“Bahkan bunga pun punya pilihan untuk mekar di musim yang dia inginkan.
Lalu kenapa kau tak membiarkan aku memilih ?
Aku hanya ingin hidup di hatimu
Karena sebenernya aku tak mampu hidup di hati orang lain.”
Betesda Hospital, 04.00 pm
“Apa yang sedang kau lakukan disana?” tanya seorang dokter pada pasiennya yang tengah berada di sudut taman rumah sakit. Passien itu tidak menaggapi ucapan dokter yang tadi bertanya pada nya. Ia hanya sibuk mencari-cari sesuatu dibawah tumpukan salju di sudut taman.
“Aku sedang mencari bunga salju”, jawab pasien itu singkat setelah beberapa saat yang lalu hanya terdiam. Tangan nya masih sibuk menyingkap salju putih tebal yang menutupi taman itu.
“Bunga salju” Dokter mengernyit bingung, tak mengerti dengan perkataan gadis berbadan mungil itu.
“iya, bunga salju. Seseorang pernah bilang bahwa walaupun musim salju sangat dingin, ada sebagian unga yang mekar saat salju menutupi nya. Sekarang aku sedang mencari nya”.
“Benarkah ? tapi ini musim dingin tak akan ada bunga yang mekar saat musim dingin ini. Lebih baik kau sekarang kembali ke ruang rawatmu. Aku harus segera memeriksa kondisi mu”, perintah dokter itu tegas. Terlihat raut khawatir pada wajah nya saat melihat gadis itu hanya memakai pakaian pasien berwarna biru muda tanpa mengenakan matel.
Gadis yang ada dihadapannya hanya menghela nafas gusar. Ia malas menghadapi semua perintah dokter yang sedang merawatnya kini. Nicolas, seorang dokter tampan bertubuh tinggi tegap berhasil menyelamatkan nyawanya saat mencoba melakukan aksi bunuh diri.
“Aku tidak mau kembali ke ruang rawat itu! Dia pasti ada disana bukan?” Tanya gadis itu. Ia memangg pergi ke taman Rumah Sakit untuk menghindari seseorang yang sangat dibenci nya saat ini.
“Dia sudah pergi, lebih baik skarang kau cepat ikut aku! Udara disini semakin dingin, sangat buruk untuk kesehatan mu”.
Gadis bernama Kimmy itu hanya bisa menuruti perkataan dokter muda itu. Ia tak punya alasan untuk menolak perkataan Nico.
“Dokter Nico, mengapa kau menyelamatkan ku ? Bukankah kau sudah tau bahwa aku sudah bosan hidup di dunia ini ? Aku sudah lelah.. “ Ungkap gadis itu saat nico selesai memeriksa kondisi nya. Nico hanya bisa menghela nafas panjang saat mendengar perkataan gadis manis yang dihadapannya.
“Aku seorang dokter Kimmy, menyelamatkan nyawa seseorang adalah tugas utama ku. Terlebih ayahmu begitu mengharapkan mu untuk tetap hidup. kau pikir aku akan sanggup melihat ayahmu kehilangan putri yang dicintainya ?”
“Tapi aku benci ayahku! Dia telah membuat ibu meninggal !” Jawab gadis itu. Perlahan butiran bening mengalir di pipinya.
“Dia ayahmu Kimmy. Walau aku tak tau permasalahan apa yang ada diantara kalian , tapi aku bisa melihat dengan jelas bahwa ayahmu sangat menyayangimu. Tolong jangan lakukan hal bodoh lagi. Masih banyak hal indah di dunia ini yang belum kau lihat. Bunuh diri hanya perbuatan bodoh. Apa kau tau? Di luar sana banyak sekali orang yang ingin hidup. Tapi apa yang kau lakukan? Kau ingin mengakhiri hidup mu di usia 19 tahun? Jangan bertindak gegabah Kimmy” Jelas Nico panjang lebar.
“Kimmy hanya bisa menangis dan membalikkan badannya. Membelakangi Nico yang kini masih beriri tidak jauh dari tempat tidurnya.
“Istirahatlah, aku akan kembali lagi nanti”. Ucap Nico. Dokter tersebut pun perlahan pergi dari ruang rawat Kimmy.
“Kimmy menangis di ruang rwat nya saat Nico telah pergi ari ruangan itu. Ia memang menyesal, menyesal karena telah melakukan hal bodoh, bunuh diri. Tetapi melakukan hal tersebut bukan tanpa alasan. Ia sakit, ia terluka karena ibu nya meninggal akibat kanker rahim.
Hal yang membuat nya sedih adalah ketika ibu nya pergi tiba tiba tanpa memberitahu Kimmy tentang penyakit nya. Kesedihan Kimmy semakin mendalam saat ayahnya sama sekali tidak peduli terhadap ibu nya. Ayahnya terlalu sibuk dengan urusan bisnisnya sampai-sampai ibunya yang sakit tidak pernah mendapatkan perhatian.
“Aku benci ayah”, gumamnya pelan sembari menangis.
“Seandainya Ayah selalu disamping Ibu, Ibu pasti masih hidup” lanjutnya lagi. Air matanya semakin deras mengalir membasahi pipinya. Ketika ia mulai lelah, akhirnya ia terlelap.
******
Nico melangkahkan kakinya menuju ruang rawat Kimmy. Seharusnya ia sudah bisa pulang karena hari sudah malam. Tetapi satu hal yang mengganjal di hatinya. Ia tidak bisa pulang sebelum memastikan keadaan Kimmy baik baik saja.
Pelan-pelan Nico membuka pintu ruang rawat Kimmy. Dilihatnya Kimmy sedang terlelap. Nico melihat mata gadis itu sedikit sembab sekalipun gadis itu kini sedang terpejam. Perlahan Nico mendekati tempat tidur Kimmy dan menatap gadis itu dengan pandangan yang sulit untuk diartikan, seperti memandang seseorang yang sangat dirindukan karena tidak bertemu dalam waktu yang sangat lama.
“Apa kau menangis lagi?” tanya Nico pelan, seperti pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Nico memandangi wajah Kimmy sambil sesekali menyentuh pipi Kimmy dengan lembut.
“Kumohon jangan menangis lagi, tangisan mu membuatku teringat padanya…” gumam Nico.
Kini Nico duduk di kursi yang tak jauh dari tempat tidur Kimmy. Tangannya menggenggam tangan gadis itu hati-hati seolah takut Kimmy terbangun dari tidurnya.
“Apa Tuhan sengaja mempertemukan ku dengan mu karena Tuhan tau aku sangat sepi tanpanya?” ucapnya lagi. Tatapannya sangat sendu. Tak mampu dijelaskan apa yang ada di dalam hati nya saat ini.
“Baiklah…, tidurlah yang nyenyak..” bisik Nico sambil mengusap rambut gadis itu dengan lembut. Ia pun beranjak keluar dari ruang rawat Kimmy sementara kimmy tak tau apa yang dilakukan oleh Nico karena saat itu Kimmy tertidur sangat lelap.
Mentari paagi telah terbit untuk memberikan sedikit cahaya terang pada dunia. Saat ini memang masih musim dingin, mentari tidak begitu menampakkan sinarnya. Namun seikit cahayanya mampu membangunkan seorang gadis dari tiur lelapnya. Kimmy. Ya gadis itu terbangun saat mentari mulai terbit pagi hari ini.
“morning…” Sapa Nico sambil tersenyum saat memasuki ruang rawat Kimmy
“Morning too..” jawab gadis itu sambil seidikit melemparkaan senyum pada dokter yang sudah merawat nya dari beberapa hari lalu.
“Bagaimanaa kondisi mu? Apa kau sudah merasa jauh lebih baik ?” tanya Nico. Pria itu mengamati gadis manis yang kini tengah mengucek-ngucek matanya karena baru bangun dari tidurnya.
“hmm” jawab gadis itu sambil mengangguk pelan.
“Dokter Nico, ini masih terlalu pagi. Mengapa kau datang ke rumah sakit sepagi ini?” tanya Kimmy heran.
“Terlalu pagi? Ini sudah jam 8 pagi Kimmy. Dan aku datang kesini untuk memeriksa kondisimu. Sekarang berbaring lah!” perintah Nico.
Kimmy hanya bisa menuruti perintah Nico. Ada perasaan aneh yang muncul di hati Kimmy. Entah kenapa gadis itu selalu tiak bisa melawan perkataan Nico saat ia manatap dokter tampan itu.
“mengapa kau tak ingin pulang? Bukankah bagus jika kau bisa tinggal di rumah mu lagi? Kebanyakan orang tiak suka dengan suasana rumah sakit,” kata Nico heran.
“Aku hanya belum siap Dokter Nik…” Ucap Kimmy sambil menunduk. Semuanya memang terasa berat bagi gadis itu. Kembali kerumah haanya menambah luka bagi dirinya, karena disana banyak sekali kenangan dia dan ibu nya yang kini sudah tiada.
“Belum siap? Maksudmu?” tanya Nico kini duduk di kursi yang tak jauh dari tempat tidur Kimmy.
“Bukan apa-apa kau tak akan mengerti dokter Nik,” jawab gadis itu.
Nico menatap raut wajah Kimmy yang berubah menjadi murung. Dalam hatinya, ada sebuah keinginan besar untuk membuat gadis itu kembali tersenyum lagi.
“Aku memang tak tau ada masalah apa antara kau dan ayahmu. Tapi, aku harap kau bisa menjalani hidupmu dengan baik. Aku tidak ingin mendengar kabar tentang kau bunuh diri lagi. Apa kau mau berjanji?”
“Maksud dokter?” Kimmy masih bingung dengan perkataan Nico
“Aku akan membantu melupakan kesedihan yang kau alami. Kau harus menjalani hidupmu dengan baik Kimmy. Apa kau tau masih banyak hal indah yang belum kau liat di luar sna. Aku akan menunjukkan padamu” Jelas Nico.
Kimmy terdiam mendengar perkataan Nico entah apa yang dirasakan oleh gadis itu saaat ini. Seperti ada kelopak bunga berwarna merah muda bermekaran di hati nya. Sesuati yang indah seolah membuat hati Kimmy yang membeku kemudian mencair karena menemukan kehangatan.
“Bagaimana? Apa kau mau berjanji?” tanya Nico
Kimmy mengangguk dengan penuh semangat. Baru kali ini dia merasa semangat untuk hidup di dunia ini lagi. Semua itu hanya karena Nico, seorang dokter muda yang mampu menyentuh hati Kimmy yang rapuh belakangan ini.
“Baiklah…, aku pegang janji mu Kimmy”
Nico berdiri dari duduknya dan mengusap rambut Kimmy lembut sebelum dia pergi meninggalkan ruang iyu.
“Apa yang terjadi denganku? Mengapa jantungku berdebar-debar seperti ini Dokter Nico sepertinya aku menyukaimu…” gumam Kimmy dalam hati.
Senyuman kemudian menghiasi wajah gadis itu. Mungkin senyum pertama yang terlukis di wajahnya setelah sekian lama hanya raut seih dan wajah yang murung gadis itu tunjukkan.
Denting waktu berjalan dengan begitu cepat. Pagi berganti siang. Kimmy hanya diam di ruang rawatnya dan merasa sangat jenuh saat berada di ruangan itu. Tiba-tiba pintu ruang rawatnya terbuka, ada dua orang yang masuk ke ruang rawat Kimmy. Satu gadis cantik bermata sipit dan satu lagi pria berwajah tampan dan sedikit kurus.
“Jeslyn…, Max..?” Kimmy menyapa kedua sahabat nya ini yang kini datang ke rumah sakit untuk menjenguknya.
“Kimmy….” Ucap Jeslyn. Gadis berambut seikit panjang itu berlari menghampiri Kimmy yang kini sedang duduk di tempat tidur.
Jeslyn memeluk Kimmy dengan sangat erat. Ia memang takut kehilangan sahabat yang sangat disayanginya itu. Sementara di sisi lain minho hanya bisa bernafas lega saat melihat keadaan Kimmy gadis yang dicintainya dalam keadaan baik-baik saja.
“kau keterlaluan Kimmy, apa yang kau lakukan hah? Apa kau ingin meninggalkan kami? Kenapa kau mencoba bunuh diri?” teriak Jeslyn begitu selesai memeluk Kimmy.
Jeslyn memang sedikit tidak bisa mengontrol emosinya, apalagi menyangkut nyawa sahabatnya.
“maafkan aku, Jeslyn, Max” ucap Kimmy pelan.
Perlahan ia menunduk dan tak mampu menyembunyikan tangisannya. Penyesalan kini tengah memenuhi hatinya. Harusnya ia berpikir panjang sebelum melakukan hal itu . ia memiliki sahabat yang begitu mencintainya dan pastinya tidak ingin kehilangan dirinya.
Jeslyn segera memeluk Kimmy. Ia benar benar tidak ingin melihat sahabatnya bersedih.
“maafkan aku Kimmy. Aku tidak bermaksud untuk memarahimu. Tapi aku dan Max sangat shock saat mendengar kau masuk rumah sakit. Untuk kedepannya kau harus berjanji tidak akan berbuat hal bodoh lagi” Jeslyn menakankan kata kata itu seperti seorang ibu yang sedang menasehati anaknya.
“iya aku berjanji”, ucap Kimmy mantap. Ia pun tersenyum dengan sangat tulus.
Hidupnya yang rapuh terasa kembali perlahan-lahaan karena banyaknya perhatian dai orang orang yang menyayanginya.
“Max….? kenapa kau hanya diam saja dari tadi ? apa kau tidak ingin bicara dengan Kimmy ?” tanya Jeslyn pada Max yang sedari tadi hanya duduk di kursi tanpa terlibat dengan percakapan kedua gadis itu.
Sebenernya max ingin sekali berbicara banyak, bahkan ia ingin sekali memeluk Kimmy dengan erat saat ini. Tetapi apa yang bisa dia lakukan sekarang? Kimmy hanya menganggap Max sebagai sahabatnya, tidak mungkin ia bisa melakukan itu pada Kimmy.
“Kalian berua sangat berisik! Dari tadi aku hanya diam karena kalian tak emmberikan celah padaaku untuk berbicara! Cih dasar perempuan!” Max menunjukkan sikap dinginnya dihadapan Jeslyn dan Kimmy.
“Cih… bisa-bisa nya kau bersikap seperti itu. Bukankah kau sangat merindukan Kimmy? Saat mendengar Kimmy masuk rumah sakit, bukannya kau sangat mengkhawatirkan nya? Kau sampai-sampai pulang dari Indonesia hanya untuk melihat keadaan Kimmy. Tapii kau sekarang berpura-pura Max...!! Lontaran kata-kata pedas itu keluar dari mulut Jeslyn. Max hanya mampu menyembunyikan perasaan malunya.
Max memang sangat khawatir paa Kimmy. Bagaimana ia tidak khawatir pada gadis itu, sementara baginya Kimmy adalah hidupnya, seseorang yang membuatnya bernafas dengan lega jika keadaan gadis itu baik-baik saja.
“kau terlalu berlebihan Jeslyn! Siapa bilang aku yang paling khawatir? Bukannya kau yang terlalu cerewet saat Jeslyn masuk rumah sakit? Kau yang terus menerus meneleponku saat aku sedang di Jepang. Menyebalkan !!” perebatan itu terus berlangsung dan membuat Kimmy merasa pusing menyaksikan perdebatan mereka.
“Terimakasih banyak” teriak Kimmy seketika
Jeslin dan Max spontan menutup mulut mereka dan tidak berdebat lagi
“maaf Kimmy. Kau tau seniri jika kami berdua tidak pernah akur. Lagi pula Max memang keterlaluan! Dia sebenernya merindukanmu tapi tidak ingin bilang karena dia malu” ucap Jeslyn lagi.
Max hanya bisa mendelik ke arah Jeslin . ingin sekalai rasanya mengacak-acak rambut gadis itu sampai kusut, batin Max
“hei… berhenti mengucapkan hal yang bukan-bukan!” teriak Max geram.
“Max….Jeslin…., kalian membuat aku pusing. Harusnya kalian menghiburku bukan untuk membuatku seperti ini….” Keluh Kimmy
Jeslin hanya tersenyum geli saat melihat Kimmy yang terlihat kesal. Sementara itu Max masih memasang ekspresi dinginnya I depan Kimmy dan Jeslin.
“Baiklah…, kami akan menghiburmu sekarang. Kau mau kami melakukan apa Kimmy”. Tanya Jeslyn
Kimmy sejenak terdiam untuk berpikir .
“Hmm… aku tak ingin apa-apa, kalian cukuo menemaniku di sini dan jangan pulang dulu sampai aku ijinkan” ucap Kimmy menuntut.
Jeslyn dan Max hanya mengangguk menyetujui permintaan sahabatnya.
Kimmy menghabiskan waktu sahabatnya untuk bercanda ria. Mereka terlihat bahagia dan saling melempar candaan satu sama lain. Minho pun mulai terbiasa bergabung dengan candaan dua gadis itu.
Tiba-tiba dering ponsel Jeslyn menghentikan kegiatan mereka bertiga. Jeslyn keluar sebentar untuk mengangkat telepon.
Kini hanya Kimmy dan Max dalam ruangan itu. Keduanya merasa canggung untuk memulai pecakapan.
“Max…. terimkasih banyak ya” kata Kimmy memcah kebisuan diantara mereka.
“kau berterimakasih untuk apa Kimmy?” tanya Max bingung
“Terimakasih kau dan Jeslyn sudah mau datang untuk menjengukku. Jika kalian tidak disini mungkin aku sudah sangat jenuh dan kesepian
“Kau tidak perlu berterimakasih Kimmy. Kami melakukan ini karena kami menyayangimu. Aku harap kau tak akan berbuat hal bodoh lagi. Jika kau ada masalah jangan sungkan untuk memberitahuku ataupun Jeslyn. Kami pasti akan membantumu” ucap Max hangat.
“iya, aku janji tak akan berbuat bodoh lagi” kata Kimmy penuh semangat. Max yang melihat hal itu hanya mampu tersenyum. Ia bahagia karena sepertiya Kimmy sudah kembali menjadi gadis yang ceria.
Jeslyn kembali masuk keruang rawat Kimmy setelah mengangkat telepon nya
“Kimmy… maafkan aku, seperti nya aku harus segera pulang. Ibuku sangat kewalahan melayani pelanggan di restoran. Aku harus segera membantunya” Ucap Jesyn pada Kimmy. Kimmu sebenernya masih ingin bercanda ria dengan Jeslyn dan Max, tapi dia bisa apa ? Tak mungkin juga gadis itu meminta kedua sahabat nya itu meminta mereka untuk tinggal terlalu lama di rumah sakit.
“hmmm… baiklah, kalian boleh pulang. Tapi sebenarnya aku masih ingin di temani oleh kalian” gumam Kimmy dengan wajah murung nya.
“Kimmy kami janji akan menjengukmu lagi jika kami ada waktu. Kau jangan bersedih ya” hibur Jeslyn
Kimmy tersenyum sambil memeluk Jeslyn . Max melihat itu hanya menggelengkan kepala nya. Sampai kapan mereka terus berpelukan seperti ini, pikirnya
“Kau pulang dengan Max? tanta Kimmy
“iya” jawab Jeslyn
“Max… jaga Jeslyn dengan baik ya, kau tidak boleh ngebut saat mengendarai motormu “ Nasehat Kimmy. Karna Max memang selalu menjadi orang yang kesetanan saat mengendarai motor nya.
“kau tidak perlu khawatir. Walaupun aku ngebut akan kupastikan Yuna selamat sampai rumah nya”gurau Max tersenyum jail.
“cih… awas saja kalau kau tidak menepati ucapanmu Max” teriak Jeslyn
Kimmy tersenyum kembali melihat perebatan kedua sahabatnya. Tapi itulah istimewa nya mereka. Pertengkarannya selalu membuat Kimmy merasa terhibur.
“Baiklah, kami pulang dulu ya Kimmy. semoga kau cepat sembuh” ucap Jeslyn
“Kami pulang dulu ya…. Ingat perkataanku tadi, seru Max sambil mengacak-acak rambut Kimmy.
Jeslyn an Max pun beranjak untuk segera keluar. Saat mereka membuka pintu ruang rawat Kimmy, mereka berpapasan dengan Nico yang akan masuk ke ruang rawat gadis itu. Jeslyn membungkukkan badan nya pada Nico sementara Max hanya menatap Nico dengan pandangan yang sulit diartikan. Max sepertinya cemburu dengan pada dokter Nico.
“apakah tadi itu dokter yang merawat Kimmy?” tanya Jeslyn sambil menyusuri lorong rumah sakit.
“Mungkin”, jawab Max singkat
“ahk.. Kimmy beruntung sekaali dirawat oleh dokter setampat dia”, gumam Jeslyn pelan namun masih bisa terdengar oleh Max.
“Cih.. tampan apanya? Dia pasti suah tua!” seru Max kesal.
“kau ini kenapa?, sepertinya kau sangat tidak suka engan dokter tadi. Ah… atau jangan-jangan kau cemburu ya?” tebak Jeslyn
Max haanya mendengus kesal mendengar Jeslyn berbicara seperti itu. Ia mempercepat langkahnya untuk menghindari ucapan-ucapan Jeslyn yang mungkin membuatnya semaakin tersudut.
“Sudahlaah jangan tanyakan hal yang bukan-bukan! Atau kau mau kutinggal?” ucap Max yang langkahnya sudah jauh didepan Jeslyn.
“hei… tunggu aku Max…” teriak Jeslyn sambil berlari. Gadis berambut sebahu itu mengejar Max namun Max semakin mempercepat langkah nya dan membuat Jeslyn kewalahan untuk mengejarnya.
“Awas kau Max Adrian akan kubongkar semua rahasia mu pada Kimmy!” gumam gais itu sambil mengatur nafasnya yang masih tidak beraturan.
*******
Kimmy sibuk merapikan rambutnya yang kusut akibat ulah Max. Nico yang baru saja masuk ke ruang rawat Kimmy hanya bisa tersenyum simpul melihat aktivitas yang dilakukan oleh gais itu.
“Apa yang sedang kau lakukan?”
Kimmy mendongak kaget saat mendapati Nico sudah di depannya.
“Dokter Nico? Kau membuatku kaget saja!” seru Kimmy
Nico duduk di kursi dekat tempat tidur Kimmy sambil mengamati gadis itu. Kimmy tersipu malu saat Nico memandangnya dengan tatapan yang lain dari biasanya.
“Dokter Nico, kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Kimmy heran.
“Tidak apa-apa. Hanya saja sepertinya ada sesuatu yang aneh…” dokter itu semakin memandangi Kimmy membuat gadis itu salah tingkah.
Kimmy mengerutkan keningnya karena bingung dengan ucapan dokter itu.
“Sesuatu yang aneh? Maksud dokter?”
“Kau terlihat ceria hari ini. Apa karena kekasih mu datang menjengukmu tadi?” tanya Nico santai
“Kekasih”? tanya Kimmy bingung. Seingatnya dia tidak punya kekasih saat ini.
“iya… bukankah kekasihku itu baru saja keluar ruangan ini?” jelas Nico
“Maksud dokter Max? Dia bukan kekasihku, tapi sahabatku, dokter Nico!” ucap Kimmy penuh penekanan.
Nico hanya tertawa. Betapa lucunya melihat ekspresi Kimmy saat ini sedang mendelik sebal ke arahnya.
“ya!. Kenapa dokter malah tertawa? Apa ada yang lucu?”
“Kau lucu Kimmy. Mengapa kau malu untuk mengakui kekasihmu sendiri?” canda Nico lagi.
“Aku sudah bilang dia bukan kekasihku, Dokter Nico!!” teriak Kimmy lebih kencang.
“Baiklah, baiklah…, aku hanya bercanda Kimmy. Kau sangat menggemaskan “. Ucap Nico.
Nico mengacak rambut Kimmy sebentar. Kimmy terdiam sejenak mendapatkan perlakukan itu. Gadis itu merasa ada hal yang berbeda saat tangan Nico menyentuh bagian yang ada di dalam diri nya.
“Dokter, sebenernya kau kesini untuk apa? Memeriksa kondisiku lagi?” tanya gadis itu , menghentikan aktivitas yang dilakukan oleh Nico.
“Hmmm tentu saja”. Gumam Nico.
“Aku bosan dokter Nico. Lagi pulak kondisiku sudah membaik, bukan? Aku ingin keluar dari ruangan ini….”
“Kau mau kemana? Cuaca di luar sangat dingin. Lebih baik kau istirahat saja disini”.
“Aku bosan”, keluh Kimmy pelan
Gadis itu membaringkan tubuhnya dengan wajah murung. Baginya sangat membosankan berdiam diri di ruang rawat. Walaupun di luar sangat dingin, sebenernya gadis itu sangat menyukai salju.
Nico menatap wajah Kimmy seolah mencari tahu apa yang terjadi pada gadis bermata indah itu.
“Apa kau marah?”
“Tidak”
“Lalu kenapa kau tiba-tiba murung seperti itu?”
“Aku bosan dokter Nico. Aku ingin keluar dari sini. Sebentar saja… “ mohon Kimmy
“Tapi di luar sangat dingin. Walaupun kondisi mu suah membaik. Tapi itu sangat tidak baik untuk kesehatan”, jelas Nico.
Kimmy menjadi sangat murung mendengar perkataan Nico. Ia membenamkan wajah nya di bawah selimut karena malas mendengar perkataan dokter itu lagi.
“huh… menyebalkan!” rutuknya kesal
Nico hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar gumaman gadis cantik berhidung mancung itu.
“hmmmm baiklah, aku akan mengijinkanmu keluar” ucap Nico akhirnya
Kimmy seketika membuka selimutnya dan tersenyum lebar pada Nico.
“Apa kau benar-benar mengijinkanku?”
Nico mengangguk untuk menjawab pertanyaan Kimmy.
“Tapi kau hanya bisa keluar selama 15 menit dan juga aku akan mengawasimu” kata Nico.
Kimmy sedikit sebal mendengarnya perkataan Nico. Tapi akhirnya dia kembali ceria dan segera beranjak dari tempat tidurnya.
“Pakailah Mantelmu Kimmy!” perintah Nico sebelum Kimmy beranjak keluar. Kimmy berjalan ke arah nakas yang tak jauh dari tempat tidurnya. Gadis itu mengambil mantel biru miliknya dan segera memakai mantel itu.
“Pakai Syal nya juga!” seru Nico
Pria itu mengambil syal warna merah muda yang terletak di tempat tidur Kimmy lalu melilitkannya di leher gadis itu. Hal itu membuat Kimmy diam mematung karena merasakan perhatian Nico yang dirasanya sangat menyentuh hati.
“Terimakasih dokter Nico” Ucap Kimmy sambil tersenyum.
Nico membalas senyuman itu dan membuat Kimmy semakin salah tingkah di depan Nico.
“Sekarang kau mau kemana? Aku akan mengantarmu”.
“Aku hanya ingin ke taman rumah sakit ini. Aku ingin melihat salju yang turun dan mencari bunga salju”, kata Kimmy semangat.
Nico hanya terdiam melihat Kimmy. Gadis itu semakin mengingatkannya pada seseorang yang sangat disayanginya.
“Nico menuruti keinginan Kimmy untuk pergi ke taman rumah sakit. Kimmy tak henti-henyyinya mengukir senyuman saat dia berjalan di koridor rumah sakit dengan Nico. Seperti ada perasaan hangat yang bisa berjalan beriringan dengan dokter yang merawatnya dari beberapa hari yang lalu itu.
Langkah kaki Kimmy dan Nico telah sampai di taman rumah sakit. Nico mendudukan tubuhnya di kursi taman rumah sakit berwarna putih sambil menggosok-gosokkan keua tangannya yang terasa dingin. Sementara itu Kimmy tidak mencoba duduk disamping Nico. Ia malah kembali melakukan hal yang tidak dimengerti oleh Nico, mencari-cari sesuatu di bawah tumpukan salju.
“Kimmy…, apa sih yang sedang kamu lakukan?” tanya Nico.
Pandangan laki-laki itu fokus pada gadis yang kini sedang pada jarak yang seikit jauh didepannya.
“aku ingin mencari bunga salju Dokter, apa kau belum pernah melihat bunga musim dingin?” tanya Kimmy.
Senyuman gadis itu begitu jelas tergambar seolah menandakan bahwa ia tengah bahagia saat ini.
“Bunga musim dingin? Setahuku tidak ada bunga yang akan mekar saat musim dingin. Bukankah sebelum musim dingin datang, bunga bunga telah berhenti mekar karena ada nya musim gugur?” Nico balik bertanya.
Kimmy menanggapi perkataan Nico. Namun tangannya masih sibuk mencari-cari sesuatu di bawah tumpukan salju.
“Jika kau percaya, bunga itu pasti akan ada. Seperti aku mempercayai ucapan ibu tentang bunga musim dingin. Dan akhirnya ibu berhasil menunjukkan bunga itu padaku. Tapi sayangnya, itu hadiah ibu yang terakhir kali nya sebelum ibu meninggal…” Suara Kimmy berubah menjadi parau saat menceritakan kisah tentang ibunya.
Nico menghela nafas sejenak. Melihat gadis itu murung. Membuat hatinya terasa membeku. Nico bahkan tak tau apa yang terjadi padanya. Hanya saja semenjak ia merawat gadis itu di rumah sakit, ada satu perasaan yang selalu mengganjal dalam hatinya. Ia selalu ingin melihat keaaan gadis itu beik-beik saja. Senyuman gadis itu membuat dirinya merasa tenang. Sebaliknya jika gadis itu terlihat bersedih Nico merasakan perasaan sesak di hatinya.
“Kimmy, duduklah di sini!”Nico menepuk-nepuk kursi yang ada disampingnya dengan tangannya, mengisyaratkan Kimmy segera duduk disana.
“Kimmy menhentikan kegiatannnya dan menuruti perintah Nico. Gadis itu duduk itu duduk di samping Nico. Pandangannya menatap lurus ke arah salju yang menutupi hampir seluruh halaman taman rumah sakit itu.
Putih. Kimmy tidak bisa melepaskan pandanganya dari sesuatu yang putih yang disebut salju itu. Kenangan demi kenangan berputar seperti roll film dalam memori otak nya. Ia ingat saat 2 minggu yang lalu, ibunya menunjukkan ia sebuah bunga yang sangat indah. Bunga Snowdrop, bunga yang mekar saat musim dingin. Bunga itu muncul dari bawah tumpukan salju. Mahkota bunga itu sangat putih dan putiknya berwarna sedikit hijau kekuningan.
“Dokter Nico, dulu ibuku pernah bilang akan menunjukkan sebuah bunga yang mekar saat musim dingin. Awalnya aku tidak percaya, tapi akhirnya ibu berhasil membuktikan padaku. Bunga itu sangat indah” cerita Kimmy saat dia sudah mendudukan tubuhnya disamping Nico.
Nico menoleh ke arah Kimmy yang masih menatap ke depan seolah tengah mengingat-ingat kenangannya bersama sang ibu.
“benarkah?, seperti apakah bunga nya?” tanya Nico ingin tahu.
“Bunganya berwarna putih, seperti melambangkan ketulusan. Jika bunga itu mekar, putiknya akan terlihat hijau kekuningan. Bunga itu sangat indah dokter Nico.. “
“Tetapi aku tidak menyangka jika bunga itu adalah hal indah yang terakhir yang ingin ibu tunjukkan padaku,” Sambung Kimmy.
Kimmy terdiam sejenak. Hatinya seikit sesak menceritakan tentang ibunya. Mungkin sebentar lagi air matanya akan akan segera menetes keluar.
“kau masih beruntung Kimmy, bukankah di luar sana banyak sekali orang yang ditinggalkan tanpa sepatah kata pun? Jika kau lebih membuka matamu, kau sangat beruntung hidup di dunia ini. Dan juga kau masih mempunyai ayah. Dia sangat menyayangimu bukan? Kau harus tetap bahagia untuknya…” Nico menasehati gadis itu sambil menatap Kimmy dengan tatapan lembut.
Aku memang masih mempunyai ayah, tapi haruskan aku bahagia? Bukankah dia yang membuat ibu meninggal? Batin Kimmy sedih. Selalu perkataan itu yang ia dengar dari orang orang saat ibunya meninggal. Tapi sesungguhnya bukan itu yang ingin ia dengar dari mulut orang-orang itu.
“Aku mengerti Dokter Nic…Tapi ada satu perkataan ibu yang yang belum kutau jawaba nya sampai sekarang …” Keluh Kimmy.
“Satu hal? Tentang apa?” tanya Nico.
“Ibu bilang, bunga memiliki pilihan untuk hidup di musim yang dia inginkan, begitupun dengan hati manusia “ungkap Kimmy.
Kimmy dan Nico saat ini terdiam dan tak tau harus bicara apa. Nico juga tidak mengerti dengan perkataan ibunya Kimmy.
“Emmmm lambat laun kau pasti tau jawabannya Kimmy. Sekarang sudah lebih dari tiga puluh menit. Kau harus segera kembali ke ruang rawatmu. Lagi pulak aku harus mengganti perban di pergelangan tanganmu dengan perban baru.
Kimmy mengangguk untuk menjawab perkataan Kimmy. Mereka berua akhirnya kembali ke ruang rawat Kimmy.
*********************
Senja telah tiba saat Kimmy dan Nico kembali berada di ruang rawat Kimmy. Kimmy merasa sedikit lega karena bisa berbagi cerita dengan Nico atau mungkin dengan seseorang yang disukainya saat ini.
“Dokter Nic… aku sangat berterimakasih” ucap Kimmy saat tengah mengganti perban di pergelangan taanggan nya dengan perban baru.
“Terimakasih?, untuk apa?” Nico sedikit tersenyum menanggapi ucapan Kimmy.
“Terimakasih karena sudah mendengar ceritaku. Sebenernya masih banyak cerita yang ingin kuceritakan. Hanya saja…” Ucap Kimmy menggantung
“Hanya saja apa”
“Hanya saja kau hanya memberiku waktu 15 menit di taman tai. Padahal aku masih ingin bermain di luar dan menikmati musim dingin”.
Kimmy sedikit memanyunkan bibirnya dan membuat Nico tertawa melihat hal itu.
“Kimmy, sudah kubilang udara dingin itu tidak ba..”
“ya.. aku tau! Kau sudah bilang ittu berkali-kali Dokter Nic. Aku bosan!”.
“Bagus jika kau sudah tahu”, Nico tersenyum jahil pada Kimmy. Kimmy makin kesal pada dokter itu.
“Sebenernya bukan hanya karen ahal itu aku melarangmu untuk terlalu lama di luar”.
“Lalu karena apa?” tanya Kimmy
“Hobby mu sangat buruk”.
“Hobby ku buruk? Hobby ku yang mana?” tanya Kimmy tak mengerti.
“Hobby mu mencari bunga salju di taman rumah sakit ini. Kau tau kan bahwa tangan mu sedang terluka? Apa kau tidak merasa sakit saat tangan mu yang terluka menyentuh salju yaang dingin? Aku hanya khawatir luka yang ada di pergelangan tanganmu kembali parah” Ucap Nico seraya menatap mata gadis itu.
Kimmy sedikit tertegun setelah Nico melontarkan kata-kata itu. Gadis itu benar benar tidak menyangka bahwa Nico sangat memperhatikan kesehatannya.
“Kenapa hanya diam? Apa kau baru sadar bahwa aku melarangmu karena punya alasan yang kuat? Tanya Nico.
Kimmy mengangguk pelan dan tak mampu menatap Nico. Gadis itu merasa bersalah karena telah menganggap Nico terllau mengekang padahal pria itu memiliki niat yang snagat tulus.
“Sudahlah, jangan merasa bersalah seperti itu. Yang harus kau lakukan sekarang adalah menepati janjimu”.
“Janji”Janji mana?” sepertinya Kimmy lupa tentang janji yang diucapkan tadi pagi.
“Baru saja beberapa jam yang lalu, apa kau sudah lupa?’
“Oh iya aku ingat. Baiklah dokter Nic, aku berjanji akan hidup lebih baik” Seru Kimmy semangat.
“Sungguh? Kau harus pegang janji mu itu Kimmy, setelah keluar dari rumah sakit ini, aku tidak mau lagi mendengar kabar bahwa kau menyayat nadi di tangan mu lagi”.
Nico menatap serius mata Kimmy. Kimmy mengangguk untuk menjawab ucapan Nico.
“Sudah selesai”, ucap Nico saat ia selesai membalut pergelangan tangan Kimmy dengan perban yang baru .
Kimmy membaringkan tubuhnya hari ini sedikit melelahkan untuknya namun juga sangat menyenangkan.
“istirahatlah dengan baik”. Kata Nico
Ia kemudian keluar dari ruangan itu dan menyisahkan Kimmy yang tinggal sendiri di ruang rawatnya.
‘sepertinya aku benar-benar jatuh cinta..’ Batin Kimmy sebelum terlelap dalam tidurnya.
Pagi telah menjelang. Kimmy segera terbangun dari tiur nya. Hari ini dia akan pulang ke rumah nya karena Nico bilang sudah sembuh dan sudah bisa kembali ke rumah.
Kimmy sedikit enggan saat mengemas baju-baju nya di dalam tas. Berada di rumah sakit ini memang membosankan, tetapi semua itu berubah saat ia mengenal Nico. Ada sesuatu yang membuatnya ingin disini lebih lama. Tapi ia bisa apa? Bukankah semua pasien yang sudah sembuh harus kembali ke rumah?.
Ayah Kimmy telah datang menjemputnya hari ini. Gadis itu hanya terdiam saat ayahnya ada di ruang rawatnya.
“kau sudah selesai mengemasi baju mu?” tanya ayah Kimmy.
Kimmy enggan menjawab pertanyaan ayahnya. Untuk saat ini, gadis itu belum bisa bersikap baik pada sang ayah.
Ayah Kimmy hanya bisa menghela nafas panjang saat tak ada jawaban dari putrinya. Ingin sekali ia memperbaiki hubungannya dengan putri satu-satunya yang dia miliki iyu. Namun Kimmy tak pernah memberikan waktu paanya untuk memperbaiki semua keadaan yang sudah terjadi.
Nico datang dan mencairkan kebekuan antara ayah dan anak itu.
“Selamat pagi paman”
Nico membungkuk hormat pada ayah Kimmy. Ayah Kimmy membalas sapaan itu dengan senyuman pada Nico.
“Terimakasih bayak dokter Nico, kau telah merawat putri ku dengan baik selama beberapa hari ini”
“Tidak perlu sungkan paman, sudah menjadi kewajibanku untuk merawat pasien di rumah sakit ini dengan baik”.
“Kami rasa sudah waktu nya kami pulang. Sekali lagi terimakasih banyak sudah menyelamatkan nyawa putriku. Kimmy…, ayo ucapkan terimakasih kepada dokter Nico”
“Ayah aku ingin bicara berdua dengan dokter Nico” lontar gadis itu tiba-tiba.
Ayah Kimmy mengerti dengan hal yang diinginkan oleh Kimmy. Ia kemudian pergi sambil membawa tas besar berwarna hitam yang berisi baju-baju Kimmy. Ia pun menunggu putrinya di dalam mobil.
Sejenak keheningan meliputi Kimmy dan Nico. Keduanya merasakan hal yang sulit untuk dijelaskan. Seperti perasaan tak ingin kehilangan.
“Dokter Nico, terimakasih banyak” ucap Kimmy. Dia benar-benar berterimakasih pada dokter itu atas semua yang dokter itu lakukan untuknya.
“Sama-sama Kimmy, kau tak perlu merasa sungkan” ucap Nico.
“aku harus segera pulang dokter Nic, sekali lagi aku ucapkan terimakasih. Beban ku seikit menghilang berkat bantuanmu”.
“Aku senang bisa membantumu kimmy. Jika memang kau merasa nyaman saat bercerita padaku, jangan sungkan untuk berkunjung ke rumah sakit ini dan berbagi ceritamu padaku”, ucap Nico.
“Benarkah?” tanya Kimmy memastikan
Ia benar-benar merasa bahagia karena Nico mengijinkannya untuk menemuinya kembali. Awalnya ia berpikir bahwa ia tidak akan bisa bertemu dengan dokter itu lagi. Tapi ternyata dokter itulah yang memberikan kesempatan pada Kimmy untuk menemui nya kembali.
“iya…, jangan ragu untuk berkunjung kesini daan berbagi cerita denganku”.
“baiklah… aku benar-benar berterimakasih Dokter Nico, kalau begitu aku pulang dulu dokter Nico” ucap Kimmy pamit dari hadapan Nico.
“Baiklah…, sampai jumpa Kimmy. Jaga iri baik-baik ya. Kau harus menepati janjimu untuk hidup lebih baik lahi. Seru Nico.
“iya” jawab Kimmy semangat.
Ia kemudian beranjak dari ruang rawat nya dan melambaikan tangan nya ke arah Nico. Perlahan langkah kaki Kimmy menjauh dari Nico yang kini masih di ruang rawat gais itu.
Nico menatap kepergian Kimmy dengan pandangan sendu. Ada sesuatu yang terasa hilang dari hati gadis itu tak bisa ia lihat lagi dari jarak dekat. Perlahan Nico melangkah ke dekat jendela ruang rawat itu. Ia menatap kosong suasana di luar jendela berkaca bening tersebut.
“Merlyn, dia sangat mirip denganmu bukan?” Boleh kah aku menyayanginya agar aku tak merasa kehilangan lagi?”.
*********
Salju putih masih menyelimuti Irlandia saat ini. Kimmy melihat ke arah luar sambil mengehela nafas risau. Ada sesuatu yang hilang saat melihat salju putih itu. Mungkin perasaan sakit karena tak bisa menikmati indah nya salju bersama ibunya dan juga tak merasakan dingin nya salju bersama dengan Nico.
“Dokter Nico, bisakah kita bertemu lagi?” Kimmy terus menggumamkaan kata-kata itu dalam hati nya.
“Kau sedang memikirkan apa Kimmy”, suara ayah Kimmy membangunkan Kimmy dari lamunannya.
Ia dan ayahnya masih di perjalanan pulang dan belum sampai ke rumah mereka yang jaraknya memang berada jauh dari rumah sakit.
Kimmy terdiam. Ia tak ingin menjawab pertanyaan sang ayah walau hanya sedikit pun. Gadis itu hanya memandang ke arah luar, menyimpan perasaan dinginnya hanya untuk sang ayah, seseorang yang kini sangat di benci nya.
Selanjutnya tak ada lagi pertanyaa dari sang ayah Kimmy. Keduanya terdiam. Ayah Kimmy sudah tidak tau lagi bagaimana cara untuk membalikkan Kimmy seperti dulu lagi. Ia sangat ingin memeluk putrinya itu, tapi tak bisa lagi. Banyak kata-kata yang ingin ia sampaikan namun putrinya seolah membekukan hatinya dan tak ingin tersentuh oleh kasih sayang ayahnya lagi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!