NovelToon NovelToon

PENDEKAR DEWA ABADI S2 (Sihir Dewa)

Cerita Dimulai

Hai para pembaca setia PDA, hari ini PDA S 2 sudah rilis, baca pelan-pelan agar bisa memahami cerita ini, bagi yang pernah membaca cerita PDA S 1 pasti sudah mengerti, walau disini tentu akan berbeda ceritanya. Selamat membaca dan semoga terhibur.

Jika kalian suka, like dan juga vote PDA S2. Itu jika kalian suka, jika tidak saya tidak akan memaksa, dan jika ada kesalahan penulisan, mohon untuk memberi komentar agar saya bisa memperbaikinya, namun saya minta tolong untuk komen yang bisa membantu saya.

***

"Sihir Bumi Segel Batu Meteor,"

Seorang Pendekar mengeluarkan Sihir Bumi dan menjepit seekor makhluk raksasa di luar angkasa.

Mahluk tersebut sangat besar, saking besarnya bahkan manusia tidak lebih dari sekedar debu kecil. Namun bukannya hanya ukurannya yang besar, melainkan kekuatannya juga sangat besar.

"Cepat! Aku tidak sanggup menahannya," kata Pendekar tersebut sambil menahan cengkeraman sihir batunya yang menahan pergerakan mahluk raksasa yang menyerupai naga batu hitam tersebut.

"Ayo, pastikan kita juga bisa menyegelnya, ini yang terakhir," Seru rekannya, mereka ada lima orang.

Mahluk tersebut memanglah yang terakhir dari ke empat Mahluk raksasa yang berhasil disegel, namun mahluk yang terakhir benar-benar sangat kuat.

Groaar!!!

Mahluk tersebut bersuara keras dan menghancurkan satu planet yang berada di dekatnya, bahkan segel bumi batu meteor pun sampai terlepas dan pendekar pemilik segel tersebut terhempas.

Beruntungnya ke empat rekannya berhasil menahannya dan menariknya kembali kedalam medan energi yang dibuat dengan menggunakan Qi.

"Sial, yang ini benar-benar sangat kuat! Kita tidak bisa terus menerus bertahan seperti ini, jika sampai kita kehabisan Qi, maka kitalah yang akan musnah!" kata salah seorang yang terlihat seperti perempuan yang cantik, namun sebenarnya dia adalah seorang laki-laki tulen.

"Bagaimana kalau kita menahan dan menyegelnya dengan menggunakan Sihir Lima Elemen Tingkat Dewa? Aku yakin dia tidak akan mampu melawan segel itu," kata Salah seorang wanita tua, namun dia tetap waspada kepada mahluk yang ada di hadapannya.

"Tidak ada salahnya kita coba, ayo lakukan secara bersamaan!"

Mereka berlima segera berpencar mengelilingi mahluk tersebut, mahluk tersebut langsung mengeluarkan gelombang Qi yang dahsyat sehingga kelima pendekar tersebut membuat pertahanan.

Walau berhasil menahan serangan Gelombang Qi yang dahsyat namun dibelakang mereka, batu-batu meteor yang beterbangan di angkasa hancur jadi debu.

Mahluk tersebut melepaskan batu-batu sebesar gunung yang tertutup oleh api dan melemparkannya ke arah lima pendekar yang masih bergerak untuk menuju lokasi yang sudah di tentukan.

Mereka semua tetap terbang ke arah lokasi masing-masing sambil membalas serangan batu api yang mengarah kepada mereka.

Ledakan benturan keras akibat batu api tertahan oleh sihir berbagai jenis mengisi luar angkasa, bahkan ledakannya menyerupai sebuah ledakan planet yang membuat gelombang kejut yang mampu membuat planet lain bergeser.

Satu Mahluk Raksasa mampu mengimbangi kekuatan lima pendekar berkekuatan Dewa sangatlah sulit untuk bisa dilihat, hanya ada empat Mahluk yang masing-masing mampu melawan lima Pendekar berkekuatan Dewa, dan ini adalah mahluk yang terakhir, terbesar, dan terkuat.

Mereka memberinya nama, Naga Batu Meteor, dan tiga mahluk yang sudah lebih dulu tersegel bernama, Srigala Api Matahari, Elang Es Galaxi, dan yang terakhir Singa Hitam Halilintar.

Besar tubuh mereka sangat tidak masuk akal, semua planet terlihat kecil jika mereka sedang melayang di angkasa, bahkan yang terbesar tentulah Naga Batu Meteor.

Mereka berempat bergerak di tempat terpisah dan selalu membuat Alam semesta tidak seimbang. Banyak planet-planet yang hancur setelah dilewati oleh mereka sehingga membuat penghuni berbagai dunia lain merasa terancam.

Ketika Alam semesta sudah terancam akan keberadaan mahluk tersebut, tiba-tiba muncul Lima sosok pendekar berkekuatan Dewa dan mulai bertarung dan menyegel merek satu persatu.

Awalnya mereka bertemu ketika melawan Singa Hitam Halilintar, dan mereka bekerja sama menyegel mahluk tersebut, semakin lama mereka mulai saling mengenal, dan berlanjut memburu ketiga mahluk lainnya.

Para Mahluk tersegel di tempat yang berbeda-beda dan juga berjauh-jauhan, semakin lama mahluk yang dihadapi semakin kuat, namun mereka tetap berhasil menyegel mereka, salah satu dari mereka menguasai Sihir Segel Dewa sehingga bisa mengecilkan mahluk yang sudah tersegel, namun tidak mampu menghancurkannya sehingga mereka menyegelnya dengan menggunakan Sihir Bumi dan membentuk sebuah planet dangan berbagai ukuran.

"Sekarang..!" Teriak salah seorang dari mereka setelah semuanya sudah berada diposisi masing-masing.

"Sihir Api Segel Lava,"

"Sihir Bumi Segel Batu Meteor,"

"Sihir Air Segel Jeruji Es,"

"Sihir Angin Segel Bola Angin,"

"Sihir Logam Segel Pagoda Emas,"

Mereka melepaskan Segel dari Lima elemen yang berbeda dan mengurung mahluk tersebut sehingga tidak bisa bergerak.

Groaaar!!!

Mahluk tersebut berusaha melawan dan ingin menghancurkan Segel tersebut, namun segel lima elemen benar-benar sangat kuat sehingga mahluk tersebut terlihat kualahan.

"Sihir Segel Dewa,"

salah seorang Pendekar berwajah perempuan namun sebenarnya laki-laki tersebut mengeluarkan Sihir Segel dewanya.

Mahluk tersebut hampir tertutup, dan tanpa ada yang menyadari, dua orang pendekar yang sedang mengunakan Sihir Angin dan Sihir Bumi dihisap oleh mahluk tersebut, dan pada akhirnya mahluk tersebut sudah benar-benar tersegel.

Segel Dewa diperkecil hingga seukuran planet kemudian disegel dan diletakkan di dekat Bintang Galaxi tepatnya dibagian Cincin Bintang.

Mereka kebingungan kerana tidak menemukan kedua rekan mereka, mereka berusaha mencari melalui Qi mereka, namun tidak berhasil, dan mereka mulai berpendapat jika mereka berdua kemungkinan sudah kembali lebih dulu sebelum Naga Batu Meteor tersegel sepenuhnya.

Selama ratusan ribu tahun ke empat Mahluk tersebut masih tersegel, namun semakin lama, segel tersebut semakin lemah, bahkan terpancar gelombang Qi dari dalam segel tersebut.

Mereka bertiga kembali berkumpul dan berdiskusi, mereka akan kembali memperkuat segel, namun mereka membutuhkan kedua pendekar yang lebih dulu menghilang.

Mereka mulai mencari keberadaan kedua pendekar tersebut namun tidak juga berhasil, bahkan sampai mencari ke tempat yang sangat jauh. Namun semuanya sama saja.

"Kemana mereka sebenarnya? Bahkan Qi nya pun tidak bisa kurasakan sama sekali!" kata salah seorang perempuan muda yang sangat cantik sekali.

"Mereka tidak mungkin matikan, bukankah mereka sudah memiliki tubuh keabadian?"

Salah seorang pria sepuh menggunakan jubah putih ikut bersuara.

"Aku tidak yakin! Yang jelas mereka benar-benar tidak ada di Alam ini," kata salah seorang lagi yang juga terlihat cantik namun bersuara laki-laki dan memamakai baju berwarna Emas.

"Jika begitu, kita bertiga saja tidak akan cukup mampu untuk menahan atau melawan mahluk tersebut, jika kita paksakan justru kita yang akan lenyap ditelan..! Tunggu, jangan-jangan! Jangan-jangan mereka berdua ditelan!" Perempuan tersebut mulai menebak akan menghilangnya dua pendekar yang hilang.

Mereka tidak akan mudah mati, bahkan jika tubuh merek dihancurkan jadi debu sekalipun, merek tidak akan mati, kecuali satu, jika mereka ditelan oleh mahluk tersebut, maka semua kekuatannya akan menyatu dengan mahluk tersebut.

"Kita tidak bisa menyimpulkan, dan jikapun itu benar maka kita harus mencari dan melatih dua orang lagi agar memiliki kekuatan Dewa, tidak peduli dia berada di dunia bagian mana," kata pria cantik tersebut.

"Aku setuju, jika tidak salah mereka yang berbakat memiliki ciri-ciri khusus bukan?" kata Pria sepuh berbaju putih.

"Baiklah, mari kita bersama-sama mencari dan mendidik manusia Dewa yang baru," kata wanita muda yang cantik tersebut.

Akhirnya merek bertiga sepakat akan mencari manusia berbakat dan akan menjadikannya Calon Manusia Dewa yang baru, dan dari sinilah cerita dimulai.

Li Xiang

"Jendral Li Xiang! Raja memberi surat perintah untuk menangkapmu dan seluruh keluargamu, jadi dengarkan titah Raja!" kata salah seorang utusan kerajaan dengan membawa pasukan bersenjata lengkap.

Orang yang dipanggil Jendral Li Xiang adalah seorang Jendral dari kerajaan Bumi Barat, kerajaan Bumi Barat dipimpin oleh seorang Raja yang bernama Tao Xi Lun.

Jendral Li Xiang adalah salah satu jendral dari empat jendral kerajaan Bumi Barat, banyak sekali prestasi yang ia dapatkan dan juga perjuangan dan pengorbanan yang telah ia berikan kepada negaranya.

Raja Tao memuji prestasi yang didapat oleh Li Xuan, bahkan Raja Tao berencana menjodohkan putrinya yang bernama Tao Xiu Mai, dengan putra Li Xiang yang bernama Li Chinmi.

Namun semua itu membuat Jendral lain merasa iri, mereka merasa semua pencapaian yang diperoleh Li Xiang berkat kerjasama dan bukan hasil sendiri.

Namun kenyataannya memang semuanya adalah hasil Li Xiang sendiri, mereka hanya merasa iri dan berencana menjatuhkan Jendral Li Xiang dengan cara apapun.

Jendral Fu Shen lah yang paling tidak suka dan iri kepada Li Xiang, dia berencana akan memfitnah Li Xiang dengan cara memberi informasi penting kerajaan kepada kerajaan Angin Selatan yang menjadi musuh bagi kerajaan Bumi Barat.

Fu Shen menggunakan siasat dengan cara menyewa pendekar Sihir untuk menyamar dan memberikan laporan informasi penting milik kerajaan Bumi Barat kepada kerajaan Angin Selatan dan mengatakan jika informasi tersebut diberikan oleh jendral Li Xiang.

Rencana Jendral Fu Shen berhasil dan Raja Tao pun terlihat sangat marah ketika mengetahui jika informasi rahasia kerajaannya telah bocor ke kerajaan Angin Selatan, dan informasi mengenai pembocoran tersebut diketahui adalah dari Jendral Li Xiang.

Raja Tao memerintahkan untuk menangkap Li Xiang dan membawa ke hadapannya untuk meminta penjelasan, namun Jendral Fu Shen tidak setuju dan meminta Raja Tao untuk menghukum mati penghianat kerajaan tersebut.

Raja Tao terliha ragu, karena jendral Li Xiang sudah sangat berjasa terhadap kerajaan, Raja Tao hanya ingin penjelasan dan ingin mengetahui kebenarannya.

Namun Jendral Fu Shen tetap menghasut dengan berbagai cara agar Raja Tao tetap memberi hukuman mati.

Dengan berbagai cara, Jendral Fu Shen akhirnya berhasil menghasut Raja Tao, dan Raja Tao segera memberi perintah untuk menangkap Li Xiang sekaligus seluruh keluarganya.

Jendral Li Xiang yang sudah mendengar akan kabar tersebut segera menyuruh adik laki-lakinya untuk membawa anak dan istrinya pergi dari kerajaan.

Li Fang Adik dari Li Xiang membawa Li Chinmi pergi, namun Istri Li Xiang menolak untuk pergi, dia akan ikut suaminya tidak peduli jika dia harus ikut mati bersama suaminya tersebut.

Dengan berat hati, Li Fang akhirnya pergi membawa Li Chinmi yang sudah berusia 12 tahun pergi meninggalkan kerajaan dengan cara menyamar agar bisa lolos dari penjagaan pintu gerbang istana.

Li Chinmi awalnya menolak untuk pergi, namun ibunya menjelaskan dan memaksa Li Chinmi untuk ikut pergi bersama dengan pamannya.

Li Fang dan Li Chinmi berhasil keluar tanpa ada yang mengenali mereka berdua. Setelah kepergian mereka berdua, utusan kerajaan datang membawa titah Raja bersama dengan prajurit istana bersenjata lengkap.

Li Xiang dan istrinya duduk berlutut mendengarkan surat perintah yang dibacakan oleh utusan Raja Tao.

"Li Xiang, Raja memerintahkan untuk menangkapmu dan seluruh keluargamu untuk diadili karena telah berani memberikan informasi kerajaan kepada musuh, dengan ini seluruh pemberian kerajaan akan diambil, dan kalian akan dihukum pancung," kata utusan tersebut kemudian menutup gulungan surat perintah tersebut.

Li Xiang dan Ma Zhinie istri Li Xiang dibawa ke istana, para prajurit yang lain menggeledah seluruh rumah, namun tidak menemukan siapa-siapa kecuali hanya pelayan saja, mereka mengetahui jika Li Xiang mempunyai satu orang anak dan juga satu orang adik laki-laki, namun mereka sama sekali tidak menemukan keberadaan mereka.

Salah seorang berbisik kepada utusan kerajaan yang memimpin penangkapan Li Xiang, kemudian dia menghentikan langkah Li Xiang dan juga istrinya.

"Tunggu! Kemana Adik serta anakmu, kenapa mereka tidak ada?" tanya utusan Raja tersebut.

"Mereka sedang keluar, mungkin sedang berada di pusat kota!" kata Li Xiang, arah pusat kota dengan pintu gerbang istana sangat berlawanan, jika mereka pergi ke pusat kota untuk mencari Li Chinmi, maka mereka akan semakin jauh dari pintu gerbang istana.

Tanpa rasa curiga sedikitpun beberapa prajurit segera pergi mencari mereka ke pusat kota, Li Xiang yang melihat itu tersenyum tipis kemudian langsung dibawa ke istana dengan dimasukkan kedalam penjara kereta kayu.

Setelah tiba di istana, Li Xiang dan Ma Zhinie langsung dibawa ke hadapan Raja Tao, mereka berdua berlutut dengan kedua tangan diikat dibelakang.

Semua petinggi kerajaan berada disana, kecuali Jendral Fu Shen, dia tidak hadir disana selaku pelaku pemfitnah Li Xiang.

"Li Xiang, aku sungguh kecewa padamu! Aku tidak menduga jika dirimu yang begitu berjasa kepada kerajaan justru membocorkan informasi kepada musuh! Sekarang apa kamu mau mengakuinya atau tidak?" kata Raja Tao.

Li Xiang hanya tersenyum tipis, dia menatap istrinya sekali lagi, dia tidak ingin Zhinie terbawa dalam masalah ini.

"Yang Mulia, anda adalah seorang Raja yang bijak. Anda pasti bisa menilai sendiri, apakah semua itu adalah perbuatan hamba atau bukan!" kata Li Xiang.

"Lancang kamu Li Xiang! Kamu pikir siapa dirimu bisa berkata seperti itu kapada Yang Mulia?" seorang pria tua memakai jubah hitam panjang membentak Li Xiang.

Raja Tao mengangkat sebelah telapak tangannya memberi isyarat agar orang tersebut diam, dia adalah Perdana Menteri Dong Yun, salah satu Mentri ekonomi di kerajaan Bumi Barat.

Dong Yun berhenti berbicara setelah mendapat isyarat dari Raja Tao, dia membungkukkan badan kemudian kembali mundur kebelakang.

"Li Xiang, aku tidak bisa mengelak karena semua bukti mengarah padamu, aku juga tidak ingin melakukan ini, namun sebagai Raja, aku akan tetap memberikan hukuman padamu!" kata Raja Tao dia bangkit lalu mengembil satu kayu tipis dan berjalan mendekati Li Xiang.

"Mengingat dirimu begitu berjasa untuk kerajaan, maka hukuman mati akan aku batalkan, namun kamu akan tetap dipenjara selama dua bulan, setelah itu kamu boleh keluar, namun kamu harus pergi dari kerajaan ini!" kata Raja Tao kemudian melemparkan kayu tipis tersebut ke hadapan Li Xiang.

"Terimakasih atas kemurahan dan kebijakan Yang Mulia!" kata Li Xiang.

Li Xiang dan Zhinie dibawa ke penjara bawah tanah, mereka akan ditahan selama dua bulan dan jika Li Fang dan Li Chinmi juga tertangkap, mereka akan digabungkan jadi satu penjara dengan Li Xiang.

Keputusan Raja Tao mengecewakan Fu Shen, dia berharap agar Raja menghukum mati Li Xiang, namun bukannya dihukum mati justru hanya dihukum selama dua bulan saja dan setelah itu akan dibebaskan membuat Fu Shen seperti kebakaran jenggot.

Fu Shen mencari cara lain agar Li Xiang benar-benar mati, akhirnya dia menemukan cara, yaitu memberikan racun dimakanan Li Xiang yang setiap hari dikirim oleh penjaga tahanan.

Chinmi

"Yang Mulia! Yang Mulia!" seorang penjaga datang dengan tergesa-gesa sehingga dia lupa untuk memberi hormat kepada Raja Tao.

Namun Raja Tao tidak marah, dia mengerti jika prajuritnya bersikap seperti itu, artinya ada masalah serius yang ingin dilaporkannya.

"Ada apa penjaga! Apa yang membuatmu begitu panik?" tanya Raja Tao.

"Maafkan atas kelancangan hamba Yang Mulia, saya ingin memberi laporan bahwa Jendral Li Xiang dan istrinya sedang kritis di dalam penjara!" kata penjaga tersebut.

"Apa..! Kenapa bisa?" kata Raja Tao seraya bangkit dari kursinya.

"Kami juga tidak tahu pasti Yang Mulia!" kata penjaga tersebut dengan sedikit takut.

Seluruh ruangan menjadi riuh membicarakan Li Xiang, namun hanya satu orang yang hanya tersenyum mendengar kabar tersebut, dia adalah Jendral Fu Shen.

Fu Shen tersenyum tipis mendengar kabar akan Li Xiang yang sedang kritis. Walau Li Xiang adalah seorang Jendral yang hebat, namun dia tidak akan mampu menahan racun yang ia dapatkan dari sekte aliran hitam yaitu "Sekte Kalajengking Merah" dan sekte tersebut adalah salah satu sekte kuat aliran hitam.

Bukan hanya terkenal racunnya yang hebat, namun mereka juga memiliki kekuatan yang besar, bahkan mereka memiliki dua pendekar yang ahli dalam menggunakan ilmu sihir Elemen.

Raja Tao segera pergi untuk melihat Li Xiang dan juga istrinya Ma Zhinie. Setelah sampai didekat mereka berdua, Raja Tao meminta penjelasan akan penyebabnya.

"Bagaimana? Apa kalian menemukan sesuatu?" tanya Raja Tao.

"Maaf Yang Mulia, kami benar-benar tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan, kami mengira Jendral dan istrinya terkena racun," kata salah seorang yang memeriksa tubuh Li Xiang dan istrinya yang tidak sadarkan diri, orang tersebut adalah seorang tabib.

Wajah Raja Tao terlihat masam, dia sungguh tidak menduga jika akan ada yang berani meracuni Li Xiang, ditambah lagi ini sangat misterius.

"Li Xiang, maafkan aku, aku tidak tahu kalau kejadiannya akan seperti ini!" kata Raja Tao sambil menatap wajah Li Xiang yang masih tidak sadarkan diri.

Raja Tao sangat mengagumi Li Xiang, karena itu dia tidak tega jika harus memberikan hukuman mati padanya, walau dihasut sekalipun oleh Fu Shen, Raja Tao tetap berpikir ulang ketika melihat wajah Li Xiang, walau bagaimanapun Li Xiang adalah seorang pahlawan kerajaan.

Selain Li Xiang, tidak akan ada lagi seorang jenderal yang hebat seperti Li Xiang, karena Li Xiang bukan hanya hebat dalam ilmu beladiri saja, namun dia juga menguasai ilmu sihir Bumi yang cukup kuat.

Dia dijuluki Jendral Bumi Li Xiang, karena ilmu andalan terkuatnya adalah Sihir Bumi. Seluruh keluarga bermaga Li menguasai sihir Bumi, sedangkan pemilik sihir Bumi terkuat sudah lama meninggal, dia adalah Li Yao, dia adalah Kakek Li Xiang.

Li Yao sebenarnya adalah seorang ahli dalam menggunakan ilmu sihir Bumi, dia termasuk salah satu dari 25 ahli sihir Bumi terkuat yang ada di wilayah Kerajaan Bumi Barat.

Li Yao hampir menjadi seorang pertapa, namun karena kesalahan praktik dia mengalami luka dalam yang sangat parah sehingga meninggal ketika Li Xiang sudah berumur 17 tahun, dan ilmu kitab sihir Bumi diwariskan kepada Li Xiang, dan Li Xiang juga mengajari adiknya yaitu Li Fang.

"Li Xiang cepatlah sadar, aku akan meringankan hukumanmu, itu sebagai balasan atas semua jasa-jasa yang telah engkau berikan kepada kerajaan," kata Raja Tao.

Batin Fu Shen bergumam kesal, dia berdiri dibelakang para petinggi kerajaan lainnya.

Walau dicap sebagai penghianat, Li Xiang tetap diberi hukuman ringan sehingga membuat Fu Shen semakin kesal. Fu Shen berjanji akan mencari Li Fang dan Li Chinmi, dia akan membunuh keduanya agar hidup Li Xiang semakin menderita.

***

"Paman, aku ingin kembali pulang, aku tidak mau meninggalkan Ayah dan Ibu!"

Chinmi sedang duduk diatas seekor kuda bersama dengan Li Fang, disepanjang perjalanan, Chinmi tidak henti-hentinya berkata ingin kembali pulang.

"Chinmi, kamu tidak perlu mengkhawatirkan mereka berdua, Paman yakin mereka akan baik-baik saja," kata Li Fang.

Li Fang yakin jika Raja Tao tidak mungkin mau menghukum mati kakaknya, karena kakaknya adalah salah satu orang terdekat dengan Raja Tao.

Berbeda dengan Chinmi, dia merasa hal yang buruk sedang dialami oleh kedua orang tuanya.

Sudah hampir seminggu semenjak mereka berdua keluar dari kerajaan Bumi Barat, Walau sudah keluar, mereka masih berada di wilayah Bumi Barat sehingga Li Fang sangat khawatir jika bertemu dengan para prajurit kerajaan.

Li Fang tidak berani menginap di perkampungan ataupun kota dan desa, karena bisa saja para anggota prajurit kerajaan sudah memasang gambar mereka di setiap kota dan desa, kerena mereka berdua sekarang adalah buronan kerajaan.

"Paman aku mau kencing dulu," kata Chinmi.

"Kalau kamu mau kencing di sini saja, tidak perlu jauh-jauh lagi!" kata Li Fang.

"Aku tidak bisa kencing jika paman melihatku!" kata Chinmi dengan wajah polos.

"Aku tidak peduli, kalau kamu mau kencing di depan itu, jika tidak maka kita lanjutkan saja perjalanan ini!" kata Li Fang, dia tidak peduli dengan wajah Chinmi yang mulai terlihat kesal.

Li Fang tidak mau kecolongan untuk yang kedua kalinya, Chinmi pernah berkata ingin kencing dan Li Fang membiarkannya, namun tidak Li Fang duga jika Chinmi ternyata menipunya.

Setelah merasa Li Fang tidak melihatnya, Chinmi pun lari dan arah larinya menuju kearah kerajaan Bumi Barat yaitu kerumahnya.

Untungnya Li Fang cepat menyadarinya dan segera mengejarnya kembali, sejak saat itu Li Fang tidak mau lagi tertipu dengan wajah polos keponakannya itu.

Dengan wajah kesal, Chinmi pun akhirnya kencing dengan memunggungi Li Fang, setelah selesai mereka berdua kembali melanjutkan perjalanannya.

"Hahaha..! Lihat siapa yang datang kepada kita?"

Saat sedang melanjutkan perjalanan, mereka dihadang oleh 10 orang yang tidak dikenal, mereka semua membawa golok dengan menggunakan topi yang dibuat dari jerami.

"Benar Kakak, sepertinya wajah mereka sama dengan wajah digambar ini!" kata salah seorang dari mereka lalu membuka gulungan kertas.

"Siapa kalian, dan mau apa kalian menghalangi jalan kami?" tanya Li Fang, dia sangat waspada sekali.

"Kami adalah orang yang akan menangkap kalian berdua, harga kalian berdua sangatlah mahal, Jendral Fu Shen akan membayar 50 juta keping emas untuk salah satu dari kalian, dan kalian berdua bernilai 100 juta keping emas hidup atau mati!" kata Pria yang berdiri paling depan.

Li Fang menelan ludah mendengar hadiah yang disebutkan oleh mereka, benar-benar hadiah yang fantastis hanya untuk menangkap mereka berdua saja.

Li Fang mulai mencari cara agar bisa lolos, andai dia cuma sendiri mungkin tidak masalah, namun saat ini dia bersama Chinmi yang belum bisa apa-apa sehingga Li Fang merasa khawatir akan keselamatan Chinmi.

Chinmi ternyata mengerti akan apa yang dipikirkan oleh Li Fang kemudian berkata, "Paman tidak perlu mengkhawatirkan aku, aku bisa menjaga diri, karena disekolahan akademi, aku sudah mempelajari satu dua ilmu," kata Chinmi.

Li Fang terlihat ragu, kerena bagaimanapun satu atau dua ilmu saja tidak akan cukup mampu untuk melawan musuh yang banyak, apalagi yang dipelajari hanya ilmu dasar.

"Memangnya ilmu apa yang sudah kamu pelajari di sekolahan Akademi?" tanya Li Fang penasaran sekaligus memastikan jika ilmu yang dipejari oleh Chinmi benar-benar bisa berguna.

"Kata Guru Liang, ilmu ini diberi nama Teriakan Elang, dan yang kedua adalah ilmu Kera Melompati pohon," kata Chinmi dengan serius.

"Ilmu jenis apalagi itu, aku baru mendengarnya?" batin Li Fang.

"Cepat tangkap mereka hidup atau mati!" seru Pria yang berdiri paling depan.

Li Fang berdecak kesal, dia melirik kembali Chinmi sekaligus berkata, "Jika kamu terdesak segera gunakan ilmumu itu dan lekas pergi dari sini!" kata Li Fang kemudian bergerak maju untuk menghadang kesepuluh orang yang menyerang ke arahnya.

"Tolooong...!!"

Li Fang dan ke sepuluh lawannya langsung berhenti bergerak, mereka belum sempat beradu jurus namun kaget setelah mendengar teriakan Chinmi.

Li Fang yang panik segera menoleh dan melihat Chinmi masih duduk diatas kuda dalam kondisi baik-baik saja.

"Ada apa denganmu..?" teriak Li Fang sambil bertanya heran.

"Paman tadi yang menyuruhku menggunakan ilmu itu jika terdesak, jadi aku menggunakan Ilmu Teriakan Elang ajaran Guru Liang!" kata Chinmi.

"Itu bukan Ilmu Teriakan Elang! Tapi itu adalah teriakan minta tolong namanya, dasar bodoh!" kata Li Fang yang semakin kesal, dalam kondisi terdesak bisa-bisanya Chinmi berteriak, lalu memberi sebutan ilmu Teriakan Elang, padahal hanya teriakan minta tolong.

Semua lawannya tertawa terbahak-bahak ketika mendengar maksud teriakan Chinmi, ditambah lagi menyebutkan teriakan minta tolong tersebut dengan sebutan Ilmu Teriakan Elang.

"Ayo tangkap bocah bodoh itu!" kata pria yang sebelumnya memberi perintah untuk menyerang.

"Selama ada aku, jangan harap kalian bisa menyentuhnya!" Li Fang membalikkan ujung pedangnya kebelakang dan bersiap untuk bertarung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!