NovelToon NovelToon

Simpanan

-Prolog-

Andri Fortunio Bagaskara :

Mempunyai simpanan? Kurasa sebaik nya jangan! Memang indah di awal tetapi akhir nya? Kau tidak akan mengetahui seperti apa akhirnya. Jika kau sudah mempunyai seorang kekasih hati yang setia, telah menemani mu dari nol hingga sukses, sebaiknya kau jangan bermain-main dibelakangnya agar kau tidak menyesal pada akhirnya.

Bukan aku ingin menggurui mu tetapi aku hanya ingin memberitahu bahwa aku tidak ingin kamu mengalami nya seperti aku. Cinta? Nafsu? Hah! Semuanya hanya sesaat jika hanya sekedar ingin bermain-main. Cinta pada asli nya yaitu yang sudah ada pada ikatan sakral, sekali kau melenceng dari kata sakral itu maka kau akan menerima apa yang akan terjadi padamu selanjut nya.

Aku? Serakah? Iya! Aku memang serakah! Aku mempunyai istri cantik, sabar, perhatian, selalu sabar menghadapi aku, dan menemani aku dari nol hingga sekarang, tetapi aku malah mengkhianati nya. Harta? Tahta? Wanita? Aku punya semuanya! Tetapi aku tidak pernah bersyukur, aku malah mengkhianati pernikahan ku dengan Keisha, aku mengkhianati istri ku di belakang ku. Sadar? Tentu saja aku sadar!

Aku malah menduakan istri ku dibelakang ku, bermesraan dengannya, hingga aku selalu menginap di apartemen nya. Apa aku sudah gila? Iya aku sudah gila? Aku gila karena keparasan yang dimiliki oleh Kania! Kenapa? Aku juga tidak tau sebab nya. Yang aku tau, aku juga mencintai Kania.

Mungkin perbuatan terbesar ku ini tidak pantas dimaafkan oleh istri tercinta ku Keisha, aku takut jika ia mengetahui pengkhianatan ini dan malah meninggalkan ku. Karena aku juga mencintai nya seperti aku mencintai Kania. Pasti kalian menganggap aku serakah bukan? Hahahaah! Ya! Kalian benar! Pasti kalian berfikir "Ahh Andri sudah mempunyai istri yang cantik jelita, yang sangat baik tetapi malah bisa-bisa nya ia menduakan istri nya begitu!" aku sudah tau itu kalian akan berkata seperti itu.

Tetapi mau dikata apa lagi? Aku sudah terjerumus dalam lembah hitam itu dan malah asyik mengikuti arah air hitam yang selalu mengalir. Kini aku masih menikmati lembah hitam itu dan menikmati semua permainan yang setan perbuat kepada ku. Entah apa yang akan terjadi aku tidak pernah memusingkan hal itu.

Keisha Anandita Bagaskara :

Hai. Aku keisha, kalian bisa panggil aku Kei saja. Nama Bagaskara aku ambil dari nama belakang suami ku. Kalian sudah tau nama suami ku kan? Hahah iya, dia adalah suami tercinta ku. Aku sangat mencintai nya hingga bertahun-tahun lamanya, kami tinggal satu atap dengannya tetapi tidak ada pertengkaran satu pun yang ada pada kami. Aku betah dengan nya karena dia sangat lembut dan perhatian kepada ku. Jujur saja aku tidak ingin kehilangan nya.

Aku menikmati semua hari-hari ku dengan suami ku, ia selalu ada di tawa ku setiap hari. Andri pria yang sangat penyayang, dia tidak membiarkan aku terluka sedikit pun. Perhatian yang ia berikan kepada ku membuat aku tidak pernah bosan, aku sangat menikmati nya.

Pernikahan yang telah kami jalani berjalan selama 10 tahun, namun hingga saat ini aku belum dikaruniakan seorang anak. Aku selalu bilang kepada Andri agar mencari perempuan lain supaya mendapatkan keturunan. Namun Andri selalu menolak mentah-mentah, dia bilang jika tidak ingin menduakan ku. Sebenarnya aku juga tidak rela jika Andri bersama perempuan lain tetapi aku juga kasihan kepada Andri karena dia selalu menginginkan anak kecil namun dia menutupi nya dari ku.

Jujur, awal pertama dokter memberitahu ku jika aku divonis mandul, itu sangat membuat aku sedih luar biasa. Bagaimana tidak, aku satu-satunya perempuan yang tidak bisa mendapatkan keturunan dari suami ku. Padahal aku ingin sekali menimang buah hati di tangan ku sendiri. Namun Andri tidak permasalahkan itu, dia menyemangatkan aku agar aku selalu sabar dan bisa menghadapi ini. Bahkan kalau bisa dia akan mengadopsi anak jika aku terus-terusan bersedih. Tetapi aku melarang nya karena aku akan selalu berusaha dan mengikuti beberapa program kehamilan maupun terapi siapa tau Tuhan memberi ku jalan dibalik ini.

Ibu mertua ku sangat menyayangi ku, ia selalu mendukungku agar aku bisa mempunyai keturunan. Bahkan mertua ku setiap waktu memperhatikan ku, aku patut bersyukur untuk itu. Saat ini aku ingin mempertahankan pernikahan ku dengan Andri, aku tidak akan merelakan ia bersama perempuan lain karena disini aku berjuang agar aku bisa memberikan keturunan kepada Andri. Sebab aku percaya karena Andri selalu ada untukku dimanapun aku berada.

Kania Aletha Qirani :

Silahkan kalian hina aku! Silahkan! Tetapi aku tidak akan perduli karena aku akan selalu bersama Andri. Aku tidak akan melepaskan Andri begitu saja. Kalian tidak mengerti bagaimana rasanya mencintai orang yang kita sayang dan kita puja. Kalian tidak tau itu, hanya aku yang tau.

Selama 2 tahun lamanya aku telah menjadi simpanan dari CEO di perusahaan yang bernama Bagaskara Group. Aku bekerja menjadi model yang cukup terkenal karena keparasan ku yang cukup dibilang sangat cantik daripada wanita lainnya.

Aku menyukai bos ku sendiri karena dia selalu memberi ku perhatian disaat ku bekerja, sebenarnya aku tidak ingin mencintai dia karena mengingat dia suami dari sahabatku Keisha. Tetapi mau bagaimana lagi, aku sudah terpikat dengan keparasannya sendiri

 Namun aku telah terjerumus kedalam nya dan semakin terbuai oleh ketampanan dari wajah Andri. Aku bisa apa? Aku sudah terlanjur mencintai suami dari sahabat ku sendiri. Apa aku salah disini? Mencintai pria yang sudah beristri?

Aku menjalani hubungan ini tanpa sepengetahuan orang lain, kami melakukannya diam-diam. Kami tidak berani jika melakukan hubungan di luar karena Andri dikenal oleh orang yang telah mempunyai istri yaitu keisha. Jadi jika kami saling merindukan satu sama lain, aku dan Andri hanya bisa lewat via chatting terkadang juga Andri sendiri lah yang pergi ke apartemen ku.

Semakin lama kami menjalani hubungan, semakin lama juga aku merasa bosan karena hubungan ku yang tidak berarah dan tidak jelas statusnya. Aku menginginkan hubungan seperti pasangan lainnya, aku menginginkan Andri menikahi ku. Tetapi Andri belum memberiku kejelasan hingga sekarang, aku pun tidak tau kenapa dia seperti ini.

Memang iya sih ia sudah mempunyai istri tetapi disini aku juga mempunyai hak atas status ku. Aku juga ingin Andri selalu bersama ku hingga akhir hayatku. Apa aku salah? Jika aku meminta hak atas status ku dengannya?

Apa aku salah bila melakukan itu dengannya? Walaupun kalian bilang salah, aku tidak perduli, sangat tidak perduli.

Yang penting saat ini aku harus memiliki dia seutuhnya, dari fisiknya maupun hati nya, itulah sekarang tujuan ku.

-Hubungan Terlarang-

"Cinta memang membuat semua orang buta jika berada didalam nya.Tetapi aku tidak perduli selagi aku bersama Andri. Laki-laki yang selalu aku cintai dan aku sayangi.

Janji ku, aku tidak akan melepaskannya begitu saja."

-Kania-

Kania:

Sudah beberapa kali aku meminta kepastian kepadanya namun dia selalu begitu saja. Padahal kita sudah menjalin hubungan selama 2 tahun lamanya namun jawaban nya selalu sama. Aku bisa saja melepaskannya, namun aku tidak bisa karena aku terlalu mencintai pria yang ada dihadapan ku ini. Ya, Andri Fortunio Bagaskara pria yang selama ini aku cintai. Memiliki tubuh yang sangat tegap, wajah yang terlihat sangat tegas tidak lupa bibir nya yang sangat tipis membuat aku ingin selalu memilikinya. Aku pun menghampiri nya lalu duduk diatas pahanya, tangan ku melingkar dilehernya.

"Aku akan selalu menunggu mu Mas, sampai kapan pun aku akan selalu menunggu mu,"

"Karena kamu tau aku sangat mencintai mu Mas." Andri mengelus rambut ku dengan perlahan, entah kenapa aku sangat menyukai nya disaat dia menyentuh lembut rambut ku.

"Aku juga mencintai kamu Kania, tapi jujur Mas juga sangat berat untuk melepaskan Keisha juga. Mas tidak ingin kehilangan kamu dan Keisha, Kania," tatapan Andri sangat teduh entah kenapa itu membuat ku cepat luluh melihat nya.

"Mas, kamu tau bukan kalau aku tidak pernah menyuruh mu untuk berpisah dengan Keisha. Tetapi aku hanya minta kejelasan pada hubungan kita. Cuman itu yang aku mau Mas," jujur aku sangat tidak cemburu jika Andri telah mempunyai istri namun aku tidak bisa jika aku terus berhubungan tanpa arah begini.

"Iya sabar ya Kania, aku pasti akan menikahi mu, tapi tolong, beri aku waktu lagi karena aku belum memberi tahu Keisha tentang kamu. Jadi tolong bersabar ya?" kedua mata Andri telihat memohon. Namun aku bisa apa, aku hanya mengangguk saja lalu tersenyum. aku memang tidak bisa marah terlalu lama dengan nya.

Andri:

Aku sangat mencintai perempuan yang sedang duduk dipaha ku ini. Kedua mata nya yang sangat besar, hidung yang mungil, wajah yang sangat cantik dan badan yang ramping. Aku sangat menyukai semua yang ada pada kania, aku ingin memiliki semua yang apa Kania punya. Namun aku tidak bisa karena aku juga mempunyai seorang istri yang telah menemani ku hingga bertahun-tahun lamanya.

Ya, Keisha Anandita Bagaskara, aku juga mencintai istri ku namun aku juga tidak bisa melepaskan Kania. Memang semua orang akan bilang aku serakah karena aku ingin memiliki semuanya namun aku bisa apa karena aku memang mencintai mereka berdua dan aku tidak bisa melepaskan mereka berdua.

"Bisa kah aku tidur disini lagi?" ya, saat ini aku sedang malas untuk pulang kerumah. Kerja di kantor sampai larut malam membuat aku tidak sanggup untuk pulang kerumah, karena jarak yang lumayan jauh. Kulihat kedua mata Kania membulat besar, pasti kutebak dia pasti sangat senang karena aku bersama nya untuk malam ini.

"Kamu gak papa tidur disini?"

"Kamu udah kasi tau Kei?" tanya nya lagi

Sebenarnya aku belum memberi tahu Keisha kalau malam ini aku tidak pulang namun harus alasan apa yang aku beri ke Keisha?

"Belum."

"Kenapa?" tanya nya

"Aku gak mau selalu membohongi Keisha terus menerus Kan," kulihat Kania menghela nafas lalu tersenyum.

"Baiklah jika itu mau mu, ayo kita ke kamar."

"Jangan lupa mengganti pakaian mu itu," aku hanya bisa tersenyum lalu mengecup kening nya itu. Kulihat rona merah di kedua pipi nya, dia sangat malu jika aku bersikap romantis kepadanya padahal aku sudah 2 tahun bersama nya. Aku menyukai Kania karena dia memang perempuan tidak cemberuan dan tidak egois, walau pun dia tau aku mempunyai istri tapi dia tidak menyuruh ku untuk berpisah dengan istri ku itu lah yang membuat aku betah dengan Kania. Apapun itu aku gak akan melepaskannya.

Kania:

Aku menarik tangan Andri dengan lembut membawanya kekamar ku, ya ini kedua kali nya Andri akan tidur bersama ku. Aku bisa apa? Aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini karena aku dan Andri sangat tidak bebas untuk menjalin hubungan dengan Andri karena Andri yang sudah mempunyai istri. Keisha, dia istri Andri sekaligus sahabat SMA ku hingga sekarang.

Aku tidak bisa memungkiri jika aku jatuh cinta kepada suaminya. Kala aku berhubungan dengan Andri, disaat Keisha memasukkan aku kedalam perusahaan Andri dan menjadikan aku model. Aku tidak menolak, lalu aku bekerja disana memulai karir ku hingga aku cukup terkenal di berbagai kalangan majalah.

Andri selalu memperhatikan aku setiap aku bekerja, ya memang bos tugas nya seperti itu, apalagi kalau bukan memantau karyawannya bekerja. Namun, aku tidak biasa dengan tatapan Andri, dia seperti menyukai ku. Lalu entah setan apa yang membuat kami terjerembab kedalam jurang yang salah. Aku jatuh cinta pada andri, suami dari sahabat ku.

Awal nya aku tidak menginginkan hubungan ini namun Andri selalu mencegah ku untuk pergi dari kehidupan nya dan itu cukup membuktikan bahwa kita memang ditakdirkan bersama. Mungkin sebagian orang akan bilang kalau aku ini munafik dan menusuk sahabat sendiri dibelakang, tapi mau gimana lagi? Aku dan Andri sepakat untuk bersama dan sama-sama saling mencintai.

Aku memberikan baju kaos dan celana pendek untuk digunakan Andri, aku memang menyediakan pakaian itu dilemari ku karena aku tau sewaktu-waktu Andri bakal menginap di apartemen ku.

"Mas ganti baju dulu ya Kan." izinnya pada ku, dia terlihat cute saat mengatakan itu. Ya Tuhan aku harus bagaimana aku terlanjur mencintai pria dihadapan ku ini.

"Iya Mas." aku tersenyum lalu dia berlalu menuju ke kamar mandi yang berada didalam kamar ku juga.

"Mas mau makan gak? Biar Kania buatin," aku setengah berteriak disaat dia sudah berada didalam kamar mandi.

"Gak usah Kan, Mas udah ngantuk. Mas langsung tidur aja." ucap nya didalam kamar mandi.

"Hem baiklah." aku berlalu menuju ke dapur untuk mengambil segelas air putih. Takut tengah malam aku tiba-tiba haus, jadi tidak perlu kedapur lagi.

Andri:

Aku langsung menghempaskan tubuh ku keatas kasur, menghela nafas berkali-kali mengusir lelah ku yang terjadi pada hari ini. Saat ini aku memang sangat sibuk, banyak sekali jadwal rapat dan bertemu klien yang harus ku tepati karena ini berpengaruh pada perusahaan yang ku jalani saat ini.

Aku mengambil ponsel ku, membuka galeri terlihat foto ku bersama Keisha yang tersenyum manis didepan kamera. Aku geser layar nya dan melihat foto lain disaat Keisha mencium pipi ku dan aku tertawa. Sungguh kenangan yang sangat manis. Keisha wanita yang sangat sempurna di mata ku, memiliki sifat keibuan dan dia sangat penyabar dengan sikap ku.

Jujur saja aku tidak bisa melepaskan dia begitu saja. Awal aku mengkhianati Keisha aku juga terlihat bingung, apakah aku harus melepaskan Keisha dan hidup bersama Kania atau sebaliknya? Aku selalu berfikir berulang kali namun aku tidak menemukan jawabannya.

Bagiku, Keisha adalah wanita yang selama ini selalu berada dibelakang ku disaat suka maupun duka. Sedangkan Kania adalah wanita mempunyai banyak kriteria yang selama ini aku impikan.

Aku melihat Kania masuk ke kamar dan menutup pintu. Aku menonaktifkan ponsel ku lalu menyimpannya di nakas. Aku tidak ingin Keisha menelpon ku disaat aku tidur, bisa-bisa dia curiga kepadaku.

Kania langsung tidur disebelah ku dan memeluk pinggang ku, aku pun membalas nya. Ya, Kania memang wanita yang sangat manja bila didekat ku tetapi dia bisa menjadi wanita yang sangat tegas dan serius apabila menyangkut pekerjaannya itu lah yang membuat aku tertarik kepadanya.

Kania mengelus pipi ku dengan lembut "Mas capek ya?" aku hanya tersenyum dan menatap nya sendu.

"Lumayan," Kania meletakkan kepalanya ke dada bidang ku.

"Mas?" panggil Kania.

"Hem?" aku pun hanya menggumam.

"Bentar lagi hubungan kita udah mau 3 tahun kan ya?" tanya Kania, ya memang sebentar lagi hubungan ku dengan Kania sudah mau mencapai 3 tahun. Aku tidak merasakan jika hubungan ku telah sejauh ini.

"Lalu?" tanyaku balik kepadanya sambil mengusap rambut nya yang sangat wangi beraroma jeruk. Aroma yang aku sukai dan aku rindukan jika aku tidak kunjung bertemu dengan nya.

"Gak mau rencanakan apa gitu?"

"Kamu memang nya mau apa?"

"Holiday?" tanya nya. Ya memang selama ini Kania tidak pernah minta yang muluk-muluk kepada ku. Paling aku dan dia merayakannya di apartemen dia dengan cake yang aku sempat beli untuk merayakan hubungan kita.

Kali ini dia minta liburan, permintaan yang tidak pernah dia mintakan ke pada ku.

"Mau kemana?"

"Paris?" wajah nya langsung menatap ku lekat, kedua matanya membulat besar seperti kucing yang ingin meminta makanan kepada majikannya. Sangat cute.

"Yaudah, nanti kita ke Paris ya. Tapi tunggu Mas gak sibuk baru kita pergi kesana,"

"Asik, makasih ya Mas," dia bersorak kesenangan, aku yang melihat nya pun ikut senang. Kania memang selalu dapat berpengaruh di sekitar nya termasuk suasana hati ku.

Kania:

"Iya sayang sama-sama." Andri mengelus pelan rambut ku. Aku sangat menyukai belaian yang dia berikan kepada ku. Andri, percayalah saat ini aku benar-benar sangat mencintai mu sampai kapanpun aku gak akan mau berpisah dengan mu.

"Yaudah, sekarang tidur ya. Mas ngantuk banget ini," Andri terlihat menguap sesekali sambil memejamkan matanya berkali-kali. Kurasa dia hari ini benar-benar sangat lelah. Aku pun membetulkan selimut Andri hingga ke dadanya.

"Good night Mas." aku tersenyum lalu memberikan kecupan hangat di pipinya.

"Good night too Kania." Andri tersenyum lalu memejamkan matanya. Aku pun membetulkan posisi ku tidur disamping nya sambil memeluk tubuhnya yang besar. Aku sungguh tidak ingin melepaskannya walaupun didalam tidur ku.

Andri, aku mau kita menikah dan hidup bersama. Aku ingin hidup bersama mu, jadi tolong jangan pernah tinggalkan aku Mas. Memang ini terdengar sebuah lelucon karena aku memaksa pada Tuhan untuk bersatu dengan mu yang sudah mempunyai istri. Tetapi apa aku salah meminta seperti ini?

Aku ikut memejamkan matanya dan tidak membutuhkan waktu yang sangat lama aku pun tertidur. Semoga aku dapat bermimpi indah malam indah dengan ditemani Andri disamping ku. Ini sungguh malam yang sangat indah.

Andri:

Aku membuka kedua mata ku yang terasa sangat berat, sesekali aku menguap. Saat ini aku belum puas untuk tidur, ingin rasa nya ku ubah hari ini menjadi malam yang sangat panjang lalu tidur lagi. Tetapi aku masih ingat, kalau hari ini pekerjaan ku masih banyak yang belum ku kerjakan. Aku mengusap wajah ku dan ku lihat sebuah tangan melingkar dengan manis di pinggang ku.

Aku masih ingat kalau semalam aku tidur dengan Kania. Ku lihat wajah manis nya yang sedang tidur, sangat cantik dan tenang saat ku lihat. Matanya yang sedang terpejam menampakkan bulu mata yang sangat lentik, bibir kecil yang mungil, dan hidung kecil mancung. Aku sangat menyukai apa yang dimiliki oleh Kania. Aku mengelus lembut wajahnya itu.

Maafkan Mas ya Kania, jika Mas belum bisa memberikan keseriusan pada hubungan kita. Mas janji kok, kalau Mas akan memberikan kepastian pada hubungan kita. Terus lah menunggu Mas ya, secepat nya Mas akan mengurus semuanya

Mata Kania terlihat terbuka perlahan-lahan, aku langsung tersenyum melihat nya. Kulihat kedua bola mata nya yang berwarna cokelat, menambah kecantikan yang ada pada wajah nya.

"Mas," panggil dengan suara serak nya.

"Iya Kan?" ucap ku sambil terus membelai rambut nya.

"Baru bangun ya?" tanya nya. Aku hanya tersenyum lalu mendekapkan nya ke pelukan ku.

"Ada apa Mas?" tanya nya.

"Biarkan begini saja dulu yaa," pintaku, entah kenapa rasanya aku menjadi takut kehilangan Kania atau ini hanya perasaan ku saja.

"Hem, emang nya Mas gak kerja hari ini?" tanya Kania.

"Kerja kok, tapi sebentar dulu. Aku masih ingin memeluk mu, " ucap ku, sambil terus mengelus rambut nya lembut.

Aku sangat merindukan wanita yang sedang aku peluk saat ini, karena sudah beberapa hari ini aku tak pernah jumpa dengan nya. Karena kesibukan ku yang sangat luar biasa maupun kesibukan dirinya juga.

Tiba-tiba aku tersentak kaget, karena fikiran ku tiba-tiba terbayang oleh nama istri ku Keisha. Aku tidak boleh seperti ini, aku tidak boleh terlena secepat ini. Dengan cepat aku menguraikan pelukan ku lalu bangkit dari kasur dan berjalan menuju ke kamar mandi.

Aku menyalakan shower, air pun langsung turun dan mengguyur seluruh tubuh ku. Aku hanya bisa diam dan membiarkan air itu terus membasahi seluruh tubuh ku ini.

"Bagaimana bisa? Bagaimana?" ucap ku tidak percaya pada diri sendiri.

"Bagaimana bisa disini aku bersenang-senang? Sedangkan aku masih memiliki Keisha dirumah?"

"Jika aku ingin mempunyai istri 2, seharusnya aku adil. Tetapi nyatanya aku tidak bisa,"

"Aku tidak bisa membagi cinta ku. Disaat aku bersama Kania, difikiran ku hanya ada Kania tidak ada Keisha. Jika aku bersama Keisha difikiran ku hanya ada Kania? Kenapa? Kenapa Kania semakin hari meracuni fikiran ku?" aku menjambak rambut ku dengan kuat.

Terkadang aku bingung dengan diriku, aku ingin sekali menghalalkan Kania namun aku tidak bisa adil antara Kania dengan Keisha. Ketika aku sudah bersamanya seakan-akan aku sudah lupa dengan kewajiban ku lainnya.

Ternyata inilah alasan aku mengapa diri ini tidak bisa memberi kejelasan hubungan pada Kania, aku tidak bisa bersikap adil terhadap perasaan istri ku Keisha.

Kania:

 Kening ku berkerut berkali kali lipat, aku melihat heran ketika Andri masuk kedalam kamar mandi dengan tergesa-gesa. Aku bingung melihat sikap nya yang tidak biasa itu. Mungkin fikir ku dia sedang kebelet atau gimana. Aku hanya bisa berfikir positif saja kepada Andri.

Aku bangkit dari kasur lalu berjalan menuju dapur, kubuka kulkas beberapa bahan segar terletak didalam nya. Aku mengambil bahan tersebut lalu ku campur sesuai resep. Aku ingin membuat sarapan untuk Andri di pagi hari.

Setelah sarapan telah selesai dibuat, aku menata nya keatas meja tidak lupa dengan segelas susu dingin diatas nya. Aku tersenyum puas melihat nya. Pancake selai stroberi terlihat enak di lihat.

"Semoga Mas Andri suka dengan sarapan nya," senyuman ku mengembang lalu aku kembali berjalan menuju ke dapur untuk membereskan peralatan masak yang kotor lalu aku cuci.

Tak lama kemudian aku mendengar suara pintu kamar tertutup, aku langsung bergegas keluar dari ruang dapur dan melihat Andri dengan setelan baju kantor nya.

"Mas udah mau berangkat?" tanya ku.

"Iya Kan, soalnya mas terburu-buru ini," ucap nya hendak pergi namun aku langsung menahan tangannya, dia pun berbalik dan menoleh.

"Ada apa Kan?" tanya nya, entah kenapa sikap nya jadi berubah drastis seperti ini.

"Mas, sarapan lah dahulu. Aku sudah membuatkan sarapan untuk Mas."

"Tapi aku mau—"

Aku tidak memperdulikan perkataan dia, aku langsung menarik ia agar duduk dan menyodorkan sarapannya.

"Aku gak mau tau, Mas harus makan. Aku sudah susah payah membuat ini untuk Mas. Masa Mas gak menghargai usaha aku sih?" aku sambil cemberut kepada nya.

Terlihat dia hanya diam, aku meraih dasi nya lalu merapikannya "Makan lah dahulu Mas, aku akan bersiap-siap dulu. Kita akan berangkat ke kantor bersama-sama" ucap ku lalu meninggalkan ia yang masih terdiam.

Andri memang selalu begini, aku tau jika sekarang ia sedang bimbang dengan perasaannya karena memikirkan istri nya dirumah. Tetapi aku bisa apa? Kita berdua lah yang sudah memilih jalan ini dan kita lah yang harus memilih resiko ini.

Terkadang juga aku bimbang dengan apa yang ku lakukan sekarang, karena aku melakukannya kepada suami sahabat ku sendiri.

Andri:

 Didalam mobil aku tidak henti-henti nya memandangi Kania yang sedang menggenggam erat tangan ku ini. Aku sedikit merasa bersalah dengannya pagi ini karena tiba-tiba mengacuhkan ia begitu saja.

"Kan." panggil ku, ia menoleh. Tampak riasan menghiasi wajah cantik nya itu, ya karena hari ini jadwal Kania pemotretan dan ini sekaligus kesempatan ku bisa berangkat bareng dengan nya.

"Iya Mas?"

"Maafkan Mas soal tadi pagi," Kania hanya tersenyum, ya memang sudah berapa kali aku begini dengan nya. Ini selalu terjadi disaat Kania selalu menanyakan kejelasan pada hubungan kami, hingga membuat aku ragu dan bimbang semalaman. Tetapi itu bisa di atasi dengan segera.

Kania terlihat tersenyum "Gak perlu minta maaf Mas, aku tau kok apa yang Mas fikirin. Janji jangan ulangi lagi, oke?"

Lihat lah bagaimana aku tidak semakin tergila-gila kepada nya, dia bahkan tidak marah kepada aku gara-gara tadi pagi tetapi dia malah memberi pengertian kepada ku. Jujur kalau sudah begini aku semakin tidak melepaskannya dan ia semakin meracuni fikiran ku.

Aku pun menarik tangan Kania lalu mendaratkan ciuman ke punggung tangannya, ia tersenyum senang lalu ia bersandar ke bahu ku.

"Mas janji gak akan begitu lagi, tapi jika Mas begitu lagi tolong ingatkan Mas ya?" pinta ku, ia terlihat mengangguk dan aku semakin mengeratkan genggaman ku. Ku harap aku dan ia selalu begini walau nyatanya kita selalu berbuat dosa setiap hari.

Sesampai dikantor, aku memarkirkan mobil ku. Aku melihat Kania, ia masih tersenyum seperti tadi.

"Selamat bekerja sayang, semoga kerjaan mu lancar ya." ucap nya.

Aku mendarat kan kecupan hangat di kening nya lalu aku tersenyum.

"Terima kasih sayang, selamat bekerja juga. Jangan terlalu keras ya kerja nya, jika capek langsung istirahat." ia terlihat mengangguk.

Untung saja kaca mobil ku gelap, jadi tidak akan ada orang yang bisa melihat apa yang ku lakukan didalam dan aku merasa tenang untuk itu. Ya, memang aku sengaja memasang kaca model seperti itu agar tidak ada yang tau hubungan aku dan Kania.

Walaupun aku dan ia biasa berangkat bersama tetapi aku bisa saja memberikan alasan antara kolega dan pekerja.

Aku pun keluar dari dalam mobil dan hendak membuka pintu untuk Kania namun suara yang sangat familier di telinga ku membuat jantung ku berdetak sangat keras, aku terkejut setengah mati, disaat istri ku berada di lobi kantor ku.

"Mas Andri!" panggil nya, aku pun langsung terdiam dan melihat dalam mobil entah apakah Kania tau jika Keisha sedang ada disini atau tidak.

Aku langsung menghampiri Keisha yang ia juga terlihat menghampiri ku, aku tidak ingin ia tau jika aku bersama kania sekarang.

"Kei?" panggil ku yang mulai ketakutan.

"Mas kemana aja sih gak pulang semalam ha?" terlihat wajah nya menahan kesal.

Aku mengusap belakang leher ku yang sudah mulai panas dingin karena rasa bersalah ku mulai menyergap diriku.

"Ma-aaf kan Mas Kei, Mas s-semalam i-tu a-nu –"

"Mas tidur di hotel lagi?" tanya nya. Aku hanya terdiam.

"Mas seharusnya kasi tau aku dong ke Kei, kalau Mas gak pulang ke rumah, aku kan jadi khawatir,"

"Heeheh iya Kei, soalnya Mas capek banget jadi Mas gak sempat mau membuka ponsel." mungkin jika orang yang mendengar pasti akan merasa aneh dengan tawa ku yang terlihat sumbang.

"Yaudah, kalau begitu ayo kita ke dalam. Kei udah buatkan makanan kesukaan Mas." dia merangkul lengan ku dan membawa ku masuk kedalam kantor, sesekali aku melihat ke belakang memastikan apakah Kania baik-baik saja atau tidak.

Kania :

"Aw..aw sakit!" ucap ku disaat seseorang menarik ku bersembunyi di mobil nya.

Kedua matanya melotot tajam dengan muka yang merah pasti ia sebentar lagi akan memarahi ku.

"Lo ya! Dengan santai nya berangkat ke kantor sama Pak Andri! Kalau istri Pak Andri lihat lo bagaimana ha? Bisa berabe urusannya! Untung gue datang tepat waktu kesini! Kalau gak? Bisa mati lo Kan!" Vania namanya, teman di kantor ku. Ia bagian manajer tim yang menghandle semua urusan pakaian apa yang akan ku kenakan sewaktu pemotretan. Ya, ia memang tau skandal percintaan ku dengan Mas Andri.

Tetapi ia bisa memarahi ku seperti ini jika aku teledor berkencan di luar dengan Mas Andri. Ia memang teman yang bisa menutup rahasia ku.

Ia selalu menasihati ku agar aku tidak berhubungan dengan Andri dikarenakan Andri sudah beristri tetapi aku tidak pernah memperdulikan nasihat nya karena aku sudah terlanjur mencintai nya.

"Ya maaf," ucap ku dengan nada menyesal agar ia tidak marah berkelanjutan dengan ku.

Vania terlihat menghela nafas kasar lalu mengusap wajah nya.

"Kan, seharus nya lo itu berhati-hati berhubungan dengan Pak Andri. Lo tau sendiri kan Pak Andri itu sudah punya istri? Mulut gue sampai berbuih-buih ngasi tau ke lo! Gue begini karena kasihan sama lo Kan. Lo cantik, masih muda, dan berprestasi. Tetapi lo mengambil suami dari sahabat lo sendiri? Lo fikir deh bagaimana jadi nya jika sahabat lo itu mengetahui semuanya? Apa lo gak kasihan?"

Ya Vania memang mengetahui semua cerita nya selain ia dekat dengan ku, Vania juga dekat dengan Keisha karena Vania bisa di bilang kepercayaan Andri di kantor.

Aku pun ikut menghela nafas dan melihat keluar dimana Andri sudah masuk kekantor bersama Keisha. Aku pun tadi sudah takut setengah mati disaat melihat Keisha memanggil Andri di lobi.

Namun aku terselamatkan disaat Vania mengeluarkan ku dari dalam mobil Andri dan menarik paksa ku hingga kesini.

"Vania, sampai kapan pun gue gak akan pernah berhenti berhubungan dengan Mas Andri. Gue cinta mati sama Mas Andri dan gue gak mau kehilangan Mas Andri, Van," terlihat Vania memutar kedua bola mata nya, jika sudah begitu ia pasti malas mendengar perkataan ku.

"Ya gue tau kalau Mas Andri sudah mempunyai istri, tapi gue bisa apa Van? Melepaskan Mas Andri? Gak! Sampai kapan pun gue gak akan melepaskan dia, gue akan terus bersama dia dan menikah dengan dia walaupun gue tau kalau gue ini akan menjadi istri kedua!" ucap ku dengan nada penuh yakin.

Vania melihat ku dengan tatapan tidak percaya, ia berdecak kesal "Terserah lo deh Kan, gue udah pernah mengingatkan lo untuk ini. Gue harap lo gak pernah menyesal dengan apa yang sudah lo perbuat. Tapi gue kasi tau ke lo ya Kan, wanita manapun tidak akan rela melihat suami nya mempunyai istri lain. Ia bilang rela jika suami nya beristri lagi. Tapi hati nya?" Vania menunjuk dada nya sambil menggeleng.

"Hati nya tidak Kan, ia tidak rela, sangat tidak rela jika suami nya beristri. Jangan kan beristri, dekat sama wanita lain saja sudah tidak rela. Gue hanya berharap semoga lo gak akan merasakan apa yang Keisha rasakan saat dia tau kalau sahabat nya sendiri menikam ia dibelakang nya." Vania berbicara dengan nada sungguh-sungguh lalu ia keluar dari dalam mobil.

Aku hanya terdiam sambil terngiang-ngiang dengan perkataan Vania yang barusan saja ia katakan. Perkataan ia hari ini berbeda dengan perkataan biasanya.

Aku pun merenung, apa aku salah? Apa aku salah disini? Dulu aku sudah berusaha dengan keras agar tidak menjalani hubungan terlarang ini. Namun aku malah menikmati nya, aku malah terjerumus kedalam nya dan merasakan status ku sebagai simpanan dari bos ku yang sudah beristri.

-Hubungan [2]

Andri:

Aku membuka kedua mata ku yang terasa sangat berat, sesekali aku menguap. Saat ini aku belum puas untuk tidur, ingin rasa nya ku ubah hari ini menjadi malam yang sangat panjang lalu tidur lagi. Tetapi aku masih ingat, kalau hari ini pekerjaan ku masih banyak yang belum ku kerjakan. Aku mengusap wajah ku dan ku lihat sebuah tangan melingkar dengan manis di pinggang ku.

Aku masih ingat kalau semalam aku tidur dengan Kania. Ku lihat wajah manis nya yang sedang tidur, sangat cantik dan tenang saat ku lihat. Matanya yang sedang terpejam menampakkan bulu mata yang sangat lentik, bibir kecil yang mungil, dan hidung kecil mancung. Aku sangat menyukai apa yang dimiliki oleh Kania. Aku mengelus lembut wajahnya itu.

Maafkan Mas ya Kania, jika Mas belum bisa memberikan keseriusan pada hubungan kita. Mas janji kok, kalau Mas akan memberikan kepastian pada hubungan kita. Terus lah menunggu Mas ya, secepat nya Mas akan mengurus semuanya

Mata Kania terlihat terbuka perlahan-lahan, aku langsung tersenyum melihat nya. Kulihat kedua bola mata nya yang berwarna cokelat, menambah kecantikan yang ada pada wajah nya.

"Mas," panggil dengan suara serak nya.

"Iya Kan?" ucap ku sambil terus membelai rambut nya.

"Baru bangun ya?" tanya nya. Aku hanya tersenyum lalu mendekapkan nya ke pelukan ku.

"Ada apa Mas?" tanya nya.

"Biarkan begini saja dulu yaa," pintaku, entah kenapa rasanya aku menjadi takut kehilangan Kania atau ini hanya perasaan ku saja.

"Hem, emang nya Mas gak kerja hari ini?" tanya Kania.

"Kerja kok, tapi sebentar dulu. Aku masih ingin memeluk mu, " ucap ku, sambil terus mengelus rambut nya lembut.

Aku sangat merindukan wanita yang sedang aku peluk saat ini, karena sudah beberapa hari ini aku tak pernah jumpa dengan nya. Karena kesibukan ku yang sangat luar biasa maupun kesibukan dirinya juga.

Tiba-tiba aku tersentak kaget, karena fikiran ku tiba-tiba terbayang oleh nama istri ku Keisha. Aku tidak boleh seperti ini, aku tidak boleh terlena secepat ini. Dengan cepat aku menguraikan pelukan ku lalu bangkit dari kasur dan berjalan menuju ke kamar mandi.

Aku menyalakan shower, air pun langsung turun dan mengguyur seluruh tubuh ku. Aku hanya bisa diam dan membiarkan air itu terus membasahi seluruh tubuh ku ini.

"Bagaimana bisa? Bagaimana?" ucap ku tidak percaya pada diri sendiri.

"Bagaimana bisa disini aku bersenang-senang? Sedangkan aku masih memiliki Keisha dirumah?"

"Jika aku ingin mempunyai istri 2, seharusnya aku adil. Tetapi nyatanya aku tidak bisa,"

"Aku tidak bisa membagi cinta ku. Disaat aku bersama Kania, difikiran ku hanya ada Kania tidak ada Keisha. Jika aku bersama Keisha difikiran ku hanya ada Kania? Kenapa? Kenapa Kania semakin hari meracuni fikiran ku?" aku menjambak rambut ku dengan kuat.

Terkadang aku bingung dengan diriku, aku ingin sekali menghalalkan Kania namun aku tidak bisa adil antara Kania dengan Keisha. Ketika aku sudah bersamanya seakan-akan aku sudah lupa dengan kewajiban ku lainnya.

Ternyata inilah alasan aku mengapa diri ini tidak bisa memberi kejelasan hubungan pada Kania, aku tidak bisa bersikap adil terhadap perasaan istri ku Keisha.

Kania:

 Kening ku berkerut berkali kali lipat, aku melihat heran ketika Andri masuk kedalam kamar mandi dengan tergesa-gesa. Aku bingung melihat sikap nya yang tidak biasa itu. Mungkin fikir ku dia sedang kebelet atau gimana. Aku hanya bisa berfikir positif saja kepada Andri.

Aku bangkit dari kasur lalu berjalan menuju dapur, kubuka kulkas beberapa bahan segar terletak didalam nya. Aku mengambil bahan tersebut lalu ku campur sesuai resep. Aku ingin membuat sarapan untuk Andri di pagi hari.

Setelah sarapan telah selesai dibuat, aku menata nya keatas meja tidak lupa dengan segelas susu dingin diatas nya. Aku tersenyum puas melihat nya. Pancake selai stroberi terlihat enak di lihat.

"Semoga Mas Andri suka dengan sarapan nya," senyuman ku mengembang lalu aku kembali berjalan menuju ke dapur untuk membereskan peralatan masak yang kotor lalu aku cuci.

Tak lama kemudian aku mendengar suara pintu kamar tertutup, aku langsung bergegas keluar dari ruang dapur dan melihat Andri dengan setelan baju kantor nya.

"Mas udah mau berangkat?" tanya ku.

"Iya Kan, soalnya mas terburu-buru ini," ucap nya hendak pergi namun aku langsung menahan tangannya, dia pun berbalik dan menoleh.

"Ada apa Kan?" tanya nya, entah kenapa sikap nya jadi berubah drastis seperti ini.

"Mas, sarapan lah dahulu. Aku sudah membuatkan sarapan untuk Mas."

"Tapi aku mau—"

Aku tidak memperdulikan perkataan dia, aku langsung menarik ia agar duduk dan menyodorkan sarapannya.

"Aku gak mau tau, Mas harus makan. Aku sudah susah payah membuat ini untuk Mas. Masa Mas gak menghargai usaha aku sih?" aku sambil cemberut kepada nya.

Terlihat dia hanya diam, aku meraih dasi nya lalu merapikannya "Makan lah dahulu Mas, aku akan bersiap-siap dulu. Kita akan berangkat ke kantor bersama-sama" ucap ku lalu meninggalkan ia yang masih terdiam.

Andri memang selalu begini, aku tau jika sekarang ia sedang bimbang dengan perasaannya karena memikirkan istri nya dirumah. Tetapi aku bisa apa? Kita berdua lah yang sudah memilih jalan ini dan kita lah yang harus memilih resiko ini.

Terkadang juga aku bimbang dengan apa yang ku lakukan sekarang, karena aku melakukannya kepada suami sahabat ku sendiri.

Andri:

 Didalam mobil aku tidak henti-henti nya memandangi Kania yang sedang menggenggam erat tangan ku ini. Aku sedikit merasa bersalah dengannya pagi ini karena tiba-tiba mengacuhkan ia begitu saja.

"Kan." panggil ku, ia menoleh. Tampak riasan menghiasi wajah cantik nya itu, ya karena hari ini jadwal Kania pemotretan dan ini sekaligus kesempatan ku bisa berangkat bareng dengan nya.

"Iya Mas?"

"Maafkan Mas soal tadi pagi," Kania hanya tersenyum, ya memang sudah berapa kali aku begini dengan nya. Ini selalu terjadi disaat Kania selalu menanyakan kejelasan pada hubungan kami, hingga membuat aku ragu dan bimbang semalaman. Tetapi itu bisa di atasi dengan segera.

Kania terlihat tersenyum "Gak perlu minta maaf Mas, aku tau kok apa yang Mas fikirin. Janji jangan ulangi lagi, oke?"

Lihat lah bagaimana aku tidak semakin tergila-gila kepada nya, dia bahkan tidak marah kepada aku gara-gara tadi pagi tetapi dia malah memberi pengertian kepada ku. Jujur kalau sudah begini aku semakin tidak melepaskannya dan ia semakin meracuni fikiran ku.

Aku pun menarik tangan Kania lalu mendaratkan ciuman ke punggung tangannya, ia tersenyum senang lalu ia bersandar ke bahu ku.

"Mas janji gak akan begitu lagi, tapi jika Mas begitu lagi tolong ingatkan Mas ya?" pinta ku, ia terlihat mengangguk dan aku semakin mengeratkan genggaman ku. Ku harap aku dan ia selalu begini walau nyatanya kita selalu berbuat dosa setiap hari.

Sesampai dikantor, aku memarkirkan mobil ku. Aku melihat Kania, ia masih tersenyum seperti tadi.

"Selamat bekerja sayang, semoga kerjaan mu lancar ya." ucap nya.

Aku mendarat kan kecupan hangat di kening nya lalu aku tersenyum.

"Terima kasih sayang, selamat bekerja juga. Jangan terlalu keras ya kerja nya, jika capek langsung istirahat." ia terlihat mengangguk.

Untung saja kaca mobil ku gelap, jadi tidak akan ada orang yang bisa melihat apa yang ku lakukan didalam dan aku merasa tenang untuk itu. Ya, memang aku sengaja memasang kaca model seperti itu agar tidak ada yang tau hubungan aku dan Kania.

Walaupun aku dan ia biasa berangkat bersama tetapi aku bisa saja memberikan alasan antara kolega dan pekerja.

Aku pun keluar dari dalam mobil dan hendak membuka pintu untuk Kania namun suara yang sangat familier di telinga ku membuat jantung ku berdetak sangat keras, aku terkejut setengah mati, disaat istri ku berada di lobi kantor ku.

"Mas Andri!" panggil nya, aku pun langsung terdiam dan melihat dalam mobil entah apakah Kania tau jika Keisha sedang ada disini atau tidak.

Aku langsung menghampiri Keisha yang ia juga terlihat menghampiri ku, aku tidak ingin ia tau jika aku bersama kania sekarang.

"Kei?" panggil ku yang mulai ketakutan.

"Mas kemana aja sih gak pulang semalam ha?" terlihat wajah nya menahan kesal.

Aku mengusap belakang leher ku yang sudah mulai panas dingin karena rasa bersalah ku mulai menyergap diriku.

"Ma-aaf kan Mas Kei, Mas s-semalam i-tu a-nu –"

"Mas tidur di hotel lagi?" tanya nya. Aku hanya terdiam.

"Mas seharusnya kasi tau aku dong ke Kei, kalau Mas gak pulang ke rumah, aku kan jadi khawatir,"

"Heeheh iya Kei, soalnya Mas capek banget jadi Mas gak sempat mau membuka ponsel." mungkin jika orang yang mendengar pasti akan merasa aneh dengan tawa ku yang terlihat sumbang.

"Yaudah, kalau begitu ayo kita ke dalam. Kei udah buatkan makanan kesukaan Mas." dia merangkul lengan ku dan membawa ku masuk kedalam kantor, sesekali aku melihat ke belakang memastikan apakah Kania baik-baik saja atau tidak.

Kania :

"Aw..aw sakit!" ucap ku disaat seseorang menarik ku bersembunyi di mobil nya.

Kedua matanya melotot tajam dengan muka yang merah pasti ia sebentar lagi akan memarahi ku.

"Lo ya! Dengan santai nya berangkat ke kantor sama Pak Andri! Kalau istri Pak Andri lihat lo bagaimana ha? Bisa berabe urusannya! Untung gue datang tepat waktu kesini! Kalau gak? Bisa mati lo Kan!" Vania namanya, teman di kantor ku. Ia bagian manajer tim yang menghandle semua urusan pakaian apa yang akan ku kenakan sewaktu pemotretan. Ya, ia memang tau skandal percintaan ku dengan Mas Andri.

Tetapi ia bisa memarahi ku seperti ini jika aku teledor berkencan di luar dengan Mas Andri. Ia memang teman yang bisa menutup rahasia ku.

Ia selalu menasihati ku agar aku tidak berhubungan dengan Andri dikarenakan Andri sudah beristri tetapi aku tidak pernah memperdulikan nasihat nya karena aku sudah terlanjur mencintai nya.

"Ya maaf," ucap ku dengan nada menyesal agar ia tidak marah berkelanjutan dengan ku.

Vania terlihat menghela nafas kasar lalu mengusap wajah nya.

"Kan, seharus nya lo itu berhati-hati berhubungan dengan Pak Andri. Lo tau sendiri kan Pak Andri itu sudah punya istri? Mulut gue sampai berbuih-buih ngasi tau ke lo! Gue begini karena kasihan sama lo Kan. Lo cantik, masih muda, dan berprestasi. Tetapi lo mengambil suami dari sahabat lo sendiri? Lo fikir deh bagaimana jadi nya jika sahabat lo itu mengetahui semuanya? Apa lo gak kasihan?"

Ya Vania memang mengetahui semua cerita nya selain ia dekat dengan ku, Vania juga dekat dengan Keisha karena Vania bisa di bilang kepercayaan Andri di kantor.

Aku pun ikut menghela nafas dan melihat keluar dimana Andri sudah masuk kekantor bersama Keisha. Aku pun tadi sudah takut setengah mati disaat melihat Keisha memanggil Andri di lobi.

Namun aku terselamatkan disaat Vania mengeluarkan ku dari dalam mobil Andri dan menarik paksa ku hingga kesini.

"Vania, sampai kapan pun gue gak akan pernah berhenti berhubungan dengan Mas Andri. Gue cinta mati sama Mas Andri dan gue gak mau kehilangan Mas Andri, Van," terlihat Vania memutar kedua bola mata nya, jika sudah begitu ia pasti malas mendengar perkataan ku.

"Ya gue tau kalau Mas Andri sudah mempunyai istri, tapi gue bisa apa Van? Melepaskan Mas Andri? Gak! Sampai kapan pun gue gak akan melepaskan dia, gue akan terus bersama dia dan menikah dengan dia walaupun gue tau kalau gue ini akan menjadi istri kedua!" ucap ku dengan nada penuh yakin.

Vania melihat ku dengan tatapan tidak percaya, ia berdecak kesal "Terserah lo deh Kan, gue udah pernah mengingatkan lo untuk ini. Gue harap lo gak pernah menyesal dengan apa yang sudah lo perbuat. Tapi gue kasi tau ke lo ya Kan, wanita manapun tidak akan rela melihat suami nya mempunyai istri lain. Ia bilang rela jika suami nya beristri lagi. Tapi hati nya?" Vania menunjuk dada nya sambil menggeleng.

"Hati nya tidak Kan, ia tidak rela, sangat tidak rela jika suami nya beristri. Jangan kan beristri, dekat sama wanita lain saja sudah tidak rela. Gue hanya berharap semoga lo gak akan merasakan apa yang Keisha rasakan saat dia tau kalau sahabat nya sendiri menikam ia dibelakang nya." Vania berbicara dengan nada sungguh-sungguh lalu ia keluar dari dalam mobil.

Aku hanya terdiam sambil terngiang-ngiang dengan perkataan Vania yang barusan saja ia katakan. Perkataan ia hari ini berbeda dengan perkataan biasanya.

Aku pun merenung, apa aku salah? Apa aku salah disini? Dulu aku sudah berusaha dengan keras agar tidak menjalani hubungan terlarang ini. Namun aku malah menikmati nya, aku malah terjerumus kedalam nya dan merasakan status ku sebagai simpanan dari bos ku yang sudah beristri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!