkan foto seorang wanita padanya.

"Alexa? Saya kenal tuan, ada apa?"

"Bolehkah antarkan kami menemuinya?"

"Baiklah ikuti saya."

Bersambung

02 ( Keputusan Salah Yang diambil Arvan )

Disebuah ruangan, Alexa bulu kuduknya seketika berdiri, berhadapan dengan dua Pria kekar ditambah ekpresinya yang tegang setiap kali menatapnya tak memberanikan diri wanita itu menatap balik seseorang dihadapannya itu..

"Kenapa anda tidak berani menatapku?" Arvan bersuara, suaranya yang khas semakin membuat Alexa semakin takut.

"Aku ..."ucap Alexa yang gugup.

"Apa dia tau aku yang telah menjebaknya?"batin Alexa yang kacau.

"Aku tahu anda mungkin takut! Bahkan bisa dikatakan trauma sadar kejadian akan kemaren, tapi tujuanku bukan untuk bikin keributan, ataupun menyuruhmu bungkam! Tapi dengan niat baikku maukah kau menikah denganku?"

"Hah!" Sekejap wajah Alexa terangkat berhadapan dengan Lelaki itu.

"Saya bukan laki-laki bajingan yang akan kabur setelah apa yang aku lakukan terhadap anda! Kemasi barang-barangmu, ikutlah denganku sekarang, karena anda akan aku jadikan sebagai istri, bersediakah menutup mulut jangan sampai kabar ini tersebar ke media, hidupmu akan aman! Bersedia?"

Arvan mengulurkan tangannya untuk jabat tangan, Alexa terdiam ia serasa tak percaya, ini seperti mimpi dirinya akan dinikahi laki-laki kaya raya yang bahkan memiliki kekuasaan besar.

"Sungguh ini aku tidaklah mimpi kan? Aku ...aku bakal dipinang CEO kaya raya bahkan anak tunggal dan pewaris utama yang bakal mewarisi semua kekayaannya? Aku ...aku bakal jadi kaya raya ..."batinnya yang kesenangan.

"Apa anda mendengar ku?"tanya Arvan lagi.

Namun, pertanyaannya dibalas air mata Alexa yang tiba-tiba berlinang dengan derasnya.

"Kenapa malah menangis?"tanya Arvan.

"Aku tidak tau apa anda hanya bergurau. Aku tau anda orang yang memiliki kekuasaan besar, aku takut jika aku ikut dengan anda sebaliknya anda akan membunuhku seperti banyaknya kasus yang terjadi."

Wajahnya yang berlagak polos telah berhasil mengait Arvan dalam rencananya, Arvan mengusap air matanya diyakinkan dirinya tak akan separah yang ia bayangkan.

"Sudah aku katakan aku tidak sejahat itu, berani berbuat maka aku harus berani tangung jawab! Bahkan jika tidak percaya ambil ini dan bunuh lah aku jika seumpama anggapan anda benar aku hanya berniat mempermainkan anda."

Arvan memberikan penegasan, wajahnya nampak tak ada kata tipu-tipu apalagi jika menyangkut soal hubungan yang serius.

"Tuan saya tidak sejahat itu Nona, ikutlah kami maka saya pastikan hidup anda akan berubah drastis tanpa harus tingal ditempat seperti ini, yakinlah dengan ucapanku."

Sang asisten dari Arban ikut bersuara, tak hanya Arvan, asisten itu juga memberikan keyakinan jika tuannya sungguh tidaklah berbohong dengan ucapan dan janjinya.

"Baiklah aku bersedia ikut dengan anda, tapi bisakah anda membawaku pergi jauh dari kota ini? Aku masih perawan! Bahkan aku tidak pernah pacaran sekalipun, jika tiba-tiba aku hamil maka reputasiku akan jatuh dan orang akan menganggapku wanita murahan karena hamil tanpa siapa tau Ayahnya, aku mohon bawalah aku pergi."

Ia memohon dengan tangisan palsunya. Digenggaman tangan Arvan seolah ia menjadi wanita yang sangat tertindas dan butuh perlindungan.

"Itu tidak terlalu sulit, aku bisa membawamu ke kota asalku, disana kamu bisa hidup dengan kehidupan baru. Bahkan jika kamu berniat mengajak anggota keluargamu aku tidak masalah,"ujar Arvan yang semakin meyakinkan Alexa, kali ini sungguh keberuntungan berada di pihak wanita licik ini.

"Baiklah sekali lagi terima kasih atas semuanya."

Dengan beraninya Alexa memeluk Arvan dengan erat, namun dasarnya Arvan sendiri yang mempercayai kata-kata Wanita itu, Arvan membalas pelukannya, tapi tidak dengan hatinya ada rasa gundah yang tiba-tiba datang .

"Apa ini hanya perasaanku? Kenapa aku merasa tidak memiliki ikatan apa-apa? Bahkan aku tidak memiliki sinyal kuat jika ia benar-benar wanita yang aku tiduri tadi malam? Tapi apa boleh buat foto itu sudah menunjukkan."

Arvan membatin, tak bisa dibohongi saat ini berganti hatinya yang Gundah bukan malah tenang.

"Bantu ia membereskan semua barang-barangnya."

"Baik tuan."

"Aku tunggu dimobil."

"Baiklah."

"Terima kasih Tyara ... dari awal kehancuran yang akan kamu alami, ada sebuah takdir besar yang akan merubah nasibku jadi orang kaya yang disegani, terima kasih dan selamat menempuh awal kehidupan suram yang akan menghampirimu,"batin Alexa dengan senyum liciknya.

Masih berada dalam rangkulan Arvan, ia tak kunjung melepaskan lantaran wanita itu masih erat-eratnya memeluk Arvan.

Lain hal dengan awal baru yang mengguncang Alexa. Tyara menemui madam untuk yang pertama kalinya, biarpun tak diijinkan ia tetap ngotot datang biarpun ia tau sendiri tindakannya juga akan beresiko.

"Siapa kamu? Ada tujuan apa kamu datang kesini cantik? Ataukah tujuanku anda ingin meminta berapa kira-kira kisaran harga pada tubuhmu ini?"

"Madam tidak usah berpura-pura tujuanku kemari madam jelas tau apa maksudnya dan katakan madam tau kan apa yang terjadi pada malam itu?"

"Apa maksudmu?"

"Kasih tau aku siapa lelaki yang telah meniduri aku waktu itu?"

"Aku tidak bisa mengatakannya, ini hal privasi yang tidak bisa disebarkan lagian kamu juga sudah telat, laki-laki itu telah kembali ke Jakarta, tempat asalnya dan kabarnya ia juga tidak akan kembali, jadi saranku kalaupun nanti kamu hamil gugurkan lah ketimbang hidupmu akan hancur karena cacian dari orang-orang."

"Apa madam pikir aku serendah itu? Aku bukanlah madam yang suka menjual tubuh, lalu setelah hamil akan menggugurkan tanpa berfikir akan dosa nantinya?"

"Janganlah munafik! Dengan kehadiranmu disini saja jelas anda bukanlah wanita suci jadi janganlah berlagak sok suci yang memberikan ceramah! Urus saja dirimu sendiri, madam hanya menyarankan kalaupun tidak setuju itu pilihanmu yang memilih untuk dicaci, sekarang pergi!"

"Aku tidak akan pergi sebelum Madam tunjukkan wajah dari lelaki itu?"

"Ini peringatan terakhir! Tidak mau pergi maka anak buahku yang bakal menyeret mu keluar paham!"

"Percuma sekalipun anda mengancam aku tidak akan peduli, aku tau laki-laki itu masih ada disini kan?"

Tyara dengan nekat mencari dengan tangan kosong sosok lelaki pada waktu itu, biarpun sesungguhnya ia sendiri tak jelas mengenal wajah tampan itu Tyara yakin ia pasti bisa.

Sebuah tamparan melayang bebas mengenai pipi Tyara, sangking kerasnya tubuh Tyara sampai kehilangan keseimbangan dan berakhir tersungkur, keningnya yang tak sengaja terbentuk membuat darah mengalir dengan derasnya.

"Saya sudah memberikan ancaman tapi andalah yang melawan, saya minta pergi sebelum tanganku sendiri yang bertindak lebih kejam dari ini, ayo pergi!"

Tubuh itu diseret paksa oleh dua anak buah Madam, bagaikan barang tak berguna tubuh itu diseret layaknya sampah yang akan dibuang pada tempatnya. Hujan deras menghiasai malam hangat ini namun, semua itu tak dipedulikan oleh Tyara.

"Aku sudah hancur! Apa yang harus aku lakukan? Apa!" Tangis Tyara pecah, masih hujan-hujanan tak membangkitkan langkah Tyara untuk pergi.

Bersambung

03 ( SEMBILAN BULAN KEMUDIAN. )

SEMBILAN BULAN KEMUDIAN.

Suara tangisan seorang bayi membangkitkan senyum dibenak wajah cantik Tyara, Sembilan bulan ia berjuang seorang sendiri.

Berusaha sendiri mempertahankan mental dan cemoohan orang-orang setelah ia dinyatakan hamil diluar nikah bahkan tanpa tau siapa sosok Ayah dari anak yang dikandungnya selama 9 bulan.

Namun baru mendengar suara tangisan sang Putri, mata cantik Tyara tertutup sadar kondisinya yang lemah dan mengalami pendarahan hebat, namun siapa sangka dari kejadian ini ada niat buruk Alexa yang kembali ia jalankan hanya demi sebuah keinginan terbesarnya, yaitu kaya raya.

Hidupnya yang dipenuhi banyak uang tanpa kekurangan telah mendorongnya semakin besar akan rencana dan sandiwaranya.

"Semua sudah anda lakukan?"

"Sudah Nona, seperti yang Nona mau Putri kandung anda telah berhasil saya tukar dan bayi yang ada di pelukan Nona itu murni anak kandung darah daging dari Tuan Arvan dan juga Wanita bernama Tyara,"jelas salah satu Suster yang telah ia bayar.

"Baiklah saya suka dengan cara kerjamu, bayaran sudah saya kirim, tapi ingat jangan pernah rahasia ini sampai terbongkar! Hanya anda dan saya yang tau tentang rahasia besar ini anda paham!"tegas Alexa.

"Iya saya paham nona, baiklah saya permisi."

"Maafkan Tante sayang bukannya Tante jahat telah memisahkan kalian, tapi Mama kamu dulu yang cari masalah, Tante janji akan memperlakukan kamu seperti Putri kandung Tante sendiri asal kamu ikut membantu Tante dan tidak rewel! Kamu harus tenang Papamu pasti akan memprioritaskan kamu, kamu berada ditengah-tengah keluarga yang menginginkan kamu Tante pastikan kamu akan aman tidak akan mengalami kehidupan yang suram."

Alexa lalu teringat bayang-bayang wajah Putri kandungnya sendiri.

"Mama mungkin bukanlah Mama yang baik karena rela menelantarkan anak sendiri, tapi ini juga demi kebaikan kamu sayang ...jika kamu berada digenggaman Mama ...Mama tidak akan menjamin kamu hidup dalam kasih sayang sadar keberadaan kamu sebenarnya hanyalah sebuah pancingan untuk membuat mereka percaya jika Mama beneran hamil, belum lagi kamu bukan darah daging Papa Arvan akan sangat beresiko semua kejadian buruk akan menimpa Mama ... Mama minta maaf! Mama minta maaf!"

******

Setelah keluar dari masa kritis akibat pendarahan yang dialaminya, Tyara memaksa Suster untuk mengantarkan Putrinya rasa rindu yang tak tertahankan hampir membuatnya hilang kendali tanpa peduli akan resikonya.

Lalu datanglah sesosok Suster dengan mengendong bayi membangkitkan senyum Tyara dengan merekahnya, jika beberapa bulan ini kehidupannya selalu diselimuti rasa takut dan kecemasannya, kini semua berganti menjadi senyuman yang amat manis setelah yang ditunggu-tunggu akhirnya datang ke dunia ini.

Namun, dari ekpresi dokter ada reaksi aneh, ingin ia ucapkan, namun ada ketidak tega'an Dokter pada Ibu yang baru melahirkan. Bahkan nasibnya yang malang berusaha hanya seorang diri tanpa keluarganya yang peduli.

"Nona ..."

Lalu lirikan Tyara tertuju pada Dokter.

"Iya Dok?"

"Sebenarnya ada fakta lain yang harus saya katakan mengenai kondisi Putri anda, ini terbilang akan sangat menyakitkan untuk anda dengar dan saya berharap anda bersedia mendengarnya biarpun kecewakan yang nantinya akan anda dapatkan."

Kata-kata bahkan kode yang dijelaskan Dokter berbalik merubah ekpresi Tyara kembali gelisah. Rasa takutnya kembali nampak ia berharap sesuatu buruk tak menimpa pada Putri tercintanya.

"Katakan apa yang ingin Dokter katakan insyaallah saya siap mendengarkan?"ujar Tyara siap mendengarnya.

"Harus kami sampai-sampai jika Putri ada diagnosa mengidap penyakit langka, penyakit ini cepat sekali menjalar dan salah satu cara pengobatan yaitu dengan kemoterapi, tapi sadar usianya barulah lahir akan sangat beresiko penanganan itu untuk kami lakukan, kami hanya memberikan saran kuatkan mental anda jika suatu waktu kenyataan pahit Harus anda terima, sekali lagi maafkan kami bukan maksud kami membuat anda merasa cemas."

"Jadi maksud Dokter Putriku tidak memiliki kemungkinan akan bertahan lama? Katakan itu tidaklah mungkin kan?"tanya Tyara tak percaya.

"Anda yang sabar! Saya tau anda wanita yang sangat kuat! Anda harus sabar."

"Sayang ...baru lahir kenapa kamu sudah memberikan luka sesakit ini terhadap Mama? Ini salah Mama ...jika Mama tidak bisa menjaga diri Mama kamu tidak akan menanggung derita sebesar ini, maafkan Mama ... maafkan Mama ...."

"Tuhan ... cobaan apalagi yang harus hampa alami ...kenapa lagi-lagi anda memberikan derita sesakit ini ...kenapa! Kenapa!"

Belum sepenuhnya penderitaan yang dialami Tyara mereda, keluarganya tiba-tiba datang dan entah darimana mereka mendapatkan info atas kelahiran Tyara.

Lelaki sedikit tua dan Wanita tak terlalu muda itu bahkan tak henti-hentinya memberikan tatapan amat tajam pada Tyara, sang Ibu membungkam mulutnya melihat sendiri Putrinya mengendong bayi mungil tersebut.

Tak hanya Wanita itu, tatapan yang dilayangkan sang Papa tak ikut kalah kejam, wajahnya memerah entah seberapa marah dan emosi keduanya pada Putri semata wayangnya.

"Papa ..."

Baru satu kata yang melayang, Lelaki itu membalas melayangkan tamparan yang lebih kasar dari biasanya, akibatnya sudut bibir itupun terdapat bercak darah, Tyara tak memperdulikannya akan kemarahan keduanya.

ia juga tak akan membalas bahkan mencoba membela diri karena ia tau kenyataan ini akan benar-benar ia alami tanpa mengharapkan adanya sebuah mimpi.

"Selama setahun kamu memutuskan kerja diluar kota, beralasan akan menyambi sambil kuliah tapi apa faktanya? Apa kamu bisa membuat kami bangga dengan pencapaian kamu? Jadi ini alasannya selama kurang lebih beberapa bulan ini kamu nolak untuk memberikan kami uang! Kamu kerja jadi jalang tapi yang kamu dapatkan malah anak haram inikan? Bahkan Papa tanya dimana ayahnya apa kamu tau? Jawab!"

"Bahkan bukan hanya Papa ...Mama sangat-sangat tidak menyangka kamu akan memiliki kerja jadi pelacur hanya untuk mendapatkan uang! Dimana otak kamu Ar...didesa kami dan caci warga dikatakan tidak bisa mendidik anak dan itu tidak akan pernah terjadi kalau bukan karena anak tidak berguna seperti kamu!"

"Tyara tau Tyara salah! Bahkan sekalipun Mama dan Papa memberikan aku tamparan seratus kali pun Tyara tidak akan peduli karena Tyara tau Tyara yang salah tidak bisa menjaga diri tapi demi Allah tidak pernah sekalipun Tyara berniat menjual diri, beberapa kali Tyara mengirimkan gaji itu murni kerja keras Tyara, ini jebakan plis kalian harus percaya, aku mohon!"

Dihempaskan tangan Tyara yang memegangi keduanya kini kedua orang tua bahkan serasa tak sudi jika hanya sekedar menatap putri semata wayangnya.

"Mulai sekarang Papa putuskan kamu bukanlah Putri kandung kita lagi, kita berharap alangkah baiknya tidak memiliki Putri sekalipun ketimbang memiliki putri tapi malah hanya bisa membuat kita malu! Papa bahkan tidak Sudi menatap wajahmu Papa berharap ini terakhir kalinya Papa melihatmu dan Papa berharap untuk waktu-waktu yang akan datang nantinya kami tidak akan dipertemukan dengan seseorang sepertimu ayo kita pergi Ma!"

"Tidak! Kalian tidak bisa memutuskan hubungan semudah itu? Aku Putri kandung kalian, kalian harus mendengarkan penjelasan Tyara, Tyara mohon!"

"Bahkan Mama pun malu bahkan tak Sudi lagi menatap wajahmu, benar kata Papa ...alangkah baiknya kita putus hubungan antar keluarga ketimbang kamu harus menahan malu seumur hidup memiliki putri sepertimu, ayo pergi Pa!"

"Tidak! Mama ...Papa ... kalian tidak boleh ninggalin aku! Aku hanya memiliki kalian, aku butuh kalian plis percayalah sama Tyara! Tolong beri kesempatan pada Tyara,aku mohon!"

Bagai tak memiliki siapa-siapa lagi, orang yang selama ini menjadi penopang Tyara untuk bertahan ikut pergi tanpa memberikan sebuah kata perpisahan yang manis.

"Semua sudah hancur! Aku sudah tidak memiliki keluarga lagi ...aku sudah hancur! Apa yang harus aku lakukan?"

Tangis Tyara semakin pecah, dunianya sudah hancur lebur akibat ke'salah pahaman yang terjadi. Dirinya kini tak memiliki siapa-siapa kecuali hanya bayi mungil yang berada dalam gendongannya.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!