NovelToon NovelToon

Antara Benci Dan Cinta

bab 1 awal

" jadilah pacarku " seorang pemuda tampan dengan postur tubuh tinggi menjulang, kulit putih kemerahan dan hidung mancung dengan rambut sedikit ikal nampak menyampaikan perasaannya pada seorang gadis berhijab di hadapannya di tengah lapangan basket.

" a...apa....?! " gadis berwajah ayu dan polos itu nampak tergagap.

Wajahnya seketika nampak pias sekaligus memucat.

Tak pernah terpikirkan sedikitpun olehnya ia akan mendapat perlakuan seperti ini dari pemuda itu.

Gadis itu adalah Mayrea Mazaya Khanza, gadis yatim piatu penerima beasiswa prestasi di sekolah itu.

Alfarabi School Internasional Student.

Sebuah sekolah swasta elit berbasis agama dan formal.

Mayrea Mazaya Khanza adalah seorang gadis yatim piatu yang di besarkan di sebuah panti asuhan kecil yang berada di pinggiran kota Malang.

Seorang Mayrea Mazaya Khanza dapat sekolah di sekolah elit di tengah kota Malang ini hanya karena kecerdasan otaknya.

Dan karena kecerdasannya itulah ia mendapat beasiswa full untuk masuk ke sekolah elit berstandar Internasional itu.

Sementara pemuda yang tengah menyatakan perasaannya itu adalah Farid Ibrahim Hamzah Tarek, Seorang putra tunggal donatur terbesar di sekolah elit itu.

Tuan Mehra Khan Hamzah Tarek.

Rea panggilan akrab seorang Mayrea Mazaya Khanza menelan ludahnya dengan kesusahan,

seakan ludah itu bagai duri tajam yang akan terasa sakit jika sampai pada tenggorokannya.

Rea tahu persis siapa Ibra meski selama ini ia pun tak pernah sekalipun pernah berinteraksi apalagi terlibat perbincangan dengan pemuda yang terkenal player dan sekaligus liar itu.

Lalu ini....?!

" ma...maaf, aku tidak mengerti maksudmu " jawab Rea kemudian sambil menundukkan kepalanya dalam dalam sembari hendak melangkah pergi.

Jujur ia takut berhadapan dengan pemuda itu. Seakan ada sesuatu dalam diri pemuda itu yang membuatnya ketakutan.

Namun langkahnya terhenti karena Ibra yang menghalangi setiap langkahnya.

" kau belum menjawab pertanyaanku " kata Ibra lagi sambil menatap Rea dengan tajam.

Rea kian gemetar, ia sangat takut.

Sementara di sekeliling lapangan itu nampak banyak anak anak lain berkerumun dan menjadikan dirinya juga Ibra sebagai tontonan.

" jawab cepat, apa kau mau jadi pacarku ?! " sentak Ibra dan sontak membuat Rea terjengkit kaget.

" maa....ma...maaf, aku tidak mau pacaran " jawab Rea kemudian dengan tergagap.

" apa ?! apa itu artinya kau menolakku ?! " tanya Ibra dengan raut wajah merah padam.

Tangannya terulur mencengkeram bahu Rea dan menarik tubuh kurus itu ke arahnya.

Rea yang tak pernah berada sedekat itu dengan seorang laki laki sontak terkejut dan reflek menepis tangan Ibra yang mencengkeram bahunya.

Dan hal itu semakin menyulut kemarahan seorang Farid Ibrahim Hamzah Tarek.

Malu dan merasa terhina sontak memenuhi relung jiwanya.

Harga dirinya bagai terkoyak.

" huuuuuuu......sok cantikkkkkkkk !!!!! " teriak anak anak lain yang berada di sekitar dan mendengar percakapan itu.

Mereka jelas memojokkan Rea.

Dan hal itu menyulut teriakan siswa lain yang juga berada di area itu.

" kau berani menolakku ?! " tanya Ibra lagi dengan mata yang sudah memerah.

Baru kali ini ia di tolak seperti ini oleh seorang gadis.

Apalagi gadis itu adalah gadis yang terkenal kuper di sekolah ini.

Siapa yang tak tahu Mayrea Khanza sang gadis kuper yang sering di sebut sebagai murid penerima belas kasihan karena ia yang seorang penerima beasiswa.

Jika bukan karena taruhan sialan itu, seorang Ibrahim Tarek tak akan sudi menembak Rea di tempat terbuka seperti ini.

Memalukan....

Flass on.

" kau memang player, tapi aku rasa gelarmu itu tidak ada artinya sebelum kau bisa menggandeng seseorang sebagai pacarmu kemudian memutuskannya dalam waktu dua minggu saja " ejek seorang Tomy yang merupakan salah satu sahabat Ibra.

Ibra yang sedang memetik gitar menghentikan gerakannya dan beralih menatap sahabatnya itu.

Begitu juga dengan Sony dan Arhan yang juga duduk tak jauh dari mereka berdua.

" memangnya cewek mana yang akan bisa menolakku ?! Yang ada mereka tergila gila padaku " jawab Ibra dengan pongahnya.

Ibra memang terkenal sombong dan angkuh selain di kenal sebagai pembuat onar.

" jangan sombong Ibra....selama ini yang kau dapatkan memang cewek cewek yang sudah tergila gila padamu. Jelas saja mereka menerimu " jawab Tomy.

Ibra mengerutkan keningnya, hatinya berbisik.

( memang ada cewek di sekolah ini yang tak tergila gila padanya ?! )

" langsung saja, siapa yang kau maksud ?! " tanya Ibra lagi dan kali ini ia langsung to the point.

" Rea...." jawab Tomy dengan raut wajah yang telah berubah serius.

Tomy memang cukup tahu dengan Rea, gadis pendiam yang selalu di remehkan anak anak lain di sekolah ini karena ia yang masuk ke sekolah ini melalui jalur beasiswa prestasi secara full.

Ia sempat merasa kepo dengan gadis itu yang hampir tak pernah terlihat berinteraksi dengan siswa lain selain satu orang.

Yakni Niel Mananta yang tak lain adalah sang ketua kelasnya sendiri di kelas X11 IPA tiga ini.

Karenanya ia sangat penasaran dan berencana memanfaatkan Ibra.

Karena saat ia sendiri berusaha mendekat, gadis itu sama sekali tak meresponnya.

" Rea ?! Rea siapa ?! Kenapa aku tidak tahu ada nama seperti itu di sekolah ini ?! " tanya Ibra dengan raut wajah serius.

" Tomy...jangan macam macam " Sony memperingatkan.

" iya....

bermain mainlah dengan mereka yang sefrekwensi dengan kita " Arhan ikut menimpali.

" alah...ini hanya permainan brother.....santai saja " jawab Tomy sambil cengengesan.

" tapi tidak juga harus dia kan, yang lain saja...kasihan..." jawab Sony dan sukses menarik perhatian Ibra.

Ibra menegakkan punggungnya dan meletakkan gitar yang ia pegang di sisinya, kemudian ia menatap dua sahabatnya itu bergantian.

" Rea ?! Siapa dia ?! " tanya Ibra kemudian.

" bukan siapa siapa, hanya anak miskin yang tak sengaja bisa masuk sekolah ini karena belas kasihan yayasan kita " jawab Tomy dengan sombongnya.

" Tomy....jaga bicaramu " Sony lagi lagi tak suka dengan bicara Tomy.

Tapi Tomy hanya nyengir saja.

" serius, siapa Rea ?! " tanya Ibra lagi.

" anak kelas X11 IPA satu " jawab Tomy pada akhirnya.

" wow....kelas unggulan.

Lalu ?! " tanya Ibra lagi mulai penasaran.

" jika kau memang benar benar sang player, pacari dia dan putuskan dia dalam waktu dua minggu saja setelah kalian jadian " tantang Tomy.

" alah....gampang itu, siapa yang bisa menolak pesonaku ?! " sombong Ibra.

Sementara Sony hanya bisa menggelengkan kepalanya.

dan Arhan hanya tersenyum tipis.

Tak sengaja, seorang gadis berhijab lewat agak dekat dari mereka di depan sana sambil mendekap tumpukan buku.

Sepertinya ia akan mengumpulkan buku buku itu ke kantor ruang guru.

" dia..." tunjuk Tomy dan segera di ikuti oleh tatapan Ibra dan Sony juga Arhan.

Melihat gadis yang di maksud Tomy, Ibra sontak melebarkan matanya.

" kau gila, tidak salahkah ?! Kau ingin aku memacari gadis seperti itu ?!

Tidak adakah yang lebih buruk lagi darinya ?! " ejek Ibra dengan raut wajah menghina dan merendahkan.

Sungguh gadis yang tengah ia tatap itu memiliki penampilan yang sama sekali bukan kriterianya.

Jika siswa lain berlomba memakai seragam dengan rok pendek juga lengan pendek dan rambut yang panjang teruai,

Gadis itu justru memakai seragam rok panjang begitu juga dengan seragam atasnya yang juga berlengan panjang.

Jangan lupa hijab yang menutupi kepalanya.

Sungguh penampilan gadis itu jauh dari kata keren menurut Ibra.

Tomy sontak tertawa terbahak bahak.

" ya...dia,

jika kau berani menembaknya di lapangan basket dan berhasil memacarinya kemudian memutuskannya setelah dua minggu.

Maka aku percaya kau memang the winner.

Satu motor sportku ambil untukmu " kata Tomy.

" cihhhh....aku tak butuh motormu.

tapi aku pastikan gadis itu akan segera menjadi salah satu pengisi deretan cewek yang menangis mengemis cintaku "

jawab Ibra dengan sombongnya dan sungguh merasa tertantang.

Matanya masih mengikuti arah langkah seseorang yang di maksud Tomy tadi.

Hijab gadis itu nampak berkibar tertiup angin di bagian belakangnya.

" saranku urungkan niat kalian itu, kasihan...dia benar benar tak pantas kalian perlakukan seperti itu.

Dia datang ke sini benar benar karena ingin sekolah...

Lihat penampilannya, tidakkah kalian merasa sungkan sedikit saja ?!

Lebih baik cari yang lain saja " Sony lagi lagi tak setuju dengan rencana jahat sahabat sahabatnya itu.

" cihh...kau menyukainya Son ?! apa seleramu sudah berubah jadi serendah itu ?! " ejek Tomy kepada Sony.

" ckkk...jangan suka menghina orang seperti itu Tom, percayalah kali ini jika kalian tetap melakukan niat kalian itu...

Suatu hari nanti kalian akan menyesali itu, Rea gadis baik baik " jawab Sony.

" Tapi aku ingin...." jawab Ibra yang sontak membuat Tomy dan Sony juga Arhan menatap kepadanya.

bab 2 dendam dan sakit hati

Flass off

Ibrahim masih menatap tajam ke arah Rea yang tertunduk di hadapannya.

Sungguh ia merasa terhina saat ini karena penolakan gadis itu terhadapnya.

Hatinya menjerit tak terima,

Lihatlah gadis di hadapannya itu, penampilannya begitu jauh dari kata keren apalagi good locking.

Tapi berani beraninya gadis itu menolak dirinya ?!

Tidak tahukan dia jika di belakang sana banyak gadis yang berbaris rapi hanya ingin menjadi pacarnya atau sekedar mendapatkan perhatiannya ?!

pemuda itu meradang....

Wajahnya keruh menahan marah dan matanya memerah menahan geram.

Sorakan anak anak lain di sekitarnya semakin membuat hatinya panas dan semakin sukses membakar amarahnya.

Harga dirinya terasa terinjak dan benar benar terasa di rendahkan.

Egonya terkoyak.

Ibra sangat marah, andai bisa....

Ingin rasanya ia menelanjangi gadis itu dan mempermalukannya di sini saat ini juga.

Agar gadis itu juga bisa merasakan rasa malu yang saat ini tengah ia rasakan.

Ya....

rasa malu dan entah apa lagi tengah di rasakan oleh seorang Ibrahim Hamzah saat ini.

" tolong...biarkan aku pergi " cicit Rea sambil tertunduk, ia tak berani mengangkat kepalanya barang sejenak.

Saat ini ia benar benar berharap bisa segera pergi meninggalkan tempat itu.

Tapi Ibra terus saja menghalangi langkahnya.

" pergi kau bilang ?! Setelah membuatku malu kau ingin pergi begitu saja ?! "

kata Ibra dengan suara pelan namun terdengar begitu dingin menusuk gendang telinga Rea.

Saat ini jarak keduanya memang begitu dekat, meski setiap satu langkah Ibra mendekat maka satu langkah pula Rea mundur kebelakang.

Dan kemanapun Rea melangkah hendak pergi maka Ibra akan menghalanginya dengan berdiri di hadapannya.

Sehingga membuat Rea kembali mundur kebelakang dengan tubuh yang gemetar.

Sungguh posisinya saat ini sangatlah asing baginya.

Ia tak pernah sekalipun menjadi pusat perhatian seperti saat ini.

" ada apa ini ?! " tiba tiba sebuah suara barinton terdengar menggelegar membuat suasana yang tadinya sedikit riuh segera menjadi sepi mencekam.

Suara itu berasal dari seorang pria muda berbadan atletis dan berwajah lumayan tampan berpakaian olah raga yang tak lain memang salah satu guru olah raga di sekolah ini yang tiba tiba telah berada di sana.

" pak Tristan...." cicit Rea dengan sedikit lega.

Kehadiran guru muda itu bagai hembusan oksigen yang mampu melonggarkan paru paru seorang Mayrea Mazaya Khanza.

Dan suasana yang tadinya riuh seketika menjadi sunyi bagai kuburan. Tak ada sedikitpun terdengar suara celometan di sana.

Pak Tristan memang salah satu guru yang terkenal killer di sekolah ini meski ia masih muda.

" kenapa kau masih berada di sini Rea ?! Bukankah tadi sudah aku bilang jika bu Novi menunggumu ?! " tanya pria muda itu dengan sedikit lembut setelah sebelumnya ia sempat melirik tak suka kepada Ibra.

Siapa yang tak tahu Ibra, si anak pembawa onar.

Jika saja Ibra bukan anak penyandang donatur terbesar sekolah ini.

Sudah pasti anak itu sudah di keluarkan dari sekolah ini sejak dulu.

Ibra memang pintar, tapi sikap arrogant dan liar juga cenderung tak memiliki sopan santun anak itu meski kepada dewan guru sekalipun membuat Ibra selalu terlibat dalam masalah.

Dan hal itu membuat namanya masuk ke dalam buku hitam murid murid bermasalah di sekolah ini.

" i..iya pak " jawab Rea tergagap, namun ia masih berdiri di tempatnya dengan wajah pucat.

" ayo, tunggu apa lagi....pasti bu Novi sudah menunggumu sejak tadi.

kau ada bimbingan biologi kan dengannya ?! " kata Pak Tristan lagi sambil tangannya mengulur seolah menggiring Rea untuk segera pergi dari tempat itu.

Dan hal itu tidak di sia siakan oleh Rea, dengan langkah cepat gadis itu segera meninggalkan tempat itu.

Kepergian Rea dari tempat itu di iringi tatapan penuh kebencian dan amarah seorang Farid Ibrahim Hamzah Tarek.

Ibra diam dan tak mengucapkan satu patah kata pun.

Walau sebenarnya ia tak terima di perlakukan seperti ini.

Kedua tangannya terkepal erat di kedua sisi tubuhnya.

" dan kau...berhenti selalu membuat masalah apalagi berpikir untuk melibatkan Rea,

dia anak baik baik....

Jika itu terjadi, maka kau berurusan denganku " kata Pak Tristan dengan tatapan penuh intimidasi kepada Ibrahim.

" bapak menyukainya ?! " tanya Ibra dengan raut wajah mengejek.

Lihatlah betapa berani dan kurang ajarnya seorang Ibrahim.

Bahkan kepada serang guru kiler sekalipun.

Pak Tristan menatap geram kepada pemuda itu, rahang guru muda itu nampak mengeras dan matanya memerah.

" perhatikan sopan santunmu anak muda...dan asal kau tahu aku bukan pedofil.

kembali ke kelasmu " jawab pak Tristan dingin kepada Ibrahim sebelum ia juga akhirnya melangkah mengikuti Rea meninggalkan tempat itu.

Sementara Ibra,

Pemuda itu menarik nafas dalam dalam demi meredakan amarah yang membuncah di dalam jiwanya.

( kau sudah salah mencari lawan anak sialan, kau pikir siapa dirimu hingga kau berani mempermalukan aku seperti ini.

Aku tidak suka dengan semua ini...

kau sudah menghinaku...

Awas kau, tunggu balasan dariku....aku tidak akan tinggal diam )

bisik hati Ibra dengan masih menatap Rea yang kian menjauh.

Tak lama setelah itu,

Pemuda itu memutar tubuhnya.

" minggir....!! " sentaknya sambil menyibak pada para siswa yang berkerumun di sana.

Tak ada yang berani melawannya, dan sontak mereka segera memberi jalan kepada Ibra.

Memang siapa yang mau berurusan dengan anak nakal itu.

Tak lama di dalam kelas Ibra.

" apa ku bilang...

jangan bawa bawa Rea dalam urusan kalian, dia tidak sama dengan cewek cewek lain yang tergila gila padamu, dia berbeda Ibra.... "

kata Sony tiba tiba ketika mereka masuk ke dalam kelas mereka.

Kelas X11 IPA tiga.

" tidak ada yang berbeda, semua sama saja...gadis itu hanya sok jual mahal padaku.

Lihat saja nanti, dia sendiri yang akan datang dan mengemis cinta padaku.

Sama seperti mereka, dan jika saat itu tiba...aku pastikan dia akan menangis darah karena aku jelas akan menolaknya.... "

jawab Ibra berapi api dengan tangan terkepal menggebrak meja,

Ibra sangat merendahkan Rea.

" terserah kau, kau memang keras kepala " kata Sony mengakhiri perdebatan keduanya dan duduk di bangkunya.

Tak lama Tomy masuk dan segera mendekati Ibra.

" benar yang kudengar ini Ibra ....?! benar kau di tolak si kuper ?! " tanya Tomy dengan raut wajah tak percaya.

Ibra diam tak menjawab.

" ini tidak benar Ibra, kau tidak boleh diam saja dengan penolakannya itu.

ini penghinaan namanya, nama baikmu tercemar karena itu.

Kau tahu apa yang mereka bicarakan tentangmu ?! " kata Tomy.

" apa ?! " tanya Ibra sambil menoleh menatap Tomy ingin tahu.

" mereka bilang kau cinta sendirian kepada Rea karena dia yang berani menolakmu "

" apa ?! " Ibra menggeram marah.

" ckk...sudahlah, jangan terlalu dianggap serius.

Hal seperti ini biasakan untuk laki laki ?! " Sony mencoba menenangkan Ibra.

" enak saja....memangnya siapa dirinya hingga ia berani menolak Ibra ?! " Tomy semakin membakar kemarahan Ibra.

" sebenarnya apa masalahmu Tomy ?! Kenapa kau seperti sengaja mengumpankan Rea kepada Ibra ?! " sentak Sony kepada Tomy.

" kau yang ada apa ?! Bukankah hal yang biasa jika Ibra bermain main dengan cewek cewek itu ?! Lalu kenapa sekarang kau yang seperti kebakaran jenggot hah ?! " sentak Tomy tak terima.

" masalahnya kali ini kalian salah bermain main dengan orang yang salah, kasihanilah dia...

Rea hanya anak yatim piatu kalian tahu ?! " Sony semakin marah.

" tapi sudahlah, sepertinya hati kalian sudah buta..." imbuh Sony lagi sebelum ia memilih pergi dari kelasnya itu.

Melihat pertikaian Tomy dan Ibra yang di sebabkan oleh seorang Rea membuat kedua tangan Ibra semakin terkepal erat.

Wajahnya nampak merah padam.

" terserah padamu saja, jika kau tak mau meneruskan rencana kita ini...it's ok " kata Tomy lagi kemudian.

Ibra masih diam dan tenggelam dengan pemikirannya sendiri.

bab 3 Ibrahim Hamzah dan Mayrea Khanza

Pyar.....

Sebuah gelas kaca terlempar ke arah dinding dengan keras dan berubah menjadi serpihan serpihan beling yang berserakan di ruangan itu.

" brengsekkkk.....dasar gadis sialan pembawa onar, awas kau....

aku bersumpah akan membuatmu menangis darah dan merangkak memohon belas kasihan dariku.

Dan aku....aku tidak akan pernah berbelas kasih padamu.

Aku membencimu Mayrea.....aku membencimu, seumur hidupku hanya akan ada kebencian dariku untukkmu....!!! " teriak Ibra dengan kemarahan yang tak lagi bisa terkendali.

Ingatannya tentang penolakan Rea terhadapnya tak kunjung bisa ia lupakan.

Di dalam sebuah mini bar, Ibra nampak kembali menenggak segelas minuman beralkohol yang ada di tangannya.

Setelah itu ia nampak menghisap rokok yang ada di satu tangannya yang lain.

Kepulan asap rokok seketika mengudara ketika ia menghembuskan nafasnya dengan kasar.

Peristiwa itu telah terjadi hampir satu minggu yang lalu, namun bayang bayang kejadian itu masih melekat dan terputar nyata dalam ingatannya.

Seperti saat ini,

Pemuda itu merasa sangat marah karena ia yang kembali teringat dengan kejadian itu.

" brengsek...! " Ibra kembali mengumpat kasar dan lagi lagi.....

Pyar....

Gelas yang ia pegang kembali ia lempar dengan kasar ke dinding.

Dan kembali serpihan gelas itu segera berhamburan kemana mana.

Saat ini pemuda itu tengah berada di mini bar yang ada di apartemennya.

Ia tinggal sendirian dan tak ada seorangpun yang menemaninya.

Kedua orang tuanya bercerai dan kini memiliki kehidupan masing masing.

Dan seolah lupa dengan satu anak mereka yakni dirinya, Kedua orang tua Ibra sibuk dengan keluarga baru mereka.

Mereka hanya memenuhi kehidupan Ibra dengan uang dan uang.

Sejak kecil Ibra memang akrab dengan hidup tanpa kedua orang tuanya.

Sebelum berpisah kedua orang tua Ibra sudah di sibukkan dengan pekerjaan mereka masing masing. Dan kerap kali akan bertengkar saling menyalahkan jika terjadi sesuatu dengan Ibrahim.

Karenanya,

Jengah dengan itu semua, pemuda itu menghibur dirinya dengan mencari kesenangan dan kenyamanan di luar.

Tanpa sadar ia melakukan berbagai kenakalan remaja hanya untuk mendapatkan kepuasan dan pengakuan akan keberadaan dirinya.

Itulah sebabnya ia sangat bangga ketika seseorang mengakui keberadaannya apalagi mencintainya.

" dasar gadis sialan, beraninya kau mempermalukan aku...

kau pikir siapa kau !!! " Ibra berkata dengan suara sedikit berteriak.

" Rea....aku membencimu, aku membencimu......" teriaknya seperti orang frustasi kembali meluapkan kekesalannya.

Ibra memang anak orang kaya yang memiliki segalanya dan selalu mendapatkan segalanya.

Penolakan Rea padanya di lapangan basket waktu itu benar benar sukses melukai harga dirinya.

" kau akan menerima akibatnya kuper...." desisnya pelan sebelum ia kembali menenggak minuman kerasnya yang kali ini langsung dari botolnya.

Sementara itu di tempat lain, tepatnya di sebuah kamar kos kosan yang cukup sederhana.

Rea nampak sedang berbicara secara virtual dengan seseorang di seberang sana.

( bagaimana dengan lomba olimpiade yang kau ceritakan pada umi waktu itu ?! Apa kamu jadi mewakili sekolahmu ?! )

Tanya seorang wanita baya di seberang sana.

( InsyaAllah iya umi, doakan Rea agar menang dan Rea bisa mendapatkan uang lagi untuk bisa Rea kirim ke panti )

Jawab Rea dengan raut wajah senang, senyum tersungging di wajah manisnya,

terdengar helaan nafas dari seseorang di seberang sana.

( maafkan umi Rea, kau jadi ikut menanggung beban biaya panti ini )

Kata wanita baya itu yang tak lain adalah ibu panti tempat Rea dulu di besarkan.

Dan tempat Rea pulang jika ada libur panjang sekolah dan jika ia juga libur bekerja.

Ya...

Rea sekolah dan bekerja paruh waktu di sebuah kafe yang tak jauh dari tempat ia kos.

( tidak apa apa umi, Rea merasa berhutang budi dengan panti umi.

Andai Rea tak tinggal di sana, entah apakah Rea masih akan jadi Rea yang seperti ini atau tidak ) jawab Mayrea dengan wajah sendu.

( kau memang anak baik Rea...semoga Allah selalu melindungimu dan memudahkan segala urusanmu nak. Tetaplah tegar dan kuat juga bertawakal kepadanya setiap kali kau mendapatkan kesulitan )

( amin ya robbalallamin,

InsyaAllah umi....doakan selalu untuk kebaikan Rea Umi )

( tentu saja...umi akan selalu mendoakan untuk kebaikanmu )

( oh ya umi, bagaimana keadaan Sofia..?! Apa dia tak lagi mengganggu adik adik panti yang lain lagi ?! )

Tanya Rea tentang salah satu penghuni panti selain dirinya.

Tak lama kamera ponsel itu bergerak dan beralih pada seorang gadis hampir seumuran dengannya tapi sedikit muda yang duduk diam sambil memegang boneka di salah satu sudut ruangan itu.

( alhamdulillah berkat obat yang kamu belikan waktu itu, Sofia sudah tenang dan tak lagi mengamuk seperti waktu itu )

Terdengar suara wanita baya itu menerangkan tentang kondisi gadis yang di tanyakan Rea.

Sofia adalah salah satu adik panti Rea yang sama sama di besarkan di panti asuhan itu.

Sofia awalnya baik baik saja, hingga ketika usianya menginjak remaja.

Gelagat aneh pada gadis itu mulai terlihat, sering bicara sendiri hingga marah marah tak jelas dan berakhir dengan menyakiti penghuni panti yang lain terutama anak anak kecil.

Beberapa bulan yang lalu Rea yang sekolah sambil bekerja di sebuah kafe membawa pulang obat untuk gangguan syaraf yang sengaja ia beli dari hasil gajinya setelah ia berkonsultasi dengan dokter ahli gangguan Syaraf.

Dan itulah sebabnya kenapa Rea ingin menjadi seorang dokter psikologi.

Ia ingin menyembuhkan Sofia dengan tangannya sendiri karena biaya pengobatan untuk penyakit jenis gangguan jiwa itu cukup mahal biayanya.

Dan jelas, ibu panti tak mampu untuk itu.

Sofia adalah saudara panti Rea yang amat ia sayangi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!