Disebuah rumah besar dikota A
"Ayah kumohon ampuni aku, anak ini tidak bersalah. Aku ingin merawat dan membesarkannya!"
Jessi melahirkan seorang putri cantik tanpa seorang ayah. Kekasihnya pergi meninggalkannya tanpa memberi kabar berita.
"Tidak, kamu tidak bisa membesarkannya. Anak ini akan mencoreng nama baik kita. Berikan dia padaku!"
Agung Wijaya, ayah Jessi merebut paksa putri yg Jessi lahirkan dan berniat membuangnya. Dia adalah salah satu orang terpandang dikota A.
"Tidak ayah, kumohon. Jangan ambil anakku!"
Jessi terisak, menangis, memohon dan bersimpuh dikaki sang ayah agar tidak membawa putrinya pergi.
"Aacch"
Agung menghempaskan Jessi dari kakinya hingga Jessi terjatuh. Ia terus berjalan membawa sang bayi pergi tanpa menoleh kembali ke arah Jessi.
"Tidak ayah kumohoonnn... Jangan bawa anakku, dia darah dagingku. Dia cucumu, dia tidak beesalah ayah. Tolong jangan pisahkan aku darinya. Aku tidak bisa kehilangan dia ayah"
Air mata pilu mengalir disela jerit sang ibu. Dia telah mempertahankan sang bayi selama 9 bulan. mempertaruhkan hidup dan matinya dalam proses persalinan. tapi ketika bayi itu lahir ia dipisahkan secara paksa dari sang buah hati.
Agung Wijaya membawa cucunya ke kota C. Tanpa diberi nama terlebih dahulu atau diberikan tanda, bayi itu langsung dikirim ke sebuah panti asuhan. Dia tidak ingin melihat cucunya ini lagi. Dia hanya mengambil sebuah photo ketika hendak meninggalkannya.
Ditempat lain di kota D tinggal sebuah keluarga kecil dengan 1 orang putra berumur 4 tahun..
"Ayah,, ibu,, aku mau punya dede bayi yg cantik seperti seorang putri "
Anak kecil itu berlari kearah sang ayah dan ibu yg tengah duduk di sofa. Matanya berbinar menunggu jawaban sang ibu.
Andrean Hadinata. Anak kecil berusia 4 tahun yg terlihat tampan, lucu dan sangat menggemaskan. Wajahnya sangat mirip dengan sang ayah.
"Iya sayang. Nanti kamu juga akan punya adik bayi. Kamu harus sabar ya"
sang ibu berusaha menenangkan dengan nada yg lembut dan merdu..
"Yeeee.. asyiiikkk.. aku akan punya dede bayi,, aku akan menyayanginya dan menjaganya. Tarima kasih ayah,, ibu"
Anak kecil itu bersorak riang dan melompat ketika mendengar perkataan dari sang ibu. Diapun berlari lagi ke taman.
"Yah,, bagaimana ini. Andre sangat ingin seorang adik. sedangkan kamu tahu aku sudah tidak bisa lagi mengandung "
Raut wajah sedih dan menyesal terpancar di wajah Anisa..
Dia terdiam sesaat lalu meneruskan kembali kata-katanya
"Aku izinkan kamu untuk memiliki anak dari wanita lain yah" Anisa tertunduk dan air mata pun jatuh mengenai tangannya.
" Apa yg kamu bicarakan?
Itu tidak akan terjadi karena dalam hidupku hanya ada kamu saja"
Dengan nada suara yg tenang dan lembut Dimas Hadinata berbicara pada sang istri kemudian menarik sang istri kepelukannya
"Sayang, bagaimana kalau kita mengadopsi bayi dari panti asuhan saja?"
Ucap Dimaz memberikan saran kepada sang istri
"Tapi apa tidak masalah jika kita mengadopsi bayi?
Kamu adalah salah satu orang terpandang di kota D. Apa kamu lupa itu?"
Anisa mendongakkan kepala, menatap mata sang suami dengan penuh keraguan.
"Tidak masalah. Ini keluarga kita, kenapa harus mendengarkan orang lain?"
Dimas mengangkat bahu dan meyakinkan sang istri
"Kita akan pergi ke kota C. Disana ada sebuah panti asuhan dan kita akan mengadopsi seorang bayi disana. Kita akan menganggapnya seperti darah daging kita dan menyayanginya tanpa membedakan dia dan Andre"
Dengan menggelengkan kepala perlahandia memberi saran kepada sang istri, dan sarannya disambut dengan anggukan dan senyum istrinya.
Dimas memanggil andre untuk bicara
"Andre, apa kamu mau adik bayi?"
"Iya, Andre mau yah"
matanya berbinar
"Ayah dan ibu akan memberimu adik bayi, kamu harus berjanji akan menyayanginya!"
Andre menganggukkan kepala dengan semangat
Lalu mereka bertiga bergegas ke kota panti asuhan di kota C. Mereka disambut hangat oleh pemilik panti
"Selamat siang pak, bu. Mari silahkan langsung keruang saya dulu aja"
"Silahkan duduk, ada yg bisa say bantu?"
Ibu panti mempersilahkan mereka dusuk dan menuangkan teh untuk mereka
"Begini bu, kami kesini berniat untuk mengadopsi seorang bayi. Apakah boleh?"
"Tentu saja boleh kalian bisa lihat dulu bayi mana yg akan kalian adopsi. Mari silahkan ikut saya!"
Ibu panti mengajak mereka untuk keruang bayi melihat bayi mana yang akan mereka adopsi
"Bapak dan ibu mau bayi laki-laki atau perempuan?
"Kami mau bayi perempuan"
"Ini ada bayi perempuan yang belum lama lahir, Kami menemukannya didepan pintu panti beberapa hari yang lalu"
Ibu panti menyodorkan bayinya Jessi yg baru saja tiba dipanti
"Kami masih belum memberinya nama"
"Adik bayinya cantik, ayah,, ibu,,aku mau bayi ini jadi adikku. Ayo bawa adik ini pulang!"
Andre melihat bayi itu dan merengek untuk membawanya pulang
"Baiklah kita akan membawanya pulang kerumah kita"
Sang ayah menerangkan dengan lembut kepada Andre. Lalu mengangkat kepala an berbicara kepada ibu panti
"Kami akan mengadopsi bayi ini. Tolong diurus semua dokumen yg dibutuhkan"
"Saya akan mengurus semuanya sekarang"
Bu panti mengangguk dan dan meninggalkan keluarga itu
Andre begitu bahagia memiliki adik perempuan yang cantik dia sangat menyayanginya..
Adiknya itu diberi nama Indrian Hadinata.
"Andre,, ibu memberi nama adik kamu Indrian Hadinata supaya kalian selalu sama - sama. Orang lain akan tahu kalau kalian bersaudara hanya dengan mendengar nama kalian"
"Ibu ingin kalian selalu bersama dan tak terpisahkan, kamu harus selalu menjaga dan melindungi indri. Janji?!"
"Baik ibu"
Si kecil Andre menganggukkan kepala mendengar perkataan sang ibu
Dua belas tahun berlalu begitu cepat Andre kini duduk di bangku SMA dan Indri di bangku SMP mereka selalu bersama
"Indri cepat nanti kita terlambat. Kamu selalu saja terlambat bangun!"
Andre berteriak memanggil Indri untuk pergi ke sekolah
"Iya ka, aku sudah selesai ko. Bu Indri sama kakak berangkat dulu ya!"
Indri mengambil sepotong sandwich dari meja dan dengan mukut penuh makanan ia pamit kepada sang ibu. Sedikit berlari menuju ke arah sang kakak
"Tidak usah lari, nanti kamu jatuh!"
Andre memberikan perhatian kepada adiknya
"Tadi kakak sendiri yang bilang agar aku cepat - cepat"
Indri memjawab ucapan sang kakak dengan ekspresi muram dan bibir mengerucut.
" Ya ya , kaka yg salah. Cepat naik ke motor!"
Mereka selalu beeangkat bersama karena berada di satu lingkungan sekolah yg sama.
Andre sangat protektif dan memanjakan sang adik. Perlakuannya pada sang adik tidak sama dengan perlakuan terhadap orang lain.
Andre adalah seorang remaja yang sangat tampan tapi juga sangat dingin, dan cuek. Dia sering disebut sebagai pria tertampan disekolah. Tapi dia tidak pernah memperhatikan atau peduli kepada orang lain. Dia hanya bersikap lembut dan hangat kepada ayah, ibu dan juga Indri.
Indri tumbuh jadi gadis yang cantik dan baik. Dia gadis yang lembut, manja, tapi peduli terhadap orang lain.
Sangat bertolak belakang dengan Andre
" Ka,, nanti saat perayaan ulang tahun ku kaka harus ada dirumah, jangan kabur kaya tahun kemarin. Awas aja klo kaka nanti ngilang lagi. Indri bakalan kasih ini nich "
Indri mengepal tangannya dan diangkat kehadapan Andre
" Haha,,, iya bawel, tapi liat tar aja dech, kaka males banget klo harus nemenin temen - temen kamu yang pada centil itu "
Itu menggunakan mulutnya seperti menunjuk suatu arah
" Indri ga mau tau, pokonya kak Andre harus hadir.. hmph "
Indri yang kesal membuang muka dan meninggalkan Andre.
" Dasar bocah manja "
Andre hanya tersenyum dan geleng - geleng kepala
" Ade kamu kenapa Ndre? ko dia manyun - manyun begitu sich? "
Ayah Andre, Dimas Hadinata tiba - tiba datang dari belakang Andre
" Tau tuch yah, kenapa dia? "
Andre sambil senyam senyum menjawab ayahnya
" Kamu ni ya, pasti ngerjain ade mu lagi kan? "
Ayah menunjuk nunjuk Andre sambil memicingkan mata, mencurigai Andre
" Ga ko yah, dia cuma minta Andre supaya ikut hadir di ultahnya dia. Tapi Andre males ngadepin temen - temennya yang centil itu yah"
Dengan sesekali menggelengkan kepala dan mengerucutkan bibirnya Andre bicara
Sang ayah hanya geleng - geleng kepala dengan kelakuan kedua anaknya itu
" Kaka nyebelin. awas aja klo ga ada pas pesta aku. Bakalan ku pites - pites nanti. huh "
Indri menggerutu sepanjang perjalanan ke kamarnya
" Kamu kenapa si Indri sayang, kenapa ngedumel kaya gitu ? "
Bu Anisa, ibunya Andre yang mendengar ocehan putrinya pun jadi penasaran
" Itu bu ka Andre. masa Indri suruh hadir pas pesta ultah nanti malah bilangnya gimana ntar aja "
Indri mengerucutkan bibirnya dan Bu Ningsih tertawa dengan ocehan sang putri
"Ibu ko malah ketawa sich, Indri kan lagi kesel bu.."
Indri tambah manyun dengan ledekan sang ibu dan memalingkan wajahnya
" Ya maaf,, maaf putri cantik ibu. Habisnya kamu lucu udah kaya nenek - nenek aja sich ngomel mulu. ga baik tau, nanti cepet tua loh"
"Udahlah daripada marah - marah mending bantu ibu aja ya bikin kue!"
Indri menganggukkan kepala dan membantu ibunya di dapur.
Sementara keluarga itu dalam suasana yang hangat. Lain halnya dengan keluarga Indri yang sebenarnya. Ibunya merasa sedih kehilangan putrinya. Kesedihannya semakin lama semakin mengikis kesehatannya. Sang ayah pun dibuatnya sangat khawatir dan menyesal dengan keputusan lamanya.
" Jessi, sadarlah nak. Jangan membuat ayah khawatir"
" Ayah akan mencari dan membawa putrimu kembali. Tenang saja Jessi. Kamu harus bisa bertahan dan sembuh lagi! "
Sang ayah mencium keningnya dan meninggalkannya untuk mencari bayi kecil yang dulu ia tinggalkan dipanti asuhan
" Pardi, siapkan mobil "
" Baik tuan! "
Ayah Jessi bergegas memanggil sopir dan meninggalkan putrinya untuk mencari cucu perempuannya yang dulu ia buang dipanti asuhan
Perjalanan memakan waktu berjam - jam dari kediaman Wijaya menuju panti asuhan tempat ayah Jessi membuang cucu kecilnya.
Tiba di panti asuhan. Ayah Jessi menuju keruang kepala panti dan menanyakan keberadaan cucu kecilnya
" Selamat siang Ibu kepala panti! "
Agung Wijaya menyapa kepala panti dan mengulurkan tangan untuk beejabata
"Selamat siang pak, ada yang bisa saya bantu? "
Ibu panti menyambut uluran tangannya dan mempersilahkan duduk dengan gerakan tangan. Merekapun duduk dengan posisi saling berhadapan.
"Saya datang kesini bermaksud untuk menanyakan keberadaan cucu perempuan saya yang dulu saya tinggalkan disini. Kira - Kira 12 tahun yang lalu"
" Apa bapak memiliki bukti atau tanda bahwa cucu anda memang ditinggalkan disini. Karena ada banyak bayi yang dititipkan disini dan banyak dari mereka yang telah diadopsi oleh keluarga lain"
Ibu panti menjelaskan dengan tenang.
Agung Wijaya mematung, termenung
" Bagaimana aku bisa menemukannya?
apa yang akan terjadi pada Jessi kalau aku tidak menemukannya?"
Gumam Agung sambil memegangi kepala
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!