Sebuah mobil jenis Bugatti Divo keluaran terbaru berwarna hitam itu berhenti tepat disalah satu hotel mewah ditengah kota, sang supir yang mengemudikan mobil pun kerap kali harus mengehela nafas panjangnya begitu mengehentikan mobil yang dia kendarai, bukan karena lelahnya mengendarai mobil mewah tersebut! Akan tetapi ancaman dari sang nona muda pasti akan dia dengar kembali setiap kali mengantarnya bertemu dengan kekasih hatinya.
"Dengar ya! Aku ingatkan kembali, jika salah satu dari kalian ada yang berani membuka mulut pada keluargaku apalagi ayahku, aku pastikan,"
"Akan menyewa pembunuh bayaran dan akan menyingkirkan anak istrimu!" ucap tiga orang yang berada didalam mobil tersebut secara kompak.
Mereka sudah hafal dengan kalimat-kalimat ancaman itu karena sudah hampir empat tahun, ancaman itu dilayangkan terhadap mereka.
"Oh, rupanya kalian sudah hafal ya! Baguslah," ujar seorang gadis berusia 21 tahun itu.
Eleanor Lilyana Limson, gadis manja yang selalu kemana-mana mendapatkan perlindungan oleh bodyguard-bodyguard pribadinya, bibir itu terlihat begitu enteng ketika memberikan ancaman terhadap orang lain! Apapun yang diinginkan oleh Eleanor sudah pasti akan dia dapatkan, termasuk juga hubungan didepan matanya yang sudah dipastikan itu akan sangat rumit namun tepat dia jalani.
Eleanor keluar dari dalam mobil mewah miliknya, langkah kakinya perlahan berjalan memasuki salah satu hotel mewah dipusat kota! Tubuhnya yang tinggi semampai, hingga tidak ada sedikitpun lemak jahat didalam tubuh gadis yang memiliki kecantikan blasteran bidadari seperti Eleanor.
Bokong yang sintal dan berukuran besar, serta pinggang yang ramping dan bentuk dada yang ideal, membuat siapapun yang melihatnya akan terpukau! Sayangnya Eleanor sudah memiliki seorang kekasih bernama Julian Debonson, hubungan keduanya terjalin sejak keduanya kuliah di kampus yang sama dan setelah Julian ditolak sebanyak 103 kali oleh Eleanor.
Hubungan yang sudah terjalin sekitar tiga tahun itu benar-benar ekstrem bagi Julian maupun Eleanor! Bagaimana tidak ekstrem, Julian merupakan penerus dari group mafia barat dan Eleanor adalah putri pertama dari Steiner Limson salah satu pewaris group Limson, kedua group mafia besar itu kerap kali terlibat konflik sengit sejak berpuluh-puluh tahun lamanya, dan hingga saat inipun tidak pernah bisa berdamai dan selalu terlibat pertarungan.
Ceklek...
Pintu 202 hotel mewah berdesain Eropa itu dibuka oleh tangan halus Eleanor, terlihat sosok Julian yang sangat gagah dan memiliki ketampanan cukup baik tengah menenggak satu gelas wine sambil menghadap ke jendela. Julian langsung menutup matanya menantikan langkah kaki Eleanor bermuara didekatnya.
Benar saja, Eleanor langsung melangkah menghampiri Julian kemudian kedua tangan lembut itupun menyasar tubuh Julian! Memeluknya dari belakang dan terus meraba-raba tubuh kekar Julian.
"Ouhhh Elea, teruskan!" ucap Julian.
Kegiatan yang sudah sering keduanya lakukan ketika bersama yaitu saling memberikan kepuasan duniawi. Bagi Eleanor menjalani hubungan dengan musuh bebuyutan keluarganya tidak lagi masalah karena dirinya sudah terlanjur mencintai Julian begitu juga dengan Julian.
Disapanya tubuh bawah Julian dengan sangat lemah lembut, hingga membuat Julian tersentak dengan mulut yang menganga.
"Shit!!" ucap Julian.
"Aku suka sekali memainkan dirimu ini Julian, kau selalu membuat tanganku gatal ingin melakukanya,"
Disingkirkannya kedua tangan Eleanor yang tengah memeluk erat tubuhnyaa dari belakang oleh Julian, kemudian Julian memutar tubuh Eleanor lalu mendorongnya hingga tubuh itu kini bersandar pada kaca jendela dibelakangnya. Dinaikkannya dress mini berwarna merah yang dikenakan oleh Eleanor hingga dengan leluasa tangan besar Julian menyentuh dirinya.
"Ahh Julian," Eleanor hanya bisa mengikuti segala keinginan Julian.
Eleanor menggila merasakan segala yang dilakukan oleh Julian terhadap dirinya. Teriakan demi teriakan sangat lantang disuarakan oleh Eleanor setiap kali Julian menguasai dirinya.
"Julian kau sangat bersemangat," ucap Eleanor.
"Tentu saja Elea, karena aku sangat menginginkanmu,"
Julian segera meraih tubuh Eleanor hingga menghempaskannya begitu mudah diatas ranjang. Tubuh Eleanor hanya bisa pasrah dan langsung ditindih oleh tubuh kekar Julian, tubuh Julian memang cukup kekar namun tidak terlalu berotot karena Julian jarang berolahraga akhir-akhir ini.
Tetap saja, tubuh kekar Julian itu selalu membuat Eleanor pasrah!
"Yes Eleanor," suara Julian terdengar sangat serak.
Keduanya pun menghabiskan banyak waktu untuk saling merasakan surganya dunia. Barulah setelah keduanya selesai Julian PU terlentang disamping Eleanor.
"Elea, besok aku akan bicara pada Daddyku tentang hubungan kita!"
"Apa? Be-besok? Kau akan bicara apa Lian?"
"Tentu saja aku akan bicara ingin menikahimu dalam waktu dekat!"
"Me-menikah? Kau jangan gila Julian, aku belum siap memberitahukan hubungan kita pada ayahku dan pada keluarga Limson, aku belum siap digantung hidup-hidup!"
"Elea, jika kau takut bicara pada keluargamu maka biarkan aku yang datang langsung melamarmu!"
Keputusan Julian yang sangat mendadak ini sungguh membuat jantung Eleanor berhenti mendadak! Eleanor yakin keluarganya pasti akan murka jika tau laki-laki yang dia cintai adalah pewaris group barat.
"Kita sudah lulus kuliah, tidak ada alasan untukku menunda-nunda menikahi gadis yang aku cintai!" ucap Julian dengan tatapan serius.
Pertemuan Eleanor dengan Julian hari itu mengharuskan Eleanor untuk secepatnya berterus-terang kepada kedua orangtuanya dan juga seluruh keluarga besar Limson, niatnya untuk segera melepas masa lajang bersama dengan anak dari musuh bebuyutan keluarganya sendiri membuat Eleanor ketakutan sendiri tapi mau tidak mau demi cintanya terhadap Julian, Eleanor harus bisa bicara tentang masalah ini terhadap keluarganya! Momen berkumpulnya keluarga besar Limson saat merayakan anniversary perusahaan iklan milik group Limson disalah satu aula hotel termewah di kota, akan dimanfaatkan Eleanor untuk mengatakan semuanya.
Hari ini di aula hotel tempat diadakannya pesta anniversary perusahaan iklan milik keluarga Limson digelar! Setelah beberapa sambutan dan acara resmi telah selesai dilakukan, Eleanor dengan langkah kaki kecilnya mendekati kedua orangtuanya yang sedang duduk sambil mengobrol dengan keluarganya yang lain.
"Mom, Dad, bisa kita bicara?"
"Kau ini, tumben sekali mau bicara sampai izin dulu? Bukankah biasanya bibirmu itu seperti laju rel kereta api bawah tanah di Jepang, meluncur cepat saat bicara dan tanpa jeda sedetikpun?" tanya Steiner.
"Iya, tapi kali ini beda! Janji jangan marah padaku Dad,"
"Elea, kapan kami pernah memarahimu?" tanya Laura.
"Iya juga, kalian kan tidak pernah marah padaku!"
Akhirnya keberanian Eleanor pun bangkit setelah mengingat-ingat kedua orangtuanya itu memang tidak pernah sekalipun memarahinya selama hidupnya 21 tahun ini.
"Sebenarnya aku akan segera dilamar mom, Dad,"
"Kau akan dilamar? Kau memiliki kekasih Elea? Putra dari pebisnis mana?" tanya Steiner.
Sontak semua keluarga yang sedang duduk dimeja sebelah pun tertarik dengan tema pembicaraan Eleanor dan Steiner.
"Aku akan dilamar oleh putra ketua group barat! Ta-tapi Dad, mom kalian tidak usah khawatir dia baik padaku dan dia mencintaiku kisah cinta kami ini bisa menjadi musnahnya dendam diantara group Limson dengan group barat!" kata Eleanor dengan entengnya menyuarakan pendapat konyol itu.
Ckckckck..
Steiner dan yang lainnya pun tertawa terbahak-bahak karena berpikir Eleanor sedang bercanda, gadis itu memang sering membuat orang-orang disekitarnya jantungan.
"Kenapa kalian tertawa?"
"Bercandamu kali ini lucu sekali putriku," kata Steiner.
"Dia konyol sepertimu Dad," kata Laura.
"Aku serius! Ini foto-foto kebersamaan kami! Dan Julian namanya, dia juga akan mengatakan hal ini pada ayahnya yang merupakan ketua group barat!" kata Eleanor sambil menunjukkan foto dilayar handphonenya.
Tiba-tiba suasana didalam aula yang tadinya dingin sejuk, berubah menjadi panas dan tulang belulang keluarga Limson mendadak kaku! Direbutnya handphone milik Eleanor oleh Steiner kemudian diperintahnya salah seorang anggota group Limson untuk memeriksa identitas laki-laki yang berfoto mesra dengan sang putri.
"Benar Tuan, namanya Julian Debonson putra dari Kenneth Debonson ketua group barat yang sudah menjabat sepuluh tahun terakhir ini!"
Prakk..
Dengan tanpa basa-basi handphone seri terbaru milik Eleanor itu dibanting kedinding hingga memecah keramaian menjadi kesunyian! Greg dan Sisi selaku Opa dan Oma bagia Eleanor bahkan tidak percaya jika cucu pertama mereka benar-benar menjalin hubungan dengan putra dari ketua group barat.
"Apa kakakmu itu tidak pernah buang air besar?" tanya Dimitry.
"Memangnya kenapa?" tanya Noulan.
"Mungkin kotorannya sampai menjalar hingga keotak karena tidak dikeluarkan!" kata Dimitry.
"Benar juga, bodoh sekali Ele menggali nerakanya sendiri," ujar Noulan putra kedua Steiner dan Laura.
Melihat kemarahan yang begitu besar untuk pertama kalinya pada wajah Steiner, tentu saja membuat Eleanor langsung berkeringat dingin! Ayahnya itu tidak pernah sekalipun memarahinya, apapun yang dia inginkan pasti akan sekejap mata diberikan oleh ayahnya, tapi kali ini benar-benar berbeda.
"Dad, aku mohon restui hubungan kami nantinya!"
"Lupakan laki-laki itu dan jangan pernah menemuinya lagi!"
"Aku sudah besar Dad," teriak Eleanor.
Satu tangan Steiner langsung mengayun keudara hendak memberikan tamparan pada Eleanor.
"Dad, jangan!" teriak Laura.
"Dengar semuanya! Aku akan tetap menikah dengan Julian dengan atau tanpa restu dari kalian!" ujar Eleanor.
Perkataan Eleanor itu sukses membuat seluruh keluarga besar Limson mengusap dada!
"Kalau begitu, kau bukan lagi anakku Eleanor! Kau bukan lagi pewaris group Limson!" dengan bibir bergetar Steiner mengucapkan kalimat itu.
"Daddy membuangku?"
"Ele cukup! Minta maaf pada ayahmu dan lupakan laki-laki itu!" pinta Laura.
"Tidak akan!"
"Kalau begitu keluar dari rumah dan mulai saat ini kau bukan lagi anak kami!" kata Steiner.
Kedua mata Steiner sudah memerah begitu juga dengan Laura, mereka tidak percaya anak kesayangan mereka yang selama ini selalu mereka jaga, mereka manjakan dan mereka sayangi setulus hati tega membangkang dan mengkhianati keluarganya sendiri hanya demi seorang keturunan group barat.
Setelah kejadian di aula hotel, Eleanor benar-benar tidak kembali ke kediaman kedua orangtuanya dan langsung dijemput oleh Julian untuk bertemu dengan ayahnya. Eleanor menceritakan semua kesedihannya dan penolakan dari keluarganya akibat ingin menikah dengan Julian, akan tetapi Julian meyakinkan jika itu tidak masalah dan yang terpenting dirinya akan tetap menikahi Eleanor. Keduanya tiba di kediaman mewah milik sang ketua group barat.
Julian menggandeng tangan Eleanor untuk menemui Kenneth Debonson ayah dari Julian! Sebuah punggung tegap yang tengah bermain dengan seekor serigala berwarna hitam peliharaannya terlihat berlawanan dengan kedatangan Eleanor dan Julian.
"Dad, ada yang ingin aku kenalkan padamu!"
"Siapa?" tanya Kenneth dengan suara berat.
"Kekasihku yang akan aku nikahi secepatnya!"
Mendengar hal itu, Kenneth segera membalikkan badannya untuk melihat putra dan kekasih yang dia maksud! Wajah tampan pria berusia 43 tahun itu langsung bertatapan langsung dengan Eleanor! Kedua manik mata yang begitu indah, serta bentuk tubuh yang atletis dan wajah yang memiliki ketampanan diatas rata-rata terlihat menatap lekat-lekat wajah Eleanor.
"Hai," sapa Eleanor.
"Dad, dia adalah putri dari salah satu pewaris group Limson! Tapi aku mencintainya dan aku akan tetap menikahinya tolong jangan larang aku!"
Kedua mata Kenneth langsung terlihat menatap tajam Julian, tatapan penuh kemarahan itu membuat sang serigala hitam hendak menyerang Julian dan Eleanor.
"Tenanglah, kau mau daging gadis itu?" tanya Kenneth pada serigala peliharaannya sambil mengusap-usap kepala serigala hitam yang sudah menggebu-gebu ingin menerkam Eleanor.
"Hah? Maksud dari ucapan ayahmu itu? Dagingku? Maksudnya aku akan jadi makanan serigala itu?" tanya Eleanor.
"Tidak Elea, aku tidak mungkin membiarkan hal itu terjadi padamu!"
"Dad please, aku mohon!"
"Paman tua, seenaknya saja kau menawarkan dagingku pada serigalamu, jahat sekali!"
"Lian! Singkirkan gadis lancang itu dari hadapanku sekarang!" sambil mengeratkan rahang wajahnya.
"Tapi Dad, shit baiklah! Elea, ikutlah sebentar biar nanti aku yang bicara berdua dengan ayahku!"
"Baiklah, aku juga tidak mau berlama-lama disini!" ujar Eleanor dengan angkuhnya.
Dengan terpaksa Julian mengantarkan Eleanor ke apartemen miliknya dulu
"Lian, ayahmu kenapa galak sekali padaku? Memangnya aku salah apa padanya?"
"Tidak Elea, kau tidak salah apapun! Ayahku memang sedikit dingin dan pemarah tapi sebenarnya dia baik, aku yakin dia akan merestui pernikahan kita!"
Setelah mengantar Eleanor ke apartemen, Julian kembali ke kediaman ayahnya untuk kembali meyakinkan ayahnya jika dia tetap ingin menikahi Eleanor. Baru saja masuk kedalam rumah tangan besar Kenneth sudah mencengkram kuat kerah baju yang dikenakan oleh Julian.
Aaa...
"Dad, ampun! Dad, aku mohon aku sangat mencintai Elea,"
Dibantingnya tubuh Julian kelantai oleh Kenneth!
"Bangun kepar*t dan hadapi aku!" tantang Kenneth.
Dengan terpaksa Julian pun bangkit dan akhirnya perkelahian antar ayah dan anak itupun tidak terhindarkan lagi!
Sejak perkelahian diantara Julian dengan Kenneth ayahnya, kedua laki-laki itu tidak lagi bertemu! Kenneth tidak akan mungkin merestui pernikahan Julian dengan putri dari pewaris group Limson! Kedua group itu selamanya akan tetap menjadi musuh abadi.
Begitu juga dengan keluarga Limson, sejak kepergian Eleanor tidak ada satu orangpun yang diizinkan oleh Steiner untuk menemui Eleanor terkecuali gadis itu kembali sendiri ke rumah dan meminta maaf atas tindakan bodohnya! Akan tetapi Eleanor lebih memilih tetap bersama dengan Julian dibandingkan kembali kepada keluarganya.
Pernikahan diantara Eleanor dengan Julian pun diadakan secara meriah namun tanpa dihadiri oleh orangtua masing-masing! Steiner melarang keras siapapun keluarga Limson untuk datang, begitu juga dengan Kenneth yang lebih memilih meninggalkan bisnisnya di negara ini lalu menetap di Jerman untuk mengurus bisnisnya disana. Kenneth sangat membenci Eleanor karena karena gadis itu Julian berani membangkang.
Satu tahun kemudian!
Meskipun menikah tanpa restu dari keluarga masing-masing, akan tetapi pernikahan Eleanor dengan Julian berlangsung sangat bahagia karena Julian memperlakukan Eleanor layaknya putri raja! Dia ditemani oleh banyak para pelayan dan di rumah mewah itu juga dilengkapi salon pribadi dan klinik kecantikan dengan Dokter terbaik untuk memanjakan Eleanor.
"Morning," sapa Eleanor ketika dirinya baru saja membuka kedua mata dan melihat Julian sudah rapih dengan stelan jas berwarna coklat.
"Morning Ele, tidurmu nyetak?"
"Hmm, semalam kau pulang jam berapa?" tanya Eleanor.
"Pukul sepuluh malam sepertinya, ah aku lupa Ele! Yang pasti kau sudah tidur lebih dulu!"
Deg..
Jawaban yang sungguh membuat mood dipagi hari Eleanor hancur seketika, bagiamana mungkin laki-laki bergelar suaminya itu pulang pukul sepuluh malam sementara Eleanor bahkan menunggunya hingga pukul satu pagi dan laki-laki itu baru sampai di rumah, hanya saja Eleanor berpura-pura tertidur.
"Begitu ya?"
Cup..
Sebuah ciuman dipipi Eleanor mendarat dengan singkat.
"Aku berangkat kerja dulu, ada meeting pagi!"
"Oke, hati-hati dijalan," kata Eleanor sambil tersenyum.
Julian pergi meninggalkan kamar sementara Eleanor langsung membanting lampu tidur disamping ranjang.
Prang..
"Sebenarnya apa yang kau sembunyikan hah? Kenapa dua bulan terakhir ini sikapmu berbeda?" bertanya-tanya sambil meremat sprei dengan kedua tangannya.
Sementara itu disalah satu restoran! Noulan dan Dimitry keduanya bersama-sama tengah makan siang bersama
"Lan, ini kau yang bayar kan?" tanya Dimitry.
"Enak saja, kau yang bayar!"
"Ayolah aku tagihan kartu kreditku sudah banyak, mommy pasti akan mengomel lagi jika terus bertambah banyak!"
"Apa Oma Sisi pelit padamu? Kenapa Oma sangat royal padaku, kemarin siang bahkan aku ditransfer uang lumayan banyak katanya untuk aku nongkrong-nongkrong,"
"Benarkah? Shit, kenapa mommy tidak adil sekali padaku! Aku ini kan anaknya sementara kau hanya cucunya, tapi kenapa malah kau yang selalu dia manjakan?" protes Dimitry.
Ckckckck...
"Kau harus tau, kasta tertinggi dalam keluarga itu adalah cucu!" kata Noulan.
Belum sempat melanjutkan obrolan, Noulan terkejut saat melihat dari kejauhan sosok yang dia kenal juga ada di restoran ini dan berjalan bersama seseorang! Noulan pun menyenggol bahu Dimitry hingga membuat Dimitry melirik kearah sosok tersebut.
"Itu bukankah?"
"Huss! Cepat tutupi wajahmu dengan buku menu itu!" kata Noulan.
Setelah sosok tersebut duduk membelakangi keduanya, barulah Dimitry dan Noulan menurunkan buku menu yang menutupi wajah keduanya.
"Lan, kak Laura dan kak Steiner harus tau hal ini," kata Dimitry.
Keduanya kemudian pulang dari rumah sakit, setibanya di rumah, Noulan segera menemui ayahnya yang saat ini sedang berada didalam ruangan kerjanya.
Ceklek..
"Dad, kau haru dengar informasi penting ini!"
"Masuk itu ketuk pintu atau permisi dulu Lan," kata Steiner.
"Darurat Dad, kau harus tau apa yang aku lihat tadi di restoran!"
"Memang apa yang kau lihat? Gadis seksi?"
"Bukan Dad, aku serius ini tentang kak Elea,"
"Cukup! Aku tidak mau dengar, Elea bukan lagi bagian dari keluarga kita dia bahkan rela meninggalkan kita semua hanya demi laki-laki dari group barat itu! Kau tau kan Lan, group barat adalah group mafia paling brengs*k yang selalu mengincar kejayaan kita sejak berpuluh-puluh tahun lalu!"
"Tapi Dad, kasihan kak Ele,"
"Keluar!"
Kemarahan Steiner benar-benar luar biasa tinggi terhadap Eleanor, sampai-sampai Noulan tidak diberi kesempatan sedikitpun untuk menjelaskan apa yang tadi dia lihat di restoran.
Sementara itu sore hari di kediaman Eleanor, gadis itu tengah berenang dengan memakai biki*i berwarna merah muda bermotif polkadot! Disaat yang sama Julian datang bersama dengan ayahnya Kenneth Debonson, setelah satu tahun lamanya Kenneth memilih tinggal di Jerman akibat kemarahan dirinya terhadap Julian, tapi akhirnya Kenneth memutuskan kembali karena bisnis group barat yang berada di negara ini tidak mengalami kemajuan ditangan Julian.
"Ele, sayang! Sayang, kau dimana?"
"Tuan, nyonya sedang berenang!" ujar salah seorang pelayan.
"Ayo Dad, Ele pasti sangat senang sekali akhirnya Daddy kembali ke rumah ini" kata Julian.
Dengan wajah yang terlihat datar dan rahang yang kaku, tubuh tegap dan kekar Kenneth mengikuti langkah kaki puteranya untuk menemui Eleanor sang menantu yang tidak pernah dirinya sukai.
"Ele sayang,"
Saat mendengar namanya dipanggil, Eleanor yang tadi tengah berada didalam air segera mengangkat tubuhnya ke permukaan! Rambut panjang terurai yang basah itu terhempas keudara begitu juga dengan kedua bagian dadanya yang berukuran besar menyembul sempurna kepermukaan. Eleanor melirik kearah Julian dan langsung dibuat salah fokus dengan sosok Kenneth yang merupakan ayah mertuanya itu.
"Dia datang?" gumam Eleanor.
"Naiklah, ayahku sudah kembali dari Jerman," kata Julian.
Akhirnya Eleanor segera keluar dari dalam kolam renang, tubuhnya yang sintal, bokong yang besar padat serta kedua payudaranya yang menyembul dan terlihat naik turun saat Eleanor berjalan menghampiri Julian terlihat jauh berkali-kali lipat lebih seksi saat sedang basah kuyup seperti ini, apalagi bik*ni yang dikenakan Eleanor tergolong yang paling seksi.
"Ele, ayahku sudah kembali! Aku harap kalian bisa akur sekarang, iya kan Dad?"
"Aku merasa tidak memiliki masalah dengan ayahmu, dia saja yang sensi setiap kali bertemu denganku," kata Eleanor dengan ketus.
"Sudah satu tahun, dan kau masih betah dengan gadis macam ini Julian?"
Sontak Eleanor langsung naik pitam dibuatnya, Kenneth itu sangat irit bicara namun sekalinya bicara langsung mampu membuat darah ditubuh Eleanor naik.
"Apa maksud perkataanmu itu?" tanya Eleanor sambil bertolak pinggang.
"Stop! Stop! Ele, lebih sabar lagi please. Dad aku mohon ini sudah satu tahun berlalu restuilah kami," kata Julian.
"Aku akan ke kamarku sekarang!" kata Kenneth lalu berlalu pergi begitu saja.
"Menyebalkan," kata Eleanor.
"Ele, bawakanlah wine ke kamar ayahku raih hatinya dengan menunjukkan perhatian-perhatian kecil seperti itu, kau mau kan?"
"Disini pelayan itu tak terhitung, minta saja mereka,"
"Ele, please! Mau sampai kapan kau dan ayahku terus saling berselisih, baik kau atau ayahku kalian sama-sama penting jadi akurlah,"
Ingin sekali Eleanor berteriak sekencang-kencangnya karena dia sungguh malas berhadapan kembali dengan ayah mertuanya yang cuek, dingin, dan bermulut tajam itu! Akan tetapi karena Julian terus memohon, akhirnya setelah berganti pakaian dengan mengenakan dress mini berwarna abu-abu muda Eleanor datang dengan membawakan satu botol wine, gelas dan satu piring cemilan.
Tok.
Tok.
Tok.
Ceklek, Kenneth membuka pintu kamarnya dan mendapati sosok Eleanor ada dihadapannya.
"Aku diminta Julian mengantarkan ini,"
Kenneth pun memberikan ruang untuk Eleanor masuk kedalam kamarnya, gadis bertubuh molek itupun berjalan masuk kemudian menaruh apa yang dia bawah diatas meja.
"Ada hal lain yang kau butuhkan?"
"Jangan pernah lagi datang ke kamarku!" kata Kenneth.
"Pak Tua, kau itu kenapa sangat membenciku? Bukankah seharusnya kau menghormati aku sebagai menantimu dan sebagai nyonya didalam rumah ini?"
"Apa katamu?" tanya Kenneth sambil berjalan mendekati Eleanor.
Sontak saja kedua kaki Eleanor langsung melangkah mundur namun Kenneth tetap melangkah maju hingga tubuh Eleanor terjatuh diatas sofa! Dengan sekejap mata tubuh Kenneth berada diatas tubuh Eleanor dengan kedua tangan kekarnya yang menopang dikiri dan kanan tubuh Eleanor agar tidak sampai tubuhnya menyentuh tubuh Eleanor.
"A-apa yang kau lakukan?"
Dari jarak sedekat ini Eleanor dapat menghirup harumnya aroma tubuh Kenneth yang maskulin, ayah mertuanya itu tidak terlihat seperti laki-laki berusia 43 tahun karena dari bentuk tubuhnya yang masih kencang dan sixpack Kenneth jauh terlihat lebih muda dari usianya.
"Kenapa dia wangi sekali?" dalam hati Eleanor.
Satu tangan Kenneth meraih pistol yang selalu dia selipkan dipinggangnya, kemudian ditodongkannya pistol tersebut didahi Eleanor membuat jantung Eleanor seketika berdisko ria jedag jedug tak karuan, seumur hidup baru kali ini ada yang berani menodongkan pistol dikepalanya.
"A-apa yang kau lakukan? Kau mau membunuhku? I-ingat, aku menantumu,"
"Memangnya kenapa jika kau menantuku?" tanya Kenneth.
Laki-laki itu justru terlihat bahagia melihat wajah angkuh Eleanor kini berubah menjadi wajah ketakutan, bahkan dahinya terlihat berkeringat dingin.
"Jangan lakukan itu! A-aku yakin Julian akan sedih jika aku mati, apa kau tega melihat putramu satu-satunya sedih?"
Diangkatnya wajah ketar-ketir Eleanor oleh pistol tersebut hingga membuat bibir merah ranum merekah itu terlihat jelas dihadapan Kenneth.
"Berhentilah bersikap angkuh, dengan mudah aku bisa membun*hmu jika aku mau,"
Ini benar-benar hal gila yang dialami oleh Eleanor, mertuanya sendiri ingin memb*nuhnya. Eleanor pun hampir meneteskan air matanya, melihat Eleanor seperti hendak menangis Kenneth pun memasukkan kembali pistolnya.
Barulah Eleanor bisa bernafas sedikit lega, namun posisi keduanya masih tetap sedekat itu karena tubuh Kenneth masih betah berada diatas tubuh Eleanor. Keduanya sempat bertatapan untuk beberapa saat, hingga kemudian Kenneth mengakhiri itu dengan segera bangkit berdiri.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!