Waktu berjalan cepat, sudah seminggu lebih sejak sugi menghajar johar di purwokerto.
Pagi hari ini sugi menuju ke restoran yang cukup bagus, dia ingin makan seafood untuk siang hari ini.
Ketika sugi duduk menunggu makananya jadi, secara tidak sengaja sugi mendengar obrolan dari pelanggan yang duduk tidak jauh dari tempat duduknya.
"Kalau kamu benar-benar ingin mencari pelelangan barang kuno, pergilah menuju ke kediaman tuan herlambang di semarang, pada minggu di akhir bulan ini, kamu akan menemukan pelelangan barang kuno yang sangat bagus!"
Sugi menjadi sangat tertarik akan hal tersebut, sugi sendiri memang penyuka barang antik.
Sugi kemudian berdiri lalu menghampiri dua orang itu, "permisi, apa saya tidak sengaja mendengar anda berbicara tentang pelelangan barang antik, apa saya boleh tahu di mana alamatnya?" Tanya sugi.
Dua orang itu memandang sugi dari atas sampai bawah, mereka langsung berucap dalam hati, dengan ucapan yang sama, "orang biasa?"
Namun karena orang biasa ini sopan terhadap mereka, mereka juga tidak mungkin tidak bersikap sopan, salah satu dari dua orang itu menuliskan alamat kediaman tuan herlambang.
Kemudian orang itu memberikan kepada sugi, "kamu tinggal datang ke alamat itu, di sana kamu akan menemukan pelelangan barang antik yang sangat bagus bagus."
Sugi menerima alamat itu, kemudian sugi berucap, "terimakasih, bagaimana kalau kalian berdua mampir ke tokoku, aku akan memberikan beberapa souvenir."
"Souvenir, memangnya kamu punya apa?" Tanya salah satu dari mereka.
"Topeng, boneka, buku yang terlihat lawas, batuan unik dan masih banyak lagi.."
"Sepertinya pesananmu sudah datang.."
Sugi menghela nafas, ia sudah menebak mereka berdua pasti tidak mau menerima hadiah darinya.
Apa yang tidak di ketahui dua orang itu, mereka berdua sudah melewatkan sebuah kesempatan untuk mengubah nasib mereka berdua, sebuah kesempatan yang tidak banyak orang bisa mendapatkannya.
Seumpama mereka tahu akan hal ini, mereka akan menyesal sepanjang hidup mereka.
***
Setelah selesai dari restoran itu, sugi kembali ke tokonya. Ia duduk di sofa sambil memandangi kertas berisi alamat yang di berikan orang di restoran tadi.
"Ah, akan aku datangi saja lah!" Ucap sugi dengan sangat santai. Namun pada saat ini, waktu di mulainya pelelangan itu cukup lama, yaitu minggu terakhir di bulan ini.
Masih ada seminggu lebih, oleh karena itu sugi sangat bersantai pada saat ini.
Siapa sangka seminggu lebih, dengan cepat berlalu.
Sugi pada saat ini terdiam di meja konternya seolah sedang memikirkan sesuatu.
"Apa ya yang lupa? Mengapa aku merasa ada yang terlewatkan... Tapi apa?" Sugi bertanya tanya dalam hatinya dengan wajah bingung.
Kemudian sugi memandangi kalender yang terpasang di dinding, entah mengapa sugi merasa ada yang salah dengan kalender itu.
Tiba-tiba sugi melebarkan matanya, ketika mendapati hari ini adalah hari minggu di akhir bulan.
"Sialan, aku lupa hari ini adalah hari pelelangan di rumahnya tuan herlambang itu!" Ucap sugi yang panik.
"Sialan, bisa-bisanya aku lupa!" Ucap sugi yang buru-buru menuju ke dalam kamarnya untuk bersiap. Dia tidak menyangka bahwa hari ini adalah hari pelelangan itu.
Setelah cukup lama mengambil beberapa barang dan memasukan ke dalam tasnya, sugi kemudian menyampaikan pesan kepada trio kuli yang sedang ngopi di halaman depan, "kalian jaga tempat ini, aku akan pergi dulu!"
"Baik pak!" Ucap mereka bertiga secara serempak.
Kali ini sugi tidak membawa mobilnya. Melainkan ingin menaiki kereta api. Oleh karena itu sugi berjalan untuk mencari ojek terlebih dahulu.
Sugi berjalan menuju ke stasiun kereta api yang ada di jalan veteran, dan langsung mencari tiket untuk menuju ke semarang.
Waktu berjalan dengan sangat cepat, setelah beberapa jam menunggu, akhirnya sugi mendapat pemberangkatan dan berangkat ke semarang.
Waktu kembali berjalan dengan sangat cepat, di butuhkan waktu sekitar 1 jam lebih untuk tiba di tawang.
Sugi berdiri dengan ekspresi menghela nafas, "ini sudah lewat satu hari... apakah pelelangannya masih ada atau tidak ya?" Batin sugi dengan ekspresi gelisah, "sialan, aku juga lelah perjalanan dari pemalang ke semarang, aku harus mencari hotel terlebih dahulu!" Imbuh sugi.
Alhasil sugi menyewa ojek dan menuju hotel terdekat.
Waktu kembali berjalan dengan sangat cepat, tidak terasa esok harinya telah tiba begitu saja. Dengan cepat di pagi yang cerah, dan panas ini. Tidak mungkin semarang bagian utara tidak panas.
Sebenarnya semarang tidak sepenuhnya berada di pinggir laut, faktanya di kota semarang bagian selatan, yang berbatasan dengan kabupaten semarang itu berada di ketinggian.
Sugi berjalan menuju ke alamat yang di berikan oleh dua orang di restoran itu, hingga akhirnya tukang ojek yang di sewa sugi mengantarkan sugi di perbatasan antara tembalang dan ungaran.
"Sudah sampai pak!" Ucap tukang ojek itu, kemudian sugi turun di pinggir jalan, lebih tepatnya di pertigaan di mana ada jalan besar yang memasuki wilayah hutan dan perbukitan.
"Kita sudah sampai? Di mana rumahnya?" Tanya sugi dengan ekspresi bingung. Di sini sama sekali tidak ada rumah.
Tukang ojek itu menjawab, "hanya ada satu rumah di sini, yaitu sebuah mansion besar milik orang kaya, mana mungkin saya berani mengantar sampai depan mansion itu, bisa bisa saya di usir sama penjaganya."
Sugi bingung, ia sama sekali tidak melihat adanya mansion di sini. Melihat kebingungan sugi, tukang ojek itu menunjuk ke dalam perbukitan, kemudian berucap, "ikuti saja jalan itu, dan kamu akan sampai..."
Sugi masih tidak yakin akan hal ini, namun mau bagaimana lagi?
Sugi kemudian membayar tukang ojek itu dan sugi kini berjalan menuju ke arah jalan besar atau jalan pribadi yang menuju ke arah perbukitan itu.
Ketika sugi berjalan ke perbukitan itu, ada banyak sekali orang yang mengamati sugi dari balik pohon dan dari balik bukit.
Mereka adalah para penjaga di kediaman tuan herlambang ini. Tentu saja sugi tidak menyadari keberadaan mereka yang sedang memandangi dirinya.
"Manusia biasa?"
"Mengapa manusia biasa bisa ada di tempat ini?"
"Apa yang harus kita lakukan?"
Semua penjaga yang ada di tempat ini kebingungan dengan apa yang harus mereka lakukan. Jujur saja mereka semua siap untuk bertarung menghadapi para pengusup yang datang, namun mereka tidak bersiap apabila ada manusia biasa yang datang.
Apakah mereka harus menyerbu manusia lemah ini? Yang bahkan terkena satu peluru saja mati...
"Tunggu, tuan herlambang juga sedang berada di jalan itu, lebih baik kita tunggu arahan.." semua penjaga yang ada di tempat itu, akhirnya menunggu instruksi dari tuan herlambang yang kebetulan juga ada di tempat ini.
Ya, herlambang berada di tempat ini. Lebih tepatnya berada di pinggiran jalan yang hendak di lalui sugi, ia saat ini sedang menanam bunga cantik di pinggir jalan.
Ia mengenakan pakaian sederhana, hanya kaos putih polos dan celana pendek biasa. Terlihat ada dua orang pria dengan jas hitam rapih dan kaca mata yang berdiri setia di dekat tuan herlambang. Mereka memancarkan aura tegas dan kuat, yang menandakan mereka ini bukanlah orang biasa.
Tidak lama kemudian sebuah pesan singkat masuk di hp salah satu orang itu. Dengan cepat orang itu membacanya.
"Tuan herlambang, ada manusia biasa yang berjalan menuju ke tempat ini... apa yang harus kita lakukan?" Tanya orang itu.
Herlambang kemudian berdiri sambil memasang ekspresi bingung, "ada orang biasa? Bagaimana mungkin? Apakah orang biasa itu tersesat, atau di suruh oleh seseorang?" Tanya herlambang.
Dua penjaga itu menggelengkan kepalanya, salah satunya berucap, "maafkan kami tuan herlambang, kami tidak tahu, para penjaga yang mengawasinya juga tidak tahu."
Herlambang tampak menganggukan kepalanya dengan perlahan sambil tersenyum sedikit, "menarik, ini sangat-sangat menarik... aku sama sekali tidak menyangka bahwa ada manusia biasa yang akan datang ke tempat ini.."
"Karena dia manusia biasa, perintahkan untuk semuanya menahan diri dan jangan melakukan hal apapun, dia bisa mati kalau kalian bergerak..." imbuh herlambang.
"Baik tuan herlambang." Ucap salah satu penjaga, kemudian penjaga itu dengan cepat mengabarkan perintah tuan herlambang ke semua rekan rekannya.
Herlambang tersenyum kemudian berucap, "biar aku yang menemuinya, kebetulan aku sedang bosan dan ingin melihat seperti apa tampang manusia biasa itu..."
"Kalian berdua aku perintahkan untuk bersembunyi, jangan keluar kalau tidak ada hal yang mendesak!" Perintah herlambang.
Keduanya menganggukan kepalanya dan pergi dari tempat ini. Menyisakan tuan herlambang saja yang ada di tempat ini.
Tuan herlambang memandang ke arah jalan yang menuju ke arah luar. Kemudian herlambang tersenyum ketika melihat seorang pemuda buruk rup--- ah tidak di season dua ini ganti saja, pemuda tidak terlalu tampan dan terlihat polos, yang merupakan manusia biasa berjalan menuju ke arahnya.
***
Sugi tiba-tiba melihat orang yang sedang berdiri di pinggir jalan. Dari perawakannya dia terlihat baru saja selesai menanam bunga, karena tangan pria itu belepotan dengan tanah.
Sugi memberanikan diri bertanya kepada pria itu, "permisi, apakah benar ini kediaman tuan herlambang?" Tanya sugi dengan sopan.
Herlambang sendiri menganggukan kepapanya secara perlahan, "kalau boleh aku tahu, ada apa kamu datang ke tempat ini?" Tanya herlambang kepada sugi, "dan siapa namamu?"
"Nama saya sugi, saya ingin melihat pelelangan yang katanya berada di rumah tuan herlambang.." ucap sugi dengan polos.
Herlambang sedikit kaget dengan tujuan dari sugi ini, "kamu ingin melihat pelelangan? Sayang sekali, pelelangannya sudah selesai kemarin.." ucap herlambang.
Mendengar hal ini sugi merasa kecewa. Namun tidak ada yang bisa di salahkan kecuali dirinya sendiri, sebab memang dirinya yang lupa kalau kemarin adalah hari pelelangan.
Herlambang tersenyum, "aku sangat jarang bertemu dengan tamu manusia bi-- maksudku orang umum, mengapa kamu tidak mampir terlebih dahulu?" Tanya herlambang.
Sugi sedikit kaget mendengar hal itu, "bukankah kita harus izin terlebih dahulu kepada tuan herlambang?" Tanya sugi.
Herlambang tersenyum, kemudian menjawab, "tidak usah, karena akulah herlambang itu.." ucap herlambang sambil tersenyum ke arah sugi.
Sugi langsung melebarkan matanya karena kaget serta tidak percaya, siapa sangka bapak bapak yang sedang menanam bunga ini adalah tuan herlambang itu sendiri!
Dengan cepat sugi membungkukan badanya dengan sopan, "maafkan saya yang tidak mengetahui anda tuan herlambang.."
Herlambang langsung berucap, "tolong jangan terlalu sopan terhadapku, santai saja kita sesama manusia... akan aku ajak kamu masuk ke dalam.."
Sugi menganggukan kepalanya....
Tiba tiba herlambang memberikan tertentu ke sebuah arah. Tidak lama kemudian sebuah buggy car tiba di tempat ini, menjemput herlambang dan sugi.
Di atas buggy car ini sugi benar benar tercengang, bagaimana tidak? Hanya untuk menuju mansion saja harus naik buggy car. Bahkan telihat ada beberapa orang dengan jas hitam yang berlari di belakang buggy car ini.
Ini adalah orang kaya sejati! Sangat pantas untuk di panggil tuan.
Di banding dengan dirinya yang sangat miskin dan hanya pemilik toko jelek dan kecil, sangat jomplang jika di bandingkan dengan tuan herlambang ini.
Melihat sugi yang tampak tercengang dan kagum seperti ini, muncul sebuah perasaan bangga di dalam hati tuan herlambang.
Hingga akhirnya sugi tiba juga di halaman depan mansion besar milik tuan herlambang. Melihat hal ini sugi benar-benar kagum, sangat besar dan mewah, mansion milik tuan herlambang tidak kalah besar dari mansion milik keluarga damian.
"Mengapa sangat ramai, sekali tuan herlambang? Bukankah pelelangannya sudah berakhir?" Tanya sugi yang penasaran, mengapa banyak sekali orang orang dengan tubuh tegap dan jas hitam yang berjaga di sekitar tempat ini.
Herlambang tersenyum tipis kemudian menjawab, "karena mereka adalah orang orang dari para pemenang lelang, mereka semua mengawal benda benda yang mereka menangkan, bagaimanapun juga benda benda itu adalah benda benda yang sangat mahal, butuh pengawalan ekstra."
Sugi menganggukan kepalanya secara perlahan, ia sendiri sangat menyadari akan hal ini. Namanya juga pelelangan, barang barang yang di lelang bukanlah barang barang biasa, mana mungkin di biarkan tanpa penjagaan?
Herlambang kemudian berucap, "baiklah, ikuti aku sugi, aku akan menunjukan beberapa koleksiku.." ucap herlambang yang memimpin masuk ke dalam sebuah ruangan, sementara sugi mengikutinya dari belakang.
Hingga pada akhirnya mereka tiba juga di sebuah ruangan. Sugi memasuki ruangan itu, ia langsung di sambut dengan lukisan ular hitam yang sepertinya di buat dari tinta arang khusus dan di goreskan ke permukaan kulit hewan.
Sugi menyipitkan matanya sambim memandangi lukisan yang tampak sangat artistik itu.
Tiba tiba tuan herlambang berucap, "jangan pandangi lukisan itu terlalu lama!" Teriaknya dengan sangat panik.
Sugi sedikit kaget ketika mendengar teriakan tuan herlambang, "hah? Ada apa tuan herlambang?" Tanya sugi dengan sangat bingung.
"Itu bukanlah lukisan biasa, melainkan lukisan mistis! Lukisan itu adalah lukisan yang hidup, kalau kamu memandanginya terlalu lama, jiwamu akan terseret ke dalam lukisan itu dan bertemu dengan sosok ular yang bersemayam di dalam lukisan itu!" Jawab herlambang dengan sangat serius.
Sugi kaget dengan apa yang di ucapkan oleh tuan herlambang. Jujur saja sugi memandangi lukisan ini bukan karena kagum dengan lukisan ini, namun karena di gudang tokonya juga ada banyak lukisan seperti ini bahkan menurut sugi, lukisan di tokonya jauh lebih baik dari pada lukisan ular di depannya.
"Benarkah itu tuan herlambang? Apakah benar benar lukisan ini lukisan mistis?" Tanya sugi yang masih setengah percaya dengan apa yang di ucapkan oleh tuan herlambang.
"Benar! Oleh karena itu cepat ikuti aku, jangan pandang lukisan ular itu terlalu lama, ular itu bisa marah dan akan menyerang dirimu!" Jawan herlambang dengan sangat serius.
Sugi menganggukan kepalanya, dengan cepat ia berjalan di belakang tuan herlambang, meninggalkan lukisan ular itu begitu saja.
Apa yang tidak di ketahui oleh herlambang dan sugi, ular hitam yang bersemayam di lukisan itu memang bergerak, namun bukan marah atau menyerang, malah ular itu mengeluarkan ekspresi menghela nafas lega, seolah lega karena sugi telah pergi dan berhenti memandanginya.
Kemudian lukisan itu normal kembali....
***
Di dalam ruangan ini banyak sekali barang barang unik dan sangat menarik mata. Dengan wajah penuh kebanggaan herlambang langsung menjelaskan kepada sugi berbagai hal yang ada di dalam ruangan ini, dari sejarah, penemuan dan kemistisannya.
Sugi yang ada di sana tampak menunjukan ekspresi yang sangat tertarik. Tiba tiba di tengah penjelasan herlambang, seorang anak buah herlambang yang memakai jas dan kaca mata hitam langsung menghampiri herlambang dan membisikan sesuatu.
Sugi menoleh ke arah lain, di sana terlihat ada beberapa anak buah herlambang yang terlihat memasang wajah yang begitu serius.
Begitu juga herlambang, setelah anak buahnya membisikan sesuatu wajahnya juga menjadi sangat serius.
Seketika sugi merasakan bahwa ada hal yang mendesak.
Dengan cepat herlambang berucap, "pergilah kesamping terlebih dahulu, aku ada urusan penting!" Dengan cepat herlambang pergi tanpa menunggu jawab dari sugi.
Sebenarnya sugi penasaran dengan urusan apa yang membuat tuan herlambang ini tampak begitu serius, namun mau bagaimana lagi? Sugi sendiri juga bukan siapa siapanya tuan herlambang, ia tidak punya hak apapun untuk bertanya kepada tuan herlambang.
Sugi segera pindah ke samping mansion, di mana sebuah taman indah dengan beberapa bunga warna warni berada.
Ketika sugi berjalan sendirian tiba tiba wanita muda nan cantik serta memakai baju rapi menghampiri dirinya, "anda pastinya orang yang di ajak ayahku jalan jalan, maafkan kami karena ayahku masih punya urusan.." ucap wanita itu dengan wajah yang sangat datar dan cuek.
Sugi sedikit kaget dengan kehadiran wanita ini, "ayahku? Apakah anda putri dari tuan herlambang?" Tanya sugi dengan wajah penasaran.
Wanita itu menganggukan kepalanya secara perlahan, sambil memasang wajah datar. Wanita itu sama sekali tidak ingin mengungkapkan namanya, jelas wanita ini tidak ada niat sedikitpun untuk berkenalan dengan sugi.
"Situasinya sedikit tegang pada saat ini, jadi sebaiknya ikuti aku, aku akan mengantarkanmu pergi dari tempat ini.." ucap wanita itu.
Sugi menganggukan kepalanya, bagaimanapun juga ia hanyalah tamu luar, ia sadar diri bahwa dia bukan siapa siapa.
Namun ketika hendak pergi dari tempat ini, seorang pemuda tampan telihat datang. Di belakangnya ada beberapa pria dengan badan yang sangat tegap dan kekar.
"Oh, nona jadi kamu lebih senang untuk berkeliling dengan manusia biasa yang jelek ini di bandingkan denganku?" Tanya pemuda tampan itu.
Dan yang paling menjengkelkan bagi sugi, pemuda tampan itu menyeringai sinis ke arah dirinya ketika mengatakan hal itu.
Sugi hanya bisa mengedutkan matanya mendengar hal ini. Kemudian sugi menghirup udara perlahan lalu ia berusaha menjelaskan, "maafkan saya pak, saya tidak memiliki hubungan apapun dengan nona ini... saya hanya orang lewat.." ucap sugi dengan rendah hati.
Sementara wajah nona itu juga tampak tidak perduli dengan sugi, kemudian nona itu berucap, "dia hanya orang lewat yang di ajak ayah melihat beberapa koleksi milik ayah. Katakan mengapa kamu mencariku?" Tanya nona ini kepada pemuda tampan itu.
Pemuda tampan itu menyipitkan matanya memandangi sugi dan nona itu.
Melihat wajah nona itu yang begitu datar dan cuek, pemuda tampan itu tampaknya percaya dengan apa yang di katakan oleh nona itu, terlebih lagi wajah sugi yang tampak tidak proper untuk bersanding dengan nona itu.
"Nona citra, mengapa kita tidak mengobrol di taman sebelah saja?" Tanya pemuda tampan itu kepada nona citra.
Meskipun wajah nona citra telihat tidak nyaman, namun nona citra tetap menganggukan kepalanya dan berucap, "baik, namun aku harap kamu tidak membuat permasalahan apapun!" Ucapnya.
Pemuda itu tersenyum, "tentu saja, mana berani saya membuat permasalahan di kediaman anda?" Ucap pemuda itu.
Dengan cepat citra memimpin jalan, di ikuti oleh pemuda itu dan beberapa anak buah di belakangnya.
Saat berjalan pemuda itu berbisik kepada salah satu anak buahnya, "amati pria ndeso itu, ketika keluar dari tempat ini beri dia pelajaran namun jangan bunuh dia... cukup pelajaran yang tidak akan pernah dia lupakan!"
"Baik tuan!" Ucap anak buahnya itu.
Semuanya kembali pergi, meninggalkan sugi yang sendirian di tempat ini. Sementara sugi langsung tercengang pada saat ini, siapa sangka semua orang yang ada di tempat ini benar benar mengabaikannya dan meninggalkannya di tempat ini sendirian begitu saja.
Namun sekali lagi, sugi tidak bisa protes apa lagi mengeluh. Bagaimanapun juga dia memang bukan siapa siapa.
Sugi sendiri merasakan tempat ini menjadi lebih sepi, para penjaga dan orang orang yang menggunakan jas hitam terlihat menuju ke arah tertentu. Sugi kemudian kembali ingat tentang tuan herlambang yang terlihat serius sebelum ini. Pasti ini terkait tentang tuan herlambang.
Kemudian sugi melihat sebuah jalan setapak yang cukup rapi, "ya, namanya juga orang asing. Sepertinya aku harus segera pergi dari tempat ini, toh pelelangan juga sudah selesai.." ucap sugi dengan santai.
Kemudian sugi berjalan santai di jalan setapak itu. Apa yang tidak di ketahui sugi, sebenarnya di jalan setapak itu ada tulisan, "DI LARANG MASUK APAPUN YANG TERJADI!" Namun plang peringatan tersebut terjatuh dari pohon, sehingga sugi tidak menyadari dan masuk begitu saja.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!