DEADLY AFFECTION
DISCLAIMER
FIKSI.
Cerita ini adalah karya fiksi belaka. Nama, karakter, tempat, dan kejadian yang ada dalam cerita ini adalah hasil imajinasi penulis, dan segala kesamaan dengan kejadian nyata, baik yang hidup maupun yang telah meninggal, adalah kebetulan semata. Tidak ada niat untuk merujuk atau mencemarkan nama baik pihak atau individu tertentu. Cerita ini mengandung tema mafia, kekerasan, dan konten dewasa yang mungkin tidak cocok untuk pembaca muda atau sensitif terhadap tema-tema tersebut. Pembaca diharapkan untuk memahami konteks cerita dan membaca dengan bijak.
SEKALI LAGI INI HANYA CERITA FIKSI.
Karakter dalam cerita ini terinspirasi dari visual artis tertentu, tapi semua nama, kepribadian, dan jalan cerita adalah fiksi belaka. Tidak ada keterkaitan langsung dengan tokoh asli
Celeste Arsenault, pewaris dingin dari keluarga Prancis, dikirim dengan satu misi: menyusup ke jantung musuh dan menjatuhkan mereka dari dalam—dengan menjadikan dirinya kekasih Alaric D’Amore, pemimpin muda Nocturne Syndicate yang kejam, taktis, dan tak tersentuh oleh cinta.
Namun ketika batas antara tipu daya dan perasaan mulai kabur, Celeste harus menghadapi dilema yang tak pernah dia duga, menyelesaikan misi dan menghancurkan pria yang mulai menguasai hatinya, atau mengkhianati darahnya sendiri demi cinta yang bisa saja membunuh mereka berdua.
Karena dalam cinta yang mematikan... hanya satu yang bisa bertahan hidup.
Alaric D'Amore
Kau bukan pion di papan caturku. Kau adalah perang yang aku biarkan tumbuh... hanya untuk aku tamatkan sendiri.
Celeste Arsenault
Aku dilatih untuk menghancurkanmu, tapi kenapa jiwaku yang lebih dulu retak?
The Masquerade Of Fate.
Langkah-langkah elegan Celeste menyusuri lantai marmer gedung tua di tengah Venesia, bergema dalam ruang pesta bertema masquerade malam itu. Gaun hitamnya menjuntai anggun, menyatu dengan topeng berhiaskan batu onyx yang menutupi separuh wajahnya. Sorot matanya tajam, penuh perhitungan—seperti bidak yang tahu betul ke mana ia harus melangkah.
Dia tak datang untuk menikmati anggur mahal atau alunan orkestra. Malam ini, dia adalah misi. Dan targetnya: Alaric D’Amore.
Di seberang ruangan, sosok pria tinggi berjas hitam berdiri menghadap balkon, dikelilingi oleh aura dingin dan wibawa yang membuat siapa pun ragu mendekat. Namun Celeste tidak seperti mereka.
Ia mendekat dengan langkah mantap. Tak terburu-buru, namun cukup mencolok untuk menarik perhatian sang predator.
Celeste Arsenault
Alaric D’Amore
ucapnya, suaranya tenang dan elegan.
Celeste Arsenault
Sejujurnya, kau jauh lebih muda dari yang kubayangkan.
Alaric menoleh. Sorot matanya menelusuri wajah sang wanita. Penuh penilaian, namun juga rasa ingin tahu yang tak biasa.
Alaric D'Amore
Dan kau... terlalu percaya diri untuk seseorang yang belum menyebutkan namanya.
Celeste tersenyum samar, menyesap sedikit anggurnya.
Celeste Arsenault
Kalau aku memberitahumu namaku, di mana letak keseruannya? Bukankah bagian terbaik dari permainan adalah ketika kau menebak siapa yang berdiri di hadapanmu?
Alaric menyipitkan matanya
Alaric D'Amore
Aku tidak bermain.
Celeste Arsenault
Oh, semua orang bermain, Tuan D’Amore. Hanya saja, sebagian tak sadar bahwa mereka sudah ada di papan catur.
katanya, menyandarkan bahunya ringan pada pilar marmer
Celeste Arsenault
Pertanyaannya hanya... siapa yang menggenggam bidak, dan siapa yang menjadi bidaknya?
Ada sejenak keheningan. Lalu Alaric tertawa pelan. Dingin, namun mengandung ketertarikan yang tak bisa ia sembunyikan.
Alaric D'Amore
Kau tidak seperti wanita yang biasa datang ke pesta ini.
Celeste Arsenault
Aku bukan wanita yang biasa, Alaric. Dan pesta ini... hanya panggung kecil untuk permainan yang jauh lebih besar.
Alaric menyandarkan tubuhnya di tepian balkon, menghadap kanal yang dipenuhi pantulan cahaya. Suasana pesta yang meriah seolah hanya latar belakang bagi dua jiwa yang tengah saling mengintai.
Alaric D'Amore
Kau bicara tentang catur dan permainan.
gumam Alaric sambil menatap gelasnya.
Alaric D'Amore
Tapi tak semua permainan bisa dimenangkan dengan strategi. terkadang, yang diperlukan hanyalah keberanian untuk menghancurkan papan.
Celeste tersenyum tipis, memutar gelas anggurnya.
Celeste Arsenault
Itu terdengar seperti kalimat dari seseorang yang pernah kalah.
Mata Celeste menatap langsung ke arahnya, tajam dan tak gentar.
Alaric D'Amore
Kau menantangku?
Celeste Arsenault
Well, aku hanya menjawab, bukan menyulut.
Alaric D'Amore
Kau tau dengan siapa kau berhadapan?
Celeste Arsenault
Tidak ada gunanya berpura-pura tidak tahu. Kau Alaric D’Amore, pewaris Nocturne Syndicate. Nama yang lebih sering dibisikkan daripada disebut.
Celeste menundukkan sedikit kepalanya, senyum licik muncul di sudut bibir.
Celeste Arsenault
Hanya seorang wanita yang suka membaca sejarah dan seni perang.
Alaric D'Amore
Sun Tzu atau Machiavelli?
Tanya Alaric sedikit tertarik.
Celeste Arsenault
Tak satu pun. Mereka terlalu kuno untuk memahami dunia modern. Aku lebih percaya pada Deception—penipuan, manipulasi, dan seni menjatuhkan musuh dengan senyuman.
Alaric mengangguk pelan, memperhatikan cara Celeste bicara. Setiap katanya terukur, menusuk, namun dibalut pesona yang membuat siapa pun ingin lebih.
Alaric D'Amore
Apa yang kau cari malam ini?
Celeste menoleh, pandangan matanya dingin namun dalam.
Celeste Arsenault
Seseorang yang tahu kapan harus memimpin... dan kapan harus dihancurkan.
Alaric diam. Ada ketegangan halus yang mengalir di antara mereka, seperti dua senjata yang belum ditarik, tapi siap kapan saja.
Untuk sesaat, waktu berhenti. Dua dunia yang seharusnya saling menghancurkan kini berdiri di sisi yang sama—dibutakan oleh rasa penasaran yang tumbuh terlalu cepat.
let's start the game.
Masih ditempat dan waktu yang sama.
Celeste mengalihkan pandangan saat Alaric mendekat setengah langkah, mendekatkan jarak mereka. Wajahnya tetap tenang, tetapi tatapannya tak bisa menyembunyikan intensitasnya.
Alaric D'Amore
Aku tidak suka permainan yang tidak bisa kukendalikan.
katanya pelan, tapi tajam.
Alaric D'Amore
Dan kau... terasa seperti teka-teki yang dibuat untuk menyesatkan.
Celeste menegakkan tubuhnya, tidak mundur sedikit pun.
Celeste Arsenault
Kalau kau tidak suka kehilangan kendali, kenapa mendekat padaku?
Alaric D'Amore
Karena semakin berbahaya sesuatu,
Alaric mendekat lagi, hingga suara napasnya terasa di kulit Celeste
Alaric D'Amore
semakin menarik untuk ditaklukkan.
Celeste menahan napas. Ini bukan soal ketertarikan biasa. Pria ini tidak sedang menggoda—dia sedang menguasai. Bukan dengan paksa, tapi dengan sikap yang membuat siapa pun ingin tunduk. Dan entah mengapa, bagian kecil dari dirinya... nyaris ingin menyerah.
Tapi Celeste bukan wanita yang mudah goyah!
Lalu dengan dingin Celeste menjawab..
Celeste Arsenault
Aku bukan wanita yang bisa ditaklukkan.
Alaric menunduk sedikit, hingga mata mereka sejajar. Tatapannya begitu intens, seperti membaca isi pikirannya.
Alaric D'Amore
Kita lihat saja nanti.
Kemudian, ia menyentuh dagu Celeste dengan dua jarinya, mengangkat wajahnya dengan halus tapi pasti.
Alaric D'Amore
Kalau kau benar-benar tahu siapa aku, kau akan tahu... aku tidak pernah mundur.
Celeste terpaku sejenak—bukan karena takut, tapi karena detak jantungnya mendadak kacau.
Lalu Alaric tersenyum tipis, melepas dagunya, dan perlahan mundur.
Alaric D'Amore
Selamat malam, Celeste. Aku harap ini bukan malam terakhir kita saling menguji.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!