NovelToon NovelToon

True Love

Bab 1

Tama Nugroho adalah seorang pengusaha sukses yang mempunyai banyak usaha berbagai bidang. Tama adalah seorang pria yang sangat tampan, baik hati dan ramah kepada siapapun. Dan dia menikah dengan serorang wanita cantik yang bernama Karina Munaf. Namun pernikahan tama ditentang oleh kedua orangtua tama karena tama menikah dengan wanita dari kalangan biasa bukan dari kalangan pengusaha seperti keluarganya.

Namun walaupun ditentang tama tetap menikah dengan karina, karena munurut tama dia tidak melihat wanita dari segi harta dan kekayaan maupun status wanita tersebut dia menikah dengan wanita yang keluarganya sangat sederhana. Oleh karena itu, keluarga tama sangat membenci karina.

Pernikahan mereka dilasungkan sangat sederhana namun sangat hikmat. Keluarga Karina sangat bahagia karena putri mereka menikah dengan Seorang pria yang sangat baik kekayaan tama hanyalah sebuah bonus bagi mereka.

Berbeda denga keluarga Tama sangat membenci hari itu. "Lihatlah keluarga itu pah !! sangat bahagia sekali melihat putri mereka menikah dengan putra kita dasar keluarga penjilat, sampe kapanpun aku tidak akan pernah sudi mempunyai menantu dan besan seperti mereka" Ujar ibu Tama yang berbicara dengan suaminya.

Hari itu adalah hari yang sangat bahagia bagi tama dan karina walaupun dihati karina masih ada sedikit kesedihan dikarena keluarga tama tidak menyukainya sama sekali, namun kesedihan itu tidak terlihat karena tertutup dengan rasa bahagianya di karenakan dia melihat senyum suaminya.

"Karina terimakasih sudah mau menjadi istriku" tama berkata kepada karina sambil menatap karina, sambil memegang tangan karina. "Terimakasih juga sudah mau menerimaku apa adanya aku berjanji akan salalu berada disampingmu dan menemanimu, mematahuimu apapun yang kamu katakan" Karina berkata sangat lembut kepada tama membuat hati tama tersentuh dan luluh lantah.

...----------------...

Setelah menikah tama sengaja tidak tinggal bersama kedua orangtuanya, karena dia berfikir keluarganya pasti akan menyiksa dan berkata kasar kepada istrinya. Walaupun seperti itu karina selalu mengingatkan dia jangan pernah membenci kedua orangtuanya dan selalu bepesan kepada suaminya "Mas minggu ini kamu sudah ketemu papah sama mamah?" tanya karina kepada tama mendengar pertanyaan dari istrinya itu membuat raut wajah tama berubah terkesan sangat tidak suka dengan pertanyaan istrinya tersebut.

Karinapun berbicara dengan sangat lembutnya dan memegang tangan tama "Mas bagaimanapun mereka adalah tetap orangtua mu, orang yang berjasa didalam hidupmu dia surgamu kamu harus tetap berbakti kepada mereka sayangi mereka jangan gara-gara mereka tidak menyukaiku maspun membenci mereka aku tidak ingin suamiku menjadi anak yang durhaka kepada orangtuanya bagaimanapun nanti kita akan menajdi orang tua sama seperti mereka" mendengar perkataan istrinya itu membuat hati tama tersentuh dan tersadarkan "Terimakasih sudah mengingatkan ku sayang" ucap tama kepada karina.

Hari demi hari mereka lalui dengan bahagia, tama sangat bersyukur mempunyai istri yang selalu mengingatkan dia tentang kebaikan sebaliknyapun karina dia sangat bersyukur dianugrahkan suami seperti tama yang selalu membimbingnya. Kebahagian merekapun semakin bertambah dikarenakan karina hamil.

Karina yang sudah mulai merasa ada yang aneh didalam dirinya pun menyadari kenapa dia sangat telat datang bulan, padahal seharusnya periode dia harusnya sudah datang "Emm kenapa aku belum datang bulan juga yaa ? aneh sekali harusnya tanggal-tanggal ini aku harusnya sudah datang bulan ? emmm apa jangan-jangan aku hamil ? iya kah itu ?" Karina berucap didalam hatinya.

Dengan langkah membaranikan diri karina pergi ke Apotik yang berada didekat rumahnya untuk membeli Tespack untuk megetahui dirinya apakah hamil atau tidak, karinapun membeli beberapa Tespack untuk dia pake.

Keesokan paginya pun karina mencoba mengetes apakah dia hamil atau tidak "Massssssssssss taammmaaaa" teriak karina dari kamar mandi, tamapun yang mendengar teriakan karina sontak terkejut mendengarnya dan berlari kekamar mandi untuk mendatangi karina dan langsung membuka pintu kamar mandi tersebut "Ada apa sayang ? kenapa ada apa ? " pertanyaan tama penuh dengan kekhawatiran kepada karina. Karina langsung berbalik dan tersenyum kepada tama "mas tama liatt ini " sambil menunjukkan tespack kepada tama "mas aku hamil!! aku hamil mass liat ini garisnya ada 2 aku hamil mass" karina berkata kepada tama penuh dengan semanagat dan bahagia.

Tama yang melihat itu sontak langsung memeluk istrinya dan berkata "Allhamdulillah ya allah sayang terimakasih" tama berkata sambil berkaca-kaca air matanya hampir menetes saking bahagianya dan mencium kening istrinya.

Tama yang pagi itu ada meeting langsung membatalkannya dan menemani istrinya kerumah sakit untuk memastikan lebih lanjut "Hallo indra batalkan meeting pagi hari ini geser ke jam 2 siang" Ucap tama kepada indra sekertarisnya melalui telpon "Baik pak" ucap indra kepada bosnya tersebut.

"sayang pagi ini kita harus kedokter" ucap rama kepada istrinya. Mendengar ucapan suaminya karinpun bersiap-siap untuk kerumah sakit. Sesampainya di rumah sakit merekapun langsung bertemu dengan dr. Anisa.

"selamat pagi bapak tama dan ibu karina" ucap dr. Anisa kepada tama dan karina dengan ramahnya. Dibalas oleh tama dan karina dengen ramahnya "selamat pagi dok" ucap mereka berdua. Karinapun menceritakan kepada dr. Anisa apa yang dia alami selama ini sampai pagi hari ini "dok saya sudah telat beberapa hari dan saya sudah tes pake tespack tadi pagi dan hasilnya postif dok" ucap karina kepada dr. Anisa.

Mendengar itu semua dr. Anispun langsung memeriksa karina "baiklah ibu karina silahkan berbaring disebelah sini saya akan memeriksanya" ucap dr. Anisa. Sambil memeriksa karina dr. Anisapun berkata kepada tama dan karina "Woaahh selamat ya bapak tama dan ibu karina sebentar lagi akan menjadi ayah dan ibu saat ini usia kandungan ibu karina sudah memasuki 4 minggu" jelas dr. Anisa kepada pasangan suami istri tersebut.

Setelah memeriksa dr. Anisapun meresepkan beberapa vitamin kepada karina dan berpesan kepada mereka berdua "baiklah ibu saya sudah menuliskan beberapa vitamin buat ibu, saya berpesean kepada bapak tama dan ibu karina untuk menjaga kandungan karena diusia-usia ini sangat rawan" jelas dr. Anisa kepada tama dan karina.

Kepulangan mereka dari rumah sakit langsung memberitahukan kabar gembira mereka kepada keluarga mereka masing-masing. Keluarga karina mendengar kabar kehamilan karina dengan begitu sangat gembira dan bahagia langsung berucap syukur. Berbeda dengan keluarga tama yang mendengar kehamilan karina begitu sangat tidak suka mendengarnya dan murka, mereka tidak suka karina hamil cucu mereka dari keluarga yang tidak terpandang seperti mereka. Walaupun begitu karina tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi keluarga suaminya tesebut didalam hatinya sendiri ada kesedihan teramat dalam, yang terkadang membuat ia menangis karena keluarga suaminya itu masih tetap tidak menyukainya walaupun dia sudah mengandung anaknya tama.

Bab 2

Setelah mengetahui kehamilannya karina merasa sedih karena keluarga suaminya itu masih saja tidak menyukainya, terkadang dia lewati hari itu dengan menangis "apa yang harus aku lakukan agar ayah, ibu, dan ipar-ipar bisa menerimaku bagaimana kelak merekapun tidak akan menyukai anak yang ada dikandungan ku ini karena mereka membenci kalo aku adalah ibunyaaa" karina berbicara didalam hatinya entah sudah berapa banyak air matanya yang mengalir deras dipipinya yang cantik itu.

Walaupun di terus menangis dia selalu menguatkan dirinya, iya itulah karina walaupun terkadang ia rapuh tapi disisinya yang lain dia adalah wanita yang tegar dan tangguh dalam menghadapi masalah yang sedang ia hadapi " Bagaimanapun anak yang aku kandung ini adalah anaknya mas tama dengan berjalannya waktu mereka pasti akan menerima anak ini dan aku bagaimanapun pula ini adalah darah dagingnya mas tama" tanpa ia sadari waktu berjalan siang dia melihat waktunya dia untuk mengantar makanan siang ke kantor suaminya yang sudah ia masak sejak dari pagi setelah suami berangkat ke kantor.

Karinapun bergegas untuk pergi kekantor untuk membawa makan siang tama "Mang udin tolong antarkan saya ke kantornya mas tama yaa" ucap karina kepada supirnya itu. "Baik non pasti tuan sangat senang dengan makanan yang dibawakan nona" ucap mang udin kepada karina. Karina yang mendengar hanya membalas dengan senyum manisnya kepada supirnya tersebut.

Semenjak tama menikah ia jarang sekali makan siang diluar kecuali ada keperluan kantor atau sedang bertemu dengan rekan-rekan bisnisnya, selebihnya tama menghabiskan waktu makan siang bersama karina. Sesampainya dikantor tama karina langsung naik ke lantai atas untuk menemui tama, didepan ruangan tama staff sekertaris tersenyum kepada karina dibalas pula senyuman dengan karina.

Mendengar suara pintu ruangnya terbuka tamapun langsung menantap kearah pintu yang terbuka dilihatnya istri cantiknya sudah datang, tama yang duduk langsung berdiri dan berjalan kearah karina"Sayang sudah datang aku sangat merindukanmu" tama yang sedari tadi sudah pusing dengan pekerjaan langsung tersenyum dan memeluk karina " Ada apa denganmu mas ? begitu sangat tidak enak dilihat seperti bukan suamiku yang kukenal selama ini, apakah pekerjaanmu sangat berat hari ini ?" ucap karina kepada tama dan mengecup pipi suaminya dengan lembut.

Tama yang tadi sedekit tidak bersemangat kembali tersenyum dan memeluk karina "Emmmm hari ini aku sangat lelah" sahut tama kepada istrinya, karina yang mendengar itu langsung mengerti bahwa pekerjaan tama hari ini sangat berat dan dia mengerti bahwa tugas suaminya tidaklah mudah sebagai seorang pemimpin perusahan besar itu.

"Yaaa udah kalo gitu kita makan siang dulu biar kamunya engga lelah lagi biar mas bisa langsung menyelesaikan pekerjaan mas lagi " karina adalah memang istri yang sangat begitu mengerti kondisi suaminya. "Sayang apa yang kamu masak ?" tanya tama kepada karina "aku memasak makanan kesukaanmu mas" sambil membuka kotak makan siang mereka, mendengar itu tama langsung duduk disofa dengan wajah yang berbinar mendengar perkataan istrinya "benarkah itu sayang ? terimakasih sayang" merekapun menikmati makan siang mereka bersama dan bercerita banyak hal itulah kebiasan mereka yang tidak pernah mereka lewatkan yaitu makan bersama kecuali tama sedang sibuk dengan pekerjaanya dan meeting yang mendesak selebih dari itu tama dan karina selalu meluangkan waktu untuk makan bersama.

...----------------...

Waktu terus berjalan perut karina yang tadinya masih kecil sekarang sudah mulai membesar karena usia kehamilanya sudah memasuki delapan bulan dan merekapun sudah mengetahui jenis kelamin anak mereka, yang berjenis kelamin perempuan.

Sepeti biasanya karina selalu disibukkan hari-harinya dengan toko bunga yang ia urus sedari dulu. Hari itu ia kedatangan ibu mertuanya dan kaka ipar perempuannya ditoko bunga yang ia urus. "mba karina maaf mengganggu diluar ada orang yang ingin bertemu sama mba" ucap salah satu pegawai karina, karina yang sedari tadi asik mengurus bunga sedikit terkejut karena dia meresa tidak ada janji dengan orang pada hari itu "Siapa ? saya rasa hari ini saya tidak ada janji sama orang" ucap karina kepada pegawainya tersebut.

"Orang diluar sana berpakaian sangat mewah mbaa merekapun menggunakan mobil yang sangat mewah taaapiii mba raut wajah mereka sangat tidak mengenakkan dan berbicar sangat ketus sekali mba" ucap pegawai karina kepada karina. Karina tadi yang terdiam mendengar ucapan pegawainya itu langsung berpikir dan berfirasat apakah ibu mertuannya "apakah itu ibu ? tapi ibu jarang sekali keseni bahkan tidak pernah" ucap karina didalam hati "baiklah terimakasih sudah menyampaikannya saya akan menemui mereka" menepuk bahu pegawainya sambil berjalan keluar.

Ternyata apa yang dia pikirkan benar ternyata yang datang itu adalah ibu mertuanya dan kaka ipar perempuannya. Karina yang melihat langsung tersenyum dan menghampiri mereka "Ibu kaka silahkan duduk maaf menunggu" ucap karina dengan sopan kepada ibu mertua dan kaka iparnya tersebut. Melihat karina yang sudah datang kaka iparnya pun berbicara sangat nyelekit didengar "Tidak usah kami tidak usah duduk kami hanya ingin berdiri saja, lama sekali sih kamu keluar karina ! heeyy karina perutmu sudah besar yaaa sekarang !! apakah kamu bangga sekarang mengandung anak keluarga Nugroho hahahahaha jangan mimpi kamu karina !!! ucap kaka iparnya tersebut dengan ketawa sinisnya, karina yang mendengar itu hanya tersenyum sambil menahan sakit dihatinya.

Ibu mertuanya yang dari tadi hanya diam sambil menantap sinis kinipun berucap bagai petir yang nyaring disiang hari tanpa ada tanda-tanda bahwa akan turunnya hujan" Karina kamu dengar dengan baik-baik perkataan ku ini ! jangan pernah kamu berharap bahwa aku, suami ku dan keluarga ku akan menerimamu sebagai menantuku sampai anak yang dikandunganmu itu kami tidak akan pernah menerimanya sama sekali !! jangan pernah kamu berharap kalo aku akan luluh dengan ketika kamu hamil tersebut kami akan menerimamu dan anakmu itu jangan harap pula aku akan menganggap anakmu itu cucuku !!!" mendengar perkataan ibu mertuannya itu membuat karina tambah sakit hati yang teramat dalam apa yang ia takutkan kini terjadi.

Dengan suara yang bergetar karinapun menjawab apa yang ibu mertuanya tersebut "Ibu bagaimana ibu bisa berbicara seperitu ? sedangkan yang aku kandung ini adalah anaknya mas tama darah daging ibu juga. aku tidak apa bu kalo ibu tidak mau menerima ku sebagai menantu ibu, tapi aku mohon bu terimalah anak ini yang ada didalam kandungaku bu bagaimanapun dia tidak bersalah dan dia tetap darah daging ibu juga" karina berucap sambil meneteskan air mata.

"Apa menerimanya?! jangan harap karinaa!!" Ucap Nyonya Nugroho, sambil hendak keluar dari toko bunga itu. Tanpa mereka sadari tama yang sedari tadi sudah mendengar apa yang ibu dan kakanya ucapkan itu.

Bab 3

Tama yang dari kantor bergegas pulang dan menjemput istrinya, hari ini tama pulang dengan cepat karina ia sudah menyelesaikan pekerjaannya yang harus ia kerjakan hari ini. "Indraaa bisa antar aku ketoko istri ku? apakah masih ada pekerjaan yang masih kau kerjakan?" tanya tama kepada sekertarisnya indra, mendengar suara tama indrapun bergegas membereskan apa yang dia kerjakan sedari tadi "Tidak pak saya sudah menyelesaikannya saya akan mengantar bapak ke toko ibu karina" jawab indara.

Merekapun langsung turun kelantai bawah dan langsung melajukan mobil mereka ke toko bunga karina, sesampainya ditoko karina tama dikagetkan dengan mobil ibunya setalah melihat iapun bergegas masuk kedalam. Setalah tama masuk ia dikagetkan dengan pembicaran ibu dan kakanya itu kepada karina, sontak membuat tama ingin berteriak dan marah mukanya sudah merah padam karena sudah mendengar apa yang ibunya ucapkan kepada istrinya tersebut.

"ibuuu kakaaa" tama memanggil ibu dan kakanya sedikit berteriak, yang mendengarpun langsung kaget terutama karina. Karina yang melihat suaminya yang sudah mulai marahpun khawatir " Apa yang sedang ibu lakukan disini ? kamu juga kaa? apakah kalian disini hanya datang untuk berbicara yang menyakitkan saja kepada istriku ?" jelas tama berbicara belum sempat ibunya menjawab tamapun berbicara kembali " Tega sekali buuu, ibuu berbicara begitu kepada karinaaa! tega sekali ibu tidak mau mengakui anakku yang ada didalam kandungan karina sebagai cucu ibu! ibu jelas tau kalo anak itu adalah anakku darah dagingku ibu masih tidak mau menerimanya?!" ucap tama kepada ibunya karina yang mendengar itu semua berusaha menenagkan suaminya "Masss tamaa jangan begitu kepada ibu jaga bicaramu masss" perkataan karina itu tidak sama sekali didengar oleh tama iapun masih tersulut emosinya.

"kenapaaa buuuu kenappaaaa ibu tidak menerimanya sebagai cucu ibu haaaa ?!" tanya tama kepada ibunya penuh dengan emosi. "Ibuu tidak pernah menyukai sebagai menantu ibu dan ibu tidak pernah sudi menerimanya karena keluarganya yang sangat rendahan! tama dengarkan ibu dia menikahimu hanya ingin memiliki hartamu sajaaaa dan anak itu hanya alasanya saja!!!!!" Ucap ibunya kepada tama, tama yang mendengar itu sontak marah dan berteriak " Iiiiibbbuuuu" belum sempat tama selesai karina sudah menhannya "Masssss ku mohon hentikan massss aku mohoonnn hentikaan omonganmu kepada ibu seperti itu ku mohon massss" mendengar perkataannya seperti itu yang sudah menangis tamapun berhenti dan teringat pesan istrinya kepadanya waktu itu.

Tamapun langsung menarik tangan karina dan membawanya keluar untuk pulang kerumah, selama di perjalanan pulang tama dan karina tidak berbicara sama sekali. Sesampainya dirumah mereka masih tetap tidak berbicara karina yang masih menangis langsung kekamar tama yang melihatnya sangat bersalah kepada karina dia merasa bersalah karena keluarganya tidak memperlakukan karina dengan baik.

Tamapun pergi berwudhu untuk sholat untuk menenangkan dirinya dan mengadukan semua yang dia alami memohon ampun karena sudah memperlakukan ibunya seperti itu, didalam sholatnya didalam sujudnya tama terus menangis. Setelah sholat tamapun meraih Handphonenya untuk mengirim pesan kepada ibunya "ibuu maafkan aku sudah berbicara kasar kepada ibu, maafkan anakmu ini yang sudah bersikap tidak baik" itulah isi pesan tama kepada ibunya, semarah apapun ia kepada ibunya dia tidak pernah bisa lama karena di sadar ibunyalah surganya dia harus tetap berbakti kepada ibunya.

...----------------...

Setelah kejadian ditoko karina sudah mulai bisa tersenyum walaupun ia masih merasakan sakit hati dan tamapun sudah memintak maaf kepada karina atas perlakukan ibunya kepada istrinya itu. Karina selalu memaafkan itu semua dan dia selalu tersenyum kepada suaminya dia tidak pernah menyimpan dendam kepada keluarga suaminya tersebut.

Hari demi hari karina lewati dengan senyum dan rasa syukur tepat pada hari ini usia kandungan karina sudah sembilan bulan. Pagi itu karina dan tama masih berada dikamar "Anak papah yang manis jangan nakal ya nakk papah mau pergi sebentar ke luar kota urusan bisnis papa yaa nakk, papah janji sebelum kamu lahir papah akan disamping mama dan menggendongmu nanti" ucap tama sambil mengelus-ulus perut istrinya dan memciumnya.

Mendengar itu karinapun bertanya kepada suaminya "Berapa hari mas keluar kota ?" mendengar pertanyaan istrinya tamapun menatap kemata istrinya "Maafkan mass sayang mungkin 3 sampe 5 hari taapi mas usahakan sebelum itu mas akan pulang buat nemanin kamu" tama berucap penuh dengan rasa bersalah karena harus meninggalkan istrinya.

Melihat itu karina langsung memegang pipi suaminya dengan kedua tangan dan mencium bibir suaminya dan mengatakan "Aku engga papa mas asal jangan saat aku melahirkan kamu ngga ada yaaa maassss aku takutttt sendirian" ucap karina dengan manjanya. Mendengar itu tama tersenyum dan berkata "Mulai hari ini kamu tidak usah ketoko lagi dirumah aja aku khawatir takut kenapa-kenapa sama kamu" ucap rama sambil memeluk istrinya itu.

Menunggu kelahiran putrinya karina isi hari-harinya dirumah dengan mempersiapkan kelahiran putrinya itu mulai dari kamar sampai perlengkapan yang akan dia bawa kerumah sakit saat hendak melahirkan yang dibantu oleh seorang pembatu. "Non apakah nona takut ?" tanya bibi yang membantu karina tersebut.

Mendengar pertanyaan itu karina terhenti dari aktifitasnya dan terdiam sejenak barulah ia menjawab pertanyaan itu "Sebenarnya saya sangat takut biii tapi saya berusaha tenang dan saya sangat menantikan hari itu" mengucap perkataan sambil mengelus-elus perutnya yang besar itu dan tersenyum. "Nona karina jangan takut insyaa allah tidak akan terjadi apa-apa hari itu pasti sangat ditunggu-tunggi ibu hamil karena mereka bahagia melihat anak mereka lahir dan hari itu pula yang dinantikan tuan tama non" ucap bibi itu dengan senyuman kepada karina begitu pula karina tersenyum kepada bibi yang membantunya sekarang.

Hari yang dinanti itupun tiba didalam ruang persalinan ada beberapa perawat dan dokter yang membanti karina "baikkk buuu tariiiikk naaaafaaasssss dorongggg buuuu terussss dorong terus buu sedekit lagi buu tarik naaafasss yang panjanggg dorongg buuu" ujar dr. Anisa yang membantu karina.

Disamping karina berdiri tama yang menemani karina dan memegang tangannya sambil mengelap keringat karina yang bercucuran sangay deras "Sayang tahann yaaa sedikit lagi sayang jangan menyerah anak kita" ucap tama kepada karina kata-kata rama tersebut bagaikan tambah tenaga baru bagi karina. dr Anisapun berkata "Sekali lagii buuu tarik nafas dan dorong yang kuat" mendengar dr. Anisa karinapun dengan sekuat tenaga ia melakulannya.

"uuuuuuuuuuwwwwwweeeeekkkk uuuuuuuweeeekkkkk" terdengar suara tangisan bayi yang sangat nyaring memecahkan suara diruangan itu karina dan tamapun saling menantap. "Selamat pak tama dan ibu karina bapak dan ibu resmi menjadi orang tua hari ini putri bapak ibu begitu sangat manis" dr. Anisa pun menyerahkan kepada karina dan ditaruhkan diatas dada karina.

Melihat itu karina langsung menangis dan tamapun langsung berucap "Hallo anak papah papah dan mamah bahagia liat kamu sekarang, halloo anak papah Sabrina Anastsya Nugroho" itulah nama yang tama berikan untuk putrinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!