‘Klak ‘Klak ‘klak
Bunyi sepatu dengan hak lima cm itu menggema di lorong sekolah yang cukup sepi. Seorang murid perempuan dengan seragam sekolah berjalan dengan wajah yang angkuh. Di tangannya terdapat setangkai mawar hitam yang di genggamnya.
Rok sekolah yang terlihat lebih pendek dari peraturan yang ada, seolah telah membuatnya diabaikan oleh guru. Lebih tepatnya, tidak ada siapapun orang yang bisa menegurnya.
Jam sudah menunjukan pukul 09.00 yang artinya, istirahat akan dilakukan sebentar lagi. Perempuan dengan mawar hitam di tangannya itu seketika menghela nafasnya kasar saat kakinya sudah berada di depan kelas musik.
“Ah sial! Sudah berapa kali aku melakukan hal konyol seperti ini!” Ucapnya sembari membuka pintu kelas itu dengan keras.
‘BRAK!!
Bunyi yang sangat keras membuat perempuan itu menjadi pusat perhatian. Wajahnya tetap tenang saat semua orang melihat kearahnya. Langkah kakinya tetap stabil untuk melangkah ke depan. Matanya menatap kearah seorang murid lelaki dengan rambut berwarna orange, murid lelaki itu menatapnya dengan ketakutan.
“Untukmu!” Ucap perempuan itu sembari memberikan mawar hitam kepada lelaki berambut orange.
“V-Valencia! Ampuni aku” ucap lelaki itu dengan raut wajah ketakutan.
“Kenapa kau memohon ampun? Bukankah kau terlihat sangat keren ketika berselingkuh dariku?” Ucap perempuan yang dipanggil Valencia itu.
“M-Maafkan aku!” Ucap lelaki itu ketakutan.
“Brengsek!!” Ucap Valencia.
“A-Aku ingin putus denganmu sejak lama!” Ucapnya.
“Kenapa? Apa alasanmu?” Ucap Valencia dengan wajah tenangnya.
“Tidak ada pria yang mau berpacaran lama denganmu! Kau terlalu mengerikan! Kau seolah merendahkan pria karena kau lebih kaya! Kau bahkan tidak pernah bersikap manis! Kau tidak bisa tertawa atau menangis karena seorang pria!”
“Semua itu membuatku sebagai lelaki merasa muak!!”
“Yang lelaki inginkan adalah seorang gadis yang manis dan imut! Dia lebih tunduk kepada seorang lelaki! Bukan perempuan kaku sepertimu!”
“Hahahaha” Valencia tertawa setelah mendengar kalimat panjang itu.
“Maksudmu aku harus tertawa seperti itu Jacob?” Ucap Valencia sembari menunjukan senyum tipisnya.
“Kau tidak pantas untuk dicintai. Pembawa mawar hitam sepertimu hanyalah sesuatu yang menakutkan” ucap pria bernama Jacob dengan senyum tipisnya.
“Kau selalu memberikan mawar hitam kepada lelaki yang akan kau putuskan. Tapi sekarang berbeda, aku lah yang lebih dulu meminta putus!” Ucap Jacob lagi sembari terkekeh.
“Brengsek!” Ucap Valencia.
Valencia pergi begitu saja, ia muak melihat mantan pacarnya itu. Ia sudah selesai dengan urusannya, ia bahkan tidak menangis atau merasa sedih. Karena memang, Valencia sudah mati rasa.
Mungkin saja, Valencia sudah mati rasa dengan yang namanya cinta. Karena dalam sebulan, sudah berapa kali ia memberikan mawar hitam itu kepada lelaki yang pernah menjadi pacarnya.
Dan penyakit yang Valencia rasakan dari lelaki yang di kencaninya adalah perselingkuhan. Semua lelaki yang menjadi pacarnya akan berselingkuh darinya. Dan anehnya, semua itu tidak bisa membuat Valencia meneteskan air matanya.
“Tidak ada satupun pria yang bisa membuatku meneteskan air mata” ucapnya sembari berjalan menaiki tangga.
Valencia melihat dari puncak gedung sekolahnya. Ia melihat salju turun dengan indahnya. Salju yang indah dengan hawa dinginnya. Valencia merapatkan jaket hangat yang ia pakai.
“Apa semua pria itu brengsek?” Ucapnya kepada diri sendiri.
“Kenapa harus ada lelaki di dunia ini. Jika kehadiran mereka hanya akan memberikan goresan luka” batinnya.
‘Ding ‘Dong ‘Ding ‘Dong
Bunyi bel masuk berbunyi, Valencia menghela nafasnya sekali lagi. Sebelum akhirnya ia melangkahkan kakinya kembali menuruni tangga untuk menuju ke kelasnya. Kenaikan ke kelas tiga akan diumumkan sebentar lagi, dan Valencia berharap bahwa dia akan berada di kelas yang lebih tenang dari sebelumnya.
Valencia berhenti di depan papan pengumuman besar yang berada di dinding depan sekolahnya. Ia melihat bagaimana namanya selalu berada di peringkat kedua terakhir di kelasnya. Dan itu bukanlah hal baru, karena Valencia selalu seperti ini.
“Lihat! Valencia selalu berada di tempatnya!” Ucap salah satu orang di belakang Valencia.
“Bahkan jika aku peringkat terakhir pun, aku akan tetap lebih kaya dari kalian!” Ucap Valencia dengan angkuh.
Valencia kembali melihat ke papan pengumuman. Ia melihat ke peringkat satu di seluruh angkatan kelasnya. Dan nama itu selalu bertahan disana, murid lelaki bernama Felix, selalu berada di peringkat pertama.
“Sebenarnya seperti apa Felix itu?” Gumam Valencia lirih.
“Felix! Selamat! Kau berada di peringkat pertama!” Ucap sebuah suara di belakangnya.
Valencia yang mendengar nama Felix di panggil itu seketika menoleh kebelakang. Dan dia melihat seseorang bernama Felix itu. Seorang lelaki berkacamata, seorang lelaki yang terlihat seperti kutu buku dan sama sekali tidak terkenal.
Valencia melihat bagaimana penampilan murid bernama Felix itu dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dan dia menyadari bahwa Felix mempunyai postur tubuh yang bagus.
“Kurasa tingginya 196? Dia cukup tinggi untuk ukuran pria cupu” ucap Valencia sembari tersenyum tipis.
“Pengumuman pembagian kelas sudah terkirim di grup sekolah! Silahkan dilihat!” Ucap sebuah pengumuman.
Valencia membuka ponsel mahalnya, ia bisa melihat bahwa dirinya berada di kelas 3 A. Ia mencari tau apakah ada seseorang yang ia kenal di kelas itu. Dan ia mendesah pelan saat tidak mendapati orang yang ia kenal.
“Felix? Aku satu kelas dengan pria cupu itu” ucap Valencia sembari terkekeh.
“Ahh, mulai sekarang kita akan satu kelas dengan Valencia! Bukankah ini menjengkelkan?” Ucap seorang gadis yang sedang berdiri di samping murid bernama Felix.
“Tidak masalah bukan?” Ucap Felix.
“Dia cukup problematik, kurasa banyak orang yang tidak menyukainya” ucap gadis itu, membuat Valencia menatapnya tak suka.
Valencia malas untuk menanggapi gadis cupu itu, ia memutuskan untuk masuk kedalam kelasnya dan mengambil tas nya dan pulang. Ia tidak ingin berlama-lama di sekolah, karena hari ini cukup melelahkan baginya.
“Valencia kau akan pulang sekarang?” Ucap gadis bernama Leya.
Valencia hanya mengangguk untuk menjawabnya. Mereka memang teman yang cukup dekat, tapi sebenarnya mereka tidak sedekat itu. Valencia tidak benar-benar memiliki seseorang yang dekat dengannya.
“Sampai ketemu lagi Valencia!” Ucap Leya sembari melambaikan tangannya, sementara ia diabaikan olehnya.
“Ahh gadis sialan!” Ucap Leya sembari menatap Valencia yang terus menjauh darinya.
Tidak ada seorangpun yang tulus berteman dengan Valencia. Karena semua orang tau sikap buruknya, mereka hanya sekedar menghormatinya. Karena semua orang tau, bahwa Valencia adalah kerabat dari donatur terbesar sekolah ini.
Valencia melihat bahwa semua murid mulai membawa tas mereka dan keluar dari area gedung sekolah. Karena memang hari ini hanyalah pengumuman kelulusan dan pembagian kelas, setelah itu mereka dipersilahkan pulang.
“Kurasa aku akan berjalan kaki hari ini. Sembari melewati gang cinta itu” ucap Valencia dengan senyum tipisnya.
Valencia berdiri menunggu lampu merah untuk menyebrang jalan raya. Ia menunggu dengan murid lainnya. Sementara seseorang datang dengan menginjak sepatunya, sontak ia melihat kearah lelaki yang telah menginjak sepatunya itu. Valencia harus mendongakkan wajahnya keatas karena lelaki itu jauh lebih tinggi darinya.
“Maafkan aku! Aku tidak sengaja menginjak kakimu” ucap lelaki itu.
“Felix!” Teriak seorang gadis di belakangnya.
Valencia hanya diam sembari melihat kearah dua orang di depannya. Dan detik itu juga ia menyadari bahwa lelaki di depannya adalah Felix, sang murid pintar yang akan satu kelas dengannya. Sementara gadis disampingnya adalah kekasihnya, terlihat dari gelang yang mereka kenakan.
“Aku baru saja menginjak kakinya, aku sedang minta maaf padanya” ucap Felix kepada kekasihnya.
Valencia hanya diam sembari melanjutkan langkah kakinya, ia mengabaikan permintaan maaf itu. Ia tidak peduli dengan mereka, ia hanya akan melangkahkan kakinya menuju gang cinta yang sudah ramai di beritakan di sekolahnya.
“Jadi ini gang cinta” ucap Valencia sembari melihat gang kecil yang berada di pinggiran kota dekat sekolahnya.
Gang cinta adalah sebuah jalan dengan banyak hotel di sisi jalan. Semua orang menyebut gang cinta karena disitu lah tempat semua murid yang berpasangan menghabiskan waktu mereka. Di jaman seperti ini, tentu saja hal itu sudah menjadi hal yang biasa.
Tapi tentu saja hal itu sebenarnya tidak di perbolehkan, semuanya disembunyikan dalam sebuah nama toko biasa. Dan di dalamnya terdapat banyak hotel yang mereka gunakan untuk menghabiskan waktu bersama.
“Ahh brengsek! Aku hampir melihat semua mantan pacarku masuk kedalam hotel itu dengan gadis dari sekolah lain” ucap Valencia.
Valencia sendiri tidak pernah sekalipun masuk kedalam gang cinta ini. Dan semua pacarnya tidak pernah ada yang di perbolehkan untuk menyentuh tubuhnya. Valencia bukanlah gadis sembarangan, dia memiliki kepribadian aneh sehingga dijuluki oleh semua murid dengan julukan tak biasa.
“Black Rose in the School”
Seorang gadis dengan mawar hitam ditangannya, dia akan memberikan mawar hitam itu kepada setiap lelaki yang akan ia putuskan hubungannya. Dan julukan itu sudah melekat pada dirinya.
......................
Hari pertama sekolah setelah kenaikan kelas, semua murid berbondong-bondong untuk berangkat lebih pagi agar mendapatkan meja yang diinginkan. Mereka terlihat antusias karena hari ini adalah hari pertama setelah libur cukup lama.
Sebentar lagi jam akan menunjukan pukul 08.00, yang artinya pelajaran akan segera di mulai. Tapi berbeda dengan Valencia, dia dengan santainya baru melangkahkan kakinya di koridor sekolah. Ia berhasil menjadi pusat perhatian karena penampilannya yang cantik. Dan lagi-lagi, rok nya lebih pendek dan ketat daripada yang lainnya.
Tangannya menggeser pintu kelasnya, dan disana sudah banyak teman sekelasnya yang sudah duduk manis di mejanya. Valencia hanya memasang wajah datar sembari menyilangkan tangannya, ia berhenti sejenak sembari memikirkan dimana tempat yang cocok untuk ia tempati satu tahun kedepan.
“Valencia kau bisa duduk disana, hanya ada satu meja yang tersisa” ucap salah satu murid lelaki.
Valencia mengabaikannya, ia berjalan dengan angkuh tanpa mengucapkan sepatah katapun. Ia berdiri di meja nomor empat yang berada di pinggir jendela, pemandangannya sangat bagus karena menghadap langsung ke taman.
“Siapa namamu?” Tanya Valencia kepada seseorang yang sudah duduk di meja itu.
“Ah perkenalkan, namaku Lisa” ucapnya dengan senyum ramah, ia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Valencia.
“Bisa berdiri sekarang? Aku ingin duduk disini” ucap Valencia mengabaikan uluran tangan itu.
“T-Tapi aku yang lebih dulu duduk disini” ucap perempuan bernama Lisa dengan raut wajah ketakutan.
“Kau bisa duduk di tempat lain. Aku ingin duduk disini” ucap Valencia lagi.
Saat tidak ada jawaban, Valencia segera meraih tas Lisa dan melemparkannya ke sembarang arah. Membuat apa yang dilakukannya menjadi pusat perhatian.
“Berdiri atau aku akan menyeretmu dengan menjambak rambutmu” ucap Valencia.
Dan ancamannya itu berhasil membuat Lisa berdiri, dengan tangan gemetar, Lisa mengambil tas yang terjatuh dilantai. Air matanya menetes saat ia duduk di kursi yang tidak ia inginkan.
‘BRAKK!!
Seseorang telah menggebrak meja. Dia berdiri dengan wajah penuh amarah setelah ia melihat seluruh kejadian di depan matanya. Ia melihat adegan yang membuatnya sangat marah. Ia sangat membenci model wanita seperti Valencia.
“Kau tidak seharusnya melakukan hal itu” ucapnya sembari berdiri disamping meja Valencia.
“Kau Felix? Si murid peringkat satu” ucap Valencia dengan senyum tipis diwajahnya.
“Oh astaga! Bukankah dia pacarmu! Sebab itu kau sangat marah padaku?” Ucap Valencia sembari terkekeh.
“Minta maaf padanya” ucap Felix.
“Aku? Valencia meminta maaf? Tidak mungkin!” Ucapnya sembari berkaca di depan cermin yang ada di tangannya.
“Apa kau selalu seburuk ini? Kau terlihat lebih buruk dari yang kudengar” ucap Felix dengan wajah dingin.
“Terserah apa katamu. Bukankah kau seharusnya memeluk kekasihmu itu?” Ucap Valencia tanpa melihat kearah Felix yang sudah mengepalkan tangannya kuat.
“Sungguh aku sangat membenci wanita sepertimu!” Ucap Felix dengan nada yang dingin.
Dan ucapan itu berhasil membuat Valencia terdiam, entah kenapa ia merasa marah setelah mendengar perkataan itu. Ia segera menarik seragam Felix dengan kuat, membuat Felix menghadap kearahnya.
Dan disaat itu juga mata mereka bertemu, mereka saling menatap satu sama lain. Dan untuk yang pertama kalinya, Valencia melihat lebih jelas wajah seseorang bernama Felix itu. Kacamata diwajahnya memang membuat kesan kutu buku, tapi sesungguhnya wajahnya itu sangatlah tampan. Sangat berbeda dari lelaki cupu pada umumnya.
“Lepaskan tanganmu dari pakaianku!” Ucap Felix.
“Benarkah kau sangat membenci wanita sepertiku? Bukankah aku sangat cantik?” Ucap Valencia dengan senyum tipisnya.
“Cantik? Hahaha” Valencia terdiam saat ia merasa ditertawakan oleh Felix.
“Kekasihku lebih cantik. Dia tidak bisa dibandingkan dengan pembawa mawar hitam sepertimu!” Ucap Felix dan pergi bergitu saja.
Valencia terdiam membeku, ia melihat bagaimana Felix bersikap sangat dingin kepadanya, ia juga melihat bagaimana lelaki itu pergi menghampiri kekasihnya yang sedang menangis karenanya. Ia melihat bagaimana Felix merubah ekspresi wajahnya saat berhadapan dengan Lisa. Ekspresi wajah yang sangat berbeda, tatapan yang lebih hangat.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jam istirahat.
Valencia berjalan seorang diri keluar dari kelasnya. Saat semua orang berjalan bersama dengan teman atau kekasih mereka, Valencia hanya berjalan seorang diri. Dia selalu seperti ini, sejak berada di kelas 1. Tidak ada yang benar-benar tulus dekat dengannya, dan itu membuat rasa kepercayaan Valencia hilang seiring berjalannya waktu.
“Kau ingin makan apa hari ini? Aku akan membelikanmu makan siang” ucap Felix yang berjalan di depan Valencia.
“Aku ingin makan ramen!” Ucap Lisa yang sedang bergandengan tangan dengan Felix.
“Baiklah kita makan ramen hari ini!” Ucap Felix dengan senyum yang hangat.
Valencia melihat itu semua, ia melihat sepasang kekasih yang terlihat sangat hangat. Tatapan mata Felix kepada Lisa membuatnya ingin merasakan di perlakukan seperti itu juga. Karena Valencia tidak pernah di perlakukan seperti itu di seumur hidupnya.
“Bagaimana rasanya di perhatikan seperti itu Lisa?” Batin Valencia.
Ia tersenyum tipis melihat adegan romantis di depan matanya. Ia berbelok untuk menuju ke lantai paling atas gedung ini. Disana adalah tempat favoritnya selama ini. Sangat jarang ada orang yang menempati tempat itu selain dirinya.
“Aaaahhh segar sekali, dan dingin!” Ucap Valencia sembari melihat pemandangan dibawahnya.
Valencia mengambil sebatang rokok di saku jaketnya. Kemudian ia membakarnya, lalu ia menghisap rokok itu dengan ekspresi wajah yang tenang. Semua ini membuatnya merasa lebih baik.
“Sudah kuduga kau akan berada disini” ucap sebuah suara di belakang Valencia.
“Leya? Ada apa?” Ucap Valencia.
“Aku hanya ingin meminta rokokmu” ucapnya sembari merebut sekotak rokok yang berada di tangan Valencia.
“Korek” ucap Valencia sembari memberikan korek apinya.
“Thank you!” Ucap Leya sembari mengeluarkan asap rokok dari mulutnya.
Mereka merokok bersama di lantai paling atas di gedung sekolah mereka. Leya memang tidak sebaik yang dikira, tapi Leya adalah orang yang paling mendekati baik dalam hal pertemanan.
“Kau melewati gang cinta saat itu?” Ucap Leya, dan Valencia mengangguk.
“Kau melihat semua mantan pacarmu disana bukan?” Ucap Leya sembari terkekeh, dan lagi-lagi hanya dibalas dengan anggukan.
“Lain kali cobalah masuk kesana. Dengan pria manapun” ucap Leya.
“Kau gila!” Ucap Valencia dengan senyum tipis diwajahnya.
“Kau masih perawan bukan?” Ucap Leya, dan berhasil membuat Valencia membeku.
Leya tersenyum ketika melihat reaksi Valencia. Ia tau topik paling sensitif yang sangat tidak di sukai olehnya. Ia sengaja menanyakan hal ini untuk mencairkan suasana.
“Aku sudah berulang kali masuk kesana, kurasa tempatnya cukup bagus” ucap Leya, dan berhasil membuat Valencia menatap kearahnya.
“Kenapa? Kau ingin mencobanya?” Cepat pilih lelaki yang ingin kau ajak kesana” ucap Leya.
“Tidak ada, dan aku tidak berniat untuk melakukan hal itu dengan sembarang lelaki” ucap Valencia.
Leya mengusap wajah Valencia dengan tangannya. Ia melihat bagaimana wajah cantik temannya ini, ia tau semua tentang Valencia. Karena dia adalah seseorang yang tau segalanya, ia selalu menyelidiki Valencia agar berhasil menjadi salah satu temannya.
“Sebentar lagi akan diadakan lomba pasangan. Apa kau ingin mengikutinya?” Ucap Leya, dan berhasil membuat Valencia tertawa.
“Kau ingin aku ikut dengan siapa? Aku sudah tidak memiliki kekasih sekarang! Dan aku tidak ingin memilikinya lagi” ucap Valencia.
“Benarkah? Kau sudah putus dengan Jacob?” Ucap Leya.
“Aku sudah putus dengannya! Dia berselingkuh” ucap Valencia sembari mematikan rokoknya.
“Tidak apa, lagian pasangan teromantis selalu dimenangkan oleh mereka. Sejak tahun lalu, mereka memiliki julukan ‘Pasangan kesayangan sekolah” ucap Leya.
“Mereka? Siapa pasangan yang kau maksud?” Ucap Valencia penasaran.
“Felix dan Lisa. Mereka sudah terkenal sebagai sepasang kekasih dengan julukan ‘ Pasangan Kesayangan Sekolah’” ucap Leya.
“Felix? Lisa? ‘Pasangan kesayangan sekolah?”
Valencia tersenyum tipis setelah mengetahui hal itu. Selama ini ia tidak pernah tertarik dengan berita yang tidak penting seperti itu. Tapi setelah mendengar siapa pasangan itu, entah kenapa membuatnya tertarik.
...----------------...
“Perkenalkan, saya Felix akan menjabat sebagai ketua kelas sampai kelulusan tiba. Mohon kerjasamanya” ucap Felix sembari tersenyum tipis.
Suara tepuk tangan menggema di seluruh ruangan, semua orang bertepuk tangan untuk Felix. Berbeda dengan Valencia, dia hanya menatap datar lelaki bernama Felix itu. Ia hanya melihat bagaimana Felix tersenyum sangat ramah kepada semua orang, tapi begitu dia menatap kearahnya, senyuman itu langsung memudar.
“Apakah dia sebenci itu padaku? Gara-gara aku mengganggu kekasihnya?” Batin Valencia.
Felix kembali ke tempat duduknya, dia melirik kearah Valencia sekilas. Ia melihat bagaimana gadis itu terus memperhatikannya, dan hal itu membuatnya sedikit tidak nyaman. Tapi ia mencoba untuk mengabaikannya.
“Pengumuman semuanya, tes tes!” Terdengar di speaker pengumuman yang berada di kelas mereka.
“Untuk semua siswa kelas tiga, dimohon untuk datang ke gedung pengumuman segera. Karena ini hari tradisi sekolah, dan ini bertepatan dengan tradisi sekolah untuk mengumumkan pasangan terfavorit tahun ini” ucap seseorang di dalam speaker itu.
“Sekian” diakhiri dengan kalimat yang sederhana.
Semua orang mulai menutup buku mereka, meletakan pensil diatas meja untuk mengakhiri kegiatan belajar mereka. Kemudian mereka bersama pergi menuju gedung pengumuman.
Valencia lagi-lagi hanya seorang diri, ia menunggu semua orang keluar terlebih dahulu karena ia malas untuk berdesak-desakan. Dan ada sesuatu yang menarik perhatiannya, yaitu pasangan Felix dan Lisa yang tertawa bersama dan terlihat sangat bahagia.
“Kurasa kita akan memenangkannya lagi!” Ucap Lisa tersenyum dengan lebarnya.
“Benarkah? Kurasa kau benar!” Ucap Felix.
“Baiklah aku pergi dulu, kau menyusul setelah urusanmu selesai” ucap Lisa sembari melihat selembar kertas yang harus di isi oleh ketua kelas.
“Baiklah” ucap Felix sembari melihat Lisa pergi dari ruang kelas.
Suasana kelas menjadi sunyi, hanya ada Felix dan Valencia saja di dalamnya. Mereka berdua tidak berniat untuk saling menyapa, mereka hanya diam sembari fokus dengan urusan masing-masing.
Felix sedang fokus dengan selembar kertas diatas mejanya, sementara Valencia sibuk memperhatikan Felix yang terlihat sangat jelas bahwa lelaki itu sedang mengabaikan kehadirannya.
“Apa kau tidak berniat mengobrol denganku Felix?” Ucap Valencia.
Tidak ada jawaban.
“Ckck! Kau sungguh mengabaikanku” ucap Valencia lagi.
Tetap tidak ada jawaban.
Valencia tersenyum tipis, semakin ia diabaikan maka semakin ia menyukai situasi saat ini. Ia bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya untuk mendekati Felix, tangan Valencia menyentuh bahunya.
“Lepaskan!” Ucap Felix sembari menepis tangan Valencia dengan kasar.
“Astaga! Ternyata kau lelaki yang kasar” ucap Valencia dengan senyum tipisnya.
“Jangan asal menyentuhku, kita tidak sedekat itu. Dan aku tidak menyukaimu, aku membencimu!” Ucap Felix sembari membereskan mejanya.
Senyum Valencia memudar, ia semakin tertarik dengan lelaki bernama Felix ini. Felix terlihat begitu sangat membencinya, bahkan sikapnya sangat dingin dan kasar. Dia seperti menghindari apapun yang berhubungan dengannya, dan itu membuat Valencia tertarik.
Valencia menatap tubuh tinggi Felix dari belakang, ia bisa melihat bahu lebar pria muda itu. Dengan postur tubuh seperti itu, Valencia yakin bahwa Felix bisa lebih tampan jika melepas kacamatanya dan merubah penampilannya.
“Kita bisa pergi bersama” ucap Valencia.
“Tidak!” Ucapnya dengan ketus.
“Oh ayolah, kita teman sekelas” ucap Valencia.
“Ah sial!” Umpatnya sembari menatap tajam Valencia.
Felix memasukan buku-bukunya kedalam tasnya. Dia kemudian beralih ke meja kekasihnya, Lisa. Dia membereskan buku-buku miliknya juga dengan Rapi, sembari memasukannya kedalam tas Lisa.
“Sungguh luar biasa!” Batin Valencia yang melihat semuanya.
Felix menyudahi aktivitasnya, ia pergi begitu saja meninggalkan Valencia di dalam kelas seorang diri. Dan sikapnya itu sungguh membuat Valencia merasakan sesuatu yang baru, dan debaran di dadanya semakin membuatnya sesak nafas.
...****************...
Gedung pengumuman.
“Selamat untuk pasangan favorit tahun ini, Felix dan Lisa!” Ucap pembawa acara di panggung pertunjukan.
Suara tepuk tangan menggema, banyak juga sorakan yang menyoraki pasangan kesayangan sekolah itu. Mereka semua sudah mengetahui bahwa Felix dan Lisa adalah pasangan yang sudah di restui oleh guru dan semua murid di sekolah ini. Mereka juga tau bahwa pasangan itu adalah pasangan peringkat satu dan dua di sekolah. Kisah percintaan tidak membuat mereka terganggu, mereka masih bisa untuk meningkatkan prestasi mereka.
Felix dan Lisa berdiri di depan panggung pertunjukan untuk menerima penghargaan berupa piala dengan logo love disana. Mereka berdua saling tersenyum satu sama lain, menunjukan bahwa mereka sangat bahagia mendapatkan penghargaan ini lagi.
“Felix, boleh bertanya. Sebenarnya apa yang kau sukai dari Lisa?” Ucap pembawa acara.
“Dia adalah gadis yang cantik. Dia cerdas dan baik hati. Dan dia bukan seseorang yang memiliki sifat buruk” ucap Felix.
“Ahh jadi kau tidak menyukai gadis dengan sifat buruk ya? Apakah ada gadis dengan sifat buruk di sekolah ini?” Ucap pembawa acara.
semua orang menatap kearah Valencia, dan yang ditatap tidak peduli dengan hal itu.
“Kurasa ada. Dan aku sungguh tidak menyukai gadis seperti itu, apalagi seorang gadis yang membawa rokok dan korek api di saku jaketnya” ucap Felix, membuat semua orang tertawa.
Valencia yang mendengar itu seketika tersenyum tipis. Ia menatap pria itu sembari menyilangkan tangan di dadanya, tatapan matanya seolah sedang menetertawakan pasangan yang sedang mendapatkan penghargaan itu.
“Dan Lisa, apa yang membuatmu menyukai Felix? Selain dia tampan” ucap pembawa acara bertanya kepada Lisa.
“Dia pria yang baik, dan dia sangat tinggi! Aku sangat menyukai postur tubuhnya” ucap Lisa dan membuat semua gadis menjerit dan bertepuk tangan.
Valencia menatapnya tak suka, ekspresi wajahnya sudah berubah sejak Lisa mengatakan itu semua di depannya. Entah kenapa ia tidak menyukai ucapanya, ia tidak menyukai jeritan gadis yang menyakiti telinganya.
Leya yang menyadari perubahan ekspresi temannya itu seketika menyadari sesuatu. Leya menatap Valencia dan Felix secara bergantian, lagi-lagi dia tau apapun tentang Valencia.
“Kau tertarik dengannya?” Ucap Leya, dan berhasil membuat Valencia menatap kearahnya.
“Siapa yang kau maksud?” Ucap Valencia dengan wajah tenangnya.
“Felix, pria cupu peringkat satu” ucap Leya.
“Tidak, aku tidak tertarik dengannya” ucap Valencia.
“Oh ayolah Valen! Sangat terlihat bahwa kau sangat tertarik dengannya!” Ucap Leya.
“Diam atau semua orang akan mendengar ucapanmu Leya!”
“Dan berhenti memanggilku Valen!” Ucapnya dengan sedikit marah.
Valencia kembali melihat kearah Felix, entah kenapa ia sangat menyukai wajah pria itu. Senyuman hangat yang dia berikan kepada kekasihnya, Valencia menginginkannya. Ia ingin ditatap dengan hangat seperti itu juga, ia ingin mendapatkan elusan lembut di puncak kepalanya.
“Ajak dia ke gang cinta!” Ucap Leya.
Dan ucapan itu berhasil membuat Valencia menatapnya tak percaya.
“Kau gila?” Ucap Valencia tak percaya.
“Ajak dia, atau kau akan menyesal” ucap Leya dengan seringainya.
“Dia mempunyai kekasih! Aku tidak ingin disebut sebagai perebut!” Ucap Valencia sembari memainkan ponselnya.
“Memangnya kenapa jika Felix mempunyai kekasih? Bukannya tidak ada cinta di dunia ini? Semuanya adalah kepalsuan, kau hanya perlu melakukan apapun yang kau inginkan” ucap Leya.
“Felix belum sepenuhnya milik wanita itu, selama mereka belum bertunangan dan menikah maka kau masih mempunyai peluang” ucap Leya lagi, dan ucapannya itu membuat Valencia terdiam.
...****************...
Bel pulang sekolah berbunyi.
‘Ding ‘Dong ‘Ding ‘Dong
Valencia hanya diam sembari memperhatikan Felix dan juga Lisa di depannya. Langkah kakinya sengaja ia lambatkan agar ia tetap berada di belakang sepasang kekasih itu.
“Mereka saling menggengam tangan satu sama lain, tertawa bersama dan terlihat sangat bahagia. Usapan tangan Felix kepada kekasihnya, membuatku menginginkannya juga. Apakah aku bisa merasakan perlakuan manis itu juga?” Batin Valencia.
Langkah kakinya terhenti saat Felix dan Lisa sampai di parkiran mobil khusus untuk murid. Ia melihat Felix mengusap puncak kepala Lisa dengan lembut, dia juga membawakan tasnya. Bak seperti melihat sebuah adegan drama Korea yang manis, Valencia terpaku melihatnya. Dia menyadari sesuatu dalam hatinya, ia mulai merasakan suatu di dalam dadanya. Sampai sepasang kekasih itu masuk kedalam mobil berwarna putih, meninggalkan Valencia yang masih berdiri sembari memperhatikan mereka.
“Kurasa itu mobil miliknya” batin Valencia mengacu pada Felix.
Mobil putih itu mulai menyalakan mesin mobilnya. Suara klakson mobil berhasil membuat Valencia tersadar, dia segera mundur beberapa langkah untuk memberikannya jalan. Dan Valencia hanya bisa melihat mobil yang dikendarai Felix menjauh meninggalkan gerbang tinggi sekolahnya.
“Kurasa aku menginginkannya!”
...----------------...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!